Anda di halaman 1dari 13

BONE FRACTURES

( PATAH TULANG )
Fraktur atau patah tulang adalah retaknya tulang atau terputusnya kontunuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan, biasanya disertai
cidera di jaringan sekitarnya. Fraktur bisa bersifat patahan sebagian atau patahan utuh pada tulang yang disebabkan oleh pukulan langsung atau
pelintiran. Fraktur bisa mengkhawatirkan jika terjadi kerusakan pada lempeng pertumbuhan, yaitu area tulang tempat pertumbuhan terjadi karena
kerusakan pada area ini bisa menyebabkan pertumbuhan yang tidak teratur atau pemendekan pada tulang. Fraktur juga melibatkan jaringan otot,
saraf, dan pembuluh darah di sekitarnya. Pada tulang anak-anak lebih mudah pulih setelah suatu fraktur terjadi dibandingkan tulang orang
dewasa, karena tulang pada anak memiliki lebih banyak pembuluh darah serta lapisan pelindung yang lebih tebal dan kuat yang mengandung
lebih banyak sel-sel pembentuk tulang dari pada tulang dewasa. Fraktur dapat dibagi menjadi :
1. Fraktur tertutup (closed, bila tidak terdapat hubungan antarafragmen tulang dengan dunia luar atau tulang yang patah tidak tampak dari luar.
!. Fraktur terbuka (open"compound, bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan di kulit.
PENGOBATAN
#ujuan dari pengobatan adalah untuk menempatkan ujung-ujung dar patah tulang supaya satu sama lain saling berdekatan dan untuk
menjaga agar mereka tetap menempel sebagai mana mestinya. Proses penyembuhan memelukan waktu minimal $ minggu, tetapi pada usia lanjut
biasanya memerlukan waktu yang lebih lama.
%etelah sembuh, tulang biasanya kuat dan kembali berfungsi. Pada beberapa patah tulang, dilakukan pembidaian untuk membatasi
pergerakan. &engan pengobatan ini biasanya patah tulang selangka (terutama pada anak-anak, tulang bahu, tulang iga, jari kaki dan jari tangan,
akan sembuh sempurna.
Patah tulang lainnya harus benar-benar tidak boleh digerakkan (imobilisasi.
'mobilisasi bisa dilakukan melalui:
1. Pembidaian : benda keras yang ditempatkan di daerah sekeliling tulang.
!. Pemasangan gips : merupakan bahan kuat yang dibungkuskan di sekitar tulang yang patah
(. Penarikan (traksi : menggunakan beban untuk menahan sebuah anggota gerak pada tempatnya. %ekarang sudah jarang digunakan, tetapi dulu
pernah menjadi pengobatan utama untuk patah tulang pinggul.
$. Fiksasi internal : dilakukan pembedahan untuk menempatkan piringan atau batang logam pada pecahan-pecahan tulang. )erupakan pengobatan
terbaik untuk patah tulang pinggul dan patah tulang disertai komplikasi.
'mobilisasi lengan atau tungkai menyebabkan otot menjadi lemah dan menciut, karena itu sebagian besar penderita perlu menjalani
terapi fisik.
#erapi dimulai pada saat imobilisasi dilakukan dan dilanjutkan sampai pembidaian, gips atau traksi telah dilepaskan. Pada tulang tertentu
( terutama patah tulang pinggul , untuk mencapai penyembuhan total, penderita perlu menjalani terapi fisik selama *-+ minggu ayau kadang
lebih lama lagi..
( )oh. ,artono, !--., Pertolongan Pertama, /etakan ,esembilanbelas. P#. 0ramedia Pusaka 1tama. 2akarta
3skep Fraktur dafid 3rifiyanto, !--+
3. Pengertian Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan dari tulang
itu sendiri dan jaringan lunak di sekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap, tidak lengkap. (3rice, 144. : 11+( Patah
tulang adalah terputusnya hubungan normal suatu tulang atau tulang rawan yang disebabkan oleh kekerasan.(5swari, !--- : 1$$
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa. ()ansjoer, !--- : $!
6. Penyebab Penyebab fraktur " patah tulang menurut (7ong, 144* : (*8 adalah :
1. 6enturan dan cedera (jatuh pada kecelakaan
!. Fraktur patologik (kelemahan hilang akibat penyakit kanker, osteophorosis
(. Patah karena letih
$. Patah karena tulang tidak dapat mengabsorbsi energi karena berjalan terlalu jauh.
/. Pathofisiologi"Pathway Fraktur " patah tulang terjadi karena benturan tubuh, jatuh " trauma (long, 144* : (.*. 6aik itu karena trauma
langsung, misalnya : tulang kaki terbentur bumper mobil, karena trauma tidak langsung , misalnya : seseorang yang jatuh dengan telapak tangan
menyangga. 2uga bisa oleh karena trauma akibat tarikan otot misalnya tulang patella dan dekranon, karena otot triseps dan biseps mendadak
berkontraksi. (5swari, !--- : 1$8.
%ewaktu tulang patah pendarahan biasanya terjadi di sekitar tempat patah dan ke dalam jaringan lunak sekitar tulang tersebut, jaringan
lunak juga biasanya mengalami kerusakan. 9eaksi pendarahan biasanya timbul hebat setelah fraktur. %el-sel darah putih dan sel anast
berakumulasi menyebabkan peningkatan aliran darah ke tempat tersebut. Fagositosis dan pembersihan sisa-sisa sel mati dimulai. &i tempat patah
terbentuk fibrin (hematoma fraktur dan berfungsi sebagai jala-jala untuk melekatkan sel-sel baru. 3kti:itas osteoblast terangsang dan terbentuk
tulang baru umatur yang disebut callus. 6ekuan fibrin direabsorbsi dan sel-sel tulang baru mengalami remodelling untuk membentuk tulang
sejati. (/orwin, !--- : !44. 'nsufisiensi pembuluh darah atau penekanan serabut saraf yang berkaitan dengan pembekakan yang tidak ditangani
dapat menurunkan asupan darah ke ekstremitas dan mengakibatkan kerusakan saraf perifer. 6ila tidak terkontrol pembengkakan dapat
mengakibatkan peningkatan tekanan jaringan, oklusi darah total dan berakibat anoksia mengakibatkan rusaknya serabut saraf maupun jaringan
otot. ,omplikasi ini dinamakan syndrom kompartemen. (6runner ; %uddarth, !--! : !!+8.
Pengobatan dari fraktur tertutup bisa konser:atif atau operatif. #heraphy konser:atif meliputi proteksi saja dengan mitella atau bidai.
'mobilisasi dengan pemasangan gips dan dengan traksi. %edangkan operatif terdiri dari reposisi terbuka, fiksasi internal dan reposisi tertutup
dengan kontrol radio logis diikuti fraksasi internal. ()ansjoer, !--- : ($+. Pada pemasangan bidai " gips " traksi maka dilakukan imobilisasi pada
bagian yang patah, imobilisasi dapat menyebabkan berkurangnya kekuatan otot dan densitas tulang agak cepat (Price ; <illsen, 144. : 114!.
Pasien yang harus imobilisasi setelah patah tulang akan menderita komplikasi dari imobilisasi antara lain : adanya rasa tidak enak, iritasi kulit dan
luka yang disebabkan oleh penekanan, hilangnya otot (7ong, 144* : (8+. ,urang perawatan diri dapat terjadi bila sebagian tubuh diimobilisasi,
mengakibatkan berkurangnya kemampuan perawatan diri (/arpenito, 1444 : ($*. Pada reduksi terbuka dan fiksasi interna (5,'F fragme-
fragmen tulang dipertahankan dengan pen, sekrup, pelat, paku. =amun pembedahan meningkatkan kemungkinan terjadi infeksi. Pembedahan itu
sendiri merupakan trauma pada jaringan lunak dan struktur yang seluruhnya tidak mengalami cedera mungkin akan terpotong atau mengalami
kerusakan selama tindakan operasi (Price ; <illson, 144. : 114!. Pembedahan yang dilakukan pada tulang, otot dan sendi dapat mengakibatkan
nyeri yang hebat (6runner ; %uddarth, !--! : !(-$.
&. #rauma 7angsung #ak terdapat hub. dg dunia luar #ertutup Pendarahan lokal dan ,erusakan jar. lunak 9eaksi peradangan hebat %el drh putih
dan sel mart berakumulasi Peningkatan tekanan aliran drh ke tempat tsb Fagositesis ; pembersihan sisa sel mati #erbentuk bekuan Fibrin 2ala
melekat sel-sel 6aru 5steoblast segera terangsang %el tulang baru mengalami remodelling untuk membentuk tulang sejati #rauma tidak langsung
Fraktur #rauma akibat tarikan otot =yeri ,erusakan 'nteritas jaringan #erbuka ,r perlukaan di kulit dan jaringan sekitar #erdapat hubungan dg
dunia luar >dema Peningk. tekanan jaringan, oklisi drh total anoksia serabut saraf ; otot rusak 9esti 'nfe?i #erapi operatif Pembedahan Pen,
sekrup, paku 9esiko infeksi #erapi konser:atif #erapi 6idai gips 'mobilisasi ,ekuatan otot berkuang ,erusakan mobilitas fisik %indrom
,ompartemen Pathway dan )asalah ,eperawatan
&. ,lasifikasi
1. ,lasifikasi patah tulang menurut bentuk patah tulang
a. Fraktura complet, pemisahan komplit dari tulang menjadi dua fragmen
b. Fraktura incomplet, patah sebagian dari tulang tanpa pemisahan
c. %imple atau closed fraktura, tulang patah, kulit utuh
d. Fraktur complikata, tulang yang patah menusuk kulit, tulang terlihat
e. Fraktur tanpa perubahan posisi, tulang patah, posisi pada tempatnya yang normal.
f. Fraktur dengan perubahan posisi, ujung tulang yang patah berjauhan dari tempat patah.
g. /ommunited fraktura, tulang patah menjadi beberapa fragmen.
h. 'mpacted (telescoped fraktura, salah satu ujung tulang yang patah menancap pada yang lainnya.
!. ,lasifikasi )enurut 0aris Patah #ulang
a. 0reenstick, retak pada sebelah sisi dari tulang (sering terjadi pada anak dengan tulang yang lembek
b. #rans:erse, patah menyilang
c. 5bligue, garis patah miring
d. %piral, patah tulang melingkari tulang ( 7ong, 144* @ (.+
&. )anifestasi ,linik dan Pemeriksaan Penunjang )anifestasi ,linis Fraktur adalah nyeri, hilangnya sungsi deformitas, pemendekan ekstremitas
krepitus, pembekakan lokal dan perubahan warna.
1. =yeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai frogmen tulang diimobilisasi spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai
alamiah yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.
!. %etelah terjadi fraktur, bagian-bagian tidak dapat digunakan dan cenderung bergerak secara tidak alamiah (gerakan luar biasa bukannya tetap
menjadi seperti normalnya. Pergeseran fragmen pada faktur lengan atau tungkai menyebabkan defromitas (terlihat maupun teraba ekstremitas
yang bisa diketahui dengan membandingkan dengan ekstremitas normal. >kstremitas tidak dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot
bergantung pada integritas tulang tempat melekatnya otot.
(. Pada fraktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat di atas dan bawah tempat fraktur. Fragmen
sering saling melingkupi satu sama lain sampai !,. sampai . cm.
$. %aat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya fragmen satu dengan lainnya (uji krepitus dapat kerusakan jaringan lunak yang lebih
berat.
.. Pembekakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai akibat trauma dan pendarahan yang mengikuti fraktur. #anda ini bisa baru
terjadi setelah beberapa jam atau hari setelah cedera. ( 6runner dan %uddarth, !--1 : !(.+
Pemeriksaan penunjang dan diagnostik yang sering dilaksanakan pada keadaan patah tulang adalah :
1. Pemerikasaan rontgen, menentukan luasnya fraktur, trauma
!. %can tulang, tomogram, memperlihatkan fraktur juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi jaringan lunak
(. 3rteriogram, dilakukan bila dicurigai ada kerusakan :askuler
$. Aitung darah lengkap
.. At mungkin meningkat (Aemokonsentrasi atau menurun (pendarahan bermakna pada sisi fraktur " organ jauh pada trauma multiple. ,reatmin,
trauma otot meningkat beban creatrain untuk klirens ginjal. ( &oenges, !--- : 8*!
>. Penatalaksanaan #erapi ,onser:atif
1. Proteksi saja )isal mitella untuk fraktur collum chirorgicom homeri dengan kedudukan baik.
!. 'mobilisasi saja tanpa reposisi )isal pemasangan gips pada fraktur incomplete dan fraktur dengan kedudukan baik.
(. 9eposisi tertutup dan fiksasi dengan gips )isal pada fraktur supracondillus, fraktur collest, fraktur smith, reposisi dapat dalam anestesi umum "
lokal.
$. #raksi untuk reposisi secara perlahan Pada anak-anak dipakai traksi kulit. #raksi kulit terbatas untuk $ minggu dengan beban kurang dari . kg.
#erapi 5peratif
9eposisi terbuka, fiksasi interna 9eposisi tertutup dengan kontrol radiologis diikuti fiksasi eksterna terapi operatif dengan reposisi
anatomis diikuti dengan fiksasi interna (open reduction and internal fi?ation, artoplasti eksisional, eksisi fragmen dan pemasangan
endoprostesus. ( )ansjoer, !--- : ($+
F. ,omplikasi
1. &eformitas ekstremitas
!. Perbedaan panjang ekstremitas
(. ,eganjilan pada sendi
$. ,eterbatasan gerak
.. /edera saraf yang menyebabkan mati rasa
*. Perburukan sirkulasi
8. 0anggren
+. ,ontraksi iskemik :olkmann
4. %indrom kompartemen
0. Fokus Pengkajian )enurut &oenges, !--- :8*1,
0ejala-gejala fraktur tergantung pada sisi, beratnya, dan jumlah kerusakan pada struktur lain.
1. 3kti:itas " istirahat #anda : ,eterbatasan " kehilangan fungsi pada bagian yang terkena (mungkin segera, fraktur itu sendiri atau terjadi secara
sekunder dari pembengkakan jaringan, nyeri
!. %irkulasi #anda : Aipertensi (kadang-kadang sebagai respons terhadap nyeri " ansietas atau hipotensi (kehilangan darah, takikardi (respon stress,
hipo:elemia penurunan " tak ada nadi pada bagian distal yang cedera : pengisian kapiler lambat, pucat pada bagian distal yang terkena
pembekakan jaringan atau hematoma pada sisi cedera.
(. =eurosensori 0ejala : Ailang gerakan " sensasi, spasme otot, eksemutan #anda : &eformitas lokal : angutasi abnormal, pemendekan, rotasi,
krepitasi, spasme otot, terlihat kelemahan " hilang fungsi agitasi (mungkin berhubungan dengan nyeri " ansietes atau trauma lain.
$. =yeri " ,enyamanan 0ejala : =yeri berat tiba-tiba pada saat cedera (mungkin terkolalisasi pada area jaringan kerusakan tulang : dapat berkurang
pada imobilisasi @ tak ada nyeri akibat kerusakan saraf. %pasme " kram otot (setelah imobilisasi
.. ,eamanan #anda : 7aserasi kulit, o:ulasi jaringam pendarahan, perubahan warna pembengkakan lokal (dapat meningkat secara bertahap atau
tiba-tiba.
*. Penyuluhan " Pembelajaran 0ejala : 7ingkungan cedera.
A. Fokus 'nter:ensi
1. =yeri ikut berhubungan dengan fraktur (6runner ; %uddarth, !--! @ !(*( 'nter:ensi :
a. Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring gips, pembebat, traksi.
b. 9inggikan dan dukung ekstremitas yang terkena
c. Aindari menggunakan sprei " bantal plastik di bawah ekstremitas dalm gips.
d. >:aluasi keluhan nyeri, perhatikan lokasi karakteristik, intensitas (--1-
e. &orong pasien untuk mendiskusikan masalah sampai dengan cedera.
f. &orong menggunakan teknik managemen stress " nyeri
g. 6erikan alternatif tindakan kenyamanan : pijatan, alih baring
h. ,olaborasi - 6eri obat sesuai indikasi - 7akukan kompres dingin " es !$ B !+ jam pertama sesuai keperluan
9asional
a )enghilangkan nyeri dan mencegah kesalahan posisi tulang " tegangan jaringan yang cedera
b )eningkatkan aliran balik :ena menurunkan edema, menurunkan nyeri
c &apat meningkatkan ketidaknyamanan karena peningkatan produksi panas dalam gips yang kering
d )eningkatkan keefektifan inte:ensi, tingkat ansietas dapat mempengaruhi persepsi" reaksi terhadap nyeri.
e )embantu menghilangkan astetas
f )eningkatkan kemampuan keping dalam manajemen nyeri
g )eningkatkan sirkulasi umum, menurunkan area tekanan lokal dan kelelahan otot
h &iberikan untuk menurunkan nyeri " spasme otot )enurun edema, pembentukan hematoom dan mengurangi sensi nyeri.
!. ,erusakana mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan otot 'nter:ensi :
a. ,aji derajat mobilitas yang dihasilkan oleh cedera
b. 'nstruksikan ps untuk " bantu dalam rentang gerak pasien " aktif pada ekstremitas yang sakit dan yang tidak sakit.
c. &orong penggunaan latihan isometrik mulai dengan tungkai yang tersakit
d. #empatkan dalam posisi terlentang secara periodik
e. 6antu " dorong perawatan diri " kebersihan (mandi keramas
f. &orong peningkatan masukan sampai !--- B (--- mliter " hr termasuk air asam, jus.
9asional :
a Pasien mungkin dibatasi oleh pandangan diri " persepsi diri tentang keterbatasan fisik aktual
b )eningkatkan aliran darah ke otot dan tulang untuk meningkatkan tunas otot, mempertahankan gerak sendi, mencegah
kontraktur " afroji
c ,ontraksi otot isometrik tanpa menekuk sendi " menggerakkan tungkai dan membantu mempertahankan kekuatan dengan
masa otot
d )enurunkan resiko kontraktur heksi pangul
e )eningkatkan kekuatan otot dan sirkulasi, perawatan diri langsung
f )empertahankan hidrasi tubuh menurunkan resiko infe?i urinarius, pembentukan batu dan konstipasi.
(. ,erusakan 'ntegritas 2aringan berhubungan dengan fraktur terbuka 'nter:ensi :
a. ,aji kulit untuk luka terbuka, benda asing, kemerahan, pendarahan, perubahan warna
b. )assase kulit dan penonjolan tulang pertahankan tempat tidur kering dan bebas kerutan
c. 1bah posisi dengan sering
d. #raksi tulang dan perawatan kulit.
9asional :
a )emberikan informasi tentang sirkulasi kulit dan mungkin masalah yang mungkin disebabkan oleh alat " pemasangan gips, edema
b )enurukan tekanan pada area yang peka dan resiko kerusakan kulit
c )engurangi tekanan konstan pada area yang sama dan meminimal
d )encegah cedera pada bagian tubuh lain.
$. 9esiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan 'nter:ensi :
a. 'nspeksi kulit untuk adanya iritasi " robekan kontinuitas
b. ,aji sisi pen " kulit perhatikan keluhan peningkatan nyeri
c. 6erikan perawatan pen " kawat steril
d. 5bser:asi luka untuk pembentukan buta, krepitasi, bau drainase yang tidak enak
e. ,aji tonus otot, reflek tendon dalam dan kemampuan berbicara
f. %elidiki nyeri tiba-tiba " keterbatasan gerakan dengan edema lokal
g. 6erikan obat sesuai indikasi
9asional
a Pen " kawat tidak harus dimasukkan melalui kulit yang terinfeksi kemerahan abrasi
b &apat mengindentifikasi timbulnya infeksi lokal
c &apat mencegah kontaminasi silang dan kemungkinan infeksi
d )enghindari infeksi
e ,ekuatan otot, spasme tonik rahang, mengindikasi tetanus
f &apat mengindikasikan adanya osteomrelitis. ( &oenges, !---
Fraktur Coles
Fraktur radius distal adalah salah satu dari macam fraktur yang biasa terjadi pada pergelangan tangan. 1mumnya terjadi karena jatuh
dalam keadaan tangan menumpu dan biasanya terjadi pada anak-anak dan lanjut usia. 6ila seseorang jatuh dengan tangan yang menjulur, tangan
akan tiba-tiba menjadi kaku, dan kemudian menyebabkan tangan memutar dan menekan lengan bawah. 2enis luka yang terjadi akibat keadaan ini
tergantung usia penderita. Pada anak-anak dan lanjut usia, akan menyebabkan fraktur tulang radius.
Fraktur radius distal merupakan 1. C dari seluruh kejadian fraktur pada dewasa. 3braham /olles adalah orang yang pertama kali
mendeskripsikan fraktur radius distalis pada tahun 1+1$ dan sekarang dikenal dengan nama fraktur /olles. (3rmis, !---. 'ni adalah fraktur yang
paling sering ditemukan pada manula, insidensinya yang tinggi berhubungan dengan permulaan osteoporosis pasca menopause. ,arena itu pasien
biasanya wanita yang memiliki riwayat jatuh pada tangan yang terentang. (3pley ; %olomon,144.
6iasanya penderita jatuh terpeleset sedang tangan berusaha menahan badan dalam posisi terbuka dan pronasi. 0aya akan diteruskan ke
daerah metafisis radius distal yang akan menyebabkan patah radius 1"( distal di mana garis patah berjarak ! cm dari permukaan persendian
pergelangan tangan. Fragmen bagian distal radius terjadi dislokasi ke arah dorsal, radial dan supinasi. 0erakan ke arah radial sering menyebabkan
fraktur a:ulsi dari prosesus styloideus ulna, sedangkan dislokasi bagian distal ke dorsal dan gerakan ke arah radial menyebabkan subluksasi sendi
radioulnar distal (9eksoprodjo, 144.
)omok cedera tungkai atas adalah kekakuan, terutama bahu tetapi kadang-kadang siku atau tangan. &ua hal yang harus terus menerus
diingat :
a. pada pasien manula, terbaik untuk tidak mempedulikan fraktur tetapi berkonsentrasi pada pengembalian gerakan@
b. apapun jenis cedera itu, dan bagaimanapun cara terapinya, jari harus mendapatkan latihan sejak awal. (3pley ; %olomon, 144.
)elihat masih cukup tingginya angka kejadian fraktur /olles maka perlu diketahui insidensi fraktur /olles di 9%1& %aras Ausada Purworejo,
agar dapat dilakukan perawatan dan penanganan secara intensif pada tiap-tiap kasusnya.
3. &efinisi
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan"atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa.
(%jamsuhidayat ; de 2ong, 144+. /edera yang digambarkan oleh 3braham /olles pada tahun 1+1$ adalah fraktur melintang pada radius tepat di
atas pergelangan tangan, dengan pergeseran dorsal fragmen distal. (3pley ; %olomon, 144.
6.3natomi dan ,inesiologi
9adius bagian distal bersendi dengan tulang karpus yaitu tulang lunatum dan na:ikulare ke arah distal, dan dengan tulang ulna bagian distal ke
arah medial. 6agian distal sendi radiokarpal diperkuat dengan simpai di sebelah :olar dan dorsal, dan ligament radiokarpal kolateral ulnar dan
radial. 3ntara radius dan ulna selain terdapat ligament dan simpai yang memperkuat hubungan tersebut, terdapat pula diskus artikularis, yang
melekat dengan semacam meniskus yang berbentuk segitiga, yang melekat pada ligamen kolateral ulna. 7igamen kolateral ulna bersama dengan
meniskus homolognya dan diskus artikularis bersama ligament radioulnar dorsal dan :olar, yang kesemuanya menghubungkan radius dan ulna,
disebut kompleks rawan fibroid triangularis (#F// D triangular fibro cartilage comple? (%jamsuhidayat ; de 2ong, 144+
0erakan sendi radiokarpal adalah fleksi dan ekstensi pergelangan tangan serta gerakan de:iasi radius dan ulna. 0erakan fleksi dan
ekstensi dapat mencapai 4- derajat oleh karena adanya dua sendi yang bergerak yaitu sendi radiolunatum dan sendi lunatum-kapitatum dan sendi
lain di korpus. 0erakan pada sendi radioulnar distal adalah gerak rotasi. (%jamsuhidayat ; de 2ong, 144+
0ambar 1a. %udut normal sendi radiokarpal di bagian :entral (tampak lateral
0ambar 1b. %udut normal yang dibentuk oleh ulna terhadap sendi radiokarpal
%endi radiokarpal normalnya memiliki sudut 1 - !( derajat pada bagian palmar (:entral seperti diperlihatkan pada gambar 1a. Fraktur
yang melibatkan angulasi :entral umumnya berhasil baik dalam fungsi, tidak seperti fraktur yang melibatkan angulasi dorsal sendi radiokarpal
yang pemulihan fungsinya tidak begitu baik bila reduksinya tidak sempurna. 0ambar 1b memperlihatkan sudut normal yang dibentuk tulang ulna
terhadap sendi radiokarpal, yaitu 1. - (- derajat. >:aluasi terhadap angulasi penting dalam perawatan fraktur lengan bawah bagian distal, karena
kegagalan atau reduksi inkomplit yang tidak memperhitungkan angulasi akan menyebabkan hambatan pada gerakan tangan oleh ulna. (%imon ;
,oenigsknecht, 14+8
/. Patofisiologi
#rauma yang menyebabkan fraktur di daerah pergelangan tangan biasanya merupakan trauma langsung, yaitu jatuh pada permukaan tangan
sebelah :olar atau dorsal. 2atuh pada permukaan tangan sebelah :olar menyebabkan dislokasi fragmen fraktur sebelah distal ke arah dorsal.
&islokasi ini menyebabkan bentuk lengan bawah dan tangan bila dilihat dari samping menyerupai garpu. (%jamsuhidayat ; de 2ong, 144+
6enturan mengena di sepanjang lengan bawah dengan posisi pergelangan tangan berekstensi. #ulang mengalami fraktur pada sambungan
kortikokanselosa dan fragmen distal remuk ke dalam ekstensi dan pergeseran dorsal. (3pley ; %olomon, 144. 0aris fraktur berada kira-kira (
cm proksimal prosesus styloideus radii. Posisi fragmen distal miring ke dorsal, o:erlapping dan bergeser ke radial, sehingga secara klasik
digambarkan seperti garpu terbalik (dinner fork deformity. (3rmis, !---
&. ,lasifikasi
3da banyak sistem klasifikasi yang digunakan pada fraktur ekstensi dari radius distal. =amun yang paling sering digunakan adalah sistem
klasifikasi oleh Frykman. 6erdasarkan sistem ini maka fraktur /olles dibedakan menjadi $ tipe berikut : (%imon ; ,oenigsknecht, 14+8
#ipe '3 : Fraktur radius ekstra artikuler
#ipe '6 : Fraktur radius dan ulna ekstra artikuler
#ipe ''3 : Fraktur radius distal yang mengenai sendi radiokarpal
#ipe ''6 : Fraktur radius distal dan ulna yang mengenai sendi radiokarpal
#ipe '''3 : Fraktur radius distal yang mengenai sendi radioulnar
#ipe '''6 : Fraktur radius distal dan ulna yang mengenai sendi radioulnar
#ipe 'E3 : Fraktur radius distal yang mengenai sendi radiokarpal dan sendi radioulnar
#ipe 'E6 : Fraktur radius distal dan ulna yang mengenai sendi radiokarpal dan sendi radioulnar
>. #rauma",elainan yang 6erhubungan
Fraktur ekstensi radius distal sering terjadi berbarengan dengan trauma atau luka yang berhubungan, antara lain : (%imon ; ,oenigsknecht, 14+8
1.
Fraktur prosesus styloideus (*- C
!. Fraktur collum ulna
(. Fraktur carpal
$. %ubluksasi radioulnar distal
.. 9uptur tendon fleksor
*. 9uptur ner:us medianus dan ulnaris
F. )anifestasi ,linis
,ita dapat mengenali fraktur ini (seperti halnya /olles jauh sebelum radiografi diciptakan dengan sebutan deformitas garpu makan
malam, dengan penonjolan punggung pergelangan tangan dan depresi di depan. Pada pasien dengan sedikit deformitas mungkin hanya terdapat
nyeri tekan lokal dan nyeri bila pergelangan tangan digerakkan. (3pley ; %olomon, 144. %elain itu juga didapatkan kekakuan, gerakan yang
bebas terbatas, dan pembengkakan di daerah yang terkena.
0ambar (. &inner fork deformity
0. &iagnosis
&iagnosis fraktur dengan fragmen terdislokasi tidak menimbulkan kesulitan. %ecara klinis dengan mudah dapat dibuat diagnosis patah tulang
/olles. 6ila fraktur terjadi tanpa dislokasi fragmen patahannya, diagnosis klinis dibuat berdasarkan tanda klinis patah tulang. (%jamsuhidayat ;
de 2ong, 144+
Pemeriksaan radiologik juga diperlukan untuk mengetahui derajat remuknya fraktur kominutif dan mengetahui letak persis patahannya
(%jamsuhidayat ; de 2ong, 144+. Pada gambaran radiologis dapat diklasifikasikan stabil dan instabil. %tabil bila hanya terjadi satu garis patahan,
sedangkan instabil bila patahnya kominutif. Pada keadaan tipe tersebut periosteum bagian dorsal dari radius 1"( distal tetap utuh. (9eksoprodjo,
144..
#erdapat fraktur radius melintang pada sambungan kortikokanselosa, dan prosesus stiloideus ulnar sering putus. Fragmen radius
(1 bergeser dan miring ke belakang,
(! bergeser dan miring ke radial, dan
(( terimpaksi. ,adang-kadang fragmen distal mengalami peremukan dan kominutif yang hebat (3pley ; %olomon, 144.
0ambar $. (a deformitas garpu makan malam
(b fraktur tidak masuk dalam sendi pergelangan tangan
(c Pergeseran ke belakang dan ke radial
Proyeksi 3P dan lateral biasanya sudah cukup untuk memperlihatkan fragmen fraktur. &alam e:aluasi fraktur, beberapa pertanyaan berikut
perlu dijawab:
a.
3dakah fraktur ini juga menyebabkan fraktur pada prosesus styloideus ulna atau pada collum ulna F
b. 3pakah melibatkan sendi radioulnar F
c. 3pakah melibatkan sendi radiokarpal F
Proyeksi lateral perlu die:aluasi untuk konfirmasi adanya subluksasi radioulnar distal. %elain itu, e:aluasi sudut radiokarpal dan sudut radioulnar
juga diperlukan untuk memastikan perbaikan fungsi telah lengkap. (%imon ; ,oenigsknecht, 14+8
A. Penatalaksanaan
1. Fraktur tak bergeser (atau hanya sedikit sekali bergeser, fraktur dibebat dalam slab gips yang dibalutkan sekitar dorsum lengan bawah
dan pergelangan tangan dan dibalut kuat dalam posisinya.
!. Fraktur yang bergeser harus direduksi di bawah anestesi. #angan dipegang dengan erat dan traksi diterapkan di sepanjang tulang itu
(kadang-kadang dengan ekstensi pergelangan tangan untuk melepaskan fragmen@ fragmen distal kemudian didorong ke tempatnya
dengan menekan kuat-kuat pada dorsum sambil memanipulasi pergelangan tangan ke dalam fleksi, de:iasi ulnar dan pronasi. Posisi
kemudian diperiksa dengan sinar G. ,alau posisi memuaskan, dipasang slab gips dorsal, membentang dari tepat di bawah siku sampai
leher metakarpal dan !"( keliling dari pergelangan tangan itu. %lab ini dipertahankan pada posisinya dengan pembalut kain krep.
Posisi de:iasi ulnar yang ekstrim harus dihindari@ cukup !- derajat saja pada tiap arah.
0ambar .. 9eduksi : (a pelepasan impaksi
(b pronasi dan pergeseran ke depan
(c de:iasi ulnar Pembebatan
(d penggunaan sarung tangan
(e slab gips yang basah
(f slab yang dibalutkan dan reduksi dipertahankan hingga gips mengeras
7engan tetap ditinggikan selama satu atau dua hari lagi@ latihan bahu dan jari segera dimulai setelah pasien sadar.
,alau jari-jari membengkak, mengalami sianosis atau nyeri, harus tidak ada keragu-raguan untuk membuka pembalut.
%etelah 8-1- hari dilakukan pengambilan sinar G yang baru@ pergeseran ulang sering terjadi dan biasanya diterapi dengan reduksi ulang@
sayangnya, sekalipun manipulasi berhasil, pergeseran ulang sering terjadi lagi.
Fraktur menyatu dalam * minggu dan, sekalipun tak ada bukti penyatuan secara radiologi, slab dapat dilepas dengan aman dan diganti dengan
pembalut kain krep sementara.
0ambar *. (a Film pasca reduksi
(b gerakan-gerakan yang perlu dipraktekkan oleh pasien secara teratur
- Fraktur kominutif berat dan tak stabil tidak mungkin dipertahankan dengan gips@ untuk keadaan ini sebaiknya dilakukan fiksasi luar, dengan pen
proksimal yang mentransfiksi radius dan pen distal, sebaiknya mentransfiksi dasar-dasar metakarpal kedua dan sepertiga. (3pley ; %olomon,
144.
Fraktur /olles, meskipun telah dirawat dengan baik, seringnya tetap menyebabkan komplikasi jangka panjang. ,arena itulah hanya fraktur /olles
tipe '3 atau '6 dan tipe ''3 yang boleh ditangani oleh dokter '0&. %elebihnya harus dirujuk sebagai kasus darurat dan diserahkan pada ahli
orthopedik. &alam perawatannya, ada ( hal prinsip yang perlu diketahui, sebagai berikut :
H #angan bagian ekstensor memiliki tendensi untuk menyebabkan tarikan dorsal sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran fragmen
H 3ngulasi normal sendi radiokarpal ber:ariasi mulai dari 1 sampai !( derajat di sebelah palmar, sedangkan angulasi dorsal tidak
H 3ngulasi normal sendi radioulnar adalah 1. sampai (- derajat. %udut ini dapat dengan mudah dicapai, tapi sulit dipertahankan untuk waktu yang
lama sampai terjadi proses penyembuhan kecuali difiksasi
6ila kondisi ini tidak dapat segera dihadapkan pada ahli orthopedik, maka beberapa hal berikut dapat dilakukan :
a. 7akukan tindakan di bawah anestesi regional
b. 9eduksi dengan traksi manipulasi. 2ari-jari ditempatkan pada /hinese finger traps dan siku diele:asi sebanyak 4- derajat dalam
keadaan fleksi. 6eban seberat +-1- pon digantungkan pada siku selama .-1- menit atau sampai fragmen disimpaksi.
c. ,emudian lakukan penekanan fragmen distal pada sisi :olar dengan menggunakan ibu jari, dan sisi dorsal tekanan pada segmen
proksimal menggunakan jari-jari lainnya. 6ila posisi yang benar telah didapatkan, maka beban dapat diturunkan.
d. 7engan bawah sebaiknya diimobilisasi dalam posisi supinasi atau midposisi terhadap pergelangan tangan sebanyak 1. derajat fleksi
dan !- derajat de:iasi ulna.
e. 7engan bawah sebaiknya dibalut dengan selapis <ebril diikuti dengan pemasangan anteroposterior long arms splint
f. 7akukan pemeriksaan radiologik pasca reduksi untuk memastikan bahwa telah tercapai posisi yang benar, dan juga pemeriksaan pada
saraf medianusnya
g. %etelah reduksi, tangan harus tetap dalam keadaan terangkat selama 8! jam untuk mengurangi bengkak. 7atihan gerak pada jari-jari
dan bahu sebaiknya dilakukan sedini mungkin dan pemeriksaan radiologik pada hari ketiga dan dua minggu pasca trauma.
'mmobilisasi fraktur yang tak bergeser selama $-* minggu, sedangkan untuk fraktur yang bergeser membutuhkan waktu *-1! minggu.
0ambar 8. 9eduksi pada fraktur /olles
'.,omplikasi &ini
%irkulasi darah pada jari harus diperiksa@ pembalut yang menahan slab perlu dibuka atau dilonggarkan. /edera saraf jarang terjadi, dan yang
mengherankan tekanan saraf medianus pada saluran karpal pun jarang terjadi. ,alau hal ini terjadi, ligament karpal yang melintang harus dibelah
sehingga tekanan saluran dalam karpal berkurang.
&istrofi refleks simpatetik mungkin amat sering ditemukan, tetapi untungnya ini jarang berkembang lengkap menjadi keadaan atrofi
%udeck. )ungkin terdapat pembengkakan dan nyeri tekan pada sendi-sendi jari, waspadalah jangan sampai melalaikan latihan setiap hari. Pada
sekitar . C kasus, pada saat gips dilepas tangan akan kaku dan nyeri serta terdapat tanda-tanda ketidakstabilan :asomotor. %inar G
memperlihatkan osteoporosis dan terdapat peningkatan akti:itas pada scan tulang
7anjut
)alunion sering ditemukan, baik karena reduksi tidak lengkap atau karena pergeseran dalam gips yang terlewatkan. Penampilannya buruk,
kelemahan dan hilangnya rotasi dapat bersifat menetap. Pada umumnya terapi tidak diperlukan. 6ila ketidakmampuan hebat dan pasiennya relatif
lebih muda, !,. cm bagian bawah ulna dapat dieksisi untuk memulihkan rotasi, dan deformitas radius dikoreksi dengan osteotomi. Penyatuan
lambat dan non-union pada radius tidak terjadi, tetapi prosesus styloideus ulnar sering hanya diikat dengan jaringan fibrosa saja dan tetap
mengalami nyeri dan nyeri tekan selama beberapa bulan.
,ekakuan pada bahu, karena kelalaian, adalah komplikasi yang sering ditemukan. ,ekakuan pergelangan tangan dapat terjadi akibat
pembebatan yang lama. 3trofi %udeck , kalau tidak diatasi, dapat mengakibatkan kekakuan dan pengecilan tangan dengan perubahan trofik yang
berat.
9uptur tendon (pada ekstensor polisis longus biasanya terjadi beberapa minggu setelah terjadi fraktur radius bagian bawah yang
tampaknya sepele dan tidak bergeser. Pasien harus diperingatkan akan kemungkinan itu dan diberitahu bahwa terapi operasi dapat dilakukan.
(3pley ; %olomon, 144.
BAB I
PENDAHULUAN
Fraktur adalah rusaknya dan terputusnya kontinuitas tulang. Fraktur merupakan salah satu masalah kegawatdaruratan yang harus segera
ditangani. 6erbagai musibah bencana alam yang terjadi di 'ndonesia menuntut kita untuk belajar dan mencari tahu lebih dalam tentang
penanganan medis bagi para korban.
%alah satu masalah yang sering dialami para korban adalah kasus patah tulang, selain luka-luka tentunya. =amun keterbatasan pengetahuan
tentang bagaimana menolong korban patah tulang, membuat kita hanya bisa terdiam karena tidak tahu apa yang harus dilakukan. &isaat seperti
itu, menunggu datangnya pertolongan dokter bukanlah hal yang bijak karena ada banyak hal yang terjadi (yang mungkin akan memperburuk
kondisi si korban karena tidak segera ditolong.
)asalah-masalah fraktur yang banyak terjadi antara lain adalah fraktur pada kaki dan tangan. )isalnya, pada bagian femur dan distal tangan.
BAB II
PEMBAHASAN
3. &>F'='%'
#erdapat beberapa pengertian mengenai fraktur, sebagaimana yang dikemukakan para ahli melalui berbagai literature. )enurut F,1' (!---,
fraktur adalah rusaknya dan terputusnya kontinuitas tulang, sedangkan menurut 6oenges, )>., )oorhouse, )F dan 0eissler, 3/ (!--- fraktur
adalah pemisahan atau patahnya tulang. 6ack dan )arassarin (144( berpendapat bahwa fraktur adalah terpisahnya kontinuitas tulang normal
yang terjadi karena tekanan pada tulang yang berlebihan.
6. >#'5750'
7ewis (!--- berpendapat bahwa tulang bersifat relatif rapuh namun mempunyai cukup kekuatan dan gaya pegas untuk menahan tekanan.
Fraktur dapat diakibatkan oleh beberapa hal yaitu:
1. Fraktur akibat peristiwa trauma. %ebagisan fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba berlebihan yang dapat berupa pemukulan,
penghancuran, perubahan pemuntiran atau penarikan. 6ila tekanan kekuatan langsung tulang dapat patah pada tempat yang terkena
dan jaringan lunak juga pasti akan ikut rusak. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur lunak juga pasti akan ikut rusak. Pemukulan
biasanya menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit diatasnya. Penghancuran kemungkinan akan menyebabkan fraktur
komunitif disertai kerusakan jaringan lunak yang luas.
!. Fraktur akibat peristiwa kelelahan atau tekanan. 9etak dapat terjadi pada tulang seperti halnya pada logam dan benda lain akibat
tekanan berulang-ulang. ,eadaan ini paling sering dikemukakan pada tibia, fibula atau matatarsal terutama pada atlet, penari atau
calon tentara yang berjalan baris-berbaris dalam jarak jauh.
(. Fraktur patologik karena kelemahan pada tulang. Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang tersebut lunak (misalnya
oleh tumor atau tulang-tulang tersebut sangat rapuh.
>tiologi berdasarkan jenis masing-masing fraktur:
1. Fraktur pada kaki
Aampir setiap tulang di kaki dapat mengalami patah tulang (fraktur. 6anyak diantara patah tulang ini yang tidak membutuhkan
pembedahan, sedangkan yang lainnya harus diperbaiki melalui pembedahan untuk mencegah kerusakan yang menetap. &i daerah diatas tulang
yang patah biasanya membengkak dan nyeri. Pembengkakan dan nyeri bisa menjalar ke luar daerah patah tulang jika jaringan lunaknya
mengalami memar. Patah tulang di dalam dan di sekitar pergelangan kaki paling sering terjadi jika pergelangan kaki berputar ke dalam sehingga
kaki terputar ke luar atau pergelangan kaki berputar ke luar. =yeri, pembengkakan dan perdarahan cenderung terjadi.
Fraktur ini bisa berakibat serius jika tidak ditangani dengan baik. semua fraktur pergelangan kaki harus digips. 1ntuk patah tulang pergelangan
kaki yang berat, dimana tulang terpisah jauh atau salah menempel, mungkin perlu dilakukan pembedahan.
Fraktur tulang metatarsal (tulang pertengahan kaki sering terjadi. Penyebab yang paling sering adalah terlalu banyak berjalan atau
penggunaan berlebihan yang menyebabkan tekanan tidak langsung. penyebab lainnya adalah benturan hebat yang terjadi secara mendadak. 1ntuk
memungkinkan penyembuhan tulang, maka dilakukan imobilisasi dengan sepatu bertelapak keras. 2ika tulang terpisah sangat jauh, mungkin
diperlukan pembedahan untuk meluruskan pecahan-pecahan tulang yang patah.
#ulang sesamoid (! tulang bulat kecil yang terletak di ujung bawah tulang metatarsal ibu jari kaki juga bisa mengalami patah tulang.
fraktur tulang sesamoid bisa disebabkan oleh berlari, berjalan jauh dan olah raga (misalnya basket dan tenis. )enggunakan bantalan atau
penyangga sepatu khusus bisa mengurangi nyeri. 2ika nyeri berkelanjutan, mungkin tulang sesamoid harus diangkat melalui pembedahan.
/edera pada jari kaki (terutama jari-jari yang kecil sering terjadi, apalagi jika berjalan tanpa alas kaki. Fraktur simplek pada keempat
jari kaki yang kecil akan sembuh tanpa perlu memasang gips. &ilakukan pembidaian jari kaki dengan pita atau :elcro selama $-* minggu.
)enggunakan sepatu beralas keras atau yang berukuran agak besar bisa membantu mengurangi nyeri. 6iasanya fraktur pada ibu jari kaki (hallu?
cenderung lebih berat, dan menyebabkan nyeri yang lebih hebat, pembengkakan dan perdarahan dibawah kulit.
Patah tulang hallu? bisa terjadi karena kaki menendang sesuatu atau karena sebuah benda yang berat jatuh diatasnya. Perlu dilakukan
pembedahan untuk memperbaiki patah tulang hallu?.
Fraktur patella pe?tra merupakan suatu gangguan integritas tulang yang ditandai dengan rusaknya atau terputusnya kontinuitas
jaringan tulang dikarenakan tekanan yang berlebihan yang terjadi pada tempurung lutut pada kaki kanan.
6atang femur dapat mengalami fraktur oleh trauma langsung, puntiran (twisting, atau pukulan pada bagian depan lutut yang berada
dalam posisi fleksi pada kecelakaan jalan raya. Femur merupakan tulang terbesar dalam tubuh dan batang femur pada orang dewasa sangat kuat.
&engan demikian, trauma langsung yang keras, seperti yang dapat dialami pada kecelakaan automobil, diperlukan untuk menimbulkan fraktur
batang femur. Perdarahan interna yang masif dapat menimbulkan renjatan berat. Penatalaksanaan fraktur ini mengalami banyak perubahan dalam
waktu 1- tahun terakhir ini. #raksi dan spica casting atau cast bracing, meskipun merupakan penatalaksanaan non-in:asif pilihan untuk anak-
anak, mempunyai kerugian dalam hal memerlukan masa berbaring dan rehabilitasi yang lama. 5leh karena itu, penatalaksanaan ini tidak banyak
digunakan pada orang dewasa.
!. Fraktur pada tangan
,ejadian fraktur /olles cukup tinggi, tetapi sampai sekarang masih banyak perbedaan mengenai klasifikasi, cara reposisi, metoda
fiksasi, faktor yang mempengaruhi hasil akhir serta prognosis (,reder dkk, 144*. Aasil yang baik dapat dicapai dengan diagnosa yang tepat,
reposisi yang akurat, fiksasi yang adekuat serta rehabilitasi yang memadai. 9eposisi tertutup biasanya tidak sulit, tetapi sulit untuk
mempertahankan hasil reposisi, terutama pada fraktur kominutif (7inden dkk,14+1@ )anjas, 144*. %elama ini metoda fiksasi yang banyak dianut
adalah dengan gips sirkuler -, lengan bawah panjang sampai di atas siku dengan posisi siku fleksi 4- pronasi, pergelangan tangan fleksi dan
de:iasi ulna seperti yang dianjurkan oleh %alter atau <alstrom yang dikenal dengan I/otton 7oaderI (%alter, 14+$.
%ejak jaman Aipocrates sampai awal abad 14, fraktur distal radius masih disalah artikan sebagai dislokasi dari npergelangan tangan.
3braham /olles (18!. B 1+$( pada tahun 1+1$ mempublikasikan sebuah artikel yang berjudul J5n the fracture of the carpal e?tremity of the
radiusK. %ejak saat itu fraktur jenis ini diberi nama sebagai fraktur /olles sesuai dengan nama 3braham /olles (3ppley,144.@ %alter,14+$.
Fraktur /ollesK adalah fraktur yang terjadi pada tulang radius bagian distal yang berjarak 1,. inchi dari permukaan sendi radiocarpal
dengan deformitas ke posterior, yang biasanya terjadi pada umur di atas $.-.- tahun dengan tulangnya sudah osteoporosis. ,alau ditemukan pada
usia muda disebut fraktur tipe /ollesK (3ppley, 144.@ 2upiter, 1441@ %alter, 14+$.
6agian antebrakhii distal sering disebut pergelangan tangan, batas atasnya kira-kira 1,. B ! inchi distal radius. Pada tempat ini ditemui
bagian tulang distal radius yang relatif lemah karena tempat persambungan antara tulang kortikal dan tulang spongiosa dekat sendi. &orsal radius
bentuknya cembung dengan permukaan beralur-alur untuk tempat lewatnya tendon ekstensor. 6agian :olarnya cekung dan ditutupi oleh otot
pronator Luadratus. %isi lateral radius distal memanjang ke bawah membentuk prosesus styloideus radius dengan posisi yang lebih rendah dari
prosesus styloideus ulna. 6agian ini merupakan tempat insersi otot brakhioradialis (3ppley, 144.@ 6rumfeeld et al, 14+$@ %alter, 14+$.
Pada antebrakhii distal ini ditemui ! sendi yaitu sendi radioulna distal dan sendi radiocarpalia. ,apsul sendi radioulna dan
radiocarpalia melekat pada batas permukaan sendi. ,apsul ini tipis dan lemah tapi diperkuat oleh beberapa ligamen antara lain :
a. 7igamentum /arpeum :olare (yang paling kuat.
b. 7igamentum /arpaeum dorsale.
c. 7igamentum /arpal dorsale dan :olare.
d. 7igamentum /ollateral.
/. P3#5F'%'5750'
)enurut 6lack dan )atassarin (144( serta Patrick dan <oods (14+4. ,etika patah tulang, akan terjadi kerusakan di korteks, pembuluh darah,
sumsum tulang dan jaringan lunak. 3kibat dari hal tersebut adalah terjadi perdarahan, kerusakan tulang dan jaringan sekitarnya. ,eadaan ini
menimbulkan hematom pada kanal medulla antara tepi tulang dibawah periostium dengan jaringan tulang yang mengatasi fraktur. #erjadinya
respon inflamasi akibat sirkulasi jaringan nekrotik adalah ditandai dengan :asodilatasi dari plasma dan leukosit. ,etika terjadi kerusakan tulang,
tubuh mulai melakukan proses penyembuhan untuk memperbaiki cidera, tahap ini menunjukkan tahap awal penyembuhan tulang. Aematom yang
terbentuk bisa menyebabkan peningkatan tekanan dalam sumsum tulang yang kemudian merangsang pembebasan lemak dan gumpalan lemak
tersebut masuk kedalam pembuluh darah yang mensuplai organ-organ yang lain. Aematom menyebabkn dilatasi kapiler di otot, sehingga
meningkatkan tekanan kapiler, kemudian menstimulasi histamin pada otot yang iskhemik dan menyebabkan protein plasma hilang dan masuk ke
interstitial. Aal ini menyebabkan terjadinya edema. >dema yang terbentuk akan menekan ujung syaraf, yang bila berlangsung lama bisa
menyebabkan syndroma comportement.
6enturan pada tulang
&iskontinuitas tulang
0anggguan integritas =yeri hebat hilangnya fungsi pada
2aringan bagian yang cedera
Fraktur tertutup Fraktur terbuka =yeri 'mmobilisasi
>dema #romboplebitis Perdarahan 'ntoleransi33ktifitas
0gn 6odi 3terosklerosis - ,ekurangan Eol. &efisit Perawatan &iri
'mage /airan
0gn Easkular - 9esiko 'nfeksi
0gn 'ntegritas ,ulit
&. ,73%'F',3%' F93,#19
6erikut ini terdapat beberapa klasifikasi fraktur sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli:
1. )enurut &epkes 9' (144., berdasarkan luas dan garis traktur meliputi:
a. Fraktur komplit, adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang yang luas sehingga tulang terbagi menjadi dua bagian dan garis
patahnya menyeberang dari satu sisi ke sisi lain serta mengenai seluruh kerteks.
b. Fraktur inkomplit, adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang dengan garis patah tidak menyeberang, sehingga tidak mengenai
korteks (masih ada korteks yang utuh.
!. )enurut 6lack dan )atassarin (144( yaitu fraktur berdasarkan hubungan dengan dunia luar, meliputi:
1. Fraktur tertutup yaitu fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh, tulang tidak menonjol malalui kulit.
!. Fraktur terbuka yaitu fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya hubungan dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka
potensial terjadi infeksi.Fraktur terbuka dibagi menjadi ( grade yaitu:
a. 0rade ' : 9obekan kulit dengan kerusakan kulit otot
b. 0rade '' : %eperti grade ' dengan memar kulit dan otot
c. 0rade ''' : 7uka sebesar *-+ cm dengan kerusakan pembuluh darah, syaraf otot dan kulit.
(. 7ong (144* membagi fraktur berdasarkan garis patah tulang, yaitu:
a. 0reen %tick yaitu pada sebelah sisi dari tulang, sering terjadi pada anak-anak dengan tulang lembek
b. #rans:erse yaitu patah melintang
c. 7ongitudinal yaitu patah memanjangM
d. 5bliLue yaitu garis patah miring
e. %piral yaitu patah melingkar
2enis fraktur
$. 6lack dan )atassarin (144( mengklasifikasi lagi fraktur berdasarkan kedudukan fragmen yaitu:
a. #idak ada dislokasi
b. 3danya dislokasi, yang dibedakan menjadi:
1 &isklokasi at a?im yaitu membentuk sudut
! &islokasi at lotus yaitu fragmen tulang menjauh
( &islokasi at longitudinal yaitu berjauhan memanjang
$ &islokasi at lotuscum controltinicum yaitu fragmen tulang berjauhan dan memendek.
>. 03)6393= ,7'=',
7ewis (!--* menyampaikan manifestasi kunik fraktur adalah sebagai berikut:
1. =yeri
=yeri dirasakan langsung setelah terjadi trauma. Aal ini dikarenakan adanya spasme otot, tekanan dari patahan tulang atau kerusakan jaringan
sekitarnya.
!. 6engkak"edama
>dema muncul lebih cepat dikarenakan cairan serosa yang terlokalisir pada daerah fraktur dan e?tra:asi daerah di jaringan sekitarnya.
(. )emar"ekimosis
)erupakan perubahan warna kulit sebagai akibat dari e?tra:asi daerah di jaringan sekitarnya.
$. %pame otot
)erupakan kontraksi otot in:olunter yang terjadu disekitar fraktur.
.. Penurunan sensasi
#erjadi karena kerusakan syaraf, terkenanya syaraf karena edema.
*. 0angguan fungsi
#erjadi karena ketidakstabilan tulang yang frkatur, nyeri atau spasme otot. paralysis dapat terjadi karena kerusakan syaraf.
8. )obilitas abnormal
3dalah pergerakan yang terjadi pada bagian-bagian yang pada kondisi normalnya tidak terjadi pergerakan. 'ni terjadi pada fraktur tulang panjang.
+. ,repitasi
)erupakan rasa gemeretak yang terjadi jika bagian-bagaian tulang digerakkan.
4. &eformitas
3bnormalnya posisi dari tulang sebagai hasil dari kecelakaan atau trauma dan pergerakan otot yang mendorong fragmen tulang ke posisi
abnormal, akan menyebabkan tulang kehilangan bentuk normalnya.
1-. %hock hipouolemik
%hock terjadi sebagai kompensasi jika terjadi perdarahan hebat.
11. 0ambaran G-ray menentukan fraktur
0ambaran ini akan menentukan lokasi dan tipe fraktur
F. ,5)P7',3%'
,omplikasi akibat fraktur yang mungkin terjadi menurut &oenges (!--- antara lain:
1. %hock
!. 'nfeksi
(. =ekrosis di:askuler
$. /idera :askuler dan saraf
.. )al union
*. 6orok akibat tekanan
0. P>=3#373,%3=33=
#erdapat beberapa tujuan penatalaksanaan fraktur menurut Aenderson (1448, yaitu mengembalikan atau memperbaiki bagian-bagian yang patah
ke dalam bentuk semula (anatomis, imobilisasi untuk mempertahankan bentuk dan memperbaiki fungsi bagian tulang yang rusak.
6eberapa tindakan yang bisa dilakukan sebagai pertolongan awal untuk menangani korban luka patah tulang:
a. ,enali ciri awal patah tulang dengan memperhatikan riwayat trauma yang terjadi karena@ benturan, terjatuh atau tertimpa benda keras
yang menjadi alasan kuat pasien mengalami patah tulang. 6iasanya, pasien akan mengalami rasa nyeri yang amat sangat dan bengkak
hingga terjadinya perubahan bentuk yang kelihatannya tidak wajar (seperti@ membengkok atau memuntir.
b. 2ika ditemukan luka yang terbuka, bersihkan dengan antiseptik dan usahakan untuk menghentikan pendarahan dengan dibebat atau
ditekan dengan perban atau kain bersih. 7akukan reposisi (pengembalian tulang yang berubah ke posisi semula namun hal ini tidak
boleh dilakukan secara paksa dan sebaiknya dilakukan oleh para ahli atau yang sudah biasa melakukannya.
c. Pertahankan daerah patah tulang dengan menggunakan bidai" papan dari kedua sisi tulang yang patah untuk menyangga agar posisinya
tetap stabil.
2enis-jenis fraktur reduction yaitu:
1. )anipulasi atau close red, adalah tindakan non bedah untuk mengembalikan posisi, panjang dan bentuk. /lose reduksi dilakukan
dengan local anesthesia ataupun umum.
!. 5pen reduksi, adalah perbaikan bentuk tulang dengan tindakan pembedahan sering dilakukan dengan internal fi?asi menggunakan
kawat, screlus, pins, plate, intermedullary rods atau nail. ,elemahan tindakan ini adalah kemungkinan infeksi dan komplikasi
berhubungan dengan anesthesia. 2ika dilakukan open reduksi internal fi?asi pada tulang (termasuk sendi maka akan ada indikasi
untuk melakukan 95). Fiksasi eksternal. Fiksasi internal
(. #raksi, 3lat traksi diberikan dengan kekuatan tarikan pada anggota yang fraktur untuk meluruskan bentuk tulang. 3da ( macam yaitu:
$. %kin traksi, adalah menarik bagian tulang yang fraktur dengan menempelkan plester langsung pada kulit untuk mempertahankan
bentuk, membantu menimbulkan spasme otot pada bagian yang cedera, dan biasanya digunakan untuk jangka pendek ($+-8! jam.
.. %keletal traksi, adalah traksi yang digunakan untuk meluruskan tulang yang cedera dan sendi panjang untuk mempertahankan traksi,
memutuskan pins (kawat ke dalam tulang.
*. )aintenance traksi, merupakan lanjutan dari traksi, kekuatan lanjutan dapat diberikan secara langsung pada tulang dengan kawat atau
pins.
BAB III
PENUTUP
&ari pembahasan mengenai fraktur diatas dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Fraktur adalah rusaknya dan terputusnya kontinuitas tulang.
!. Fraktur dapat diakibatkan oleh beberapa hal yaitu: Fraktur akibat peristiwa trauma , fraktur akibat peristiwa kelelahan atau tekanan,
fraktur patologik karena kelemahan pada tulang
(. ,etika patah tulang, akan terjadi kerusakan di korteks, pembuluh darah, sumsum tulang dan jaringan lunak. 3kibat dari hal tersebut
adalah terjadi perdarahan, kerusakan tulang dan jaringan sekitarnya
$. Fraktur dapat diklasifikasikan berdasar luas dan garis fraktur, hubungan dengan dunia luar, garis patah tulang, kedudukan fragmen
.. 0ambaran klinik fraktur yaitu, adanya =yeri, 6engkak"edama, )emar"ekimosis, %pame otot, Penurunan sensasi, 0angguan fungsi,
)obilitas abnormal, ,repitasi, &eformitas, %hock hipouolemik, 0ambaran G-ray menentukan fraktur
*. ,omplikasi dari fraktur antara lain, %hock, 'nfeksi, =ekrosis di:askuler, /idera :askuler dan saraf, )al union, 6orok akibat tekanan
8. Penatalaksanaan fraktur yaitu dengan cara: )anipulasi atau close red, 5pen reduksi, #raksi, %kin traksi, %keletal traksi, )aintenance
traksi
+. )asalah keperawatan yang mungkin muncul akibat adanya fraktur, yaitu 9esiko syok hipo:olemik, 0angguan perfusi jaringan,
0angguan mobilitas fisik, =yeri, 9esiko infeksi, &efisit self care, 0angguan body image.
ENTRAPMENT NEUROPATI
'. P>=&3A1713=
5tak dan medulla spinalis menerima dan mengirimkan impuls ke otak atau dari reseptor sensorik. 'mpuls ini ditransmisikan oleh
saraf-saraf perifer. %araf ini melintasi ekstremitas bawah dan atas serta menyeberangi berbagai sendi dalam jalurnya menuju susunan saraf pusat.
=amun, dalam perjalanannya pada struktur tersebut saraf ini dapat terkompresi pada area-area tertentu
>ntrapment neuropati atau neuropati jebakan mengandung pengertian adanya trauma saraf perifer terisolasi yang terjadi pada lokasi
tertentu dimana secara mekanis, mengalami penekanan oleh terowongan jaringan ikat atau tulang rawan, atau adanya deformitas oleh suatu
jaringan ikat. /ontohnya yaitu cedera saraf yang diakibatkan oleh kompresi langsung, atau contoh lain regangan atau angulasi yang kuat
mengakibatkan trauma mekanis pada saraf. /ontoh yang umum terjadinya kompresi adalah terowongan jaringan tulang rawan pada carpal tunnel
syndrome dan pada ulnar neuropati di area terowongan cubital./edera angulasi atau regangan yang kuat adalah mekanisme yang penting dalam
terjadinya cedera pada ulnar neuropati yang berkaitan dengan deformitas berat dari sendi sikut (Ntardy ulnar plasyN. ,ompresi rekuren pada saraf
oleh tekanan luar dapat menyebabkan trauma fokal seperti ulnar neuropati dan lesi cabang yang dalam dari ner:us ulnaris di dalam tangan.
>ntrapment juga dapat terjadi oleh fibrosis atau penyembuhan suatu luka dari trauma lokal, perdarahan, atau traksi yang cenderung
NmengikatN saraf sehingga membatasi mobilitas normal saraf dalam jaringan.
'''. >P'&>)'5750'
>ntrapment neuropati merupakan kumpulan penyakit saraf perifer yang dicirikan dengan adanya nyeri atau kehilangannya fungsi saraf
akibat kompresi yang kronik. /arpal #unnel %yndrome (/#% merupakan kasus entrapment neuropati yang paling sering. Penyakit ini lebih
sering pada wanita dibandingkan pada pria, kemungkinan akibat terowongan karpal lebih kecil lintasannya pada wanita dibandingkan pada pria.
9asio antara wanita dengan pria yang menderita /#% ini sekitar (:1. 6iasanya penyakit ini muncul pada orang yang profesinya sering
mengangkat beban yang berat dan pergerakan tangan berulang seperti pada pekerja pabrik, cleaning ser:ice, dan para pekerja tekstil.
=europati pada saraf ulnaris merupakan penyakit tersering yang kedua yang disebabkan kompresi pada daerah siku atau pergelangan
tangan. Penyakit ini menyerang pria (-+ kali lebih sering dibandingkan pada wanita. %edangkan pada #arsal #unnel %yndrome, belum ada
dilaporkan pre:alensi dan insidens terjadinya penyakit ini.
'E. >#'5750'
3da beberapa keadaan yang dapat menimbulkan entrapment neuropati. %araf perifer dalam perjalannya ke distal pada anggota gerak
atas maupun anggota gerak bawah melewati beberapa terowongan yang berbatasan dengan tulang, jaringan tendo atau jaringan muskuler. Pada
titik yang dimaksud dapat terjadi disfungsi saraf oleh karena:
1. ,ompresi akibat kompartemen yang menyempit baik karena penyakit lokal maupun sistemik seperti diabetes melitus, artritis
rematoid, kehamilan, akromegali, hipotiroidisme atau karena adanya pembengkakan jaringan sekitar, misalnya pada sindroma
terowongan karpal.
!. ,etegangan berulang-ulang pada saraf yang melalui struktur yang mengalami kelainan.
(. #ekanan oleh karena penyembuhan tulang yang kurang baik (malunion misalnya pada ner:us medianus akibat fraktur /olles.
$. 0esekan yang disebabkan oleh penyempitan yang berulang-ulang dari serabut saraf misalnya pada thoracic outlet syndrome.
.. &islokasi yang berulang-ulang (tardi ulnar paralisis
E. P3#5F'%'5750'
6eberapa penulis menduga faktor mekanik dan faktor :askular memegang peranan penting dalam terjadinya entrapment neuropati.
#ekanan yang berulang-ulang dan lama pada saraf akan menyebabkan peninggian tekanan intra:esikuler. 3kibatnya aliran darah :ena
intra:esikuler melambat. ,ongesti yang terjadi akan mengganggu nutrisi intra:esikuler lalu diikuti anoksia yang akan merusak endotel.
,erusakan endotel ini akan mengakibatkan kebocoran protein sehingga terjadi edema epineural. 3pabila kondisi ini terus berlanjut akan terjadi
fibrosis epineural yang merusak serabut saraf. Penekanan yang berulang pada saraf yang melebihi tekanan perfusi kapiler akan menyebabkan
terjadinya gangguan mikro:askular. Aal ini menyebabkan hilangnya lapisan mielin sehingga terjadi keterlambatan konduksi saraf pada daerah
yang terkena. ,etika kompresi yang akut terjadi, konduksi saraf terhambat. ,ompresi yang semakin berat menimbulkan iskemik yang
mengakibatkan kerusakan akson. ,eadaan iskemik dan timbulnya peninggian tekanan intra:esikuler akan makin memperparah kerusakan saraf.
3kibat kerusakan ini, penyembuhan menjadi lambat dan berlangsung lama dan penyembuhannya dapat tidak sempurna.
E'. P>)630'3= >=#93P)>=# =>195P3#'
1 S!"#ro$ %a"al!s %ar&al (Car&al Tu""el S'"#ro$e)
#erjadi karena adanya penekanan saraf sensorik di terowongan pergelangan tangan (karpal. %araf medianus atau saraf tengah masuk
telapak tangan antara tendon fleksor dan retinakulum fleksor. 9ongga kecil ini adalah kanalis karpal (carpal tunnel. Penyempitan oleh lemak atau
cairan di sekelilingnya menekan saraf medianus, munculah kesemutan. 6isa terjadi akibat komplikasi kehamilan, obesitas, diabetes melitus,
rematik. 0ejala-gejala meliputi nyeri pada tangan yang kadang menyebar ke lengan atas. =yeri makin berat di malam hari. 0ejala menjadi parah
oleh kerja manual yang berat seperti mencuci, menggosok. Penyelesaiannya bisa dengan operasi atau disuntik obat untuk memperlebar
terowongan. 6isa juga hanya dengan fisioterapi bila gejala ringan. 0ambar anatomi dari ner:us medianus
6eberapa pemeriksaan dan tes pro:okasi yang dapat membantu menegakkan diagnosa %#, adalah:
FlickOs sign
Penderita diminta mengibas-ibaskan tangan atau menggerak-gerakkan jari-jarinya. 6ila keluhan berkurang atau menghilang akan menyokong
diagnosa %#,. Aarus diingat bahwa tanda ini juga dapat dijumpai pada penyakit 9aynaud.
#henar wasting.
Pada inspeksi dan palpasi dapat ditemukan adanya atrofi otot-otot thenar.
)enilai kekuatan dan ketrampilan serta kekuatan otot secara manual maupun dengan alat dinamometer.
Penderita diminta untuk melakukan abduksi maksimal palmar lalu ujung jari dipertemukan dengan ujung jari lainnya. &i nilai juga kekuatan
jepitan pada ujung jari-jari tersebut. ,etrampilan"ketepatan dinilai dengan meminta penderita melakukan gerakan yang rumit seperti menulis atau
menyulam.
<rist e?tension test.
Penderita melakukan ekstensi tangan secara maksimal, sebaiknya dilakukan serentak pada kedua tangan sehingga dapat dibandingkan. 6ila dalam
*- detik timbul gejala-gejala seperti %#,, maka tes ini menyokong diagnosa %#,.
PhalenOs test.
Penderita melakukan fleksi tangan secara maksimal. 6ila dalam waktu *- detik timbul gejala seperti %#,, tes ini menyokong diagnosa. 6eberapa
penulis berpendapat bahwa tes ini sangat sensitif untuk menegakkan diagnosa %#,.
#orniLuet test
&ilakukan pemasangan torniLuet dengan menggunakan tensimeter di atas siku dengan tekanan sedikit di atas tekanan sistolik. 6ila dalam 1 menit
timbul gejala seperti %#,, tes ini menyokong diagnosa.
#inelOs sign
#es ini mendukung diagnosa bila timbul parestesia atau nyeri pada daerah distribusi ner:us medianus kalau dilakukan perkusi pada terowongan
karpal dengan posisi tangan sedikit dorsofleksi.
Pressure test
=er:us medianus ditekan di terowongan karpal dengan menggunakan ibu jari. 6ila dalam waktu kurang dari 1!- detik timbul gejala seperti %#,,
tes ini menyokong diagnosa.
7uthyOs sign (bottleOs sign.
Penderita diminta melingkarkan ibu jari dan jari telunjuknya pada botol atau gelas. 6ila kulit tangan penderita tidak dapat menyentuh dindingnya
dengan rapat, tes dinyatakan positif dan mendukung diagnosa.
Pemeriksaan sensibilitas.
6ila penderita tidak dapat membedakan dua titik (two-point discrimination pada jarak lebih dari * mm di daerah ner:us medianus, tes dianggap
positif dan menyokong diagnosa.
Pemeriksaan fungsi otonom
&iperhatikan apakah ada perbedaan keringat, kulit yang kering atau licin yang terbatas pada daerah inner:asi ner:us medianus. 6ila ada akan
mendukung diagnosa %#,.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah:
a. Pemeriksaan neurofisiologi (elektrodiagnostik
Pemeriksaan >)0 dapat menunjukkan adanya fibrilasi, polifasik, gelombang positif dan berkurangnya jumlah motor unit pada otot-otot thenar.
Pada beberapa kasus tidak dijumpai kelainan pada otot-otot lumbrikal. >)0 bisa normal pada (1 C kasus %#,.
,ecepatan Aantar %araf (,A%. Pada 1.-!.C kasus, ,A% bisa normal. Pada yang lainnya ,A% akan menurun dan masa laten distal (distal
latency memanjang, menunjukkan adanya gangguan pada konduksi safar di pergelangan tangan. )asa laten sensorik lebih sensitif dari masa
laten motorik.
b. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan sinar G terhadap pergelangan tangan dapat membantu melihat apakah ada penyebab lain seperti fraktur atau artritis. Foto
polos leher berguna untuk menyingkirkan adanya penyakit lain pada :ertebra. 1%0, /# scan dan )9' dilakukan pada kasus yang selektif
terutama yang akan dioperasi.(+
c. Pemeriksaan laboratorium
6ila etiologi %#, belum jelas, misalnya pada penderita usia muda tanpa adanya gerakan tangan yang repetitif, dapat dilakukan
beberapa pemeriksaan seperti kadar gula darah , kadar hormon tiroid ataupun darah lengkap.(+
&iferensial &iagnosis %indrom ,analis ,arpal
6eberapa diferensial diagnosis dari sindrom kanalis karpal adalah:
1. /er:ical radiculopathy. 6iasanya keluhannya berkurang hila leher diistirahatkan dan bertambah bila leher bergerak. &istribusi
gangguan sensorik sesuai dermatomnya.
!. #horacic outlet syndrome. &ijumpai atrofi otot-otot tangan lainnya selain otot-otot thenar. 0angguan sensorik dijumpai pada sisi
ulnaris dari tangan dan lengan bawah.
(. Pronator teres syndrome. ,eluhannya lebih menonjol pada rasa nyeri di telapak tangan daripada %#, karena cabang ner:us medianus
ke kulit telapak tangan tidak melalui terowongan karpal.
$. de Puer:ainOs syndrome. #enosino:itis dari tendon muskulus abduktor pollicis longus dan ekstensor pollicis bre:is, biasanya akibat
gerakan tangan yang repetitif. 0ejalanya adalah rasa nyeri dan nyeri tekan pada pergelangan tangan di dekat ibu jari. ,A% normal.
FinkelsteinOs test : palpasi otot abduktor ibu jari pada saat abduksi pasif ibu jari, positif bila nyeri bertambah.
#erapi pada %indrom ,analis ,arpal
%elain ditujukan langsung terhadap %#,, terapi juga harus diberikan terhadap keadaan atau penyakit lain yang mendasari terjadinya
%#,. 5leh karena itu sebaiknya terapi %#, dibagi atas ! kelompok, yaitu (+:
1. #erapi langsung terhadap %#,
a. #erapi konser:atif.
1 'stirahatkan pergelangan tangan.
! 5bat anti inflamasi non steroid.
( 3da juga program latihan pergelangan tangan dan pemakaian wrist splint sejenis pembungkus untuk menetralkan posisi pergelangan
tangan.
$ lnjeksi steroid. &eksametason 1-$ mg 1 atau hidrokortison 1--!. mg atau metilprednisolon !- mg atau $- mg diinjeksikan ke dalam
terowongan karpal dengan menggunakan jarum no.!( atau !. pada lokasi 1 cm ke arah proksimal lipat pergelangan tangan di sebelah
medial tendon musculus palmaris longus. 6ila belum berhasil, suntikan dapat diulangi setelah ! minggu atau lebih. #indakan operasi
dapat dipertimbangkan bila hasil terapi belum memuaskan setelah diberi ( kali suntikan.
. ,ontrol cairan, misalnya dengan pemberian diuretika.
* Eitamin 6* (piridoksin. 6eberapa penulis berpendapat bahwa salah satu penyebab %#, adalah defisiensi piridoksin sehingga mereka
menganjurkan pemberian piridoksin 1---(-- mg"hari selama ( bulan. #etapi beberapa penulis lainnya berpendapat bahwa pemberian
piridoksin tidak bermanfaat bahkan dapat menimbulkan neuropati bila diberikan dalam dosis besar
8 Fisioterapi. &itujukan pada perbaikan :askularisasi pergelangan tangan.
b. #erapi operatif.
#indakan operasi pada %#, disebut neurolisis ner:us medianus pada pergelangan tangan. 5perasi hanya dilakukan pada kasus yang
tidak mengalami perbaikan dengan terapi konser:atif atau bila terjadi gangguan sensorik yang berat atau adanya atrofi otot-otot thenar . Pada
%#, bilateral biasanya operasi pertama dilakukan pada tangan yang paling nyeri walaupun dapat sekaligus dilakukan operasi bilateral. Penulis
lain menyatakan bahwa tindakan operasi mutlak dilakukan bila terapi konser:atif gagal atau bila ada atrofi otot-otot thenar, sedangkan indikasi
relatif tindakan operasi adalah hilangnya sensibilitas yang persisten.
6iasanya tindakan operasi %#, dilakukan secara terbuka dengan anestesi lokal, tetapi sekarang telah dikembangkan teknik operasi
secara endoskopik. 5perasi endoskopik memungkinkan mobilisasi penderita secara dini dengan jaringan parut yang minimal, tetapi karena
terbatasnya lapangan operasi tindakan ini lebih sering menimbulkan komplikasi operasi seperti cedera pada saraf. 6eberapa penyebab %#,
seperti adanya massa atau anomali maupun tenosino:itis pada terowongan karpal lebih baik dioperasi secara terbuka.
!. #erapi terhadap keadaan atau penyakit yang mendasari %#,.
,eadaan atau penyakit yang mendasari terjadinya %#, harus ditanggulangi, sebab bila tidak dapat menimbulkan kekambuhan %#,
kembali. Pada keadaan di mana %#, terjadi akibat gerakan tangan yang repetitif harus dilakukan penyesuaian ataupun pencegahan. 6eberapa
upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya %#, atau mencegah kekambuhannya antara lain:
a. 1sahakan agar pergelangan tangan selalu dalam posisi netral
b. Perbaiki cara memegang atau menggenggam alat benda. 0unakanlah seluruh tangan dan jari-jari untuk menggenggam sebuah benda,
jangan hanya )enggunakan ibu jari dan telunjuk.
c. 6atasi gerakan tangan yang repetitif.
d. 'stirahatkan tangan secara periodik.
e. ,urangi kecepatan dan kekuatan tangan agar pergelangan tangan memiliki waktu untuk beristirahat.
f. 7atih otot-otot tangan dan lengan bawah dengan melakukan peregangan secara teratur.
( S!"#ro$ %a"al!s Tarsal (Tarsal Tu""el S'"#ro$e)
%indrom ini masih bersaudara dengan sindrom kanalis karpal. 0ejala dan kejadiannya sama, hanya saja mengenai jari-jari kaki.
1mumnya diderita kaum lelaki. #erapinya pun sederhana, bila tidak ada penciutan otot. Aanya dengan mengistirahatkan kaki dan tidak boleh
terlalu banyak berakti:itas. ,alau ada penciutan otot, tentu harus dioperasi.
) S!"#ro$ Ul"ar!s (S!"#ro$ Sara* Tula"+ Hasta)
%araf ulnaris atau saraf tulang hasta (gambar /+ biasanya terjepit di daerah siku. =europati ini bisa jadi akibat efek lanjut semisal
dislokasi akibat tulang lengan atas mengalami kerusakan. 3kibatnya, tidak hanya saraf sensorik, saraf motorik juga kena. ,elemahan tangan bisa
juga muncul.
0ejala dapat dihilangkan dengan pembedahan saraf ke bagian siku. %araf ulnaris juga dapat terganggu bila ada tekanan terlalu lama di
telapak tangan. 'ni biasanya terjadi pada pekerja manual atau akibat tekanan tongkat yang berat di telapak tangan.
, S!"#ro$ Sa-tu Mala$ (Satur#a' N!+.t Pals' )
)uncul akibat tekanan kepala pacar dan tekanan kursi yang mengenai pundak dan tangan saat malam mingguan. 0ejala yang muncul
antara lain, jari-jari sulit digerakkan, kesemutan di ujung jari, di balik kuku. 6iasanya pada ibu jari dan telunjuk. Pergelangan tangan masih
ditekuk dan tangan masih bisa untuk meninju. 6ila gejalanya ringan, biasanya dalam waktu seperempat jam bisa pulih lagi. ,alau sudah sampai
hilang rasa dalam waktu berjam-jam, segeralah periksakan diri ke ahli saraf.
/ S!"#ro$ %a"al!s Ra#!al (Ra#!al Tu""el S'$&to$s)
#erjadi karena saraf radial yang masuk ke teromongan di antara otot lengan bawah tertekan otot. 1mumnya disebabkan karena
kontraksi lengan bawah yang terlalu kuat, misalnya untuk mengayun sesuatu. ,arena itu, para petenis sering mengalami hal ini.
0ejalanya ialah rasa nyeri di bagian punggung lengan bawah persis di bawah siku. ,adang-kadang nyeri terasa juga di bagian
pergelangan tangan. 6iasanya gejala kesemutan atau baal nyaris tidak ada. 2ari-jari kemungkinan besar tidak bisa dibuka. &okter biasanya akan
menyarankan untuk menghentikan akti:itas tangan.
0 S!"#ro$ %a"al!s Cu-!tal!s (Cu-!tal Tu""el S'"#ro$e)
,esemutan atau baal biasanya terjadi di jari manis. 3tau terjadi di wilayah saraf ulnaris. 0ejalanya seperti sindrom ulnaris. 6aal
biasanya terjadi tidak hanya pada satu tangan. )ulai ketika mengangkat telpon, menekan siku ke meja atau menekuk siku. ,adang-kadang
muncul nyeri di bagian dalam siku atau pergelangan tangan.
,asus seperti ini jarang ditemui. 6iasanya muncul akibat tulang siku yang terbentur tanpa sengaja berkali-kali dan kita diamkan saja.
6eberapa minggu sesudahnya muncul gejala kesemutan. ,alau sudah baal, biasanya harus dibedah atau kadang-kadang hanya dengan obat saja
bisa sembuh. %emua pasien yang diduga sindroma terowongan kubital harus mendapatkan pemeriksaan >)0 dan kecepatan konduksi saraf
(=/E, sinar-G siku dan tulang belakang ser:ikal.
>)0 digunakan untuk memastikan diagnosis dan untuk menduga beratnya sindroma kubital. 2uga berguna menilai :
(1 kelainan saraf metabolik atau nutrisional, seperti polineuropati diabetik dan
(! tempat jeratan kedua, seperti gangguan akar /+ (hingga disebut Odouble crush syndromeO.
Aasil tes elektrodiagnostik tidak boleh digunakan sebagai alat diagnostik primer untuk mengindikasikan operasi. )ungkin indikator
elektrodiagnostik untuk kelainan saraf ulnar pada siku yang paling spesifik dan masuk akal adalah perlambatan kecepatan konduksi melintas
siku. <alaupun nilai normal belum pasti, kecepatan konduksi (=/E saraf ulnar umumnya $8-*. m"dt dengan rata-rata .. m"dt. Pengurangan
kecepatan kurang dari !. C mungkin tidak bermakna. Pengurangan kecepatan lebih dari (( C mungkin menunjukkan proses gangguan saraf
disiku.
#emuan >)0 lain yang menunjukkan sindroma terowongan kubital adalah berkurangnya jumlah potensial aksi unit motor, fibrilasi
dan gelombang positif, dan pada kasus yang lebih berat, potensial reinner:asi polifasik. 'ndikator sensitif perubahan konduksi lainnya adalah
hilangnya potensial sensori e:oked.
Posisi siku harus harus standar pada saat melakukan pemeriksaan elektrodiagnostik. Eariasi pembacaan =/E bisa terjadi saat
fleksi dan ekstensi, bahkan pada orang normal.
%inar-G siku memberikan informasi berguna menyangkut etiologi yang membantu rencana pengelolaan. %pur artritik, tumor
tulang, raktura, atau kubitus :algus bisa ditemukan. #ampilan anteroposterior sedikit oblik, disebut sebagai tampilan terowongan
kubital.
6anyak proses patologis kord tulang belakang menyerupai sindroma ini, semua mungkin tampil dengan tanda dan gejala motor yang
predominan. 6ila pasien mengeluh Otangan baal dan kakuO, pikirkan lesi kord intrinsic seperti tumor intrameduler, siringomielia, sclerosis
lateral amiotrofik, dan lesi kord ekstrinsik seperti kelainan saraf spondilitik ser:ikal. Penyebab nyeri dan disfungsi tangan lainnya adalah :
gangguan akar ser:ikal karena osteofit atau diskus yang mengalami herniasi,
tumor Pancoast dan lesi lain pleksus brakhial bawah dan medial, dan
kompresi saraf ulnar ditempat lain, seperti pada terowongan 0uyon.
%ebagai tambahan, berbagai gangguan saraf sistemik, seperti defisiensi nutrisional atau &), mungkin berdiri sendiri atau bersama dengan
sindroma terowongan kubital menyebabkan kelemahan, atrofi, nyeri dan baal pada distal ekstremitas atas. #erkadang, pengaruh usia
menyebabkan atrofi dan disfungsi tangan intrinsik
#erapi yang diberikan pada penderita sindrom kanalis cubital adalah
1. ,onser:atif. =%3'&, batasi akti:itas tulang sampai siku
!. 5peratif
Paling sedikit ada lima cara operasi berbeda yang dianjurkan untuk sindroma terowongan kubital. )asing-masing dengan keuntungan dan
kerugiannya sendiri. &ikelompokkan kedalam kategori:
a. dekompresi Q untuk proses kompresi tanpa memindahkan saraf dari tempatnya pada alur ulnar. #indakan dekompresi adalah
dekompresi sederhana dan epikondilektomi medial.
b. transposisi Q #indakan dekompresi ditujukan #indakan transposisi memindahkan saraf keanterior kelokasi yang lebih terlindung.
%elanjutnya bisa dibagi berdasar kemana saraf ulnar akan diletakkan: subkutan, intramuskuler, atau submuskuler. /ara lain yang
dianjurkan <illis adalah pembebasan terowongan kubital yang diperluas dengan osteotomi parsial dari epikondil medial.
E'. ,5)P7',3%'
,omplikasi dari penyakit yaitu berkembangnya sindroma jebakan menjadi neuropati yang kronik sehingga menghasilkan manifestasi
berupa serangan paroksismal yaitu perasaan seperti ditusuk-tusuk dan dapat meluas diluar saraf dan akar-akar saraf yang rele:an. ,ebanyakan
operasi dekompresi dilakukan dengan aman. ,omplikasi operasi berupa anesthesia dan pergeseran syaraf jarang. ,erusakan dari syaraf sekitar
dan arteri dapat terjadi setelah operasi. 'nfeksi setelah operasi dapat terjadi dan memicu rekurensi dari sindroma jebakan. Pada kasus seperti ini,
eksplorasi ulang harus sering di lakukan mencegah komplikasi dan untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
E''. P950=5%'%
Pada kasus entrapment neuropati ringan, dengan terapi konser:atif umumnya prognosa baik. %ecara umum prognosa operasi juga
baik, tetapi karena operasi hanya dilakukan pada penderita yang sudah lama menderita, penyembuhan post ratifnya bertahap. Perbaikan yang
paling cepat dirasakan adalah hilangnya rasa nyeri yang kemudian diikuti perbaikan sensorik. 6iasanya perbaikan motorik dan otot-otot yang
mengalami atrofi baru diperoleh kemudian. ,eseluruhan proses perbaikan setelah operasi ada yang sampai memakan waktu 1+ bulan.
6ila setelah dilakukan tindakan operasi, tidak juga diperoleh perbaikan maka dipertimbangkan kembali kemungkinan berikut ini:
1. ,esalahan menegakkan diagnosa, mungkin jebakan"tekanan terhadap saraf terletak di tempat yang lebih proksimal.
!. #elah terjadi kerusakan total pada saraf di daerah tersebut
(. #erjadi kasus baru sebagai akibat komplikasi operasi seperti akibat edema, perlengketan, infeksi, hematoma atau jaringan parut hipertrofik.
,omplikasi yang dapat dijumpai adalah kelemahan dan hilangnya sensibilitas yang persisten di daerah distribusi saraf. ,omplikasi
yang paling berat adalah reflek sympathetic dystrophy yang ditandai dengan nyeri hebat, hiperalgesia, disestesia dan gangguan trofik. %ekalipun
prognosa entrapment neuropati dengan terapi konser:atif maupun operatif cukup baik tetapi resiko untuk kambuh kembali masih tetap ada. 6ila
terjadi kekambuhan, prosedur terapi baik konser:atif atau operatif dapat diulangi kembali.
E'''. ,>%')P173=
>ntrapment neuropati atau neuropati jebakan mengandung pengertian adanya trauma saraf perifer terisolasi yang terjadi pada lokasi
tertentu dimana secara mekanis, mengalami penekanan oleh terowongan jaringan ikat atau tulang rawan, atau adanya deformitas oleh suatu
jaringan ikat. 3da beberapa macam entrapmet neuropati yaitu sindrom kanalis karpal (carpal tunnel syndrome, sindrom kanalis tarsal (tarsal
tunnel syndrome, sindrom ulnaris (sindrom saraf tulang hasta, sindrom sabtu malam (%aturday night palsy, sindrom kanalis radialis, dan
sindrom kanalis cubitalis.

Anda mungkin juga menyukai