Struktur tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih 25% berat badan,
dan otot menyusun kurang lebih 50% kesehatan dan baiknya fungsi sistem
musculoskeletal sangat tergantung pada sistem tubuh yang lain.
Struktur tulang memberi perlindugan terhadap organ vital, termasuk otak,
jantung dan paru. Kerangka tulang merupakan kerangka yang kuat untuk
menyangga struktur tubuh.
Matriks tulang menyimpan kalsium, fosfor, magnesium, dan fluor. Lebih dari
99% kalsium tubuh terdapat di dalam tuulang.
Sumsum tulang merah yang terletak dalam tulang menghasilkan sel dalam
merah dan putih dalam proses yang dinamakan hematopoiesis.
Kontraksi otot menghasilkan suatu usaha mekanik untuk gerakan maupun
produksi panas untuk mempertahankan temeperature tubuh.
Tulang terbagi dalam 4 kategori :
1. Tulang Panjang (misal Femur)
2. Tulang Pendek (misal tulang tarsalia)
3. Tulang Pipih (misal sternum)
4. Tulang Tidak teratur (Misal vertebra)
Tulang tersusun oleh jaringan tulang konselur (trabecular/spongius) atau kortikal
(kompak), tulang panjang (misal femur berbentuk seperti tungkai/ batang panjang
dengan ujung yang membalut) ujung tulang panjang di tutup oleh kartilago
articular pada sendi sedninya. Tulang panjang disuse untuk menyangga berat
badan dan gerakan.
Tulang pendek (misal metacarpal) terdiri dari tulang konselus di tutupi selapis
tulang kompak. Tulang pipih (misal sternum) merupakan tempat penting untuk
hematopoiesis dan sering memberikan perlindungan bagi organ vital. Tulang tak
teratur (misal vertebra) mempunyai bentuk yang unik sesuai dengan fungsinya.
Osteoblast berfungsi dalam pembentukan tulang dengan mensekresikan matrik
tulang dan terletak dalam osteon (unit atrik tulang). Osteoclast adalah sel multi
nuklea atau berinti banyak yang berperan dalam penghancuran dan resorbsi
tulang panjang dan rongga rongga dalam tulang konselus.
Tibia atau tulang kering merupakan kerangga yang utama dari tungkai bawah
dan terletak medial dan fibula/ tulang betis : tibia adalah tulang pipa dengan
batang dan dua ujung.
Ujung atas memperlihatkan adanya kondil medial dan kondil lateral, kondil
lateral memperlihatkan posterior sebuah faset untuk persendian dengan
kepala fibula pada sendi fibio-fibular superior, tuberkel dan fibia ada di sebelah
depan denga tepat dibawah kondil-kondil ini, bagian depan member kaitan
kepada tendon dari insersi otor ekstensor kwadrisep.
Batang dalam irisan melintang bentuknya segitiga, sisi anteriornya paling
menjulang dan sepertiga sebelah tegah, terletak subkutan bagian ini
membentuk krista tibia.
Ujung bawah masuk dalam formasi persendian mata kaki, tulangnya sedikit
dan kebawah sebelah medial menjulang menjadi malleolus medial atau
malleolus tibia. Fibula/ tulang betis adalah tulang sebelah lateral tungkai
bawah tulang itu adalah tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung.
Ujung atas berbentuk kepala dan bersendi dengan bagian belakang luar dari
tibia, tetapi tidak masuk dalam formasi sendi lutut.
Batangnya ramping dan terbenam dalam otot tungkai dan memberi banyak
kaitan.
Ujung bawah sebelah bawah lebih memanjang menjadi malleolus lateralis/
malleolus fibula.
Definisi
Pin
Kawat
Skrup
Plat
Pembalutan
Gips
Bidai
Traksi kontin
Pin
Teknik gips
Setelah fraktur di reduksi yaitu mengimobilisasi
dan mempertahankan fragmen tulang dalam posisi
dan kesejajaran yang benar sampai terjadi
penyatuan.
bone.
Fase Remodelling
b. Kompartement Syndrom
Komplikasi ini terjadi saat peningkatan tekanan jaringan dalam ruang
tertutup di otot, yang sering berhubungan dengan akumulasi cairan
sehingga menyebabkan hambatan aliran darah yang berat dan berikutnya
menyebabkan kerusakan pada otot. Gejala – gejalanya mencakup rasa
sakit karena ketidakseimbangan pada luka, rasa sakit yang berhubungan
dengan tekanan yang berlebihan pada kompartemen, rasa sakit dengan
perenggangan pasif pada otot yang terlibat, dan paresthesia. Komplikasi ini
terjadi lebih sering pada fraktur tulang kering (tibia) dan tulang hasta
(radius atau ulna).
c. Fat Embolism Syndrom
Merupakan keadaan pulmonari akut dan dapat menyebabkan
kondisi fatal. Hal ini terjadi ketika gelembung – gelembung
lemak terlepas dari sumsum tulang dan mengelilingi jaringan
yang rusak. Gelombang lemak ini akan melewati sirkulasi dan
dapat menyebabkan oklusi pada pembuluh – pembuluh darah
pulmonary yang menyebabkan sukar bernafas. Gejala dari
sindrom emboli lemak mencakup dyspnea, perubahan dalam
status mental (gaduh, gelisah, marah, bingung, stupor),
tachycardia, demam, ruam kulit ptechie.
d. Infeksi
System pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada
jaringan. Pada trauma orthopedic infeksi dimulai pada kulit
(superficial) dan masuk ke dalam. Ini biasanya terjadi pada
kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga karena penggunaan
bahan lain dalam pembedahan seperti pin dan plat.
e. Avaskuler Nekrosis
Avaskuler Nekrosis (AVN) terjadi karena aliran darah ke tulang
rusak atau terganggu yang bisa menyebabkan nekrosis
tulang dan diawali dengan adanya Volkman’s Ischemia.
Nekrosis avaskular dapat terjadi saat suplai darah ke tulang
kurang baik. Hal ini paling sering mengenai fraktur
intrascapular femur (yaitu kepala dan leher), saat kepala
femur berputar atau keluar dari sendi dan menghalangi suplai
darah. Karena nekrosis avaskular mencakup proses yang
terjadi dalam periode waktu yang lama, pasien mungkin tidak
akan merasakan gejalanya sampai dia keluar dari rumah
sakit. Oleh karena itu, edukasi pada pasien merupakan hal
yang penting. Perawat harus menyuruh pasien supaya
melaporkan nyeri yang bersifat intermiten atau nyeri yang
menetap pada saat menahan beban
f. Shock
Shock terjadi karena kehilangan banyak darah dan
meningkatnya permeabilitas kapiler yang bisa
menyebabkan menurunnya oksigenasi. Ini biasanya
terjadi pada fraktur.
g. Osteomyelitis
Adalah infeksi dari jaringan tulang yang mencakup
sumsum dan korteks tulang dapat berupa exogenous
(infeksi masuk dari luar tubuh) atau hematogenous
(infeksi yang berasal dari dalam tubuh). Patogen dapat
masuk melalui luka fraktur terbuka, luka tembus, atau
selama operasi. Luka tembak, fraktur tulang panjang,
fraktur terbuka yang terlihat tulangnya, luka amputasi
karena trauma dan fraktur – fraktur dengan sindrom
kompartemen atau luka vaskular memiliki risiko
osteomyelitis yang lebih besar
Komplikasi Dalam Waktu Lama
a. Delayed Union (Penyatuan tertunda)
Delayed Union merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi
sesuai dengan waktu yang dibutuhkan tulang untuk
menyambung. Ini disebabkan karena penurunan supai darah
ke tulang.
b. Non union (tak menyatu)
Penyatuan tulang tidak terjadi, cacat diisi oleh jaringan
fibrosa. Kadang – kadang dapat terbentuk sendi palsu pada
tempat ini. Faktor – faktor yang dapat menyebabkan non
union adalah tidak adanya imobilisasi, interposisi jaringan
lunak, pemisahan lebar dari fragmen contohnya patella dan
fraktur yang bersifat patologis.
c. Malunion
Kelainan penyatuan tulang karena penyerasian yang buruk
menimbulkan deformitas, angulasi atau pergeseran.
Asuhan Keperawatan
Data subjektif Data objektif
1. Klien mengatakan sakitnya karena 1. Tingkat kesadaran compos mentis
kecelakaan ditabrak motor 2. Tanda-tanda vital
2. Saat kecelakaan klien menyatakan a. TD : 100/60 mmHg
sadar akan kejadian dan tungkai b. RR : 20x/menit
sinistra sakit untuk digerakan c. HR ; 112x/menit
d. T : 37,0OC
3. Palpasi daerah fraktur ada bagian tulang yang menonjol dan ada
krepitus di femur sinistra
4. Tulang keluar dari permukaan kulit
5. Perdarahan
6. Hasil pemeriksaan laboratorium
a. Hb : 12 gr/dl
b. Ht : 40%
c. Leukosit : 12.000
d. GDS : 125
7. Hasil rontgen femur sinistra fraktur kominutif
8. Tindakan sementara klien terpasang spalk dan akan direncanakan
dilakukan ORIF
9. Klien terpasang infus RL 28 tts/mnt
10. Mendapat antibiotik cefizox 1 gr/IV
11. Klien dirawat dengan keluhan patah tulang pada femur sinistra dan
luka terbuka sehingga tulang keluar dari kulit, nyeri hebat dan
perdaharan.
No Analisa Data Etiologi Masalah
1. Ds: Agens cedera fisik Nyeri akut
• Klien mengatakan sakitnya karena kecelakaan ditabrak motor
• Saat kecelakaan klien mengatakan sadar akan kejadian dan tungkai sinistra sakit untuk digerakan
Do:
• Tingkat kesadaran composmentis
• Tanda-tanda vital
a. TD : 100/60 mmHg
b. HR : 112x/menit
c. RR : 20x/menit
d. Suhu : 37,00C
• Palpasi daerah fraktur aada bagian tulang yang menonjol dan ada krepitus di femur sinistra
• Tulang keluar dari permukaan kulit
• Perdarahan
• Hasil pemeriksaan laboratorium
a. Hb : 12 gr/dl
b. Ht : 40%
c. Leukosit : 12.000
d. GDS : 125
• Hasil rontgen femur sinistra fraktur kominutif
• Tindakan sementara klien terpasang spalk dan akan direncanakan dilakukan ORIF
• Klien terpasang infus RL 28tts/menit
• Mendapat antibiotik cefizok 1 gr/dl
• Klien dirawat dengan keluhan patah tulang pada femur sinistra dan luka terbuka sehingga tulang keluar
dari kulit, nyeri hebat, dan perdarahan
2. Ds: Kerusaka Hambatan
Saat kecelakaan klien menyatakan sadar akan n mobilitas
kejadian dan tungkai sinistra sakit untuk integritas fisik
digerakan stuktur
Do: tulang
Tingkat kesadaran composmentis
Palpasi daerah fraktur ada bagian tulang yang
menonjol dan ada krepitus di femur sinistra
Tulang keluar dari permukaan kulit
Hasil rontgen femur sinistra fraktur kominutif
Tanda-tanda vital
TD : 100/60 mmHg
HR : 112x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 37,00C
3. Ds: - Prosedur Resiko
Do: invasif infeksi
Tingkat kesadaran composmentis
Palpasi daerah fraktur ada bagian tulang yang
menonjol dan ada krepitus di femur sinistra
Tulang keluar dari permukaan kulit
Perdarahan
Tindakan sementara klien terpasang spalk dan
akan direncanakan dilakukan ORIF
Klien terpasang inful RL 28tts/menit
Klien dirawat dengan keluhan patah tulang pada
femur sinistra dan luka terbuka sehingga tulang
keluar dari kulit, nyeri hebat dan perdarahan
Tanda-tanda vital
TD : 100/60 mmHg
HR : 112x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 37,0o C
4. Ds: - Hipovolemi Resiko syok
Do: a
Tingkat kesadaran composmetis
Perdarahan
Tanda-tanda vital
HR : 112x/menit
RR : 20x/menit
Suhu ; 37,00C
Hasil laboratorium
Hb : 12 gr/dl
Ht : 40%
Leukosit : 12.000
GDS : 125
Klien terpasang infus RL 28tts/menit
Mendapat antibiotik cefizox 1 gr/dl
Klien dirawat dengan keluhan patah tulang pada
femur sinistra dan luka terbuka sehingga tulang
keluar dari kulit, nyeri hebat dan perdarahan
5. Ds: - Penurunan Ketidakefe
Do: suplai ktifan
Tingkat kedasaran composmentis
Tulang keluar dari permukaan kulit darah ke perfusi
Perdarahan jaringan jaringan
Hasil rontgen femur sinistra perifer
fraktur kominutif
Tindakan sementara klien
terpasang spalk dan akan
direncanakan dilakuakan ORIF
Klien terpasang infus RL
28tts/menit
Tanda-tanda vital
TD : 100/60 mmHg
HR : 112x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 37.00 C
No Diagnosa keperawatan