Anda di halaman 1dari 6

Seminar Nasional

Hasil Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IV Tahun 2019


“Pengembangan Sumberdaya menuju Masyarakat Madani Berkearifan Lokal”
LPPM - Universitas Muhammadiyah Purwokerto
ISBN: 978-602-6697-43-1

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN BURN OUT SYNDROME


PADA PERAWAT RUANG ICU-ICCU

FACTOR ANALYSIS RELATING TO BURN OUT SYNDROME AMONG ICU-ICCU NURSES

Meida Laely Ramdani


1
Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universita Muhammadiyah Purwokerto
Jln. Supardjo Roestam KM 7 Sokaraja-Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, 53171
*Email: meidaramdani854@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Burnout biasanya didefinisikan sebagai respons berkepanjangan terhadap stressor emosional
dan interpersonal kronis, yang ditandai oleh kelelahan emosional, depersonalisasi dan kurangnya pencapaian
sosial. Mekanisme koping dan kepuasan kerja adalah terkait dengan kejadian gejala kelelahan dalam konteks
kerja. Sindrom burnout di antara perawat, terutama dalam pengaturan perawatan kritis, telah masalah persisten
dan semakin umum di bidang kesehatan
Tujuan: tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan stress kerja, kepuasan kerja dan masa
kerja dengan burnout syndrome pada perawat ICU-ICCU
Metode: penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan jumlah responden 39. Data dianalisa dengan
menggunakan uji fisher exact.
Hasil: penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara, stress kerja, kepuasan kerja dan masa
kerja dengan burnout syndrome, dengan masing-masing nilai p value: 0,682; 1,000 dan 1,000
Kesimpulan: Melihat hasil dari peneltian ini dimana rata-rata level stress kerja dan burnout syndrome adalah
pada level sedang, dan juga rata-rata responden mempunyai tingkat kepuasan pada level sedang dan tinggi,
maka harapannya untuk tetap dipertahankan dan bia ditingkatkan lagi. Untuk lebih menurunkan lagi tingkat
stress dan kejenuhan dapat focus memfasilitasi peer kolaborasi, meningkatkan sumber yang ada dan staff rasio

Kata Kunci: Analisis Factor, Burnout syndrome, Perawat, ICU-ICCU.

ABSTRACT
Background: Burnout is usually determined as a prolonged response to chronic emotional and interpersonal
stressors, which are characterized by emotional, depersonalization and increased social gathering. Coping
relationships and job satisfaction are related to events that occur in work relationships. Burnout syndrome
among nurses, especially in critical care, has persistent problems and is increasingly common in the health
field.
Methods: This study was a quantitative descriptive study with cross sectional approach. The sampling
technique used a total sampling with total 39 respondents. Data were analysed using exact fisher test.
Purpose: The purpose of this study was to analyse the association between work stress, job satisfaction and
period of work with burnout syndrome among ICU-ICCU nures in Margono Sukardjo Hospital.
determine several factors associated with burnout syndrome among ICU-ICCU nurses
Results: The results showed that there was no relationship between, job stress, job satisfaction and period of
work with burnout syndrome, with p value: 0.682; 1,000 and 1,000 relatively.
Conclusion: Looking at the results of this study where the average level of work stress and burnout syndrome
was at a moderate level, and also the average respondent has a level of satisfaction at moderate and high levels.
Then it remains approved. For more stress and burnout levels, you can focus on facilitating collaborative
partners, increasing available resources and staff ratios
.
Keywords: Burnout syndrome, factor analysis, ICU-ICCU nurse

89
Seminar Nasional
Hasil Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IV Tahun 2019
“Pengembangan Sumberdaya menuju Masyarakat Madani Berkearifan Lokal”
LPPM - Universitas Muhammadiyah Purwokerto
ISBN: 978-602-6697-43-1

PENDAHULUAN
Burnout syndrome (BOS) terjadi di semua jenis perawatan kesehatan profesional dan
terutama orang biasa yang merawat pasien sakit kritis (Moss, et al, 2016). Perkembangan BOS terkait
dengan ketidakseimbangan karakteristik pada pekerja dan isu terkait kerja atau juga faktor-faktor
organisasi yang lain. Burnout didefinisikan sebagai kurangnya energi dan emosi bekerja, terutama
dikalangan professional yang bekerja dalam hubungan langsung dengan penerima manfaat dari
pelayanan (Freudenberger, 1974; Maslach & Jckson, 1984). Secara lebih lanjut, burnout digambarkan
sebagai sindrom psikologis, dimana para pekerja merasa kelelahan secara emosional, depersonalisasi,
dengan pengurangan pencapaian personal. Hal ini dapat diartikan bahwa perawat yang merasa
kelelahan memiliki energi dan emosi yang tidak memadai untuk memenuhi tuntutan dari pasien dan
tempat kerja. Selain itu, mereka juga mengalami kecemasan karena ketidaklengkapan penugasan
petugas perawat dan ketidakmampuan untuk memenuhi tugas beban kerja.
Kejenuhan kerja memiliki ciri dan karakteristik tertentu yang berhubungan dengan konteks
organisasi dan dipengaruhi oleh keadaan tempat tinggal. Dapat merupakan respon pribadi terhadap
elemen emosional, individu yang mengalami stress menetap, memperlihatkan gejala fisik dan somatik
(Bahrer S, 2013). Burnout syndrome yang berkelanjutan berefek terhadap perawat yang dapat
mengurangi tingkat kepuasan kerja, menimbulkan gejala psikologis, dan moral rendah (Abusaikha,
L;& Saca-Hazboun, H, 2009; Leither, M. & Maslach, C., 2009).
Perawat mengalami tingkat kelelahan akibat stress yang lebih tinggi dibandingkan dengan
profesional kesehatan lainnya. Lingkungan kerja dan konten pekerjaan yang berkaitan dengan
banyaknya stressor juga merupakan satu dari beberapa dimensi penyebab kelelahan (Khamisa, Peltzer
& Oldenburg, 2013).
Hasil penelitan dari 2015 melaporkan bahwa burnout sangat sering ditemukan pada perawat-
perawat di Jordania, dan tekanan waktu adalah sebagai pencetus dari permasalahan ini, sehingga
menimbulkan konsekuensi pada kesehatan pasien dan perawat (Darawad, Nawafleh, Maharmeh, et al,
2015). Kepuasan kerja adalah prediktor signifikan dari kelelahan di kalangan perawat
BOS berhubungan dengan banyak gangguan konsekuensi, termasuk peningkatan tingkat
perputaran pekerjaan, mengurangi kepuasan pasien dan penurunan kualitas perawatan. BOS juga
secara langsung berefek terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan fisik pada dokter, perawat dan
perawatan kesehataan profesional yang bekerja di area perawatan kritis (Moss, 2016).
Sampai saat ini masih jarang penelitian yang membahas tentang faktor penyebab BOS. Untuk
meningkatkan kewaspadaan terjadinya BOS pada perawat maka perlu diketahui apa saja faktor-faktor
yang menyebabkan BOS sehingga bisa dijadikan acuan untuk meningkatkan kewaspadaan terkait
dengan kejadian BOS. Dengan mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kejadian BOS
ini tenaga kesehatan seperti dokter dan khususnya perawat akan lebih berhati-hati dan waspada
terhadap kejadian yang dapat menyebabkan BOS.

METODE
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik
observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
perawat di ruang ICU dan ICCU di RS Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto, berdasarkan data
terdapat sekitar 39 perawat yang bekerja di ruang ICU dan ICCU. Pengambilan sampel dilakukan
dengan tekhnik total sampling ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2019.
Instrument yang digunakan adalah Masclach Burnout Inventory (MBI) untuk mengukur
burnout syndrome, dan kuesioner kepuasan kerja untuk mengukur kepuasan kerja, serta Depression
Anxiety Scale (DASS) untuk mengukur stress kerja.
Metode: menguraikan cara yang digunakan untuk menyelesaikan masalah. Meliputi alat, bahan dan
metode yang digunakan dalam pemecahan masalah.

90
Seminar Nasional
Hasil Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IV Tahun 2019
“Pengembangan Sumberdaya menuju Masyarakat Madani Berkearifan Lokal”
LPPM - Universitas Muhammadiyah Purwokerto
ISBN: 978-602-6697-43-1

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di ruang Intensive Care Unit (ICU ) dan Intensive
Cardiac Care Unit (ICCU) di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto terhadap 39 perawat,
didapatkan data sebagai berikut:

Tabel 1. Rata-rata usia responden


Variable Mean SD Min-Max
Usia 34,10 6,719 24-49

Tabel 1 diatas menunjukkan data umur, rata-rata umur pada responden adalah 43,10 tahun dan usia
minimal adala 24 tahun serta maksimal adalah 49 tahun

Tabel 2. Karakteristik Individu perawat di Ruang Intensive Care RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo tahun 2019.
Karakteristik Frekuensi Presentase (%)
Jenis kelamin
Laki-laki 20 51,3
Perempuan 19 48,7
Pendidikan
D3 23 59
S1 NERS 16 41
Pendapatan
2,5 - < 5juta 22 56,4
≥ 5 juta 17 43,6
Masa kerja (tahun)
<5 tahun 11 28,2
≥ 5 tahun 28 71,8
Kejenuhan
Ringan 31 79,5
Sedang 8 20,5
Tingkat Stress Kerja
Ringan 38 97,4
Berat 1 2,6
Tingkat Kepuasan Kerja
Sedang 27 69,2
Tinggi 12 30,8

Pada tabel 2 dapat diketahui bahwa sebanyak 39 responden untuk jenis kelamin responden
hampir seimbang antara laki-laki dan perempuan yaitu berjumlah 20 (51,3%) dan 19 (48,7%). Terkait
dengan pendidikan, mayoritas responden adalah lulusan D3 keperawatan, yaitu sebanyak 23 (59%)
dan sisanya adalah lulusan S1-Ners sebanyak 16 responden (41%). Hasil karakteristik responden
berdasarkan pendapatan, sebagian besar berpendapatan 2,5 juta sampai dengan < 5 juta sebanyak 22
(56,4%) dan masa kerja responden mayoritas lebih dari 5 tahun yaitu sebanyak 28 responden (71,8%).
Tingkat kejenuhan kerja responden sebagian besar pada kategori kejenuhan ringan (79,5%) yaitu
sebnayak 31 responden. Dan sisanya dalah sebanyak 8 responden (20,5%) pada kategori berat.
Tingkat stress kerja responden mayoritas adalah pada kategori ringan (97,4%) yaitu sebanyak 38
responden dan sisanya hanya 1 orang (2,6%) pada kategori stress kerja berat. Tingkat kepuasan kerja
responden sebagian besar pada kategori sedang yaitu sebanyak 27 responden (69,2%) dan sebagian
kecil pada kategori tinggi (30,8%) yaiu sebanyak 12 responden.

91
Seminar Nasional
Hasil Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IV Tahun 2019
“Pengembangan Sumberdaya menuju Masyarakat Madani Berkearifan Lokal”
LPPM - Universitas Muhammadiyah Purwokerto
ISBN: 978-602-6697-43-1

Tabel 3 Hasil Uji Bivariat faktor yang berubungan dengan burnout syndrome pada
perawat ICU-ICCU
Variable P value
Kepuasan Kerja 0,682
Stress Kerja 1,000
Masa Kerja 1,000

Berdasarkan pada tabel 3, dapat dilihat bahwa dari ketiga variable baik kepuasan kerja, stress
kerja dan masa kerja tidak ada yang berhubungan dengan burnout syndrome pada perawat ICU-ICCU
dengan masing-masing p value 0,682; 1,000 dan 1,000
Pembahasan
Pada penelitian ini membahas antara kepuasan kerja dan burnout syndrome perawat di ruang
ICU-ICCU RS Margono Soekardjo dengan hasil uji statistic menggunakan uji fisher exact
membuktikan bahwa tidak ada hubungan antara stress kerja dan burnout syndrome pada perawat ICU-
ICCU RSUD Prof. DR Margono Soekarjo (p= 0,682). Berbeda dengan hasil penelitian dari Prestiana
dan Purbandini (2012) melaporkan bahwa adanya hubungan antara stress kerja dengan burnout (p=
0,000) dengan koefisien korelasi sebesar r=0,596 yang artinya bahwa semakin tinggi stress kerja
seseorang maka semakin tinggi pula burnoutnya. Hasil penelitian dari Alharbi J, et al (2016),
melaporkan bahwa perawat kritis di Saudi Arabia memunyai level burnout syndrome dari moderat
sampai tinggi dan mempunyai level kepuasan kerja yang rendah. Burnout syndrome merupakan faktor
predictor kepuasan kerja pada perawat kritis di Saudi Arabia. Pada penelitian dari Nantsupawat et all,
(2015) melapoarkan bahwa dari 3 subskala kuesioner MBI (Maslach Burnout Inventory) berhubungan
dengan peningkatan pelaporan pada kualitas perawatan yang adil atau buruk, pasien jatuh, medication
error, dan infeksi.
Terkait dengan stress kerja dan burnout syndrome responden dengan hasil uji statistic
menggunakan uji fisher exact membuktikan bahwa tidak ada hubungan antara stress kerja dan burnout
syndrome pada perawat ICU-ICCU RSUD Prof. DR Margono Soekarjo (p= 1,000). Penelitian ini
sejalan dengan penelitian dari Denat, et all (2016), hasil penelitian yang didapatkan bahwa tidak ada
hubungan yang ditemukan antara tingkat stress dan burnout syndrome pada perawat kritis.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Irak oleh Vahedian, et al (2017) didapatkan hasil
bahwa dari jenis kelamin laki-laki, tingkat kolaborasi rekan sebaya yang lebih rendah, bekerja dengan
penyelia di unit, rasio perawat-pasien, dan bekerja di ICU bedah positif terkait dengan tingkat stres
yang lebih besar. Usia bertambah dan menikah status berhubungan negatif dengan stres. Jenis unit
intensif (semi-tertutup vs terbuka), jumlah tempat tidur ICU, waktu shift, bekerja di rumah sakit
umum, tingkat pendidikan, dan faktor demografis termasuk indeks massa tubuh dan jumlah anak-anak
tidak secara signifikan terkait dengan tingkat stres.
Pada penelitian juga ini membahas antara masa kerja dan burnout syndrome perawat di ruang
ICU-ICCU RS Margono Soekardjo dengan hasil uji statistic menggunakan uji fisher exact
membuktikan bahwa tidak ada hubungan antara masa kerja dan burnout syndrome pada perawat ICU-
ICCU RSUD Prof. DR Margono Soekarjo (p= 1,000). Pada penelitian ini sebagian besar responden
mempunyai masa kerja ≥5 tahun (71,8%). Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
sebelumynya dari Awajeh et al (2018) dengan hasil penelitian rata-rata perawat di ruang intensive
care mempunyai masa kerja lebih dari 5 tahun dan kurang dari 10 tahun yaitu sebesar 85,9%. 66%
perawat yang mempunyai burnout juga berkurangnya burnout dengan pengalaman kerja di ruangan
intensive care lebih dari 5 tahun. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian dari Poncet
(2007) yang melaporkan bahwa burnout syndrome tidak ada perbedaan statistik dalam mengalami
burnout syndrome yang tinggi berdasarkan usia, perbedaan jenis kelamin perbedaan, pendidikan,
pengalaman (masa kerja), area kerja, kepuasan pendapatan atau kepuasan kerja.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian sebelumynya dari Awajeh et al (2018) dengan
hasil penelitian rata-rata perawat di ruang intensive care mempunyai masa kerja lebih dari 5 tahun dan
kurang dari 10 tahun yaitu sebesar 85,9%. 66% perawat yang mempunyai burnout juga berkurangnya
burnout dengan pengalaman kerja di ruangan intensive care lebih dari 5 tahun. Hasil penelitian ini

92
Seminar Nasional
Hasil Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IV Tahun 2019
“Pengembangan Sumberdaya menuju Masyarakat Madani Berkearifan Lokal”
LPPM - Universitas Muhammadiyah Purwokerto
ISBN: 978-602-6697-43-1

sejalan dengan hasil penelitian dari Poncet (2007) yang melaporkan bahwa burnout syndrome tidak
ada perbedaan statistik dalam mengalami burnout syndrome yang tinggi berdasarkan usia, perbedaan
jenis kelamin perbedaan, pendidikan, pengalaman (masa kerja), area kerja, kepuasan pendapatan atau
kepuasan kerja.

KESIMPULAN
Berdasarkan karakteristik responden dalam penelitian ini menujukkan sebagian besar jenis
kelamin adalah laki-laki (51,3%), pendidikan D3 keperawatan (59%), pendapatan 2,5 juta rupiah
(56,4%) dan masa kerja > 5 tahun (71,8%).
Tidak terdapat hubungan antara kepuasan kerja dengan burnout syndrome pada perawat di
ruang ICU-ICCU RS Margono Soekardjo (p: 0,682); stress kerja dengan burn out syndrome pada
perawat di ruang ICU-ICCU RS Margono Soekardjo (p: 1,000); lama kerja dengan burn out syndrome
pada perawat di ruang ICU-ICCU RS Margono Soekardjo (p: 1,000).
Sebagian besar perawat ICU-ICCU di RSMS tidak mengalami burnout syndrome yang tinggi
dan tingkat stressnya pun sebagian besar rendah. SHal ini menunjukkan bahwa system pengelolan
manajemen dan tata kelola sudah baik sehingga perlu tetap dipertahankan.

DAFTAR PUSTAKA
Abushaikha, L. and Saca-Hazboun, H. (2009) Job Satisfaction and Burnout among Palestinian Nurses.
Eastern Mediterranean Health Journal, 15, 190-197
Alharbi J, Wilson R, Woods C, Usher K. (2016). The factors influencing burnout and job satisfaction
among critical care nurses: a study of Saudi critical care nurses. Journal of Nursing
Management 2016; 24:708-17. DOI: 10.1111/jonm.12386
Andriani, Dewi. (2015). Tingkat Stress Perawat Pelaksana di Ruang ICU RS Adi Husada Undaan
Wetan Surabaya. Adi Husada Nursing Journal, Vol. 1 No.1 (2015). Diakses pada tanggal 4
Agustus 2019 pada https://akper-adihusada.ac.id/jurnal/index.php/AHNJ/article/view/5
Awajeh, Adel M.; Issa, Marwan R., et al (2018). Burnout among Critical Care Nurses in King Saudi
Medical City (KSMC). Journal of Nursing and Care 2018, 7:2 DOI: 0.4172/2167-
1168.1000450
Aziz. (2013). Perkembang Psikologis- kepribadian masa dewasa madya.
Cimiotti, J., Aiken, L., Sloane, D. and Wu, E. (2012) Nurse Staffing, Burnout, and Health Care-
Associated Infection. American Journal of Infection Control, 40, 486-490.
http://dx.doi.org/10.1016/j.ajic.2012.02.029
Darawad, M.W.; Nawafleh, H; Maharmeh, M.; Mansour, A.M.H; & Azzeghaiby, S.N. (2015). The
Relationship between Time Pressure and Burnout Syndrome: A Cross-Sectional Survey among
Jordanian Nurses. Scientific Research Publishing Journal. 2015,7, 14-22. Di akses pada tanggal
25 Oktober 2018 dari http://www.scirp.org/journal/health
http://dx.doi.org/10.4236/health.2015.71003.
Denat Y, Gokce S, Gungor H, Zencir C, Akgullu C. (2016). Relationships of anxiety and burnout with
extrasystoles in critical care nurses in Turkey. Pak J Med Sci 2016; 32:196-200. DOI:
10.12669/PJMS.321.8407
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.(2012). Profil Kesehatan Indonesia 2011. Jakarta:
Depkes RI.
Gunarsa, Yulia Singgih D. & Singgih D Gunarsa.(2013). Psikologi Untuk Keluarga.Jakarta ; Penerbit
Libri.
Guntur W. P (2012). Pengaruh person organization, Kepuasaan kerja dan Komitmen Organisasi
terhadap Kinerja Perawat, Management Analysis Journal, 1, 1-7.

93
Seminar Nasional
Hasil Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IV Tahun 2019
“Pengembangan Sumberdaya menuju Masyarakat Madani Berkearifan Lokal”
LPPM - Universitas Muhammadiyah Purwokerto
ISBN: 978-602-6697-43-1

Hariandja, M. T. E., & Hardiwati, Y (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Grasindo.
Kemenkes RI. (2010). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI.
Khamisa, N.; Peltzer, K.; and Oldenburg, B. (2013). Burnout in Relation to Specific Contributing
Factors and Heatlh Outcomes among Nurses: A systematic Review. Int. Journal Environment
Res. Public Health 2013. 10, 2214-2240; doi: 10.33390/ijerph10062214
Laschinger, H., Grau, A., Finegan, J. and Wilk, P. (2010) New Graduate Nurses’ Experiences of
Bullying and Burnout in Hospital Settings. Journal of Advanced Nursing, 66, 2732-2742.
http://dx.doi.org/10.1111/j.1365-2648.2010.05420.x
Leither, M. and Maslach, C. (2009) Nurse Turnover: The Mediating Role of the Nursing Work Index.
Journal of Nursing Management, 17, 331-339. http://dx.doi.org/10.1111/j.1365-
2834.2009.01004.x
Maslach, C. and Jackson, S. (1984) Burnout in Organizational Settings. Applied Social Psychology
Annual, 5, 133-153
Nugroho, A. S., Andrian & Marselius. (2012). Studi desktiptif burnout dan coping stress pada
perawat di ruang inap rumah sakit jiwa menur surabaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya, Vol. 1, No. 1, 1-6.
Poncet MCP, Papazian TL (2007) “Burnout syndrome in critical care nursing staff,” American
Journal of Respiratory and Critical Care Medicine 175:698-704.
Robbins, Stephen P. & Timothy A. 2013. Organizational Behavior Edition 15. New Jersey : Pearson
Education.
Sarafino, Edward P., Timothy W. Smith. 2011. Health PsychologBiopsychosocial Interactions
Seventh edition. United States of America.
Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Suwarto. 2013. Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Tarwoto, Wartonah .(2013) Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Edisi 3 Penerbit
Salemba Medika 2006
Vahedian-Azimi A, Hajiesmaellli M, Kangasniemi M, Fornes-Vives J, Hunsucker RL, Farrokhvar L
et al.:. (2017). Effects of Stress on Critical Care Nurses: A National Cross-Sectional Study.
Journal of Intensive Care Medicine 2017. DOI: 10.1177/0885066617696853
Vahey, D., Aiken, L., Sloane, D., Clarke, S. and Vargas, D. (2004) Nurse Burnout and Patient
Satisfaction. Medical Care, 42, II57-II66
Wibowo. (2011). Manajemen Kinerja. PT. Raja Grafindo Persada
Wibowo, Latif D., (2016). Gambaran Tingkat Stress Kerja Perawat di Instalasi Gawat Darurat dan
Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Daerah Wates Kulon Progo. SKRIPSI. Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani.
Wijono.(2010) . Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Airlangga, Surabaya
Zhang XC, Huang DS, Guan P. (2014). Job burnout among critical care nurses from 14 adult
intensive care units in north-eastern China: a cross-sectional survey. BMJ Open 2014; 4:1-7.
DOI: 10.1136/bmjopen-2014-004813

94

Anda mungkin juga menyukai