Anda di halaman 1dari 4

Gangguan berjalan

1. Antalgic gait (anti = against, algic = pain). = Nyeri waktu menapak sehingga langkah memendek
2. Tredelenberg gait (paralise n. ischiadicus)
3. Stepage gait (langkah pendek-pendek)
GANGGUAN JALAN, KELAINAN BENTUK DAN BENJOLAN DI EKSTREMITAS
Kuliah 19

Pendahuluan

Antalgic gait : kaki Foot slap gait/droop foot : terjadi pada Steppage gait : kelemahan Jalan normal
kiri sulit diangkat kaki kiri (terjadi kelemahan pada nervus pada kedua kaki
perineus→ ekstensi dan dorsofleksi ankle)
Siklus gait adalah aktivitas normal yang terjadi antara
satu kaki menyentuh tanah dan kaki pada sisi yang
sama kembali menyentuh tanah. Siklus gait : 60%
fase stance, 40% swing fase. Normal bila jalan dan
kecepatan normal, kaki lebih banyak dibawah. Gaya
berjalan dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu tulang
(panjangnya sama), otot (kuat/tidak), saraf
(normal/tidak), fungsi otak. Fase jalan normal : (1).
Meletakkan tumit → heel strike, (2). Fase menapak
→ stance phase, (3) Ujung jari bertumpu → toe off, (4)mengayun langkah → swing phase
Gangguan Berjalan
Antalgic gait Gaya berjalan spastik Gaya berjalan drop-foot Gaya berjalan High stepping
1. Nyeri (otot) (kaki jatuh) Trendelenberg gait → kaki
2. Kelainan 1. Kekakuan sendi 1. Deformitas equinus, 1. Kelemahan musculus jatuh
bentuk/deformitas → 2. Ketidakseimbangan diawali adanya Abductor yang bilateral/bilateral
bentuk tidak normal otot gangguan saraf berada pada hip droop foot
3. Ketidakstabilan sendi 3. Cedera otot (kram pereneus/ischiadicus/ sehingga tidak bisa
menyebabkan nyeri otot) menyebabkan spinal cord (medulla mengangkat kaki
sehingga terjadi gaya jalan berubah spinalis)/otak pada area panggul
gangguan berjalan 2. Lesi saraf 2. Dislokasi pinggul

DEFORMITAS
Definisi Deformitas
 Deformitas/kelainan bentuk adalah salah satu penyebab terjadinya gangguan berjalan
 Lihat dari arah yang berbeda yaitu depan, samping dan atas (axial)
 Tipe deformitas :
1. Angulation → membentuk sudut, bengkok. Ex : patah diarea tulang antebrachii/humerus
sehingga patahan bisa membentuk sudut disebut dengan angulasi
2. Rotation → berputar. Ex : kecelakaan sehingga salah satu kaki berputar daripada sisi normal.
rotasi ada 2 yaitu internal/endorotasi dan eksternal/eksorotasi
3. Shorthening → pemendekan. Ex : patahan di tulang paha sehingga terjadi pemendekan
Tulang paha → terjadi Paling sering
deformitas di cruris. Ketika di terjadi pada
ukur disebut dengan manusia, pada
mekanikal aksis dari femur usia dini
hingga distal tibia lalu sering salah
dibandingkan kanan dan kiri. posisi duduk
Ada pemendekan dan menyebabkan
angulasi, kalau mau lihat terjadinya
rotasi maka perhatikan dari deformitas Pemendekan dari tulang femur.
sisi aksial rotasi Dilakukan pengukuran leg length
proportio dari mekanikal aksis
yaitu SIAS hingga ke distal tibia
(maleolus tibialis). Deformitas
shortening dwtywdnyn
terjadi jika ada
pemendekan
Anatomical line : dari greater throcanter ke maleolus medial
Functional line : SIAS ke maleolus medial

Deformitas Lutut Umum

Lutut mendekat bentuk X disebut Lutut menjauh membentuk O


genu vagum → knock knee disebut genu varum → bow legged
Deformitas Umum Kaki

Club foot : kaki eversi, mengalami Peroneal nerve → lesi Sering terjadi karena arthritis (radang sendi)
endorotasi dan equinus (CTEV). menyebabkan anckle tidak bisa → mengenai sendi kecil seperti tangan
Kongenital taloequinovarus sering dorsofleksi dan menjadi drop foot (MCP), kaki (metatarsophalangeal). Kalau
terjadi pada bayi baru lahir, harus pada pasien deformitas terlalu lama dapat menyebabkan
cepat ditangani agar memiliki kekakuan. Pada tangan menjadi claw hand dan
prognosis yang baik kaki claw foot
Investigasi Deformitas
Inspeksi gaya berjalan,
anamnesis, pemeriksaan fisik
(lihat pada semua posisi seperti
berdiri/berbaring/duduk, raba),
pemeriksaan penunjang (untuk
menyingkirkan diagnosis
banding → hanya untuk
menunjang saja). Pemeriksaan
penunjang digunakan sebagai
bantuan terapi. Genu valgus/vagum Genu varum CTEV

Terapi Deformitas

Brace – non operatif CTEV : Congenital Talipes Equinovarus

Setiap minggu dipasang gips lalu diganti dan di koreksi setiap Claw foot → sulit dengan non operatif, bisa saja dengan non
minggu. Pada minggu ke 5/6 kaki akan sudah mendekati operatif kalau kekakuannya belum terlalu keras dan harus
normal lalu dilanjutkan dengan menggunakan brace. dipasangkan wire (besi yang ditusukan dwtywdnyn
ke dalam tulang
Ditemukan pada fase awal bayi baru lahir dengan kondisi sehingga mengkoreksi claw foot)
CTEV dan harus segera di koreksi
Anamnesis : jika benjolan bersifat insidental maka bersifat ganas (tidak ada keluhan lain), jika ada keluhan nyeri,
sulit berjalan dan baru saja terjadi maka bersifat jinak
BENJOLAN
Pasien datang dengan keluhan benjolan pada area kaki
(tidak sakit), jarang dengan gangguan berjalan. Pada
gambar merupakan benjolan yang terletak pada kaki.
Pendahuluan Benjolan
 Benjolan
1. Fisiologis
2. Patologis → tumor
 Tumor :  Tumor pada extremitas :
1. Jinak 1. Soft tissue → dari luar tulang
2. Ganas → Cancer 2. Bone → sel tulang, paling sering
Diagnosis Benjolan
Riwayat Pemeriksaan fisik
 Terjadi secara tiba-tiba dan tidak nyeri  Lokasi (ex : femur distal)
 Kebetulan mencatat lesi tulang  Ukuran (semakin besar semakin buruk)
 Massa tulang/benjol yang tidak nyeri  Warna (semakin berbeda warna dengan kulit maka
 Lesi tulang yang menyakitkan semakin ganas, semakin sama warna maka jinak)
 Fraktur patologis → fraktur yang disebabkan bukan  Konsistensi (ex : terfiksir, kenyal, tidak rata → ganas,
karena trauma (penyakit lain yang mendasari). mobile → jinak)
Trauma tidak adekuat dapat menyebabkan terjadinya  Superfisial atau deep
fraktur. Usia muda sering terjadi karena tumor ganas  Nyeri/tidak→ jika nyeri maka ganas
Investigasi Pemeriksaan Penunjang Benjolan
Biopsi (histopatologi) sebagai gold
standar untuk pengambilan sampel
jaringan. Bisa dengan cor biopsi
(jarum yang besar) atau di open
(penorehan) untuk mengambil
jaringan. Biopsi dilakukan setelah
pemeriksaan non invasif seperti X-
Ray, darah
X-Ray melihat diawal Pemeriksaan darah untuk
pemeriksaan melihat marker tumor
Diagnosis Benjolan
 Lesi litik/blastik
Osteosarkoma (ganas). Ada proses ditulang
 Lokasi
hingga keluar tulang dan merupakan keganasan.
 Ukuran Merupakan lesi blastik berlokasi di femur
 Pola kehancuran (geografis, motheaten, permeatif) dengan ukuran yang hampir mengenai seluruh
 Batas femur (pattern of distraction), tulang
 Matriks (asal tulang) mengalami distruksi/hampir tidak terlihat, batas
 Reaksi korteks/periosteal tidak tegas (semakin tidak tegas maka mengarah
 Keterlibatan jaringan lunak (semakin banyak soft keganasan), berasal dari sel tulang/kondrosit,
tissue terkena maka prognosis semakin buruk) periosteum sudah tidak terlihat

Jinak berbatas tegas, periosteum


masih terlihat jelas, soft tissue
tidak terlibat, lesi litik

Stadium Benjolan
Stadium Grade Lokasi Metastase
IA Rendah Intrakompartemental Tidak
IB Rendah Ekstrakompartemental Tidak
IIA Tinggi Intrakompartemental Tidak

dwtywdnyn
IIB Tinggi Ekstrakompartemental Tidak
IIIA Rendah Intra atau ekstrakompartemental Iya
IIIA Tinggi Intra atau ekstrakompartemental Iya
Penatalaksanaan tumor jaringan lunak
Tumor jaringan lunak dipentaskan menggunakan American Joint Committee for Cancer Staging System,
menurut tingkat histologis (G), ukuran (T), keterlibatan kelenjar getah bening (N) dan apakah mereka
telah bermetastasis. tasized (M) (Russell et al., 1977). Perbedaan utama antara ini dan sistem Enneking
adalah peningkatan jumlah nilai histologis (dari rendah dan tinggi menjadi 1, 2 dan 3) dan penggunaan
ukuran tumor (kurang dari atau lebih besar dari 5 cm), daripada apakah intrakompartemen atau
ekstrakompartemen
Terapi Benjolan
 Pengamatan/observasi jika bersifat jinak
 Operasi → biopsi/pengambilan sampel. Pada gambar :
a. Radikal eksisi : seluruh femur diambil padahal lesi hanya sedikit (hanya untuk ganas karena
bermetastase), seluruh tulang femur diganti menjadi tulang femur donor yang diambil dari mayat
b. Wide lokal eksisi : diambil sekian senti
c. Marginal eksisi : disisinya saja
d. Intracapsular eksisi : diambil dengan kapsul
 Kemoterapi
 Radioterapi
OSTEOSARKOMA
 Osteosarkoma konvensional adalah tumor
ganas tulang primer intramedullary grade
tinggi di mana sel-sel neoplastik menghasilkan
osteoid, meskipun hanya dalam jumlah kecil.
 Tumor tulang ganas primer yang paling
umum, cepat membesar, sering <25 tahun
 Sebagian besar merupakan penyakit anak
muda, paling sering terjadi pada dekade kedua dengan sekitar 60% pasien berusia di bawah 25 tahun.
 Ini cenderung menjadi penyakit metafisis (91%) → femur distal (paling sering), tibia proksimal, dan humerus
proksimal. Gambaran osteosarkoma : lebih tidak teratur, tulang terlihat jelek, codman triangle, periosteal
reaction, diarea dalam ada bagian yang litik & blastik. Gold standar adalah histopatologi
EWING SARKOMA
 Sarkoma Ewing didefinisikan sebagai sarkoma sel bulat yang
menunjukkan berbagai tingkat diferensiasi neuroektodermal
 Ini adalah sarkoma paling umum kedua pada tulang dan jaringan
lunak pada anak-anak, jenis tumor yang berasal dari tulang
 Hampir 80% pasien berusia kurang dari 20 tahun
 Cenderung timbul di diafisis atau bagian metaphyseal-diaphyseal
dari tulang panjang
 Gejala berupa : nyeri dan massa di area yang terlibat adalah
gejala klinis yang paling umum. Demam (remiten, sekitar 38°C),
anemia, leukositosis, dan peningkatan laju sedimentasi sering terlihat, terjadi perubahan warna kulit (vena
ekstasis terlihat dan banyak karena merupakan suatu sel yang aktif sehingga tubuh membentuk vaskularisasi baru
dan terlihat vena bertambah banyak → tanda hal buruk).
 Yang membedakan ewing sarkoma dengan osteosarkoma adalah hasil pemeriksaan histopatologi dan digunakan
untuk menentukan jenis terapi yang akan dilakukan
 Gambaran x ray : onion peel appearance (berlapis-lapis), gambaran lebih teratur
RHABDOMYOSARCOMA
 Rhabdomyosarcoma: embrional, alveolar, pleomhorphic. Jenis tumor berasal dari soft tissue (otot)
 Rhabdomyosarcomas embrional merupakan subtipe rhabdomyosarcoma yang paling umum
 Anak-anak kurang dari usia sepuluh tahun biasanya terpengaruh
 Proporsi terbesar terjadi di kepala dan leher (sekitar 47%), kurang dari 9% muncul di otot rangka
ekstremitas. Harus diperiksa dengan pemeriksaan penunjang untuk menentukan apakah tulang
terlibat atau tidak
 Sering terjadi pada jari kaki

dwtywdnyn

Anda mungkin juga menyukai