Anda di halaman 1dari 18

KELAINAN PADA PUTING SUSU, GALAKTOKEL, PENGHENTIAN

LAKTASI
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Obstetri

Dosen Pengampu: Ana Sundari,S.ST.,M.Keb.,MPH

Disusun Oleh:
Alifta Fairuz Salsabila P1337424123201
Nafilah Girindra Wardani P1337424123210

STUDI KEBIDANAN SEMARANG REGULER B DIPLOMA TIGA


JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
SEMARANG
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan Rahmat, Inayah, dan Hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan bentuk maupun isinya yang sederhana. Adapun tema dari
makalah ini yaitu “Kelainan pada Putting Susu, Galaktokel, dan Penghentian
Laktasi”.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada dosen mata
kuliah Obstetri, Ibu Ana Sundari,S.ST.,M.Keb.,MPH yang telah memberikan
tugas terhadap kami. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami sadar masih banyak kekurangan dalam proses pembuatan makalah
ini karena keterbatasan pengalaman yang kami punya. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun atau pun pembacanya.

Kendal, Maret 2024

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
A. Kelainan Pada Putting Susu......................................................................3
1. Puting Susu Lecet......................................................................................3
2. Putting susu terbenam...............................................................................4
B. Galaktokel....................................................................................................5
1. Pengertian Galaktokel...............................................................................5
2. Etiologi Galaktokel....................................................................................5
3. Manifestasi Klinis Galaktokel...................................................................7
4. Diagnosis Galaktokel................................................................................7
5. Tatalaksana Galaktokel.............................................................................9
6. Pencegahan Galaktokel...........................................................................10
7. Prognosis Galaktokel...............................................................................10
C. Penghentian Laktasi.................................................................................10
1. Pengertian Penghentian Laktasi..............................................................10
2. Waktu Penyapih Yang Teраt...................................................................10
3. Penyebab Penghentian Laktasi Dilakukan..............................................11
4. Komplikasi / Gangguan yang Biasa Terjadi............................................11
5. Cara penghentian laktasi.........................................................................11
BAB III PENUTUP..............................................................................................12
A. Kesimpulan................................................................................................12
B. Saran..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
Lampiran..............................................................................................................14

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Putting susu terasa nyeri bila tidak ditangani dengan benar akan
menjadi lecet. Umumnya menyusui akan menyakitkan kadang-kadang
mengeluarkan darah. Puting susu lecet dapat disebabkan oleh posisi
menyusui yang salah, tapi dapat pula disebabkan oleh trush (candidaters)
atau dermatitis.
Galaktokel dapat terjadi pada ibu yang baru/sedang menyusui dan
dapat jarang sekali terjadi sebagai akibat sumbatan saluran air oleh air susu
yang membeku. Air susu berkumpul pada suatu bagian mammac dan
menyebabkan tumor kristik. Seringkali dengan tekanan ketat pada
mammac tumor dapat dihilangkan. (prof Dr dr Sarwono Prawirohardjo,
2005).
Penghentian laktasi atau penghentian pemberian ASI pada anak
biasanya menjadi permasalahan yang juga sering dialami oleh ibu. Anak
biasanya akan rewel apabila ASI dihentikan. Selain itu, ibu juga dapat
mengalami permasalahan pada payudaranya karena ASI yang seharusnya
dikeluarkan tidak dikeluarkan. Oleh karena itu, perlu diketahui cara
penghentian ASI yang tepat agar dapat menghindari timbulnya
permasalahan baik pada ibu maupun pada anak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kelainan pada puting susu?
2. Apa definisi galaktokel?
3. Bagaimana etiologi galaktokel?
4. Bagaimana manifestasi klinis galaktokel?
5. Bagimana diagnosis galaktokel?
6. Bagaimana tatalaksana galaktokel?
7. Bagaimana pencegehan galaktokel?
8. Bagaimana prognosis galaktokel?

1
9. Apa definisi penghentian laktasi?
10. Kapan waktu penyapih yang tepat?
11. Apa penyebab penghentian laktasi dilakukan?
12. Bagaimana komplikasi penghentian laktasi?
13. Bagaimana cara penghentian laktasi?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian kelainan pada puting susu
2. Mengetahui definisi galaktokel
3. Mengetahui etiologi galaktokel
4. Mengetahui manifestasi klinis galaktokel
5. Mengetahui diagnosis galaktokel
6. Mengetahui tatalaksana galaktokel
7. Mengetahui pencegehan galaktokel
8. Mengetahui prognosis galaktokel
9. Mengetahui definisi penghentian laktasi
10. Mengetahui waktu penyapih yang tepat
11. Mengetahui penyebab penghentian laktasi dilakukan
12. Mengetahui komplikasi penghentian laktasi
13. Mengetahui cara penghentian laktasi

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Kelainan Pada Putting Susu
1. Puting Susu Lecet
Putting susu terasa nyeri bila tidak ditangani dengan benar akan
menjadi lecet. Umumnya menyusui akan menyakitkan kadang-kadang
mengeluarkan darah. Puting susu lecet dapat disebabkan oleh posisi
menyusui yang salah, tapi dapat pula disebabkan oleh trush
(candidaters) atau dermatitis.
Putting susu lecet dapat disebabkan trauma pada putting susu saat
menyusui, selain itu dapat pula terjadi retak dan pembentukan celah-
celah. Retakan pada putting susu sebenarnya bisa sembuh sendiri
dalam waktu 48 jam.
a) Penyebab :
(1) Teknik menyusui yang tidak benar.
(2) Putting susu terpapar oleh sabun, krim, alcohol ataupun zat
iritan lain saat ibu membersihkan putting susu.
(3) Moniliasis pada mulut bayi yang menularpada putting susuibu.
(4) Bayi dengan tali lidah pendek (frenulum lingue).
(5) Cara menghentikan menyusui yang kurang tepat
b) Penatalaksanaan
(1) Cari penyebab putting susu lecet
(2) Bayi disusukan lebih dulu pada putting susu yang normal atau
lecetnya sedikit
(3) Tidak menggunakan sabun, krim, alcohol ataupun zat iritasi
lain saat membersihkan payudara.
(4) Menyusui lebih sering (8-12 kali dalam 24 jam).
(5) Posisi menyusui harus benar, bayi menyusui sampai kekalang
payudara dan disusukan secara bergantian diantara kedua payudara

3
(6) Keluarkan sedikit ASI dan oleskan ke putting yang lecet dan
biarkan kering
(7) Gunakan BH/ bra yang dapat menyangga payudara dengan baik
(8) Bila terasa lebih sakit boleh bih minum obat pengurang rasa
sakit
(9) Jika penyebabnya monilia, diberi pengobatan dengan tablet
Nystatin (Maritalia, 2012).
2. Putting Susu Terbenam
Putting susu terbenam adalah putting yang tertarik kedalam
sehingga mudah untuk ditarik keluar dan bertahan cukup baik. Selama
masa nifas putting susu terbenam diatasi dengan cara perawatan
panyudara yang dilakukan terhadap payudara bertujuan untuk
melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu
sehingga memperlancar pengeluaran ASI.
Putting susu terbenam adalah putting yang memanjang sejak awal
sudah masuk kedalam. Variasi ini biasanya terjadi pada saat proses
pembentukan. Jika masuknya tidak terlalu dalam, ketika tiba saaatnya
menyusui biasa ditarik keluar karena desakan kelenjar susu yang
berkembang. Kalau memang dalam sekali, maka kesulitan muncul saat
harus menyusui. Yang menjadi masalah, bila semula keadaan putting
baik-baik saja kemudian tiba-tiba masuk kedalam (Saryono dan
Roischa, 2018)
 Faktor putting susu terbenam
Beberapa faktor penyebab putting susu terbenam adalah sebagai
berikut:
a. Kurangnya pengetahuan tentang perawatan payudara
b. Kurangnya pengetahuan payudara sejak dini
c. Kelainan saluran putting susu
 Cara mengatasi putting susu terbenam
Cara mengatasi putting susu terbenam adalah:

4
Lakukan gerakan Hoffman yaitu dengan meletakkan kedua jari
telunjuk atau ibu jari di daerah areola, kemudian lakukan
pengurutan menuju dalam arah sebaliknya (walaupun hasilnya
terkadang kurang memuaskan)
Dapat mengunakan pompa putting susu atau jarum suntik 10 ml
yang telah dimodifikasi, satiap hari, untuk mencoba menghisap
supaya putting susu menonjol keluar. Namun harus dihindari rasa
bosan atau lelah sewaktu mencoba mengeluarkan putting, karena
rasan bosan dan marah justru akan menyebabkan produksi ASI
berkurang. Karena itu harus dipertimbangkan benar, beberapa lama
ibu mencoba dengan seperti ini. (Nina Siti Mulyani, 2018)
B. Galaktokel
1. Pengertian Galaktokel
Galaktokel adalah kista retensi berisi air susu. Dalam hal ini
penyumbatan terjadi pada duktus laktiferus. Galaktokel dapat terjadi
pada ibu yang baru/sedang menyusui dan dapat jarang sekali terjadi
sebagai akibat sumbatan saluran air oleh air susu yang membeku. Air
susu berkumpul pada suatu bagian mammac dan menyebabkan tumor
kristik. Seringkali dengan tekanan ketat pada mammac tumor dapat
dihilangkan. (prof Dr dr Sarwono Prawirohardjo, 2005)
2. Etiologi Galaktokel
Penyebab galaktokel sendiri bermacam-macam, antara lain:
a. Air susu mengental sehingga menyumbat lumen saluran, hal ini
terjadi akibat air susu jarang dikeluarkan.
b. Adanya penekanan aliran air susu dari luar.
c. Ibu berhenti menyusui.
d. Penggunaan alat kontrasepsi oral.
e. Galaktorca (air susu yang keluar secara terus menerus meskipun
bayi sudah disapih). (prof Dr dr Sarwono Prawirohardjo, 2005)

Adapun faktor resiko lainnya yang dapat menyebabkan tumor yakni

5
1.) Genetik
a. Adanya kecendrungan pada keluarga tertentu lebih banyak
menderita carcinoma mammae daripada keluarga lain bila ada
riwayat keluarga dengan kanker payudara pada ibu, saudara
perempuan ibu, dan saudara perempuan.
b. Adanya distribusi predileksi antarbangsa atau suku bangsa.
c. Kembar monozygote terdapat kanker yang sama.
d. Persamaan lateralitas kanker payudara pada keluarga dekat dari
penderita.
e. Seseorang dengan sindrom klinefelter akan mendapat
kemungkinan 66 kali dari pria normal.
f. Pernah mengalami infeksi, trauma, atau operasi tumor jinak
payudara.
g. Mempunyai kanker payudara kontralateral dan kemungkinan
beresiko 3-9 kali.
h. Pernah menjalani operasi ginekologis, misalnya tumor
ovarium.
2.) Pengaruh Hormon
a. Usia menarche < 12 tahun, beresiko 1,7-3,4 kali lebih tinggi
daripada wanita yang menarche pada usia 12 tahun.
b. Usia menopause >55 tahun, beresiko 2,5-5 kali lebih tinggi.
c. Umur >30 tahun memiliki insiden yang lebih tinggi.
d. Tidak kawin dan nullipara, resikonya 2-4 kali lebih tinggi dari
wanita yang kawin dan punya anak.
e. Melahirkan anak pertama pada usia 35tahun, resikonya 2 kali
lebih besar.
f. Terapi hormonal yang lama.
g. Kontrasepsi oral pada pasien tumor payudara jinak seperti
kelainan fibrokistik ganas, meningkatkan resiko hingga 11 kali.
3.) Makanan
a. Terutama makanan yang mengandung banyak lemak.

6
b. Karsinogen terdapat lebih dari 2000 karsinogen dalam
lingkungan hidup kita.
4.) Radiasi di Daerah Dada
Riwayat pernah mengalami radiasi di dinding dada karena radiasi
dapat menyebabkan mutagen.
3. Manifestasi Klinis Galaktokel
a. Terdapat massa (benjolan pada payudara)
 Ukuran massa bervariasi
 Konsistensi lunak (terdapat kemungkinan benjolan teraba
keras)
 Berbatas jelas
 Mobile
 Nyeri tekan
4. Diagnosis Galaktokel
a. Anamnesis.
Anamnesis didahului dengan pencatatan identitas penderita
secara lengkap. Keluhan utama penderita berupa benjolan di
payudara, rasa sakit, keluar cairan di puting susu, eksema di sekitar
areola, dimpling, kemerahan, ulserasi, peau d'orange, dan keluhan
pembesaran kelenjar getah bening aksilla atau metastase jauh. Hal-
hal yang perlu ditanyakan berhubungan munculnya benjolan
adalah sejak kapan muncul, progresifitas. perkembangan tumor,
sakit atau tidak. Biasanya tumor pada proses keganasan atau
kanker payudara mempunyai ciri khas dengan batas irregular, tidak
nyeri, tumbuh progresif.
Pengaruh siklus menstruasi terhadap keluhan tumor dan
perubahan ukuran tumor, kawin atau tidak, jumlah anak, anaknya
disusui atau tidak, riwayat penyakit kanker dalam keluarga, riwayat
memakai obat-obat hormonal, dan riwayat pernah atau tidak
operasi payudaradan obstetri- ginekologi.

7
Perlu ditanyakan kepada pasien faktor resiko kanker payudara
karena dengan mengetahui faktor resiko seseorang diharapkan
dapat lebih waspada terhadap kelainan-kelainan pada payudara,
baik secara rutin dengan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri)
maupun secara periodik memeriksakan kelainan payudara atau
tanpa kelainan kepada dokternya.
b. Pemeriksaan Fisik
Organ payudara dipengaruhi oleh faktor hormonal antara
lain estrogen dan progesteron maka sebaiknya pemeriksaan
payudara dilakukan saat pengaruh hormonal ini minimal, yaitu
setelah menstruasi lebih kurang satu minggu dari hari pertama
menstruasi. Teknik pemeriksaan dilakukan dengan badan bagian
atas terbuka.
c. Pemeriksaan Penunjang
 Mammografi
Suatu teknik pemeriksaan soft tissue. Adanya proses keganasan
akan memberikan tanda-tanda primer dan sekunder. Tanda
primer berupa fibrosis reaktif, cornet sign, adanya perbedaan
yang nyata ukuran klinik, roentgenologik, dan adanya
mikrokalsifikasi.
Tanda-tanda sekunder berupa retraksi, penebalan kulit,
bertambahnya vaskularisasi, perubahan posisi papilla dan
areola berupa bridge of tumor, keadaan daerah tumor dan
jaringan fibroglanduler tidak teratur, infiltrasi dalam jaringan
lunak di belakang mammae, dan adanya metastasis ke kelenjar.
Mammografi dapat mendeteksi tumor-tumor yang secara
palpasi tidak teraba, jadi sangat baik untuk diagnosis dini dan
skrining Hanya saja untuk mass screening Cara ini merupakan
cara yang mahal dan hanya dianjurkan pada wanita dengan
faktor high risk. Ketepatan 83%-95%, tergantung dari teknisi
dan ahli radiologinya.

8
 Ultrasonography
Ultrasound dievaluasi kemungkinan nilainya atau kegunaannya
untuk mendeteksi luka-luka pada daerah-daerah padat dari
payudara. Walaupun ultrasound dapat membedakan adanya
suatu "cystic mass" namun bukan berarti menunjukkan adanya
simpanan kalsium atau konvigurasi-konvigurasi jaringan, fakta-
fakta sangat penting untuk dipertimbangkan dalam diagnose
tumor ganas. Jika dalam pemeriksaan eraba lesi, tindakan yang
terbaik adalah untuk melakukan aspirasi jarum, yang berperan
sebagai terapeutik dan diagnostic Jika lesi tersebut tidak teraba,
ultrasonography dapat memastikan apakah lesi tersebut suatu
kista atau tidak, dan dengan itu dapat mengeliminasikeperluan
untuk terapi atau tindakan tambahan. (Long, 1996)
 Fine-needle aspiration biopsy
Pemeriksaan histology dapat dilakukan dengan menggunakan
jarum halus seperti Trucut atau Corecut dibawah anaesthesi
local. Sitologi didapatkan dengan menggunakan jarum Gauge
21 atau 23 dan spoit 10cc. Pemeriksaan ini hanya dianjurkan
untuk dilakukan pada wanita dengan usia lebih tua guna
menyingkirkan kemungkinan terjadinya keganasan pada
payudara. "Fine-needle aspiration biopsy" (FNAB) berguna dan
merupakan suatu teknik yang akurat dengan sensitivitasnya
lebih dari 90%.Ia mendiagnosis kehadiran sel-sel maligna,
tetapi tidak member informasi tentang tingkatan (grade) tumor
atau jika terdapat invasi ke jaringan sekitar. "Fine-needle
aspiration" (FNA) pada kista payudara berfungsi sebagai
terapeutik dan diagnostik.
5. Tatalaksana Galaktokel
a. Edukasi pasien
Adapun hal yang perlu disampaikan kepada pasien antara lain:
 Kompres air hangat payudara setelah menyusui bayi

9
 Pemijatan payudara (massage)
 Menyusui bayi lebih sering
 Mulai menyusui bayi dengan payudara yang salurannya
terhambat
b. Bedah.
 Apabila galaktokel menimbulkan rasa tidak nyaman, maka
dapat dilakukan:
 Dilakukan drainase dengan aspirasi jarum halus untuk
mengeluarkan secret susu
 Eksisi dipertimbangkan apabila kista terlalu kental untuk bias
di aspirasi atau telah terjadi infeksi.
6. Pencegahan Galaktokel
Adapun pencegahan untuk galaktokel ialah menganjurkan pasien
untuk melakukan breast care sebagai bagian dari edukasi dan
dilakukannya SADARI setiap bulannya.
7. Prognosis Galaktokel
Secara kesimpulan, jika suatu tumor jinak payudara dicuriga
bersifat malignana, benjolan yang telah di eksisi itu harus dikirim
untuk dilakukan pemeriksaan patologis, dan ini merupakan tindakan
wajib. Pemeriksaan lain yang dapat membantu diagnosa adalah biopsy
dan mammografi. Prognosis dari kesemua tumor jinak ini bergantung
pada deteksi dan pencegahan dini.

C. Penghentian Laktasi
1. Pengertian Penghentian Laktasi
Penghentian laktasi atau biasa kita kenal dengan menyapih adalah
Proses itu dapat disebabkan oleh si anak itu sendiri untuk berhenti
menyusu atau bisa juga dari sang ibu untuk berhenti menyusui
anaknya. Atau dari keduanya dengan berbagai alasan. (Sofian, 2011)

10
2. Waktu Penyapih yang Teраt
Sebenarnya tidak pernah ada waktu yang pasti kapan sebaiknya
anak disapih dari ibunya. Menurut WHO, masa pemberian ASI
diberikan secara eksklusif 6 bulan pertama, kemudian dianjurkan tetap
diberikan setelah 6 bulan berdampingan dengan makanan tambahan
hingga umur 2 th atau lebih. Ada juga ibu-ibu yang menyapih anaknya
ketika usia 1-2 tahun, bahkan ada yang diusia 4 tahun.
3. Penyebab Penghentian Laktasi Dilakukan
 Bayi lahir mati
 Bayi yang sudah menyusui meninggal
 Apabila ibu oleh sebab apapun tidak mau
 menyusui anaknya
 Penyakit ibu yang dapat menular pada anaknya
 Ibu yang memerlukan pemeriksaan dengan obat-obat radioaktif
4. Komplikasi / Gangguan yang Biasa Terjadi
 Demam
 Nyeri
 Mastitis (Peradangan payudara)
5. Cara penghentian laktasi
1) Secara alamiah kebanyakan dilakukan oleh para ibu, yaitu
dengan mengikat dada. Hal ini akan menimbulkan rasa nyeri
(50%) dan bengkak serta keras (15%).
2) Pemberian obat-obatan:
 Dietil stilbestrol peroral 3 x 30 mg selama satu minggu atau
tablet Lynoral 3 x 1 tablet sehari selama 1 minggu
 Tablet parlodel per oral
 Injeksi intramuskular ablakton
 Suntikan estradiol valerat 10 mg intra- muskular.
Pada pemberian estrogen harus hati-hati karena dianggap sebagai
predisposisi untuk ter- jadinya tromboembolisme. Kadang-kadang
setelah pemberian estrogen dihentikan dapat ter- jadi perdarahan

11
rahim (withdrawal bleeding). Hal ini tidak perlu dikhawatirkan.
(Sofian, 2013)

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Puting susu lecet dapat disebabkan oleh posisi menyusui yang
salah, tapi dapat pula disebabkan oleh trush (candidaters) atau
dermatitis. Galaktokel adalah kista retensi berisi air susu. Dalam hal ini
penyumbatan terjadi pada duktus laktiferus. Galaktokel dapat terjadi
pada ibu yang baru/sedang menyusui dan dapat jarang sekali terjadi
sebagai akibat sumbatan saluran air oleh air susu yang membeku.
Penghentian laktasi atau biasa kita kenal dengan menyapih adalah
Proses itu dapat disebabkan oleh si anak itu sendiri untuk berhenti
menyusu atau bisa juga dari sang ibu untuk berhenti menyusui
anaknya. Atau dari keduanya dengan berbagai alasan.
B. Saran
1. Bagi Pembaca
Kami berharap, makalah ini bisa menjadi rujukan mengenai Kelainan
pada putting susu,Galaktokel, dan Penghentian Laktasi.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hendaknya institusi Pendidikan dapat memperbanyak literatur berupa
makalah, penugasan serta seminar mengenai Kelainan pada putting
susu,Galaktokel, dan Penghentian Laktasi dalam konteks kebidanan.
A.

12
DAFTAR PUSTAKA
Bahiyatun. 2009. BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN NIFAS NORMAL. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC

Supriyadi Teddy, Gunawan Johanes. 1994. KEDARURATAN OBSTETRI DAN


GINEKOLOGI. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Sofian Amru. 2013. SINOPSIS OBSTETRI. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran


EGC

13
Lampiran

14

Anda mungkin juga menyukai