Anda di halaman 1dari 13

( KEPERAWATAN JIWA)

DIII Keperawatan Stikes Panca Bhakti Bandar Lampung


( Dosen :  Ns. Anton S.P., M.Kep., Sp.Kep.J )

OBAT CEMAS

Disusun oleh : KELOMPOK 4


- Agung Saputra ( 1926002 ) - Jenni Karina Bintang ( 1926050 ) - Fenny Ventaria Eka Y. ( 1926040 )
- M.Farhan ( 1926066 ) - Nyoman Ariastiti ( 1926080 ) - Rona Safitri ( 1926102 )
- Revi Mariska ( 1926094 ) - Kadek Endang Juita ( 1926052 ) - Selvi Utami Erwin ( 1926106 )
- Elly Astari ( 1926032 ) - Lia Indah ( 1926058 ) - Suci Etika Wati ( 1926108 )
Pengertian
Ansiolitik (anxiolytic) atau obat anticemas adalah kelompok obat-
obatan yang dapat mencegah atau menangani gejala kecemasan -
terutama  pada pasien dengan gangguan cemas menyeluruh
(GAD). Obat ini juga mungkin diresepkan untuk kondisi mental
lain seperti fobia sosial serta digunakan sebagai penenang untuk
anestesi pada prosedur medis.

Antiansietas adalah kelompok obat untuk menangani gangguan


kecemasan, serangan panik, atau rasa takut dan khawatir yang
berlebihan.
Cara kerja : Antiansietas bekerja dengan cara memengaruhi sistem
saraf pusat dan menyeimbangkan zat kimia di otak, sehingga
aktivitas otak lebih tenang.
Jenis ansiolitik / obat Anti Cemas
Kelompok obat benzodiazepin
Beberapa contoh benzodiazepin, termasuk:
1- Chlordiazepoxide  - Alprazolam - Clonazepam 
- Diazepam  - Lorazepam

Buspirone
2
3 Pregabalin
4Hydroxyzine
Cara Kerja Obat Cemas
1. Obat-obatan kelompok benzodiazepin
bekerja dengan meningkatkan aktivitas senyawa otak yang disebut
asam gamma-aminobutirat atau GABA. GABA  menjadi senyawa
komunikasi antar sel saraf yang dapat mengurangi aktivitas otak.
Aktivitas otak yang berlebihan disebutkan dapat memicu kecemasan
dan gejala lain.

2. Buspiron
bekerja dengan meningkatkan aktivitas reseptor serotonin dan
dopamin di saraf. Rangsangan tersebut dapat mengubah pesan yang
diterima oleh saraf sehingga mengurangi kecemasan yang dirasakan
pasien.
3. Pregabalin
jenis obat antikonvulsan atau antikejang. Cara kerja pregabalin
untuk menurunkan kecemasan mirip dengan obat-obatan
benzodiazepin, yakni dengan meningkatkan aktivitas GABA di
dalam otak.
 
4. Hydroxyzine
jenis antihistamin yang memiliki efek menenangkan. Obat ini
mungkin diresepkan dokter untuk menangani insomnia yang
disebabkan oleh kecemasan.
Kontra Indikasi
1. Kontra Indikasi Kelompok obat
benzodiazepin
1) ALPRAZOLAM

Indikasi: 
Ansietas, campuran ansietas-depresi, dan gangguan panik (pemakaian jangka pendek).

Kontraindikasi: 
1. Depresi pernapasan 7. Gangguan hati berat,
2. Miastenia gravis 8. Insufisiensi pulmoner akut,
3. Kondisi fobia dan obsesi 9. Psikosis kronik,
4. Glaukoma sudut sempit akut, 10. Serangan asma akut,
5. Trimester pertama kehamilan, 11. Bayi prematur;

6. Tidak boleh digunakan sendirian pada depresi atau ansietas dengan depresi.
2) Chlordiazepoxide

Indikasi :
• Kegunaan Chlordiazepoxide adalah untuk pengobatan kondisi-kondisi berikut :
• Diindikasikan untuk pengelolaan gangguan kecemasan (anxiety) atau untuk bantuan
gejala kegelisahan jangka pendek.
• Untuk mengobati gejala penarikan alkoholisme akut dan / atau penyalahgunaan obat.
• Obat ini juga digunakan untuk meredakan kecemasan sebelum menjalani operasi.
Kontraindikasi :
• Kontraindikasi pada pasien dengan riwayat hipersensitif/alergi obat Chlordiazepoxide
HCl atau obat-obat kelas benzodiazepine secara umum.
• Jangan digunkan pada pasein insufisiensi paru akut, depresi berat, pasien dengan
kelemahan respek neuromuskular, psikosiss kronis, atau porfiria.
• Sebaiknya tidak digunkan untuk ibu hamil atau ibu menyusui.
3) Klonazefam
Indikasi : 
• epilepsi, semua jenis, termasuk petit mal, mioklonus, status
epileptikus.
Kontraindikasi : 
• depresi pernapasan, insufisiensi pulmoner akut, porfiria.

4) Diazepam
• Kontraindikasi :
utama dari diazepam adalah riwayat hipersensitivitas dan pasien
pediatri usia <6 bulan. Diazepam diketahui dapat menyebabkan
ketergantungan, gejala putus obat, dan harus hati-hati diberikan pada
pasien yang menggunakan opioid dan alkohol. Peringatan penggunaan
diazepam termasuk penanganan kasus overdosis obat ini.
Kontraindikasi :
• Diazepam dikontraindikasikan pada kondisi berikut:
• Hipersensitivitas terhadap diazepam
• Usia < 6 bulan, karena kurangnya pengalaman klinis
• Myasthenia gravis
• Gangguan pernapasan berat, misalnya penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
• Gangguan fungsi hati berat, misalnya sirosis hepatis
• Sindrome sleep apnea
• Glaukoma sudut tertutup akut (terapi diazepam masih bisa diberikan pada pasien glaukoma
sudut terbuka)

5) Lorazefam
• Kontraindikasi penggunaan lorazepam adalah:
• Hipersensitivitas dan Glaukoma akut sudut sempit
• Akses dan pemberian intravena dan Depresi nafas hebat
• Digunakan pada bayi prematur dengan dosis injeksi
2) Kontra Indikasi obat Buspirone
Indikasi : 
• ansietas (penggunaan jangka pendek).
Kontraindikasi: 
• Epilepsi
• gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat,
• hamil dan menyusui.

3) Kontra Indikasi obat Pregabalin


Indikasi: 
• nyeri neuropatik perifer, terapi tambahan untuk seizure parsial dengan
atau tanpa generalisasi sekunder.
Kontraindikasi: 
• pasien yang hipersensitif; wanita menyusui
5) Kontra Indikasi obat Hydroxyzine

Indikasi : 
Pruritus, ansietas (penggunaan jangka pendek) .
 
Kontraindikasi : 
riwayat hipersensitivitas
Peran Perawat Dalam Pemberian Obat
Dalam menjalankan perannya, perawat menggunakan pendekatan proses
keperawatan dengan memperhatikan 7 hal benar dalam pemberian obat yaitu :
1. Benar Pasien
2. Obat
3. Dosis
4. Rute Pemberian
5. Waktu
6. Dokumentasi
7. Benar Dalam Informasi.
Perawat membantu klien dalam membangun pengertian yang benar dan jelas
tentang pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan dan turut
serta bertanggungjawab dalam pengambilan keputusan tentang pengobatan
bersama dengan tenaga kesehatan lain. Perawat dalam memberikan obat juga
harus memperhatikan resep obat yang diberikan harus tepat,hitungan yang tepat
pada dosis yang diberikan sesuai resep dokter.
Sekian Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai