DISUSUN OLEH :
PEMBAHASAN
Pemeriksaan kehamilan atau ANC merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan
mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas,
sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental
(Wiknjosastro, 2005).
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter
sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan
antenatal. Pelayanan antenatal ialah untuk mencegah adanya komplikasi obstetri bila
mungkin dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani
secara memadai (Saifuddin, 2002).
Kunjungan baru ibu hamil (K1) adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa
kehamilan. Kunjungan ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang kedua dan
seterusnya untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar selama satu periode
kehamilan berlangsung. Sedangkan K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang
keempat atau lebih untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar (Hamidah, 2009).
1. Tujuan antenatal care
a. Tujuan umum
Untuk mememnuhi hak setiap ibu hamil memeproleh pelayanan antenatal yang berkualitas
sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat dan melahirkan
bayi yang sehat.
b. Tujuan khusus
1) Menyediakan pelayanan antenatal terpadu, komperhensif dan berkualitas, termasuk
konseling kesehatan dan gizi ibu hamil, konseling KB dan pemberian ASI.
2) Menghilangkan “missed oppurtunity” pada ibu hamil dalam mendapatkan pelayanan
antenatal terpadu, komperhensif dan berkualitas.
3) Mendeteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan yang diderita ibu hamil.
4) Melakukan Intervensi terhadap kelainan/penyakit/gangguan pada ibu hamil sedini
mungkin.
5) Melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sosial dengan sistem
rujukan yang ada (Kemenkes, 2010).
Kusmiyati (2008) menambahkan bahwa tujuan ANC dibagi menjadi dua yaitu:
a. Tujuan umum
Adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama
kehamilan, persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.
b. Tujuan khusus adalah:
1) Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi
dengan memberikan pendidikan gizi, kebersihan diri dan proses
persalinan.
2) Mendeteksi dan menatalaksana komplikasi medis, bedah ataupun
obstetrik selama kehamilan.
3) Mengembangkan persiapan persalinan serta rencana kesiagaan
menghadapi komplikasi.
4) Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan
puerperium normal, dan merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial.
2. Keuntungan ANC
Dapat mengetahui berbagai resiko dan komplikasi hamil sehingga ibu
hamil dapat diarahkan untuk melakukan rujukan ke rumah sakit (Manuaba,
2005).
Menurut Prawirohardjo (2006), bahwa manfaat pelayanan ANC
untuk:
a. Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan
kedaruratan yang mungkin terjadi.
b. Mendeteksi dan mengobati komplikasi-komplikasi yang timbul selama
kehamilan, baik yang bersifat medis, bedah atau obstetrik.
c. Meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik, mental dan sosial ibu serta
bayi dengan memberikan pendidikan, supleman dan imunisasi.
d. Membantu mempersiapkan ibu untuk menyusui bayi, melalui masa nifas yang
normal, serta menjaga kesehatan anak secara fisik, psikologis dan` sosial.
4. Indikator ANC
1. Kunjungan pertama (K1)
K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang
mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan
komperhensif sesuai standar.
Kontak pertama harus dilakukan sedini mungkin pada trimester pertama,
sebaliknya sebelum minggu ke 8.
2. Kunjungan ke-4 (K4)
K4 adalah ibu hamil dengan kontak 4 kali atau lebih dengan tenaga kesehatan
yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan
komperhensif sesuai standar. Kotak 4 kali dilakukan sebagai berikut: sekali
pada trimester I (kehamilan hingga 12 minggu) dan trimester ke-2 (>12-24
minggu), minimal 2 kali kontak pada trimester ke-3 dilakukan setelah minggu
ke 24 sampai dengan minggu ke 36.
3. Penanganan komplikasi (PK)
PK adalah penanganan komplikasi kebidanan, penyakit menular maupun
tidak menular serta masalah gizi yang terjadi pada waktu hamil, bersalin dan
nifas. Pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
kompetensi.
Menurut Saifuddin (2002), kunjungan ANC untuk pemantauan dan
pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilan
dalam waktu sebagai berikut :
a. Kehamilan trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan.
b. Kehamilan trimester kedua (14-28 minggu) satu kali kunjungan.
c. Kehamilan trimester ketiga (28-36 minggu dan sesudah minggu ke- 36) dua
kali kunjungan.
B. Jadwal ANC
Program pelayanan kesehatan ibu di Indonesia menganjurkan agar ibu hamil
melakukan pemeriksaan kehamilan minimal empat kali selama masa kehamilan.
Pemeriksaan kehamilan sesuai dengan frekuensi minimal di tiap trimester, yaitu minimal
satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), minimal satu kali pada
trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan minimal dua kali pada trimester ketiga
(usia kehamilan 24 minggu sampai persalinan) (Kemenkes RI, 2018).
Setiap ibu hamil disarankan untuk melakukan kunjungan antenatal yang
komprehensif dan berkualitas minimal 4 kali, yaitu 1 kali sebelum bulan ke 4 kehamilan,
kemudian sekitar bulan ke 6 kehamilan dan 2 kali kunjungan sekitar bulan ke 8 dan 9
kehamilan. Pada umumnya, standar minimal pemeriksaan ANC terdiri dari 10T yaitu:
C. Kunjungan Awal
1) Kunjungan pertama/K1 (Trimester I)
K1 adalah kunjungan pertama ibu hamil pada masa kehamilan ke pelayanan kesehatan.
Pemeriksaan pertama kehamilan diharapkan dapat menetapkan data dasar yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim dan kesehatan ibu
sampai persalinan. Kegiatan yang dilakukan sebagai berikut: anamnesa, pemeriksaan fisik
umum, pemeriksaan khusus obstetri, penilaian risiko kehamilan, menentukan taksiran berat
badan janin, pemberian imunisasi TT1, KIE pada ibu hamil, penilaian status gizi, dan
pemeriksaan laboratorium (Wagiyo & Putrono, 2016).
Prinsip-prinsip pencegahan COVID-19 pada ibu hamil, ibu nifas dan bayi baru lahir di
masyarakat meliputi universal precaution dengan selalu cuci tangan memakai sabun selama
20 detik atau hand sanitizer, pemakaian alat pelindung diri, menjaga kondisi tubuh dengan
rajin olah raga dan istirahat cukup, makan dengan gizi yang seimbang, dan mempraktikan
etika batuk-bersin.
A. BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR DAN IBU
MENYUSUI
1. Upaya Pencegahan Umum yang Dapat Dilakukan oleh Ibu Hamil, Bersalin
dan Nifas :
a) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sedikitnya selama
20 detik (cara cuci tangan yang benar pada buku KIA hal.
28). Gunakan hand sanitizer berbasis alkohol yang setidaknya
mengandung alkohol 70%, jika air dan sabun
tidak tersedia. Cuci tangan terutama setelah Buang Air Besar (BAB) dan Buang
Air Kecil (BAK), dan sebelum makan (Buku KIA hal 28 ).
b) Khusus untuk ibu nifas, selalu cuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah
memegang bayi dan sebelum menyusui. (Buku KIA hal. 28).
c) Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum dicuci.
d) Sebisa mungkin hindari kontak dengan orang yang sedang sakit.
e) Gunakan masker medis saat sakit. Tetap tinggal di rumah saat sakit atau segera ke
fasilitas kesehatan yang sesuai, jangan banyak beraktivitas di luar.
f) Tutupi mulut dan hidung saat batuk atau bersin dengan tissue. Buang tissue pada
tempat yang telah ditentukan. Bila tidak ada tissue, lakukan batuk sesuai etika
batuk.
g) Bersihkan dan lakukan disinfeksi secara rutin permukaan dan benda yang sering
disentuh.
h) Menggunakan masker medis adalah salah satu cara
pencegahan penularan penyakit saluran napas, termasuk infeksi
COVID-19. Akan tetapi penggunaan masker saja masih kurang
cukup untuk melindungi seseorang dari infeksi ini,
karenanya harus disertai dengan usaha pencegahan lain. Pengunaan masker harus
dikombinasikan dengan hand hygiene dan usaha-usaha pencegahan lainnya.
i) Penggunaan masker yang salah dapat mengurangi keefektivitasannya dan dapat
membuat orang awam mengabaikan pentingnya usaha pencegahan lain yang
sama pentingnya seperti hand hygiene dan perilaku hidup sehat.
j) Cara penggunaan masker medis yang efektif :
Pakai masker secara seksama untuk menutupi mulut dan hidung, kemudian
eratkan dengan baik untuk meminimalisasi celah antara masker dan wajah.
Saat digunakan, hindari menyentuh masker.
Lepas masker dengan teknik yang benar (misalnya : jangan menyentuh
bagian depan masker, tapi lepas dari belakang dan bagian dalam).
Setelah dilepas jika tidak sengaja menyentuh
masker yang telah digunakan, segera cuci tangan.
Gunakan masker baru yang bersih dan kering, segera ganti masker jika
masker yang digunakan terasa mulai lembab.
Jangan pakai ulang masker yang telah dipakai.
Buang segera masker sekali pakai dan lakukan pengolahan sampah medis
sesuai SOP.
Masker pakaian seperti katun tidak direkomendasikan.
k) Menunda pemeriksaan kehamilan ke tenaga kesehatan apabila tidak ada tanda-
tanda bahaya pada kehamilan (Buku KIA hal. 8-9).
l) Menghindari kontak dengan hewan seperti: kelelawar, tikus, musang atau hewan
lain pembawa COVID-19 serta tidak pergi ke pasar hewan.
m) Bila terdapat gejala COVID-19, diharapkan untuk menghubungi telepon layanan
darurat yang tersedia (Hotline COVID-19 : 119 ext 9) untuk dilakukan
penjemputan di tempat sesuai SOP, atau langsung ke RS rujukan untuk mengatasi
penyakit ini.
n) Hindari pergi ke negara/daerah terjangkit COVID-19, bila sangat mendesak untuk
pergi diharapkan konsultasi dahulu dengan spesialis obstetri atau praktisi
kesehatan terkait.
o) Rajin mencari informasi yang tepat dan benar mengenai COVID-19 di media
sosial terpercaya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ruang lingkup asuhan kehamilan meliputi asuhan kehamilan normal
dan identifikasi kehamilan dalam rangka penapisan untuk menjaring keadaan
risiko tinggi dan mencegah adanya komplikasi kehamilan.
Tujuan utama antenatal care adalah menurunkan/ mencegah
kesakitan dan kematian maternal dan perinatal. Adapun tujuan khususnya
adalah:
B. Saran
Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini, untuk
itu penulis mengharapkan kritik maupun saran dari pembaca. Demi
kesempurnaan makalah ini selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://ibijabar.org/tutorial-layanan-anc-10-t/
Pedoman bagi ibu hamil,ibu nifas dan bayi baru lahir selama social distancig
(Pandemi Covid19)
https://kesga.kemkes.go.id/assets/file/pedoman/BUKU%20KIA%20REVISI
%202020%20LENGKAP.pdf
https://www.ibi.or.id/