Anda di halaman 1dari 25

MODUL PERKULIAHAN

KEWARGANEGARAAN

MODUL 6
POKOK BAHASAN :
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

Pertemuan
Fakultas:
Online 6
Disusun Oleh:
Program Studi:
Abstract Rani Purwanti
kemampuan Akhir Kemalasari SH.,MH.
yang diharapkan

Abstract kemampuan Akhir yang diharapkan


Pada Bab ini akan dijelaskan Mahasiswa mampu memahami pengetian Warga negara dan
mengenai Hak dan Kewajiban kewarganegaraan, serta mampu memahami hak dan
warga negara. karakteristik warga negara yang bertanggung jawab.

Daftar Isi
kewarganegaraan
2021
2 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
A. Konsep Warga Negara dan Penduduk. 3
B. Konsep Hak dan Kewajiban Warga Negara dan Negara. 7
C. Hak Dan Kewajiban Warga Negara Dan Negara
Dalam Undang Undang Dasar. 8
D. Kedudukan Dan Peran Warga Negara Dalam Negara. 12
E. Kewarganegaraan Dan Pewarganegaraan. 13
F. Asas Kewarganegaraan. 14
G. Problem Status Kewarganegaran 18
H. Assesment 19
DAFTAR PUSTAKA 21

MODUL 6
HAK DAN KEWAJIBAN WARGANEGARA
kewarganegaraan
2021
3 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Pasal 26 Ayat 1 UUD 1945 mengatur siapa saja yang termasuk warga
negara Republik Indonesia. Pasal ini dengan tegas menyatakan, bahwa
yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia dan
orang-orang bangsa lain, misalnya peranakan Belanda, Tionghoa, Arab
yang bertempat tinggal di Indonesia, mengakui Indonesia sebagai tanah
airnya, bersikap setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia dan

A. Konsep Warga Negara dan Penduduk.

Seseorang yang diakui sebagai warga negara dalam suatu negara haruslah ditentukan
oleh peraturan perundang-undangan dari negara yang bersangkutan. Peraturan perundang-
undangan inilah yang kemudian dijadikan dasar untuk penentuan status kewarganegaraan
seseorang. Dalam, menetapkan asas tentang kewarganegaraan, setiap negara memiliki
budaya sejarah, dan tradisi masing-masing. Warga negara merupakan terjemahan kata
citizens (Bahasa Inggris) yang mempunyai arti; warga negara, petunjuk dari sebuah kota,
sesama warga negara, sesama penduduk, orang setanah air; bawahan, atau kaula.
Sementara kata warga sendiri mengandung arti peserta, anggota atau warga dari suatu
organisasi atau perkumpulan. Warga negara artinya warga atau anggota dari organisasi yang
bernama negara. Pengertian lain menyatakan, bahwa warga negara adalah rakyat yang
menetap di suatu wilayah dan rakyat tertentu dalam hubungannya dengan negara (Kaelan dan
Achmad Zubaidi, 2007: 117). Sementara dalam UU No. 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan RI dinyatakan dalam Pasal 1 Ayat 1, bahwa warga negara adalah warga
suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Pasal 26 Ayat 1 UUD 1945 mengatur siapa saja yang termasuk warga negara Republik
Indonesia. Pasal ini dengan tegas menyatakan, bahwa yang menjadi warga negara adalah
orang-orang Bangsa Indonesia dan orang-orang bangsa lain, misalnya peranakan Belanda,
kewarganegaraan
2021
4 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Tionghoa, Arab yang bertempat tinggal di Indonesia, mengakui Indonesia sebagai tanah
airnya, bersikap setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia dan disahkan oleh
Undang-Undang sebagai warga negara. Selanjutnya Pasal 26 ayat 3 UUD 1945 menyebutkan
syarat-syarat untuk menjadi warga negara Indonesia ditetapkan oleh Undang-Undang.

Apakah konsep warga negara sama dengan penduduk? Dalam Pasal 26 Ayat 2 UUD
1945 dinyatakan, bahwa penduduk ialah “warga negara Indonesia dan orang asing yang
bertempat tinggal di Indonesia”. Berdasarkan pengertian warga negara dan penduduk ini,
dapat disimpulkan, bahwa terdapat perbedaan antara warga negara dan penduduk. Warga
negara memerlukan penetapan/pengesahan dari peraturan perundangan agar disahkan
sebagai warga negara, sementara penduduk tidak perlu penetapan berdasarkan peraturan
perundang-undangan, hanya saja mereka sudah bertempat tinggal di Indonesia, seseorang itu
sudah dianggap sebagai penduduk Indonesia. Artinya, warga negara sudah pasti penduduk;
sebaliknya penduduk belum tentu warga negara.

Dalam hubungannya dengan negara, warga negara dan penduduk memiliki hak dan
kewajiban yang sedikit berbeda. Misalnya, dalam UUD 1945 Pasal 29 Ayat 2 dinyatakan,
bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu. Di sini dinyatakan penduduk.
bukan hanya warga negara. Artinya, semua orang yang telah berdomisili dan lndonesia dalam
jangka waktu yang lama dijamin kemerdekaannya oleh negara untuk memeluk agama sesuai
dengan keyakinannya. Di sisi lain, UUD 1945 menyebutkan hak-hak khusus untuk warga
negara, bukan penduduk, misalnya dalam Pasal 27 Ayat 2 yang menyatakan, bahwa tiap-tiap

kewarganegaraan
2021
5 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” dan
dalam Pasal 31 dinyatakan, bahwa “tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran”.
Bagaimana dengan penduduk? apakah mereka tidak memperoleh hak yang serupa? Di sini
menurut pemikiran penulis, walaupun orang itu adalah penduduk Indonesia, akan tetapi jika
yang bersangkutan belum ditetapkan secara sah oleh peraturan perundang-undangan sebagai
Warga Negara Indonesia, maka dia belum bisa menerima hak untuk mendapatkan pekerjaan
dan pengajaran seperti yang dinyatakan dalam Pasal 27 Ayat 2 dan Pasal 31 UUD 1945.Jadi,
hak yang diperolehnya masih terbatas hak sebagai penduduk, belum sebagai warga negara.

Di sini timbul pertanyaan, apakah yang membuktikan bahwa seseorang sudah menjadi
warga negara? Pada tanggal 8 Juli 1996, Presiden Soeharto mengeluarkan Keputusan
Presiden (Keppres) Nomor 56 Tahun 1996 tentang Bukti Kewarganegaraan Republik
lndonesia. Di Pasal 4 butir 2 berbunyi, “Bagi Warga Negara Republik Indonesia yang telah
memiliki Kartu Tanda Penduduk(KTP), atau Kartu Keluarga (KK), atau Akte Kelahiran,
pemenuhan kekuatiran persyaratan untuk kepentingan tertentu tersebut cukup menggunakan
Kartu Tanda Penduduk, atau Kartu Keluarga (KK), atau Akte Kelahiran tersebut.” Artinya,
untuk menjadi warga negara Indonesia harus memiliki dokumen. dokumen seperti yang
tercantum dalam Pasal 4 butir 2 Keppres Nomor 56 Tahun 1996 tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, kita dapat juga menarik suatu asumsi bahwa di Indonesia
masih ada rakyat yang belum memiliki dokumen. dokumen seperti yang dimaksud di atas,
sehingga status mereka hanya sebagai penduduk belum menjadi warga negara. Contohnya
adalah masyarakat pedalaman di Indonesia yang masih belum tersentuh oleh pembangunan,
seperti Suku Anak Dalam di Provinsi Sumatera Selatan, suku Talang Mamak di Riau, Suku
Dayak di Kalimantan, hingga Suku Asmat di Papua. Masyarakat pedalaman ini masih memilih
hidup secara tradisional, termasuk saat proses melahirkan anak hanya dibantu oleh dukun
kampung tanpa adanya surat akta kelahiran, menikah melalui proses acara adat tanpa adanya
surat nikah, dan lain sebagainya. Artinya, mereka tidak memiliki dokumen-dokumen yang
dapat membuktikan, bahwa mereka adalah warga negara sehingga, hak sebagai warga
negara belum bisa mereka peroleh. Kecuali hanya hak sebagai penduduk Indonesia.
Selain istilah warga negara dan penduduk, terdapat juga istilah rakyat, bukan penduduk, dan
bukan warga negara/orang asing. Rakyat lebih merupakan konsep politis. Rakyat menunjuk
pada orang-orang yang berada di bawah satu pemerintahan serta tunduk pada pemerintahan
itu. Istilah rakyat umumnya dilawankan dengan penguasa. Bukan penduduk adalah orang-
orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah negara dan tidak untuk menetap atau tinggal di
kewarganegaraan
2021
6 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
suatu wilayah negara hanya untuk sementara waktu (contoh; orang luar negeri yang sedang
studi di Indonesia, pekerja kontrak dari luar negeri yang bekerja di Indonesia, dan lain
sebagainya). Sementara bukan warga negara atau orang asing adalah mereka yang secara
hukum tidak diakui atau bukan menjadi warga negara tersebut (contoh : turis mancanegara).

WARGA
NEGARA
PENDUDUK BUKAN WARGA
NEGARA/ORANG ASING
Turis/wistawan asing yang
datang ke Indonesia
BUKAN
RAKYAT PENDUDUK
(Orang orang
asing yang bekerja
kontrak atau studi
di Indonesia )
Rakyat memiliki cakupan yang luas dan meliputi semua orang yang ada dalam sebuah
negara. Penduduk dan bukan penduduk merupakan bagian dari rakyat. Sementara warga
negara dan bukan warga negara (orang asing) merupakan bagian dari penduduk, dan
otomatis merupakan bagian dari rakyat.

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa penduduk, bukan penduduk,


warga negara dan bukan warga negara adalah rakyat Indonesia karena mereka berdiam di
wilayah Indonesia dan bersedia serta wajib tunduk pada hukum, aturan, dan pemerintahan
yang berlaku di Indonesia. Sementara untuk menjadi penduduk, maka rakyat tersebut harus
telah berdomisili di Indonesia untuk jangka waktu yang lama. Jika dia hanya berdomisili di
Indonesia untuk jangka waktu sementara/tertentu, maka dia tetap dikatakan sebagai rakyat
Indonesia, akan tetapi dia bukan penduduk Indonesia. Merekalah yang disebut dengan orang
asing yang bekerja dengan sistem kontrak di Indonesia atau orang asing yang sedang studi di
Indonesia. Setelah selesai kontrak/studinya, orang yang bersangkutan akan kembali ke
negara asalnya.

Selanjutnya, bila rakyat atau penduduk (bahkan bisa juga bukan penduduk) ingin
menjadi Warga Negara Indonesia, maka yang bersangkutan harus meminta kepada
pemerintah Indonesia agar ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan Indonesia
untuk menjadi warga negara Indonesia. Jika seseorang itu berada di Indonesia akan tetapi
tidak diakui sebagai warga negara Indonesia, maka orang tersebut bukan warga negara

kewarganegaraan
2021
7 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Indonesia, walaupun dia diakui sebagai rakyat dan sebagai penduduk Indonesia. Artinya, yang
bersangkutan ada di Indonesia tapi bukan warga negara Indonesia. Contohnya adalah para
wisatawan atau turis mancanegara yang berlibur ke Indonesia untuk sementara waktu serta
tidak berniat menetap lama dan tidak berniat untuk menjadi warga negara lndonesia, karena
setelah berlibur orang yang bersangkutan akan segera kembali ke negara asalnya.

B. Konsep Hak dan Kewajiban Warga Negara dan Negara.

Berbicara mengenai konsep hak dan kewajiban warga negara dan negara merupakan
pembicaraan mengenai hubungan antara warga negara dengan negara. Pembicaraan ini
sebenarnya merupakan pembicaraan yang sudah sangat tua. Thomas Hobbes, tokoh yang
mencetuskan istilah homo homim' lupus (manusia adalah serigala bagi manusia lainnya/
manusia pemangsa sesamanya), mengatakan bahwa fungsi negara adalah menertibkan
kekacauan atau chaos dalam masyarakat. Walaupun negara adalah bentukan masyarakat,
namun kedudukan negara adalah penyelenggara ketertiban dalam masyarakat agar tidak
terjadi konflik, pencurian, dan lain-lain. Dari sini saja kita sudah menyatakan, bahwa negara
memiliki hubungan dengan warga negara.
Persoalan yang paling mendasar sekaitan dengan hubungan antara negara dan warga
negara adalah masalah hak dan kewajiban. Negara dan warga negara sama-sama memiliki
hak dan kewajiban masing-masing. Sesungguhnya dua hal ini saling terkait, karena jika
berbicara mengenai hak negara itu berarti berbicara tentang kewajiban warga negara,
demikian pula sebaliknya; jika berbicara mengenai kewajiban negara adalah berbicara tentang
hak warga negara. Hak merupakan sesuatu yang harus/mutlak dimiliki atau diperoleh oleh
setiap individu. Sementara kewajiban merupakan sesuatu yang harus/ mutlak dilakukan. Hak
seseorang dibatasi oleh hak orang lain dan dibatasi pula oleh kewajiban yang harus dilakukan
oleh orang yang bersangkutan. Oleh karena itu, walaupun hak merupakan suatu keharusan
yang mutlak kita miliki, akan tetapi hak tersebut ada batasannya.

kewarganegaraan
2021
8 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
HAK WARGA
NEGARA

HAK NEGARA NEGARA KEWAJIBAN


NEGARA

KEWAJIBAN
WARGA
NEGARA

Hak dan kewajiban harus berjalan dengan seimbang


Jika dikaitkan dengan hak dan kewajiban warga negara, maka konsep hak warga
negara adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh seorang warga negara akibat hubungannya
dengan negara. Artinya, hak tersebut mutlak harus dipenuhi oleh negara. Sementara itu,
konsep kewajiban warga negara merupakan suatu hal yang harus dilakukan oleh seorang
warga negara sebagai akibat dari hubungannya dengan negara. Artinya, kewajiban ini mutlak
dipenuhi oleh warga negara.
Dari pejabaran ini dapat disimpulkan, bahwa hak dan kewajiban warga negara memiliki
hubungan yang timbal balik dengan hak dan kewajiban negara. Hak yang dimililki oleh warga
negara berakibat pada kewajiban yang harus dipenuhi oleh negara. Sebaliknya, hak negara
berakibat pada kewajiban yang mutlak dipenuhi oleh warga negara. Contoh: jika setiap warga
negara memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan, maka negara berkewajiban untuk
menyediakan sarana pendidikan. Sebaliknya, jika negara memiliki hak untuk dibela oleh setiap
warga negara, maka warga negara berkewajiban untuk melakukan bela negara.

C. Hak Dan Kewajiban Warga Negara Dan Negara Dalam Undang Undang Dasar.

Dalam UUD 1945, hak dan kewajiban warga negara Indonesia serta hak dan kewajiban
negara Indonesia tercantum dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 34 yang mencakup bidang:
politik dan pemerintahan, sosial, keagamaan, pendidikan dan penahanan. Berikut
penjabarannya.
Hak Warga Negara Indonesia :
a. Pekerjaan dan penghidupan yang layak (Pasal 27 ayat 2).
b. Berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan (Pasal 28).
c. Membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah (Pasal 28B
ayat I).
kewarganegaraan
2021
9 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
d. Hak anak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminsasi (Pasal 28B ayat 2).
e. Mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, mendapat pendidikan dan
memperoleh manfaat dari IPTEK, seni dan budaya (Pasal 28C ayat 1).
f. Memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun
masyarakat, bangsa dan negaranya (Pasal 28C ayat 2).
g. Pengakuan, jaminan, pelindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang
sama dihadapan hukum (Pasal 28D ayat 1).
h. Bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja
(Pasal 28D ayat 2).
i. Memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan (Pasal 28D ayat 3).
j. Status kewarganegaraan (Pasal 28D ayat 3).
k. Memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran,
memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara
dan meninggalkannya, serta berhak kembali (Pasal 28E ayat 1).
l. Kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap sesuai dengan hati
nuraninya (Pasal 28E ayat 2).
m. Kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat (Pasal 28E ayat 3).
n. Berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan
sosialnya, serta berhak mencari memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia (Pasal
28F).
o. Perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah
kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan
untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi (Pasal 28G ayat 1).
p. Bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia dan
berhak memperoleh suaka politik dari negara lain (Pasal 28G ayat 2).
q. Hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang
baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan (Pasal 28H ayat 1).
r. Mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat
yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan (Pasal 28H ayat 2).
s. Jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia
yang bermartabat (Pasal 28H ayat 3).

kewarganegaraan
2021
10 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
t. Mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara
sewenang-wenang oleh siapa pun (Pasal 28H ayat 4).
u. Hidup, tidak disiksa, kemerdekaan pikiran dan hati nurani, beragama, tidak diperbudak,
diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku
surut (Pasal 281 ayat 1).
v. Bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak
mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu (Pasal 281
ayat 2).
w. Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan
zaman dan peradaban (Pasal 281 ayat 3).
x. Ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (Pasal 30 ayat 1).
y. Mendapat pendidikan (Pasal 31 ayat 1).

Kewajiban Warga Negara Indonesia

a. Menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya (Pasal 27 ayat 1).
b. Menghormati Hak Asasi Manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara (Pasal 28 ayat 1).
c. Tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud
semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan
orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis
(Pasal 28 J ayat 2).
d. Ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (Pasal 30 ayat 1).
e. Untuk pertahanan dan keamanan negara melaksanakan sistem pertahanan dan keamanan
rakyat semesta (Pasal 30, ayat 2).
f. Mengikuti pendidikan dasar (Pasal 31, ayat 2).

Hak Negara Indonesia

a. Hak untuk dijunjung tinggi atas kedaulatan hukum dan pemerintahan (Pasal 27 ayat 1).
b. Hak untuk dibela oleh setiap warga negara (Pasal 27 ayat 3).
c. Hak untuk dipertahankan oleh warga negara (Pasal 30 ayat 1).

kewarganegaraan
2021
11 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
d. Hak untuk menguasai cabang-abang produksi yang penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak (Pasal 30 ayat 1).
e. Hak untuk menguasai bumi dan air dan kekayaan alam yang j terkandung di dalamnya
(Pasal 33 ayat 3).

Kewajiban Negara Indonesia

a. Melindungi segenap bangsa, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan


bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia (Pembukaan UUD 1945, alinea IV).
b. Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasj manusia adalah tanggung
jawab negara, terutama pemerintah (Pasal 281 ayat 4).
c. Menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan
untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu (Pasal 29 ayat 2).
d. Untuk pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesra oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung
(Pasal 30, ayat 2).
e. Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan
Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara
keutuhan dan kedaulatan negara (Pasal 30 ayat 3).
f. Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta
menegakkan hukum (Pasal 30 ayat 4).
g. Membiayai pendidikan dasar (Pasal 31 ayat 2).
h. Mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa (Pasal 31 ayat 3).
i. Memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari
anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja
daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional (Pasal 31, ayat
4).
j. Memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama
dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia
(Pasal 31, ayat 5).
kewarganegaraan
2021
12 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
k. Memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin
kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya
(Pasal 32, ayat 1).
l. Menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional (Pasal
32, ayat 2).
m. Mempergunakan bumi dan air dan kekayaan alam untuk sebesar besarnya kemakmuran
rakyat (Pasal 33, ayat 3).
n. Memelihara fakir miskin dan anak-anak yang terlantar (Pasal 34, ayat 1).
o. Mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan (Pasal 34 ayat 2).
p. Bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan
umum yang layak (Pasal 34 ayat 3).
Penjabaran lebih lanjut mengenai hak dan kewajiban warga negara dan negara dituangkan
dalam berbagai peraturan perundang-undangan. Contoh: hak dan kewajiban WNI dalam
bidang pendidikan yang tercantum pada Pasal 31 UUD 1945 dijabarkan ke dalam UU No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Di samping adanya hak dan kewajiban
warga negara terhadap negara, dalam UUD 1945 hasil amandemen telah dicantumkan
adanya hak asasi manusia dan kewajiban dasar manusia, yaitu pada Pasal 281 J UUD 1945.
Selain itu ditentukan pula hak dan kewajiban yang dimiliki negara terhadap warga negara.
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bahwa hak dan kewajiban negara terhadap warga
negara pada dasarnya merupakan kewajiban dan hak warga negara terhadap negara. Hak
yang menimbulkan kewajiban :

a. Hak warga negara untuk mendapatkan pengajaran menimbulkan kewajiban bagi negara
dalam menyediakan sarana untuk proses pembelajaran.
b. Hak negara untuk dibela menimbulkan kewajiban bagi warga negara untuk melakukan
pembelaan negara.
Kewajiban yang menimbulkan hak :

a. Kewajiban warga negara untuk menjunjung hukum dan pemerintahan dengan tidak ada
kecualinya menimbulkan hak bagi negara agar hukum dan pemerintahannya dijunjung
tinggi oleh warga negara.

kewarganegaraan
2021
13 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
b. Kewajiban negara untuk menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang layak menimbulkan hak bagi warga negara untuk memperoleh
fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

D. Kedudukan Dan Peran Warga Negara Dalam Negara.

Kedudukan warga negara di dalam suatu negara sangat penting statusnya terkait
dengan hak dan kewajiban yang dimiliki sebagai warga negara. Perbedaan status/kedudukan
sebagai warga negara sangat berpengaruh terhadap hak dan kewajiban yang dimiliki baik
yang mencakup bidang politik, ekonomi, sosial-budaya maupun hankam. Berikut dijabarkan
mengenai kedudukan warga negara dalam negara:

1. Dengan memiliki status sebagai warga negara, maka orang akan memiliki hubungan hukum
dengan negara. Hubungan itu berwujud status sebagai warga negara, peran sebagai warga
negara, serta hak dan kewajiban sebagai warga negara.
2. Sebagai warga negara, maka ia memiliki hubungan timbal balik yang sederajat dengan
negaranya.
3. Secara teori, status warga negara meliputi status pasif, aktif, negatif dan positif.
4. Peran (role) warga negara juga meliputi peran yang pasif, aktif, negatif dan positif (Cholisin,
2000).
Berkaitan dengan peran (role) warga negara, dapat dijelaskan bahwa peran warga negara
dalam negara adalah sebagai berikut:

1. Peran pasif adalah kepatuhan warga negara terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Peran aktif merupakan aktivitas warga negara untuk terlibat (berpartisipasi) serta ambil
bagian dalam kehidupan bernegara, terutama dalam memengaruhi keputusan publik.
3. Peran positif merupakan aktivitas warga negara untuk meminta pelayanan dari negara
untuk memenuhi kebutuhan hidup.
4. Peran negatif merupakan aktivitas warga negara untuk menolak campur tangan negara
dalam persoalan pribadi.

kewarganegaraan
2021
14 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
E. Kewarganegaraan Dan Pewarganegaraan.

Kewarganegaraan (citizenship) artinya keanggotaan yang menunjukkan hubungan


atau ikatan antara negara dengan warga negara. Kewarganegaraan diartikan dengan
segala jenis hubungan dengan suatu negara yang mengakibatkan adanya kewajiban
negara itu untuk melindungi orang yang bersangkutan. Menurut UU No. 12 Tahun 2006
tentang Kewarganegaraan. Republik lndonesia, Pasal 1 ayat 2 menyatakan, bahwa
“kewarganegaraan adalah segala ikhwal yang berhubungan dengan negara”. Artinya,
segala sesuatu yang berkaitan dengan kewarganegaraan akan selalu berhubungan dengan
negara. Istilah kewarganegaraan ini dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Kewarganegaraan dalam arti yuridis dan sosiologis.
Kewarganegaraan dalam arti yuridis ditandai dengan adanya ikatan hukum antara orang-
orang dengan negara yang mengakibatkan ketundukan warga negara terhadap negara,
ditandai dengan adanya akta kelahiran, surat pernyataan, dan lain
sebagainya.Kewarganegaraan dalam arti sosiologis tidak ditandai oleh adanya ikatan
hukum, tapi ikatan emosional. perasaan, ikatan keturunan, ikatan tanah air, dan lain-lain.
2. Kewarganegaraan dalam arti formil dan materil.
Kewarganegaraan dalam arti formil di mana kewarganegaraan seseorang mengakibatkan
orang tersebut memiliki pertalian hukum serta tunduk pada hukum negara yang
bersangkutan. Kewarganegaraan dalam arti materil. di mana orang yang sudah memiliki
kewarganegaraan tidak jatuh pada kekuasaan atau kewenangan negara lain. Negara lain
tidak berhak memperlakukan kaidah-kaidah hukum pada orang yang bukan warga
negaranya.
Sementara itu, sekaitan dengan pewarganegaraan, Pasal 1 Ayat 3 UU Nomor 12
Tahun 2006 menyatakan, bahwa “Pewarganegaraan adalah tata cara bagi orang asing
untuk memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia melalui permohonan”. Secara
singkat dapat dikatakan bahwa pewarganegaraan adalah cara memperoleh
kewarganegaraan yang selanjutnya disebut dengan naturalisasi. Syarat dan prosedur
pewarganegaraan ini di berbagai negara dapat berbeda, menurut kebutuhan yang
dipengaruhi oleh kondisi dan situasi negara masing-masing.

kewarganegaraan
2021
15 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
F. Asas Kewarganegaraan.

Setiap negara berdaulat dan berwenang menentukan siapa-siapa yang menjadi warga
negaranya. Dalam menentukan kewarganegaraan seseorang dikenal adanya asas
kewarganegaraan berdasarkan kelahiran dan asas kewarganegaraan berdasarkan
perkawinan.
Penentuan kewarganegaraan didasarkan pada sisi kelahiran dikenal dua asas yaitu
asas Ius Soli dan asas Ius Sanguinis.
1. Ius Soli (Ius : hukum, dalil, pedoman, dan soli/solum = negeri), dimana
kewarganegaraan seseorang ditentukan berdasarkan tempat kelahiran atau daerah
tempat seseorang dilahirkan yang menentukan kewarganegaraannya. Artinya, kalau
anak dilahirkan di daerah hukum B, maka dengan sendirinya sang anak menjadi warga
negara B, walaupun kemungkinan bahwa orang tuanya bukan warga negara B.
Pengecualian diberikan kepada anggota korps diplomatik dan anggota tentara asing
yang masih dalam ikatan dinas di sebuah negara yang menganut asas ius soli.
2. Ius Sanguinis (Ius : hukum, dalil, pedoman, dan sanguinis = darah, keturunan), dimana
kewarganegaraan seseorang ditentukan berdasarkan keturunan atau pertalian darah
atau kewarganegaraan dari orang tua yang menentukan kewarganegaraan anaknya.
Artinya kalau anak dilahirkan dari orang tua yang berwarganegara A, maka dengan
sendirinya si anak memiliki kewarganegaraan A.
Penentuan kewarganegaraan didasarkan pada aspek perkawinan mencakup asas
kesatuan hukum dan asas persamaan derajat.

1. Asas Kesatuan Hukum, didasarkan pada paradigma suami istri ataupun ikatan
keluarga merupakan inti masyarakat yang meniscayakan suasana sejahtera, sehat,
dan tidak terpecah. Dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakatnya ikatan
keluarga yang baik perlu mencerminkan adanya suatu kesatuan yang bulat.
2. Asas Persamaan Derajat, dimana suatu perkawinan tidak menyebabkan perubahan
status kewarganegaraan masing-masing pihak. Baik suami ataupun istri tetap memiliki
kewarganegaraan asalnya.
Negara tidak terikat oleh negara lain dalam menentukan kewarganegaraan. Negara
lain juga tidak boleh menentukan siapa saja yang menjadi warga negara dari suatu
negara. Artinya, penentuan mengenai kewarganegaraan ini mutlak otoritas dari negara

kewarganegaraan
2021
16 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
yang bersangkutan terhadap warga negaranya, tidak boleh dicampuri oleh negara lain
yang tidak berkepentingan. Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa asas yang digunakan
ontak menentukan kewarganegaraan masing-masing warga negaranya berdasarkan
Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, yaitu:

a. Asas Ius Sanguinis, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang


berdasarakan keturunan bukan negara tempat kelahiran, Artinya, jika anak yang lahir
di manapun, jika orang tuanya adalah warga negara Indonesia, maka anak adalah
warga negara indonesia.
b. Asas ius Soli secara terbatas, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan
berdasarakan negara tempat kelahiran, yang diperuntukkan terbatas bagi anak-anak
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang. Anak dari warga negara
asing yang lahir di indonesia dapat menjadi warga negara Indonesia kecuali jika orang
tuanya tidak menginginkannya.
c. Asas kewarganegaraan tunggal, yaitu asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang Indonesia. Warga negara Indonesia tidak boleh
memiliki lebih dari satu kewarganegaraan.
d. Asas kewarganegaraan ganda terbatas, yaitu asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
Undang-Undangini. Seorang anak boleh memiliki kewarganegaraan ganda jika masih
berumur di bawah 17/18 tahun belum menikah/masih berada di bawah pengampuan
(asuhan) orang tua. Jika sudah berusia lebih dari 17/18 tahun atau sudah menikah,
sudah tidak berada di bawah pengampuan (asuhan) orang tua, si anak wajib memilih
salah satu kewarganegaraan dan meninggalkan kewarganegaraan lainnya.
Selain asas kewarganegaraan di atas, masih ada satu lagi cara untuk menentukan
kewarganegaraan seseorang, yaitu unsur pewarganegaraan (naturalisasi), dimana
kewarganegaraan seseorang dapat diminta, dimohonkan kepada negara yang diinginkan.
Artinya, jika ada orang asing yang ingin menjadi warga negara di suatu negara, maka ia harus
mengajukan permohonan kepada negara yang bersangkutan untuk dijadikan sebagai warga
negara dan melepas kewarganegaraan asalnya. Syarat dan ketentuan untuk menjadi warga
negara naturalisasi ini pada masing-masing negara berbeda sesuai dengan kondisi dan
peraturan perundang-undangan yang diberlakukan.

Di Indonesia, bagi orang asing yang ingin menjadi WNI melalui proses naturalisasi di
atur dalam Pasal 9 UU No. 12 Tahun 2005 tentang Kewarganegaraan RI. Dalam Pasal 9
kewarganegaraan
2021
17 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
tersebut dinyatakan bahwa permohonan pewarganegaraan dapat diajukan oleh pemohon jika
memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin.


b. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik
Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh
puluh) tahun tidak berturut-turut;
c. Sehat jasmani dan rohani, dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
d. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan
pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih.
e. Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi
berkewarganegaraan ganda.
f. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan
g. Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.
Proses naturalisasi ini dapat kita lihat dalam dunia sepak bola Indonesia dewasa ini, di
mana sangat banyak sekali warga negara asing yang dijadikan (menjadi) warga negara
Indonesia melalui proses naturalisasi, seperti Cristian Gonzales yang semula warga negara
Uruguay, Irfan Bachdim dan Sergio Van Dijk yang semula warga negara Belanda berubah
status kewarganegaraan menjadi warga negara lndonesia melalui proses naturalisasi.

Di samping itu, seseorang warga negara Indonesia dapat kehilangan


kewarganegaraan jika terdapat hal-hal berikut:

a. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri.


b. Tidak menolak atau melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang
bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu.
c. Dinyatakan hilang kewarganegaraan oleh Presiden atas permohonannya sendiri.
d. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari Presiden.
e. Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing
atau bagian dari negara asing tersebut.
f. Turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu negara
asing.

kewarganegaraan
2021
18 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
g. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat yang
dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas
namanya.
h. Bertempat tinggal diluar Wilayah negara Republik Indonesia selama 5 (lima) tahun
berturut-turut bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan
sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi Warga Negara Indonesia
sebelum jangka waktu 5 (lima) tahun itu berakhir dan setiap 5 (lima) tahun berikutnya yang
bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi warga Negara Indonesia
kepada perwakilan RI yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan
padahal perwakilan Rl tersebut telah memberitahukan secara tertulis kepada yang
bersangkutan tidak - menjadi tanpa kewarganegaraan.
i. Perempuan warga negara Indonesia yang kawin dengan laki-laki warga asing kehilangan
kewarganegaraan Rl jika menurut hukum negara asal suaminya, kewarganegaraan istri
mengikuti kewarganegaraan suami sebagai akibat perkawinan tersebut.
j. Laki-laki warga negara Indonesia yang kawin dengan perempuan warga asing kehilangan
kewarganegaraan RI jika menurut hukum negara asal istrinya, kewarganegaraan suami
mengikuti kewarganegaraan istri sebagai akibat perkawinan tersebut. Atau jika ingin tetap
menjadi Warga negara RI dapat mengajukan surat pernyaataan mengenai keinginannya
kepada pejabat atau perwakilan RI yang wilayahnya meliputi tempat tinggal perempuan
atau laki-laki tersebut, kecuali pengajuan tersebut mengakibatkan kewarganegaraan
ganda. Surat pernyataan dapat diajukan oleh perempuan setelah 3 (tiga) tahun Sejak
tanggal perkawinannya berlangsung.
k. Setiap orang yang memperoleh kewarganegaraan RI berdasarkan keterangan yang
kemudian hari dinyatakan palsu atau dipalsukan, tidak benar, atau terjadi kekeliruan
mengenai orangnya oleh instansi yang berwenang, dinyatakan batal
kewarganegaraannya.

G. Problem Status Kewarganegaran.

Akibat adanya asas kewarganegaraan, khususnya asas kewarganegaraan yang dilihat dari
sisi kelahiran berupa asas Ius Soli dan Ius Sanguinis, menyebabkan munculnya problem
status kewarganegaraan yang disebut dengan apatride dan bipatride. Problem status

kewarganegaraan
2021
19 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
kewarganegaraan ini terjadi dikarenakan perbedaan asas kewarganegaraan yang digunakan
oleh negara, negara di dunia. Berikut penjelasan mengenai apatride dan bipatride:

1. Apatride: istilah untuk seseorang yang tidak mempunyai status kewarganegaraan.


2. Bipatride: istilah untuk seseorang yang mempunyai status kewarganegaraan ganda (dua
kewarganegaraan).
Pada hakikatnya, seseorang tidak bisa berada dalam kondisi apatride (tidak memiliki
kewarganegaraan) dan juga tidak boleh berada dalam kondisi bipatride (memiliki
kewarganegaraan ganda). Jika hal ini terjadi maka akan berimbas pada hak dan kewajiban
yang bersangkutan dalam hubungannya dengan negara. Orang yang berada dalam kondisi
apatride tidak akan diakui sebagai warga negara di negara manapun sehingga dia tidak bisa
melakukan hubungan dengan negara, dalam artian tidak bisa menuntut hak terhadap negara
dan tidak ada jaminan oleh negara terhadap apa pun yang menimpanya. Sementara bagi
orang yang berada dalam kondisi bipatride, ia akan memiliki peran ganda serta memiliki hak
dan kewajiban ganda pula dari dua negara yang mengakuinya sebagai warga negara. Hal ini
akan menimbulkan kesulitan bagi orang yang bersangkutan dalam melaksanakan
kewajibannya, seperti kewajiban bela negara (negara mana yang akan dibela) hingga
kewajiban untuk membayar pajak (karena iaakan membayar pajak pada dua negara
sekaligus).
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah kapan seseorang dikatakan apatride dan kapan
seseorang bipatride?

Contoh dapat dijelaskan sebagai berikut: Orang Amerika Serikat (negara penganut asas
tepat lahir/ius soli) pergi ke China (negeri Penganut asas keturunan/ius sanguinis) dan
melahirkan anak di China. Sang anak tidak diakui sebagai waga negara Amerika Serikat
karena dia tidak dilahirkan di AS yang menganut asas tempat lahir. Sebaliknya, sang
anak juga tidak diakui sebagai warga negara China yang menganut asas keturunan ( orang
tua ) karena orang tuanya bukan orang China. Artinya sang anak menjadi apatride (tidak
memiliki kewarganegaraan).

Sebaliknya, orang China (negara penganut asas keturunan/ius Sanguinis) pergi ke AS


(negara penganut asas tepat lahir/ius soli) dan melahirkan anak di AS. Sang anak diakui
sebagai warga negara AS karena lahir di AS. Di sisi lain, sang anak juga diakui sebagai warga

kewarganegaraan
2021
20 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
negara China karena orang tuanya keturunan warga negara China. Artinya, sang anak
menjadi bipatride (memiliki dua kewarganegaraa).

Untuk mengatasi problem status kewarganegaraan ini, jika anak berada dalam kondisi
apatride, maka orang tua sang anak harus segera memohon, mengurus, dan meminta
kewarganegaraan dari negara yang diinginkannya untuk sang anak. Jika anak berada dalam
kondisi biparz'de, maka yang bersangkutan boleh memiliki kewarganegaraan ganda sampai
berusia 17 tahun atau belum menikah, setelah itu yang bersangkutan mutlak harus
melepaskan salah satu kewarganegaraan yang dia miliki. Untuk itu, dia memiliki dua hak, yaitu
hak opsi dan hak repudiasi . Hak opsi adalah hak untuk memilih salah satu kewarganegaraan
dan hak repudiasi adalah hak untuk menolak satu kewarganegaraan lainnya.

H. Assesment.

Soal Teori :
a. Sebutkan perbedaan mendasar antara rakyat, penduduk dan warga negara !
Jawab :
Rakyat di sebuah negara dibedakan menjadi dua, yang pertama adalah penduduk dan bukan
penduduk. Penduduk adalah orang yang menetap di sebuah negara. Misalnya saja kamu yang
sudah sejak lma menetap di Indonesia. Kalau yang bukan penduduk, itu seperti turis. Orang-
orang itu memang berada di sebuah negara, tapi dia nggak memiliki rencana buat tinggal di
wilayah negara tersebut.

Yang kedua adalah warga negara dan bukan warga negara. Warga negara Indonesia atau WNI
adalah orang yang menjadi anggota yang sudah disahkan oleh Undang-undang. Kalau bukan
warga negara adalah warga negara asing atau WNA. Banyak juga WNA yang sudah menjadi
warga negara Indonesia, misalnya Christiano Gonzales dan Lee Jeong Hoon.

b. Apa yang dimaksud dengan problem status kewarganegaraan ? bagaimana upaya yang
dapat dilakukan terhadap problem status kewarganegaraan ?
Jawab :
Apatride merupakan istilah untuk seseorang yang tidak mempunyai status kewarganegaraan.
Kasus orang-orang yang tidak memiliki status kewarganegaraan merupakan sesuatu yang akan
mempersulit orang tersebut dalam konteks menjadi penduduk dalam suatu negara.

kewarganegaraan
2021
21 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan sensus kependudukan dan melaporkan
kepada pihak yang berwenang dalam masalah kewarganegaraan yang mampu
menyelesaikannya.

Kebijakan Pemerintah Tentang Bela Negara.


Mentri Pertahanan mengatakan bahwa ancaman terhadap sebuah negara saat ini, dapat
dikatakan tidak lagi didominasi ancaman militer tetapi sudah berada di semua bidang
kehidupan yakni bidang pendidikan, ekonomi, ideologi, politik, sosial budaya, pertahanan,
keamanan, agama dan media informasi. Ancaman tersebut menimbulkan konflik SARA,
separatisme, Ideologi radikal, terorisme, pertikaian antar anak bangsa, Dll.

Guna menghadapi potensi ancaman tersebut, Kementerian Pertahanan kemudian


mengeluarkan kebijakan BELA NEGARA. Bela negara dilakukan dengan cara pelatihan,
sosialisasi serta membentuk kader pembina bela negara di seluruh kabupaten/kota. Dalam
mengimplementasikan bela negara, terdapat lima dasar yang harus terus dikembangkan
dan diterapkan oleh masyarakat. Pertama adalah cinta tanah air. Kedua, memiliki
kesadaran berbangsa dan bernegara. Ketiga, yakin kepada Pancasila sebagai ideologi
negara. Keempat, rela berkorban untuk bangsa dan negara, kelima adalah memiliki
kemampuan awal bela negara yang menyangkut kemampuan untuk memiliki perilaku
disiplin, ulet, kerja keras serta pantang menyerah.

Kesadaran bela negara ini penting untuk membangun daya tangkal bangsa dalam
menghadapi ancaman, mewujudkan ketahanan nasional, membentuk karakter cinta tanah air
serta penguatan wawasan kebangsaan.
Pertanyaan : ( Nilai 15 )
Bagaimana pendapat anda sebagai warga negara terkait dengan Kebijakan Bela Negara
tersebut ! ( kaitkan pendapat anda dengan hak dan kewajiban warga negara serta
karakteristik warga negara yang bertanggung jawab )

Hak dan Kewajiban Warga Negara : Problem Status Kewarganegaraan.

Andi dan Tina, sepasang suami istri berwarga negara Indonesia (WNI), pergi ke Amerika untuk
melanjutkan studinya. Ketika mereka tinggal di Amerika, lahirlah anak dari pasangan suami
istri WNI tersebut.
Hal ini menimbulkan masalah status kewarganegaraan pada si anak karena Indonesia
menganut Asas Kewargenagaraan Ius Sanguinis (Kewarganegaraan berdasarkan
kewarganegaraan
2021
22 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
keturunan). Namun, karena anak tersebut lahir di Amerika, maka anak tersebut juga dianggap
Warga Negara Amerika. Hal ini karena Amerika menganut Asas kewarganegaraan Ius Soli
(Kewarganegaraan berdasarkan tempat kelahiran ), yakni siapa saja yang lahir di Amerika
akan dianggap sebagai Warga Negara Amerika.
Pertanyaan :
a. Coba uraikan jenis masalah kewarganegaraan apakah yang dialami anak dari pasangan WNI
tersebut !
Jawab :
Masalah yang dialami anak tersebut adalah bipatride, atau memiliki kewarganegaraan ganda.

b. Bagaimana solusi atas masalah kewarganegaraan tersebut jika si anak ingin statusnya
menjadi WNI sepenuhnya !
Jawab :
Anak yang memiliki kewarganegaraan ganda itu wajib didaftarkan oleh orang tua melalui kantor
Imigrasi di mana anak itu lahir, bisa di wilayah Indonesia atau di luar wilayah Indonesia. Anak
tersebut juga mendapatkan fasilitas keimigrasian atau Faskim dengan bentuk kartu affidavit.
Status kewarganegaraan ganda tersebut dalam disandang oleh anak tersebut hingga anak tersebut
berusia 18 tahun. Setelah itu, anak tersebut harus menentukan kewarganegaraannya apakah
sebagai WNI atau WNA dengan tenggat waktu hingga berusia 21 tahun.

Hak Dan kewajiban Warga Negara : Analisa Kasus Masalah Kewarganegaraan.

Charlie dan Hilary, sepasang suami istri berwarga negara Amerika Serikat (USA), pergi ke
Indonesia untuk melakukan Penelitian. Ketika mereka tinggal di Indonesia, lahirlah anak dari
pasangan suami istri Warga Negara Amerika Serikat tersebut.
Hal ini menimbulkan masalah status kewarganegaraan pada si anak, karena Indonesia
menganut Asas Kewargenagaraan Ius Sanguinis (Kewarganegaraan berdasarkan garis
keturunan/orang tua). Orang tua anak tersebut berwarga negara Amerika Serikat, maka
secara garis keturunan, anak tersebut tidak dapat dianggap Warga Negara Indonesia.
Anak tersebut juga tidak bisa mendapatkan Kewarganegaraan Amerika Serikat karena
Amerika Serikat menganut Asas kewarganegaraan Ius Soli (Kewarganegaraan berdasarkan
tempat/tanah kelahiran ). Siapa saja yang ingin menjadi warga negara Amerika Serikat harus
lahir di wilayah Amerika Serikat.
Pertanyaan :

kewarganegaraan
2021
23 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
a. Coba uraikan jenis masalah kewarganegaraan apakah yang dialami anak dari
pasangan Warga Negara Amerika tersebut !
Jawab :
Anak tersebut tetap memiliki satu kewarganegaraan, yaitu Amerika Serikat karena
Indonesia tidak menganggap anak tersebut sebagai warga negara Indonesia walaupun
anak tersebut lahir di Indonesia.

b. Bagaimana solusi atas masalah kewarganegaraan tersebut jika si anak ingin


statusnya menjadi WNI sepenuhnya !
Mengajukan permohonan kepada Menteri melalui Pejabat atau Perwakilan Republik
Indonesia dengan syarat telah berusia 18 tahun atau sudah kawin meskipun belum 18
tahun. Pada saat mengajukan permohonan, telah tinggal di Indonesia selama 5 tahun
berturut-turut atau 10 tahun tidak berturut-turut. Sehat jasmani dan rohani. Dapat
berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan UUD 1945.

DAFTAR ISI

kewarganegaraan
2021
24 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
A. MODUL KEWARGANEGARAAN UMB.

Arrisetyanto Nugroho, Dadan Anugrah, Ghazaly Ama La Nora,“ETIKA BERWARGA


NEGARAPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI PERGURUAN TINGGI, Universitas Mercu
Buana, 2017.

B. LITERATUR.

Arwiyah, Yahya dan Runik Machbroh, 2014. Civic Education di Perguruan Tinggi Indonesia.
Bandung: Alfabeta.

Dwiyatmi, Sri Harini, 2012. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ghazali, A. Muchtar dan Abdul Majid, 2014. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Bandung: Interes Media Foundation.

ICCE UIN. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan: Demokrasi, Hak Asasi Manusia, Masyarakat
Madani. Jakarta: UIN dan Prenada.

Juliardi, Budi, 2014. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Rajawali
Pers.

Kaelan dan Achmad Zubaidi, 2013. Pendidikan Keawrganegaraan Untuk Perguruan Iinggi.
Yogyakarta: Paradigma.

Kansil dan Kansil. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Iinggi. Jakarta: Pradnya
Paramita.

Kusnardi, M. dan Bintan Saragih. 2000.11mu Negara. Gaya Media Pratama. Jakarta.

Mansur, Hamdan, dkk. 2002. Pendididikan Kewarganegaraan. Gramedia Pustaka Utama.


Jakarta.

Muhammad, Mar’ le. 2005. Indonesia Menghadapi Abadm Makalah pada Forum Ilmiah ITB.

Syarbaini, Syahrial (Editor). 2005. Materi Perkuliahan Pendidikan Pewarganegaraan (PKn).

Taniredja, Tukiran, Muhammad Affandi dan EI) Miftah Faridli, 2012. Paradigma Baru
Pendidikan Pancasila Untuk Mahasiswa. Bandung: Alfabeta.

Wahidin, Samsul. 2010. Pokok-Pokok pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar. 14. Winarno, 2013. Paradigma Baru Pendidikan Kewaganegaraan. Jakarta: Bumi
Aksara.

kewarganegaraan
2021
25 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id

Anda mungkin juga menyukai