Anda di halaman 1dari 15

9

BAB II

METODOLOGI KEGIATAN

Kegiatan praktikum kesehatan masyarakat (PKM) ini dibagi kedalam 3

tahapan kegiatan berdasarkan kurun waktu pembagian pelaksanaan kegiatan, yang

secara keseluruhan di jadwalkan selama 2 bulan yang dimulai dari bulan Januari–

Maret tahun 2015. Namun, terkadang terjadi hambatan pelaksanaan di lapangan

sehingga kegiatan ini berakhir pada pertengahan April 2015. Adapun tahap

pertama adalah berupa analisis situasi masalah kesehatan sampai dengan

penetapan prioritas dan penetapan lokus berdasarkan prevalensi tertinggi. Tahap

kedua adalah analisis faktor determinan, dan tahap ketiga adalah pelaksanaan

intervensi terhadap masalah kesehatan yang menjadi prioritas di lokasi kasus

terpilih.

2.1. Desain Kegiatan

2.1.1.Analisis Situasi Masalah Kesehatan dan Penetapan Prioritas Masalah

Kesehatan Masyarakat

Kegiatan awal yang dilakukan dalam proses Praktikum Kesehatan

Masyarakat yaitu analisis situasi masalah kesehatan dengan tahapan kegiatan

pertama yaitu identifikasi kondisi lingkungan dan masalah kesehatan dengan

mengumpulkan data sekunder dari Kantor Desa, Puskesmas dan Puskesmas

Pembantu. Data yang dikumpulkan adalah gambaran umum per wilayah, dimana

wilayah yang dimaksud merupakan lingkup wilayah yang setingkat lebih rendah
10

dari Desa yaitu Rukun Warga (RW). Data tersebut dapat berupa data kualitatif

maupun kuantitatif.

Selanjutnya dilakukan indepth interview kepada Kepala Desa, Kepala

Puskesmas, Petugas Pustu dan SPL untuk mengetahui situasi kesehatan

masyarakat berdasarkan sudut pandang dari stake holder dan petugas kesehatan.

Setelah dilakukan pendataan kemudian dilakukan analisis kondisi sanitasi

lingkungan dan infrastruktur yang menunjang kesehatan berdasarkan kriteria

demografi, sanitasi lingkungan, akses pelayanan kesehatan dan akses air bersih.

Kemudian ditentukan wilayah yang potensial dan representatif sebagai sampel

berdasarkan skor kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti. Dari analisis tersebut

peneliti menentukan dua wilayah sebagai wilayah sampling yaitu wilayah RW 10

sebagai wilayah potensial berdasarkan skor tertinggi dan wilayah RW 11 sebagai

wilayah representatif berdasarkan skor median (kriteria penetapan wilayah dan

skor terlampir).

Tahapan kedua untuk menganalisa masalah kesehatan yang ada di Desa

Parit Baru digunakan desain penelitian Survey Cepat. Populasi dan sampel dalam

survey cepat adalah seluruh anggota rumah tangga yang ada di wilayah potensial

dan representatif yang mewakili kondisi kesehatan di Desa Parit Baru Kecamatan

Sungai Raya. Sedangkan Sampel Penelitian diambil dari keluarga yang dipilih

secara cluster random. Tahapan dalam teknik survey cepat meliputi:

1. Peneliti menentukan lokasi awal di tengah wilayah sampling, bila perlu

yang ada persimpangan.


2. Gunakan koin untuk mengundi jalan mana yang akan dipilih.
11

3. Setelah ditentukan jalan, kemudian undi kembali rumah mana yang

terlebih dahulu dilakukan survey.


4. Setelah rumah pertama, rumah kedua tentukan secara zig-zag.
5. Bila jalan pertama tidak mencukupi sampel hasil perhitungan sampel

maka kembali ketahap awal, lakukan pengundian dan tidak mengulang

jalan yang sudah di survey.

Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan sampel yaitu :

Keterangan :

n = Jumlah sampel minimal yang diperlukan


N = Besarnya Populasi (Kepala Keluarga)
d = limited error / presisi absolut (10% = 0,1)

Dengan demikian dapat dihitung jumlah sampel minimal yaitu :

n= = = = 98,59 = 99 Sampel

N merupakan Besarnya Populasi (Kepala Keluarga) yang didapat dari hasil

data sekunder Puskesmas Sungai Raya Dalam dengan banyaknya jumlah Kepala

Keluarga Desa Parit Baru sebesar 7.018, dikarenakan tidak adanya jumlah Rumah

Tangga maka diambilah jumlah Kepala Keluarga sebagai besar populasi.

Sedangkan limited error/presisi absolut yaitu 10 % = 0,1. Sehingga diperlukan 99

sampel, ditambah 6 sampel sebagai cadangan (6%), menjadi total sebesar 105

sampel. Penentuan jumlah sampel cadangan ditetapkan sendiri oleh peneliti.


12

Sampel diambil dengan cara cluster random sampling, dimana sampel

diambil dari anggota populasi dengan mengambil rumah berpenghuni yang dipilih

secara zig-zag tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi

tersebut.

Rumah yang terpilih

Gambar 2.1.
Alur Metode Rapid Survey

Setelah semua data terkumpul dan diketahui beberapa masalah kesehatan

yang terdapat di Desa Parit Baru selanjutnya dilakukan feed back hasil temuan

dari pengumpulan data sekunder dan survey cepat ke Tokoh Masyarakat dan

Pemerintah desa untuk mendapatkan informasi dalam penentuan prioritas masalah

kesehatan.

Setelah dilakukan analisis situasi masalah kesehatan kemudian dilanjutkan

dengan penetapan prioritas masalah kesehatan dengan menggunakan Metode

Hanlon. Metode ini didasarkan pada 4 kriteria A,B,C,D. Komponen A

menunjukkan besarnya masalah, komponen B menunjukkan keseriusan masalah,


13

komponen C menunjukkan ketersediaan solusi, komponen D adalah kriteria pearl

(propriety, economic, acceptability, resources, dan legality).

1. Metode hanlon mencakup berbagai komponen dan cukup lengkap karena

mempertimbangkan berbagai hal yaitu besarnya masalah, keseriusan

yang meliputi urgensi, keparahan dan ekonomi. Selain beberapa hal

tersebut, juga disesuaikan dengan keadaan yang ada di Puskesmas

tersebut. Sumber daya yang sedikit, sehingga dalam menentukan metode

yang mana yang harus digunakan juga disesuaikan dengan jumlah

sumber daya yang ada.


2. Perhitungan hanlon

Dalam metode hanlon dikenal dengan 4 komponen, yaitu:

1) Komponen A : Besarnya Masalah


2) Komponen B : Keseriusan Masalah

Keseriusan masalah dilihat paling tidak dari 3 aspek :

a. Urgensi: Apakah masalah tersebut menuntut penyelesaian

segera, menjadi perhatian publik.

b. Keparahan (severity): Memberikan mortalitas atau fatalitas

yang tinggi.

c. Ekonomi (cost): Besarnya dampak ekonomi kepada

masyarakat.

3) Komponen C : Ketersediaan Solusi (bisa dipecahkan atau tidak)


4) Komponen D : Kriteria PEARL
14

Kriteria PEARL adalah jawaban ya dan tidak, ya diberikan

skor 1, jika tidak maka diberikan skor 0. Kriteria PEARL meliputi:


P (Propiety) : Kesesuaian program dengan masalah
E (Economic) : Apakah secara ekonomi bermanfaat
A (Acceptability) : Apakah bisa diterima masyarakat
R (Resources) : Adakah sumber daya untuk menyelesaikan

masalah
L (Legality) : Tidak bertentangan dengan aturan hukum

yang ada

Semua komponen tersebut, nantinya akan dihitung dengan NPD

(Nilai Prioritas Dasar) dan NPT (Nilai Prioritas Total) dengan rumus sebagai

berikut :

NPD = (A+B) x C

NPT = (A+B) x C x D

2.1.2. Analisis Faktor Determinan

Setelah dilakukan analisa situasi masalah kesehatan dan penetapan

prioritas masalah kesehatan masyarakat, yaitu Tuberculosis, tahap selanjutnya

adalah analisis faktor determinan masalah kesehatan.

Desain penelitaian yang akan digunakan dalam analisis faktor determinan

adalah observasional analitik dengan rancangan studi Case Control suatu desain

yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dan besarnya risiko dari faktor

determinan yang mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan untuk kemudian

ditetapkan menjadi prioritas penyebab masalah kesehatan.


15

Populasi dalam kegiatan analisa faktor determinan adalah seluruh

masyarakat sasaran sesuai kriteria masalah kesehatan yang ditetapkan, yang ada

di Desa Parit Baru Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. Sedangkan

sampel penelitian pada tahap analisis faktor determinan diambil dari rumah yang

terpapar masalah kesehatan brdasarkan prioritas masalah yang telah

ditentukan.sebagai sampel kasus dan masyarakat yang tidak terpapar masalah

kesehatan sebagai sampel kontrol.

Syarat pemilihan kasus dan kontrol adalah memiliki karakteristik yang

hampir sama dengan menggunakan kriteria inklusi dan ekslusi. Kriteria inklusi

adalah penderita dan yang pernah menderita Tuberculosis selama tiga bulan

terakhir yang tinggal di wilayah Desa Parit Baru, dan bersedia untuk

diwawancarai. Kriteria inklusi kontrol adalah responden yang tidak pernah

menderita Tuberculosis dan bersedia diwawancarai.


Jumlah kasus TB Paru BTA positif berdasarkan data sekunder di desa Parit

Baru adalah sebanyak 46 kasus, urntuk menentukan jumlah sampel dapat dihitung

dengan menggunakan rumus studi kasus kontrol berpasangan sebagai berikut :


[Zα/2 + zβ √PQ]
n=
[ (P-1/2) ]
Keterangan :
n = sampel
R zα = tingkat kemaknaan ( ditetapkan peneliti )
P= zβ = power ( ditetapkan peneliti )
1+R P = perkiraan proporsi
R = Odds Ratio (OR) ( ditetapkan peneliti )
2
Q √3
n1 = n2 = [1.64/2 + 0.842 = /1-P
4x1/4]
[ (3/4 – 1/2) ]
2
n1 = n2 = [0.82 + 0.365]
[ ¼ ]
2
n1 = n2 = [4.74] n1 = n2 = 22
16

Jumlah sampel adalah = 22 orang

Untuk mendapatkan besarnya sampel yang akan diambil dihitung sebesar

22, sehingga ditetapkan jumlah sampel 22 kasus dan 22 kontrol. Sampel dipilih

dengan menggunakan Simpel Random Sampling.

2.1.3. Intervensi Masalah Kesehatan

Kegiatan intervensi dilakukan dengan melakukan aplikasi langsung

dengan menggunakan metode dan kegiatan yang efektif dan efisien sesuai dengan

prioritas masalah kesehatan masyarakat yang terjadi. Sebelum melakukan

intervensi terlebih dahulu melakukan kegiatan identifikasi alternatif pemecahan

masalah, selanjutnya dilakukan penetapan prioritas pemecahan masalah dengan

menggunakan metode PAHO. Indikator dalam metode PAHO yaitu :

a. Efektifitas jalan keluar (effectivity)skor yang digunakan:


1 = Paling tidak efektif
2 = Tidak efektif
3 = Cukup efektif
4 = Efektif
5 = Sangat efektif
Kriteria yang digunakan untuk menentukan efektivitas jalan keluar

digunakan kriteria berikut:


1. Besarnya masalah yang dapat diselesaikan
Dihitung besarnya masalah (magnitude) yang dapat diatasi apabila

jalan keluar tersebut dilaksanakan untuk setiap alternatif. Makin besar

masalah yang dapat diatasi, makin tinggi “prioritas jalan keluar tersebut”.
2. Pentingnya jalan keluar
Dihitung pentingnya jalan keluar (improtancy) dalam mengatasi

masalah yang dihadapi, untuk setiap alternatif. Pentingnya jalan keluar

yang dimaksudkan disini dikaitkan dengan kelanggengan selesainya


17

masalah. Makin langgeng selesainya masalah, makin penting jalan keluar

tersebut.
3. Sensitivitas jalan keluar
Dihitung sensitifitas jalan keluar (sensitivitas) dalam mengatasi

masalah yang dihadapi, untuk setiap alternatif. Sensitivitas yang

dimaksud disini dikaitkan dengan kecepatan jalan keluar mengatasi

masalah.Makin cepat masalah teratasi, makin sensitif jalan keluar

tersebut.
b. Efesiensi jalan keluar (effeciency)
Ditetapkan nilai efisiensi (efficiency) untuk setiap alternative jalan

keluar, yakni dengan memberikan angka 1 (paling tidak efisien), 2 (tidak

efisien), 3 (cukup efisien), 4 (efisien) sampai dengan angka 5 (paling

efisien). Nilai efisiensi ini biasanya dikaitkan dengan biaya (cost) yang

diperlukan untuk melaksanakan jalan keluar. Makin besar biaya yang

diperlukan, Makin tidak efisien jalan keluar tersebut.

Efektifitas, diukur dengan kriteria :

a. M = Magnitude, yaitu besarnya masalah (besarnya manfaat

yang diperoleh jika kegiatan tersebut dilaksanakan).


b. I = Importency, yaitu pentingnya jalan keluar dalam

menghadapi masalah (dikaitkan dengan kelanggengan

selesainya masalah jika kegiatan tersebut dilaksanakan).


c. S = Sensitivitas, yaitu kecepatan mengatasi masalah tersebut

jika kegiatan tersebut dilaksanakan.


Efisiensi, dikaitkan dengan biaya (cost), makin besar biaya makin tidak

efisien. Rumus perhitungan untuk menetapkan prioritas alternatif pemecahan

masalah adalah sebagai berikut :


18

d et

Keterangan :
F = Factor (Effectivity & Efficiency)
M = Magnitude
I = Importency
S = Sensitivity
C = Cost
2.2. Waktu dan Tempat Kegiatan

2.2.1.Analisis Situasi Masalah Kesehatan dan Penetapan Prioritas Masalah

Kesehatan Masyarakat

Pelaksanaan kegiatan analisa situasi masalah kesehatan dan penetapan

prioritas masalah kesehatan masyarakat ini dilakukan selama 3 minggu yaitu

mulai dari tanggal 9 Januari 2015 sampai dengan 25 Januari 2015 (tanggal 12

Januari 2015 sampai dengan 18 Januari 2015 PKM off) di Desa Parit Baru

Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya.

2.2.2. Analisis Faktor Determinan

Pelaksanaan kegiatan analisis faktor determinan dilakukan selama 3

minggu yaitu mulai dari tanggal 6 Maret 2015 sampai dengan 22 Maret 2015 di

Desa Parit Baru Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya.

2.2.3.Intervensi Masalah Kesehatan

Kegiatan intervensi dilaksanakan selama 1 minggu yaitu dari tanggal 27

Maret 2015 sampai dengan 29 Maret 2015. Tempat kegiatan intervensi dilakukan

di RW 10 Desa Parit Baru Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya.

2.3. Sasaran Kegiatan


2.3.1. Analisis Situasi Masalah Kesehatan dan Penetapan Prioritas Masalah

Kesehatan Masyarakat
19

Sasaran dari kegiatan analisis situasi masalah kesehatan ini adalah

masyarakat yang berada di Desa Parit Baru Kecamatan Sungai Raya Kabupaten

Kubu Raya yang terdiri dari 14 Rukun Warga (RW).

2.3.2. Analisis Faktor Determinan

Sasaran dari kegiatan analisa faktor determinan ini adalah masyarakat

yang berada di Desa Parit Baru Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya

yang terdiri dari keluarga terpapar masalah kesehatan sebagai sampel kasus dan

yang tidak terpapar masalah kesehatan sebagai sampel kontrol berdasarkan

prioritas masalah yang telah ditentukan.

2.3.3.Intervensi Masalah Kesehatan

Sasaran kegiatan adalah masyarakat atau keluarga yang berisiko terpapar

masalah kesehatan yang menjadi prioritas utama di Desa Parit Baru Kecamatan

Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya.

2.4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


2.4.1.Analisis Situasi Masalah Kesehatan

Teknik pertama yang digunakan dalam kegiatan analisa situasi masalah

kesehatan adalah menganalisis data sekunder dari pelayanan kesehatan dan data

Desa untuk melihat frekuensi penyakit dan kecendrungan dari suatu penyakit

berdasarkan perspektif dari pelayanan kesehatan, serta perspektif kondisi

penduduk dan wilayah.

Teknik yang kedua adalah observasional dengan menggunakan metode

survey cepat(Rapid Survey) dengan menggunakan instrumen dalam pengumpulan


20

data adalah kuesioner, yang bertujuan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

secara objektif di Desa Parit Baru Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu

Raya.

Teknik ketiga yang digunakan adalah wawancara dengan Kepala Desa Parit

Baru, Kepala Puskesmas Sungai Raya, Petugas Pustu dan Staf Pembimbing

Lapangan dengan metode Indepth Interview sedangkan instrumen yang digunakan

adalah lembar pencatatan yang bertujuan untuk menggali informasi mengenai

permasalahan kesehatan masyarakat yang ada di Desa Parit Baru Kecamatan

Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya secara subyektif.

2.4.2.Analisis Faktor Determinan

Teknik dan instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam tahap

analisa faktor determinan adalah :

a. Data Primer
Data primer adalah hasil yang didapat dari hasil jawaban

responden melalui wawancara langsung dengan instrumen kuesioner.


b. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari arsip data Puskesmas Parit Baru

yang berkaitan dengan masyarakat di Desa Parit Baru Kecamatan

Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya.

2.4.3.Intervensi Masalah Kesehatan


Teknik dan instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam tahap

intervensi masalah kesehatan adalah dengan memberikan pre-tes dan post-tes

pada saat sebelum dan sesudah penyuluhan dan demonstrasi, instrumen yang
21

digunakan sebagai alat ukur berupa lembar checklist dan isian, untuk mengetahui

perubahan nilai pada variabel yang diamati.


2.5. Teknik Pengolahan dan Penyajian Data
2.5.1.Analisis Situasi Masalah Kesehatan

Teknik pengolahan data pada tahap analisis situasi masalah kesehatan

dilakukan secara manual dan komputerisasi, sedangkan penyajian data disajikan

dalam bentuk tabel, grafik dan narasi sebagai gambaran situasi kesehatan

masyarakat di Desa Parit Baru Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya.

2.5.2.Analisis Faktor Determinan


Teknik pengolahan dan penyajian data terdapat beberapa tahapan yang

dapat dilakukan yaitu sebagai berikut :


1. Editing

Memeriksa kelengkapan data, kesinambungan data,

keseragaman data secara keseluruhan dari variabel-variabel

penelitian, baik kuisioner maupun hasil pengamatan secara langsung

semua termuat dalam formulir secara survei dan pemeriksaan

kesesuian jawaban.

2. Coding

Mengklasifikasikan data-data dari masing-masing variabel

dengan kode-kode tertentu dari ukuran penelitian yang digunakan.

3. Scoring

Memberikan skor terhadap item-item jawaban dari variabel

untuk memudahkan dalam malakukan entri data.

4. Entry
22

Proses memasukan data yang sudah diberi kode ke program

statistik komputer.
5. Tabulating

Setelah dilakukan pengolahan data selanjutnya data disajikan

dalam bentuk tabel dan grafik untuk melihat kecenderungan dari suatu

faktor determinan masalah kesehatan.

2.5.3.Intervensi Masalah Kesehatan

Teknik pengolahan data pada tahap intervensi masalah kesehatan

dilakukan secara manual dan komputerisasi, sedangkan penyajian data disajikan

dalam bentuk tabulasi dan narasi sebagai gambaran evaluasi intervensi kepada

masyarakat di Desa Parit Baru Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya.

2.6. Teknik Analisis Data

2.6.1 Analisis Situasi Masalah Kesehatan

Teknik analisis data yang digunakan dalam analisa situasi masalah

kesehatan adalah analisis data Univariat untuk menggambarkan karakteristik

responden serta distribusi dan frekuensi dari setiap variabel. Kemudian

ditampilkan dalam bentuk tabulasi, grafikal maupun narasi.

2.6.2.Analisis Faktor Determinan

Teknik analisa data yang digunakan dalam analisa faktor determinan

adalah :

1. Analisis Univariat
23

Analisa univariat adalah analisa yang dilakukan untuk menampilkan

variabel-variabel yang ada secara deskriptif dengan menghitung frekuensi dan

katagori dari responden (Sugiono,2002)

2. Analisis Bivariat

Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan untuk melihat hubungan

antara variabel bebas dan variabel terikat. Jenis statistik yang dilakukan statistik

non parametrik dengan uji Chi-Square. Kriteria penelitian yang dipakai adalah

dengan melihat nilai tingkat signifikasi yang ditunjukan dengan nilai p value.

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% terdapat nilai p value < 0,05

maka faktor tersebut merupakan faktor resiko dari masalah kesehatan.

Bila hasil analisa bivariat tidak terdapat nilai p value < 0,05 maka untuk

menentukan faktor determinan dengan melihat angka kecenderungan dari hasil

tabel silang. Bila dari tabel silang menunjukan kecederungan responden yang

terpapar dan mengalami masalah kesehatan lebih banyak bila dibandingkan

dengan responden yang tidak terpapar tetapi mengalami masalah kesehatan maka

faktor tersebut merupakan faktor determinan dari masalah kesehatan yang ada.

Langkah selanjutnya yaitu menentukan faktor determinan utama yang

menimbulkan masalah kesehatan. Untuk menentukan faktor determinan utama

dengan melihat nilai Odd ratio (OR), bila nilai OR dari dari salah satu faktor

determinan lebih besar dibandingkan dengan nilai OR faktor determinan yang

lain, maka faktor tersebut adalah faktor determinan utama penyebab masalah

kesehatan yang perlu dilakukan intervensi.

Anda mungkin juga menyukai