ABSTRAK
Penduluan: Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernafasan
atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit
ISPA, merupakan salah satu penyebab kesakitan utama pada balita di negara berkembang.
ISPA disebabkan juga oleh kondisi ventilasi dan kepadatan hunian yang tidak sesuai
dengan peraturan kesehatan RI. Tujuan penelitian: ini untuk mengetahui hubungan
ventilasi dan kepadatan hunian terhadap kejadian ISPA pada balita. Penelitian ini dilakukan
di kelurahan Sukajadi wilayah kerja UPTD Puskesmas Sukaraya Kecamatan Baturaja
Timur. Penelitian ini di lakukan pada bulan Juli 2019. Metode penelitian: ini merupakan
penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan
alat ukur kuesioner. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 responden. Hasil Penelitian:
berdasarkan uji statistic Chi-Square didapatkan bahwa kondisi ventilasi dengan nilai (p
value = 0,000) dan kepadatan hunian dengan nilai (p value = 0,000) yang berarti ada
hubungan yang bermakna antara kondisi ventilasi dan kepadatan hunian dengan kejadian
penyakit ISPA.
ABSTRACT
proses penyediaan udara segar ke dalam berkembang diperkirakan 0,29 anak setiap
dan pengeluaran udara kotor dari suatu tahun dan di negara maju sebanyak 0,05
ruangan tertutup secara alamiah maupun anak setiap tahun. Penyebab kematian
mekanis. Tersedianya udara segar dalam akibat ISPA di negara berkembang lebih
rumah atau ruangan amat dibutuhkan tinggi dibandingkan negara maju yaitu
manusia, sehingga apabila suatu ruangan sebesar 10-50 kali (Ramani et al, 2016).
tidak mempunyai sistem ventilasi yang ISPA pada balita tahun 2014
baik dan over crowded maka akan berkisar antara 20-30%, sedangkan pada
menimbulkan keadaan yang dapat tahun 2015 terjadi peningkatan menjadi
merugikan kesehatan (Gunawan et al., 63,45%. Data dari Buletin Surveilans ISPA
1982). Ventilasi yang sehat haruskah Berat di Indonesia (SIBI) pada tahun 2014
memenuhi syarat yatui 10% dari luas yang dilaksanakan di enam rumah sakit
lantai. Kepadatan penghuni Kepadatan provinsi di Indonesia, didapatkan 625
penghuni dalam rumah menurut kasus ISPA berat, 56% adalah laki-laki
keputusan menteri kesehatan nomor dan 44% adalah perempuan. Sementara
829/MENKES/SK/VII/1999 tentang kejadian ISPA pada balita di Sumatera
persyaratan kesehatan rumah, satu orang Barat tahun 2015 sebanyak 11.326 kasus
minimal menempati luas rumah 8m2. (22,94%) dan pada tahun 2016 meningkat
Kepadatan penghuni diukur dengan menjadi 13.384 kasus (27,11%) (Dinkes,
membandingkan luas rumah dengan 2016).
jumlah penghuni dalam rumah. Kepadatan Berdasarkan prevalensi Infeksi
hunian rumah akan meningkatkan suhu Saluran Pernafasan Akut (ISPA) tahun
ruangan yang disebabkan oleh 2016 di Indonesia telah mencapai 25%
pengeluaran panas badan yang akan dengan rentang kejadian yaitu sekitar
meningkatkan kelembaban akibat uap air 17,5-41,4 % dengan 16 provinsi
dari pernapasan tersebut. Dengan diantaranya mempunyai prevalensi di atas
demikian, semakin banyak jumlah angka nasional. Survei mortalitas yang
penghuni rumah maka semakin cepat dilakukan oleh Subdit ISPA tahun 2016
udara ruangan mengalami pencemaran menempatkan ISPA sebagai penyebab
gas atau bakteri yang dapat menggangu kematian bayi terbesar di Indonesia
kesehatan (ISPA). dengan persentase 32,10% dari seluruh
Data dari World Health kematian balita (Pangaribuan, 2017).
Organization (WHO) menunjukkan angka Data Nasional berdasarkan data
kematian pada balita di dunia pada tahun Riskesdas 2018 kejadian ISPA di Propinsi
2013 sebesar 45,6 per 1.000 kelahiran Sumatera Selatan sekitar 16,69%
hidup dan 15% diantaranya disebabkan (Kemkes RI, 2018). Sedangkan untuk
oleh ISPA. Menurut data yang diperoleh kabupaten Ogan Komering Ulu cakupan
dari WHO pada tahun 2012, ISPA atau penemuan kasus pneumonia tahun 2017
pneumonia merupakan penyakit yang sebesar 60,36% dari perkiraan jumlah
paling sering diderita oleh balita yaitu kasus yang ditetapkan (Profil Kesehatan
sebanyak 78% balita datang berkunjung Kab. OKU, 2018). Berdasarkan data
ke pelayanan kesehatan dengan kejadian puskesmas Sukaraya Infeksi Saluran
ISPA. Setiap tahun, jumlah balita yang Pernafasan Akut (ISPA) termasuk sepuluh
dirawat di rumah sakit dengan kejadian penyakit terbanyak dimana pada tahun
ISPA sebesar 12 juta (Tazinya et al, 2016 ditemukan 34,19 % kasus ISPA,
2018). Insiden ISPA pada balita di negara
Volume Desember 2020
tahun 2017 ditemukan 24,51% kasus dan orang. Dalam penelitian ini untuk
pada tahun 2018 ditemukan 48,30%. mengambil sampel digunakan cara
Acedental Sampling yaitu sampel di ambil
METODE PENELITIAN secara acak dari seluruh ibu yang memiliki
Penelitian ini menggunakan metode anak balita yang datang ke UPTD
Deskriptif Analitik dengan pendekatan Puskesmas Sukaraya. Sampel yang di
Cross Sectional dimana peneliti mengukur dapat yaitu sebanyak 30 responden.
variabel dalam satu sampel populasi yang Kriteria yang di ambil dari penelitian ini
mewakili populasi penelitian dilaksanakan, adalah :
artinya tiap subjek penelitian hanya di a. Ibu-ibu yang mempunyai Balita usia 0–
wawancarai sekali saja dan pengukuran 5 tahun
dilakukan terhadap status variabel subjek b. Bisa membaca dan menulis.
pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo, c. Apabila responden tidak dapat
2013). membaca dan menulis, maka
Populasi yang digunakan dalam kuesioner akan dibacakan dan di
penelitian ini adalah ibu-ibu yang check list oleh peneliti.
mempunyai balita (0-5 tahun) di Kelurahan d. Bersedia menjadi responden.
Sukajadi wilayah kerja UPTD Puskesmas
Sukaraya. Ibu mempunyai anak balita HASIL PENELITIAN
yang menderita ISPA memeriksakan 1. Distribusi Hubungan Kondisi ventilasi
sakitnya ke UPTD Puskesmas Sukaraya Dengan Kejadian ISPA
periode Januari-Juni 2019 adalah 143
Tabel.1
Hubungan Kondisi ventilasi Dengan Kejadian ISPA Pada Balita
No Kondisi ventilasi Kejadian ISPA Total P
Ya Tidak F % Value
F % F %
1 Tidak Memenuhi Syarat 15 88.2 2 11.8 17 100
2 Memenuhi Syarat 2 15.4 11 84.6 13 100 0.000
Total 17 56.7 13 43.3 30 100
Pada tabel.1 menunjukkan bahwa dari 30 demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa
responden yang kondisi ventilasi ada hubungan antara kondisi ventilasi
rumahnya tidak memenuhi syarat dan rumah dengan kejadian ISPA pada balita
balita terkena ISPA sebanyak 15 di Puskesmas Sukaraya kabepaten OKU.
responden (88.2%) dan rumahnya tidak
memenuhi syarat dan ballita tidak
terkkena ISPA sebanyak 2 responden
(11.8%) sedangkan kondisi ventilasi yang
memenuhi syarat dan anaknya tidak
terkena ISPA sebanyak 11 responden
(84.6%) dan kondisi ventilasi memenuhi
syarat dan balita terkena ISPA sebanyak
2 responden (15.4%). Berdasatkan hasil
uji fisher-exact menunjukkan Nilai P=
0,000 (P= < 0,05), sehingga dengan
Volume Desember 2020
Tabel.2
Hubungan Kondisi Kepadatan Hunian Dengan Kejadian ISPA Pada Balita Di
Puskesmas Sukaraya Kabupaten OKU
menjadi dua yaitu ventilasi alamiah dan sebuah kondisi actual yang relatif
ventilasi buatan. Ventilasi alamiah yaitu bertentangan dengan teori yang sudah
dimana aliran udara di dalam ruangan ada.
tersebut terjadi secara alamiah melalui Sebagaimana dalam uraian terdahulu
jendela, pintu, lubang angin, dan lubang- dijelaskan bahwa kepadatan hunian
lubang pada dinding. Ventilasi alamiah dalam rumah menurut Keputusan Menteri
tidak menguntungkan, karena juga Kesehatan RI
merupakan jalan masuknya nyamuk dan No.829/Menkes/SK/VII/1999 tentang
serangga lainnya ke dalam rumah. persyaratan kesehatan rumah, kepadatan
Ventilasi buatan yaitu dengan hunian ruang tidur minimal luasnya 8m2
menggunakan alat-alat khusus untuk dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari
mengalirkan udara misalnya kipas angin 2 orang kecuali anak di bawah umur 5
dan mesin penghisap udara. Namun tahun. Berdasarkan kriteria tersebut
alat ini tidak cocok dengan kondisi rumah diharapkan dapat mencegah penularan
di pedesaan. Ventilasi rumah yang kurang penyakit dan melancarkan aktivitas.
akan lebih memungkinkan timbulnya Keadaan tempat tinggal yang padat dapat
ISPA pada bayi dan anak balita karena meningkatkan faktor polusi dalam rumah
mereka lebih lama berada di rumah yang telah ada.
sehingga dosis pencemaran tentunya Hasil uji chi-square yang
akan lebih tinggi. menunjukkan Nilai P= 0,000 (P= < 0,05)
Wilayah kerja Puskesmas tentunya akan memberikan kesimpulan
Sukaraya sendiri, berdasarkan pada bahwa ada hubungan antara kondisi
observasi mendalam terhadap populasi kepadatan hunian dengan kejadian ISPA
penyebaran penyakit ISPA pada balita di pada balita di Puskesmas sukaraya. Hasil
daerah tersebut, peneliti melihat rumah- penelitian ini sesuai dengan penelitian
rumah yang ada memang tidak memiliki yang dilakukan oleh Rudianto (2013) pada
syarat ventilasi yang cukup untuk balita di 5 posyandu Desa Tamansari
menyaring udara yang masuk ke dalam Kecamatan Pangkalan Karawang.
rumah. Kondisi kelembaban yang cukup
tinggi di daerah Sukaraya dan sekitarnya KESIMPULAN
tidak dibarengi dengan penyesuaian 1. Ada
konstruksi rumah yang ideal dengan hubungan antara kondisi ventilasi
syarat kesehatan. Ditambah lagi dengan dengan kejadian ISPA di Kelurahan
tingkat kepadatan penduduk dimana Sukajadi wilayah kerja Puskesmas
rumah-rumah berjejer saling berdekatan Sukaraya Kabupaten OKU.
membuat suasana menjadi lumayan 2. Ada
pengap sehingga bibit-bibit penyakit hubungan antara kepadatan hunian
terperangkap dalam satu ruang dan dengan kejadian ISPA di Kelurahan
membuatnya berkembang dengan sangat Sukajadi wilayah kerja Puskesmas
cepat, baik melalui penularan dari orang Sukaraya Kabupaten OKU.
ke orang maupun melalui pertumbuhan
virus penyakit itu. Dominannya jumlah DAFTAR PUSTAKA
bayi penderita ISPA di puskesmas 1. Arikunto, Suharsimi Dr. Prof.
Sukaraya yang datang dari populasi 2002.Prosedur Penelitian Suatu
rumah dengan syarat kepadatan hunian Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V,
yang sehat secara klinis memperlihatkan Rineka Cipta, Jakarta.
Volume Desember 2020