DISUSUN OLEH:
Oleh:
Disetujui Oleh:
Pembimbing Lapangan
(Sahri Agustiar)
Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat rahmat serta karunia-Nya maka kami dapat menyelesaikan Laporan kerja
praktek ini.
Laporan kerja praktek ini dibuat untuk memenuhi syarat dan ketentuan
pada kegiatan akademis di Departemen Teknik Industri. Laporan kerja praktek ini
terdiri dari delapan bab. Bab pertama terdapat bahasan tentang gambaran umum
dari perusahaan, bab kedua membahas tentang teknologi, bab ketiga membahas
tentang tata letak pabrik, bab keempat membahas tentang organisasi dan
manajemen di perusahaan dan bab kelima sampai bab ketujuh membahas tentang
laporan ini. Maka diharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat rahmat serta karunia-Nya telah terlaksana Kerja Praktek di PMKS PT.
Laporan kerja praktek ini berguna untuk melaporkan hasil yang telah
sampai dengan selesainya laporan ini, banyak pihak yang telah membantu, maka
1. Kedua Orang tua penulis yang selalu mendukung penulis baik secara moril
dari awal hingga akhir sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja
2. Bapak Ir. Aulia Ishak ST., MT., Ph.D., IPM selaku Ketua Departemen
3. Ibu Tania Alda ST., MT selaku Koordinator Kerja Praktek yang telah
4. Ibu Dr. Ir. Anizar M.Kes., IPM selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek
penulisan laporan.
Sisirau yang telah memberikan izin dan bimbingan selama masa Kerja
Praktek berlangsung.
6. Bapak Syahri Agustiar, Bapak Rio Mistaryo Girsang dan Bapak Erwin F.
7. Seluruh staff dan karyawan PMKS PT. sisirau yang telah membantu dan
Praktek berlangsung.
10. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan
BAB HALAMAN
BAB HALAMAN
vi
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
vii
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
- Surat Keputusan
viii
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
2.1. Standar Mutu Minyak dan Inti Kelapa Sawit ........................ II-2
4.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Sisirau Tiap Departemen .............. IV-5
5.4. Hasil Identifikasi Bahaya di Stasiun Thresher dan Kernel .... V-8
TABEL HALAMAN
6.7. Hasil Perhitungan Batas Kelas Atas dan Batas Kelas Bawah ... VI-17
x
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
5.2. Fiber Yang Keluar Dari Mesin Ripple Mill ........................ V-11
5.6. Lantai Licin Pada Area Kerja di sekitar Kernel Silo ........... V-14
5.7. Selang berserakan Pada Area Kerja di sekitar Kernel Silo ..... V-15
DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)
GAMBAR HALAMAN
6.1. Cause and Effect Diagram Fluktuasi Produksi CPO .......... VI-9
xii
BAB I
Pabrik minyak kelapa sawit (PMKS) PT. Sisirau merupakan badan usaha
swasta yang bergerak dalam bidang pengolahan kelapa sawit. PT. Sisirau ini pada
berdasarkan pada surat kesepakatan bersama diantara PT. Sisirau dengan PT. Desa
Jaya tanggal 6 Juni 1997 yang kemudian diperkuat dengan adanya surat keputusan
Bahan baku yang digunakan di PT. Sisirau berasal dari kebun sendiri dengan
luas kebun 3.169 hektar dan hasil kerja sama dengan PT. Semadam dengan luas
kebun 3.550 hektar sehingga dapat mencapai syarat minimal kebun untuk
Ruang lingkup bidang usaha pada PT. Sisirau adalah sebagai berikut.
1. Pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit atau CPO
(Crude Palm Oil), inti sawit (kernel) dan limbah padat berupa serabut (Fiber)
dan cangkang.
I-1
I-2
Gantung, Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh. PMKS PT. Sisirau ini
berbatasan dengan:
052’’LU/098˚ 03’ 49,5’’BT, yang dapat dilihat pada Gambar 1.1. Lokasi ini
2. Bahan baku yang dekat dengan lokasi pabrik dapat menghemat biaya
pengankutan TBS dan proses produksi dapay dilakukan dengan baik sehingga
Hasil produksi dari PMKS PT. Sisirau yang berupa minyak kelapa sawit
atau CPO (Crude Palm Oil) dipasarkan didalam negeri melalui pelabuhan di
Belawan ke PT. Musimas dan PT. Permata Hijau, dan melalui Pelabuhan Kuala
Tanjung ke PT. Wilmar dan Multimas Nabati Asahan. Lokasi pemasaran ini
ditentukan oleh kantor pusat yang berada di Jalan Putri Hijau Dalam No. 4C-G,
Medan.
I-4
Misi dari PT. Sisirau adalah memberikan dampak sosial yang positif kepada
masyarakat. Hal yang dilakukan oleh PT. Sisirau untuk melaksanakan misi tersebut
tanggungannya.
ini memiliki banyak limbah yang berasal dari proses pengolahan kelapa sawit,
limbah yang baik dan perbaikan bagi lingkungan yang dilakukan secara terus
menerus,
BAB II
TEKNOLOGI
PT. Sisirau sejak awal didirikan dikenal sebagai pabrik yang mengolah
kelapa sawit menjadi minyak sawit atau Crude Palm Oil (CPO) dan inti sawit.
Pengolahan buah kelapa sawit menjadi produk yang dihasilkan melalui beberapa
proses pada stasiun-stasiun yang terdapat pada lantai produksi di PMKS PT.
Sisirau. Secara garis besar, tandan buah sawit yang datang ditimbang pada stasiun
buah segar masuk ke loading ramp untuk masuk ke proses berikutnya yaitu
sterilizer. Tandan buah segar yang sudah melalui proses sterilizer lalu dibawa ke
stasiun thressing dan pressing untuk dipisahkan buah dari janjangan dan
dilumatkan.
Minyak sawit yang masih kotor lalu dibawa ke Crude Oil Tank (COT) untuk
disimpan pada oil tank 2000 ton untuk didistribusikan. Sedangkan inti sawit melalui
produk yang dihasilkan tentu melalui proses pemeriksaan mutu yang sesuai dengan
II-1
II-2
Standar mutu produk minyak dan inti kelapa sawit yang terdapat pada PT.
Bahan yang digunakan dalam proses pengolahan buah kelapa sawit pada
1. Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan pada pengolahan buah kelapa sawit pada PMKS
PT. Sisirau adalah buah sawit yang berasal tak hanya dari kebun PT. Sisirau
tetapi juga berasal dari PT. Bahruny, PT. Buana Estate, PT. Desa Jaya, PT.
Bahari Group, PT. Semadam, dan kebun milik rakyat. Terdapat 2 jenis tandan
buah sawit yang diterima oleh PT. Sisirau yaitu Tenera dan Dura.
a. Tenera
23-26%.
II-3
b. Dura
ketebalan sekitar 2-8 mm dan daging buah yang tipis dengan ukuran
inti sawit yang besar. Tandan buah segar jenis dura ini memiliki tingkat
2. Bahan Penolong
Bahan penolong yang digunakan oleh PT. Sisirau untuk membantu proses
produksi pada proses pengolahan buah sawit terdiri dari air dan uap.
a. Air
Air dalam proses pengolahan tandan buah segar menjadi minyak kelapa
agar tidak terjadi hambatan untuk melumatkan buah. Kadar air yang
pengolahan.
b. Uap
Uap yang digunakan pada proses pengolahan minyak dan inti kelapa
sawit dihasilkan dari proses pemanasan air pada boiler. Uap yang
pengolahan biji.
3. Bahan Tambahan
untuk didistribusikan, dalam hal ini PT. Sisirau tidak menggunakan bahan
minyak kelapa sawit dan inti sawit dapat diuraikan sebagai berikut.
jembatan timbang untuk mengetahui jumlah berat buah yang diterima oleh
untuk dilakukan penyortiran buah, buah yang sudah disortir masuk ke lori
Buah yang berada dalam lori langsung dimasukkan ke dalam alat sterilizer,
jumlah lori yang dapat masuk ke dalam alat tersebut adalah 7 lori dengan
dimiliki oleh PT. Sisirau adalah sebanyak 2 alat sterilizer horizontal, alat ini
sebesar 6600 kg uap rebusan. Proses perebusan ini memiliki tujuan untuk:
thresher dengan bantuan dari tippler. Perlakuan ini disebut stripping atau
drum).
Buah yang sudah dipisahkan dari tandan dibawa ke stasiun pengadukan oleh
fruit conveyor. Pada stasiun ini, buah masuk ke mesin digester untuk
stabil.
diperas dan dikeluarkan melalui lubang-lubang kecil pada press cake. Proses
minyak yang melekat pada ampas atau tingkat oil losses cukup rendah dan
campuran dari minyak, air, dan padatan (solid). Minyak yang diperas dari
cangkang yang terbawa saat keluar dari proses pengempaan, selain itu proses
Pada tangki clarifier ini berlaku sistem pengendapan, dimana minyak yang
mempunyai massa jenis ringan akan naik ke lapisan atas sedangkan sludge
berada di lapisan bawah. Minyak yang dipisahkan dari sludge dengan proses
clarifier tank yang terdapat pada PMKS PT. Sisirau ini disesuaikan dengan
Dari proses pengempaan, terdapat ampas kempa berupa biji dan serabut yang
memisahkan serabut dari biji pada mesin depericarper. Proses pemisahan ini
dapat terjadi akibat adanya perbedaan daya isap blower yang menghisap
II-7
benda dengan berat yang lebih ringan. Biji yang sudah dipisahkan dari serabut
a. Ripple Mill
Ripple mill merupakan alat untuk memecahkan biji sawit dengan cara
b. Clay Bath
dari inti. Clay bath terdiri dari bak, kernel vibrating, dan shell vibrating.
boiler yang juga dapat dijual kepada pihak ketiga, sedangkan inti
sampai kadar air 7% dengan tingkat pengeringan 50C, 60C, dan 75C
Mesin yang digunakan dalam proses produksi minyak kelapa sawit dapat
Kapasitas: 4,5
Menuangkan
ton
TBS dari
1 Tippler Putaran drum
lorry menuju ke
tippler: 5 rpm
conveyor
Jumlah: 1 unit
Tipe: Horizontal
(2 pintu)
Kapasitas: 4,5
ton
Jumlah: 7 lori
Merebus dan
Sterilizer Diameter: 2700
2 mensterilkan
Horizontal mm
TBS
Tebal dinding:
16 mm
Panjang: 23 m
Tekanan kerja:
3,5 kg/cm3
Tipe: Rotary
Drum
Memisahkan Kapasitas: 35
3 Thresher brondolan ton
dengan janjagan Kecepatan: 24
rpm
Jumlah: 2 unit
Tipe: Silinder
Tegak
Kapasitas: 15
Melumatkan
ton
buah sawit
4 Digester Kecepatan: 23
hingga terpisah
rpm
dari bijinya
Voulume: 3500
liter
Jumlah: 2 unit
II-9
Memishakan
minyak dari Kapasitas: 15
serat daging ton TBS/Jam
5 Screw Press buah sesaat Kecepatan: 10
setelah keluar rpm
dari mesin Jumlah: 3 unit
digester
Tipe: Silinder
Tegak
Kapasitas: 6 Cu
Memisahkan
Sand Trap Diameter: 1900
6 minyak, pasir,
Tank mm
air serta tanah
Tinggi: 2400
mm
Jumlah: 1 Unit
Tipe: Vacum
Mengurangi
Pump
kadar air dari
11 Vacum Dryer Kapasitas: 10
Crude Palm Oil
ton/jam
(CPO)
Jumlah: 1 unit
Tipe:
Horizontal
Memecahkan
12 Ripple Mill Rotal
biji sawit (Nut)
Kapasitas: 10
ton/jam
II-11
Memanaskan
dan tempat Tipe: Vacum
13 Kernel Silo penyimpanan Pump
kernel Kapasitas: 6 ton
sementara
Memisahkan
Tipe: Vacum
nut dengan serat
Pump
dengan
14 Depericarper Kapasitas: 10
menghisap serat
ton/jam
nut untuk bahan
bakar boiler
Mengahasilkan
uap dengan
Tipe: Water
memanfaatkan
Tube Boiler
pembakaran
15 Boiler Model: n-600
bahan bakar
SA
berupa serabut
(Fyber) dan
cangkang
Pembangkit
listrik yang
digunakan oleh Tipe: Separator
perusahaan Diameter: 500
16 Turbin Uap
dalam mm
melakukan
proses produksi
kelapa sawit
II-12
Alat yang digunakan dalam proses produksi minyak kelapa sawit pada PT.
2.2.3. Utilitas
terjadinya proses produksi. Sarana pendukung yang digunakan dalam PT. Sisirau
meningkatkan kualitas air. Air yang digunakan berasal dari air sungai yang
digunakan untuk berbagai kegiatan pabrik maupun luar pabrik. Air ini berfungsi
untuk membersihkan TBS dalam mesin boiler yang kemudian uap yang dihasilkan
akan dialirkan ke pembangkit listrik tenaga uap. air yang telah di bersihkan juga
diperlukan untuk menunjang kegiatan lainnya seperti kran yang digunakan untuk
dalam proses produksi. Air ini juga digunakan untuk menunjang kehidupan sehari-
hari karyawan di rumah karna air ini juga akan didistribusikan ke perumahan
seluruh kegiatan di PT. Sisirau dan sekitar nya berasal dari Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU). Limbah dari serabut (fiber) serta cangkang (sell) dari buah
kelapa sawit akan digunakan kembali untuk bahan bakar dari mesin boiler yang
Uap (PLTU) serta proses perbusan dan pengolahan. Listrik yang dihasilkan ini akan
yang baik dan benar dapat mendukung karyawan bekerja dalam kondisi nyaman,
aman, dan sehat. Selain itu dengan K3 dapat mengurangi kerugian fisik dan
finansial. Pada PT. Sisirau sebagian besar pekerja saat bekerja di lapangan sudah
menggunakan APD yang baik dan benar namun daa juga beberapa karyawan yang
1. Keamanan
Sistem keamanan PT. Sisirau dilakukan selama 24 jam yang dilakukan oleh
2. Keselamatan
Keselamatan pekerja pada PT. Sisirau dijamin dan diawasi oleh ahli K3,
para pekerja selalu menggunakan alat pelindung diri dan bekerja sesuai
Alat pelindung diri yang digunakan para pekerja pada PT. Sisirau yaitu
berupa safety helmet, safety shoes, sarung tangan, dan ear plug.
Alat safety and fire protection yang terdapat pada PT. Sisirau dapat dilihat
Limbah yang dihasilkan oleh PT. Sisirau yaitu berupa limbah cair dan
limbah padat.
1. Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan dari proses pengolahan sawit pada PT. Sisirau
yaitu berupa janjangan, fiber, cangkang, kernel, dan sludge. Janjangan yang
sudah diambil buahnya dapat dijual kepada konsumen atau janjangan dikubur
di lahan sawit. Fiber dan cangkang dijadikan bahan bakar untuk boiler.
2. Limbah Cair
Limbah cair yang dihasilkan dari proses pengolahan sawit pada PT. Sisirau
sungai dengan syarat dan ketentuan yang sudah ditetapkan. Adapun 8 kolam
Pada kolam 2 terdapat bakteri yang berasal dari aliran kolam 1 yang
Gambar 2.2.
h. Cedimentation
memisahkan cairan dari lumpur yang berasal dari kolam aerob. Kolam
dimonitor oleh operator. Pemindahan produk maupun bahan dari satu stasiun ke
elevator, sehingga proses produksi menjadi lebih efektif. Namun pada bagian HR
pengolahan data karyawan masih ada yang dilakukan secara manual, sehingga
Permasalahan yang terjadi pada proses produksi CPO pada PT. Sisirau yaitu
yang kurang lengkap dapat mempengaruhi kelancaran proses kerja. Selain itu
dihasilkan belum memenuhi standar. Namun hal ini diatasi dengan kegiatan analisis
yang dilakukan oleh departemen quality control, sehingga output yang diperoleh
dalam setiap proses pengolahan bisa dikendalikan agar hasil sesuai dengan target
MILL MANAJER
KTU
ASISTEN
ASISTEN PROSES I ASISTEN PROSES I ASISTEN QC
MAINTENANCE
RANI
MANDOR PROSES MANDOR PROSES ANALYST MANDOR BENGKEL KA KEAMANAN KRANI PRODUKSI KRANI GUDANG KRANI TIMBANG
PEMBUKUAN
1. Mill Manajer
IV-1
IV-2
keputusan perusahaan.
Kepala Tata Usaha bertanggung jawab dalam membuat daftar gaji karyawan,
3. Asisten Proses
Asisten proses bertanggung jawab dalam kegiatan pengolahan sawit mulai dari
TBS hingga menjadi CPO serta memeriksa dan mengontrol kualitas hasil yang
dan alat yang digunakna oleh laboratorium quality control, melakukan inspeksi
dan pengujiaan dari bahan baku yang diterima dari supplier, serta bertugas
5. Asisten Maintenance
Bertugas dalam mengawasi kegiatan pada bagian teknik sesuai dengan SOP
mesin-mesin.
IV-3
6. Mandor Proses
7. Analyst
terhadap setiap tahapan pengolahan sawit mulai dari TBS sampai limbah.
8. Mandor Bengkel
dan menerima masukan kerusakan baik alat maupun mesin pada pabrik,
bengkel.
9. Kepala Keamanan
yang nantinya akan diperiksa kembali oleh kepala tata usaha, menyediakan
Total jumlah pekerja di PT Sisirau adalah sebanyak 117 orang dengan 111
orang pekerja dan 6 orang asisten tiap bidang oramg. Adapun jumlah masing-
Pada PT. Sisirau terdapat hari kerja efektif selama 6 hari dalam 1 minggu
untuk bagian kantor dan 7 hari kerja dalam 1 minggu untuk bagian produksi dan
timbangan dengan 2 shift kerja. Namun hal ini dapat berubah sesuai dengan kondisi
pabrik, Ketika TBS yang masuk tidak begitu banyak maka departemen produksi,
pengolahan, dan timbangan tetap bekerja 6 hari dalam satu minggu. Adapun
1. Bagian kantor
Pada bagian kantor memiliki jadwal kerja dalam seminggu yaitu selama 6 hari
mulai dari hari Senin sampai Sabtu dimulai pada pukul 07.00-16.00 WIB dan
Pada bagian produksi dan timbangan memiliki jadwal kerja dalam seminggu
yaitu selama 7 hari dari hari Senin sampai Minggu dengan 2 shift kerja. Shift
ditetapkan oleh pemerintah. Gaji yang diberikan terdiri dari gaji pokok, gaji lembur,
Fasilitas yang diberikan PT. Sisirau untuk para karyawan yaitu sebagai
berikut.
1. Bahan Pangan
Bahan pangan yang diberikan oleh perusahaan untuk karyawan yaitu berupa
beras dan susu. Bahan pangan diberikan kepada karyawan pengolahan dalam
diberikan dalam kurun waktu sebulan dua kali, dan untuk bagian kantor
terdiri dari jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, dan jaminan kematian.
Tunjungan hari raya keagamaan diberikan oleh perusahaan berupa uang, sesuai
Santunan hari tua yang diberikan oleh perusahaan berupa uang tunai yang
5. Bantuan Kematian
a. Perihal karyawan meninggal dunia, maka kepada istri atau suami yang
bulan gaji, dan uang duka sebesar 3 bulan gaji serta uang jasa yang
uang jasa.
6. Program Pensiun
pembinaan jasmani berupa latihan senam bersama setiap hari Sabtu pagi.
Adapun masjid yang disediakan oleh PT. Sisirau dapat dilihat pada Gambar
4.3. berikut.
9. Poliklinik
Adapun poliklinik karyawan pada PT. Sisirau dapat dilihat pada Gambar
4.4. berikut.
Pada PT. Sisirau sistem informasi yang digunakan masih ada dengan cara
langsung oleh karyawan ke dalam lembar kerja. Sedangkan untuk beberapa data
lainya seperti data karyawan diinput dan disimpan menggunakan sistem informasi
manual. Adapun data yang dicatatat seperti jumlah TBS yang masuk, waktu
IV-10
penerimaan TBS, asal supplier yang mengirimkan TBS, dan lain-lain. Lalu setelah
Susunan organisasi PT. Sisirau sudah dijalankan dengan baik, dimana setiap
pekerja. Kerja sama dan komunikasi antar asisten tiap bidang juga telah berjalan
TUGAS KHUSUS I
dapat merusak pekerjaan dan menyebabkan kerugian harta benda bahkan sampai
memakan korban jiwa. Kecelakaan kerja serta potensi bahaya selalu dapat ditemui
faktor tindakan manusia yang tidak memenuhi keselamatan kerja (Unsafe Act) dan
manusia yang tidak memenuhi keselamatan kerja (Unsafe Act) disebabkan oleh
melakukan pekerjaan dengan jam yang berlebih serta mengangkat beban yang
V-1
V-2
Condition) disebabkan oleh peralatan yang sudah tidak layak digunakan, terpapar
kebisingan, pencahayaan dan ventilasi yang kurang serta sistem peringat yang
berlebihan serta sifat dari pekerjaan yang dapat mengandung potensi bahaya.
Kecelakaan kerja yang bisa terjadi pada stasiun thresher lebih tepat nya
pada mesin tippler berupa terkena hempasan berondolan panas, tergelincir dan
masuk kedalam lubang mesin tippler karena lantai sangat licin, terhempas tali
semua mesin yang berfungsi untuk membersihkan biji dari serat dan cangkang
untuk menghasilkan kernel. Mesin yang digunakan berupa nut polishing drum,
cake breaker conveyor, depericarper, ripple mill dan claybath. Penggunaan mesin
kecelakaan kerja.
suatu hal yang harus diberikan perhatian besar untuk menciptakan kondisi kerja
yang aman dan nyaman bagi pekerja. Identifikasi terhadap potensi bahaya
sebuah pabrik dapat memiliki potensi risikonya masing-masing baik dari kondisi
5.2. Permasalahan
potensi bahaya bagi pekerja. Potensi bahaya yang ditimbulkan stasiun thresher
terdapat riwayat kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja yang terjadi berupa tangan
Terdapat riwayat kecelakaan kerja lainnya berupa tangan terkena mixer pada
mesin tippler dikarenakan area di sekitar mesin tidak dilindungi oleh cover
berasal dari mesin nut polishing drum, tergelincir di tangga ketika akan naik untuk
mengoperasikan mesin claybath, terkena mixer pada mesin claybath yang tidak
ditutupi, dan tergelincir akibat lantai di sekitar kernel silo yang licin. Berdasarkan
kernel memang belum terdapat riwayat kasus kecelakaan kerja skala besar yang
terjadi di kedua stasiun ini. Mixer yang terdapat pada mesin claybath dapat sangat
bahaya untuk pekerja apabila tidak diambil tindakan untuk memberikan besi
akan ditimbulkan. Bagi kecelakaan kerja yang pernah terjadi dapat dijadikan
Potensi bahaya pada stasiun thresher dan kernel akan dianilisis dengan
metode Job Safety Analysis (JSA). JSA adalah metode yang digunakan untuk
melakukan penilaian risiko pada setiap tahapan kegiatan atau tugas yang akan
dampaknya serta menetapkan kontrol yang tepat untuk mencegah kejadian yang
tidak diinginkan terjadi saat melakukan pekerjaan. Metode JSA bertujuan untuk
dapat yakin akan keselamatan dan kesehatan di tempat kerja. Metode JSA berguna
bekerja.
PT. sisirau memiliki beberapa stasiun dalam proses pembuatan kelapa sawit.
Pekerja yang memiliki riwayat kecelakaan kerja yaitu pada stasiun thresher.
kernel berupa nut polishing drum, ripple mill, claybath dan kernel
silo.
rangkaian proses identifikasi terhadap bahaya dan risiko yang akan terjadi.
Tabel 5.2.
menggunakan risk matrix. Risk matrix dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Keterangan:
L = Low M = Medium H = High E = Ekstrem
Hasil identifikasi bahaya dan risiko kerja pada stasiun thresher dan kernel
Hazard Identification
Risk
No Kegiatan Sumber Bahaya Kondisi Bahaya Potensi Bahaya C L S
Levels
Stasiun thresher
Tumpahan minyak di sekitar Operator tergelincir saat
Terjatuh 2 3 6 M
Menarik tali capstand area kerja berjalan
1
menuju transfer carriage Terkena hempasan tali Operator terkena hempasan
Terkibas tali 2 3 6 M
capstand tali
Memindahkan lori berisi Operator terkena lori yang
Terkena lori panas Luka bakar 2 4 8 H
janjangan buah ke jalur rail masih panas
2
track untuk ditarik dengan Pengait lori terjatuh dan Cedera berat berupa tangan
Terhempas pengait lori 4 3 12 E
capstand menuju tippler mengenai tangan operator putus
Terkena berondolan panas Operator terkena hempasan
Terluka 1 2 2 L
dari janjangan buah berondolan
Membanting buah rebusan
3 Masuk kedalam lubang
agar masuk ke tippler Operator tergelincir ke
mesin tippler karena lantai Terperosok 1 3 3 L
lubang
sangat licin
Stasiun Kernel
Suara bising yang berasal Operator terpapar
Gangguan pendengaran 2 1 2 L
dari ripple mill kebisingan ripple mill
Pemecahan cangkang
1 Operator terhirup fiber
(Ripple Mill)
Fiber Ketika sedang mengontrol Gangguan pernapasan 2 1 2 L
ripple mill
V-8
Tabel 5.4. Hasil Identifikasi Bahaya di Stasiun Thresher dan Kernel (Lanjutan)
Hazard Identification
No Kegiatan Sumber Bahaya Kondisi Bahaya Potensi Bahaya C L S Risk Levels
Operator terhempas nut
Pelepasan serat yang Hempasan nut yang sedang di proses di nut Cedera ringan 1 2 2 L
masih menempel pada polishing drum
2
nut (Nut Polishing Operator terpaprar
Drum) Suara mesin kebisingan yang dihasilkan Gangguan pendengaran 2 1 2 L
nut polishing drum
Operator terjatuh karna
Jarak tangga pertama yang
jarang tangga yang terlalu Cedera pada kaki 2 2 4 L
terlalu jauh
Pemisahan cangkang dan jauh
3 kernel dari lumpur Operator terjatuh karna
Tangga yang sudah keropos Cedera 2 2 4 L
(Claybath) tangga sudah keropos
Mixer pada claybath yang Operator terkana baling-
Luka-luka 4 3 12 E
tidak tertutupi baling
Operator terpeleset karna
Lantai licin Terjatuh 1 1 1 L
Pemanasan dan area sekitar kernel silo licin
4 penampungan kernel Selang yang berserakan Operator tersandung selang Tersandung 1 1 1 L
(kernel silo) Operator terpapar uap panas Luka bakar ringan dan
Uap panas di kernel silo 3 3 9 H
di kernel silo gangguan pernapasan
Sumber: Pengolahan Data
V-9
V-10
kecelakaan kerja di stasiun thresher dan kernel pada PT. Sisirau adalah sebagai
berikut.
tumpahan minyak yang meyebabkan lantai menjadi licin. Kondisi ini dapat
membahayakan para pekerja yang bekerja atau hanya lewat area ini. Lantai
ringan. Area kerja dengan lantai licin akibat tumpahan minyak pada stasiun
2. Pada aktivitas memindahkan lori berisi janjangan buah ke jalur rail track
bahaya. Salah satu nya apabila pekerja mengecek lori yang telah masuk ke
mesin tippler. Secara tidak sengaja pengait lori tidak pada posisi yang benar
V-11
maka pengait tersebut akan jatuh dan dapat melukai tangan pekerja seperti
yang keluar dapat mengenai pekerja dan pekerja mungkin saja terpeleset
4. Pada mesin ripple mill dilakukan proses pemecahan biji sawit (Nut) yang
kemudian akan dikeluarkan bersama dengan fiber nya. Fiber yang keluar
dari mesin ini dapat menjadi salah satu penyebab gangguan pernapasan pada
pekerja jika terhirup terlalu sering. Fiber yang keluar dari mesin ripple mill
5. Pada mesin nut polishing drum mengeluarkan bunyi yang sangat berisik.
Bunyi ini jika diukur memang masih dalam batas wajar namun jika
intensitas nya terlalu sering didengar oleh telinga maka dapat memggang
hempasan nut yang bisa saja mengenai pekerja. Apabila nut yang
dihempaskan dalam ukuran kecil maka dapat ditoleransi namun apabila nut
tersebut dalam ukuran besar maka dapat menyebabkan bahaya pagi para
pekerja.
buah anak tangga pada mesin claybath debgab jarak antara lantai dengan
tangga pertama terlalu jauh yang dapat menyebabkan kaki operator mudah
Tangga yang menjadi akses operator untuk naik ke mesin claybath ini juga
tersebut. Anak tangga yang sudah keropos dapat dilihat pada Gambar 5.4.
mesin terdapat sebuah mixer dari claybath yang tidak dipakaikan cover
pelindung, dimana mixer ini akan terus berputar. Perputaran mixer ini bisa
saja mengenai jari atau anggota tubuh lainnya dari operator yang sedang
Gambar 5.5.
7. Setelah kernel selesai diolah oleh mesin-mesin yang lain maka kernel akan
dipanaskan dan ditampung ke kernel silo. Pada kernel silo akan dilakukan
penyiraman air untuk menekan uap panas tangki yang dihasilkan dari proses
kecelakaan kerja seperti pekerja dapat terpeleset ketika melintasi area ini.
Area kerja sekitar kernel silo dapat dilihat pada Gambar 5.6.
Gambar 5.6. Lantai Licin pada Area Kerja di sekitar Kernel Silo
tersebut. Selang yang terdapat di area kerja sekitar kernel silo dapat dilihat
Gambar 5.7. Selang Berserakan pada Area Kerja di sekitar Kernel Silo
(Hazard Control)
dengan cara ini dapat dilakukan dengan perbaikan pada desain alat atau
jika dirancang dengan baik maka dapat melindungi para pekerja dari
lingkungan fisik dan pengguanaan APD dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5. Pengendalian Bahaya yang di Usulkan
V-19
V-18
klip penahan pada kaitan lori untuk mencegah kaitannya terjatuh dan mengenai
tangan pekerja. Klip ini dibuat untuk menahan pengait lori, agar ketika lori dalam
posisi terbalik sekalipun pengaitnya tidak membahayakan para pekerja. Klip ini
dapat dibuat menggunakan besi yang digunakan pada pembuatan lori dengan
ketebalan 6-8 mm. Klip pengait lori dapat dibuat seperti yang terlihat pada
Gambar 5.8.
Sumber: Google
yang bekerja disekitar mesin itu tidak terkena mixer ketika mesin sedang
Sumber: Google
dengan melakukan pelebaran area kerja 100 m disekitar mesin claybath. Pelebaran
dapat mendatangkan bahaya bagi para pekerja. Maka pelebaran area kerja ini
dapat dilakukan sebagai tindakan pencegahan bahaya bagi pekerja yang bekerja di
dengan menggunakan sarung tangan, safety helmet, heat resistand glove, earplug
(bertali) serta sepatu safety. Penggunaan heat resistant glove ini lebih dijamin
aman apabila digunakan pada saat melakukan pekerjaan yang akan berkontak
langsung dengan sesuatu yang suhunya panas. Heat resistant glove dibuat dari
bahan kulit pada bagian luar dan berbahan kain di bagian dalam. Sarung tangan
ini memiliki ketebalan yang sesuai untuk menahan panas yang berlebih seperti
pekerjaan memindahkan lori berisi janjangan buah ke jalur rail track untuk ditarik
dengan capstand menuju tippler. Pekerjaan ini memiliki resiko dimana operator
dapat terkena lori yang masih panas. Aktivitas membanting buah rebusan agar
V-20
panas dari janjangan buah. Heat resistant glove dapat dilihat pada Gambar 5.10.
Sumber: Google
mesin produksi yang terkhusus pada stasiun kernel yang merupakan stasiun
penyumbang sumber kebisingan paling besar. Earplug yang dipilih adalah yang
untuk dicuci dan dapat digunakan kembali dalam kurun waktu 2-4 minggu.
Sumber: Google
TUGAS KHUSUS II
produksi utama yaitu berupa CPO dan kernel. Kegiatan produksi CPO sangat
memperoleh TBS dari kebun sawit masyarakat dan kebun sawit perusahaan
pemasok kelapa sawit lainnya. TBS masuk melalui stasiun timbangan untuk
ditimbang yang kemudian dibawa ke stasiun sortasi. Pada stasiun sortasi, dilakukan
penyortiran TBS berdasarkan kualitasnya. Jumlah dan kualitas TBS yang diperoleh
CPO yang telah selesai diproduksi disimpan di dalam storage tank. Storage
produksi dan pengukuran minyak produksi harian. Alat ini berbentuk silindris yang
di dalamnya dilengkapi pipa pemanas yang berbentuk spiral dan pada sisi atasnya
terdapat lubang penguapan air. Pada PT. Sisirau terdapat 2 storage tank dengan
kapasitas 500 ton dan 2000 ton. Selama proses penimbunan minyak pada storage
tank terjadi perusakan mutu baik peningkatan asam lemak bebas maupun
peningkatan oksidasi.
VI-1
VI-2
pasti mengenai banyaknya CPO yang akan diminta oleh konsumen. Dalam situasi
tertentu perusahaan pernah memproduksi CPO lebih dari permintaan konsumen dan
pernah memproduksi CPO kurang dari permintaan konsumen. Jika CPO yang
dihasilkan lebih dari jumlah permintaan maka, akan disimpan di dalam storage
tank. Jika produksi yang dihasilkan kurang dari jumlah permintaan maka, stok CPO
yang tersedia pada storage tank akan digunakan untuk menutupi kekuranganya
sesuai dengan jumlah ketersediaan yang ada. Peristiwa seperti ini dapat
6.2. Permasalahan
berdasarkan target harian yang telah ditentukan berdasarkan keuntungan yang ingin
dicapai. Sehingga ketika CPO yang diproduksi melebihi jumlah permintaan maka
CPO akan ditimbun di dalam storage tank. CPO yang terlalu lama ditimbun di
dalam storage tank dapat berkurang kualitasnya. Penurunan kualitas minyak sawit
Selain itu perusahaan juga pernah memproduksi CPO kurang dari jumlah
permintaan konsumen.
terlalu lama dan menghindari terjadinya kekurangan jumlah produksi CPO yang
perusahaan dapat membuat kebijakan lebih awal mengenai tindakan yang harus
dilakukan saat menghadapi situasi dan kondisi yang beragam. Adapun data yang
produksi dalam memenuhi permintaan konsumen dapat dilihat pada Tabel 6.1.
Berdasarkan data yang terdapat pada Tabel 6.1. diketahui bahwa jumlah
CPO yang diproduksi tiap bulannya tidak stabil. Ketika CPO yang diproduksi
melebihi permintaan, maka akan disimpan di dalam storage tank. Kemudian jika
CPO yang diproduksi kurang dari jumlah permintaan maka sisa hasil produksi dari
Oleh sebab itu untuk mengatasi permasalahan fluktuasi produksi CPO perlu
Pada data historis produksi dan permintaan CPO pada PT. Sisirau terdapat
masalah jumlah CPO yang diproduksi kurang dari jumlah permintaan konsumen.
Diagram.
Cause and Effect Diagram juga dikenal dengan sebutan fishbone diagram
(diagram tulang ikan) yang berguna untuk menemukan serta menganalisa faktor-
faktor yang berpengaruh secara signifikan dalam menentukan kualitas output kerja.
Selain itu, diagram ini juga digunakan untuk mencari penyebab-penyebab dari suatu
VI-5
dilakukan analisis terhadap 5 faktor penyebab utama yang perlu diperhatikan yaitu:
2. Manusia (man)
Bahan baku yang digunakan dalam produksi CPO yaitu TBS. Jumlah TBS
yang diperoleh serta kualitas TBS sangat mempenagruhi CPO yang dihasilkan.
Saat menentukan persediaan bahan baku (TBS) hal yang perlu direncanakan
yaitu mengenai berapa jumlah TBS yang harus disediakan, kualitas material
yang tersedia dan harga bahan baku tersebut. Perencanaan bahan baku yang
a. Perkiraan Pemakaian
Perkiraan jumlah bahan baku yang akan digunakan untuk proses produksi
perusahaan harus dilakukan dengan teliti agar tidak terjadi kerugian karena
c. Biaya Persediaan
d. Kebijaksanaan Pembelanjaan
kebijakan pembelanjaan.
Ketersediaan bahan baku yang ada pada lokasi sumber bahan baku
perusahaan.
b. Pengangkutan
c. Cuaca
Cuaca yang tidak menentu dapat mempengaruhi jumlah serta kualitas TBS.
Faktor penentu ketersediaan air bagi tanaman sawit yaitu bersumber dari
curah hujan. Sawit dapat berkembang dengan baik pada cuaca yang stabil
VI-7
yaitu, daerah yang tidak tergenang air saat hujan dan tidak kekeringan saat
kemarau.
2. Manusia (man)
dalam menggunakan mesin dan peralatan harus sesuai dengan SOP. Namun
masih terdapat perkerja yang melaksanakan tugasnya tidak sesuai dengan SOP
yang ada.
saat proses produksi berlangsung maka proses produksi akan terhambat dan
kualitas CPO serta dapat mempengaruhi kadar ALB yang ada pada CPO.
Metode ekrja yang dilakukan dengan tidak benar dapat mempengaruhi kualitas
Lingkungan kerja yang baik akan menciptakan situasi kerja yang baik juga.
Situasi kerja yang baik sangat mendukung dalam menghasilkan CPO yang
terdapat stasiun yang terjaga kebersihannya, namun ada juga stasiun yang
bekerja.
tujuan mengidentifikasi akar masalah. Cause and Effect Diagram dapat dilihat
Metode Mesin
VI-9
VI-10
Fluktuasi produksi yang terjadi pada PT. Sisirau tidak terlepas dari
permintaan maka CPO akan disimpan di dalam storage tank dengan tetap
memperhatikan kadar ALB agar tidak menggangu kualitas CPO yang ditimbun.
Sedangkan ketika CPO yang diproduksi kurang dari angka permintaan maka
perusahaan perlu membuat beberapa alternatif pilihan agar dapat menangani situasi
seperti ini. Adapun perbandingan CPO produksi dan permintaan CPO dapat dilihat
2.000
1.500
1.000
500
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Periode
Berdasarkan Gamabr 6.1. diketahui bahwa penjualan CPO yang terjadi pada
PT. Sisirau cukup berfluktuasi. Perusahaan pernah memproduksi CPO kurang dari
seperti ini, perusahaan perlu membuat rencana ataupun alternatif yang harus
dilakukan agar tetap dapat menjaga kestabilan perusahaan, yaitu dengan cara
berikut.
permintaan konsumen.
Pada Tabel 6.2. diketahui bahwa terdapat kekurangan CPO pada periode bulan
Kurangnya CPO yang terjadi dapat disebabkan karena beberapa faktor yang
telah dijelaskan pada fishbone diagram. Adapun alternatif yang dapat dilakukan
oleh perusahan untuk menangani permasalahan ini salah satunya adalah dengan
melakukan pembelian CPO dari pihak lain, agar permintaan konsumen dapat
terpenuhi.
VI-12
Kekurangan TBS dapat terjadi karena jumlah TBS yang tersedia dari supplier
terlalu sedikit maupun TBS yang masuk tidak memenuhi kualitas dan standar
perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena adanya berbagai factor eksternal seperti
melakukan tindakan taktis untuk membeli TBS kepada pihak supplier lainnya,
Adapun tingkat extraction rate tiap periode dapat dilihat pada Tabel 6.3.
Tabel 6.3. Data Tanda Buah Segar dan Nilai Extraction Rate
Berdasarkan Tabel 6.3. diketahui bahwa nilai oil extraction rate setiap
yang dihasilkan terhadap TBS yang diolah. Nilai OER sangat dipengaruhi
diterima TBS saat berada di PKS juga memberikan peran penting. Sebagus
apapun kualitas TBS yang dikirmkan ke PKS, jika tidak diberikan perlakuan
terjadinya kekurangan.
merupakan hal yang sangat penting dilakukan. Hal ini dapat memberikan
Judul : Analisis Total Productivity Maintenance (TPM) Mesin Screw Press pada
didapatkan dengan sumber daya yang digunakan, produktivitas yang dikatakan baik
adalah apabila hasil (output) yang didapatkan lebih besar daripada sumber daya
(input) yang digunakan. Pembahasan terkait produktivitas tentu tidak terlepas dari
tingkat efisiensi akan semakin tinggi apabila penggunaan sumber daya yang
hasil yang didapatkan atau banyaknya sumber daya yang digunakan, produktivitas
berfokus pada pengelolaan sumber daya yang minimal untuk mendapatkan hasil
yang maksimal. Sumber daya yang umumnya terdapat pada proses produksi
VII-1
VII-2
terdiri dari tenaga kerja, mesin, dan bahan baku yang digunakan. Agar
produktivitas dapat meningkat, kualitas dari sumber daya yang digunakan harus
dijaga karena kualitas sumber daya dapat mempengaruhi hasil yang didapatkan
Salah satu sumber daya yang penting dalam mendukung jalannya proses
produksi adalah peralatan atau mesin produksi. Berdasarkan dari situasi lapangan
yang diamati, kualitas mesin produksi merupakan hal yang cukup sulit untuk dijaga
produktivitas perusahaan. Salah satu cara agar kualitas mesin produksi dapat terjaga
dilakukan dengan baik maka frekuensi kerusakan pada mesin akan bertambah
Mesin dan peralatan jika berada dalam kondisi yang ideal akan beroperasi
secara optimal dan dapat menghasilkan kualitas produk seratus persen. Namun
kondisi ini sangat sulit direalisasikan pada kenyataannya karena adanya perbedaan
antara kondisi ideal dan kenyataan yang terjadi, dimana perbedaan tersebut
melakukan banyak usaha tetapi seringkali usaha perbaikan atau perawatan mesin
dan peralatan yang dilakukan pada akhirnya menjadi pemborosan karena tidak
7.2. Permasalahan
perkebunan dan pengolahan kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit (Crude
Palm Oil) dan inti sawit. Dalam melakukan proses pengolahan minyak kelapa
sawit, terdapat banyak tahapan serta mesin dan peralatan yang digunakan mulai dari
mesin sterilizer, tippler, thresher, digester, screw press, vibrating screen, boiler,
dan lainnya. Pada proses pengolahan yang dilakukan, mesin screw press merupakan
salah satu mesin yang sangat penting dan bersifat kritikal untuk proses pengolahan
karena jika mesin screw press rusak maka proses produksi akan terhenti.
secara ekonomi karena perusahaan harus melakukan perbaikan dan target produksi
Pada lantai produksi, PT. Sisirau memiliki 3 buah mesin screw press yang
digunakan bergantian dengan sistem parallel dimana jika salah satu mesin rusak
maka tidak akan mempengaruhi mesin yang lainnya. Mesin screw press digunakan
secara bersamaan ataupun bergantian sesuai dengan kondisi mesin dan kebijakan
yang paling jarang digunakan adalah mesin screw press nomor 3 dikarenakan mesin
tersebut telah sering mengalami kerusakan sehingga kondisi dan efektifitas mesin
dipertanyakan apakah masih efektif untuk digunakan atau tidak. Selain itu,
penggunaan mesin atau peralatan yang tidak efektif dan efisien akan
kerugian bagi perusahaan. Waktu operasi dari ketiga mesin screw press dan jumlah
produksi pada bulan Juni 2022 dapat dilihat pada Tabel 7.1.
Pada Tabel 7.1. dapat dilihat bahwa waktu operasi mesin screw press 3
adalah yang paling rendah jika dibandingkan dengan dua mesin lainnya. Maka dari
itu, perlu dilakukan pengukuran kinerja dan efektivitas mesin untuk mengetahui
penyebab masalah yang dihadapi dan dapat diberikan usulan perbaikan. Salah satu
metode pengukuran kinerja dan efektivitas mesin yang pada umumnya digunakan
utama dari sistem Total Productive Maintenance (TPM) yang bertujuan untuk
TPM.
Kegiatan ini adalah hal yang sangat dibutuhkan untuk menjaga kinerja mesin agar
selalu berada dalam kondisi yang optimal. Perawatan dan perbaikan mesin yang
tidak teratur akan memberikan dampak negatif bagi perusahaan antara lain adalah
dengan baik dapat memperpanjang umur mesin dan mampu mencegah kerusakan
waste, mengurangi biaya produksi, dan meningkatkan kinerja mesin dan peralatan.
Konsep program dari TPM adalah pemeliharaan yang melibatkan seluruh pekerja
melalui aktivitas kecil. Sasaran dari penerapan TPM adalah zero breakdown, zero
defect, dan zero accident sepanjang siklus proses produksi sehingga meningkatkan
efektivitas dari mesin yang digunakan. Penerapan TPM dibantu dengan pendekatan
digunakan.
Pengukuran OEE dilakukan terhadap performance dan availability dari mesin yang
VII-6
digunakan pada proses serta kualitas produk yang dihasilkan dari mesin tersebut.
Hasil dari perhitungan OEE akan menunjukkan seberapa baik perusahaan dapat
dari TPM dapat dilihat berdasarkan peningkatan nilai OEE mesin/peralatan yang
dikatakan efektif apabilia tersedia saat dibutuhkan, berjalan dengan kecepatan yang
ideal, dan menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Terdapat enam kerugian besar (six big losses) yang mempengaruhi nilai OEE, yang
Nilai OEE yang dikatakan ideal adalah nilai yang dapat mengikuti standar
perusahaan kelas dunia yang telah ditetapkan, standar ini merupakan acuan bagi
perusahaan lain dalam meningkatkan nilai OEE. Standar nilai OEE dapat dilihat
ratio yang diukur berupa rasio waktu kerja mesin yang memanfaatkan waktu yang
menghitung performansi antara lain adalah waktu siklus ideal, jumlah produk yang
diproses, dan waktu operasi mesin. Quality rate merupakan rasio yang
dengan standar. Apabila ketiga faktor tersebut telah diketahui, maka perhitungan
OEE dari ketiga mesin screw press pada lantai produksi PT. Sisirau dapat diuraikan
sebagai berikut.
a. Availability Rate
Operating Time
Availability Rate = × 100%
Loading Time
sebagai berikut.
6633
Availability Rate = × 100%
7200
rate mesin screw press 1 pada bulan Juni 2022 dapat dilihat pada Tabel
7.4.
Press 1
Tanggal Waktu Kerja Planned Downtime Loading Operating Availability
Mesin (menit) (menit) Time (menit) Time (menit) Ratio (%)
1-7 Jun 10080 2880 7200 6633 92%
8-15 Jun 11520 1440 10080 9535,8 95%
16-22 Jun 10080 1440 8640 6564 76%
23-30 Jun 11520 1440 10080 9417,6 93%
Sumber: Pengolahan Data
screw press 1 memiliki nilai availability ratio terendah yaitu 76% pada
minggu ketiga dan nilai tertinggi yaitu 95% pada minggu kedua.
b. Performance Rate
kegiatan produksi berdasarkan jumlah input, ideal cycle time, dan waktu
251,49 × 5,125
Performance Rate = × 100%
6633
rate mesin screw press 1 pada bulan Juni 2022 dapat dilihat pada Tabel
7.5.
Press 1
Waktu
Tanggal Total Jam Ideal Cycle
Kerja Cycle Time Produksi Performance
Delay Kerja Time
Mesin (menit/ton) (Ton) Ratio (%)
(menit) (%) (menit/ton)
(menit)
1-7 Jun 10080 195 5,226 98,07% 251,49 5,125 19,43%
8-15 Jun 11520 690 4,834 94,01% 386,51 4,544 18,42%
16-22 Jun 10080 420 4,960 95,83% 318,88 4,753 23,09%
23-30 Jun 11520 525 4,981 95,44% 375,71 4,754 18,96%
Sumber: Pengolahan Data
pada minggu kedua dan nilai tertinggi yaitu 23,09% pada minggu ketiga.
c. Quality Rate
Perhitungan quality rate mesin screw press pada minggu pertama di bulan
251,486 - 43,582 - 0
Quality Rate = × 100%
251,486
Dengan cara yang sama, maka rekapitulasi dari perhitungan quality rate
mesin screw press 1 pada bulan Juni 2022 dapat dilihat pada Tabel 7.6.
Press 1
Tanggal Output Reduced Reject & Quality Ratio
(Ton) Yield (Ton) Rework (Ton) (%)
1-7 Jun 251,486 43,582 0 83%
8-15 Jun 386,511 71,326 0 82%
16-22 Jun 318,880 61,687 0 81%
23-30 Jun 375,706 69,042 0 82%
Sumber: Pengolahan Data
screw press 1 memiliki nilai quality ratio terendah yaitu 81% pada minggu
Perhitungan OEE mesin screw press pada minggu pertama di bulan Juni
OEE = 15%
Dengan cara yang sama, maka rekapitulasi dari perhitungan OEE mesin
screw press 1 pada bulan Juni 2022 dapat dilihat pada Tabel 7.7.
VII-11
Press 1
Tanggal Availability Performance Quality Ratio Overall Equipment
Ratio (%) Ratio (%) (%) Effectiveness (%)
1-7 Jun 92% 19% 83% 15%
8-15 Jun 95% 18% 82% 14%
16-22 Jun 76% 23% 81% 14%
23-30 Jun 93% 19% 82% 14%
Rata-rata 89% 20% 82% 15%
Sumber: Pengolahan Data
performance ratio sebesar 20%, quality ratio sebesar 82%, dan nilai OEE
sebesar 15%. Dimana secara keseluruhan, nilai kinerja mesin screw press
a. Availability Rate
Operating Time
Availability Rate = × 100%
Loading Time
sebagai berikut.
4816,8
Availability Rate = × 100%
7200
rate mesin screw press 2 pada bulan Juni 2022 dapat dilihat pada Tabel
7.8.
Press 2
Tanggal Waktu Planned
Loading Time Operating Availability
Kerja Mesin Downtime
(menit) Time (menit) Ratio (%)
(menit) (menit)
1-7 Jun 10080 2880 7200 4816,8 67%
8-15 Jun 11520 1440 10080 8121 81%
16-22 Jun 10080 4320 5760 3928,2 68%
23-30 Jun 11520 1440 10080 8041,2 80%
Sumber: Pengolahan Data
screw press 2 memiliki nilai availability ratio terendah yaitu 67% pada
minggu pertama dan nilai tertinggi yaitu 81% pada minggu kedua.
b. Performance Rate
kegiatan produksi berdasarkan jumlah input, ideal cycle time, dan waktu
187,799 × 6,661
Performance Rate = × 100%
4816,8
rate mesin screw press 2 pada bulan Juni 2022 dapat dilihat pada Tabel
7.9.
Press 2
Waktu
Tanggal Total Jam Ideal Cycle
Kerja Cycle Time Produksi Performance
Delay Kerja Time
Mesin (menit/ton) (Ton) Ratio (%)
(menit) (%) (menit/ton)
(menit)
1-7 Jun 10080 465 6,984 95,39% 187,799 6,661 25,97%
8-15 Jun 11520 555 5,629 95,18% 332,167 5,358 21,91%
16-22 Jun 10080 435 7,140 95,68% 194,460 6,832 33,82%
23-30 Jun 11520 465 5,504 95,96% 341,058 5,282 22,40%
Sumber: Pengolahan Data
pada minggu kedua dan nilai tertinggi yaitu 33,82% pada minggu ketiga.
c. Quality Rate
Perhitungan quality rate mesin screw press pada minggu pertama di bulan
187,799 - 33,947 - 0
Quality Rate = × 100%
187,799
Dengan cara yang sama, maka rekapitulasi dari perhitungan quality rate
mesin screw press 2 pada bulan Juni 2022 dapat dilihat pada Tabel 7.10.
Press 2
Tanggal Output Reduced Yield Reject & Rework Quality Ratio
(Ton) (Ton) (Ton) (%)
1-7 Jun 187,799 33,947 0 82%
8-15 Jun 332,167 59,924 0 82%
16-22 Jun 194,460 26,141 0 87%
23-30 Jun 341,058 60,231 0 82%
Sumber: Pengolahan Data
screw press 2 memiliki nilai quality ratio terendah yaitu 82% dan nilai
Perhitungan OEE mesin screw press pada minggu pertama di bulan Juni
OEE = 14%
Dengan cara yang sama, maka rekapitulasi dari perhitungan OEE mesin
screw press 2 pada bulan Juni 2022 dapat dilihat pada Tabel 7.11.
VII-15
Press 2
Tanggal Availability Performance Quality Ratio Overall Equipment
Ratio (%) Ratio (%) (%) Effectiveness (%)
1-7 Jun 67% 26% 82% 14%
8-15 Jun 81% 22% 82% 14%
16-22 Jun 68% 34% 87% 20%
23-30 Jun 80% 22% 82% 15%
Rata-rata 74% 26% 83% 16%
Sumber: Pengolahan Data
performance ratio sebesar 26%, quality ratio sebesar 83%, dan nilai OEE
sebesar 16%. Dimana secara keseluruhan, nilai kinerja mesin screw press
a. Availability Rate
Operating Time
Availability Rate = × 100%
Loading Time
sebagai berikut.
2860,8
Availability Rate = × 100%
7200
rate mesin screw press 3 pada bulan Juni 2022 dapat dilihat pada Tabel
7.12.
Press 3
Tanggal Waktu Planned
Loading Time Operating Availability
Kerja Mesin Downtime
(menit) Time (menit) Ratio (%)
(menit) (menit)
1-7 Jun 10080 2880 7200 2860,8 40%
8-15 Jun 11520 7200 4320 1405,2 33%
16-22 Jun 10080 2880 7200 5112 71%
23-30 Jun 11520 8640 2880 1486,2 52%
Sumber: Pengolahan Data
screw press 3 memiliki nilai availability ratio terendah yaitu 33% pada
minggu kedua dan nilai tertinggi yaitu 71% pada minggu ketiga.
b. Performance Rate
kegiatan produksi berdasarkan jumlah input, ideal cycle time, dan waktu
161,862 × 8,039
Performance Rate = × 100%
2860,8
rate mesin screw press 3 pada bulan Juni 2022 dapat dilihat pada Tabel
7.13.
Press 3
Waktu
Tanggal Total Jam Ideal Cycle
Kerja Cycle Time Produksi Performance
Delay Kerja Time
Mesin (menit/ton) (Ton) Ratio (%)
(menit) (%) (menit/ton)
(menit)
1-7 Jun 10080 150 8,160 98,51% 161,862 8,039 45,48%
8-15 Jun 11520 150 14,674 98,70% 54,344 14,483 56,01%
16-22 Jun 10080 165 6,754 98,36% 149,249 6,644 19,40%
23-30 Jun 11520 90 14,973 99,22% 34,648 14,856 34,63%
Sumber: Pengolahan Data
pada minggu ketiga dan nilai tertinggi yaitu 56,01% pada minggu kedua.
c. Quality Rate
Perhitungan quality rate mesin screw press pada minggu pertama di bulan
161,862 - 29,480 - 0
Quality Rate = × 100%
161,862
Dengan cara yang sama, maka rekapitulasi dari perhitungan quality rate
mesin screw press 3 pada bulan Juni 2022 dapat dilihat pada Tabel 7.14.
Press 3
Tanggal Output Reduced Yield Reject & Rework Quality Ratio
(Ton) (Ton) (Ton) (%)
1-7 Jun 161,862 29,480 0 82%
8-15 Jun 54,344 7,575 0 86%
16-22 Jun 149,249 35,776 0 76%
23-30 Jun 34,648 6,028 0 83%
Sumber: Pengolahan Data
screw press 3 memiliki nilai quality ratio terendah yaitu 76% pada minggu
Perhitungan OEE mesin screw press pada minggu pertama di bulan Juni
OEE = 15%
Dengan cara yang sama, maka rekapitulasi dari perhitungan OEE mesin
screw press 3 pada bulan Juni 2022 dapat dilihat pada Tabel 7.15.
VII-19
Press 3
Tanggal Availability Performance Quality Ratio Overall Equipment
Ratio (%) Ratio (%) (%) Effectiveness (%)
1-7 Jun 40% 45% 82% 15%
8-15 Jun 33% 56% 86% 16%
16-22 Jun 71% 19% 76% 10%
23-30 Jun 52% 35% 83% 15%
Rata-rata 49% 39% 82% 15%
Sumber: Pengolahan Data
performance ratio sebesar 39%, quality ratio sebesar 82%, dan nilai OEE
sebesar 15%. Dimana secara keseluruhan, nilai kinerja mesin screw press
Dari perhitungan nilai OEE mesin screw press yang telah dilakukan, maka
dapat dilihat perbandingan hasil dari OEE ketiga mesin screw press yang dapat
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Availability Performance Quality OEE
Press 1 Press 2 Press 3
availability ratio terendah adalah mesin screw press 3 karena memiliki waktu
operasi yang sedikit dengan tingkat downtime yang tinggi sehingga mempengaruhi
nilai OEE mesin screw press 3 yang menunjukkan bahwa mesin tersebut memiliki
Penyebab yang mempengaruhi nilai OEE dari ketiga mesin tersebut harus
di analisis secara rinci agar perbaikan dapat segera dilakukan, maka dibuat diagram
rendahnya nilai OEE pada mesin screw press. Diagram sebab akibat dapat dilihat
Ketersediaan rendah
Kurang konsentrasi, tingkat
kebisingan tinggi Tidak mengikuti SOP
Kurangnya training operator Pemakaian mesin secara
terkait proses terus-menerus
Belum menerapkan TPM
Kurangnya pengetahuan
operator terkait mesin
Efektivitas mesin screw
press
Mesin menganggur
Material jelek tidak
Seringnya terjadi kerusakan
teridentifikasi
Material Machine
VII-21
VII-22
sebab akibat antara lain adalah kurangnya training dan pengetahuan operator terkait
proses dan mesin yang dioperasikan dimana operator salah menetapkan tekanan
lantai produksi yang memiliki tingkat kebisingan yang tinggi sehingga tidak dengan
menerapkan prinsip TPM, operator yang tidak mengikuti SOP dimana terdapat
kualitas material yang rendah tidak teridentifikasi saat dilakukan penyortiran, mesin
yang terlalu lama tidak digunakan, kurangnya pemeliharaan mesin sehingga sering
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, dapat kita ketahui bahwa
tingkat availability ratio dari mesin screw press 3 sangat rendah dibanding dengan
mesin screw press lainnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa mesin screw press
3 adalah mesin screw press yang paling tidak produktif dan tidak digunakan dengan
efisien dan akan mempengaruhi nilai OEE mesin tersebut. Nilai OEE mesin screw
press pada PT. Sisirau masih jauh lebih rendah dengan nilai yang dianjurkan
menurut industri kelas dunia (word class) yaitu sebesar 15% untuk mesin screw
press 1 dan 3, serta 16% untuk mesin screw press 2 sehingga harus segera dilakukan
memahami dan memberikan wawasan terkait TPM pada seluruh karyawan dan
data yang diperlukan untuk menghitung tingkat produktivitas mesin perlu selalu di
data secara rinci dan rapi menggunakan software atau alat yang dapat membantu
memudahkan pengambilan data agar dapat pula dilakukan perhitungan dan analisa
karyawan untuk ikut serta berperan aktif dalam meningkatkan efisiensi dan
spareparts yang memadai juga perlu dilakukan agar kegiatan maintenance tidak
terhambat prosesnya.
BAB VIII
8.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembuatan laporan ini adalah sebagai
berikut.
kelapa sawit menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan kernel yang terletak di Jalan
Tamiang, Provinsi Aceh. Produk yang dihasilkan oleh PT. Sisirau akan
dipasarkan kedalam dan keluar negeri. Pendirian PT. Sisirau ini memberikan
2. Proses produksi CPO pada PMKS PT. Sisirau dimulai dari stasiun
dan claybath,
3. Tata letak pabrik yang digunakan pada PMKS PT. Sisirau adalah tata letak
proses produksi yang dilalui oleh produk dari satu departemen ke departemen
4. Struktur organisasi yang digunakan oleh PMKS PT. sisirau adalah jenis
VIII-1
VIII-2
(APD).
6. Fluktuasi produksi yang terjadi pada PT. Sisirau disebabkan karena adanya
faktor manusia, mesin, dan metode. Sehingga CPO yang diproduksi tidak
tambahan pada pihak lain, menjaga dan meningkatkan nilai extraction rate,
serta menyusun perencanaan produksi yang matang. Hal ini dilakukan agar
VIII-3
7. Nilai OEE mesin screw press pada PT. Sisirau masih jauh lebih rendah
dengan nilai yang dianjurkan menurut industri kelas dunia (word class) yaitu
sebesar 15% untuk mesin screw press 1 dan 3, serta 16% untuk mesin screw
OEE.
8.2. Saran
dilakukan secara berkala dalam waktu 1-2 bulan agar dapat digunakan secara
Amni, R., & Purwaningsih, R. 2021. Analisa Potensi Bahaya dengan Menggunakan
Metode Job Safety Analysis (JSA) pada Proses Pengolahan Kelapa Sawit di
yang Mempengaruhi Produksi Crude Plam Oil (CPO) Pada PT. Satya
Bisnis, 18(2), 5.
Hudori, M., & Mahadibyanti, Rahajeng. 2020. Analisis Hubungan antara Jam Olah
dengan Kinerja Pabrik Kelapa Sawit. Jurnal Citra Widya, 12(1), 28.
DAFTAR PUSTAKA (LANJUTAN)
Ilmansyah, Y., Mahbubah, N. A., & Widyaningrum, D. 2020. Penerapan Job Safety
Layakana, Mika dan Said Iskandar. 2020. Penerapan Metode Double Moving
Produksi Crude Palm Oil (CPO) Pada PT. Perkebunan Nusantara IV Unit
Marfiana, P., Ritonga, H. K., & Salsabiela, M. 2019. Implementasi Job Safety
dan Mesin Flexo di PT. Surindo Teguh Gemilang. Jurnal Ilmiah Widya
Teknik. 13(1).
DAFTAR PUSTAKA (LANJUTAN)
Siregar, Fauzul Hamdi, dkk. 2017. Analisa Performance Mesin Screw Press
(4)1.
Management. 2(2).
Wahyuni, D., Budiman, I., Panjaitan, N., & Zulaika, Z. 2018. Identifikasi Unsafe
59.