(Skripsi)
Oleh:
DEBBIE MAHARANI
Oleh
DEBBIE MAHARANI
Kepadatan lalu lintas yang meningkat dengan cepat akhir-akhir ini di Kota
Bandar Lampung, telah menimbulkan masalah yang cukup serius di berbagai
bidang, seperti waktu tempuh perjalanan yang bertambah lama, dan pencemaran
udara yang semakin meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menemukan prioritas kebijakan Pemerintah dalam upaya menurunkan tingkat
kepadatan lalu lintas di kota Bandar Lampung
Hasil dari penelitian ini berdasarkan seluruh alternatif dari tiap aspek oleh
masing-masing responden adalah memilih kebijakan untuk mengurangi kemacetan
lalu lintas dengan Pembenahan Angkutan umum (bus kota) dengan Inkonsistensi
Rasio sebesar ≤ 0,1 yang berarti bahwa analisis ini konsisten dan dapat diterima
untuk dijadikan sebuah kebijakan. Pembenahan Angkutan Umum merupakan
prioritas tertinggi diantara alternatif- alternatif lainnya. Pembenahan Angkutan
Umum memiliki tujuan utama mengurangi jumlah kendaraan di jalanan agar
kapasitas tampak lebih lebar. Pembenahan angkutan umum dapat secara efektif
dalam mengurangi kemacetan lalu lintas di Kota Bandar lampung pada khususnya
jika diimplementasikan secara benar dan disiplin oleh pemerintah dan masyarakat
By
DEBBIE MAHARANI
.
PEMILIHAN STRATEGI KEBIJAKAN TRANSPORTASI DI BANDAR
LAMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL
HIERARCHY PROCESS
Oleh
DEBBIE MAHARANI
Skripsi
Pada
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Tahun 2013, penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Tinggi Negeri (SNMPTN). Penulis telah melakukan Kerja Praktik (KP) pada
Lampung selama 3 bulan. Penulis juga telah mengikuti Kuliah Kerja Nyata
tugas akhir dengan judul pemilihan strategi kebijakan transportasi di Kota Bandar
sebagai anggota Bidang Advokasi dan Profesi pada periode tahun 2014-2015.
MOTTO HIDUP
“Wahai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu.
“Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?, dan Kami telah menghilangkan
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai
(dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan
(Debbie Maharani)
Persembahan
Alhamdulillah, Puji syukur kepada Allah SWT atas karuniaNya sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Ku persembahkan skripsi ini
untuk:
Semua guru-guru dan dosen-dosen yang telah mengajarkan banyak hal. Terima
kasih untuk ilmu, pengetahuan dan pelajaran hidup yang sudah diberikan.
Segala puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat
merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
Lampung;
2. Gatot Eko S, S.T., M.Sc., Ph.D., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil,
ide dan saran serta kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini;
7. Orang tua tercinta, Ir.H.Praptono dan Hj.Mayu Iriani yang sangat sabar
perkuliahan;
Putri, Oktary Putri Amanda, Rinanda Putri Widyasti, yang telah berbagi
10. Teman Spesial Achmad Ghumbira Rudini yang telah memberikan dukungan
12. Semua pihak yang telah membantu tanpa pamrih yang tidak dapat
disebutkan secara keseluruhan satu per satu, semoga kita semua berhasil
menggapai impian.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan
iii
Bandar Lampung, 19 Februari 2018
Penulis
Debbie Maharani
iv
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
I. PENDAHULUAN ...........................................................................................1
B. Variabel Penelitian....................................................................................35
C. Lokasi Penelitian.......................................................................................38
E. Analisa Data..............................................................................................42
Kelembagaan.............................................................................................53
ekonomi.....................................................................................................64
budaya .......................................................................................................66
Lingkungan ...............................................................................................71
V. PENUTUP......................................................................................................82
A. Kesimpulan ...............................................................................................82
B. Saran .........................................................................................................84
Tabel 13. Matriks Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Aspek Kelembagaan ........ 56
Tabel 14. Matriks Faktor Pembobotan Hirarki untuk Aspek Kelembagaan yang
di Normalkan........................................................................................................57
Tabel 20. Matriks Faktor Pembobotan Hirarki alternative aspek ekonomi yang
di Normalkan.........................................................................................................63
Tabel 25. Matriks Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Aspek sosial budaya ........68
Tabel 26. Matriks Faktor Pembobotan Hirarki untuk aspek social budaya yang
di Normalkan.........................................................................................................69
Tabel 32. Matriks Faktor Pembobotan Hirarki untuk Semua Kriteria yang
di Normalkan.........................................................................................................74
A. Latar Belakang
bermotor, dan semakin tidak mencukupi, tidak nyaman dan tidak amannya
memadai
permukiman jauh dari pusat kota, atau bahkan sampai ke luar kota yang
tidak atau belum tercakup oleh sistem jaringan layanan angkutan umum
2
karena biasanya di jalan baru tersebut pada saat itu belum terdapat
angkutan umum
Lampung. Kemacetan lalu lintas adalah kondisi saat volume lalu lintas
lebih besar dari pada kapasitas jalan. Kemacetan yang terjadi diakibatkan
kemacetan adalah tingkat kepemilikan kendaraan roda dua dan roda empat
Tahun 2014 yaitu kendaraan roda 2 (sepeda motor) sebesar 405.380 unit,
sepanjang 948.010 km, jalan kerikil sepanjang 24.890 km dan jalan tanah
sepanjang 27.420 km. Selain itu di kota Bandar Lampung juga mempunyai
jalan negara dan jalan provinsi dengan panjang jalan Negara sepanjang
samping tidak adanya keterpaduan antara perencanaan tata guna lahan dan
B. Rumusan Masalah
C. Batasan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
tata guna lahan (Land use), populasi (jumlah penduduk) dan kegiatanekonomi
rumah (home), sehingga perjalanan yang dilakukan disebut home base trip,
menuju kepada tujuan berupa kegiatan yang akan dilakukan, seperti kegiatan
(Morlok, 1978).
Sistem Transportasi terdiri atas Sub Sistem Prasarana, Sub Sistem Sarana,
Sub Sistem Kegiatan, dan Sub Sistem Pergerakan (travel, movement, trip)
semua orang.
oleh karakteristik pola tata guna lahan dengan beragam pola yang
besar, yaitu kerugian karena waktu perjalanan menjadi panjang dan makin
lama, biaya operasi kendaraan menjadi lebih besar dan polusi kendaraan yang
dengan kecepatan yang sangat rendah, pemakaian bbm menjadi sangat boros,
mesin kendaraan menjadi lebih cepat aus dan buangan kendaraan yang
lagi.
Kepadatan Lalu Lintas pada suatu ruas jalan dipengaruhi oleh beberapa
1. Kondisi jalan dan lingkungan, berkaitan dengan waktu, biaya, dan jarak.
bertambah.
jalan yang akan dilalui kendaraan tersebut. Hal ini dapat menimbulkan
penumpukan lalu lintas pada suatu ruas jalan tertentu, yang berakibat
lintasan yang akan dilalui. Pada umumnya orang akan memilih jarak
atau ketiganya sekaligus. Ada pula kecenderungan memilih suatu ruas jalan
demikian, maka dapat terjadi penumpukan lalu lintas pada suatu ruas jalan,
sedangkan pada ruas jalan yang lain lalu lintas kurang padat.
9
keadaan dan pola transportasi yang akan terjadi sebagai akibat dari
hari, yang dapat berakibat dengan meningkatnya kemacetan lalu lintas, dan
lintas, antara lain perbaikan sistem lampu lalu lintas dan jaringan jalan,
guna lahan dalam perencanaan wilayah dan kota dipengaruhi oleh rencana
pola jaringan jalan, yang akan merupakan pengatur lalu lintas. Jadi ada
dan Black, 1984; ASCE, 1986 dalam Khisty dan Lall, 2003: 74). Perencanaan
dengan aman, murah, cepat, dan nyaman. Jelas, bahwa perencanaan sistem
lahan yang mencakup kegiatan sosial, ekonomi, budaya, dan sebagainya, yang
tersebut. Transportasi dan tata guna lahan berhubungan sangat erat, sehingga
biasanya dianggap membentuk suatu land use transport system. Agar tata
melayani suatu tata guna lahan akan menjadi sia-sia, tidak termanfaatkan.
jalan raya, jalan rel, terminal bis, stasiun kereta api, pelabuhan udara, dan
bentuk lalu lintas kendaraan maupun pejalan kaki, yang untuk pengaturannya
Selanjutnya pilihan rute perjalanan masih dipengaruhi oleh kondisi lalu lintas,
seperti:
b. Pengelolaan lalu lintas yang lebih baik (antara lain perbaikan sistem
Hal ini sejalan dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) tahun 2013
pengembangan.
12
pengoperasian lalu lintas dari jaringan jalan yang sudah ada. Manajemen lalu
(A.Munawar, 2004).
mungkin.
c. Melakukan optimasi ruas jalan dengan menentukan fungsi dari jalan dan
tersebut.
Terdapat tiga strategi manajemen lalu lintas secara umum yang dapat
rupa sehingga setiap bagian mempunyai fungsi sendiri, misal parkir, jalur
pejalan kaki, kapasitas jalan. Penggunaan ruang jalan sepanjang ruas jalan
dengan mudah disurvei. Oleh sebab itu, manajemen kapasitas adalah hal
yang termudah dan teknik manajemen lalu lintas yang paling efektif untuk
diterapkan.
2. Manajemen Prioritas
taksi):
− Prioritas persimpangan
14
mendapat prioritas.
diperbolehkan berhenti.
3. Manajemen Demand
Tamin, 1999).
15
umum), biaya (ongkos angkutan umum, biaya parkir), faktor guna lahan
permukiman).
seperti perubahan atau pergantian dari periode sibuk ke periode tidak sibuk
tujuan yang tersebar ke tujuan perjalanan yang lebih dekat. Terdapat sejumlah
melakukan perjalanan.
yang ada, beberapa strategi menyediakan insentif untuk merubah moda yang
akibat menumpuknya pergerakan pada waktu yang sama. Hal ini dapat
belajar satu sekolah berlainan dengan jam belajar sekolah lainnya atau
pekerja unit tertentu masuk lebih dahulu disusul dengan pekerja unit
Penyebaran secara lebih merata lokasi pusat kegiatan utama dan rayonisasi
kendaraan.
yang parkir.
7. Penyediaan bus trans Bandar Lampung (TBL) dan trans Lampung (TL)
untuk angkutan bis kota. Bus TBL dan TL sudah melayani beberapa rute
penduduk menuju ke jalur-jalur utama yang dilalui bus TBL dan TL.
8. Usaha yang lebih berjangka panjang dengan menambah jaringan jalan dan
9. Sistem Angkutan Umum Massal (SAUM) dengan kereta rel (listrik atau
dan sebagainya. Namun cara ini membutuhkan biaya yang sangat besar.
Sama halnya dengan SAUM adalah sistem MRT (Mass Rapid Transit)
karena biaya pembangunan yang sangat tinggi, tetapi dari segi ekonomi
bis dengan kendaraan bis baru yang lebih baik dan lebih laik jalan, disertai
dengan pendidikan disiplin bagi para pengemudi dan awak bis, pengaturan
jadwal dan rute bis yang lebih menyeluruh dan menjangkau semua wilayah
dalam kota serta memberi fasilitas bagi pejalan kaki supaya mendapatkan
Analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan
Thomas L. Saaty pada tahun 1970 adalah salah satu metode yang digunakan
kepada alternatif yang penting mengikuti kriteria yang telah ditetapkan. Lebih
(Saaty, 1993).
unsur serupa dalam setiap tingkat dan member model tunggal yang mudah
keputusan. Hal-hal tersebut menjadikan metode AHP sebagai cara yang efektif
dalam pengambilan keputusan dan dapat digunakan secara luas (Saaty, 1993).
lain, yaitu:
pengambil keputusan,
awal,
c. Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara
yang terbentuk.
dengan bola tenis dalam hal rasa, akan tetapi lebih relevan jika
komponen-komponennya.
22
Process ada beberapa prinsip dasar menurut Saaty 1994 yang harus
yang lebih detail, mencakup lebih banyak kriteria yang lain. Level
paling atas dari hirarki merupakan tujuan yang terdiri atas satu elemen.
hampir sama dan tidak memiliki perbedaan yang terlalu mencolok. Jika
pertama:
(Sumber : Saaty,1994)
data didapat dari rasio kon-sistensi (CR) yang merupakan hasil bagi
Dalam tahap ini kita berusaha menentukan masalah yang akan kita
pecahkan secara jelas, detail dan mudah dipahami. Dari masalah yang
ada kita coba tentukan solusi yang mungkin cocok bagi masalah
tersebut. Solusi dari masalah mungkin berjumlah lebih dari satu. Solusi
Jika kuisioner diisi oleh pakar, maka kita akan menyatukan pendapat
rata yang lebih baik untuk data-data yang didapat dari penilaian
GM = ( 1)( 2) … ( )
Dimana :
GM = Geometric Mean
X1 = Pakar ke 1
X2 = Pakar ke 2
Xn = Pakar ke n
perbandingan berpasangan.
Comparison.
Kriteria/Alternatif 1 2 3 N
1 1 GM12 GM13 GM1n
2 GM21 1 GM23 GM2n
3 GM31 GM32 1 GM3n
4 GMn1 GMn2 GMn3 1
(Sumber: Saaty, 1994)
of hierarchy dari suatu struktur model AHP yang membagi habis suatu
persoalan.
6. Menormalkan data
dalam matriks yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolom.
28
Tabel 3. Normalisasi
Kriteria 1 2 3 N
1 1/GM11+n1 GM12/GM12-n2 GM13/GM13-n3 GM1n/GM13-n3
2 GM21/GM11-n1 1/GM12+n2 GM23/GM13-n3 GM2n/GM13-n3
3 GM31/GM11-n1 GM32/GM12-n2 1/GM13+n3 GM3n/GM13-n3
N GMn1/GM11-n1 GMn2/GM12-n2 GMn3/GM13-n3 1/GM13+n3
berpasangan.
setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk
mendapatkan rata-rata.
yang lain adalah bebas satu sama lain, dan hal ini dapat mengarah pada
( )
CI = ( )
Keterangan:
n = Orde matriks
nilai random indeks (RI) yang diperlihatkan seperti tabel 3. Nilai ini
CR =
Keterangan:
CR =Rasio konsistensi
RI = indeks random
I. Penelitian Terdahulu
“Pemilihan Model”
Analitik”. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang
terdiri dari:
a. Penyediaan busway.
umum dalam hal ini bus kota menjadi prioritas utama dalam upaya
besar pengaruhnya. Pada penelitian ini kriteria yang digunakan adalah aman,
nyaman, biaya, dan waktu. Dari hasil penelitian menunjuk bahwa faktor
faktor keamanan (49,3%) dan faktor waktu (27,3%). Di tinjau dari berbagai
faktor, alternatif jalan kaki dari pondokan merupakan alternatif yang terbaik
kepentingan komponen.
pengguna kendaraan pribadi yang tidak dapat dikontrol tiap tahunmya di Kota
J. Positioning Study
yaitu:
alternatif moda, termasuk MRT dan LRT, sedangkan pada penelitian ini akan
A. Metode Penelitian
primer.
B. Variabel Penelitian
digunakan dalam penelitian ini adalah Variabel AHP yaitu berupa alternatif-
Lampung
2. Aspek Sosial dan Budaya yaitu aspek yang berhubungan dengan perilaku
Hal ini dapat dilakukan dengan menyebarkan waktu kerja dan sekolah
sekolah lainnya atau pekerja unit tertentu masuk lebih dahulu disusul
sibuk.
Lingkungan yaitu :
atau diesel)
kendaraan bis dengan kendaraan bis baru yang lebih baik dan lebih
dan awak bis, pengaturan jadwal dan rute bis yang lebih menyeluruh
Pola pikir untuk analisis dengan metode AHP, dapat digambarkan dengan
skema berikut:
37
A. Parkir
Progresif
Aspek
Ekonomi
B. Pajak
Progresif
C. Pergeseran
Jam Kerja
Aspek Sosial
Budaya
Upaya D. Penyebaran
Mengurangi Pusat Kota
Kemacetan
Lalu Lintas
di Kota E. Ganjil/Genap
Bandar Aspek
lampung Lingkungan F. Pembatasan
Umur
Kendaraan
G. Trans Bandar
lampung/TL
Aspek
Kelembagaan
H. Flyover
/Underpass
I. SAUM
J. Pembenahan
Angkutan
Umum
K. Transportasi
Online
L.
C. Lokasi Penelitian
pengolahan data.
hasil yang optimal agar sesuai dengan maksud dan tujuan. Bentuk dari
tahapan ini adalah studi literatur yang sangat dibutuhkan dalam mendukung
AHP, serta sumber ilmiah lainnya yang dapat berasal dari jurnal, makalah,
dll.
1. Pengumpulan Data
Data adalah suatu bahan mentah dalam penelitian yang akan dikumpulkan
melalui prosedur yang sistematik dan standar, untuk diolah agar dapat
39
data primer. Data Primer adalah data yang dikumpulkan dalam penelitian
ini berasal dari data primer (data yang langsung didapat dari responden ).
dengan expert disini tidak harus seseorang yang pakar pada satu bidang
jumlah minimum penelitian karena ini AHP maka cukup pakarnya saja
bila mau lebih dari satu pun haruslah yang mutually exclusive. Jumlah
3. Pengolahan data
Pada tahap ini data yang telah diambil yaitu data primer. Kumpulan
cocok bagi masalah tersebut. Solusi mungkin lebih dari satu, nantinya
penelitian.
Lampung ( 2 orang )
Lampung( 1 orang )
(BALITBANGDA) ( 2 orang )
berpasangan
g. Menormalisasi data
berpasangan.
j. Uji Konsistensi Indeks dan ratio Jika tidak memenuhi dengan CR < 0,
E. Analisa Data
Pada tahap kesimpulan akan diketahui kondisi yang ada dalam pemilihan
juga akan diketahui kebijakan apa yang perlu dilakukan pemerintah untuk
Kajian Literatur
Data Primer:
Penyebaran kuisoner
Pengolahan Data
Pengolahan Data dari hasil penyebaran Kuisoner berdasarkan Nilai Skala Saaty
Selesai
A. Kesimpulan
Process, dapat disimpulkan bahwa hasil analisis dari beberapa responden ahli
dapat diterima dan konsisten dengan nilai inconsistency ratio sebesar 0,01.
sebesar 0.342, yang kedua adalah aspek ekonomi sebesar 0,246, yang ketiga
adalah aspek sosial budaya sebesar 0,216 dan terakhir aspek lingkungan
tertinggi yang berasal dari aspek kelembagaan yang dapat diterapkan sebagai
bis dengan kendaraan bis baru yang lebih baik dan lebih laik jalan,
disertai dengan pendidikan disiplin bagi para pengemudi dan awak bis,
pengaturan jadwal dan rute bis yang lebih menyeluruh dan menjangkau
semua wilayah dalam kota serta memberi fasilitas bagi pejalan kaki
2. Sistem Angkutan Umum Massal (SAUM) dengan kereta rel (listrik atau
4. Penyediaan bus trans Bandar Lampung (TBL) dan trans Lampung (TL)
sebesar 0,65
2. Penyebaran Pusat Kota atau Penyebaran secara lebih merata lokasi pusat
0,28
B. Saran
saran yang dapat diberikan yaitu terdapat banyak cara untuk membenahi
angkutan umum agar layak digunakan dengan fasilitas yang aman dan nyaman,
kota.
DAFTAR PUSTAKA
Martha, Lena. 2005. Tingkat Kepentingan Berbagai Jenis Kriteria Moda Dalam
Menentukan Moda Angkutan Umum di Kota Bandar Lampung. Tesis,
MSTT-UGM , Yogyakarta.
Saaty, T.L. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. PT. Pustaka
Binaman Pressindo, Jakarta.