Anda di halaman 1dari 12

BERITA ACARA HASIL WAWANCARA

PENGELOLAAN RISIKO PADA MEBEL WAHID DENGAN


MENGGUNAKAN FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS (FMEA)
DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Narasumber :
Jabatan :

1. Apa saja risiko yang terjadi di Mebel Wahid berdasarkan kerangka 5M + 1E?
Jawab:
Pada kategori manusia adalah risiko pada mesin gergaji karena tangan dapat
terpotong dan kurang lengkapnya alat pelindung diri yang digunakan sehingga
menyebabkan kecelakaan pada karyawan. Pada kategori mesin adalah kurangnya
perawatan dan pergantian pada spare part mesin sehingga dapat menyebabkan
kerusakan pada mesin. Pada kategori metode adalah belum tersedianya SOP dan
kelelahan pekerja karena jam kerja yang belum pasti. Pada kategori uang yaitu
kurangnya modal dalam menjalankan usaha mebel. Pada kategori yaitu rusaknya
bahan baku kaca pada saat pemindahan. Pada kategori lingkungan yaitu kesalahan
posisi kerja karena kurang ergonomisnya lingkungan kerja dan terhirupnya debu
bahan baku karena sirkulasi udara yang kurang baik.

2. Bagaimana proses produksi di Mebel Wahid?


Jawab:
Proses produksi disini pertama mengukur bahan baku, memotong bahan baku, dan
terakhir proses merakit bahan baku menjadi produk jadi.

3. Apa saja mesin dan bahan baku utama yang ada di Mebel
Wahid? Jawab:
Untuk mesin disini ada mesin gergaji atau pemotong, mesin bor, mesin buat
memasang baut dan mur. Bahan baku utama disini ada kaca, alumunium, dan kayu.
4. Apakah pernah terjadi kecelakaan atau permasalahan di Mebel
Wahid? Jawab:
Untuk masalah yang pernah terjadi yaitu pecahnya kaca pada saat pemindahan
material, kelelahan karena bekerja sampai malam, modal yang kurang untuk proses
produksi mebel, dan tangan luka pada saat menggunakan mesin bor.

5. Apakah bapak memiliki laporan keuangan terkait pemasukan dan pengeluaran di


Mebel Wahid?
Jawab:
Laporan keuangan disini tidak punya, jadi untuk pemasukan dan pengeluaran tidak
pernah membuat laporannya.

6. Berapakah usia mesin dan harga mesin yang digunakan di Mebel


Wahid? Jawab:
Mesin gergaji atau pemotong dan mesin bor sudah digunakan dari tahun 2014. Jadi
sekitar 4 tahun pemakaian. Sedangkan mesin pemasang rivet sekitar 1 tahun
pemakaian. Harga mesin gerjagi atau pemotong 4 juta rupiah, mesin bor 700 ribu
rupiah, dan mesin pemasang rivet sekitar 2 juta lebih.

7. Apakah pernah terjadi kerusakan pada mesin di Mebel Wahid?


Jawab:
Mesin gergaji atau pemotong belum pernah terjadi kerusakan, mesin bor itu
kerusakan pada angker yaitu yang membuat putaran pada mata bor serta kerusakan
kecil lainnya tetapi tidak terlalu sering terjadi. Mesin pemasang rivet belum pernah
terjadi kerusakan.

Samarinda, 2 Juni 2018


Mengetahui
Pemilik Mebel Wahid

H. Mursidi
KUESIONER

Responden Yth,
Dalam rangka penyelesaian laporan tugas akhir maka dimohon kesediaan Bapak untuk
menjawab pertanyaan pada kuesioner dibawah ini. Data pada kuesioner ini hanya akan
dipergunakan semata-mata untuk penelitian sehingga saya menjaga kerahasiaan dari
Perusahaan. Atas kesediaan Bapak saya ucapkan terima kasih.

1. Identitas Responden
a. Nama : H. Mursidi
b. Usia : 49 Tahun
c. Jabatan : Pemilik Mebel Wahid
d. Masa Kerja : 10 Tahun

2. Petunjuk Pengisian
Pengisian pada bagian ini mengenai nilai severity, nilai occurance, dan nilai
detection dari risiko dimana penilaian terdiri dari skala 1-10, arti dari setiap angka
dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 1 Nilai Severity


Ranking Severity Deskripsi
- Failure tidak memiliki dampak terhadap safety, health, dan
1 None environment maupun misi.
- Tidak ada efek pada sistem
- Gangguan kecil terhadap proses
- Perbaikan terhadap failure dapat diselesaikan satu orang
2 Very Low
tanpa menyebabkan delay
- Efek yang diabaikan pada kinerja sistem
- Gangguan kecil terhadap proses
- Perbaikan terhadap failure memerlukan lebih satu orang
3 Low
tanpa menyebabkan delay
- Sedikit berpengaruh pada kinerja sistem
- Gangguan moderat terhadap proses
- Beberapa bagian dari misi mungkin memerlukan
4 Low to Moderate
pengerjaan ulang (rework) atau proses tertunda
- Efek yang kecil pada performa sistem
- Gangguan moderat terhadap proses
- Misi mungkin memerlukan pengerjaan ulang (rework) atau
5 Moderate
proses tertunda
- Mengalami penurunan kinerja secara bertahap
Tabel 1 Nilai Severity (lanjutan)
Ranking Severity Deskripsi
- Gangguan moderat terhadap proses
- Beberapa bagian dari misi tidak bisa diulang (rework) dan
6 Moderate to High tidak dapat terselesaikan
- Sistem beroperasi dan aman tetapi mengalami
penurunan performa sehingga mempengaruhi output
- Gangguan tinggi terhadap proses
- Beberapa bagian dari misi tidak bisa diulang (rework) dan
7 High tidak dapat terselesaikan
- Keterlambatan signifikan dalam memulihkan fungsi
- Sistem beroperasi tetapi tidak dapat dijalankan secara penuh
- Gangguan tinggi terhadap proses
- Seluruh bagian dari misi hilang
8 Very High
- Keterlambatan signifikan dalam memulihkan fungsi
- Sistem tidak beroperasi
- Isu potensial berkaitan dengan safety, health, dan environment
(SHE)
9 Hazard
- Failure akan terjadi dengan peringatan terlebih dahulu
- Kegagalan sistem yang menghasilkan efek berbahaya
- Isu potensial berkaitan dengan safety, health, dan environment
(SHE).
10 Hazard
- Failure akan terjadi tanpa peringatan terlebih dahulu
- Kegagalan sistem yang menghasilkan efek sangat berbahaya

Tabel 2 Nilai Occurance


Ranking Kejadian Probabilitas kegagalan Kriteria
Sejarah proses yang mirip tidak
1 Tidak Ada < 1 dalam 1.500.000
menunjukkan adanya kegagalan
2 Jarang 1 dalam 150.000 Jarang terjadi kegagalan
3 Sangat Kecil 1 dalam 5.000 Sangat sedikit kegagalan
4 Kecil 1 dalam 2.000 Sedikit terjadi kegagalan
Kadang-kadang sejumlah
5 Rendah 1 dalam 400
kegagalan terjadi
Kemungkinan menengah terjadi
6 Medium 1 dalam 80
kegagalan
Kemungkinan sering terjadi
7 Agak Tinggi 1 dalam 20
kegagalan
Kemungkinan tinggi terjadi
8 Tinggi 1 dalam 8
kegagalan
Kemungkinan sangat tinggi terjadi
9 Sangat Tinggi 1 dalam 3
kegagalan
Kegagalan hampir pasti terjadi,
10 Hampir Pasti >1 dalam 3 sejarah proses yang mirip
menunjukkan banyak kegagalan
Tabel 3 Nilai Detection
Deteksi Rating Kriteria
Metode deteksi hampir pasti dapat untuk mendeteksi
Hampir pasti 1
mode kegagalan.
Metode deteksi memiliki kemungkinan sangat tinggi
Sangat tinggi 2 untuk mendeteksi mode kegagalan.
Metode deteksi memiliki kemungkinan tinggi untuk
Tinggi 3
mendeteksi mode kegagalan.
Metode deteksi memiliki kemungkinan cukup tinggi
Cukup tinggi 4
untuk dapat mendeteksi mode kegagalan.
Metode deteksi memiliki kemungkinan yang sedang
Menengah 5
untuk mendeteksi mode kegagalan.
Metode deteksi memiliki kemungkinan yang rendah
Rendah 6
untuk mendeteksi mode kegagalan.
Metode deteksi pencegahan memiliki kemungkinan
Kecil 7 yang kecil untuk mendeteksi mode kegagalan.
Metode deteksi pencegahan memiliki kemungkinan
Sangat kecil 8
yang sangat kecil untuk mendeteksi mode kegagalan.
Sulit 9 Metode deteksi sulit mendeteksi mode kegagalan
Hampir tidak terdeteksi 10 Tidak ada metode untuk mendeteksi mode kegagalan.

Silahkan masukan angka sesuai dengan nilai severity, nilai occurance, dan nilai detection
dibawah ini:

Tabel 4 Kuesioner Risiko Mebel Wahid


No. Kategori Risiko Risiko Severity Occurance Detection
Terkena mata bor pada saat
6 7 3
proses pelubangan
Terkena bilah gergaji pada
1 Man saat pemotongan bahan baku 9 1 1
aluminium
Kejatuhan material pada saat
8 1 6
proses pemindahan
Rusaknya mesin saat produksi
sehingga menghambat 7 6 10
2 Machine produksi
Kerusakan peralatan produksi
4 3 10
(selain mesin)
Kelelahan pada pekerja
karena jam kerja yang belum 5 8 6
pasti
3 Method
Kerusakan produk atau
kegagalan produksi karena 6 7 7
belum tersedianya SOP
Kekurangan modal dalam
9 7 3
menjalankan produksi
4 Money
Kerugian keuangan karena
kelalaian pengelola 7 1 6
Tabel 4 Kuesioner Risiko Mebel Wahid (lanjutan)
No. Kategori Risiko Risiko Severity Occurance Detection
Kerusakan bahan baku kaca
6 3 3
pada saat pemindahan
5 Material Keterlambatan kedatangan
bahan baku sehingga 7 7 3
menghambat produksi
Penumpukan sisa produksi
menyebabkan pencemaran 3 1 3
lingkungan
Terhirupnya debu bahan baku
6 Environment produk karena sirkulasi udara 5 10 7
yang kurang baik
Kebisingan mesin sehingga
menyebabkan 2 10 1
terganggunya lingkungan
sekitar mebel
KUESIONER

Responden Yth,
Dalam rangka penyelesaian laporan tugas akhir maka dimohon kesediaan Bapak untuk
menjawab pertanyaan pada kuesioner dibawah ini. Data pada kuesioner ini hanya akan
dipergunakan semata-mata untuk penelitian sehingga saya menjaga kerahasiaan dari
Perusahaan. Atas kesediaan Bapak saya ucapkan terima kasih.

1. Identitas Responden
a. Nama : H. Mursidi
b. Usia : 49 Tahun
c. Jabatan : Pemilik Mebel Wahid
d. Masa Kerja : 10 Tahun

2. Petunjuk Pengisian
a. Responden mengisi lembar isian kuesioner ini hanya dengan membandingkan
tingkat kepentingan setiap aspek dengan mempertimbangkan aspek di atasnya
seperti yang tertera pada setiap tabel isian komparasi berpasangan.
b. Hasil perbandingan tingkat kepentingan tersebut lalu dituliskan sesuai dengan
pilihan angka pada skala yang tertera.
c. Cara pembandingan terhadap setiap aspek harus dilakukan secara logis dan
konsisten. Untuk keperluan ini, responden akan didampingi oleh peneliti.
d. Jangan lupa, mulailah dengan basmallah dan akhirilah dengan hamdallah.
Selamat mengisi.

Tabel 1 Skala Perbandingan Nilai


Tingkat Kepentingan Definisi
1 Sama penting
3 Sedikit lebih Penting
5 Lebih penting
7 Sangat penting
9 Mutlak lebih Penting
2,4,6,8 Nilai tengah
1/(1-9) Kebalikan dari nilai kepentingan
STRUKTUR HIRARKI

Terawatnya Mesin
Goal

Benefit Cost Opportunity Risk


Kriteria

S1 S2 S3
Alternatif

Strategi

- Pemeliharaan preventive dengan melakukan cek-up rutin setiap bulan, pemeliharaan


setelah jam operasi, dan pemeliharaan pada sejumlah volume tertentu disimbolkan
S1
- Produksi sesuai kapasitas mesin disimbolkan S2
- Penyiapan unit alat dan mesin stand by sebagai pengganti kerusakan disimbolkan
S3

Tabel 2 Perbandingan Berpasangan Tingkat Kepentingan Antara Kriteria

Benefit Cost Opprtunity Risk

Benefit X 7 3 6

1
Cost X X 2
5

Opportunity X X X 5

Risk X X X X
Contoh Pengisian:

Beri tanda silang (X) pada kolom bobot yang sesuai berdasarkan nilai kepentingan yang
telah dijelaskan pada tabel diatas.

Tabel 3 Penilaian Skala Rating Pada Tingkat Alternatif Antara S1-S2

Nilai Pembobotan
Kriteria S1 S2
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Benefit X
Cost X
Opportunity X
Risk X

Tabel 4 Penilaian Skala Rating Pada Tingkat Alternatif Antara S1-S3

Nilai Pembobotan
Kriteria S1 S3
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Benefit X
Cost X
Opportunity X
Risk X

Tabel 5 Penilaian Skala Rating Pada Tingkat Alternatif Antara S2-S3

Nilai Pembobotan
Kriteria S2 S3
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Benefit X
Cost X
Opportunity X
Risk X
LAMPIRAN PERHITUNGAN RPN

Kategori
No. Risiko Severity Occurance Detection RPN
Risiko
Terkena mata bor pada
6 7 3 126
saat proses pelubangan
Terkena bilah gergaji
1 Man pada saat pemotongan 9 1 1 9
bahan baku aluminium
Kejatuhan material pada
8 1 6 48
saat proses pemindahan
Rusaknya mesin saat
produksi sehingga 7 6 10 420
2 Machine menghambat produksi
Kerusakan peralatan
4 3 10 120
produksi (selain mesin)
Kelelahan pada pekerja
karena jam kerja yang 5 8 6 240
belum pasti
3 Method Kerusakan produk atau
kegagalan produksi
6 7 7 294
karena belum tersedianya
SOP
Kekurangan modal dalam
9 7 3 189
menjalankan produksi
4 Money
Kerugian keuangan
7 1 6 42
karena kelalaian pengelola
Kerusakan bahan baku
kaca pada saat 6 3 3 54
pemindahan
5 Material Keterlambatan
kedatangan bahan baku
7 7 3 147
sehingga menghambat
produksi
Penumpukan sisa
produksi menyebabkan 3 1 3 9
pencemaran lingkungan
Terhirupnya debu bahan
baku produk karena
5 10 7 350
6 Environment sirkulasi udara yang
kurang baik
Kebisingan mesin
sehingga menyebabkan
2 10 1 20
terganggunya lingkungan
sekitar mebel
Penilaian risiko menggunakan rumus
RPN yaitu pada Persamaan 4.1 sebagai d. RPN pada kategori risiko money
berikut: 1) RPN8 = 9 x 7 x 3
a. RPN pada kategori risiko man = 189
1) RPN1 = 6 x 7 x 3 2) RPN9 = 7 x 1 x 6
= 126 = 42
2) RPN2 = 9 x 1 x 1 e. RPN pada kategori risiko material
=9 1) RPN10 = 6 x 3 x 3
3) RPN3 = 8 x 1 x 6 = 54
= 48 2) RPN11 = 7 x 7 x 3
b. RPN pada kategori risiko machine = 147
1) RPN4 = 7 x 6 x 10 f. RPN pada kategori risiko
= 420 environment
2) RPN5 = 4 x 3 x 10 1) RPN12 = 3 x 1 x 3
= 120 =9
c. RPN pada kategori risiko method 2) RPN13 = 5 x 10 x 7
1) RPN6 = 5 x 8 x 6 = 350
= 240 3) RPN14 = 2 x 10 x 1
2) RPN7 = 6 x 7 x 7 = 20
= 294
Data Kejadian Berdasarkan Risiko di Mebel Wahid
No. Kategori Risiko Risiko Kejadian
Terkena mata bor pada saat proses pelubangan Terjadi sekitar 2 kali dalam sebulan
1 Man Terkena bilah gergaji pada saat pemotongan bahan baku aluminium Tidak pernah terjadi
Kejatuhan material pada saat proses pemindahan Tidak pernah terjadi
Rusaknya mesin saat produksi sehingga menghambat produksi Terjadi sekitar 3-4 kali dalam setahun
2 Machine Kerusakan peralatan produksi (selain mesin) Terjadi sekali sampai sekarang
Kelelahan pada pekerja karena jam kerja yang belum pasti Terjadi sekitar 4-5 kali dalam sebulan
3 Method Kerusakan produk atau kegagalan produksi karena belum tersedianya SOP Terjadi sekitar 1 kali dalam sebulan
Kekurangan modal dalam menjalankan produksi Terjadi sekitar 2-3 dalam sebulan
4 Money
Kerugian keuangan karena kelalaian pengelola Tidak pernah terjadi
Kerusakan bahan baku kaca pada saat pemindahan Terjadi sekali sampai sekarang
5 Material
Keterlambatan kedatangan bahan baku sehingga menghambat produksi Terjadi sekitar 1-2 kali dalam sebulan
Penumpukan sisa produksi menyebabkan pencemaran lingkungan Tidak pernah terjadi
6 Environment Terhirupnya debu bahan baku produk karena sirkulasi udara yang kurang baik Terjadi setiap kali pada saat bekerja
Kebisingan mesin sehingga menyebabkan terganggunya lingkungan sekitar mebel Terjadi setiap kali pada saat bekerja

Samarinda, 2 Juni 2018


Mengetahui
Pemilik Mebel Wahid

76

Anda mungkin juga menyukai