Abstrak
Perkebunan teh Jamus merupakan salah satu perkebunan swasta yang berada di bawah naungan PT Candi Loka
yang terletak di Kabupaten Ngawi. PT Candi Loka menghasilkan produk berupa teh hijau dan bahan teh setengah
jadi. Bahan baku yang digunakan diambil dari perkebunan teh sendiri (Kebun Teh Jamus). Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui tingkat produktivitas sektor kebun PT Candi Loka tahun 2015 dan menentukan faktor yang
berpengaruh terhadap produktivitas sektor kebun. Penelitian ini menggunakan metode Craig-Harris Productivity
Model dan diagram fishbone. Input yang digunakan dalam penelitian ini meliputi biaya tenaga kerja, modal, bahan
baku dan input lain-lain yang meliputi biaya maintenance kendaraan kebun dan peralatan kebun. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa produktivitas parsial tertinggi pada tenaga kerja 2,78 , modal 1,22, bahan baku 203,47, dan input
lain-lain 67,77. Nilai produktivitas total tertinggi mencapai 0,77. Faktor-faktor penyebab fluktuasi produktivitas
antara lain rendahnya motivasi tenaga kerja, berkurangnya populasi pohon teh, teknik dan cara pemupukan yang
kurang tepat, adanya kemarau panjang serta sistem perawatan kendaraan yang kurang terencana.
Kata kunci: Craig-Harris, produktivitas, teh
Abstract
Jamus Tea Plantation is one of the private estate which is under the auspices of PT Candi Loka which located in
Ngawi. PT Candi Loka produce products such as green tea and unfinished tea materials. The raw material used was
taken from its own tea plantations (Jamus Tea Garden). The purposes of this study is to know the level of plantation
sector productivity in 2015 and determine the factors that influence plantation sector productivity. The method used
in this study is Craig-Harris Productivity Model and fishbone diagrams. Inputs used in this study include the cost
of labor, capital, raw materials and other inputs which include the cost of vehicle maintenance gardens and garden
equipment. The results of the study showed that the highest partial productivity of labor 2,78, capital 1,22, raw
materials 203,47, and other input 67,77. The highest total productivity value reached 0,77. The factors that cause
fluctuations in productivity among others, low motivation of the workforce, reduced plant population, techniques
and the lack of proper fertilization, the droughts and vehicles maintenance system are unplanned.
Keywords: Craig-Harris, productivity, tea
PENDAHULUAN
agroindustri.
Teh merupakan salah satu produk minuman Indonesia pada tahun 2013 menduduki
terpopuler yang banyak dikonsumsi oleh peringkat ketujuh sebagai negara penghasil teh
masyarakat Indonesia maupun masyarakat di dunia setelah China, India, Kenya, Sri Langka,
dunia dikarenakan teh mempunyai rasa dan Vietnam, dan Turki. Namun, produktivitas
aroma yang khas. Selain sebagai minuman yang komoditas teh mengalami penurunan dalam
menyegarkan, teh juga diyakini memiliki khasiat beberapa tahun setelah banyak perkebunan
bagi kesehatan tubuh sehingga teh sering disebut rakyat digantikan dengan tanaman lain seperti
sebagai minuman fungsional. sayuran dan karet (Balittri, 2013). Perkebunan
Nasir (2013) menyatakan bahwa komo- teh di Indonesia terdiri dari Perkebunan Rakyat
ditas teh memiliki peran yang sangat penting (PR) 46%, Perkebunan Besar Negara (PBN)
dalam perekonomian nasional sebagai sumber 30% dan Perkebunan Besar Swasta (PBS) 24%
pendapatan petani, penyerapan tenaga kerja, (Balittri, 2014). Perkebunan teh Jamus adalah
sumber devisa negara, dan mendorong salah satu perkebunan swasta yang berada di
76
Analisis Produktivitas Sektor Kebun …
sebelah utara lereng Gunung Lawu, Kabupaten a. Jumlah pohon teh yang siap dipanen
Ngawi. Hasil dari perkebunan teh Jamus (TM) pada tahun 2015 (batang)
digunakan untuk bahan baku pengolahan pada b. Harga pohon teh TM per batang tahun
PT Candi Loka. PT Candi Loka ini 2015 (Rp)
menghasilkan produk berupa teh hijau dan bahan 3. Input Bahan Baku
teh setengah jadi yang akan diolah kembali Input bahan baku berupa biaya bahan baku
menjadi teh wangi maupun teh celup. yang digunakan untuk perhitungan produk-
Pada tahun 2009 hingga tahun 2013 tivitas pada perkebunan teh dalam interval
produksi teh basah di PT Candi Loka mengalami bulanan pada kurun waktu Januari –
fluktuasi sehingga juga berpengaruh terhadap Desember 2015 meliputi :
produksi teh kering. Selain itu, sektor kebun a. Biaya pemakaian pupuk selama tahun
pada PT Candi Loka juga belum diketahui 2015 (Rp/bulan)
tingkat produktivitasnya. Maka dari itu penting b. Biaya pemakaian obat gulma / penyakit
untuk dilakukan penelitian untuk mengetahui selama perawatan tahun 2015 (Rp/bulan)
tingkat produktivitas sektor kebun dan menge- 4. Input Lain-lain
tahui faktor yang berpengaruh terhadap produk- Input lain-lain yang terkait dengan
tivitas sektor kebun sehingga diharapkan dapat perhitungan produktivitas pada perkebunan
meningkatkan produktivitas. teh dalam interval bulanan pada kurun waktu
Pengukuran produktivitas ini menggunakan Januari – Desember 2015 meliputi :
Craig-Harris Productivity Model, yang merupa- a. Biaya bahan bakar dan pelumas kenda-
kan metode pengukuran produktivitas untuk raan selama tahun 2015 (Rp/bulan)
mengukur produktivitas total dan menggambar- b. Biaya perawatan peralatan petik dan
kan tingkat efisiensi dan pertumbuhan semprot selama tahun 2015 (Rp/bulan)
perusahaan secara keseluruhan dengan meng-
asumsikan bahwa tujuan perusahaan berorientasi Pengolahan Data dengan Craig-Harris Pro-
pada profit maksimum (Craig dan Harris, 1973). ductivity Model
Dalam penelitian ini pengukuran produktivitas Menurut model Craig-Harris, produktivitas
sektor kebun meliputi produktivitas secara diukur menggunakan rumus:
parsial maupun total, sehingga dapat dipakai 𝑄𝑡
Pt = 𝐿+𝐶+𝑅+𝑀 (1)
untuk evaluasi produktivitas yang telah dicapai
Keterangan :
perusahaan.
Pt = produktivitas total sektor kebun
Qt = output (teh basah)
METODE PENELITIAN
Qt = kg teh basah x harga teh basah
tahun 2015 per kg
Data untuk penelitian ini adalah data
L = input tenaga kerja
historis perusahaan terkait dengan output dan
L(Rp) =Upah tenaga kerja
input dalam kurun waktu bulan Januari-
pemeliharaan (Rp/bln) + upah
Desember 2015. Input yang dilakukan dalam
tenaga kerja pemetikan
penelitian ini adalah :
(Rp/bln) + upah sopir
1. Input tenaga kerja
kendaraan kebun (Rp/bln)
Input tenaga kerja berupa upah tenaga kerja
yang terlibat pada perkebunan teh dalam 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
interval bulanan pada kurun waktu Januari – Produktivitas = 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 (2)
Desember 2015 adalah sebagai berikut:
a. Upah tenaga kerja pemeliharaan C = input modal
(Rp/bulan) C(Rp) = jumlah pohon teh TM
b. Upah tenaga kerja pemetikan (Rp/bulan) (batang) x harga pohon teh
c. Upah sopir kendaraan kebun (Rp/bulan) TM per batang (Rp)
2. Input modal 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
Produktivitas = 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 (3)
Modal adalah biaya yang dikeluarkan pada
saat awal investasi sebelum tanaman
menghasilkan (TBM). Modal yang termasuk R = input bahan baku
pada perkebunan teh dalam interval bulanan R(Rp) = Biaya pupuk (Rp/bln) +
pada kurun waktu Januari – Desember 2015 biaya obat gulma dan
adalah sebagai berikut : penyakit (Rp/bln)
Produktivitas Lain-lain
Gambar 2. Produktivitas modal Produktivitas parsial lain-lain dihitung
menggunakan rumus (5). Hasil perhitungan
Menurut Pujotomo dkk (2008), perusahaan produktivitas lain-lain ditunjukkan pada Gambar
harus lebih memfokuskan perhatian pada 4. Berdasarkan Gambar 4, pada bulan Maret
penggunaan input material dan input modal yang terjadi peningkatan produktivitas lain-lain yang
lebih efektif dan efisien sebagai upaya sangat tinggi yaitu sebesar 303,75% dan
perencanaan peningkatan produktivitas untuk merupakan produktivitas lain-lain tertinggi
periode mendatang. Pada perkebunan teh, selama tahun 2015. Hal itu dikarenakan pada
pengoptimalan dalam penentuan modal untuk bulan Maret biaya yang dikeluarkan untuk
Motivasi Kerja
Jumlah pohon
Umur
kurang optimal
Fluktuasi
Produktivitas
Kemarau Panjang
(Lingkungan)
Salah Teknik
Pemupukan
Kurang maintenance
(kendaraan)