Anda di halaman 1dari 10

MODUL PERKULIAHAN

Praktikum
Perancangan
Teknik Industri II
Perancangan
Lingkungan Kerja 1
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

01
Teknik Teknik Industri 190552007 Asep Anwar, S.T., M.T.
Muchammad Fauzi, S.T., M.log.
Annisa Maharani Suyono, S.T., M.M.
Rendiyatna Ferdian, S.T., M.T.

Abstract Kompetensi
Pada pertemuan pertama dan kedua Mahasiswa mampu merancang
mata kuliah praktikum perancangan stasiun kerja yang ergonomis dan
teknik industri II mengenai optimal
perancangan stasiun kerja sesuai
dengan kebutuhan operator dan
alat/mesin
Pendahuluan

Perancangan tempat kerja ialah aplikasi data antropometri, tetapi masih memerlukan dimensi
fungsional yang tidak terdapat pada data statistik. Data dimensi tersebut lebih baik didapatkan dengan
cara pengukuran secara langsung dari data statis. Ada dua aspek penting perancangan tempat kerja,
antara lain:

A. Daerah Kerja Horizontal


Daerah Kerja Horizontal Ialah untuk mendefenisikan batasan - batasan dari suatu daerah horizontal
untuk memastikan bahwa material atau alat kontrol yang bisa ditempatkan begitu saja dari luar
jangkauan tangan. Batasan jangkauan secara vertikal harus digunakan untuk kasus seperti papan
kontrol, benda kerja dan peralatan yang disusun pada sebuah permukaan horizontal.

Batasan untuk jarak jankauan akan semakin meningkat jika operator mengendalikan beberapa macam
gerakan tubuh. Menurut R. M. Barnes didalam buku Motion and Time Study yang terbit tahun 1980
menyatakan bahwa daerah kerja normal dan maksimum dengan batasan yang ditentukan oleh ruas
jari tengah. Daerah normal ialah lengan bawah berputar pada keadaan siku tetap. Daerah maksimum
ialah lengan direntangkan keluar kemudian di putar sekitar bahu.

Layout dalam daerah kerja


Digunakan untuk menjaga agar pekerjaan tetap berada dalam wilayah kerja yang normal maka dari
itu tidaklah cukup dengan mengoptimalkan layout tempat kerja saja. Tetapi layout tersebut
seharusnya juga menghasilkan posisi anatomi alami yang baik.

B. Ketinggian Bangku atau Kursi Kerja


Terdapat dua macam dasar untuk menetukan ketinggian permukaan kerja, antara lain.
1. Bangku atau mesin yang digunakan untuk bekerja sambil berdiri.
2. Bangku atau kursi yang disesuaikan hanya untuk bekerja duduk saja.

Prinsip - prinsip yang dapat diterapkan dalam perancangan untuk ketinggian, dimana ada dua jenis
permukaan kerja. Berikut ini hal - hal yang dapat dihindari pada saat melakukan pekerjaan, antara
lain.

‘21 Manajemen Transportasi dan Distribusi Biro Akademik dan Pembelajaran


2 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
• Beban otot yang terlalu berat karena lengan atas disampingkan terlalu tinggi dalam pekerjaan
keyboard. Deviasi ulnar ialah penyimpangan pergelangan tangan kearah kelingking.
• Tekanan tajam pada sisi lengan dengan bagian bawah dari pingir bangku, bila permukaan
tempat kerja terlalu tinggi.
• Posisi membungkuk secara terus menerus, bila permukaan tempat kerja rendah.

1. Bangku - bangku untuk pekerjaan sambil berdiri


Ialah operator yang seharusnya bekerja dalam posisi berdiri tegak dengan lengan atas dalam posisi
santai dan pada posisi vertikal yang dekat dengan meja serta lengan bawah dimiringkan sedikit dari
kedudukan horizontal. Ada beberapa pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah,
antara lain.
• Dimensi rata - rata dari ketinggian siku, dimana dapat menimbulkan ketidaknyamanan atau
gangguan diantara populasi ialah penyelesaian kurang bagus.
• Perancangan persentil 95 yang diberikan plat from lantai untuk operator yang paling kecil,
tapi bisa menimbulkan masalah baru dan sulit untuk mengatasinya.
• Perancangan persentil 5 dan menambahkan tinggi bangku untuk operator yang lebih besar,
tapi dapat mengurangi keluasan duduk dibangku tersebut serta hilangnya ruang gerak untuk
lutut.
• Rancangan suatu pengatur digunakan untuk meja - meja kantor dan sistem produk yang
komersial serta bangku kerja dengan sistem pengatur.
• Rancangan kursi yang tingginya dapat disesuaikan dan sandaran kaki bisa diatur.

Masalah dalam pemilihan tinggi bangku yang didasarkan oleh sejumlah studi penelitian, dimana S.
Konz menyatakan studi - studi terdahulu yang dijelaskan dalam sebuah eksperimen. Ada tiga
perbedaan tinggi bangku, antara lain 50 mm diatas siku, 50 mm dibawah siku dan 150 mm dibawah
siku.

Menurut Studi yang dilakukan oleh Joan S. Ward menyatakan bahwa untuk mengetahui ketinggian
permukaan kerja yang optimum untuk suatu dapur yang berdasarkan kegiatan sampling dari ibu - ibu
rumah tangga, dimana menunjukkan bahwa 23 % waktu untuk didapur, 34 % di wastafel dan tempat
cuci, 14 % dipermukaan meja serta 13 % di tungku kompor. Untuk membuktikan hasil terapan 95%
ide wanita dewasa inggris, maka dibedakan menjadi tiga kelompok subjek yang dipilih, antara lain.
• 25 th % dari jarak ketinggian (1500 / 25 mm)

‘21 Manajemen Transportasi dan Distribusi Biro Akademik dan Pembelajaran


3 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
• 50 th % dari jarak ketinggian (1625 / 25 mm)
• 97,5 th % dari jarak ketinggian (1740 / 25 mm)

Ketinggian tersebut diperbaiki dengan eksperimen, dimana operator melakukan pekerjaan kantor
dengan menggunakan tiga metode, antara lain.
• Elektromyography digunakan untuk mengukur penggunaaan otot pada laki - laki dan
punggung.
• Anthropometry digunakan untuk pengukuran terhadap tubuh dengan berbagai sudut dan
perbandingan dengan posisi santai serta mengukur pusat pemindahan beban pada posisi yang
mudah dijangkau.
• Pemilihan subjek yang dilakukan berdasarkan keinginan subjek yang diteliti.

2. Bangku dan meja yang sesuai untuk pekerjaan yang hanya dilakukan saat duduk
Agar bisa menjamin cukupnya ruang untuk lutut orang dewasa, maka direkomedasikan mengambil
persentil 95 th dan ukuran telapak kaki sampai puncak lutut serta menambahkan kelonggaran antara
lain.
• Pria = 635 + 25 (sepatu) + 25 (kelonggaran) = 685 mm
• Wanita = 540 + 40 (sepatu) + 25 (kelonggaran) = 645 mm

Ada tiga jenis keyboard yang dapat dibandingkan, meliputi


• IBM Electric Type Writer, ketebalan keyboard 110, desk 680 (pria) 795 dan desk 650 (wanita)
755.
• VT 101 Terminal, ketebalan keyboard 80, desk 680 (pria) 765 dan desk 650 (wanita) 725.

‘21 Manajemen Transportasi dan Distribusi Biro Akademik dan Pembelajaran


4 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
• Modern Personal Computer. ketebalan keyboard 30, desk 680 (pria) 715 dan desk 650
(wanita) 675.
Untuk melakukan membaca dan menulis biasanya seseorang mengistirahatkan lengan diatas meja
sehingga perlu permukaan yang lebih tinggi. Grandjean memberikan nilai antara 740 - 780 mm (pria)
dan 700 - 740 mm (wanita).

Kemiringan Permukaan Kerja


Kemiringan permukaan kerja bermanfaat agar seseorang dapat duduk lebih kebelakang dengan
sedikit memiringkan kepalanya. Jika kemiringan sebesar 12 % maka akan menghasilkan peningkatan
yang signifikan tanpa adanya kekhawatiran jatuhnya objek karena terlalu miring.

Operator harus menegakkan lengan diatas permukaan horizontal untuk jenis permukaan kerja terlalu
tinggi dan dapat menghasilkan penglihatan yang bagus. Kemiringan permukaan kerja berfungsi untuk
dapat mengurangi benturan dengan sisi tajam dan mengurangi kerja otot statis.

Lingkungan Fisik Kerja


Menurut Wignjosoebroto (1995), lingkungan fisik merupakan segala bentuk keadaan yang ada di
sekitar lingkungan kerja. Dalam sebuah operasi kerja diperlukan penyeleksian operator kerja yang
memenuhi syarat sehat fisik dan psikologis serta memiliki skill yang menunjang, tetapi tanpa adanya
lingkungan fisik kerja yang baik maka akan timbul berbagai masalah dalam operasi kerja. Jadi,
lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar tempat karyawan bekerja, baik itu fisik
maupun non fisik yang dapat mempengaruhi proses penyelesaian pekerjaan yang dilakukan oleh
karyawan tersebut.
Berikut adalah beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi lingkungan fisik kerja, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Pencahayaan
Gie (2000) berpendapat bahwa pencahayaan merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu
perusahaan atau pabrik karena dapat memperlancar pekerjaan para pekerja. Penerangan yang cukup
akan menambah semangat kerja perawat, karena mereka dapat lebih cepat menyelesaikan tugas-
tugasnya, matanya tidak mudah lelah karena cahaya yang gelap, dan kesalahan-kesalahan dapat
dihindari. Banyak kesalahan pekerjaan disebabkan karena penerangan yang buruk, misalnya ruangan
yang terlampau gelap atau karyawan harus bekerja di bawah penerangan yang menyilaukan.

‘21 Manajemen Transportasi dan Distribusi Biro Akademik dan Pembelajaran


5 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
Penerangan atau cahaya yang cukup merupakan pertimbangan yang penting dalam fasilitas fisik suatu
perusahaan. Pelaksanaan pekerjaan yang sukses memerlukan penerangan yang baik.
Keuntungan penerangan yang baik adalah :
a. Perpindahan pegawai kurang
b. Semangat kerja lebih tinggi
c. Prestise lebih besar
d. Hasil kerja lebih banyak
e. Kesalahan berkurang
f. Keletihan berkurang
Pada umumnya intensitas penerangan dalam tempat kerja dapat diatur menurut Tabel 1 dibawah ini:
Tabel 1 Intensitas Penerangan dalam Tempat Kerja
Jenis Pekerjaan Illuminansi
Kasar 100-200 lux
Sedang 200-500 lux
Halus 500-1000 lux
Sangat Halus 1000-2000 lux

Tabel 2 Standar Tingkat Pencahayaan Ruang Kerja


Jenis Contoh Tingkat
Pekerjaan Pencahayaan (Lux)
Umum Ruang simpan/gudang 80-170
Ketelitian Biasa Pengepakan, perakitan, bubut, 200-300
milling, pengecatan, bor
Kerja Teliti Membaca, menulis, perakitan 500-700
alat presisi
Keja Sangat Menggambar teknik, tes alat 1000-2000
Teliti elektronik, inspeksi

Pada Tabel 2 merupakan standar tingkat pencahayaan ruang kerja sesuai dengan Keputusan
MENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002, mengenai Peraturan Menteri Perburuhan No. 7
Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja.

‘21 Manajemen Transportasi dan Distribusi Biro Akademik dan Pembelajaran


6 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
2. Kebisingan
Menurut Moekijat (2002) suara bising yang keras, tajam dan tidak terduga adalah penyebab gangguan
yang kerap dialami pekerja. Gangguan ini seringkali didiamkan saja walaupun tindakan perbaikan
yang sederhana dapat dilakukan apabila waktu dan pikiran diluangkan untuk masalah itu. Sebagian
besar dari pekerja pabrik merupakan pekerja yang membutuhkan konsentrasi pikiran, oleh karena itu
diusahakan agar jangan banyak terjadi suara-suara gaduh. Seorang mungkin tidak menyadari
pengaruh kegaduhan suara, tetapi setelah beberapa waktu orang akan menjadi sangat lelah dan lekas
marah sebagai pengaruh suara yang gaduh. Pengaruh kebisingan secara umum dikategorikan menjadi
dua berdasarkan tinggi rendahnya intensitas kebisingan dan lamanya waktu pemaparan yaitu:
1. Intensitas Tinggi (diatas Nilai Ambang Batas 85 dB)
• Kerusakan pada indera pendengaran yang dapat menyebabkan penurunan daya dengar
baik yang bersifat sementara maupun yang bersifat permanen atau ketulian.
• Pengaruh kebisingan akan sangat terasa apabila jenis kebisingannya terputus-putus pada
sumber yang tidak diketahui.
2. Intensitas Rendah (dibawah Nilai Ambang Batas 85 dB)
Tingkat kebisingan intensitas rendah atau dibawah NAB banyak ditemukan di lingkungan kerja
seperti perkantoran, ruang administrasi perusahaan, dll. Intensitas kebisingan yang masih dibawah
NAB secara fisiologis tidak menyebabkan kerusakan pendengaran. Namun, kehadirannya sering
dapat menyebankan penurunan performansi kerja sebagai salah satu penyebab stress dan gangguan
kesehatan lainnya.

Standar tingkat kebisingan yang diizinkan oleh pemerintah sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga
Kerja No. 51/MEN/1999, lama kebisingan yang diperbolehkan setiap harinya adalah sebagai berikut:

Tabel 3 Standar Tingkat Kebisingan yang Diizinkan


No Tingkat Kebisingan Lama kebisingan yang
Maksimal (Db) diperbolehkan per-hari (jam)
1 85 8
2 88 4
3 91 2
4 94 1
5 97 0.5

‘21 Manajemen Transportasi dan Distribusi Biro Akademik dan Pembelajaran


7 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
6 100 0.25

3. Temperatur
Wignjosoebroto (1995) mengatakan bahwa tubuh manusia akan selalu berusaha mempertahankan
keadaan normal dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan yang terjadi di luar tubuh tersebut. Tetapi kemampuan untuk menyesuaikan
diri dengan temperatur luar adalah jika perubahan temperatur luar tubuh tersebut tidak melebihi 20%
untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin. Menurut penyelidikan, berbagai tingkat
temperatur akan memberikan pengaruh yang berbeda-beda seperti berikut ini (Sutalaksana, 1979): -
± 49 ℃ :
Temperatur yang dapat ditahan sekitar 1 jam, tetapi jauh diatas kemampuan fisik dan mental.
• ± 30 ℃ : Aktivitas mental dan daya tanggap mulai menurun dan cenderung untuk melakukan
kesalahan dalam pekerjaan, timbul kelelahan fisik.
• ± 24 ℃: Kondisi optimum.
• ± 10 ℃: Kekakuan fisik yang ekstrem mulai muncul.

Dari hasil penyelidikan didapatkan bahwa produktivitas manusia akan mencapai tingkat yang paling
tinggi pada temperatur sekitar 24 – 27 derajat Celcius. Berdasarkan keputusan meteri kesehatan
No.1405/menkes/SK/XI/2002 tentang “Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan
Industri” menyebutkan bahwa nilai ambang batas (NAB) atau suhu ruangan antara 18-28 derajat
Celcius.

Perancangan Stasiun Kerja


Stasiun kerja (work station) adalah area, tempat atau lokasi dimana aktivitas produksi akan
diselenggarakan untuk mengubah bahan baku menjadi sebuah produk yang memiliki nilai tambah.
Stasiun kerja yang dirancang secara benar akan mampu memberikan keselamatan dan kenyamanan
kerja bagi operator yang selanjutnya akan berpengaruh secara signifikan dalam menentukan
kinerjanya
Dua faktor penentu yang harus diperhitungkan dalam proses perancangan sebuah stasiun kerja, yaitu:
a) Harus selalu diingat bahwa populasi pekerja akan sangat bervariasi dan berbeda-beda baik dalam
bentuk maupun ukuran tubuh (antropometri)-nya; dan

‘21 Manajemen Transportasi dan Distribusi Biro Akademik dan Pembelajaran


8 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
b) Harus dipahami benar tentang karakteristik dari populasi pemakai produk ataupun fasilitas kerja
seperti pendidikan, kultur, skill, attitude, kemampuan fisik maupun mental, dan lain-lain.
Operasi industri yang biasanya dilakukan dalam keadaan duduk ditujukan untuk meningkatkan
produktivitas pekerja dengan memaksimasi gerakan efektif, mengurangi kelelahan pekerja, dan
meningkatkan stabilitas pekerja
Dalam perancangan stasiun kerja, informasi yang harus disertakan adalah: meja kerja, mesin, fasilitas
kerja, peralatan kerja, material yang masuk stasiun kerja, material yang keluar dari stasiun kerja,
ruang operator, akses untuk peralatan kerja, penempatan barang reject dan waste, dan skala gambar
rancangan, (Stephens dan Meyers, 2013). Contoh perancangan stasiun kerja dapat dilihat pada
Gambar di bawah ini

Saat perencanaan area stasiun kerja harus diperhatikan beberapa hal, antara lain:

‘21 Manajemen Transportasi dan Distribusi Biro Akademik dan Pembelajaran


9 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
1. Area untuk mesin dan langkah operasinya
2. Area untuk penyimpanan tools dan material
3. Area untuk operator, jalan keluar masuk, gerakan selama kerja dll
Area untuk aktivitas material handling, maintenance/service mesin, plant service, penerangan,
ventilasi, dll
Daftar Pustaka

‘21 Manajemen Transportasi dan Distribusi Biro Akademik dan Pembelajaran


10 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai