Anda di halaman 1dari 9

PERTEMUAN-08

UNIT 8
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

A. Pendahuluan
Materi Unit 8, mahasiswa teknik bidang sipil, setelah memahami permasalahan
lingkungan secara umum, dan mahasiswa memahami prosedur perancangan dan
perencanaan bangunan sipil, maka diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan mengenai
pengertian dan penyusunan pelaksanaan Andal dan Amdal berdasar pada teknis
pendugaan dampak akibat suatu rencana kegiatan terhadap masalah yang akan timbul
dikemudian hari, Sehingga mahasiswa diharapkan mampu menggiring proses
perancangan dengan melibatkan lingkungan yang akan mendapatkan perancangan dan
perencanaan proyek yang mampu menekan dampak negatif dan meningkatkan dampak
positif.

B. Gambaran Umum Amdal


Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau Amdal merupakan suatu alat dalam
mengendalikan dan melestarikan kondisi lingkungan, Namun sebelum membahas secara
detail mengenai analisis dampak lingkungan, maka terlebih dahulu perlu penyamaan
persepsi dan pemahaman dari berbagai perbedaan yang selama ini muncul dalam hal
analisis dampak lingkungan. Banyak perbedaan atau pertanyaan mengenai berbagai
pengertian yang sangat mendasar, ketidakjelasan, dan perbedaan penafsiran antara lain :
1. Proyek yang bagaimana sebenarnya yang harus melakukan Amdal, apa kriterianya
dan bagaimana cara menetapkan kriteria tersebut
2. Informasi-informasi lingkungan apa saja yang harus diteliti dan dimasukkan kedalam
laporan
3. Seberapa detail informasi itu dibutuhkan
4. Seberapa banyak waktu dan biaya yang harus disediakan untuk melakukan Andal
yang baik
5. Siapa saja yang berkewajiban melakukan pemantauan dampak suatu proyek dari
mana anggarannya
6. Siapa saja yang berkewajiban aktif dalam pengelolaan lingkungan, sampai batas
mana kewajiban tersebut harus dilakukan oleh masing-masing pihak.

Dan masih banyak lagi rangkaian pertanyaan terkait dengan masalah dalam lingkup
pembahasana analisis dampak lingkungan. Pembahasan dan pelaksanaan analisis
dampak lingkungan harus ditunjang dengan dengan berbagai Peraturan perundangan
yang meliputi tersedianya Undang-Undang mengenai lingkungan, Peraturan Pemerintah,
Pedoman-Pedoman Baku Mutu dan yang terpenting adalah Pelaksanaan perundang-
undangan tersebut atau Enforcement.

Perlu diketahui Indonesia sampai pada pertengahan tahun 1985 belum memiliki peraturan
mengenai Amdal dan berbagai Pedoman serta Baku Mutu meskipun Andal telah
dilakukan sebelum tahun 1985. yaitu antara 1980-1985 sudah berbagai hasil andal
dilakukan dengan hasil yang belum maksimal. Materi kuliah ini disusun sebagai
pendekatan berpikir mahasiswa untuk dapat memahami apa yang dimaksud dengan
Analisis Dampak Lingkungan, Rencana Pengelolaan Lingkungan, Rencana Pemantauan
Lingkungan, dan sebagainya.
C. Pengertian dan Tujuan Amdal
1. Pengertian Amdal
Analisis mengenai dampak lingkungan atau Amdal dirumuskan sebagai suatu analisis
mengenai dampak lingkungan dari suatu proyek yang meliputi pekerjaan evaluasi dan
pendugaan dampak proyek dan bangunannya, prosesnya, maupun sistem dari proyek
terhadap lingkungan yang berlanjut ke lingkungan hidup manusia yang meliputi
Penyusunan Informasi Lingkungan (PIL), Terms Of Reference (TOR) Andal, Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RPL).

2. Tujuan Amdal Dilaksanakan


Pelaksanaan Amdal dilaksanakan bertujuan anatara lain :
a. Untuk memenuhi Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang harus berlaku,
artinya kalau tidak dilakukan berarti melanggar peraturan pemerintah, dan
sangsinya adalah tidak akan mendapatkan isin membangun suatu proyek atau akan
berhadapan dengan pengadilan terkait dengan sangsi-sangsi yang berlaku dalam
aturan.
b. Untuk memaksa pemilik proyek agar tetap memperhatikan kelestarian lingkungan
yang selama ini hanya mementingkan keuntungan proyek sebesar mungkin
c. Untuk menerapakan Peraturan-Peraturan dan pedoman-pedoman baku mutu
sebagai dasar hukum pelaksanaan Amdal
d. Untuk mencapai kualitas lingkungan pada setiap pelaksanaan aktivitas manusia
atau proyek
e. Untuk pengambilan suatu keputusan apakah aktivitas atau proyek yang akan
dilaksanakan masih dapat memenuhi kelayakan lingkungan kedepan
f. Untuk menekan dampak negatif dan meningkatkan dampak positif melalui rekayasa
teknik setiap aktivitas atau proyek yang dibangun.

Sebelum pertumbuhan populasi meningkat dan perkembngan pembangunan


dilaksanakan akibat karena tingkat kebutuhan manusia kondisi lingkungan pada
umumnya masih dalam kondisi ideal, hal ini karena kapasitas lingkungan masih lebih
besar dibanding dengan jumlah aktivitas manusia atau proyek, namun pada dekade
terakhir ini permasalahan lingkungan sudah tercemar diberbagai sektor dan berdampak
luas pada nilai kerugian yang semakin besar.

Manusia mulai sadar akan pentingnya Amdal ketika memikirkan dan meninjau kembali
apa yang telah dilakukan telah memberikan dampak sehingga mulai berpikir menekan
akibat buruk dari aktivitas dan berupaya meningkatkan usaha untuk melestarikan
lingkungan demi untuk kesinambungan kesejahteraan hidup dimuka bumi. Adapun
secara skematis hubungan antara tujuan aktivitas terhadap dampak dapat diperlihatkan
pada skema berikut :

Aktivitas Pembangunan Kesejahteraan


Manusia Ekonomi
Manusia

Dampak Pada Lingkungan


Positif dan Negatif

Gambar 8-1. Skema hubungan antara tujuan manusia dengan dampak pada lingkungan
Untuk menghindari timbulnya dampak lingkungan yang mencemarkan lingkungan, maka
perlu disiapkan rencana pengendalian dampak negatif yang akan terjadi. Sehingga
harus perlu diketahui dampak negatif apa yang akan terjadi, untuk dapat mengetahui
dampak negatif maka perlu dilakukan pendugaan dampak lingkungan. Dengan demikian
Amdal dilakukan untuk menjamin tujuan proyek-proyek pembangunan yaitu untuk
kesejahteraan masyarakat tanpa merusak kualitas lingkungan hidup.

D. Pihak Yang Melakukan Amdal


Pemerakarsa atau pemilik proyek adalah pihak yang paling bertanggung jawab dalam hal
kondsi lingkungan terkait dengan pembangunan proyek atau aktivitas manusia, karena
pemilik proyek adalah yang berkepentingan terhadap pembangunan, sementara
pembangunan proyek memberikan dampak terhadap lingkungan sekitar. Meskipun
masyarakat dapat menikmati dampak positif atas kehadiran suatu proyek, namun karena
kerusakan lingkungan masyarakat yang akan membiayai pemulihan kesehatannya, untuk
itu selain pemerakarsa proyek sebagai yang melakukan Amdal, masyarakat juga
diharapkan
Sebagai pemilik proyek yang harus melakukan Amdal bukan berarti dia sendiri yang
melakukan Amdal akan tetapi akan mengontrak para ahli Amdal untuk melakukan
kegiatan analisis dampak lingkungan, biasanya pihak konsultan atas pihak swasta lainnya
yang direkomendasi leh pihak pemerintah. Bagi Negara-negara yang belum memiliki
kapabilitas untuk melakukan Amdal maka dapat dilakukan oleh pihak perguruan tinggi
yang membentuk tim dari berbagai disiplin ilmu untuk melakukan Amdal, termasuk
pemiliki proyek dapat saja melakukan Amdal untuk proyeknya sejak persyaratan dan
kemampuan yang dimiliki memnuhi syarat yang ditentukan oleh pihak pemerintah.

E. Deskripsi Proyek
Terjadinya dampak pada lingkungan merupakan interaksi antara adanya aktivitas proyek
dengan lingkungan dimana proyek dibangun. Pendugaan dampak lingkungan dapat
dilakukan dengan baik jika deskripsi proyek dapat diketahui secara jelas dan mendetail
serta sifat-sifat dari tiap aktivitas proyek hubungannya dengan lingkungan diketahui. Tidak
lengkap dan mendetailnya informasi mengenai proyek menyebabkan sulitnya melakukan
pendugaan dampak yang tepat, detail dan lengkap. Karena pentingnya deskripsi proyek
sebagai informasi dasar yang sangat penting didalam pendugaan maka usaha
mengumpulkan informasi dari tim Amdal harus dilakukan degan berbagai cara, dalam hal
ini ada 5 cara untuk mengumpulkan informasi proyek secara sistimatis, yaitu :

a. Cara Pengumpulan Informasi


1. Cara Pertama, adalah mempelajari hasil pemberian data dari pemilik proyek pada
saat permulaan meminta suatu tim Amdal atau konsultan untuk melakukan Amdal.
Jika pada saat awal tim amdal hanya menyebutkan jenis dan macam dari proyek
yang akan dibangun maka tim amdal wajib meminta informai mengenai proyek
tersebut. Jika akan dilakukan permintaan untuk melakukan Amdal maka dilakukan
dengan cara menyampaikan surat secara resmi yang dikenal dengan Request For
Proposal Letter yang ditujukan kepada konsultan untuk mengikuti tender atau
penawaran, biasanya didalam surat tersebut telah diberikan informasi mengenai
proyeknya tetapi umumnya juga masih berbentuk garis besar dan tidak mendetail.
2. Cara Kedua, dalam mendapatkan informasi mengenai proyek tersebut adalah
melalui pustaka dari berbagai sumber, dengan bekal informasi yang terbatas pada
cara pertama maka dilakukan dengan mempelajari pustaka mengenai aktivitas apa
saja yang dimiliki oleh proyek, reaksi kimia apa saja yang akan terjadi, bahan baku
apa saja yang akan digunakan, produk apa saja yang akan dihasilkan, limbah apa
saja yang dihasilkan dan sebagainya.
3. Cara ketiga, dalam mendapatkan informasi ialah dengan mengajukan permintaan
tambahan informasi yang lebih mendetail baik secara tertulis maupun lisan dengan
menerangkan bagian-bagian mana yang diperlukan. Dalam menyusun informasi
deskripsi proyek, jika anggota tim tidak ada yang ahli mengenai proses atau
aktivitas proyek tersebut, maka tim dapat mengangkat konsultan ahli mengenai
proyek tersebut sehingga dapat membantu dalam mengajukan pertanyaan-
pertanyaan kepada pemilik proyek.
4. Cara Keempat, Jika sampai pada cara ketiga masih juga belum lengkap informasi
yang diharapkan, maka dapat disusun daftar isian dan dikirim kepihak pemilik
proyek untuk diisi dengan lengkap
5. Cara kelima, setelah cara keempat dilakukan yang sifatnya cukup singkat, maka
cara selanjutnya adalah membuka pertemuan antara tim Amdal dengan pemilik
proyek sehingga dapat terjadi Tanya jawab mengenai informasi proyek secara
lengkap dan benar, maka sebelumnya tim amdal sudah menyiapkan daftar
pertanyaan sesuai bidang keahliannya.
Dari kelima cara tersebut diatas tidak mutlak harus dilakukan seluruhnya, dalam
arti bahwa jika pada cara pertama dan kedua sudah dilakukan dan dianggap segala
data proyek dianggap lengkap maka tidak perlu dilakukan seluruh cara tersebut, jadi
tergantung cara yang mana akan dilakukan untuk mendapatkan deskripsi proyek
secara lengkap.
b. Informasi Yang Harus Dikumpulkan
Informasi deskripsi proyek yang harus dikumpulkan dapat ditentukan berdasarkan dua
hal, berikut :
a. Berdasarkan ketetapan yang telah dicantumkan didalam peraturan atau pedoman
Amdal dari pemerintah
b. Berdasarkan pertimbangan ilmiah, menetapkan informasi apa yang perlu diketahui
agar dapat melakukan pendugaan dampak dengan baik secara kuantitatif maupun
kualitatif
c. Informasi yang telah ditetapkan oleh Peraturan atau Pedoman dari Pemerintah
Informasi apa yang harus ada dalam deskripsi proyek, ada yang telah
ditetapkan oleh pemerintah yang tercantum didalam suatu peraturan atau pedoman
resmi. Setiap Negara biasanya memberikan tekanan-tekanan pada informasi tertentu
dari proyek yang diusulkan. Contoh untuk Negara Republik Indonesia :
Untuk Amdal di Indonesia sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah No.29 Tahun 1986, informasi deskripsi proyek yang didarankan untuk
dicantumkan adalah sebagai berikut :
a. Maksud dan Tujuan Proyek
1. Identitas Pemilik Proyek
2. Identitas Penyusun Amdal
3. Maksud dan Tujuan yang jelas dari proyek
b. Manfaat, Keperluan dan Alternatif
1. Manfaat dan keperluan proyek, baik bagi pemilik maupun pembangunan negara
2. Lokasi proyek
3. Jadwal Pelaksanaan proyek sampai selesai
4. Alternatif-alternatif yang diusulkan dengan penjelasan masing alternatif
c. Rencana dan Komponen Kegiatan
1. Batas-batas lahan yang langsung akan digunakan yang dapat menunjukkan
hubungan dengan pembangunan lain, pemukiman dan lingkungan hidup alami
2. Hubungan lokasi proyek dengan jarak dan tersedianya air, energi, sumberdaya
hayati, sumberdaya fisik serta masyarakat
3. Bangunan dan struktur lainnya dalam bentuk diagram berskala dan dalam peta
lokasi serta hubungan dengan bangunan dan stuktur yang sudah ada misalnya
jalan raya, jalan kereta api, dermaga dan sebagainya
4. Komponen dan aktivitas kegiatan proyek yang diperkirakan akan menimbulkan
dampak yang nyata pada lingkungan yang penting, antara lain :
- Pelongsoran tanah
- Ketidak stabilan lahan/lereng
- Bahaya banjir dan pencemaran lingkungan
- Daya serap tanah dan air tanah
- Penggundulan vegetasi penutup
- Perusakan dan gangguan terhadap habitat
- Gangguan terhadap migrasi hewan
- Kesenjangan dalam masyarakat
- Periusakan wilayah rawan seperti sejarah budaya masyarakat
- Gangguan terhadap pola kehidupan sosial-ekonomi dan sosial budaya
masyarakat yang terkena dampak keserasian lingkungan dan pemborosan
sumberdaya.
d. Tahap Pelaksanaan Proyek
1. Pra Konstruksi mencakup : survei, pembebasan lahan, persiapan bangunan
2. Konstruksi, mencakup : Jadwal tiap bangunan, metode pelaksanaan
pembangunan, penimbunan bahan bangunan, usaha mengurangi masalah
lingkungan
3. Pasca Konstruksi
1. Operasi dan pengolahan mencakup : rencana pengolahan, jumlah dan jenis
bahan kimia yang dipakai, rencana penyelamatan dan penaggulangan
bahaya
2. Akhir Proyek meliputi : lama proyek beroperasi, rencana pembersihan atau
memanfaatkan bangunan dan bahan bangunan, rehabilitasi dan reklamasi
rencana pemanfaatan kembali untuk kegiatan lain.
Karena suatu daftar deskripsi proyek tidak selamanya memiliki materi yang
sama, maka sebaiknya untuk lebih memperhatikan hal-hal yang dikehendaki dalam
suatu pedoman pemerintah, dan tim haruslah menyusun deskripsi proyek berpedoman
pada pengertian untuk apa deskripsi di susun dalam rencana proses pendugaan
dampak lingkungan. Informasi proyek apa yang diperlukan haruslah ditetapkan
bersama oleh tim atau paling sedikit tim inti yang meliputi bidang fisika-kimia-biologi
dan sosial ekonomi dan konsultan ahli bila diperlukan.

F. Pelingkupan atau Skoping


1. Pengertian Pelingkupan
Scoping dalam bahasa inggris diartikan sebagai fokus pandangan atau lingkup
pandangan atau perhatian. Sehingga skoping dalam Amdal dapat diartkan sebagai
proses untuk menetapkan dampak penting atau masalah utama dalam suatu proyek
terhadap lingkungannya. Jauh sebelum dilakukannya suatu proyek atau masih pada
rahap rencana stilah skoping sudah ada hanya saja dalam konteks scoping policy atau
lingkup rencana berupa kebijaksanaan perencanaan.
Pada konsep Amdal skoping dimulai pada tahap dasar penyusuan Kerangka
Acuan Kerja (KAK), selanjutnya dilakukan pada saat Penyajian Informasi Lingkungan
(PIL) dan pada saat menyusun Rencana penelitian lapangan yang lebih mendetail.
Skoping ini dimaksudkan agar dampak penting atau dampak utama yang akan terjadi
ditetapkan untuk dipusatkan pada lingkup tersebut, guna mendapatkan hasil skoping
yang lebih baik maka tim ahli banyak membuka pustaka-pustaka, laporan Amdal, dan
hasil pemantauan proyek yang sama dengan proyek yang akan diskoping.
2. Kegunaan Pelingkupan
Suatu studi Amdal sangat tergantung dengan masalah waktu dan biaya, biasaya
waktu yang diberikan untuk suatu studi hanya kurang lebih 6-12 bulan, sedangkan
biaya yang dibutuhkan dipengaruhi oleh jangka waktu, dimana biaya juga sangat
terbatas. Dengan demikian terkadang tim Amdal tidak dapat meneliti terlalu banyak
komponen dan sistem hubungan tiap komponen dalam lingkungan. Untuk itu dengan
jangka waktu dan biaya yang terbatas maka perlu dilakukan penentuan kompoenen
lingkungan yang akan diteliti yang terkait dengan dengan kompoenen yang akan
mendapatkan pengaruh atau dampak yang penting. Dengan demikian maka hasil
seleksi komponen yang akan berdampak merupakan hal yang masuk dalam konteks
skoping, sehingga kegunaan dari skoping tersebut dapat dirumuskan, sebagai berikut:
a. Identifikasi dampak penting atau masalah utama dari suatu proyek
b. Menetapkan komponen-komponen lingkungan yang akan terkena dampak nyata
c. Menetapkan strategi penelitian pada kompoenen lingkungan yang akan akan
terkena dampak
d. Menetapkan parameter atau indicator dari komponen lingkungan yang akan diukur
e. Efisiensi waktu atudi Amdal
f. Efisiensi Biaya studi Amdal
g. Komponen-komponen lingkungan yang ditetapkan sedikit atau sama sekali tidak
akan terkena dampak tidak akan dievaluasi lagi
Dengan demikian disimpulkan bahwa dengan skoping waktu, biaya, dan tenaga
pada studi Amdal dapat lebih efisien, tanpa banyak terbuang untuk komponen
lingkungan yang hanya memiliki dampak yang kecil.
1. Jenis Pelingkupan
Bealands dan Duinker tahun 1983, memberikan pengertian ada dua macam
skoping, yaitu ; skoping sosial dan skoping ekologi. Selanjutnya Sontag 1983,
memperkenalkan satu macam lagi yang disebut skoping kebijaksanaan dan
perencanaan. Adapun arti dan perbedaan ketiga macam skoping tersebut, adlah :
a. Skoping Sosial : adalah proses dari skoping yang menetapkan dampak penting
berdasarkan pandangan dan penilaian masyarakat. Setiap komponen dan sistem
dari lingkungan yang ada dinilai berdasarkan kepentingan bagi masyarakat baik
secara lokal, nasional ataupun international yang ditinjau dari aspek sosial-
ekonomi, sosial budaya maupun estetika
b. Skoping Ekologi : adalah proses dari skoping yang menetapkan dampak penting
berdasarkan pada nilai-nilai ekologi atau peranannya didalam ekologi
Dari kedua skoping diatas dinilai bahwa skoping sosial lebih memenuhi dsdalam
menguraikan ataupun menyajikan dalam laporan mengenai dampak dari suatu
proyek, sedangkan skoping ekologi lebih cocok sebagai dasar dari penelitian yang
lebih mendetail mengenai komponen yang akan terkena dampak.
c. Skoping Kebijaksanaan dan Perencanaan : adalah proses skoping untuk
menetapkan secara cepat pilihan dari suatu pembangunan proyek, menganalisis
masalah-masalah yan akan timbul sejak awal dan juga akan menghasilkan saran-
saran strategi didalam menjalankan atau membatalkan suatu proyek.
Proses skoping ini dapat menghindarkan pada pemborosan biaya, waktu dan
tenaga, karena hanya hal-hal penting yang ditetapkan untuk dilakukan. Hasil dari
skoping kebijaksanaan dan perencanaan, anatara lain :
1. Merumuskan garis besar dampak awal
2. Merumuskan ketidak jelasan
a. Menetapkan masalah-masalah yang akan timbul
b. Konsesensus secara terpadu akan ditetapkan antara instansi-instansi
pembangunan.
Perlu diketahui skoping kebijaksanaan dan perencanaan bukan skoping yang
harus dilakukan oleh tim Amdal dan tidak atau belum melibatkan masyarakat, akan
tetapi baru sebatas atara instansi-instansi pemerintah, ilmuan dan pemilik proyek,
dan hasil skoping ini bukan untuk merencanakan penelitian yang lebih detail, tetapi
untuk menetapkan kebijaksanaan dan perencanaan dari pemerintah. Hasil skoping
bersifat penyampaian-pemikiran-pemikiran dalam bentuk brainstorming. Contoh
dalam pelaksanaan scoping ini adalah membuat pertanyaan-pertanaan yang
diskenario dalam bentuk simulasi, dengan pertanyaan : Apa yang akan terjadi
jika…dst.

G. Rona Lingkungan
1. Umum
Rona Lingkungan diartikan sebagai suatu kondisi lingkungan sebelum ada
kegiatan proyek, atau merupakan kondisi eksiting aktual saat ini tanpa adanya
kegiatan dan masih bersipat natur atau alami. Untuk Studi Evaluasi Lingkungan (SEL)
Rona Lingkungan dapat disebut sebagai keadaan lingkungan sewaktu dilakukan
penelitian. Penyusunan deskripsi dari rona lingkungan merupakan bagian dasar yang
sangat penting dalam proses amdal seperti juga halnya dengan penyusunan deskripsi
proyek. Deskripsi proyek dan rona lingkungan yang tidak lengkap atau datanya tidak
tepat, akan menghasilkan pendugaan dampak yang tidak lengkap dan benar. Untuk
perencanaan penelitian terhadap rona lingkungan harus cermat dan dalam waktu yang
cukup

2. Pengertian Rona Lingkungan


Rona Lingkungan merupakan gambaran keadaan lingkungan ditempat proyek
yang akan dibangun dan di daerah sekitarnya. Rona lingkungan alam dan lingkungan
buatan manusia misalnya, pemukiman, pertanian dan sebagainya. Rona lingkungan
dalam proses pendugaan lingkungan mempunyai dua kegunaan utama, yaitu untuk
pendugaan keadaan lingkungan dimasa akan datang tanpa adanya kegiatan proyek
dan keadaan lingkungan dimasa akan datang dengan adanya kegiatan proyek. Untuk
dapat melakukan pendugaan maka perlu dilakukan pemahaman mengenai sifat dan
dinamikadari lingkungan tersebut. Dan untuk pemahaman sifat dan dinamika maka
perlu diketahui komponen-komponen lingkungan dan hubungan timbal balik antara
komponen tersebut.
Jaen at al tahun 1981 menamakan komponen tersebut sebagai atribut
lingkungan, yang menyatakan bahwa dampak lingkungan dapat dinyatakan sebagai
terjadinya perubahan dari komponen lingkungan dan perubahan hubungan antara
komponen lingkungan Sesuai dengan tujuan dilakukannya studi Amdal yanitu
melakukan pendugaan lingkungan yang mungkin terjadi karena adanya suatu proyek
yang akan dibangun
3. Pendekatan Pada Studi Rona Lingkungan
Berdasar pada pengertian Rona Lingkungan, maka pendekatan penelitian yang
dilakukan adalah dengan terlebih dahulu menyusun komponen-komponen lingkungan,
kemudian menyaring komponen-komponen lingkungan mana yang akan memiliki
dampak terhadap kegiatan proyek. Karena jika seluruh komponen-komponen
dilibatkan untuk diteliti maka dipast ikan waktu dan biaya sangat berpengaruh. Untuk
itu kita akan membahas berbagai pendekatan dari pustaka-pustaka dan pedoman-
pedoman yang dikeluarkan oleh pemerintah.
a. Pendekatan Yang Berdasarkan Kegunaan Bagi Pemakai
Menurut Canter 1977, bahwa penyusunan daftar komponen memiliki 3
kegunaan yaitu:
1. Kegunaan bagi pendugaan dampak
2. Kegunaan bagi pengambil keputusan atau instansi yang mengevaluasi
3. Kegunaan bagi pemilik proyek
Adapun penyusunan daftar komponen, adalah sebagai berikut ;
a. Menyusun daftar komponen lingkungan yang akan digunakan sebagai dasar
pendugaan dampak lingkungan yang akan terjadi karena adanya suatu proyek
b. Penyusunan daftar komponen lingkungan agar pengambil keputusan dan yang
mengevaluasidapat mengetahui kebutuhan-kebutuhan dari proyek dan
memahami cirri-ciri dan sifat lingkungan didaerah tempat dibagunnya proyek
serta nilai sumber daya alam dan lingkungan fisik bagi masyarakat setempat.
Hal-hal yang ingin diketahui biasanya telah dicantumkan dalam pedoman yang
dikeluarkan pemerintah
c. Menyusun daftar komponen lingkungan berdasarkan kebutuhan proyek

Pegangan umum yang paling penting didalam menyusun komponen-komponen


lingkungan, antara lain :
a. Semua komponen lingkungan yang diperlukan untuk diketahui karena akan
terkena dampak akan dicatat dan akan diteliti secara intensif
b. Komponen lingkungan yang kurang relevan dengan dampak yang akan terjadi
tetapi masih didalam daerah dampak perlu diteliti juga secara intensif, karean
pada dasarnya komponen-komponen lingkungan didalam suatu ekosistem
saling berhubungan.

Penyususnan daftar komponen-komponen lingkungan yang telah dikeluarkan oleh


pihak pemerintah hanya sebagai suatu acuan pemikiran, hal ini karena dari
berbagai studi amdal yang akan dilakukan tentunya tidak mengacu pda seluruh
komponen yang sama sesuai dengan pedoman penyusunan oleh pemerintah, akan
tetapi sangat terkait pada kepentingan Amdal yang akan distudi.

Mengingat bahwa dalam konsep program pembangunan dan konservasi


lingkungan hidup yang perlu diselamatkan adalah kedua-duanya, maka dalam
menyusun daftar komponen lingkungan yang perlu diperhatikan adalah pengaruh
proyek pada lingkungan dan pengaruh lingkungan pada proyek.

b. Cara Penyusunan Daftar Komponen Lingkungan


Cara yang efektif dan efisien serta relative mudah adalah mempelajari daftar-daftar
komponen lingkungan yang telah disusun oleh tim atau ahli. Baik yang terdapat
dalam pedoman berbagai instansi. Daftar komponen yang terdapat dalam berbagai
metode Amdal seperti, Metode Leopold, Metode Moore, Metode Fisher & Davis
Metode Sorenson dan lain sebagainya. Dan daftar komponen yang telah disusun
berbagai tim Amdal lain mengenai proyek sejenis dan sama.
Berdasarkan deskripsi proyek dan rona lingkungan, tim amdal melakukan skoping
untuk menetapkan komponen lingkungan apa yang akan terkena dampak penting.
Disamping itu digunakan pula daftar komponen lingkungan yang telah dipelajari
dari berbagai pustaka atau sumber lain. Penggunaan daftar komponen lingkungan
dari berbagai sumber ini didasarkan pada pertimbangan bahwa sangat banyaknya
komponen lingkungan dan cara pengelompokannya dapat dilakukan dengan
berbagai cara

1. Daftar Komponen Lingkungan Berdasarkan Metode Andal


Pada pembahasan ini akan dikemukakan 3 contoh daftar komponen yang akan
disajikan dan ketiganya memiliki cara pembagian yang berbeda, Cara yang
pertama disusun oleh Leopold tahun 1961. Daftar komponen disusun dalam
bentuk Checklist komponen lingkungan. Yang kedua oleh Sorenson tahun 1951,
yang menyajikan daftar komponen dalam bentuk jarinagn kerja atau network
atau disebut sebagai skema aliran dampak. Yang ketiga oleh Battelde-
Colombus tahun 1977, yang dikenal dengan bentuk daftar komponen
lingkungan yang dibagi berdasrkan fase pembangunan atau aktivitas proyek

2. Daftar Komponen Lingkungan dari Leopold


Leopold membagi komponen lingkungan menjadi 4 kelompok besar,
yaitu Fisik, Kimia, Biologis, Sosial dan hubungan Ekologi

3. Daftar Komponen Lingkungan dari Bettelde-Colombus


Komponen lingkungan yang disusun oleh Bettelde-Colombus bagi
proyek pembangunan sumber air,

4. Daftar Komponen Lingkungan dari Sorenson


Sorenson menyajikan komponen lingkungan dalam suatu jaringan kerja. Cara
ini banyak digunakan dengan diberi nama skema aliran atau aliran dampak.
Setiap tim Amdal dapat menyusun pembagian kelompok-kelompok yang
dianggap paling sesuai dengan proyek dan rona lingkungan yang sedang
dikerjakan. Begitupula uraian detail komponen agar dibuat secara sistimatis
ilmiah. Skoping komponen lingkungan yang diduga akan terkena dampak dapat
dibantu dengan metode Amdal yang telah disusun oleh para ahli terutama yang
mempunyai fungsi identifikasi atau penjaringan komponen lingkungan yang
baik.

H. Tugas dan Latihan


Pemberian tugas dan latihan sebagai salah satu bentuk kegiatan yang diberikan kepada
mahasiswa, untuk membuat tugas paper/Makalah pendek terkait lingkup pembahasan
pada Materi Unit 8, bertujuan agar mahasiswa melakukan pendalaman dan memperluas
wawasan terkait lingkup materi

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai