Anda di halaman 1dari 6

PERTUMBUHAN DAN PELURUHAN EKSPONEN

Pertumbuhan dan peluruhan merupakan salah satu penerapan fungsi eksponen dalam
dunia nyata. Pertumbuhan yang dimaksud di sini adalah penambahan jumlah/kandungan objek
tertentu yang teratur setiap periodenya dengan mengikuti barisan geometri, sedangkan
Peluruhan adalah lawannya, yaitu jumlah/kandungan objek tersebut berkurang.

Objek yang dimaksud di sini biasanya berupa: penduduk, luas tanah, harga barang,
mikroorganisme, zat kimia, dan lain sebagainya.

Pertumbuhan dan peluruhan masing-masing memiliki 2 jenis, yaitu linear dan


eksponensial. peluruhan dikatakan linear jika setiap periodenya menghasilkan selisih nilai yang
konstan dan dimodelkan sebagai suatu garis lurus, sedangkan dikatakan eksponensial jika setiap
periodenya menghasilkan selisih nilai yang memenuhi grafik fungsi eksponen. Di sesi ini, kita
mengutamakan pertumbuhan dan peluruhan eksponensial.

Pertumbuhan eksponen dinyatakan sebagai berikut :

Pn = P0 ( 1 + i ¿n

Keterangan :
Pn = kondisi objek pada saat period eke-n
P0 = kondisi objek mula-mula
i = persentase pertumbuhan
n = periode

Peluruhan eksponen dinyatakan sebagai berikut:

Pn = P0 ( 1 - i ¿n

Keterangan :
Pn = kondisi objek pada saat period eke-n
P0 = kondisi objek mula-mula
i = persentase pertumbuhan
n = periode
Peluruhan Zat Radioaktif

Salah satu contoh fungsi peluruhan atau fungsi pertumbuhan negatif yang cukup


dikenal dalam dunia sains adalah peluruhan zat radioaktif. Zat radioaktif adalah zat yang akan
meluruh menjadi zat lain sambil memancarkan sinar radioaktif (sinar alfa, sinar beta, dan sinar
gamma), contohnya uranium (U), plutonium (Pu), thorium (Th), curium (Cu), radon (Rn), dan
lain-lain. Sinar radioaktif, terutama sinar gamma ($\gamma$), dimanfaatkan dalam bidang
kedokteran untuk mendiagnosis sel kanker, sekaligus berpotensi menghancurkan sel kanker
tersebut.

Karena zat radioaktif meluruh menjadi zat lain, jumlah zat akan berkurang seiring dengan
berjalannya waktu. Jumlah zat radioaktif sebanding dengan aktivitas radiasi (besaran yang
diukur) sehingga dengan berlalunya waktu, aktivitas radiasi juga akan berkurang. Misalkan pada
saat awal $(t = 0),$ suatu zat radioaktif memiliki massa $N_0,$ maka massa ini akan berkurang
mengikuti fungsi eksponensial terhadap waktu.

Peluruhan zat radioaktif (radioactive decay mode) umumnya menggunakan waktu paruh,
yaitu waktu yang diperlukan oleh suatu zat radioaktif untuk meluruh sehingga massanya menjadi
setengah (separuh) kali massa mula-mula.

FUNGSI HIPERBOLIK DAN INVERSNYA


Dalam matematika banyak sekali digunakan campuran dari e x dan e− x. Kombinasi – kombinasi
dari e x dan e− x ini diberi nama khusus. Tiga fungsi hasil kombinasi ini adalah fungsi sinus
hiperbolik,cosinus hiperbolik dan tangen hiperbolik. Masih ada fungsi – fungsi lain yang
merupakan hasil kombinasi e x dan e− x yang tidak dibahas pada tulisan ini.

Apabila suatu fungsi dicerminkan terhadap garis y = x, maka fungsi tersebut akan memiliki
invers atau balikan. Demikian juga fungsi hiperbolik dengan membatasi pada daerah asalnya
fungsi ini akan mempunyai invers. Fungsi hiperbolik merpakan hasil kontruksi dari bentuk
eksponen e x dan e− x , lalu bagaimana menetukan invers fungsi hperbolik ini? Cara lebih mudah
adalah mengubah invers fungsi hiperbolik ke dalam bentuk logaritma natural. Sehingga apabila
invers fungsi hiperbolik diubah dalam bentuk logaritma natural akan lebih mudah dicari
penyelesaiannya.

Fungsi Hiperbolik

Ada kesamaan dasar antara fungsi hiperbolik dengan fungsi trigonometri. Fungsi
trigomometri terhubung erat dengan persamaan x 2 + y 2 = 1 ,sedangkan fungsi hiperbolik
diindentikkan dengan persamaan x 2 - y 2 = 1. Kesamaan dasar fungsi hiperbolik ,seperti

2 2 2 2
cos + sin = 1 pada trigonometri adalah cos x + sin x = 1. Penulisan sinus hiperbolik dan
cosinus hiperbolik disingkat dengan sin dan cos.

Definisi 1

Fungsi sinus hiperbolik didefinisikan oleh:

1 x −x
Sin x = (e −e )
2

Daerah asal dan daerah hasilnya adalah himpunan semua bilangan real.

Definisi 2

Fungsi cosinus hiperbolik didefinisikan oleh:

1 x −x
Cos x = (e −e )
2
Daerah asal adalah himpunan bilangan real dan daerah hasilnya adalah himpunan semua
bilangan real pada selang [1, ∞].

Definisi 3

Fungsi tangen hiperbolik didefinisikan oleh:

(e ¿ ¿ x−e )
−x
Tan x = ¿
(e x +e− x )

Daerah asal adalah himpunan semua bilangan real dan daerah hasilnya adalah himpunan semua
bilangan real pada selang (-1,1).

INVERS FUNGSI HIPERBOLIK

Syarat agar fungsi mempunyai invers adalah korespondensi satu – satu. Fungsi sinus hiperbolik
dan tangen hiperbolik adalah satu – satu, sehingga kedua fungsi tersebut mempunyai invers.
Untuk fungsi cosinus hiperbolik tidak mempunyai invers karena fungsinya tidak satu – satu akan
tetapi dengan membatasi pada daerah asalnya, fungsi cosinus hiperbolik dapat mempunyai invers
yaitu untuk x ≥ 0.

1. Invers Fungsi Sinus Hiperbolik


Invers fungsi sinus dinyatakan dengan y = sin −1 x atau y = arcsin x , adalah fungsi yang
memenuhi y = arcsin x jika dan hanya jika x = sin y. Daerah asal dan daerah hasilnya
adalah himpunan semua bilangan real.
Fungsi sinus hiperbolik dapat didefinisikan dalam bentuk eksponensial, maka agar lebih
mudah diselesaikan invers fungsi sinus hiperbolik dapat dinyatakan dalam bentuk
logaritma natural.
Dari definisi 1 diperoleh, y = arcsin x jika dan hanya jika x = sin y maka:
1 y −y
x= (e −e )
2
2x = e y −e− y
y −y
e −e −2 x =0
2y y
e −1−2 xe =0
(e y ¿2−2 xe y −1=0
Dengan menggunakan rumus abc menghasilkan:
2x ± √4 x +4
2
y
e =
2

2 x ± 2 √ x +1
2
y
e =
2

e y =x ± √ x 2+ 1

Karena e y >0, maka diperoleh e y =x + √ x 2+1 sehingga:

Y = sin x = in (x + √ x2 + 1

2. Invers Fungsi Cosinus Hiperbolik


Invers fungsi cosinus hiperbolik dinyatakan dengan y = cos−1 x atau y= arcos x, adalah
fungsi yang memenuhi y = arcos x jika dan hanya jika x = cos y, untuk ≥ 1 dan y≥ 0.
Dari x = cos y , dimana y≥ 0 diperoleh:
1 x
X= (e + e− x)
2
2x = e y +e− y
y −y
e +e −2 x=0
2y y
e + 1−2 xe =0
(e y ¿2−2 xe y +1=0

Penyelesaian persamaan ini menghasilkan:


2 x ± √ 4 x 2−4
e y=
2
y 2 x ± 2 √ x 2−1
e =
2
e =x ± √ x −1
y 2

Diketahui bahwa x≥ 1 dan y≥ 0 sehingga e y ≥ 1 mengakibatkankita memilih tanda positif,


maka diperoleh e y = x + √ x 2−1 jadi
Y = arcos x = in (x + √ x 2−1
Untuk x ≥ 1
3. Invers Fungsi Tangen Hiperbolik
Invers fungsi tangen hiperbolik ditulis y = tan−1 x atau y = arctan x, adalah fungsi yang
memenuhi y = arctan x jika dan hanya jika x = tan y , untuk -1 < x < 1 dan y ∈ R , jika
dinyatakan dalam bentuk logaritma diperoleh:
X = tan y
e2 y −1
X= 2y
e +1
2y 2y
xe + x=e −1
2y 2y
e −xe =1+ x
2y
e ( 1−x ) =1+ x
2y 1+ x
e =
1−x
1+ x
e y =√
1−x

Y = in
√ 1+ x 1 1+ x
= ∈
1−x 2 1−x
Sehingga diperoleh:
1 1+ x
Y = arctan x = ∈
2 1−x
Untuk -1 < x < 1

Anda mungkin juga menyukai