Anda di halaman 1dari 48

1

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Di era globalisasi seperti sekarang ini, secara tidak langsung akan
mempengaruhi pola hidup masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya.
Kebutuhan informasi penerbangan yang semakin cepat dan juga komunikasi
secara global telah mendorong terjadinya persaingan yang kompetitif antara
perusahaan dalam upaya menguasai pasar.Salah satu trnsportasi yang semakin
hari semakin pesat adalah industri penerbangan. Di Indonesia industri
penerbangan bukan lagi merupakan sebagai alat transportasi bagi kalangan
menengah ke atas,akan tetapidari berbagi kalangan dapat menggunakan alat
transportasi tersebut. Hal ini ditunjang dari Indonesia yang merupakan negara
Kepulauan. Untuk menghubungkan ribuan pulau di Indonesia transportasi laut
dan udara merupakan andalan utama.
Suatu usaha agar mengatasi suatu persaingan dikalangan industry yang
bergerak di bidang penjualan tiket pesawat maka salah satunya adalah dengan
menerapkan strategi harga, meletakkan suatu promosi dan kualitas pelayanan,
sehingga dapat membangun hubungan jangka panjang dengan konsumen
maupun calon konsumen. Produk yang ditawarkan perusahaan merupakan
sebuah tiket pesawat yang berkualitas dengan harga bersaing dalam pasaran
khusus

untuk

perusahaan

berkembang pesat diindonesia.

penerbangan

komersil

berjadwal

semakin

Dengan adanya persaingan yang ketat antara perusahaan sejenis,


perusahaan dituntut untuk lebih memahami segala aspek yang dibutuhkan
olehkonsumen. Kemampuan produk untuk memberikan kepuasan produk
dalam benak konsumen,menjadi suatu pimikiran dimana konsumen akan
menggunakan produk tersebut kembali. Perusahaan yang cerdas berusaha
memahami proses keputusan pembelian pelanggan secara penuh-semua
pengalaman mereka dalam pembelajaran, memilih, menggunakan, dan bahkan
menyingkirkan produk. Menurut (Kolter & Keller, 2009).
Faktor yang sangat penting dapat mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen adalah faktor harga. Harga merupakan unsur bauran pemasaran
yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. Menurut (Tjiptono,
1997) harga juga dapat menjadi indikator kualitas dimana suatu produk
dengan kualitas tinggi akan berani menetapkan dengan harga yang tinggi pula.
Namun suatu harga dapat juga menjadi suatu standar kualitas. Tidak jarang
para konsumen rela berkorban mengeluarkan biaya yang relatif mahal demi
mendapatkan kualitas yang mereka harapkan, karena di Indonesia harga
merupakan masalah yang dianggap sensitive. (dalam Abdurrahman ghufran,
2014).
Promosi adalah merupakan kegiatan dalam menarik perhatian konsumen
dalam memilih atau membeli suatu produk yang kita tawarkan, promosi juga
harus berisikan infomasi yang dapat merayu, membujuk konsumen maupun
calon konsumen untuk memilih produk tersebut, dan disebuah promosi
terdapat informasi keterangan yang cukup jelas, sehingga konsumen mengerti
dan dapat memahami dari sebuah promosi tersebut dan dapat membantu

dalam memutuskan pembelian di perusahaan tersebut dan menggunakan


kembali.
Selain memiliki pesaing yang sejenis di Tanjungpinang CV. Mitra Sukses
Tour And Travel Tanjungpinang juga harus tetap unggul diantara pesaingpesainga lainya dan dipercayai oleh konsumennya sehingga CV. Mitra sukses
Tour And Travel Tanjungpinang dapat bersaing dikalanagn usaha sejenis.
Banyaknya travel yang menawarkan berbagai keunggulan yang berada di
perusahaan sejenis, sehingga konsumen saat ini sangat cerdas dalam
memutuskan menggunakan dan membeli produk jasa di perusahaan yang
menurutnya sangat cocok dengan yang dia inginkan.
CV.Mitra Sukses Tour And Travel Tanjungpinang sangat memperhatikan
kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen nya.mereka mampu melayani
konsumen mereka yang banyak dengan memaksimalkan kemampuan mereka.
Di CV. Mitra Sukses Tour And Travel Tanjungpinang sangat memperhatikan
aspek-aspek yang berhubungan dengan kepuasan konsumen dalam kualitas
pelayanan yang dari mereka berikan. Karena mereka sadari bahwa aspekaspek tersebutlah yang membuat konsumennya percaya untuk kembali
memakai atau membeli tiket di travel tersebut.
Pentingnya masalah harga, promosi dan kualitas pelayanan maka CV.
Mitra sukses Tour And Travel Tanjungpinang harus memperhatikan baik-baik
hal yang mempengaruhi keputusan pembelian dan memakai jasa mereka dan
harus mengetahui cara mengantisipasi persaingan antara perusahaan sejenis.
Untuk meningkatkan keputusan pembelian tiket, maka perusahaan melakukan
evaluasi mengenai harga, promosi, dan kualitas pelayanan yang diberikan oleh
pelanggan. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti

dengan judul Pengaruh Harga, Promosi, dan Kualitas pelayanan terhadap


keputusan pembelian tiket pesawat Garuda Indonesia Air CV. Mitra Sukses
Tour And Travel Tanjungpinang
1.1 Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahn tersebut maka dapat diuraiaka
masalah yaitu:
1. Apakah harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian tiket dalam
menggunakan jasa penerbangan Garuda Indonesia di CV. Mitra Sukses
Tour And TravelTanjungpinang
2. Apaka promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian tiket Garuda
Indonesia di CV. Mitra Sukses Tour And TravelTanjungpinang
3. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh terhadap keputusan pembelian
tiket dalam menggunakan jasa penerbangan Garuda Indonesia di CV.
Mitra Sukses Tour And TravelTanjungpinang
4. Variabel manakah yang mendominasi terhadap keputusan pembelian tiket
penerbangan Garuda Indonesia di CV. Mitra Sukses Tour And
TravelTanjungpinang
1.2 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Subjek dalam penelitian ini adalah perusahaan travel yang
memberikan jasa penjualan tiket pesawat terbang yang bermacammacam, maka pada penelitian ini hanya memfokuskan pada
pembelian atas tiket Gararuda Indonesia air oleh CV. Mitra Sukses
Tour And Travel Tanjungpinang.
2. Untuk teknik sampling, kuisioner akan dibagikan dikantor BKKD
Prov. KEPRI, karena sebagian besar pegawai kantor BKKD Prov.
Kepri adalah konsumen yang loyal dalam menggunakan jasa

penerbangan dari Garuda Indonesia di CV. Mitra Sukses Tour And


Travel Tanjungpinang
3. Variable dalam penelitian ini terbatas pada harga, promosi, kualitas
pelayanan dan keputusan pembelian tiket pesawat Garuda
Indonesia di CV. Mitra Sukses Tour And Travel Tanjungpinang.
1.3 Kerangka Pemikiran
Dari seluruh latar belakang yang penulis ingin meneliti maka menggunakan
tiga factor yang dirasa penting untuk diteliti lebih lanjut, yaitu factor harga,
promosi, kualitas pelayanan. Factor-faktor tersebut secara tidak sadar saling
berurutan dan berpengaruh penting sebagai pertimbangan konsumen dalam
melakukan keputusan pembelian tiket garuda di CV. Mitra sukses Tour And Travel
Tanjungpinang.
Apabila hal-hal terpenuhi, maka konsumen memiliki pemikiran yang efektif
dalam memilih dan memutuskan membeli jasa penerbangan mana yang akan dia
gunakan. Secara garis besar kerangka pemikiran dapat digambarkan dalam berikut
ini:

1.4 Tujuan penelitian


Analisis harga, promosi dan kualitas pelayanan

terhadap keputusan

pembelian konsumen dalam menggunakan jasa penerbangan Garuda Indonesia


di CV. Mitra Sukses Tour And Travel Tanjungpinang adapun maksud dan
tujuannya adalah sebagai berikut:
1. Menganalisih apakah harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian
tiket pesawat Garuda Indonesia di CV. Mitra Sukses Tour And Travel
Tanjungpinang?
2. Menganalisis apakah promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian
konsumen terhadap pembelian tiket pesawat Garuda Indonesia di CV.
Mitra Sukses Tour And Travel Tanjungpinang?
3. Untuk menganalisis seberapa besar kualitas pelayanan berpengaruh
terhadap keputusan pembelian tiket pesawat Garuda Indonesia di CV.
Mitra Sukses Tour And Travel Tanjungpinang?
4. Untuk mengetahui pengaruh harga,promosi dan kualitas pelayanan
terhadap minat beli tiket pesawat Garuda Indonesia di CV. Mitra Sukses
Tour And Travel Tanjungpinang?
5. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh terhadap variabel-variabel
tersebut
6. Untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan dari variabel
tersebut dalam putusan pembelian tiket pesawat Garuda Indonesia di CV.
Mitra Sukses Tour And Travel Tanjungpinang?
1.5 Mafaat dan kegunaan penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara
praktis maupun ilmiah (teoritis).
a. Bagi konsumen

Penelitian ini diharapkan mampu memberi pemahaman kepada konsumen


dalam keputusan pembelian tiket pesawat Garuda Indonesia di CV. Mitra
Sukses Tour And Travel Tanjungpinang
b. Bagi perusahaan
Peneliti mampu mebeberikan informasi kepada perusahaan tentang
beberapa

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

keputusan

pembelian

konsumen menggunakan jasa penerbangan Garuda Indonesia di CV. Mitra


Sukses Tour And Travel Tanjungpinang
c. Bagi akademik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kepada
mahasiswa dan pengetahuan kepada para peneliti selanjutnyaterutama bagi
mahasiswa yang akan melakukan penelitian yang mengenai maskapai
penerbangan.
1.6 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara suatu masalah penelitian, dirumuskan
dalam pernyataan yang dapat diuji dan menjelaskan hubungan dua perubahan
atau lebih. Karena hipotesis masih merupakan jawaban sementara maka perlu
pembuktian kebenaranya.
1.7 Sistematika penulisan
Sistimatika penulisan merupakan penjelasan tentang isi dari masingmasing bab yang disajikan secara singkat dan jelasdari keseluruhan bagian
skripsi ini. Skripsi ini akan disajikan dalam lima bab dengan sistematika
penulisan secara berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan landasan teori yang mendukung perumusan masalah


penelitian,kutipan penelitian terdahulu kerangka pemikiran dan pengujian
hipotesis.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan mengenai jenis atau variabel penelitian dan defenisi
operasional, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, serta metode
pengumpulan data dan analisis data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan hasil penelitian yang kemudian dibahas untuk
menyampaikan jawaban atas masalah-masalah penelitian.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan penelitian,
dan saran-saran

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Harga

2.1.1

Pengertian Harga
Pemasaran adalah suatu hal yang sangat penting bagi perusahaan, jika

perusahaan ingin sukses mencapai tujuannya maka mereka harus mampu


untuk memasarkan produknya. Pemasaran hendaknya memberi sumbangan
pada perluasan dan pemuasan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Pemasaran merupakan ujung tombak perusahaan terutama sebuah jenis
perusahaan yang bergerak dibidang jasa. Dalam dunia persaingan yang
semakin ketat, perusahaan di tuntut agar tetap bertahan hidup dan
berkembang.
Pemasaran menurut Wiliam J. Staton (2007,dalam Danang sunyoto 2012 :
18), pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang
untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan
barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran
serta tujuan.
Defenisi diatas mempunyai beberapa pengertian penting:
1. Ini adalah defenisi sistem yang menejerial.

10

2. Seluruh sistem dari kegiatan bisnis berorientasi ke pasar atau


konsumen. Keinginan konsumen harus diketahui dan dipuaskan secara
efektif.
3. Pemasaran adalah proses bisnis yang dinamis, sebuah proses integral
yang menyeluruh, bukan gabungan aneka fungsi dan pranata yang
terurai. Pemasaran bukan kegiatan tunggal atau kegiatan gabungan.
Pemasaran adalah interaksi hasil dari berbagai kegiatan.
4. Program pemasaran dimulai dengan sebutir gagasan produk dan tidak
terhenti sampai keinginan konsumen benar-benar terpuaskan, mungkin
beberapa waktu setelah penjualan dilakukan.
5. Untuk berhasil, pemasaran harus memaksimalkan penjualan yang
menghasilkan laba dalam jangka panjang. Jadi, pelanggan harus
merasa

kebutuhannya

dipengaruhi

agar

supaya

perusahaan

memperoleh keseimbangan usaha yang biasanya sangat vital bagi


keberhasilan.
Pemasaran menurut Phlip kolter (2008,dalam Danang sunyoto 2012:18),
marketingis asocial and managerial process by which individuals and groups
obtain what they need and what through creating,offrering, and exchanging
products of value of with other(pemasaran adalah proses social dan menejerial
dengan mana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai.
Defenisi diatas mempunyai beberapa pengertian penting:
6. Ini adalah defenisi sistem yang menejerial.

11

7. Seluruh sistem dari kegiatan bisnis berorientasi ke pasar atau


konsumen. Keinginan konsumen harus diketahui dan dipuaskan secara
efektif.
8. Pemasaran adalah proses bisnis yang dinamis, sebuah proses integral
yang menyeluruh, bukan gabungan aneka fungsi dan pranata yang
terurai. Pemasaran bukan kegiatan tunggal atau kegiatan gabungan.
Pemasaran adalah interaksi hasil dari berbagai kegiatan.
9. Program pemasaran dimulai dengan sebutir gagasan produk dan tidak
terhenti sampai keinginan konsumen benar-benar terpuaskan, mungkin
beberapa waktu setelah penjualan dilakukan.
10. Untuk berhasil, pemasaran harus memaksimalkan penjualan yang
menghasilkan laba dalam jangka panjang. Jadi, pelanggan harus
merasa

kebutuhannya

dipengaruhi

agar

supaya

perusahaan

memperoleh keseimbangan usaha yang biasanya sangat vital bagi


keberhasilan.
Menurut Basu Swastha (2005,dalam Danang sunyoto 2012 :18),
pemasaran adalah system keseluruhan dari kegiata usaha yang ditunjukan
untuk

merencanakan,menentukan

harga,

mempromosikan

dan

mendistribusikan barang, jasa, ide, kepada pasar sasaran agar dapatat


mencapai tujuan organisasi. Konsep pemasaran menyatakan bahwa
pencapaian tujuan organisasi tergantung pada pengetahuan akan kebutuhan
dan kegiatan target pasar dan memberikan kepuasan yang diinginkan dengan
lebih baik dari pada pesaing.
2.1.2

Penetapan Harga

12

Menurut Kolter (1992, Dalam Danang Sunyoto. 2013 :171-172) Dalam


menetapkan harga pada sebuah produk perusahaan mengikuti prosedur enam
langkah:
1. Perusahaan dengan hati-hati menyusun tujuan-tujuan pemasarannya,
misalnya mempertahankan hidup, meningkatkan laba saat itu, ingin
memenangkan bagian pasar atau kualitas produk.
2. Perusahaan menentukan kurva permintaan yang

memperlihatkan

kemungkinan jumlah produk yang akan terjual per periode, pada tingkattingkat harga alternative. Permintaan yang semakin tidak elastic, semakin
tinggi pula harga yang dapat ditetapkan oleh perusahaan.
3. Perusahaan memperkirakan bagaimana biaya akan bervariasi pada tingkat
produksi yang berbeda-beda.
4. Perusahaan mengamati harga-harga para pesaing sebagai dasar utuk
menetapkan harga mereka sendiri.
5. Perusahaan memilih salah satu dari metode penetapan harga terdiri
penetapan harga biaya plus, analisis pulang pokok dan penetapan harga
sasaran, penetapan harga nilai yang diperoleh, penetapan harga yang
sesuai degan laju perkembangan dan penetapan harga sampul tertutup.
6. Perusahaan memilih harga final, menyatakan dalam cara psikologis yang
paling efektif dan mengeceknya unuk meyakinkan bahwa harga tersebut
sesuai dengan kebijakan penetapan harga perusahaan serta sesuai pula
dengan para penyalur, grosir, wiraniaga perusahaan, pesaing, pemasok dan
pemerintah.
2.1.3

Menentukan permintaan

13

Menurut Thamrin Abdullah (2012 :173) setiap harga yang ditentukan oleh
perusahaan akan membawa kepada tingkat permintaan yang berbeda dan oleh
karenanya

akan

mempunyai

pengaruh

yang

berbeda

terhadap

sasaran

pemasarannya. Skedul permintaan mengambarkan jumlah unit yang akan dibeli


oleh pasar pada periode waktu tertentu atas alternative harga yang mungkin
ditetapkan selama periode itu. Dalam kasus yang norma, hubungan permintaan
dengan harga adalah perlawanan, yaitu semakin tinggi harga semakin rendah
permintaan (dan sebaliknya).
2.2

Promosi

2.2.1

Pengertian Promosi
Dalam menejemen pemasaran dikatakan bahwa promosi merupakan ujung

tombak kegiatan bisnis suatu produk dalam rangka menjangkau pasar sasaran dan
menjual produk tersebut. Hamper dapat dipastikan bahwa promosi dilakukan
untuk produk baik berupa barang maupun jasa dan baik bermerek maupun tidak
bermerek. Kita dapat menemukan produk-produk yang tidak bermerek ditempattempat tertentu, misalnya dipasar tradisional atau kegiatan home industry seperti
produk berupa kue atau roti. Apalagi pada musim event-event besar seperti hari
raya idul fitri, hari raya natal,dan sebagainya. Kegiatan home industry meningkat,
karena pesanan berbagai macam kue atau roti semakin banyak pula dan kegiatan
ini pada umumnya hanya melibatkan anggota keluarga. Jika pesanan tidak mampu
dikerjakan oleh beberapa anggota keluarga, bias juga menggunakan tenaga orang

14

lain untuk membantu dan itupun kalau sudah selesai ataupun berkurang
pesanannya, maka kerja tambahan dari pihak luar dikurangi atau diberhentikan.
Bagi perusahaan besar kegiatan promosi produk dapat dilakukan melalui
televisi yang jangkauan siaran tidak hanya didalam negeri saja tetapai dapat
melalui media televise di luar negeri. Bahkan satu kegiatan promosi melalu media
televise terbilang sangat besar biaya promosinya sampai ratusan miliyar rupiah
dalam satu periode (tahun). Kegiatan promosi produk lainya melalui radio,
pameran produk, kegiatan social, kegiatan perlombaan, spanduk, brosur, kegiatan
seminar, penyuluhan, sampel produk. Dan lain sebagainya.
Menurut A.Hamdani (dalam danang sunyoto 2012 : 154) promosi
merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting
dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk. Kegiatan promosi
bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan
konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam
kegiatan pembelian atau penggunaan produk sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya.
Menurut Indriyono Gitosudarmo (danang sunyoto, 2012 :155) promosi
adalah merupakan kegiatan yang ditujukan untuk memengaruhi konsumen agar
mereka dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan
kepada mereka akan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli produk
tersebut. Adapun alat-alat yang dapat dipergunakan untuk mempromosikan suatu

15

produk dapat dipilih beberapa cara, yaitu iklan, promosi penjualan, publisitas,
personal selling yang disebut bauran promosi.
Menurut William J.Stanton (1991, Dalam Danang Sunyoto, 2013 :152),
promosi adalah unsure dalam bauran pemasaran perusahaan yang didaya gunakan
untuk memberitahukan, membujuk, dan mengingatkan tentang produk perusahaan
(promotions is the element an organizations marketing mix that serves to inform,
persuade, and remaind the market of the organization and or its products).
Bauran promosi adalah kombinasi dari penjualan tatap muka, periklanan,
promosi penjualan, publisitas, hubungan masyarakat yang membantu pencapaian
tujuan perusahaan (the promotion mix is the combination of personal selling,
advertising, sales promotion, publicity, and public relations that helps and
organization achieve its marketing objectives).
2.2.2

Penetapan Harga Promosi


Menurut Kolter& Keller (2009 :94) Perusahaan dapat memakai bebarapa

teknik penetapan harga untuk merangsang pembelian dini:


1. Penetapan harga pemimpin kerugian (loss-leader). Pasar swalayan dan
departemen store sering menurunkan harga merek terkenal untuk
merangsang lalulintas took yang lebih banyak tindakan ini layak dilakukan
jika pendapatan penjualan tambahan tersebut mengkompensasi marjin
yanglebih rendah atas barang yang dijual rugi. Produsen merek yang dijual
rugi biasanya keberatan karena praktik ini dapat merusak citra merek dan
menimbulkan keluhan dari pengecer yang menggunakan harga resmi.

16

Produsen berusaha mencegah perantara menerapkan penetapan harga


pemimpin kerugian dengan melobi undang-undang pemeliharaan harga
eceran, tetapi undang-undang ini sudah dibatalkan.
2. Penetapan harga acara khusus. Penjualan akan menentukan harga khusus
pada musim-musim tertentu untuk menarik lebih banyak pelanggan. Setiap
bulan agustus, ada obral kembali sekolah.
3. Rabat tunai. Perusahaan mobil dan perusahaan barang konsumen lain
menawarkan rabat tunai untuk mendorong pembelian produk produsen
dalam periode waktu tertentu. Rabat dapat membantu menghabiskan
persediaan tanpa memotong harga resmi yang dinyatakan.
4. Pembiayaan berbunga rendah. Alih-alih menurunkan harga, perusahaan
dapat menawarkan pembiayaan berbunga rendah kepada pelanggan.
Produsen mobil menggunakan pembiayaan tanpa bunga untuk menarik
lebih banyak pelanggan.
5. Jangka waktu pembayaran yang lebih panjang. Penjual,terutama bank
pinjaman dan perusahaan mobil, merentangkan pinjaman untuk periode
lebih panjang dan menurunkan pembayaran bulanan. Konsumen sering
tidak terlalu khawatir tentang biaya (suku bunga) pinjaman dan lebih
khawatir tentang apakah mereka dapat melakukan pembayaran bulanan.
6. Jaminan dan kontrak jasa. Perusahaan dapat mempromosikan penjualan
dengan menambahkan jaminan gratis atau biaya murah atau kontrak jasa.
7. Diskon psikologis. Strategi ini menetapkan harga yang cukup tinggi dan
kemudian menawarkan produk dengan penghematan yang cukup besar
misalnya, dulu $359, sekarang $299. Federal Trade Commision dan
better business memerangi taktik diskon illegal diskon dari harga normal
merupakan bentuk resmi penetapan harga promosi.

17

Strategi penetapan harga promosi sering menjadi zero-sum game (situasi


dimana keuntungan satu pihak diperoleh dari kerugian pihak lain). Jika
berhasil, pesaing menirunya dan strategi ini menjadi tidak efektif. Jika tidak
berhasil, strategi ini membuat perusahaan membuang-buag uang yang
seharusnya dapat dipakai dalam sarana pemasaran lainnya, seperti
membangun kualitas produk dan jasa atau memperkuat citra produk melalui
iklan.
2.2.3

Perilaku Promosi
Menurut Peter & Olson (2000, Dalam, Danang Sunyoto, 2013 :164)

strategi promosi harus mempengaruhi bukan hanya kognisi konsumen tetapi juga
perilaku mereka. Tujuan penjualan, laba dan pangsa pasar suatu perusahaan dapat
dicapai hanya jika konsumen melakukan prilaku tertentu, termasuk didalamnya
membeli produk tersebut. Berbagai macam promosi dapat digunakan untuk
mengurangi macam-macam perilaku di sepanjang rangkaian pembeli kosumsi.
Pada prilaku promosi ini akan dibahas mengenai ko1ntak informasi dan
komunikasi dari mulut ke mulut konsumen lainya.
2.3

Kualitas Pelayanan

2.3.1

Pengertian kualitas pelayanan


Menurut Tjiptono dalam basrah (2012), kualitas jasa/layanan merupakan

sesuatu yang dipersepsikan oleh pelanggan. Pelanggan akan menilai kualitas


sebuah jasa/layanan yang dirasakan berdasarkan apa yang mereka deskripsikan
dalam benak mereka. Pelanggan akan beralih kepenyedia jasa lain yang lebih

18

mampu memahami kebutuhan spesifik pelanggan dan memberikan layanan yang


lebih baik.
Konsep kualitas pelayanan merupakan focus penilaian yang merefleksikan
persepsi konsumen terhadap lima dimensi fisik dan kinerja layanan, perasuraman
et.al. dalam Kolter dan Keller (2009:56), menyimpulkan bahwa ada lima dimensi
yang dipakai untuk mengukur kualitas pelayanan, yaitu:
a. Bukti langsung (tangibles), berkenaan dengan penampilan fisik fasilitas
layanan, peralatan/perlengkapan, sumber daya manusia, dan materi
komunikasi perusahaan.
b. Relibilitas (reliability), berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk
menyampaikan layanan yang dijanjikan secara akurat sejak pertama kali
c. Daya tanggap (responsiveness), berkenaan dengan kesediaan dan
kemampuan penyedia layanan untuk membantu para pelanggan dan
merespon permintaan mereka dengan segera.
d. Jaminan (assurance), berkenaan dengan pengetahuan dan kesopananan
karyawan serta kemampuan mereka dalam menumbuhkan rasa percaya
diri (trust) dan keyakinan pelanggan (confidence).
e. Perhatian (empathy), berarti bahwa perusahaan memahami masalah para
pelangganya

dan

bertindak

demi

kepentingan

pelanggan,

serta

memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki jam


oprasi yang nyaman.
Menurut Tjiptono (2006) kualitas dapat diartikan sebagai suatu
kondisidinamis yang berhubungan dengan produk jasa, manusia, proses dan
lingkunganyang memenuhi atau melebihi harapan.

19

2.4

Keputusan Pembelian

2.4.1 Pengertian Keputusan Pembelian


Pengertian keputusan pembelian menurut Kolter adalah tahap dalam
pengambilan keputusan dimana konsumen benar-benar membeli (2001, dalam
Daryanto, 2011 :32). Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu
yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang
yang ditawarkan.
Menurut Peter & Olson (2000, Dalam Danang Sunyoto, 2013 :81)
pemasaran biasanya tertarik pada perilaku pembelian konsumen, terutama pilihan
merek mana yang akan dibeli. Dengan orientasi pemasaran yang diberikan,
penekananya pada pilihan pembelian konsumen. Yang harus diperhatikan adalah
bahwa konsumen juga membuat beberapa keputusan sehubungan dengan perilaku
tidak membeli. Seringkali pilihan tidak membeli ini dapat mempengaruhi
keputusan pembelian merek oleh konsumen (memutuskan untuk berjalan-jalan
atau menonton televisi dapat mengekspos konsumen pada rangsangan pemasaran).
Beberapa perilaku konsumen lain, ini menjadi sasaran

strategi pemasaran,

misalnya:Datanglah ke took kami siang ini untuk mendapatkan kopi dan donat
gratis!. Analisis kami terhadap keputusan pembelian dapat digeneralisasi untuk
pilihn tidak membeli ini.
2.4.2 Model Prilaku Konsumen Dalam Pengambialan Keputusan
Menurut Thamri Abdullah & Francis Tantri (2012 :111) Pada masa-masa
yang lalu, para pemasar dapat memahami para konsumen melalui pengalaman

20

penjualan sehari-hari kepada mereka. Namun, pertumbuhan dalam ukuran


perusahaan dan pasar telah menunjukan banyak maejer pemasaran dari kontak
langsung dengan para pelanggan. Para menejer harus semakin tergantung kepada
riset konsumen untuk memper oleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan kunci
berikut tentang setiap pasar:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Siapa yang membentuk pasar?


Apa yang dibeli pasar?
Mengapa pasar membeli?
Siapa yang ikut serta dalam pembelian?
Bagamana pasar membeli?
Kapan pasar membeli?
Dimana pasar membeli?

Penduduk (Occupants)
Objek (Objects)
Tujuan (objectives)
Organisasi (Organizations)
Operasi (operations)
Peristiwa (Occasions)
Tempat (outlets)

2.4.3 Tahapan Proses Keputusan Pembelian

Mengenal
Kebutuhan

Mencari
Informasi

Evaluasi
Alternati

Keputusan
Pembelian

Sumber : Kolter (1999,dalam Daryanto,2011:32)


Penjelasan:
1. Pengenalankebutuhan
Merupakan tahapan pertama proses keputusan pembelian, yaitu ketika
konsumen mengenali adanya masalah atau kebutuhan.
2. Pencarian informasi
Tahapan yang merangsang konsumen untuk mencari informasi lebih
banyak,konsumen mungkin hanya meningkatkan perhatian atau
mungkin aktif mencari informasi.
Sumber-sumber informasi antara lain:
Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan
Sumber komersial : iklan, wiraniaga, agen, kemasan, pajangan
Sumber publik : media massa, dan organisasi penilai konsumen

Tingkah laku
pasca
pembelian

21

Sumber

pengalaman

penggunaan produk
3. Evaluasi alternatif
Tahapan ketika konsumen

penengganan,

pemeriksaan,

menggunakan

informasi

dan

untuk

mengevaluasi merek alternatif dan perangkat pilihan.


4. Keputusan membeli
Tahap, ketika konsumen benar-benar membeli produk.
5. Tingkah laku pasca pembelian
Tahap ketika konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah
membeli berdasarkan pada rasa puas dan tidak puas.
2.5

Penelitian Terdahulu
Sebagai perbandingan dari penelitian ini akan dibahas beberapa penelitian

terdahulu yaitu:
1. Abdurrahman Ghufran (2014) telah meneliti tentang ANALISIS
PENGARUH HARGA,PROMOSI,KUALITAS PELAYANAN DAN
CITRA

MEREK

TERHADAP

KEPUTUSAN

PEMBELIAN

KONSUMEN (STUDI KASUS PADA PENERBANGAN PT GARUDA


INDONESIA DI SEMARANG
2. Elvi kencana dewi (2014) telah meneliti tentang PENGARUH
KUALITAS PELAYANAN, PROMOSI, HARGA DAN LOKASI
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN RUMAH TYPE 39/104 M2
PT. JAYA CIPTA GRAHA ABADI TANJUNGPINANG
3. Hosiana (2014) telah meneliti tentang PENGARUH PRODUK,
HARGA, PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TIKET
PESAWAT LION AIR PADA PT. ALYA ANUGERAH TOUR &
TRAVEL TANJUNGPINANG.

22

2.6

Kerangka Pemikiran
Dari pemaparan tinjauan pustaka diatas dan dari penelitian terdahulu maka

dapat disusun suatu pemikiran teoritis yang dapat digambarkan pada gambar:

2.7

Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, oleh karena itu rumusan penelitian biasanya disusun dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
disadarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai
jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum di jawaban yang
empirik (Sugiyono, 2004).
Berdasarkan Teori dan permasalahan yang ada, maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adala:
Hipotesis 1

23

Ho

: Harga bepengaruh positif terhadap keputusan pembelian

Ha

: Harga tidak berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

Hipotesis 2
Ho

: Promosi bepengaruh positif terhadap keputusan pembelian

Ha

: Promosi tidak berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

Hipotesis 3
Ho

: Kualitas Pelayanan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

Ha

: Kualitas Pelayanan tidak berpengaruh positif terhadap keputusan

pembelian
Hipotesis 4
Ho

: Harga, Promosi dan Kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap

keputusan pembelian
Ha

: Harga, Promosi dan Kualitas pelayanan tidak berpengaruh positif

terhadap keputusan pembelia

24

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pengertian Metodologi Penelitian
Pengertian metodoli penelitian menurut Sugiyono (2007:1) metode
penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data tujuan
serta kegunan pada aspek yang dikaji dan diteliti. Berdasarkan hal tersebut,
terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan
kegunan.
Penelitian yang baik harus menggunakan metodologi penelitian yang
cocok sehingga pada saart penelitian dilaksanakan, tingkat kesalahn terhadap
penelitian tersebut tidak terlalu besar atau bahkan tidak ada. Selain itu, objek
penelitiannya harus jelas. Pada bab ini penelitian menjelaskan tentang objek yang
diteliti serta metode apa yang digunakan dalam penelitian mengenai pengaruh
harga, promosi, dan kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian tiket
Garuda Indonesia di CV. Mitra Sukses Tour & Travel.
3.2 Jenis Penelitian
Penelitian kuantitatif digunakan dengan maksud untuk memperoleh data
dan informasi yang sesuai dengan judul penelitian, dan selanjutnya akan
dipaparkan dengan jelas guna member gambaran dengan adanya fakta-fakta yang
berkaitan dengan produk, harga dan promosi yang mempengaruhi keputusan

25

pembelian tiket pesawat Garuda Indonesia di CV. Mitra Sukses Tour & Travel
Tanjungpinang.
Pengertian Data Kuantitatif menurut Danang Sunyoto (2011 :22) data ini
berupa angka atau bilangan yang absolute dapat dikumpulkan dan dibaca relative
lebih mudah. Dengan melihat pada jumlah masing-masing angka seorang
penelitian dapat membuat persepsi. Misalkan data primer kualitatif, kemudian dari
bobot skor setiap jawaban responden dapat dilakukan analisis data. Atau datanya
berupa laporan keuangan suatu perusahaan, maka kejadian atas suatu transaksi
melalui rekening yang dibuka, seorang peneliti dapat melakukan analisis data
berdasarkan periode waktu.
Pengertian penelitian Kuantitatif menurut Sugiono (2007 :8) penelitian
kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada
sample tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis
data bersifat kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
ditetapkan.
3.3 Jenis dan sumber data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
skunder, berikut penjelasan dari data primer dan data skunder:
a. Pengertian data primer menurut Istijanto (2006, Dalam Danang
Sunyoto, 2011:22) adalah data asli yang dikumpulkan sendiri oleh
peneliti untuk menjawab masalah penelitiannya secara khusus. Pada
umumnya data prier ini sebelumnya belum tersedia, sehingga seorang

26

peneliti harus melakukan pengumpulan sendiri data ini berdasarkan


kebutuhanya. Berdasarkan sifatnya data primer dikatagorikan menjadi
dua macam, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
Peneliti mendapatkan data langsung dari sumber atau objek penelitian.
Sumberdata primer adalah kuesioner dan wawancara kepada responden
tentang pengaruh harga, promosi, dan kualitas pelayanan terhadap
keputusan pembelian tiket pesawat Garuda Indonesia di CV. Mitra
Sukses Tour & Travel Tanjungpinang.
b. Pengertian data skunder menurut Danang Sunyoto (2011:23) adalah
data yang bersumber dari catatan yang ada pada perusahaan dan dari
sumber lainnya yaitu dengan mengadakan studi kepustakaan dengan
mempelajari buku-buku yang ada hubungannya dengan objek
penelitian atau dapat dilakukan dengan menggunakan data biro pusat
statistic (BPS).
Peneliti menggunakan data skunder karena data-data yang diperoleh
dari perusahaan perusahaan di olah lebih lanjut dan menjadi lebih
informative jika digunakan oleh pihak ketiga.
3.4 Metode Pengumpulan Data
menurut Moh. Tika Ppabundu (2006:58) pengumpulan data adalah
prosedur yang sistimatik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.
Sedangkan menurut Jemmy Rumengan (2010:51) pengumpulan data adalah
aktivitas yang menggunakan prosedur sistematis dan standar untuk memperoleh
data yang diperlukan. Adapun cara yang dilakukan mengumpulkan data penelitian
ini adalah:
a. Kuesioner

27

Kuesioner merupakan teknik pengumpuln data yang dilakukan dengan


cara member seperangkat pernyataan kepada responden untuk menjawab.
b. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk mnemukan permasalahan yang
harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.
c. Studi pustaka
Penulis mengumpulkan data dengan cara mengumpulkan dan mempelajari
teori-teori dan literature yang dapat dijadikan bahan yang diteliti. Dan
merupakan keseluruhan proses penelitian sejak awal hingga akhir
penulisan proposal diajukan.
3.5 Populasi dan Sampel
Pengertian Populasi menurut Jemmy Rumengan (2010 :39) adalah
sekelompok orang, kejadian, sesuatu, yang mempunyai karakeristik tertentu. Jika
peneliti menggunakan sebagaian elemen dari populasi tersebut dengan sempel.
Populasi mewakili karakteristik yang ingin didapatkan oleh peneliti tersebut.
Pengertian sampel menurut mudrajad kuncoro (2009 :118) menjelaskan
bahwa sampel merupakan suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi yang
diharapkan dapat mewakili populasi penelitian. Penelitian ini dilakukan pada
pelanggan CV. Mitra Sukses Tour & Travel Tanjungpinang yang menggunakan
tiket Garuda Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen
periode Oktober-Desember 2015 yang menggunakan tiket penerbangan Garuda
Indonesia yang disediakan oleh CV. Mitra Sukses Tour & Travel Tanjungpinang.
Pengertian sampling menurut Sugiyono (2012 :64) adalah bagian dari jumlah dan

28

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik sampling atau teknik


pengambilan sampel untuk menentukan sampel dalam penelitian. Rumus
penentuan sampel, Husein Umar (2005 :109) adalah:

n=

n
1+ N ( e )

Keterangan:
n

= Jumlah Sempel

= Jumlah Populasi

= persen kelonggaran sampel yang masih dapat ditoleransi atau


diinginkan,

missal 10%

jika diketahui N = 360 orang dan e = 10%


maka,

n=

360
1+360 ( 0.10 )

= 9.99 Maka dibulatkan menjadi 100 responden

Dari jumlah populasi sebanyak 360 orang, setelah perhitungan diatas


besarnya

sampel

yang

diteliti

adalah

sebnayak

9.99=100

Orang

pelanggan/konsumen yang membeli tiket Garuda Indonesia di CV. Mitra Sukses


Tour & Travel Tanjungpinang.
3.6 Variabel Penelitian

29

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai dari orang, objek,
atau kegiatan yang mempunyai variasi yang ditetapkan oleh penelitian untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011).

a. Variabel dependen
Variabel ini adalah variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti.
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah keputusan pembelian.
b. Variabel Independent
Variable ini adalah merupakan variable yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab timbulnya variable dependent (terkait). Dalam
penelitian ini yang menjadi variable independent (bebas) variable X
adalah Harga (X1), Promosi (X2), dan Kualitas Pelayanan (X3).
3.7 Definisi Oprasional Variabel
a. Harga (X1), harga merupakan nilai yang ditukar konsumen untuk suatu
manfaat atas mengkonsumsi, penggunaan, dan pemilihan barang atau jasa.
Harga yang ditawarkan sesuai dengan manfaatnya. Harga yang ditawarkan
mampu bersaing dengan perusahaan lainya yang sejenis. Indicator harga
adalah:
1. Harga sesuai kualitas produk
2. Harga bersaing
3. Harga terjangkau
b. Promosi (X2), merupakan kegiatan pemasaran dalam membujuk,
menginformasikan tentang produk atau jasa yang CV. Mitra Sukses Tour
& Travel tanjungpinang. Indikatornya adalah:
1. Potongan harga
2. Iklan
3. Harga

30

c. Kualitas pelayanan (X3), Kualitas Pelayanan Dalam perusahaan jasa


seperti maskapai penerbangan, kualitas layanan menjadi sangat penting
karena

berhubungan

erat

dengan

kualitas

jasayang

diharapkan

dibandingkan dengan kualitas jasa yang dipersepsikan. Konsep kualitas


pelayanan merupakan focus penilaian yang merefleksikan persepsi
konsumen terhadap lima dimensi fisik dan kinerja layanan, perasuraman
et.al. dalam Kolter dan Keller (2009:56), menyimpulkan bahwa ada lima
dimensi yang dipakai untuk mengukur kualitas pelayanan, yaitu:
1. Bukti langsung (tangibles)
2. Relibilitas (reliability)
3. Daya tanggap (responsiveness)
4. Jaminan (assurance)
5. Perhatian (empathy)
d. Keputusan pembelian merupakan keinginan konsumen menggunakan jasa
CV. Mitra Sukses Tour & Travel Tanjungpinang. Keputusan pembelian
diukur dengan menggunakan indicator:
1. Produk
2. Harga
3. Promosi
Variabel

defenisi

indikator

No
indikator

pertanyaan

skala

peneliti
Harga

harga

1. H

2,3

1. Harga

tiket likert

merupakan nilai

ar

garuda

yang

ditukar

ga

terjangkau

konsumen untuk

se

dibandingkan

suatu

su

dengan

atas

ai

pesawat

mengkonsumsi,

ku

lainnya.

manfaat

masih

tiket

31

penggunaandan

ali

pemilihan

ta

pesawat

barang atau jasa.

Garuda

Harga

pr

terjangkau oleh

ditawarkan

od

semua

sesuai

uk

yang

dengan

Harga

yang

tiket

kalangan.
3. Garuda selalu

2. Harga
manfaatnya.

2. Harga

2
bersaing
3. Harga

merekomondas
ikan

ditawarkan

jasa

terjangkau
pernerbangan

mampu bersaing
dengan

cara

menjual

tiket

yang

lebih

dengan
perusahaan
lainya

yang
murah
4. Hargatiket

sejenis
1,3

yang
ditawarkan
Garuda
sesuaidenganke

promosi

merupakan
kegiatan
pemasaran

1. Potongan
harga
2. Iklan
3. Harga

1,3

mampuansaya
5. Membeli tiket likert
pesawat
Garuda karena

dalam

diskon

yang

membujuk,

ditawarkan

32

menginformasik
an

6. Menggunakan

tentang

2,3

tiket

pesawat

produk atau jasa

Garuda karena

yang CV. Mitra

mendapatkan

Sukses Tour &

potongan harga

Travel

apabila

tanjungpinang

membeli
dijumlah yang
banyak
7. Informasi dari
promosi

yang

diberikan
2

cukup jelas.
8. MengetahuiMa
skapai
Garudadaribros
ur,

pameran,

dan

media

cetak
Kualitas

Kualitas

pelayanan

Pelayanan
Dalam

1. Bukti
langsung
(tangibles)
2. Relibilitas

perusahaan jasa
(reliability)
seperti maskapai 3. Daya tanggap

1,2

9. Fasilitas

yang Likert

ada di Garuda
memadaikebut
uhankonsumen
10. Kelayakanmas
kapai

Garuda

33

penerbangan,
kualitas layanan

(responsivene 1,2,4
ss)
4. Jaminan

digunakanuntu

menjadi sangat

kpesawatberku

(assurance)
karena 5. Perhatian

penting

berhubungan

yang

alitas.
11. Kualitaspelaya

(empathy)
nan yang ada

erat

dengan
di

kualitas

Garuda

1,3,5
cukupbaik.
12. Petugas

jasayang
diharapkan

memiliki

dibandingkan

pengetahuan

dengan kualitas

2,5

dalam

Likert

Keputusan
jasa

yang

bidangnya
13. Petugas tampil

Pembelian
dipersepsikan

rapi

dalam

melayani
1,2

konsumen
14. Petugas
memberikan
informasi yang
jelas

tahap

dan

dalam
3,1,5

mudah

pengambilan
keputusan

dimengerti
15. Prosedur

dimana

pembelian tiket

konsumen

pesawat

34

benar-benar

1.
2.
3.
4.

membeli.

Produk
Harga
Promosi
Ketepatan

Pengambilan

Garuda mudah
dan cepat
16. Menggunakan
4,5

waktu
5. Proses

keputusan

pesawat
Garuda karena

merupakan

pembelian

suatu

tiket

terbiasa
kegiatan

individu

secara langsung
terlibat

berpergian
17. Waktu

yang
1,

dalam

penerbangan
sesuai dengan

mendapatkan

jadwal

dan

yang

diinformasikan
18. Memilikikesad

mempergunakan
aranterhadapke
barang

yang

1,4
butuhanperjala

ditawarkan.
nan
19. Aktifmencariin
formasitentang
kualitaspelayan
1,2,3

ansebelummem
utuskanpembel
ian
20. Merasapuasset
elahmemutuska
ndanmengguna

1,3
kanjasapenerba

35

ngan Garuda.

3.8 Teknik Penentuan Populasi dan Sampling


Pada prinsipnya adalah semua anggota kelompok manusia, binatang,
peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara
terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. Pengertian
populasi menurut Jemmy Rumengan (2010:39) populasi mewakili karakteristik
yang ingin didapatkan oleh pneliti tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah
konsumen dari CV. Mitra Sukses Tour & Travel Tanjungpinang, besarnya sampel
yang akan diteliti adalah sebanyak 286 Orang responden yang membeli tiket
pesawat Garuda Indonesia di CV. Mitra Sukses Tour & Travel Tanjungpinang.

36

3.9 Teknik Pengolahan Data


Tahap-tahap pengelolaan data yang dilakukan sebagai berikut:
1. editing, merupakan peroses pencegahan dan penyesuaian yang
diperoleh terhadap data penelitian untuk memudahkan proses
pemberian kode dan pemrosesan data dengan teknik statistik.
2. Coding, merupakan kegiatan pemberian tanda berupa angka pada
jawaban dari kuesioner untuk kemudian dikelompokan kedalam
katagori yang sama. Dengan tujuan menyederhanakan jawaban.
3. Scoring, yaitu mengubah data yang bersifat kualitatif kedalam bentuk
kuantitatif. Pemberian skor ini digunakan system skala likert, yaitu
untuk mengukur jawaban responden, dalam penelitian ini dipakai skala
likert. Dengan sekla likert, variable yang akan diukur dijabarkan
menjadi indicator, kemudian indicator tersebut dijadikan titik tolak
untuk menyusun item instrument yang dapat berupa pernyataanpernyataan. Menurut sugiono(2007:87) skor yang diberikan terhadap
jawaban atas pernyataan adalah sebagai berikut:
a. Simbol SS (Sangat Setuju)
diberi skor 5
b. Simbol S (Setuju)
diberi skor 4
c. Simbol KS (Kurang Setuju)
diberi skor 3
d. Simbol TS (Tidak Setuju)
diberi skor 2
e. Simbol STS (Sangat Tidak Setuju) diberi skor 1
4. Tabulating yaitu menyajikan data-data yang diperoleh dalam tabel,
sehingga diharapkan pembaca dapat melihat hasil penelitian dengan
jelas. Setelah proses tabulating selesai dilakukan, kemudian data diolah
dengan program SPSS 20.
3.9.1 Pengertian Kualitas Data
1. Uji reliabilitas
Realibilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indokator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau

37

handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas
dengan uji statistik Cronbach Alpha (). Suatu variabel dikatakan eliabel jika
memberikan nilai () 0,60 (Ghozali, 2006:45).
Pengertian Reliabilitas menurut Suharsimi (2006, Dalam Danang Sunyoto,
2011 :70) reliabilitas menunjukan pada suatu instrument cukup dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut tersebut
sudah baik. Instrument yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan
responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrument yang sudah dapat
dipercaya, yang reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa
kalipun diambil, tetap akan sama. Realibilitas menunjukan pada tingkat
keterandalan sesuatu. Realibilitas artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.
Butir kuisioner dikatakan layak (reliable) jika Cronbach Alpa >0,60 dan dikatakan
tidak reliable jika Cronbach Alpa <0,60. Dalam penelitian ini menggunakan
rumus Alpa.
Uji relibilitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a. Pengukuran ulang
Caranya, kepada responden diberikan pertanyaan yang sama namun
pada waktu yang berbeda. Darinya akan dilihat apakah jawaban yang
diberikan responden konsisten atau tidak.
b. Pengukuran sekali
Cara ini melakukan pengukuran yang dilakukan hanya sekali
kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan-pertanyaan lain
atau dilakukan dengan mengukur korelasi antara variable. Uji ini dapat

38

dilakukan dengan uji statistic cornbach Alpha. Suatu variable


dikatakan reliebel jika nilai Cornbach Alpa lebih besar dari 0,60.
2. Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
untuk mengungkapkan keputusan pembelian. Perhitungan ini akan dilakukan
dengan bantuan komputer program SPSS (Statistical Package for Social Science).
Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (correlated itemtotal correlations) dengan nilai r tabel. Jika nilai r hitung > r tabel dan bernilai
positif maka pertanyaan tersebut dikataka valid (Ghozali,2006:49).
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrument yang valid atau sahih
mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instumen dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrument dikatakan valid
apabila dapat mengungkap data dari variableyang diteliti secara tepat. Tinggi
rendahnya validitas instrument menunjukan sejauh mana data yang terkumpul
tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud Menurut
Suharsimi (2006 ,Dalam Danang Sunyoto 2011:69)
Pengertian uji Validitas menurut Sugiyono (2004:138) cara yang
digunakan adalah dengan analisa item, dimana setiap nilai yang ada pada setiap
butir pertanyaan dikorelasikan dengan total nilai seluruh butir pertanyaan untuk
suatu variable dengan menggunakan rumus korelasi product moment.
3.9.2 Uji Asumsi Klasik

39

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kondisi data yang


dipergunakan dalam penelitian. Hal tersebut dilakukan agar diperoleh model
analisis yang tepat. Penelitian ini menggunakan tiga pengujian asumsi klasik
yaitu, uji multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan normalitas yang akan
dijelaskan sebagai berikut:
a. Uji Multikolonieritas
Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi ditemukan adanya antar variabel bebas. Dalam model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
bebas (Ghozali, 2006). Pengujian multikolonieritas pada penelitian ini
dilakukan dengan melihat nilai dari Variance Inflation Factor (VIF)
dan Tolerancen yang dapat mengindentifikasi ada tidaknya masalah
multikolonieritas. Apabila nilai VIF < 10 atau nilai Tolerancenya >
0,10, maka model regresi yang digunakan padapenelitian ini dianggap
tidak memiliki masalah multikolonieritas.
b. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2006) uji heterokedastisitas menguji apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari suatu residual
pengamatan yang lain. Jika varians residual satu pengamatan
pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedastisitas, namun
jika berbeda disebut dengan heterokedastisitas. Model regresi yang
baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan
melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat
(dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya yaitu SRESID. Deteksi

40

ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada


tidaknya pola titik pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED,
dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah
residual (Y prediksi Y sesungguhnya) yang telah di-standarized
(Ghozali, 2006) Sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk uji
heteroskedastisitas adalah sebagai berikut :
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
suatu pola yang teratur (bergelombang melebar kemudian
menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.
Jika tidak ada pola yang jelas seperti titik-titik menyebar diatas
dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka hal ini
mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,
variabel terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi yang normal
atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data yang normal
atau mendekati normal.
Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat pada
bentuk distribusi datanya, yaitu pada histogram maupun normal probability plot.
Pada histogram, data dikatakan memiliki distribusi yang normal jika data tersebut
berbentuk seperti lonceng. Sedangkan pada normal probability plot, data
dikatakan normal jika ada penyebaran titik titik disekitar garis diagonal dan
penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Ghozali (2006) menyebutkan jika
data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan apabila data menyebar

41

jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model
regresi tidak memenuhi normalitas.
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah keadaan dimana terdapat trend di dalam variable dan
diteliti sehingga mengakibatkan e juga mengandung trend Autokorelasi
bermakna adanya korelasi data yang diurutkan dengan order waktu (dalam
data time series) atau antar tempat (data cross section). Tujuan digunakan
uji autokolerasi adalah untuk menguji ada tidaknya kolerasi antara variable
dependen dengan variable itu sndiri, baik nilai periode sebelumnya atau
nilai periode setelah. Pengertian Autokorelasi menurut Duwi Priyatno
(2010:87) defenisi autokorelasi adalah dimana terjadinya korelasi antara
residual pada suatu pengamatan dengan pengamatan lain pada model
regresi.
Akibat dari adanya autokorelasi dalam model regresi, koefesien regresi
yang diperoleh menjadi tidak effisien, yang dapat ditarikan tingkat
kesalahan menjadi sangat besar dan koefisien regresi menjadi tidak stabil.
Model uji ini menggunakan uji Durbin-Watson jika angka D-W diantara -2
sampai +2, berarti tidak ada korelasi. Persyaratan yang harus terpenuhi
adalah tidak adanya autokorelasi pada model regresi.
3.9.3

Analisis Regresi Linier Berganda


Menurut Andi supangat (2007 :325) garis regrensi (regrenssion line/line of

the best fit/estimating line) adalah garis yang ditarik diantara titik-titik (scatter
diagram) sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk menaksir besarnya

42

variable yang satu berdasarkan variable lain, dan dapat juga digunakan untuk
mengetahui macam korelasinya (positif atau negatifnya). Analisis regrensi
digunakan untuk melakukan prediksi bagaimana perubahan nilai variable
dependen bila nilai variable independen dinaikan atau diturunkan.
Penulis menggunakan program SPSS (statistical program for social
science) versi 20.0 for windows dengan analisis regresi linies berganda. Penulis
menggunakan regresi linier berganda karena menggunakan dua variable bebas dan
satu variable terkait. Regresi linier berganda digunakan untuk membuktikan
sejauhmana pengaruh harga, promosi, dan kualitas pelayanan terhadap keputusan
pembelian tiket pesawa Garuda Indonesia di CV.MitraSukses Tour & Travel
Tanjungpinang..
Model regresi adalah model yang digunakan untuk menganalisis pengaruh
dari berbagai variabel independen terhadap satu variabel dependen (Ferdinand,
2006). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi berganda (multiple regresional analisis). Analisis regresi berganda
digunakan

untuk

mengetahui

seberapa

besar

pengaruh

variabel

bebas

(Independent) yaitu: harga (X1), promosi (X2), dan kualitas pelayanan (X3),
terhadap variabel terikat (Dependent) keputusan pembelian (Y), sehingga
persamaan regresi linier bergandanya adalah sebagai berikut :
Y = a + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 + e
Keterangan :
Y = Keputusan pembelian
a = konstanta

43

b1 = koefisien regresi dari harga


b2 = koefisien regresi dari promosi
b3 = koefisien regresi dari kualitas pelayanan
X1 = harga
X2 = promosi
X3 = kualitas pelayanan
E = standar kesalahan
3.9.4

Uji Statistik
1. Uji t (Uji Parsial)
Bentuk pengujian ini digunakan untuk mendapat mengetahui pengaruh
antara variabel bebas dan variabel terikat secara keseluruhan atau cara
simultan.Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh
suatu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi
variable dependen (Ghozali, 2006).
Untuk menguji kebenaran hipotesis kedua langkah pertama yang
dilakukan adalh pengujian secara parsial memalui uji t. adapun rumusan
hipotesis dengan menggunakan Uji t adalah sebagai berikut:
3= 0
2= b
1= b
H 0 :b
artinya variasi variable bebas dapat menerangkan variable tidak bebas
(variable terikat) dan terdapat pengaruh diantara kedua variable yang diuji
H a : b1 b 2 b3 0
Artinya variasi variable bebas tidak terkait dapat menerangkan variable
bebas (variable terikat) dan terdapat pengaruh antara dua variable yang
diuji.

44

Penguji dilakukan melalui uji t dengan membandingkan t hitung (th) dengan


ttabel (tt) pada 0,05. Apabila hasil perhitungan menunjukan:
a. th tt maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Artinya variable bebas dapat menerangkan variable tidak bebas
(variable terikat) dan terdapat pengaruh diantara kedua variable yang
diuji.
b. th < tt maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Artinya variasi variabrl bebas tidak dapat menerangkan variable tidak
bebas (variable terikat) dan dapat pengaruh antara dua variable yang
diuji.
Untuk mebuktikan hipotesis pertama, yaitu untuk mengetahui besarnya
pengaruh secara keseluruhan dihitung koefisien determinasi multiplenya (R2). Jika
R2 yang diperoleh dari hasil perhitungan mendekati 1 (satu), maka semakin kuat
model tersebut dapat menerangkan variable tergantungnya. Kemudian dilakukan
pengujian variasinya dengan uji f.
Hipotesis diterima apabila titik lebih besar dari t tabel (th > tt ) atau diperoleh
harga p < 0,05. Untuk membuktikan hipotesis kedua, masing-masing koefisien
regresinya diuji dengan uji t. hasil uji t bermakna apabila diperoleh t hitung lebih
besar daripada ttabel (th > tt ) atau diperoleh harga probabilitas signifikannya < 0,05
(). Untuk pengaruh yang dominanditentukan oleh koefisien regresi terbesar.
2. Uji F (Uji Simultan)
Untuk menguji kebenara hipotesis pertama digunakan uji f yaitu untuk
menguji keberartian/signifikansi regresi secara keseluruhan dengan rumus
hipotesis sebagai berikut:
H 0 : b1=b 2=b3 =0

45

Artinya variasi dari model regresi berhasil menerangkan variasi variable


bebas secara keseluruhan, sejauh mana pengaruhnya terhadap variable
tidak bebas (variable terkait).
H a : b1 b 2 b3 0
Artinya variasi dari model regresi tidak berhasil menerangkan variasi
variable bebas secara keseluruhan, sejauh mana pengaruhnya terhadap
variable tidak bebas (variable terkait).
a. Jika f hitung < f table, maka indipenden tidak berpengaruh signifikan
terhadap variable dependen.
b. Jika f hitung > f table, maka variable independen mempunyai
hubungan yang signifikan terhadap variable dependen.
Tingkat signifikan menggunakan 0,05. Jika nilai signifikan f lebih kecil
dari 0,05 maka hipotesis alternative tidak dapat ditolak yang secara
statistic mempengaruhi variable dependen secara bersama-sama. Hasil uji
F dapat dilihat pada output ANOVA dari hasila analisis linier berganda.
3. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi bertujuan

untuk

mengukur

seberapa

jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai


koefisien determinasi adalah 0 < R < 1. Apabila nilai koefisien
determinasi (R) semakin mendekati angka 1, maka model regresi
dianggap semakin baik karena variable independen yang dipakai dalam
penelitian ini mampu menjelaskan variable dependennya. Untuk
mengevaluasi model regresi terbaik, penelitian ini berpatokan pada nilai
Adjusted R Square atau koefisien determinasi yang sudah disesuaikan
karena apabila memakai nilai R Square akan menimbulkan suatu bias yang

46

dapat meningkatkan R jika ada penambahan variabel independen.


Berbeda dengan R Square, nilai Adjusted R Square tidak akan
menimbulkan bias karena nilai R Square dapat naik atau turun apabila
sebuah variabel independen ditambahkan dalam model.

47

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Thamrin. 2012. Manajemen Pemasaran. PT. Raja Grafindo Persada:
Jakarta.
Duwi Priyatno. 2010. Cara Kilat Belajar Analisis Data Dengan SPSS. Penerbit
Medikom. Yogyakarta.
Elvi Kencana Dewi (2014). Pengaruh kualitas pelayanan, Promosi, Harga, dan
Lokasi terhadap keputusan pembelian rumah type 39/104 M2 pada PT.
Jaya Cipta Graha Abadi Tanjungpinang. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Pembangunan Tanjungpinang. Tanjungpinang
Fandy Tjiptono Dan Gregorius Chandra, 2005. Service, Quality dan satisfaction,.
Edisi pertama. Cetakan kedua. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Hosiana. 2014. Pengaruh Produk, Harga, Dan Promosi Terhadap Keputusan
Pembelian Tiket Pesawat Lion Air Pada PT. Alya Anugrah Tour & Travel
Tanjungpinang. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tanjungpinang.
Husein, Umar.2005. Riset Pemasaran Dan Perilaku Konsumen. Cetakan Ketiga.
Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Kotler, Philip. Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran (jilid 1). Penerbit
Erlangga :Jakarta.
Kotler, Philip. Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran (jilid 2). Penerbit
Erlangga :Jakarta.
Rika (2014). Analisis Kualitas pelayanan Terhadap Tingkat Kepuasan Siswa Pada
Perpustakaan SMA Negeri 1 Tanjungpinang. Tanjungpinang.
Sarwono, Jonatahan dan Tutty Martadireja. 2008. Riset Bisnis Untuk pengambilan
Keputusan, Edisi 1. Penerbit Andi: Yogyakarta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cet 18.
Bandung: IKAPI.
Sunyoto, Danang. 2012. Konsep Dasar Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen.
Penerbit CAPS (Center for Academic Publishing Service): Yogyakarta.

48

Sunyoto, Danang.2013. Perilaku Konsumen. Penerbit CAPS (Center for


Academic Publishing Service): Yogyakarta.
Sunyoto, Danang. 2012. Dasar-dasar Manajemen Pemasaran. Penerbit CAPS
(Center for Academic Publishing Service): Yogyakarta.
Tjiptono, fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Penerbit Andi Offset: Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai