Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi pada dasarnya adalah suatu upaya untuk menyampaikan


informassi.pesatnya perkembangan media komunikasi pada masa kini dan masa
mendatang dapat mengakibatkan kita menghadapi kesulitan untuk membedakan
media komunikasi yang kita perlukan.

Pada saat sekarang ini banyak sekali media yang digunakan oleh manusia
untuk berkomunikasi.komunikasi yang dilakukan dapat memberikan situasi
dimana kita dapat menyampaikan informasi baik secara langsung maupun tidak
langsung sesuai dengan yang kita lakukan.

Menurut littie john 1999 Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini
adalah komunikasi diadik yang melibatkan hanya dua orang secara tatap-muka,
yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara
langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal, seperti suami-isteri, dua sejawat,
dua sahabat dekat, seorang guru dengan seorang muridnya, dan sebagainya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Efektivitas Komunikasi


Secara sederhana, komunikasi dinilai efektif bila orang berhasil
menyampaikan apa yang dimaksudnya. Sebenarnya ini adalah salah satu ukuran
bagi efektivitas komunikasi. Secara umum, komunikasi dinilai efektif bila
rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksud oleh pengirim atau sumber,
berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima.
Bila S adalah pengirim atau sumber pesan dan R penerima pesan, maka
komunikasi disebut mulus lengkap bila respon yang diinginkan S dan respon ynag
diberikan R identik (Goyer,1970:10) :
R makna yang ditangkap penerima
= = 1
S makna yang dimaksud pengirim
Nilai 1 = yang menunjukkan kesempurnaan penyampaian dan penerimaan
pesan jarang diperoleh. Kenyataannya, nilai ini tidak pernah dicapai, paling-paling
hanya dapat dihampiri saja. Semakin besar kaitan antara yang kita maksud dengan
respon yang kita terima, semakin efektif pula komunikasi ynag kita lakukan. Bisa
saja R/S bernilai 0, yang berarti tidak ada kaitan sama sekali antara respon yang
kita inginkan dengan respon yang kita peroleh. Lambaian tangan orang yang
tenggelam, yang dimaksud untuk minta tolong, sama sekali tidak menghasilkan
respon yang diharapkannya bila balasan yang diperoleh dari temannya yang
sedang diatas perahu layar, hanya sekedar lambaian tangan balasan.
Contoh orang yang tenggelam diatas merupakan contoh ekstrem. Kini
mungkin anda betanya-tanya, apa saja manfaat komunikasi yang efektif dalam
kehidupan sehari-hari. Pengamatan jangka panjang atas sejumlah lulusan MIT (
Massachussetts Institute of Technology ), yang diwawancarai berkali-kali selama
lebih dari lima belas tahun, membuktikan bahwa komunikasi efektif merupakan
salah satu keahlian terpenting, bahkan boleh jadi merupakan hal yang paling
penting, untuk mencapai keberhasilan dan kebahagian hidup. Hal ini berlaku pula
bagi orang-orang yang amat pandai, yang mempunyai kemampuan tehnik amat
baik, atau bagi para lulusan sekolah yang bergengsi. Berdasarkan hasil risetnya,
penulis komunikasi efektif ini menekankan bahwa, kemampuan meningkatnya
manfaat komunikasi antar pesona merupakan suatu keahlian istimewa ”tidak
hanya bagi pengembangan pribadi dan keluarga, namun juga bagi peningkatan
karir” (Schein,1978:77).

2
Bagaimana cara mengukur keefektifan komunikasi? Kita tidak dapat menilai
keefektifan komunikasi yang kita lakukan bila apa yang kita maksudkan tidak
jelas; kita harus benar-benar tahu apa yang kita inginkan. Salah satu hal yang
membuat defenisi awal mengenai komunikasi efektif tidak memadai (bila orang
berhasil menyampaikan apa maksudnya) adalah bahwa dalam berkomunikasi,
mungkin kita menginginkan sebuah hasil atau lebih dari beberapa kemungkinan
hasil yang diperoleh. Kita akan membahas lima hal yang dapat dijadikan ukuran
bagi komunikasi yang efektif, yaitu pemahaman, kesenangan, pengaruh sikap,
hubungan yang makin baik dan tindakan.1
B. Ukuran bagi Komunikasi Efektif
1. Pemahaman
Arti pokok pemahaman adalah penerimaan yang cermat atas kandungan
rangsangan seperti yang dimaksudkan oleh pengirim pesan. Dalam hal ini,
komunikator dikatakan efektif bila penerima memperoleh pemahaman yang
cermat atas pesan yang disampaikannya (kadang-kadang, komunikator
menyampaikan pesan tanpa disengaja, yang juga dipahami dengan baik).
Kegagalan utama dalam berkomunikasi adalah ketidak berhasilan dalam
menyampaikan isi pesan secara cermat. Sebagai contoh, seorang manajer
pelayanan sebuah perusahaan minyak menerima telepon suatu pagi pada musim
dingin dari seorang wanita yang melaporkan bahwa pemanas minyaknya rusak.
Dan manajer itu bertanya” Berapa tinggi kedudukan termostat?” sebentar, jawab
wanita itu setelah beberapa menit ia kembali ke telepon, ”Lima kaki setengah inci
” katanya ”sama seperti biasa”. Kesimpangsiuran seperti ini merupakan kegagalan
yang khas untuk memeperoleh pemahaman. Jenis kesalahpahaman seperti ini
biasanya mudah diperbaiki melalui penjernihan umpan balik yang diterima, serta
mengulangi pesan semula.
Semakin banyak jumlah orang yang terlibat dalam konteks komunikasi,
semakin sulit pula untuk menentukan seberapa cermat pesan diterima. Ini
merupakan salah satu sebab mengapa diskusi kelompok sering kali berubah
menajadi ” arena bebas ”. Komentar demi komentar menjadi nyaris saling lepas,
tanpa kaitan antara satu dengan yang lainnya. Bahkan kelompok yang sudah
punya pegangan agenda pun, bisa saja mengalami kegagalan dalam mewujudkan
resolusi yang diperlukan bagi pemecahan masalah mereka. Situasi semacam ini
ini memerlukan lebih banyak lagi penjelasan, penyimpulan dan pengarahan
pendapat kelompok.

1Landasan Teori “Pengertian Efektivitas Komunikasi dan Organisasi”, http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-


efektivitas-komunikasi-dam.html, di akses pada tanggal 22 Maret 2018 pukul 18.30.

3
Berkenaan dengan komunikasi publik, telah banyak ditulis materi mengenai
bagaimana menyempurnakan pemahaman dalam menyampaikan informasi, kata
”pemahaman” sering diartikan sebagai ”tambahan informasi”. Yang harus diingat
oleh pembicara publik adalah bahwa umpan balik yang diterimanya seringkali
amat terbatas, jadi pembicaara harus berusaha agar seobjektif dan secermat
mungkin menjelaskan masalah yang dikemukakannya. Penggunaan sarana
pendukung, sejumlah contoh, anologi dan yang sejenisnya, membantu
memeperjelas materi pembicaraan.
Dalam komunikasi organisasional, salah satu hasil terpenting yang
diharapkan adalah pemahaman pesan secara cermat. Mustahil suatu perusahaan
akan berfungsi dengan baik bila para pegawai tidak memahami tugas yang harus
mereka kerjakan. Untuk mencapai atas informasi yang disebarkan melalui memo
perusahaan, buku pedoman pegawai, dan penjelasan lainnya yang merupakan
kebijaksanaan perusahaan.
Dalam komunikasi massa, penyebaran informasi juga sering menjadi tujuan
utama (Siaran warta berita, film dokumenter, acara video tape, segera terlintas
dalam pikiran). Mereka yang berkecimpung dalam media massa harus mampu
mengembangkan keahlian komunikasi mereka sehingga mereka dapat mengatur,
menyajikan dan menafsirkan informasi dengan cara yang dapat meningkatkan
pemahaman.
2. Kesenangan
Tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan maksud tertentu.
Sebenarnya, tujuan mazhab analisis transaksional adalah sekedar berkomunikasi
dengan orang lain untuk menimbulkan kesejahteraan bersama. Komunikasi
semacam ini biasa disebut komunikasi fatik (phatic communication), atau
mempertahankan hubungan insani. Sapaan singkat seperti : ”Hei”, ”Apa kabar ?”,
”Bagaimana keadaanmu?”, merupakan contoh komunikasi jenis ini. Berkencan,
minum kopi, dan ramah tamah merupakan acara yang sengaja dirancang agar
orang dapat memperoleh kesenangan dari perjumpaan dan obrolan-obrolan
tersebut. Tingkat kesenangan dalam berkomunikasi berkaitan dengan perasaan
kita terhadap orang yang berinteraksi dengan kita.
Tujuan komunikasi publik dapat pula untuk kesenangan, misalnya ceramah
setelah acara makan malam dan celoteh seorang penghibur yang sengaja
dilakukan untuk menyenangkan hadirin. Kebanyakan komunikasi informal dalam
suatu organisasi, berlangsung pada saat makan siang, istirahat minum kopi, piknik
bersama atau pada acara di klub dansa. Demikian pula di bioskop, dalam acara
komedi situasi, maupun dalam peristiwa olahraga di televisi, kita menyaksikan
hiburan yang diselenggarakan dalam skala besar.

4
C. Efektivitas Komunikasi Interpersonal dan Kelompok
1. Mempengaruhi Sikap
Andaikan lima orang politisi berunding untuk menentukan jalan terbaik bagi
penurunan biaya dalam kontrak militer, dan mereka menemukan jalan buntu
karena perbedaan yang tajam diantara mereka. Situasi semacam ini sering
disalahartikan sebagai : ”kagagalan komunikasi”. Bila piahk yang berdebat bisa
lebih saling memahami, dapat diperkirakan perbedaan diantara mereka dapat
dikurangi dan melalui perundingan mungkin dapat dicapai persetujuan. Menurut
Acuff (1993), sepanjang sejarah belum pernah ada kebetulan yang demikian besar
akan keahlian berunding secara internasional, yakni kemampuan para perunding
untuk saling mempengaruhi pihak lain dengan cara yang positif dan konstruktif.
Ingatlah, memahami dan menyetujui adalah dua hal yang sama sekali berlainan.
Ketika anda memahami pesan seseorang itu dapat saja berarti anda tidak
menyetujuinya, bahkan boleh jadi anda jauh lebih baik tidak setuju dari pada
sebelumnya.
Tindakan mempengaruhi orang lain merupakan bagian dari kehidupan sehari-
hari. Dalam berbagai situasi kita berusaha mempengaruhi sikap orang lain, dan
berusaha agar orang lain memahami ucapan kita. Proses mengubah dan
merumuskan kembali sikap, atau pengaruh sikap( attitude influence), berlangsung
terus seumur hidup. Dalam hubungan antar dua orang, pengaruh sikap sering
disebut ”pengaruh sosial”. Dalam obrolan dengan biro penasihat, hal ini disebut
”bujukan halus” (gantle persuasion). Mempengaruhi sikap tidak kalah pentingnya
dalam komunikasi kelompok kecil atau organisasional. Misalnya, konsesus
diantara anggota kelompok merupakan tujuan dalam diskusi untuk memecahkan
persoalan. Kegiatan industri sering mencoba, terutama melalui media masa untuk
mempengaruhi sikap publik atau bisnis raksasanya dengan cara penyajian yang
cenderung berlebihan (misalnya : iklan Exxon mengenai ekologi mengatakan
bahwa industri bahan bakar amat peduli pada masalah polusi yang disebabkan
oleh buangan industri). Bila diterapkan pada konteks komunikasi publik dan
komunikasi massa, proses mempengaruhi sikap disebut membujuk (persuasi).
Pengkajian komunikasi massa terutama berkenaan dengan pengaruh persuasif
pesan terhadap para pemimpin pendapat yang merupakan bagian dari khalayak
yang lebih luas.
Dalam menentukan tingkat keberhasilan berkomunikasi, ingatlah bahwa anda
bisa saja gagal mengubah sikap orang lain, namun orang tersebut tetap dapat
memahami apa yang anda maksudkan. Dengan perkataan lain, kegagalan dalam
mengubah pandangan seseorang jangan disamakan dengan kegagalan dalam
meningkatkan pemahaman.

5
2. Memperbaiki Hubungan
Sudah menjadi keyakinan umum bahwa bila seseorang dapat memilih kata
yang tepat, mempersiapkannya jauh sebelumnya, dan mengemukakannya dengan
tepat pula, maka hasil komunikasi yang sempurna dapat dipastikan. Namun
keefektifan komunikasi secara keseluruhan masih memerlukan suasana psikologis
yang positif dan penuh kepercayaan. Bila hubungan manusia dibayang-bayangi
oleh ketidak percayaan, maka pesan yang disampaikan oleh komunikator yang
paling kompeten pun bisa saja berubah makna atau didiskreditkan. Para pemilih
akan was-was pada janji walikota yang mengatakan bahwa bila ia dipilih kembali,
ia akan menempati semua janjinya semasa kampanye yang belum dipenuhi pada
masa jabatan yang pertama. Seorang pemuda munkin sulit untuk tetap percaya
bahwa si gadis masih tertarik padanya bila si gadis membatalkan lagi janji
kencannya untuk yang ketiga atau keempat kalinya. Pak professor akan curiga
pada mahasiswa yang meminta izin tidak ikut ujian tengah semester, bila satu jam
setelah itu, si mahasiswa memimpin rapat di senat mahasiswa.
Telah dikemukakan bahwa kegagalan utama dalam berkomunikasi muncul
bila isi pesan tidak dipahami secara cermat. Di pihak lain, kegagalan-kegagalan
lainnya muncul karena gangguan dalam hubungan insani yang berasal dari
kesalahpahaman. Hal ini tumbuh dari rasa frustasi, kemarahan atau kebingungan
(kadang-kadang muncul ketiga hal tersebut sekaligus) sebagai akibat kegagalan
awal dalam pemahaman. Karena kegagalan jenis ini cenderung
mempertentangkaan komunikator-komunikator yang terlibat maka
penanganannya menjadi sulit, Dengan mengakui bahwa awal kesalahpahaman
biasa muncul dalam komunikasi sehari-hari, mungkin kita dapat lebih sabar
menghadapinya dan menghindarinya, atau paling tidak meminimalkan pengaruh
buruknya terhadap hubungan antar persona.
Jenis pemahaman lainnya yang berpengaruh besar dalam hubungan insani
adalah memahami motivasi orang lain. Kadang-kadang komunikasi dilakukan
bukan untuk menyampaikan informasi atau untuk mengubah sikap seseorang, tapi
hanya untuk ”dipahami” dalam pengertian yang kedua ini.
3. Tindakan
Banyak orang berpendapat bahwa komunikasi apapun tidak ada gunanya bila
tidak memberi hasil yang sesuai dengan yang diinginkan. Sampai saat ini, hasil-
hasil yang telah dibahas antara lain ; pemahaman, kesenganan, mempengaruhi
sikap dan memperbaiki hubungan penting dalam kesempatan dan tempat tertentu.
Ada beberapa contoh tindakan yang menjadi penentu utama bagi keberhasilan
seorang komunikator. Dalam obrolan dengan seorang salesman mobil, salesman
itu tidak hanya menginginkan agar anda lebih menyukai mobil yang
ditawarkannya dari pada yang ditawarkan oleh perusahaan lainnya, namun ia pun

6
ingin anda membeli mobilnya; tujuan utamanya bukanlah mengubah sikap.
Seorang guru matematika akan kecewa bila muridnya mengatakan telah mengerti
suatu persoalan, tetapi tidak mampu mengerjakan soal yang serupa dalam ujian.
Kita bisa mempertanyakan keefektifan komisi keuangan yang telah dicapai
konsensus untuk mengimbangkan anggaran belanja, tetapi gagal
merealisasikannya.

Mendorong orang lain untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan yang kita
inginkan, merupakan hasil yang paling sulit dicapai dalam berkomunikasi.
Tampaknya lebih mudah mengusahakan agar pesan kita dipahami dari pada
mengusahkannya agar pesan kita disetujui. Selanjutnya, lebih mudah membuat
orang lain setuju untuk melakukan olahraga teratur dari pada membuatnya
melakukan olahraga. Kita tahu bahwa beberapa perilaku muncul karena paksaan,
tekanan sosial, atau karena peranan dokter, semua ini tidak memerlukan
perubahan sikap terlebih dahulu. Biasanya tindakan sukarela muncul lebih dulu
sebelum terjadi perubahan sikap. Bila anda mencoba membangkitkan tindakan
para penerima pesan, kemungkinan responnya yang sesuai dengan yang anda
inginkan akan lebih besar dari yang anda dapat :

 Memudahkan pemahaman penerima tentang apa yang anda harapkan,


 Meyakinkan penerima bahwa tujuan anda itu masuk akal, dan
 Mempertahankan hubungan harmonis dengan penerima.

Tindakan yang anda harapkan tidak secara otomatis, namun besar


kemunkinan akan terwujud bila ketiga hal tersebut diatas telah anda penuhi.
Kesulitan dalam mengusahakan agar penerima pesan melakukan tindakan seperti
yang diharapkan oleh pengirim pesan, menjadi jauh lebih besar dalam konteks
komunikasi organisasional dan komunikasi masa. Memo manajer yang pedas
untuk pegawai yang mangkir, akan menyebabkan jumlah pegawai yang
mangkir menjadi lebih banyak lagi, atau hasil produksi disabotase dibagian
perakitan. Jelas media masa sering tertarik pada kerumunan orang banyak, karena
ada promosi deterjen. Para peneliti masih mempertanyakan keefektifan
komunikasi masa dalam mengubah perilaku, Terbukti misalnya bahwa kampanye
politisi melalui media masa, kecil pengaruhnya secara langsung terhadap
perubahan cara-cara pemilihan.

Singkatnya, Lima hasil yang diperoleh melalui komunikasi insani yang


efektif adalah pemahaman, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang
lebih baik dan tindakan. Dalam beberapa topik yang berlainan dalam buku ini, ada
pembahasan khusus tentang setiap hasil komunikasi tersebut. Misalnya konsep
keserupaan sikap. Demikian pula, konsep kepercayaan, kekompakan dan

7
kredibilitas sumber, semuanya berkaitan dalam memperbaiki hubungan insani(
Lubis, 2002:42-48).

BAB III

KESIMPULAN

Komunikasi yang efektif terjadi apabila pesan diterima dan dimengerti


sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah
perbuatan secara suka rela oleh penerima pesan dan meningkatakan kualitas
hubungan antarpribadi, maupun kelompok dan tidak tidak ada hambatan untuk hal
itu.

Fungsi komunikasi interpersonal yang efektif ialah membentuk dan menjaga


hubungan baik antar individu atau kelompok dalam menyampaikan pengetahuan,
mengubah sikap dan perilaku, pemecahan masalah hubungan antar pribadi dan
citra diri menjadi lebih baik.

8
Daftar Pustaka

Lubis, Suwardi. 1999. Komunikasi Antarbudaya Studi Kasus Batak Toba dan
Etnik Cina. USU Press. Medan
Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu, Edisi
Pertama.
Anggota IKAPI. 1987. Komunikasi Mengena. Yogyakarta: Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai