OLEH :
EMA NURINI
NIM. 10.1053
TAHUN 2013
41
Diterima dan Disetujui untuk Dipertahankan Laporan Tugas Akhir dengan Judul
Asuhan Keperawatan Pada Tn. J dengan Gangguan Sensori Persepsi: Halusinas Pendengaran
Di Ruang Elang Rumah Sakit Khusus Provinsi
Kalimantan Barat
Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Ketua
Diperiksa dan disahkan oleh Penguji Pendidikan Tinggi Diploma III Keperawatan Bagian
Laporan Tugas Akhir Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YARSI Pontianak.
Penguji I
Penguji II
Penguji III
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
Proposal Tugas Akhir dengan judul : Asuhan Keperawatan Pada Tn. J dengan Gangguan
Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran di Ruang Elang Rumah Sakit Khusus Provinsi
Kalimantan Barat.
Laporan tugas akhir ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat
Dalam penulisan Laporan tugas akhir ini penulis banyak mengalami hambatan dan
kesulitan. Namun dengan izin Allah dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa moril
maupun materil yang telah diberikan demi kelancaran penulisan ini. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada :
1. Bapak Ridwan, M. Kep., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YARSI
Pontianak.
2. Bapak Jamel Djawi, S. Sos., M. Kes selaku Ketua Prodi D III Keperawatan
3. Ibu Ns. Masmuri, S. Kep., selaku pembimbing dalam penyusunan proposal tugas akhir ini
4. Ibu Wahyu Kirana, M. Kep, Sp. Jiwa dan Bapak Uti Rusdian Hidayat, S. Kep. Ns. ,selaku
5. Bapak Dwi Suseno, S. Kep, Ns., selaku kepala ruangan beserta perawat di ruang Elang
6. Bapak dan Ibu dosen beserta staf pendidikan STIKES YARSI Pontianak yang telah banyak
7. Bapak, ibu, adik serta keluarga tercinta yang telah memberikan doa dan dorongan
memberikan dorongan dan motivasi dalam penyusunan laporan tugas akhir ini.
9. Pihak-pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang juga telah banyak
Semoga bantuan serta partisipasi yang telah diberikan oleh bapak, ibu serta rekan-
Penulis
45
DAFTAR ISI
Halaman
LAMPIRAN ............................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 3
C. Ruang Lingkup Penulisan ......................................................................... 4
D. Metode Penulisan .................................................................................... 4
E. Sistematika Penulisan .............................................................................. 5
A. Pengkajian ............................................................................................ 34
B. Analisis data .......................................................................................... 53
C. Intervensi .............................................................................................. 56
D. Implementasi dan Evaluasi ................................................................... 74
BAB IV PEMBAHASAN
47
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 97
B. Saran............................................................................................................ 98
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR SKEMA
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
Persepsi: Halusinasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
belakangan ini seperti bencana tsunami dan gempa bumi tanggal 26 Desember
banjir dan lain-lain. Dampaknya masih sangat dirasakan oleh masyarakat yang
kesehatan jiwa yang lebih berat lagi seperti depresi, menarik diri, atau gangguan
jiwa lainnya. Salah satu gangguan jiwa yang sering terjadi adalah skizofrenia
biasa timbul pada usia sekitar 15 sampai 45 tahun . Namun ada juga yang berusia
sekitar 200 juta jiwa maka di perkirakan 2 juta jiwa menderita skizofrenia
(Depkes, 2009).
1
52
berasal dari dalam diri individu atau dari luar dirinya (Yosep , 2009, hlm.217).
khususnya di Ruang Elang pada tanggal 1 Januari 2013 31 Mei 2013 berjumlah
215 orang dengan kasus Halusinasi 120 atau 56 %, Isolasi Sosial 22 atau 10,23 %,
Perilaku Kekerasan 65 atau 30,23% dan Harga Diri Rendah 2 atau 0,9 %.
ada. Jika tidak ditangani dengan tepat akan berdampak serius bagi individu
tersebut. Salah satunya pada saat individu mengalami halusinasi yang menyuruh
pada kejelekan, maka akan beresiko menciderai diri sendiri dan orang lain (
meningkatkan stimulus persepsi agar kembali pada persepsi yang sesuai dengan
keperawatan, perawat tidak hanya berfokus pada pasien melainkan perawat harus
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum :
2. Tujuan khusus :
Ruang lingkup dalam penulisan laporan tugas akhir ini adalah asuhan
yang dirawat dari tanggal 30 Mei 2013 sampai dengan 05 Juni 2013.
55
D. Metode Penulisan
penyusunan proposal.
4. Pemeriksaan fisik
E. Sistematika Penulisan
Laporan tugas akhir ini terdiri dari lima bab yang disusun dengan
penatalaksanaan halusinasi
evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB II
LANDASAN TEORITIS
Bab ini memaparkan tentang tinjauan pustaka yang terdiri dari konsep dasar
halusinasi.
1. Pengertian
memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa pada individu yang
stimulus yang sebenarnya tidak ada (Keliat dan Akemat, 2012, hlm.109).
perubahan pola stimulus yang mendekat yang disertai dengan respon secara
6
58
adalah suatu persepsi klien terhadap stimulus dari luar tanpa ada objek yang
nyata dan merupakan gangguan persepsi suatu objek yang sebenarnya tidak
terjadi.
Menurut Stuart dan Laraia (2005, hlm.401), dalam model stress dan
adaptasi, gangguan jiwa dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
a. Faktor Predisposisi
1) Biologis
terutama serotonin.
2) Psikologis
dan lari dari alam nyata menuju alam hayal (Trimelia, 2011, hlm.17).
3) Sosial budaya
b. Faktor Presipitasi
objek yang ada dilingkungan dan juga suasana sepi atau terisolasi sering
Faktor presipitasi dibagi menjadi dua yang terdiri dari biologis dan
1) Biologis
2) Pemicu gejala
perilaku individu.
tekanan pekerjaan.
d. Sumber Koping
e. Mekanisme Koping
3) Menarik diri
f. Rentang respon
maladaptif.
65
1) Respons adaptif
sosial budaya yang berlaku. Dengan kata lain individu tersebut dalam
hlm.54) :
d) Perilaku sosial adalah sikap dan tingkah laku yang masih dalam
batas kewajaran.
lingkungan.
2) Respons psikososial
meliputi :
gangguan.
d) Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi
batas kewajaran.
67
orang lain.
3) Respons maladaptif
dari hati.
B. Penatalaksanaan Halusinasi
Penatalaksanaan pasien dengan halusinasi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu,
1. Penatalaksanaan Keperawatan
evaluasi.
a. Pengkajian keperawatan
Pada proses pengajian, data penting yang harus dikaji pada pasien
1) Jenis Halusinasi
a) Halusinasi pendengaran
berbahaya.
b) Halusinasi penglihatan
melihatnya .
c) Halusinasi penciuman
Klien mencium suatu bau yang muncul dari sumber tertentu tanpa
(a) Mencium sesuatu seperti bau mayat, darah, bayi, feses, atau
d) Halusinasi pengecapan
atau muntah.
e) Halusinasi perabaan
nyata.
rabaan.
72
f) Halusinasi kinestetik
terjadinya halusinasi.
73
Untuk mengetahui dampak helusinasi pada klien dan apa respons klien
keluarga atau orang terdekat dengan klien. Selain itu dapat juga
timbul.
4) Tahapan halusinasi
b) Tahap II ( comforting )
klien mulai menarik diri dari orang lain dengan intensitas waktu
yang lama.
d) Tahap IV ( Controlling )
e) Tahap V ( Conquering )
b. Pohon Masalah
halusinasi.
Risiko tinggi perilaku kekerasan
Effect
Perubahan persepsi sensori : halusinasi
Core Problem
Isolasi sosial
causa
Harga diri rendah kronis
c. Diagnosa Keperawatan
3) Isolasi sosial
teratur.
klien.
f. Tindakan Keperawatan
halusinasi muncul.
pasien.
pasien halusinasi
g. Evaluasi
kondis klien.
evaluasi setiap hari (Keliat dan Akemat, 2009, dalam Damaiyanti dan
2. Penalaksanaan Medis
1) Terapi (pengobatan)
hlm.35).
a) Biologi
elektrokonvulsif.
(1) Psikofarmaka
negatif.
drugs)
selama terapi.
86
b) Terapi non-biologi
banyak bergaul.
penderita.
88
sebagainya.
2) Pemeriksaan Diagnostik
a) CT scan
c) MRI fungsional
BAB III
LAPORAN KASUS
dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi di Ruang Elang Rumah Sakit Khusus
Provinsi Kalimantan Barat yang dilaksanakan pada tanggal 30 Mei sampai dengan 5
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Tn. J
Umur : 27 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
Pendidikan : SMP
Barat.
No. RM : 011569
40
92
2. Alasan Masuk
pada saat dirumah klien suka melamun, bicara sendiri, tertawa sendiri, kadang
dia dibawa oleh ibunya ke Rumah Sakit Khusus karena saat di rumah klien
pendengaran
3. Faktor Predisposisi
Rumah Sakit Khusus 9 tahun yang lalu. Terakhir klien rawat jalan 6
b. Trauma
punggungnya dan sampai sekarang masih diingat oleh klien. Klien masih
yang membuat kepala klien terbentur aspal. Saat itu klien dikatakan
saat ini klien belum mendapatkan pekerjaan. Mulai sejak itu klien malu
berhasil.
4. Faktor presipitasi
Dilihat dari catatan rekam medis, klien terakhir berobat 6 bulan yang
5. Pemeriksaan fisik
Nadi : 64 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5 C
c. Tinggi bada : 57 cm
Axilla : Kebersihan cukup, tidak ada lesi, tidak terdapat benjolan dan
2) Mata
3) Hidung
Mukosa bibir kering, jumlah gigi tidak lengkap, kebersihan cukup dan
5) Telinga
6) Dada
menit.
7) Abdomen
Tidak terdapat masa, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada
asites.
8) Ekstremitas
Bawah :Bentuk simetris, tidak terdapat oedem, tidak ada lesi dan
pergerakan baik.
Kekuatan Otot : 5 5
5 5
9) Integumen
6. Psikososial
a. Genogram
Klien anak bungsu dari 3 bersaudara. Klien tinggal dengan ibu dan
dengan keluarganya berjalan kurang baik. Klien suka acuh tak acuh dan
cepat tersinggung.
b. Konsep diri :
1) Citra Tubuh
2) Identitas
3) Peran
ibunya di rumah. Klien tidak puas dengan kondisinya saat ini, karena
4) Ideal diri
Klien berharap cepat sembuh dan pulang ke rumah lagi. Klien ingin
membeli motor.
5) Harga diri
c. Hubungan sosial
Klien mengatakan orang yang paling berarti adalah kedua orang tuanya,
lalu, klien jarang keluar rumah dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar
Klien terkadang malas bergaul dengan orang lain karena klien tipe orang
d. Spiritual
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dari penyakit yang dideritanya agar
2) Kegiatan ibadah
rumah sakit klien hanya berdoa agar klien dapat sembuh. Klien terkadang
7. Status mental
a. Penampilan
Penampilan klien kurang rapi, klien ganti pakaian jika diberi baju ganti
oleh perawat. Pada saat mandi klien masih diarahkan oleh perawat. Klien
mengatakan pada saat mandi hanya menyiram dengan air ke seluruh badan
b. Pembicaraan
mata klien kurang, klien sulit untuk fokus ketika diajak berbicara, bicara
100
lambat dengan nada suara lemah dan terkadang menunduk ketika sedang
diajak bicara.
c. Aktivitas motorik
d. Alam perasaan
menganggunya.
pendengaran
Afek klien labil, klien tampak ingin memukul orang lain. Setalah dikaji
klien mengatakan ingin memukul orang lain karena dorongan dari suara-
Klien tidak bisa memulai pembicaraan. Saat diajak berbicara sikap klien
tidak kooperatif. Terkadang klien sulit untuk fokus. Kontak mata klien
kurang.
isolasi sosial
memukul orang lain. Suara itu datang setiap malam pada saat klien ingin
klien sedang berdiam diri hingga membuat klien merasa kesal karena
menganggu tidurnya.
pendengaran
h. Proses pikir
i. Isi pikir
Klien tidak mengalami isi pikir seperti obsesi, depersonilisasi, fobia, ide
j. Tingkat kesadaran
sakit jiwa. Klien dapat menyebutkan kalau sekarang masih pagi dan klien
k. Memori
gangguan daya ingat saat ini dan konfabulasi dan saat ditanya berapa
orang saudaranya klien masih mengingat dan saat ditanya kegiatan klien
dalam 1 minggu terahir sebelum klien masuk rumah sakit, klien bisa
mengangkut air.
Klien sulit untuk fokus saat berbicara dengan perawat . Klien mampu
menghitung suatu objek yang nyata yang ada di sekitar klien dan juga
m. Kemampuan penilaian
ingin dilatih berapa kali sehari, dua kali atau tiga kali. Klien menjawab
Klien menyadari bahwa klien sekarang berada dirumah sakit jiwa dan
bantuan minimal misalnya disuruh duduk yang sopan dan mencuci tangan
sehari, gosok gigi 1x sehari, klien jarang keramas . Klien ganti pakaian
tidak menentu, dalam satu hari biasanya tidak berganti pakaian tapi
klien mengatakan bahwa hari ini sudah berganti pakaian. Untuk BAK
dengan cara yang benar tampak pada saat makan klien tidak mencuci
3) Tidur : klien mengatakan tidak ada masalah saat tidur dan merasa
nyenyak. Klien tidur sekitar 8 jam sehari mulai dari jam 21. 00 sampai
masih diarahkan oleh perawat seperti makan, klien disuruh duduk dengan
sopan dan disuruh mencuci tangan terlebih dahulu. klien belum dapat
d. Sistem pendukung
1) Keluarga
ibunya biasa menjenguknya seminggu satu kali dan biasa dua kali.
105
2) Terapis
Sebelum masuk rumah sakit : klien pada saat dirumah tidak minum
sembuh.
Saat masuk rumah sakit : klien dirawat dirumah sakit khusus dan
perawat.
3) Teman sejawat
4) Kelompok sosial
dirinya.
9. Mekanisme koping
Klien mengatakan lebih suka berdiam diri jika ada masalah dan tidak mau
berinteraksi.
106
Klien memiliki masalah dalam berhubungan dengan orang lain. Klien tipe
11. Pengetahuan
Klien menyadari bahwa saat ini klien berada dirumah sakit khusus dan
mengetahui sebab jika klien dibawa kerumah sakit, sistem pendukung, dan
b. Pengobatan :
c. Pemeriksaan Laboratorium
B. Masalah Keperawatan
2. Resiko menciderai
3. Isolasi Sosial
C. Pohon Diagnosa
D. Analisis Data
DO.
- Klien tampak bicara atau tertawa sendiri.
- Klien tampak gelisah
- Klien kadang tampak berjalan mondar
mandir di ruangan
110
DO.
- Klien tampak gelisah
- Klien kadang tampak berjalan mondar
mandir di ruangan
- Afek klien labil
DO.
- Klien tidak mampu memulai pembicara
- Klien tidak kooperatif
- Kontak mata klien kurang
111
C. Rencana Tindakan
lain.
- Menyebutkan SP. 2
kegiatan yang sudah - Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien Ema
dilakukan (Sp 1) Nurini
- Berkenalam dengan - Latih cara berkenalan dengan satu orang.
satu orang - Anjurkan pasien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian.
- Menyebutkan SP. 3
kegiatan yang sudah - Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien Ema
dilakukan (SP 1 dan SP 2). Nurini
- Berkenalam dengan - Latih cara berkenalan dengan dua orang
dua orang atau lebih atau lebih
- Anjurkan pasien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
46
- Mempraktikkan cara
merawat pasien
dengan isolasi
sosial. SP. 2 Ema
- Melakukan cara - Evaluasi SP 1 Nurini
merawat langsung - Latih keluarga langsung ke klien.
47
SP. 2
- Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)
- Pilih kemampuan kedua yang dapat
dilakukan
- Latih kemampuan yang dipilih
- Masukkan dalam jadwal kegiatan harian Ema
Nurini
51
SP. 3
- Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 dan
SP 2)
- Memilih kemampuan yang dapat Ema
dilakukan Nurini
- Masukkan dalam jadwal keluarga klien
Keluarga mampu : Setelah 6 kali SP. 1
Marawat klien dengan pertemuan keluarga - Identifikasi masalah yang dirasakan
harga diri rendah mampu : dalam merawat klien
dirumah dan menjadi - Mengidentifikasi - Jelaskan proses terjadinya HDR
sistem pendukung yang kemampuan yang - Jelaskan tentang cara merawat klien
efektif bagi klien dimiliki klien - Bermain peran dalam merawat klien
- Menyediakan HDR
fasilitas untuk klien - Susun RTL keluarga/jadwal keluarga
melakukan kegiatan untuk merawat klien
- Mendorong klien
melakukan kegiatan Ema
- Memuji klien saat Nurini
klien dapat
52
melakukan kegiatan
- Membantu melatih
klien
- Membantu
menyusun jadwal
kegiatan klien
- Mambantu
perkembangan
klien
SP. 2
- Evaluasi kemampuan SP 1
- Latih keluarga langsung ke klien
- Susun RTL keluarga/jadwal untuk Ema
merawat klien Nurini
SP. 3
- Evaluasi kemampuan keluarga
- Evaluasi kemampuan klien
- RTL keluarga yaitu follow up dan Ema
rujukan. Nurini
53
SP. 2
- Evaluasi SP 1
- Latih keluarga merawat langsung ke
klien, kebersihan diri dan berdandan
- Susun RTL keluarga/jadwal untuk
merawat klien Ema
Nurini
SP. 3
- Evaluasi kemampuan SP 2
- Latih keluarga merawat langsung ke Ema
klien cara makan Nurini
56
Implementasi Evaluasi
S:
Jumat, 31 Mei 2013
- Klien mengatakan sudah
jam 07.00 14.00 WIB
melakukan latihan menghardik
Kondisi Pasien:
halusinasi secara mandiri
Data Subjektif :
- Klien mengatakan senang bisa
- Klien mengatakan masih
belajar cara mengontrol
mendengar suara yang
45
P:
PS:
- Latihan mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik dan
bercakap-cakap.
- Lakukan diskusi/ bercerita
dengan satu orang yang sudah
dikenal.
- Latihan menyapu dan mengepel
- Lakukan mandi dengan
menggunakan sabun, sikat gigi
dan berhias (bersisir) setelah
mandi
- Masukkan kedalam jadwal
kegiatan harian.
Perawat
Ema Nurini
49
P:
PS:
- Latihan mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik,
bercakap-cakap, aktivitas
terjadwal dan minum obat secara
teratur.
- Latihan kegiatan menyapu,
mengepel, merapikan tempat
tidur dan mengangkut air.
- Lakukan mandi dengan
menggunakan sabun, sikat gigi
dan berhias (bersisir) setelah
mandi.
- Lakukan cara BAK/BAB yang
benar.
- Masukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
Perawat
Ema Nurini
Perawat
Ema Nurini
Keluarga:
- Jangan membiarkan J melamun
dan sendirian.
- Buatlah kegiatan keluarga
seperti makan dan sholat
bersama.
- Pantaulah pelaksanaan jadwal
kegiatan harian J dan berikan
pujian jika J berhasil
melakukannya.
- Ingatkan kembali J tentang
kegunaan obat dan minum obat
secara teratur.
- Bantulah J mengontrol
halusinasinya dengan cara
menepuk punggung dan
menghardik
- Ingatkan J agar selalu
menggunakan sabun saat
mandi, gosok gigi, keramas,
ganti pakaian dan bersisir
setelah mandi
- Ingatkan J agar selalu cuci
tangan dan berdoa sebelum
makan.
Perawat
Ema Nurini
62
P:
PS.
- Latihan mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik,
bercakap-cakap, aktivitas
terjadwal dan minum obat secara
teratur.
- Latihan kegiatan menyapu,
mengepel, merapikan tempat
tidur dan mengangkut air.
- Lakukan mandi dengan
menggunakan sabun, sikat gigi
dan berhias (bersisir) setelah
mandi.
- Lakukan cara BAK/ BAB yang
benar.
- Masukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
Perawat
Ema Nurini
65
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan jiwa pada
Rumah Sakit Khusus Provinsi Kalimantan Barat. Ruang lingkup dalam pembahasan
A. Pengkajian
rentang respon.
Hasil pengkajian yang diperoleh dari Tn. J, salah satu yang menyebabkan
gangguan jiwa pada Tn.J adalah kecelakaan yang membuat kepala klien terbentur
aspal. Hasil konsultasi dengan dokter, klien mengalami gangguan pada syarafnya.
klien juga pernah mengalami trauma seperti aniaya fisik pada usia 15 tahun.
Ayahnya memukul punggungnya dan sampai sekarang masih diingat oleh klien.
Hal ini sama dengan teori yang dikemukakan oleh Stuart dan Laria yang
110
66
biologis, yang ditunjukkan dengan adanya gangguan pada otaknya . Trauma masa
lalu dan kondisi lingkungan yang tidak bersahabat merupakan faktor psikologis
penyebab halusinasi. Dilihat dari catatan rekam medis, klien terakhir rawat jalan
6 bulan yang lalu. Setelah itu tidak pernah kontrol obat lagi. Selain itu, klien
membicarakan kondisinya saat ini. Klien malu karena sampai dibawa ke Rumah
Sakit Khusus. Hal ini sama dengan teori yang dikemukakan oleh Videbeck (2012,
penghentian obat yang mengakibatkan kambuhnya gejala semula dan gejala baru
tersedia klien gunakan. Seperti keluarga, terapis, teman sejawat dan kelompok
sosial. Klien lebih suka berdiam diri jika ada masalah dan tidak mau
membicarakannya Hal ini sesuai dengan teori menurut Fitria (2009, hlm.57)
mekanisme koping yang dilakukan yaitu klien lebih memilih berdiam diri jika
ada masalah, tidak mau membicarakannya dan suka menghindar jika diajak
untuk berinteraksi. Hal ini sama dengan teori yang di kemukakan oleh Struat
Akan tetapi rentang respons klien telah masuk pada respons maladaptif
seperti mengalami halusinasi dan perilaku yang tidak sesuai, hal ini sama dengan
teori yang dikemukakan oleh Damaiyanti dan Iskandar (2012, hlm.54) bahwa
hanya saja untuk gangguan pikiran/ waham tidak didapatkan data yang
menunjang.
(Condeming), hal ini sama dengan teori yang dikemukakan oleh Yosep (2009,
hlm.222). Klien mulai merasa tidak mampu lagi mengontrol halusinasinya dan
mulai berupaya menjaga jarak antara dirinya dengan objek yang dipersepsikan.
Klien mulai menarik diri dari orang lain dengan intensitas waktu yang lama.
rekam medis yang lengkap, pengkajian yang didapat dari hasi wawancara dengan
klien dan hasil wawancara singkat yang dilakukan pada keluarga. Sedangkan
68
untuk faktor penghambat, penulis tidak mengalami hambatan yang berarti, hanya
saja belum ada pemeriksaan diagnostik terkait kecelakaan yang pernah dialami
oleh klien hingga membuat kepalanya terbentur aspal dikarenakan alat yang
B. Diagnosa Keperawatan
resiko menciderai, isolasi sosial, harga diri rendah, inefekti regimen terapeutik,
dan pola koping inefektif. Diagnosa tersebut sebagian besar sudah sesuai dengan
yaitu dalam pengkajian klien dapat diarahkan untuk mendapatkan data fokus dan
dirasakan oleh penulis adalah sikap klien yang kurang kooperatif. Untuk
C. Perencanaan
69
cakap dengan orang lain, melakukan kegiatan dan penggunaan obat secara teratur.
selain itu penulis juga menyusun rencana tindakan untuk diagnosa penyerta lainya
seperti, isolasi sosial, harga diri rendah dan defisit perawatan diri sesuai dengan
teori yang ada. Untuk diagnosa resiko menciderai, memang tidak penulis buat
muncul, maka tidak akan terjadi tindakan menciderai diri sendiri, orang lain
maupun lingkungan.
D. Implementasi
keperawatan masih dibutuhkan dan sesuai dengan kondisi klien pada saat ini
(here and now). Hubungan saling percaya antara perawat dengan klien
E. Evaluasi
perencanaan pulang dan rencana tidak lanjut dalam merawat pasien pada saat
pulang ke rumah.
72
BAB V
PENUTUP
Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran yang penulis sampaikan setelah
Kalimantan Barat dari tanggal 30 Mei 2013 sampai dengan tanggal 5 Juni 2013.
A. Kesimpulan
Halusinasi adalah suatu persepsi klien terhadap stimulus dari luar tanpa
ada objek yang nyata dan merupakan gangguan persepsi suatu objek yang
Halusinasi ini terjadi di akibatkan oleh faktor predisposisi yan teridiri dari
biologi, psikososial dan social budaya. Selain itu juga karena adanya pada faktor
presipitasi terdiri dari biologi, lingkungan dan pemicu gejala. Data yang
didapatkan di lapangan bahwa tidak semua teori yang dikemukakan sesuai dengan
kenyataan dilapangan.
110
73
dan rencana tidak lanjut dalam merawat pasien pada saat pulang ke rumah.
ruangan. pengkajian yang didapat dari hasi wawancara dengan klien dan hasil
penghambat dalam pelaksanaan yaitu sikap klien yang kurang kooperatif dan
belum ada pemeriksaan diagnostik terkait kecelakaan yang pernah dialami oleh
B. Saran
1. Rumah sakit
2. Perawat
dengan kontrak yang telah ditetapkan. Sebagaimana kita ketahui bahwa peran
3. Mahasiswa Keperawatan
4. Keluarga
perawatan langsung pada pasien. Untuk itu diharapkan kepada keluarga agar
DAFTAR PUSTAKA
Ardani Tristiadi Ardi, Dkk. 2001. Psikologi Klinis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Direja, Ade H.S. 2011. Buku Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.
Doenges Marliynn E, Dkk. 2007 Rencana Asuhan Keper watan Psikiatri. Jakarta:
EGC
Fitria Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta:
Salemba Medika.
Keliat & Akemat. 2012 Model Praktik Keperawatan Professional Jiwa. Jakarta: EGC
Keliat Budi Anna, Dkk. 2012. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta:
EGC
Stuart and Laraia. 2005. Principles and Practice of Psychiatric Nursing, Eighth
Edition. USA : Mosby.
Trimelia. 2011. Asuhan Keperawatn Klien Halusinasi. Jakarta: CV.Trans Info Media.
76
Videbeck, L.S. 2012. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. (Alih bahasa oleh : Renata
Komalasari). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi pasien
2. Diagnosa keperawatan
3. Tindakan keperawatan
kegiatan harian.
78
1. Orientasi
a. Salam Kenal
Selamat pagi Bapak, saya perawat diruangan ini, nama saya Ema Nurini,
b. Validasi
Bagaimana kabarnya hari ini? Apakah hari ini Bapak masih mendengar
c. Kontrak
Baiklah Pak, bagaimana kalau hari ini kita bercakap-cakap tentang suara-
suara yang sering Bapak dengar? Mau berapa lama? Bagaimana kalau 15
2. Kerja
Bapak mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan suara itu?
Suara itu sering atau hanya sewaktu-waktu saja Bapak mendengar suara itu?
Kapan yang paling sering Bapak dengar suara itu? Biasanya berapa kali sehari
Bapak mendengarnya?.
Biasanya apa yang Bapak lakukan apabila mendengar suara itu? Apa yang
menghilangkannya?.
79
Sebenarnya ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul, pertama
dengan orang lain. Ketiga melakukan kegiatan yang sudah terjadwal dan yang
Bagaimana kalau kita belajar cara yang pertama yaitu menghardik? Caranya
saat suara itu muncul, Bapak langsung bilang, pergi saya tidak mau dengar,
kamu tidak nyata, sambil menutup mata dan telinga. Begitu berulang-ulang
sampai suara itu tidak terdengar lagi, sekarang Bapak yang mencobanya.
3. Terminasi
a. Evaluasi
Baiklah Pak, tadi Bapak sudah latihan cara pertama, Bapak harus
Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi, kita bicara lagi tentang suara
tersebut. Jam berapa kita bisa bicara? Dimana kita bicara? Kalau begitu
saya mau permisi dulu Pak, besok pagi kita bicara lagi. Selamat pagi.
80
Lampiran 2
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
2. Diagnosa keperawatan
3. Tindakan keperawatan
orang lain.
1. Orientasi
a. Salam
b. Validasi
c. Kontrak
Baiklah Bapak, sesuai dengan janji kita tadi pagi, siang ini kita bertemu
lagi, kita bicara selama 15 menit. Bapak mau bicara dimana? Kita akan
mengulang kembali kegiatan yang dilakukan tadi pagi dan kita juga akan
cakap.
2. Kerja
Bapak masih mendengar suara-suara tanpa wujud? Apa yang sudah Bapak
lakukan? Tadi kita sudah belajar cara kedua untuk mengontrol halusinasi
dengan menulis. Sekarang kita akan mengulangnya kembali tapi dengan tema
yang sudah saya tentukan, serta kita juga akan bercakap-cakap tentang tema
Nahsekarang coba Bapak tulis pada buku yang sudah saya sediakan,
didalamnya juga sudah saya tentukan tema yang akan Bapak tulis. Baiklah
ibu, bisa saya lihat apa yang sudah Bapak tulis? Bagus sekali Bapak, coba
Bapak jelaskan kepada saya tentang apa yang sudah Bapak tulis.
82
3. Terminasi
Baiklah Bapak, tadi kita sudah menulis sambil ngobrol-ngobrol tentang apa
yang sudah Bapak tulis, Bagaimana perasaan bapak sekarang? Apa Bapak
merasa lebih tenang dan senang? Berarti sekarang sudah berapa cara yang
Nah, sekarang Bapak sudah tahu dan cara mengontrol halusinasi, bagaimana
kalau kita masukan dalam jadwal kegiatan yang sudah dibuat. Berarti tinggal
Baiklah Bapak, besok pagi kita akan bertemu lagi. Kita akan berlatih cara
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tindakan Keperawatan
menyapu
1. Orientasi
a. Salam
b. Validasi
c. Kontrak
Nah, sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini kita akan belajar cara yang
Kita bicara selama 15 menit. Mau bicara dimana? Baiklah, bisa kita mulai
sekarang?.
2. Kerja
Aja yang biasa Bapak lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam
berikutnya apa? Wah, banyak sekali kegiatan ini dapat bapak lakukan untuk
mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih agar dari
3. Terminasi
sebutkan 3 cara yang telah kita latih untuk mengontrol suara-suara. Bagus
sekali! Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian Bapak. Coba
Bagaimana kalau besok kita ketemu lagi, kita membahas cara minum obat
yang baik serta kegunaan obat. Mau jam beraapa? Bagaimana kalau jam
10.00? Dpa? Bagaimana kalau jam 10.00? Di sini aja ya! Baiklah Bapak,
Lampiran 4
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tindakan Keperawatan
b. Jelaskan tentang obat (jenis, dosis, manfaat, serta akibat bila putus obat)
kepada pasien.
1. Orientasi
a. Salam
b. Validasi
c. Kontrak
Nah, sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini kita akan membahas
tentang obat. Kita bicara selama 15 menit. Mau bicara dimana? Baiklah,
d. Kerja
Masih dengar suara-suara tanpa wujud? Apa yang sudah Bapak lakukan?
kemarin apa saja yang sudah kita latih dan lakukan? Bisa di ingat? Coba
lakukan lagi.
Wah, bagus sekali Bapak, ternyata Bapak bisa mengingat apa yang sudah
dilatih. Sekarang saya akan menjelaskan tentang obat, berapa kali Bapak
minum obat sehari? Ada berapa jenis obatnya? Apa saja warnanya?.
Sekarang saya jelaskan, Bapak sehari dapat 2 kali minum obat. Obat
Bapak ada 3 jenis yang pertama warna orange itu untuk membuat Bapak
halusinasi atau suara-suara yang aneh yang Bapak dengar dan yang terakhir
88
yang berwarna bening itu untuk mencegah Bapak kalau gemetar, dan lain-
lain.
e. Terminasi
tentang obat? Coba sebutkan lagi tentang obat. Nah, bagus sekali Bapak.
Kalau Bapak seperti ini terus, saya yakin Bapak bisa segera pulang dan
bisa sembuh dengan cepat, yang penting Bapak harus semangat, oke.
Baiklah Bapak, nanti kita ketemu lagi ya Bapak, saya permisi dulu
Bapak.
Lampiran
89 5
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Keluarga
halusinasi
b. Keluarga kooperatif
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tindakan Keperawatan
pasien.
1. Orientasi
a. Salam
b. Validasi
90
Bagaimana kabarnya hari ini? Apa pendapat Ibu tentang anak Ibu?
c. Kontrak
Bagaimana kalau hari ini kita berdiskusi tentang apa masalah yang anak
ibu alami dan bantuan apa yang Ibu dapat berikan. Kita mau diskusi
d. Kerja
Masalah apa yang Ibu alami dalam merawat J? Apa yang Ibu lakukan? Ya,
gejala yang dialami anak Ibu itu disebut halusinasi, yaitu mendengar atau
dan tertawa sendiri atau marah-marah tanapa sebab. Jadi, jika anak Ibu
Oleh karena itu, kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara.
Kedua, jangan biarkan anak ibu melamun dan sendiri karena kalau
melatih anak Ibu untuk membuat jadwal kegiatan sehari-hari. Tolong Ibu
Ketiga bantu anak Ibu untuk minum obat secara teratur. Jangan
menghentikan obat tanpa konsultasi. Terkait dengan obat ini saya juga
melatih anak ibu untuk minum obat secara teratur dan menjelaskan tentang
J sudah saya ajarkan cara untuk menghardik halusinasi. Sekarang, mari kita
J, sedang apa kamu? Kamu ingat apa yang diajarkan perawatjika suara-suara
itu datang? ya, usir suara itu, J! Tutup telinga kamu dan katakan pad suara
itu saya tidak mau dengar! Ucapkan berulang-ulang, J, sekarang coba Ibu
e. Terminasi
MENGENAL HALUSINASI
HALUSINASI
Pendengaran A. Pengertian
Halusinasi adalah salah satu
gejala gangguan jiwa pada
individu yang ditandai
dengan perubahan sensori
Disusun Oleh persepsi . Individu
merasakan sensasi palsu B. Tanda dan Gejala
Ema Nurini berupa suara, penglihatan,
10.1053 pengecapan, perabaan atau 1. Halusinasi pendengaran
penghidu dan merasakan
stimulus yang sebenarnya Data Subjektif :
tidak ada. a) Mendengar suara
menyuruh melakukan
SEKOLAH TINGGI ILMU
sesuatu yang berbahaya.
KESEHATAN YARSI
b) Mendengar suara atau
PONTIANAK
bunyi.
2013
41
Agama : Islam