KATA PENGANTAR
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
merupakan hal yang komplek dan sulit untuk diukur, juga menyatakan sukar
mencapai kesepakatan tentang pengertian dari variabel tersebut, karena seorang
individu masuk dan bergabung dalam organisasi kerja pada usia, etnis, latar
belakang budaya dan keterampilan berbeda satu dengan yang lainnya.
Variabel organisasi, menurut Gibson (2003) berefek tidak langsung
terhadap perilaku dan kinerja individu. Variabel organisasi digolongkan dalam
sub-variabel sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain
pekerjaan.
Menurut Kapolmen yang dikutip oleh Ilyas (1999), ada empat determinan
utama dalam produktifitas organisasi termasuk didalamnya adalah prestasi
kerja. Faktor determinan tersebut adalah lingkungan, karakteristik organisasi,
karakteristik kerja dan karakteristik individu. Karakteristik kerja dan
karakteristik organisasi akan memengaruhi karakteristik individu seperti
imbalan, penetapan tujuan akan meningkatkan motivasi kerja, sedangkan
prosedur seleksi tenaga kerja serta latihan dan program pengembangan akan
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan dari individu.
Selanjutnya variabel karakteristik kerja yang meliputi penilaian pekerjaan akan
meningkatkan motivasi individu untuk mencapai prestasi kerja yang tinggi.
Menurut Stoner yang dikutip oleh Adiono (2002), mengemukakan bahwa
prestasi individu disamping dipengaruhi oleh motivasi dan pengetahuan juga
dipengaruhi oleh faktor persepsi peran yaitu pemahaman individu tentang
perilaku apa yang diperlukan untuk mencapai prestasi individu. Kemampuan
(ability) menunjukkan kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan dan
tugas.
Sedangkan menurut Notoatmodjo (2002), ada teori yang
mengemukakan tentang faktor-faktor yang memengaruhi kinerja yang
disingkat menjadi “ACHIEVE” yang artinya Ability (kemampuan
pembawaan), Capacity (kemampuan yang dapat dikembangkan), Help
(bantuan untuk terwujudnya kinerja), Incentive (insentif material maupun non
material), Environment (lingkungan tempat kerja karyawan), Validity
6
kegiatan pribadi personel pada masa tertentu dan menilai hasil karya yang
ditampilkan terhadap pencapaian sasaran sistem manajemen (Ilyas, 1999).
Sensitivitas
Sistem penilaian harus dapat membedakan dengan jelas sumberdaya
manusia yang berprestasi dan mana yang tidak
Skor penilaian harus didefinisikan dengan jelas untuk setiap tingkatan atau
katagori
Reliabilitas
Hasil pengukuran harus valid dan dapat dipercaya
Hasil penilaian harus dapat diandalkan sebagai dasar pengambilan
keputusan baik bagi pemberi konpensasi maupun pengembangan
Akseptabilitas
Sistem penilaian harus dimengerti dan diterima baik oleh penilai maupun
yang dinilai
Practicality
Dapat diterapkan dengan mudah dengan resiko rendah dari kesalahan
Umpan balik
Tinggi
Kepuasan
Kerja Absensi
Mobilitas
Rendah
Rendah Tinggi
Perputaran dan Absensi
Tinggi
Jenjang pekerjaan
Umur
Kepuasan
Kerja
Rendah
Rendah Tinggi
Umur dan Jenjang Pekerjaan
Persepsi Reward
yang adil
Reward
Ekstrinsik
Kinerja Kepuasan
(Penyelesaian) Reward
Intrinsik
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan uraian pembahasan dan kajian teoretis tentang kinerja dan
kepuasan kerja di sekolah, dapat disimpulkan sebagai berikut.
1) Kinerja atau performance adalah istilah yang populer di dalam
manajemen, yang mana istilah kinerja didefinisikan dengan istilah
hasil kerja dan prestasi kerja. Secara khusus, kinerja adalah catatan
tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan
tertentu atau kegiatan selama kurun waktu tertentu. Kinerja juga
dapat diartikan sebagai hasil dari pekerjaan yang terkait dengan tujuan
organisasi, efisiensi dan kinerja kefektifan kinerja lainnya.
2) Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi guru dan tenaga
kependidikan dalam memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja
mempunyai hubungan dengan prestasi guru dan tenaga kependidikan,
mutasi dan promosi, absensi guru dan tenaga kependidikan, umur
karyawan, jenjang pekerjaan, serta besarnya suatu organisasi. Respon
terhadap ketidakpuasan kerja ditunjukkan dengan berbagai cara seperti
exit, voice, loyalty, dan neglect.
3) Faktor yang mempengaruhi kinerja adalah perilaku individu,
organisasi dan psikologis. Sedangkan faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja adalah psikologis, fisik, sosial, dan finansial.
4) Dari beberapa hasil penelitian dan kajian literatatur yang telah
diuraikan diperoleh informasi ada hubungan erat antara kinerja dan
kepuasan kerja. Hal ini dimoderasi oleh reward terhadap guru dan
tenaga kependidikan.
21
3.2 Saran
Saran tim penulis, untuk membuktikan hubungan kinerja dan kepuasan
kerja. Silahkan dilakukan penelitian secara ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
20