Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERENCANAAN DAN DESAIN PEMBELAJARAN PAI


(Kinerja Guru dalam Perencanaan dan Desain Pembelajaran,
Pentingnya Perencanaan dan Desain Pembelajaran beserta Fungsinya)

Dosen Pembimbing:
Muyasaroh, S.Pd.I., M.Pd.I.

Disusun oleh :
1. Anindya Feri Anggraini 200501031
2. Sulistiyawati 200501035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Perencanaan dan
Desain Pembelajaran (Kinerja Guru dalam Perencanaan dan Desain Pembelajaran,
Pentingnya Perencanaan Dan Desain Pembelajaran beserta Fungsinya)” dengan
tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perencanaan dan
Desain Pembelajaran PAI. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan
tentang desain dan perencanaan pembelajaran.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Muyasaroh, S.Pd.I., M.Pd.I.,
selaku dosen Mata Kuliah Perencanaan dan Desain Pembelajaran PAI. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Gresik, Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
2.1 Kinerja Guru dalam Mendesain Pembelajaran.........................................................3
2.2 Pentingnya Perencanaan dan Desain Pembelajaran..................................................5
2.3 Fungsi Perencanaan dan Desain Pembelajaran.........................................................6
BAB III PENUTUP..........................................................................................................9
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fungsi dan tujuan pendidikan Indonesia yang tertuang dalam Undang-


Undang No. 20 Tahun 2003 (Sidiknas, Pasal 3) yang berbunyi pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis.
Salah satu dari tahapan mengajar yang harus dilalui oleh guru adalah
menyusun perencanaan pengajaran atau dengan kata lain disebut juga dengan
mendesain program pengajaran dalam implementasi kurikulum atau pelaksanaan
pengajaran, dan menilai hasil belajar siswa merupakan rangkaian kegiatan yang
saling berurutan dan tak terpisahkan satu sama lainnya. Proses belajar mengajar
merupakan interaksi edukatif yang dilakukan oleh guru dan siswa di dalam situasi.
Melaksanakan proses belajar mengajar bukanlah suatu pekerjaan yang mudah dan
dapat terjadi begitu saja tanpa direncanakan sebelumnya, akan tetapi belajar
mengajar itu merupakan suatu kegiatan yang semestinya direncanakan dan
didesain sedemikian rupa mengikuti langkah-langkah dan prosedur tertentu.
Sehingga dengan demikian pelaksanaannya dapat mencapai hasil yang
diharapkan.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat


merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kinerja guru dalam mendesain pembelajaran?


2. Apa pentingnya perencanaan dan desain pembelajaran?
3. Apa fungsi perencanaan dan desain pembelajaran?

1
1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini :

1. Mengetahui kinerja guru dalam mendesain pembelajaran.


2. Untuk mengetahui pentingnya perencanaan dan desain pembelajaran.
3. Untuk mengetahui fungsi perencanaan dan desain pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kinerja Guru dalam Mendesain Pembelajaran


Kata “kinerja” dalam bahasa Indonesia adalah terjemah dari kata dalam
bahasa Inggris ”Performance” yang berarti (1) pekerjaan, perbuatan; atau (2)
penampilan, pertunjukkan. Sedangkan kinerja dalam istilah ilmu administrasi atau
ilmu manajemen memiliki pengertian yang hampir sama. Peter F. Drucker (1987:
46) menyatakan bahwa kinerja adalah uji tuntas terhadap institusi (performance is
the ultimate test for any institution). Bantam English Dictionary (1979) dalam
Rivai (2005:14) performance berasal dari “to perform” dengan
beberapa entries yaitu: (1) melakukan, menjalankan, dan melaksanakan (to do or
carry out, execute); (2) memenuhi atau melaksanakan keewajiban suatu niat atau
nazar (to discharge of fulfill, as vow); (3) melaksanakan atau meyempurnakan
tangung jawab (to excute or complete an understaking); (4) melakukan sesuatu
yang diharapkan oleh seseorang atau mesin (to do what is expected of a person
machine). Beberapa pengertian kinerja dikemukakan Rivai (2005:15) oleh
sejumlah ahli antara lain (1) kinerja merupakan seperangkat hasil yang dicapai
dan merujuk pada tindakan pencapaian serta pelaksanaan suatu pekerjaan yang
diminta (Stolovich and Keeps, 1992); (2) kinerja merupakan salah satu kumpulan
total dari kerja yang ada pada diri peekerja (Griffin, 1987); (3) kinerja merupakan
suatu fungsi motivasi dan kemampuan seseorang dalam menyelesaikan tugas atau
pekerjaan, seseorang memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu.
Sejalan dengan pendapat tersebut, kinerja atau performansi menurut
Sagala memiliki pengertian yang bervariasi dalam manajemen. Performansi dari
bahasa Inggris “performance” yang berarti unjuk kerja atau kinerja, namun
terminology ini telah di Indonesiakan mejadi performansi.
Robbins (1982) mengemukakan bahwa performansi menunjukkan
efektivitas dan efisiensi dalam melaksanakan tugas. Harris, Meintyre, Littleton,
dan Long (1979) mengatakan bahwa performansi/kinerja adalah perilaku yang
menunjukkan kompetensi yang relevan dengan tugas realistis dan gambaran
perilaku difokuskan pada konteks pekerjaan yaitu perilaku diwujudkan untuk

3
memperjelas deskripsi-deskripsi kerja menentukan kinerja yang akan memenuhi
kebutuhan organisasi yang diinginkan.
Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif mengerjakan
sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan
bagaimana mengerjakannya (Hersey and Blanchard, 1993). Pendapat para ahli
ini menunjukkan bahwa kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang
melakukan pekerjaan. Campbell at al (1983) mengemukakan bahwa performansi
personal dapat dinilai melalui pertanyaan persyaratan yang diperlukan yang
menggambarkan kinerja suatu jabatan, karena bagaimanapun kinerja kepala
sekolah harus mengacu pada system sekolah yang diperkirakan. Unsur-unsur
kinerja menurut Chaplin terdiri dari aktivitas tingkah laku(behavior) dan
produktivitas. Aktivitas adalah gerakan atau tingkah laku organisme semua proses
mental atau fisiologis. Tingkah laku adalah sembarang respon (reaksi, tanggapan,
jawaban, balasan) yang dilakukan secara khusus dari satu kesatuan pola reaksi
mencakup segala sesuatu yang dilakukan atau dialami oleh seseorang.
Produktivitas adalah daya produksi, kualitas kemampuan yang kreatif, kualitas
kesanggupan menyelesaikan sebagian besar tugas seperti penelitian, publikasi,
dann lain-lain.
Dari beberapa pengertian di atas penulis berkesimpulan bahwa kinerja
adalah manifestasi hasil karya yang dicapai oleh suatu institusi/guru. Ukuran
keberhasilan suatu guru/institusi mencakup seluruh kegiatan setelah melalui uji
tuntas terhadap tujuan usaha yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.
Guru adalah kondisi yang diposisikan sebagai garda terdepan dan posisi
sentral di dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Berkaitan dengan itu, maka
guru akan menjadi bahan pembicaraan banyak orang, dan tentunya tidak lain
berkaitan dengan kinerja dan totalitas dedikasi dan loyalitas
pengabdiannya. Sorotan tersebut lebih bermuara kepada ketidakmampuan guru di
dalam melaksanakan proses pembelajaran, sehingga bermuara kepada
menurunnya mutu pendidikan. Kalaupun sorotan itu lebih mengarah kepada sisi-
sisi kelemahan pada guru, hal itu tidak sepenuhnya dibebankan kepada guru, dan
mungkin ada sistem yang berlaku, baik sengaja ataupun tidak akan berpengaruh
terhadap permasalahan.

4
Guru sebagai tenaga pendidikan secara subtantif memegang peranan tidak
hanya melakukan pengajaran atau transfer ilmu pengetahuan (kognitif), tetapi
dituntut untuk mampu memberikan bimbingan dan pelatihan. Di dalam Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 ditegaskan pada pasal 29 bahwa: tenaga pendidikan
selain bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaa, pengembangan, pelayanan
dalam satuan pendidikan juga sebagai tenaga professional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses serta menilai hasil pembelajaran,
bimbingan dan pelatihan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru yang perlu
dipertimbangkan dan diperhatikan ialah: (1) human performance yang
menggambarkan kemampuan (ability) yang didukung oleh motivasi yang kuat; (2)
kemampuan yang menggambarkan pengetahuan yang didukung oleh
keterampilan (skill); (3) motivasi (motivation) yang menggambarkan sikap
didukung oleh situasi yang kondusif untuk itu.

2.2 Pentingnya Perencanaan dan Desain Pembelajaran


Melaksanakan pembelajaran di kelas diperlukan persiapan yang harus
dilakukan guru, dalam hal ini terkaitkan segala bentuk perencanaan yang telah
dirancang terkait dengan aktivitas yang akan dilakukan guru maupun siswa,
penggunaan metode, sumber belajar dan media yang digunakan di dalam
membantu proses pembelajaran, dan tak kalah pentingnya adalah menetapkan
tujuan pembelajaran. Untuk itu semua maka diperlukan perencanaan pembelajaran
yang telah disiapkan sebelumnya oleh guru. Sementara itu menurut Uno (2008:4)
urgensi dari perencanaan pembelajaran sebagai berikut:
1) Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan
pengajaaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran.
2) Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem.
3) Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang
belajar.
4) Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara
perorangan.

5
5) Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan
pembelajaran, dalam hal ini akan ada tujuan langsung pembelajaran dan
tujuan pengiring dari pembelajaran.
6) Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa
untuk belajar.
7) Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran.
8) Perencanaan pembelajaran adalah penetapan metode untuk mencapai tujuan.
2.3 Fungsi Perencanaan dan Desain Pembelajaran
Fungsi Perencanaan Pembelajaran Perencanaan pembelajaran memiliki
beberapa fungsi diantaranya sebagaimana dijelaskan Sanjaya (2013:35) sebagai
berikut:
1) Fungsi kreatif. Pembelajaran dengan menggunakan perencanaan yang
matang, akan dapat memberikan umpan balik yang dapat menggambarkan
berbagai kelemahan yang terjadi. Melalui umpan balik itulah guru dapat
meningkatkan dan memperbaiki program. Secara kreatif, guru akan selalu
memperbaiki berbagai kelemahan dan menemukan hal-hal baru.
2) Fungsi inovatif. Mungkinkah suatu inovasi pembelajaran akan muncul tanpa
direncanakan, atau tanpa diketahui terlebih dahulu berbagai kelemahan?
Tidak, bukan? Suatu inovasi hanya akan mungkin muncul seandainya guru
memahami adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan
itu hanya mungkin dapat ditangkap, manakala guru memahami proses yang
dilaksanakan secara sistematis. Proses pembelajaran yang sistematis itulah
yang direncanakan dan terprogram secara utuh. Dalam kaitan inilah
perencanaan memiliki fungsi inovasi.
3) Fungsi selektif. Adakalanya untuk mencapai suatu tujuan atau sasaran
pembelajaran guru dihadapkan berbagai pilihan strategi. Melalui proses
perencanaan maka guru dapat menyeleksi strategi mana yang dianggap lebih
efektif dan efisien untuk dikembangkan. Tanpa suatu perencanaan tidak
mungkin dapat menentukan pilihan yang tepat. Fungsi selektif ini juga
berkaitan dengan pemilihan materi pelajaran yang dianggap sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Melalui proses perencanaan maka guru dapat
menentukan materi mana yang sesuai dan materi mana yang tidak sesuai.

6
4) Fungsi komunikatif. Suatu perencanaan yang memadi harus dapat
menjelaskan kepada setiap yang terlibat, baik kepada guru, siswa, kepala
sekolah bahkan kepada pihak eksternal seperti kepada orang tua dan
masyarakat. Dokumen perencanaan harus dapat mengkomunikasikan kepada
setiap orang baik tentang tujuan dan hasil yang ingin dicapai, strategi atau
rangkaian kegiatan yang dapat dilakukan. Oleh sebab itu perencanaan
memiliki fungsi komunikasi.
5) Fungsi prediktif. Perencanaan yang disusun secara benar dan akurat, dapat
menggambarkan apa yang akan terjadi setelah dilakukan suatu treatment
sesuai dengan program yang disusun. Melalui fungsi prediktifnya,
perencanaan dapat menggambarkan berbagai kesulitan yang akan terjadi. Di
samping itu, fungsi prediktif dapat menggambarkan hasil yang akan
diperoleh.
6) Fungsi akurasi. Sering terjadi, guru merasa kelebihan bahan pelajaran
sehingga merasa waktu yang tersedia tidak sesuai dengan banyaknya bahan
yang harus dipelajari siswa. Akibatnya proses pembelajaran tidak normal lagi,
sebab kriteria keberhasilan diukur dari sejumlah materi pelajaran yang telah
disampaikan kepada siswa tidak perduli apakah materi itu dipahami atau
tidak. Perencanaan yang matang dapat menghindari hal seperti itu, sebab
melalui proses perencanaan guru dapat menakar setiap waktu yang diperlukan
untuk menyampaikan bahan pelajaran tertentu. Guru dapat menghitung jam
pelajaran efektif, melalui program perencanaan.
7) Fungsi pencapaian tujuan. Mengajar bukanlah sekedar menyampaikan materi,
akan tetapi membentuk manusia secara utuh. Manusia utuh bukan hanya
berkembang dalam aspek intelektual saja, akan tetapi juga dalam sikap dan
keterampilan. Dengan demikian pembelajaran memiliki dua sisi yang sama
pentingnya yaitu sisi hasil belajar dan sisi proses belajar. Melalui perencanaan
kedua sisi pembelajaran dapat dilakukan secara berimbang.
8) Fungsi kontrol. Mengontrol keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam suatu proses pembelajaran
tertentu. Melalui perencanaan dapat ditentukan sejauhmana materi pelajaran
telah dapat diserapkan oleh siswa, materi mana yang sudah dan belum

7
dipahami oleh siswa. Dalam hal inilah perencanaan berfungsi sebagai kontrol
yang selanjutnya dapat memberikan balikan kepada guru dalam
mengembangkan program pembelajaran selanjutnya (Sanjaya, 2013:35).
Selanjutnya menurut Nurdin dan Usman (2002:87) fungsi dari
perencanaan pembelajaran yang dipersiapkan guru antara lain adalah: (1)
menentukan arah kegiatan pembelajaran, (2) memberi isi dan makna tujuan
pembelajaran, (3) menentukan cara bagaimana mencapai tujuan yang diharapkan,
dan (4) mengukur seberapa jauh tujuan itu telah tercapai dan tindakan apa yang
harus dilakukan apabila tujuan belum tercapai.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian pembahasan diatas penulis dapat menarik beberapa kesimpulan :

1. Kinerja adalah manifestasi hasil karya yang dicapai oleh suatu


institusi/guru. Ukuran keberhasilan suatu guru/institusi mencakup seluruh
kegiatan setelah melalui uji tuntas terhadap tujuan usaha yang telah
ditetapkan dan dilaksanakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
guru ialah: (1) human performance ; (2) keterampilan (skill); (3) motivasi
(motivation).
2. Pembelajaran di kelas diperlukan persiapan yang harus dilakukan guru,
terkait segala bentuk perencanaan yang telah dirancang yang berkaitan
dengan aktivitas yang akan dilakukan guru maupun siswa, penggunaan
metode, sumber belajar dan media yang digunakan di dalam membantu
proses pembelajaran, dan tak kalah pentingnya adalah menetapkan tujuan
pembelajaran. Untuk itu semua maka diperlukan perencanaan
pembelajaran yang telah disiapkan sebelumnya oleh guru.
3. Fungsi dari perencanaan pembelajaran yang dipersiapkan guru antara lain
adalah: (1) menentukan arah kegiatan pembelajaran, (2) memberi isi dan
makna tujuan pembelajaran, (3) menentukan cara bagaimana mencapai
tujuan yang diharapkan, dan (4) mengukur seberapa jauh tujuan itu telah
tercapai dan tindakan apa yang harus dilakukan apabila tujuan belum
tercapai.

4.

9
DAFTAR PUSTAKA
Sa’diah, Nur. 2021. Peningkatan Kinerja Guru Dalam Mendesain Pembelajaran Melalui
Program Pembinaan Kepala Sekolah di SDN I Natai Raya Tahun 2019.
Anterior Jurnal, 20 (3), 10-21.

Ananda, Rusydi. 2019. Perencanaan Pembelajaran. Medan : Lembaga Peduli


Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI).

10

Anda mungkin juga menyukai