Diajukan sebagai tugas mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lain
Dosen :
Sukirno, SE, MM
Disusun Oleh :
Kelompok 2 :
1. Fajar Ramadhan (31219083)
2. Muhammad Rasidin (31219172)
3. Neneng Miranti (31219188)
4. Ria Suhesti (31219217)
5. Siti Anisah (31219249)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“BANK SYARIAH” ini tepat waktu.
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Bank Dan Lembaga Keuangan lain jurusan manajemen Universitas Serang
Raya. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang
“BANK SYARIAH” Bagi para pembaca dan juga penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perbankan Syariah merupakan suatu sistem perbankan yang
dikembangkan berdasarkan sistem syariah (hukum islam). Usaha
pembentukkan sistem ini berangkat dari larangan islam untuk memungut
dan meminjam bedasarkan bunga yang termasuk dalam riba dan investasi
untuk usaha yang bersifat haram. Jika Bank Konvensional tidak dapat
menjamin bahwa hal-hal tersebut dalam investasinya, misalnya dalam
makanan, minuman haram, dan usaha-usaha lain yang tidak islami, dan
lain lain.
Meskipun prinsip-prinsip tersebut mungkin telah diterapkan dalam
sejarah perekonomian islam, namun baru pada akhir abad ke 20 mulai
berdiri bank-bank islam yang menerapkan bagi lembaga-lembaga
komersial swasta atau semi-swasta dalam komunitas muslim di dunia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Bank Syariah?
2. Jelaskan sejarah singkat sejarah Bank Syariah?
3. Apa saja produk dari Bank Syariah?
4. Apa saja sumber pendapatan Bank Syariah?
5. Apa saja perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional?
6. Apa prinsip Bank Syariah?
7. Bagaimana konsep dasar Bank Syariah?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Bank Syariah
2. Untuk mengetahui sejarahnya
3. Untuk mengetahui produk bank syariah
4. Untuk mengetahui sumber-sumber pendapatannya
5. Untuk mengetahui perbedaan antara syariah dan konvensional
6. Untuk mengetahui prinsip-prinsipnya
7. Untuk mengetahui konsep bank syariah
BAB II
PEMBAHASAN
1. Al-wadi’ah (Simpenan)
Al-wadi’ah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak
yang lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan
dikembalikan kapan saja bila si penitip menghendakinya. Aplikasinya
dalam produk perbankan, di mana bank sebagai penerima simpanan dapat
memanfaatkan prinsip ini yang dalam bank konvensional dikenal dengan
produk giro. Sebagai konsekuensi, semua keuntungan yang dihasilkan dari
dana titipan tersebut menjadi milik bank (demikian pula sebaliknya).
Sebagai imbalan, si penyimpan mendapat jaminan keamanan terhadap
hartanya, dan juga fasilitas-fasilitas giro lain.
Dalam dunia perbankan yang semakin kompetitif, insentif atau bonus
dapat diberikan dan hal ini menjadi kebijakan dari bank bersangkutan. Hal
ini dilakukan dalam upaya merangsang semangat masyarakat dalam
menabung dan sekaligus sebagai indikator kesehatan bank. Pemberian
bonus tidak dilarang dengan catatan tidak disyaratkan sebelumnya dan
jumlahnya tidak ditetapkan dalam nominal atau persentasi secara advance,
tetapi betul-betul merupakan kebijakan bank.
2) Al-mudharabah
Al-mudharabah merupakan akad Kerjasama antara dua pihak, dimana
pihak pertama menyediakan seluruh modal dan pihak lain menjadi
pengelola. Keuntungan dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan
dalam kontrak.Apabila rugi maka akan ditangung pemilik modal
selama kerugian itu bukan akibat dari kelalaian si pengelola. Apabila
kerugian diakibatkan kelalaian sipengelola, maka sipengelola yang
bertangung jawab. Dalam praktiknya mudharabah terbagi dalam 2
jenis yaitu mudharabah muthalaqah dan mudharabah muqayyah.
Pengertian mudharabah muthalaq merupakan kerjasama antara pihak
pertama dan pihak lain yang cakupannya lebih luas. Maksudnya tidak
dibatasi oleh waktu, spesifikasi udaha dan daerah bisnis. Sedangkan
mudharabah muqayyah merupakan kebalikan dari mudharabah
muthlakqah dimana pihak lain dibatasi oleh waktu spesifikasi usaha
dan daerah bisnis.
3) Al-muza'arah
Al-muza'arah merupakan kerjasama pengelola pertanian antara
pemilik lahan dengan penggarap. Pemilik lahan menyediakan lahan
kepada pengarap untuk ditanami produk pertanian dengan imbalan
bagian tertentu dari hasil panen. Dalam dunia perbankan kasus ini
diaplikasikan untuk pembiayaan bidang platation atas dasar bagi hasil
panen. Pemilik lahan dalam hal ini menyediakan lahan, benih dan
pupuk. Sedangkan pengarap menyediakan keahlian, tenaga dan waktu.
Keuntungan diperoleh dari hasil panen dengan imbalan yang telah
disepakati.
4) Al-musaqah
Al-musaqah adalah bagian dari al-muza'arah yaitu pengarap hanya
bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan dengan
negunakan dana dan peralatan mereka sendiri. Imbalan tetap diperoleh
dari persentase hasil panen pertanian. Jadi tetap dalam kontek adalah
kerja sama pengolahan pertainan antara pemilik lahan dengan
penggarap.
3. Bai'al-murabahah
Bai’al-murabah merupakan kegiatan jual beli pada harga pokok dengan
tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam hal ini penjual harus
terlebih dahulu memberitahukan harga pokok yang ia beli ditambah
keuntungan yang diinginkannya.
4. Bai'as-salam
Bai'as-salam Adalah pembelian barang yang diserahkan kemudian hari,
sedangkan pembayaran dilakukan dimuka. Prinsip yang harus dianut
adalah harus diketahui terlebih dahulu jenis, kualitas dan jumlah barang
dan hokum awal pembayaran harus dalambentuk uang.
5. Bai'Al-istihma'
Bai'Al-istihma' adalah bentuk khusu dari akad bai'as-salam, oleh karena itu
ketentuan dalam bai'Alistihna' mengikuti ketentuan dalam atauran nai'as-
salam. Pengertian Bai'Al-istihna' adalah kontrak penjualan antara pembeli
dengan produsen. Kedua belah pihak harus saling menyetujui atau sepakat
lebih dahulu tentang harga dan system pembayaran. Kesepakatan harga
dapat dilakukan tawar menawar dan system pembayaran dapat dilakukan
dimuka atau secara angsuran perbulan atau dibelakang.
6. Al-Ijarah (leasing)
Al-Ijarah merupakan akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa,
melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barang itu sendiri. Dalam praktiknya kegiatan ini
dilakukan oleh perusahaan leasing, baik untuk kegiatan operating lease
maupun financial lease.
7. Al-Wakalah(Amanat)
Wakalah atau wakilah artinya penyerahan atau pendelegasian atau
pemberian mandate dari satu pihak kepada pihak lain. Madat ini harus
dilakukan sesuai dengan yang telah disepakati oleh pemberi Mandat.
8. Al-Kafalah (Garansi)
Al-Kafalah yaitu jaminan yang diberikan penanggung kepada pihak ketiga
untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dapat pula
diartikan sebagai pengaliahn tanggung jawab dari satu pihak kepada pihak
lain. Dalam dunia perbankan dapat dilakukan dalam hal pembiayaan
dengan jaminan leasing.
9. Al-Hawalah
Al-Hawalah merupakan penagihan utang dari orang yang berutang kepada
orang lian yang wajib menanggungnya. Atau dengan kata lain pemindahan
beban utang dari satu pihak kepada pihak lain. Dalam hal dunia keuangan
atau perbankan dikenal dengan kegiatan anjak piutang atau factoring.
10. Ar-Rabn
Ar-Rabn adalah kegiatan menahan salah satu harta milik si peminjam
sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Kegiatan seperti ini
dilakukan sebagai jaminan utang atau gadai.
G. Konsep dasar
BAB III
KESIMPULAN
Daftar pustaka
Kasmir .2014. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Revisi 2014. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
https://id.scribd.com/doc/41636198/MAkalah-Perbankan-Syariah