Anda di halaman 1dari 63

PENGELOLAAN KAS OLEH TELLER

PERTEMUAN KE 3
GAMBARAN UMUM

Teller merupakan salah satu diantara 3 (tiga) organ penting sebuah bank (Security, Customer
Service dan Teller), dan mempunyai peran penting bagi bank, karena merekalah yang memberi
kesan langsung pada masyarakat pada umumnya dan pada nasabah bank pada khususnya.
Dijaman persaingan yang sangat ketat dewasa ini, pelayanan bank kepada nasabah tidak cukup
hanya sekedar memuaskan nasabah atau sekedar sesuai harapan nasabah, namun harus
memberi pelayanan yang berkesan, Jadi sangatlah penting untuk memiliki keterampilan didalam
melaksanakan tugas-tugasnya, memberi pelayanan yang prima agar kesan positif dapat tertanam
dibenak nasabah.
Untuk memahami tugas seorang Teller Bank maka mutlak diperlukan pengetahuan dasar
mengenai produk dana dan layanan bank yang secara umum diberikan oleh seorang Teller
perbankan.
DEFINISI TELLER
Teller adalah petugas Bank yang bekerja di front line banking hall dan melakukan transaksi
langsung dengan nasabah dalam bentuk penerimaan/ penarikan baik berupa transaksi tunai/
non tunai dan melakukan pembukuan ke dalam system Bank.
Teller adalah petugas Bank yang bertanggung jawab untuk menerima simpanan, mencairkan
cek, dan memberikan jasa pelayanan perbankan lain kepada masyarakat.
Seorang Teller harus menciptakan citra professional, ramah dan konsisten dalam menjalankan
tugasnya.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan Teller
Memeriksa secara teliti setiap transaksi yang akan dan sedang dilakukan dan selalu mengikuti
prosedur standar.
Menunjukkan perhatian, profesionalisme dan keramahan pada saat menerima nasabah di
counter.
Bersikap professional dengan tidak membeda-bedakan nasabah.
Tidak melakukan hal-hal yang menimbulkan kesan negative dan tidak professional.
Harus bersikap jujur dan melakukan hal-hal yang dapat merugikan perusahaan dan nasabah.
FUNGSI TELLER

Memberikan jasa layanan kepada nasabah dalam melayani


kegiatan penyetoran dan penarikan uang tunai, pemindahbukuan/
penyetoran non tunai (rupiah dan valuta asing)
TUGAS TELLER
Memproses transaksi tunai dan non tunai termasuk warkat-warkat sesuai batas wewenangnya.
Meyakini kebenaran dan keaslian uang tunai / bank notes dan warkat berharga.
Meyakini kesesuaian jumlah fisik uang dengan warkat transaksi.
Melaksanakan pembukuan dan validasi dengan benar.
Menjamin kerahasiaan password milik sendiri dan tidak melakukan sharing password dengan
pegawai lainnya.
Menjaga keamanan, kebersihan dan ketertiban pemakaian terminal computer.
TUGAS TELLER
Melaksanakan penukaran uang lusuh ke Cabang coordinator/ Pooling cash/ Bank Indonesia.
Menjaga kerapihan dan kebersihan counter Teller.
Menyediakan uang tunai pada ATM yang berada di bawah kelolaan outlet.
Melakukan verifikasi antara voucher dengan validasi dan laporan transaksi teller.
Meyakini keaslian dan keabsahan specimen tanda tangan nasabah pada warkat bank dan form
transaksi penarikan antar cabang.
Memeriksa identitas nasabah dengan benar.
TUGAS TELLER
Menjamin keamanan boks Teller dan kewenangan kunci boks.
Melakukan verifikasi dan menandatangani warkat transaksi.
Melaksanakan pengambilan dan pengantaran uang ke cabang Koordinator/ Pooling cash atau
nasabah
TANGGUNG JAWAB TELLER
Melayani nasabah yang ingin setor, ambil uang, transfer dengan teliti dan cepat.
Menjaga kerahasiaan bank dan nasabah
Menjaga kebersihan dan kerapihan ruang kerja.
Menjaga keamanan alat-alat identitas Teller, yaitu User ID, password, anak kunci cash box dan
laci.
Patuh terhadap peraturan perusahaan.
WEWENANG TELLER
Menerima setoran baik tunai maupun non tunai dari nasabah untuk diproses sesuai permintaan
nasabah.
Melakukan pembayaran atas transaksi yang dilakukan nasabah sesuai dengan prosedur dan
kebijakan bank.
Memproses penukaran uang kecil dari nasabah.
Melakukan verifikasi terhadap nasabah dengan melakukan pengecekan pada dokumen dan atau
formulir sesuai dengan kebijakan, system dan prosedur bank.
Jika terdapat data / identitas yang mencurigakan melakukan tindakan contingency seperti
rekomendasi pelaporan kepada PPATK, enhance due diligence dan penolakan transaksi dilakukan
apabila terdapat indikasi transaksi AML. (Anti Money Laundering)
Prosedur Pembukaan Khazanah dan Lemari Besi
Pintu Utama khazanah
15 menit sebelum pelayanan kepada Nasabah dimulai. Pihak yang berwenang membuka pinn khazanah maupun lemari besi adalah Kepala Kasir
(head teller) dan disaksikankepalabagian (Pejabat yang lebih Senior) sebagai penanggung jawab anak kunci, dengan prosedur sebagai berikm.

1. Kepala kasir memutar kunci kombinasi dengan prosedur yang telah ditentukan, misalnvaNo. 60 ke kanan 4 kali, No. 50 ke kiri 3 kali, No. 80 ke
kanan 4 kali, yang artinya: No 60 ke kanan 4 kali, berarti kunci kombinasi harus diputar ke kanan sebanyak 4 kali

2. Pemegang anak kunci (kepala bagian) memasukkan anak kunci ke dalam pintu utama khazanah sekaligus memutarnya/membukanya.

3. Pintu utama khazanah dibuka kepala Kasir

4. Setelah pintu utama khazanah dapat dibuka, selanjutnya kepala Kasir membuka pintu jeruji besi dengan anak kunci yang di bawanya.

5. Setelah pintu jeruji besi dapat dibuka, selanjutnya kepala Kasir dan kepala Bagian masuk ke dalam ruangan khazanah untuk bersama-sama
membuka lemari besi tempat menyimpan uang Kas.

6. Prosedur membuka pintu lemari besi sama dengan prosedur membuka pintu utama khazanah.

7. Setelah pintu lemari besi dibuka, selanjutnya kepala Kasir mengeluarkan uang yang berada dalam lemari besi dibantu oleh petugas Kasir yang
ditunjuk oleh kepala Kasir dan disaksikan oleh kepala bagian (penanggung jawab anak kunci).

8. Setelah uang dikeluarkan dari lemari besi, selanjutnya dihitung (secara global) dan dicocokkan dengan perincian saldo Kas akhir hari kerja
sebelumnya, dan setelah cocok dibuatkan berita acara serta ditandatangani oleh kepala Kasir dan kepala Bagian.

9. Kepala Kasir menuliskan saldo uang Kas ke dalam kartu Kontrol Kas.
Persiapan awal hari kerja
Setelah berita acara pembukaan kas ditandatangani oleh kepala Kasir dan kepala Bagian serta
saldo Kas telah dituliskan ke dalam Kartu Kontrol Kas, maka pekerjaan awal hari telah dapat
dimulal.Kepala Kasir menyiapkan sejumlah uang untuk keperluan operasional sebesar jumlah
yang diperkirakan mencukupi bagi keperluan hari tersebut berdasarkan pengalaman setiap
harinya, sedangkan sisanya dimasukkan lagi ke dalam lemari besi dan dikunci kembali (dengan
anak kunci), sedangkan uang yang akan dipakai hari itu dituliskan dalam perincian uang.
Selanjutnya uang yang akan dipakai pada hari itu dimasukkan ke dalam box uang dan di bawa
keluar khazanah. Box atau kotak uang biasanya diletakkan di dekat meja kepala Kasir, pintu jeruji
khazanah ditutup dan dikunci, sedangkan pintu utama khazanah hanya ditutup saja (tidak
dikunci), selanjutnya Kasir siap melayani permintaan uang tunai dari petugas teller maupun dari
seksi/bagian lain.
Permintaan Uang Tunai Oleh Teller
Semua permintaan uang tunai kepada kepala Kasir harus disertai dengan pengisian formulir
Serah Terima Uang Tunai (STUT) dalam rangkap dua, di mana lembar pertama untuk yang
menyerahkan uang dan lembar kedua untuk yang menerima uang. Formulir ini merupakan
tanda serah terima uang antarseksi/bagian (Internal Bank), adapun prosedurnya adalah sebagai
berikut:
Petugas teller yang memerlukan uang tunai mengisi formulir STUT serta menandatangani pada
kolom yang menerima, selanjutnya STUT yang telah diisi dan ditandatangani diserahkan kepada
kepala Kasir.Kepala Kasir memeriksa apakah permintaan tersebut masih dalam batas limit yang
diberikan kepada petugas teller, dan apabila masih dalam batas limit selanjutnya kepala Kasir
menyiapkan uang sesuai permintaan teller sekaligus menuliskan ke dalam formulir Perincian
Uang dalam rangkap dua.
Permintaan Uang Tunai seksi /bagian
lain
Prosedur permintaan uang dari Seksi/Bagian lain sama dengan prosedur permintaan uang dari
petugas teller, bedanya yang berhak menandatangani Slip STUT hanyalah kepala Seksi atau
kepala Bagian bersangkutan, adapun petugasyang mengambil uangnya di Kas tergantungpada
siapayang ditunjuk oleh kepala Seksi/Bagian bersangkutan.
Untuk pengamannya, apabila yang mengambil uang bukan kepala Seksi/Bagian sendiri, biasanya
kepala Kasir mengadakan pengecekan melalui telepun kepada kepala Seksi/Bagian
bersangkutan.Perbedaan kedua terletak dalam pengisian Kartu Kontrol Kas, yaitu ketikamengisi
kolom keterangan, dituliskan dengan nama Bagian atau Seksi yang menerima uang, bukan nama
orangnya.
PERALATAN

Cash Box Busa untuk menghitung Lampu ultra violet


uang
Pin pad Ban uang Mesin hitung uang
Mesin deteksi uang kertas
Personal Computer Amplop uang asing
Pass book Printer Karet pengikat

Stempel dan bak tinta Tellstruk


PENAMPILAN
Penampilan seorang teller bank harus mencerminkan penampilan yang professional karena bank adalah bisnis
kepercayaan.
Penampilan teller yang baik adalah :

Pria :
Menggunakan seragam sesuai dengan ketentuan bank.
Rambut pendek, tidak melebihi kerah baju dan tersisir rapi serta jika menggunakan cat rambut dengan warna hitam.
Jika berkumis dicukur rapih dan tidak boleh bercambang.
Menggunakan sepatu formal berwarna hitam model pantofel.
Tidak tercium bau badan dan mulut.
Kuku terpelihara, pendek dan dan bersih.
Asesoris berupa jam tangan dan maksimal 1 (satu) cincin
PENAMPILAN
Wanita :
Menggunakan seragam sesuai dengan ketentuan bank.
Rambut kering, tersisir rapih/ digulung/ dicepol dan jika dicat berwarna hitam.
Rias wajah menggunakan bedak dan lipstick dengan warna tidak menyolok. Jika menggunakan jilbab, tanpa
motif (polos) sesuai dengan warna blouse.
Menggunakan sepatu formal berwarna hitam model pantofel dengan hak minimal 3 cm dan maksimal 7 cm.
Tidak tercium bau badan dan mulut.
Kuku terpelihara, pendek dan dan bersih. Jika memakai kuteks dengan warna soft.
Tidak boleh memakai lebih 1 asesories dalam 1 (satu) titik dan maksimal 7 titik (telinga 2 titik, leher/ dada 1
titik, jari tangan 2 titik untuk jari kanan dan jari kiri, pergelangan tangan 2 titik, untuk kanan dan kiri yang
salah satunya jam tangan.
TRANSAKSI TELLER
Transaksi Awal Hari
Melakukan Transaksi dengan Nasabah
Proses Akhir Hari
TRANSAKSI TELLER
Transaksi Awal Hari
Mempersiapkan peralatan kerja pada proses awal hari.
Melakukan posting saldo awal teller yang diterima dari Head Teller.
Mengidentifikasi transaksi yang dibutuhkan oleh nasabah.
TRANSAKSI TELLER
Pada Saat melakukan Transaksi dengan Nasabah
Mengeidentifikasi transaksi nasabah.
Permintaan layanan perbankan yang diajukan oleh nasabah diidentifikasi sesuai dengan jenis produk/
layanan yang ditawarkan oleh bank (tunai/ non tunai).
Melakukan verifikasi terhadap nasabah dengan melakukan pengecekan pada dokumen dan atau
formulir sesuai dengan kebijakan, system dan prosedur bank.
Jika terdapat data/ identitas yang mencurigakan melakukan tindakan contingency seperti
rekomendasi pelaporan kepada PPATK, enhance due diligence dan penolakan transaksi dilakukan
apabila terdapat indikasi transaksi AML. (Anti Money Laundering)
Melakukan layanan transaksi tunai dengan nasabah.
Formulir dan dokumen transaksi dari nasabah diverifikasi sesuai dengan system dan prosedur bank
TRANSAKSI TELLER
Pada Saat melakukan Transaksi dengan Nasabah.
Setoran tunai dari nasabah diterima sesuai dengan system prosedur bank.
Pembayaran tunai dilakukan kepada nasabah sesuai dengan system dan prosedur bank.
Transaksi tunai diatas dibukukan sesuai dengan system dan prosedur bank.
Formulir dan dokumen transaksi nasabah divalidasi sesuai dengan system dan prosedur bank.
Melakukan layanan transaksi non-tunai dengan nasabah.
Transaksi non-tunai di atas dibukukan sesuai system dan prosedur bank.
Transaksi non tunai nasabah divalidasi sesuai dengan system dan prosedur bank
TRANSAKSI TELLER
Proses Akhir Hari
Memeriksa kecocokan saldo akhir hari dengan laporan transaksi Teller hari itu dan memeriksa ulang validasi posting.
Memposting setiap transaksi ke dalam rekening dengan benar dan melaksanakan validasi slip yang digunakan untuk
transaksi.
Memastikan bahwa semua dokumen dan slip transaksi telah diproses.
Memeriksa hasil cetak validasi dengan data asli.
Memisahkan tembusan/ lembaran slip transaksi yang masih harus diproses oleh bagian lain misalnya formulir transfer
harus diproses lebih lanjut oleh petugas back office.
Menyusun slip yang telah divalidasi berdasarkan nomor urut transaksi.
Meyakini nilai antara saldo pada system, fisik uang dan slip transaksi telah sesuai.
TRANSAKSI TELLER
Proses Akhir Hari

Menyerahkan semua fisik uang, slip setoran dan voucher transaksi tunai termasuk transaksi reversal
diserahkan ke Head teller untuk diverifikasi.
Bila saldo akhir telah sesuai, teller mencetak Laporan Transaki teller dan Summary Teller untuk diserahkan
ke Head Teller.
Apabila terjadi selisih uang kas baik selaisih kurang ataupun selisih lebih Teller wajib melaporkan ke Head
Teller.
Selisih kurang akibat kesalahan teller dan tidak dapat diselesaikan dengan nasabah menjadi beban teller
yang bersangkutan.
Melakukan penonaktifan Pinpad.
Menutup system (sign off) sehingga tidak dapat digunakan lagi untuk bertransaksi.
Mematikan computer dan meinggalkan tempat kerja tanpa membawa uang tunai dan dokumen transaksi
KETERAMPILAN TELLER
Pemeriksaan Identitas.
Pemeriksaan Formulir
Pemeriksaan Tanda Tangan
Pemeriksaan Validasi
PERSEDIAAN UANG TUNAI
Persediaan uang Tunai pada jam kerja adalah limit yang diberikan kepada Teller selama jam kerja.
Jika melebihi limit, Teller harus melakukan penyetoran ke khazanah; sebaliknya jika kurang dari
limit dan diperlukan, Teller dapat mengambil kekurangannya ke khazanah. Pengambilan dan
penyetoran uang tunai dari/ ke khazanah harus dengan persetujuan pejabat.
PERSEDIAAN UANG TUNAI
Persediaan uang tunai setelah jam kerja adalah limit persediaan uang tunai Teller pada cash bok
setelah jam kerja.
Jika Teller memiliki limit, pada akhir hari di dalam cash box Teller harus tersedia uang tunai,
dengan ketentuan tidak melebihi limit yang dipercayakan kepadanya. Uang pada cash box
menjadi tanggung jawab Teller dan kabag Teller.
Jika Teller tidak memiliki limit, seluruh uang yang ada di Teller harus disetorkan ke khazanah.
Untuk bertransaksi pada hari kerja berikutnya Teller harus melakukan pengambilan uang tunai
ke khazanah.
PERSEDIAAN UANG TUNAI
Pengaturan uang tunai yang dilakukan Teller mencakup :
Penghitungan jumlah uang yang diterima / diserahkan ke nasabah
Pemeriksaan keaslian uang
Penyimpanan uang yang diterima pada tempat yang aman
PERSEDIAAN UANG TUNAI
Seorang Teller dalam mengelola uang tunai harus mengelompokkan uang tunai dengan
mengikuti tindakan berikut :
Uang tunai dikelompokkan sesuai dengan nilai pecahannya dan dipisahkan sesuai dengan
kriterianya, berikut ini adalah kriteria uang tunai :
Baru
Baik (tidak terdapat lipata atau coretan)
Cukup baik (terdapat tanda lipatan)
Lusuh
Kelompok uang tunai kertas yang berjumlah 100 lembar dapat dibundel dengan ban uang.
PERSEDIAAN UANG TUNAI
Pemeriksaan uang tunai sangat penting bagi seorang Teller, karena menyangkut risiko yang melekat pada
pekerjaan seorang Teller. Pemeriksaan uang tunai meliputi pemeriksaan pada tanda-tanda uang kertas.
Berikut ini adalah tanda-tanda uang kertas rupiah asli :
Warna uang tidak pudar dengan kualitas kertas lebih tahan dari kertas biasa jika dilipat / disobek dan ditarik.
Angka nominal dan pecahan sesuai.
Terdapat nomor seri pada tampak belakang uang dan tahun penerbitan uang (emisi) oleh Bank Indonesia
Terdapat tanda tangan Dewan Gubernur Bank Indonesia.
Terdapat tanda air (watermark) bila diterawang kearah cahaya.
Benang pengaman yang ditanam ditengah dengan ketebalan kertas sehingga tampak seperti garis melintang
dari atas ke bawah, dapat memendar atau tidak memendar dibawah sinar ultraviolet denagn satu atau
beberapa warna.
PERSEDIAAN UANG TUNAI
Cetakan timbul yang terasa jika diraba (cetak intaglio)
Pencetakan suatu ragam bentuk yang saling mengisi pada bagian muka dan belakang (rectoverso)
Hasil cetak mengilap yang berubah warna jika dilihat dari sudut pandang berbeda (optical variable
ink)
Tulisan dalam bentuk mikro yang hanya dapat dilihat dengan kaca pembesar.
Hasil cetak tidak kasat mata yang memendar di bawah sinar ultra violet (invisible ink)
Teknik cetak yang menhasilkan suatu bidang cetakan denagn lebih dari satu obyek gambar jika
dilihat dari sudut pandang berbeda (multi layer latent/ metal layer)
Terdapat bagian yang terbuat dari plastic transparan berwarna / tidak berwarna (color/ clear
window)
PENANGANAN MASALAH
Uang Palsu
Uang rupaiah yang diduga palsu adalah uang rupiah yang diragukan keasliannya karena ciri-ciri
pada uang tersebut dianggap bukan merupakan ciri-ciri yang asli dan atau uang rupiah yang
dimanipulasikan adalah uang kertas asli yang nominalnya dalam angka dan huruf sengaja
diubah, atau uang kertas asli yang terbukti dengan senagaja telah digunakan sebagai alat
memalsu dengan cara memindahkan gambar dan warnanya.
PENANGANAN MASALAH
Ciri-ciri Uang Palsu
Uang kertas Rupiah…..
Meskipun memendar dibawah sinar UV, bahan kertas bukan dari serat cotton atau linen,
sehingga tidak tahan terhadap air dan berbagai jenis cairan kimia, tidak terdengar nyaring jika
dikibaskan, dan warnanya lebih keputih-putihan.
Tanda air (water mark) merupakan hasil sablon atau offset dan dilukis.
Tidak ada benang pengaman.
Tidak ada tulisan rahasia (secret writing)
Nomor seri tidak memendar terhadap sinar UV.
PENANGANAN MASALAH
Ciri-ciri Uang Palsu
Uang kertas asing…..
Meskipun memendar dibawah sinar UV, bahan kertas bukan dari serat cotton atau linen,
sehingga tidak tahan terhadap air dan berbagai jenis cairan kimia, tidak terdengar nyaring jika
dikibaskan.
Tinta segel tidak mengandung magnet dan geriginya terlihat kurang jelas.
Serabut suara (silk fibre) merupakan hasil cetakan, bukan serabut yang berwarna merah dan
biru yang tersebar tidak beraturan dan bersatu dengan permukaan kertas.
PENANGANAN MASALAH
Prosedur Penanganan Uang Palsu oleh Teller mengikuti tindakan berikut ini :
Melakukan penahanan atas uang yang sengaja diduga palsu.
Meminta kartu identitas penyetor.
Mencatat data penyetor sesuai dengan kartu identitas
Memberikan tanda terima sementara kepada penyetor.
Mengembalikan kartu identitas penyetor,
Menyimpan uang yang diduga palsu sampai dengan akhir hari.
Menyerahkan uang yang diduga palsu kepada pejabat.
PENANGANAN MASALAH
Koreksi Transaksi
Koreksi adalah transaksi yang dilakukan sehubungan dengan terjadinya kesalahan posting
transaksi atau ketidaksesuaian antara hasil validasi dengan dokumen transaksi, baik untuk
transaksi hari ini maupun transaksi hari yang lalu.
Pada dasarnya koreksi adalah membatalkan transaksi yang lama dan menginput transaksi yang
sebenarnya.
PENANGANAN MASALAH
Berikut ketentuan koreksi
Nasabah tidak diperkenankan untuk membatalkan transaksi yang telah diproses oleh bank,
kecuali untuk setoran kliring yang warkatnya belum dikliringkan ke lembaga kliring.
Transaksi koreksi untuk hari yang lalu (back value) hanya dapat dilakukan pada bulan yang sama.
Koreksi registrasi data inkaso harus diikuti dengan koreksi pembebanan biaya biaya, kecuali jika
koreksi registrasi dilakukan untuk menghapus pembebanan biaya administrasi “potong hasil/
bebas biaya”
PENANGANAN MASALAH
Syarat seorang Teller dalam melakukan transaksi koreksi adalah sebagai berikut :
Slip transaksi yang akan dikoreksi.
Pengisian Nota Debet/ Nota Kredit (khusus untuk koreksi hari yang lalu)
Persetujuan pejabat wewenang.
Buku Tabungan (khusus transaksi tarikan dan nasabah masih ada)
PENANGANAN MASALAH
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat memposting transaksi koreksi:
Untuk transaksi yang memerlukan keterangan transaksi, Teller harus menginput alasan
melakukan koreksi pada field “keterangan”
Transaksi yang memerlukan data source & control, informasi tersebut dapat dilihat pada hasil
validasi transaksi yang akan dikoreksi.
PENANGANAN MASALAH
Penanganan Selisih.
Selisih adalah ketidaksesuaian jumlah fisik uang dengan jumlah yang tercatat pada computer
Jenis-jenis selisih dapat dilihat dibawah ini
Selisih kurang kas/non-kas
Selisih lebih kas/non-kas
Selisih karena salah input
Seleisih karena CTO (dapat diketahui melalui transaksi 6640)
Selisih karena pembulatan (< Rp 100,- atau satu satuan valas)
Selisih harus diselesaikan pada hari terjadinya selisih
PENANGANAN MASALAH
Penanganan Selisih.
Selisih yang terjadi karena system ( komunikasi system) memerlukan pembukuan secara manual
untuk :
Membukukan jurnal balik dari selisih yang sudah diinput pada aplikasi penunjang.
Membukukan jurnal transaksi yang seharusnya terjadi.
TRANSAKSI SETORAN
Transaksi setoran terdiri dari:
Setoran tunai
Setoran pemindahan
TRANSAKSI SETORAN
Pelaksanaan transaksi diatas wewenang Teller umumnya mengikuti aturan berikut ini.
Transaksi memerlukan persetujuan fiat bayar dari pejabat sesuai wewenang masing-masing
Proses transaksi pada system aplikasi penunjang (PC) memerlukan override dari
pejabat/Supervisor sebelum data diproses lebih lanjut.
TRANSAKSI SETORAN
Syarat transaksi setoran ke rekening rupiah
Uang tunai
Pengisian bukti setoran
Buku tabungan, jika setoran dilakukan dengan buku
TRANSAKSI SETORAN
Nasabah /customer tertentu, perorangan maupun badan, dapat melakukan setoran tunai dengan
kondisi uang telah dibundel sesuai nominasi. Ketentuan yang berlaku untuk setoran bundel ini
sebagai berikut.
Perhatikan maksimum penyetoran per nasabah per hari yang diatur bank.
Uang tidak dihitung rinci di depan nasabah.
Teller harus memasukan uang yang akan disetor kedalam tas dan menyegelnya dihadapan
nasabah.
Nominal setoran diposting sesuai dengan yang tertera pada slip.
TRANSAKSI SETORAN
Teller harus memastikan informasi yang dicantum kan oleh non nasabah pada slip transaksi
setoran sesuai dengan kasrtu identitasnya dan telah mendapatkan informasi berikut ini dari non
nasabah.
Perorangan: nama lengkap, nomor identitas, dan alamat tempat tinggal.
Perusahaan: nama perusahaan dan alamat kedudukannya.
TRANSAKSI SETORAN
Proses pelaksanaan transaksi setoran yang dilakukan Teller mengikuti proses berikut ini.
Terima uang dan bukti setoran dari nasabah, lalu hitung, periksa dan simpan uang ditempat
yang aman.
Posting transaksi pada system aplikasi penunjang.
Bebankan biaya transaksi (jika ada biaya)
Cetak validasi pada buku tabungan dan atau formulir setoran.
Periksa hasil validasi
Serahkan bukti transaksi pada nasabah
Simpan bukti transaksi untuk proses balancing
TRANSAKSI TARIKAN
Transaksi tarikan terdiri dari
Tarikan tunai
Tarikan pemindahan
TRANSAKSI TARIKAN
Penarikan dari rekening tabungan di bank tertentu dapat diproses dengan menggunakan mesin
Pinpad, yaitu suatu alat elektronik yang berfungsi sebagai:
Sarana bagi nasabah untuk menginput nomor PIN yang terkait dengan kartu tabungan /ATM.
Alat identifikasi bahwa transaksi benar-benar dilakukan oleh pemilik rekening, sehingga dapat
digunakan sebagai pengganti kartu identitas.
TRANSAKSI TARIKAN
Berikut ini adalah hal yang dilakukan oleh bank untuk memproses transaksi tarikan dari rekening
Tabungan yang diproses tan Pinpad.
Hanya berlaku untuk tarikan yang dikuasakan, kartu rusak,nasabah lupa PIN, atau Pinpad dalam
keadaan rusak
Tarikan diatas nominal tertentu harus dengan persetujuan pejabat berwenang.
TRANSAKSI TARIKAN
Dalam kondisi tertentu, transaksi tarikan Giro Rupiah memerlukan konfirmasi. Berikut ini adalah
kondisi penarikan rekening giro yang memerlukan konfirmasi.
Terdapat coretan, perubahan atau penambahan pada Cek/BG, terutama pada bagian ‘nilai
nominal’ dan/atau ‘penerima dana’, untuk transaksi di atas nilai tertentu.
Jika terdapat catatan berupa perintah konfirmasi pada ESV ( Electronic Signatur Verification)
nasabah.
TRANSAKSI TARIKAN
Kriteria tolakan tarikan Giro Rupiah sebagai berikut.
Saldo tidak cukup , kecuali nasabah yang disetujui mendapatkan cerukan
Tanda tangan berbeda atau tidak terdapat di ESV
Keaslian dan keabsahan fisik warkat diragukan
Persyaratan formal warkat tidak dipenuhi
Coretan/perubahan tidak ditandatangani oleh penarikan
TRANSAKSI TARIKAN
Kriteria tolakan tarikan Giro Rupiah sebagai berikut.
Tanggal efektif belum sampai atau tidak dicantumkan
Warkat diblokir atau telah kedaluwarsa
Warkat dibatalkan setelah berakhirnya tenggang waktu pengunjukan
Rekening diblokir atau telah ditutup
Konfirmasi tidak disetujui oleh nasabah
TRANSAKSI TARIKAN
Jenis surat kuasa yang berlaku adalah sebagai berikut:
Surat kuasa sekali pakai, berlaku bagi nasabah umum untuk penarikan dari rekening tabungan
Surat kuasa khusus untuk nasabah tertentu, biasanya berlaku sampai dengan akhir tahun
berjalan, untuk penarikan dari rekening Tabungan
TRANSAKSI TARIKAN
Surat kuasa dari nasabah minimal harus mencantumkan
data pemberi dan penerima kuasa
nominal penarikan
jangka waktu berlakunya surat kuasa (untuk surat kuasa khusus)
TRANSAKSI TARIKAN
Syarat transaksi dengan kuasa sebagai berikut
buku tabungan
slip penarikan
KTP asli pemilik rekening
KTP asli penerima kuasa
TRANSAKSI PEMINDAHAN
Transaksi pemindahan adalah transaksi pemindahbukuan yang dilakukan oleh pemilik
rekening atau kuasanya, dari satu rekening ke rekening lain yang dimilikinya di sauatu bank
yang sama. Syarat transaksi untuk pemindahan adalah :

Rekening Syarat Transaksi


Tabungan • Buku Tabungan
• Penginputan PIN (jika transaksi menggunakan mesin pinpad)
• Formulir transaksi pemindahan dana antar rekening
Giro • Cek/ BG yang telah ditandatangani oleh pemilik rekening dan telah
diverifikasi melalui Electronic Signature Verification
• Formulir transaksi setoran
TRANSAKSI PEMBAYARAN
Pembayaran adalah transaksi pembayaran kepada pihak ketiga yang dapat dilakukan melalui
counter bank, baik secara tunai maupun pemindahan. Jenis transaksi pembayaran yang dapat
diterima melalui counter Teller sebuah bank antara lain adalah sebagai berikut :
Pembayaran kartu kredit
Pembayaran pajak secara online
Pembayaran open payment
Pembayaran premi asuransi
TRANSAKSI PEMBAYARAN
Syarat transaksi untuk pembayaran kartu kredit :
Uang tunai, jika dibayar tunai.
Buku tabungan dan formulir penarikan atau cek/BG jika dibayar dengan debet rekening.
Formulir bukti setoran
SIKAP TELLER
Dalam melayani nasabah, agar bersikap professional dalam melayani nasabah Teller mempunyai
panduan dalam bersikap yang terdiri dari :
Sikap Mengawali Layanan
Sikap Selama berinteraksi dengan Nasabah
Sikap Mengakhiri Layanan
SIKAP TELLER
Sikap yang dilakukan Teller dalam mengawali layanannya kepada nasabah :
Berdiri
Tersenyum
Mengucapkan salam : selamat pagi/ siang/ sore
Menyapa nasabah dengan Bapak atau Ibu
Mengkonformasi layanan nasabah, contohnya seperti : Mau setor ya Bu …
SIKAP TELLER
Setelah transaksi dilakukan, sikap yang dilakukan Teller pada saat mengakhiri layanan :
Tersenyum
Tawarkan bantuan : “ada lagi yang bisa saya bantu ?”
Ucapkan salam : “selamat Pagi/Siang/sore”
Ucapkan terima kasih dan sebutkan nama nasbah : “terima kasih Pak/ Bu …..(nama nasabah)
SIKAP TELLER
Sikap Selama Berinteraksi dengan nasabah :
Mengkonfirmasi apakah nama yang tertera di formulir transaksi adalah nasabah yang datang
bertransaksi.
Contohnya : Maaf apakah dengan Bapak Ali ?
Setelah tahu nama nasabah, gunakan nama nasabah selama melayani.
Meminta ijin kepada nasabah ketika akan menghitung uang. Pak, saya hitung dulu ya uangnya.
Jika harus meninggalkan counter karena terkait transaksi yang harus dilakukan, meminta ijin
terlebih dahulu kepada nasabah dan apabila sedah selesai dan kembali ke counter maka
ucapkan terima kasih kepada nasabah karena sudah menunggu.
PRODUK DANA DAN JASA YANG
DITANGANI TELLER
Produk-produk yang ditangani di transaksi Teller adalah :
Produk Dana
Giro
Tabungan
Deposito
Produk Jasa
Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)
Real Time Gross Setlement (RTGS)
Transfer Valas

Anda mungkin juga menyukai