Anda di halaman 1dari 9

JURNAL SAMUDRA EKONOMIKA, VOL. 1, NO.

2 OKTOBER 2017

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia


Rinaldi Syahputra
Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Samudra
Langsa Aceh
e-mail: rinaldisyahputra@unsam.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekspor, penerimaan pajak, dan nilai
tukar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data time series berupa ekspor, penerimaan pajak, dan nilai tukar periode 2005-
2014. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi linier
berganda, uji t, uji F, dan analisis koefisien determinasi. Persamaan regresi dalam
penelitian ini yaitu Y = 3,170 + 0,024X1 + 0,136X2 + 0,220X3. Ekspor berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dibuktikan dari uji t di mana
diperoleh thitung > ttabel (2,134 > 2,015) dan nilai signifikansi variabel ekspor sebesar 0,022 <
0,05. Penerimaan pajak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia
yang dibuktikan dari uji t di mana diperoleh thitung > ttabel (2,631 > 2,015) dan nilai
signifikansi variabel penerimaan pajak sebesar 0,026 < 0,05. Nilai tukar berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dibuktikan dari uji t di mana
diperoleh thitung > ttabel (2,113 > 2,015) dan nilai signifikansi variabel nilai tukar sebesar
0,031 < 0,05. Ekspor, penerimaan pajak, dan nilai tukar secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dibuktikan dari uji F di mana
diperoleh Fhitung > Ftabel (6,491 > 4,757) dan nilai signifikansi sebesar 0,023 < 0,05. Dari
analisis koefisien determinasi diketahui bahwa bahwa ekspor, penerimaan pajak, dan nilai
tukar mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 50,10%, sedangkan sisanya
49,90% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model penelitian ini.

Kata Kunci: Ekspor, Nilai Tukar, Penerimaan Pajak, Pertumbuhan Ekonomi.

1. PENDAHULUAN dengan meningkatnya hasil produksi dan


Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah pendapatan. Dalam hal ini berarti terdapatnya
perekonomian jangka panjang, dan pertumbuhan kenaikan dalam pendapatan nasional yang
ekonomi merupakan fenomena penting yang ditunjukkan oleh besarnya nilai Produk Domestik
dialami dunia belakangan ini. Proses pertumbuhan Bruto (PDB).
ekonomi tersebut dinamakan sebagai Modern Indonesia, sebagai suatu negara yang
Economic Growth. Pada dasarnya, pertumbuhan sedang berkembang sedang giat melaksanakan
ekonomi diartikan sebagai suatu proses pembangunan secara berencana dan bertahap, tanpa
pertumbuhan output perkapita dalam jangka mengabaikan usaha pemerataan dan kestabilan.
panjang. Hal ini berarti dalam jangka panjang, Pembangunan nasional mengusahakan tercapainya
kesejahteraan tercermin pada peningkatan output pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, yang
perkapita yang sekaligus memberikan banyak pada akhirnya memungkinkan terwujudnya
alternatif dalam mengkonsumsi barang dan jasa, peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh
serta diikuti oleh daya beli masyarakat yang rakyat.
semakin meningkat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun
Pertumbuhan ekonomi juga bersangkut paut 2004-2014 terus mengalami fluktuasi. Fluktuasi
dengan proses peningkatan produksi barang dan PDB tertinggi Indonesia terjadi pada tahun 2014
jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Dapat sebesar 7,98% dan yang paling rendah pada tahun
dikatakan, bahwa pertumbuhan menyangkut 2009 sebesar 4,54%. Rendahnya pertumbuhan
perkembangan yang berdimensi tunggal dan diukur ekonomi pada tahun 2009 disebabkan kondisi

Rinaldi Syahputra: Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia 183
JURNAL SAMUDRA EKONOMIKA, VOL. 1, NO. 2 OKTOBER 2017

perekonomian global yang masih mengalami Sukirno, 2006:132), pertumbuhan ekonomi adalah
tekanan akibat krisis menghadapkan perekonomian kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari
Indonesia pada beberapa tantangan yang tidak Negara yang bersangkutan untuk menyediakan
ringan pada tahun 2009. Tantangan tersebut cukup berbagai barang ekonomi kepada penduduknya.
berat terutama pada awal tahun 2009, akibat masih Dalam zaman ahli ekonomi klasik, seperti
kuatnya dampak krisis perekonomian global yang Adam Smith dalam buku karangannya yang
mencapai puncaknya pada triwulan terakhir tahun berjudul An Inguiry into the Nature and Causes of
2008. Ketidakpastian yang terkait dengan sampai the Wealt Nations, menganalisis sebab berlakunya
seberapa dalam kontraksi global dan sampai pertumbuhan ekonomi dan faktor yang menentukan
seberapa cepat pemulihan ekonomi global akan pertumbuhan ekonomi. Setelah Adam Smith,
terjadi, bukan saja menyebabkan tingginya risiko di beberapa ahli ekonomi klasik lainnya seperti
sektor keuangan, tetapi juga berdampak negatif Ricardo, Malthus, Stuart Mill, juga membahas
pada kegiatan ekonomi di sektor riil domestik. masalah perkembangan ekonomi (Sukirno,
Kondisi ini mengakibatkan stabilitas moneter dan 2006:132-137).
sistem keuangan pada triwulan pertama 2009 masih 1. Teori Pertumbuhan Klasik
mengalami tekanan berat, sementara pertumbuhan Teori ini dipelopori oleh Adam Smith, David
ekonomi masih dalam tren menurun akibat Ricardo, Malthus, dan JohnStuart Mill. Menurut
kontraksi ekspor barang dan jasa yang cukup dalam. teori ini pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh
Ekpor dan penerimaan pajak memegang empat faktor, yaitu jumlah penduduk, jumlah
peran penting dalam kegiatan perekonomian suatu barang modal, luas tanah dan kekayaan alam
negara. Ekspor akan menghasilkan devisa yang serta teknologi yang digunakan. Teori ini
akan digunakan untuk membiayai impor bahan baku memberikan perhatiannya pada pengaruh
dan barang modal diperlukan dalam proses produksi pertambahan penduduk terhadap pertumbuhan
yang akan membentuk nilai tambah. Agregasi nilai ekonomi. Teori ini mengasumsikan luas tanah
tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi dan kekayaan alam serta teknologi tidak
dalam perekonomian merupakan nilai Produk mengalami perubahan. Keterkaitan antara
Domestik Bruto. Pajak digunakan untuk pendapatan perkapita dengan jumlah penduduk
melaksanakan pembangunan di Indonesia. disebut dengan teori penduduk optimal. Menurut
Selain eskpor dan penerimaan pajak, nilai teori ini, pada mulanya pertambahan penduduk
tukar juga berpengaruh terhadap besaran akan menyebabkan kenaikan pendapatan
pertumbuhan ekonomi. Dalam perekonomian perkapita. Namun jika jumlah penduduk terus
terbuka, tingkat pertumbuhan juga akan dipengaruhi bertambah maka hukum hasil lebih yang
oleh nilai tukar. Pengaruh nilai tukar terhadap semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi
tingkat pertumbuhan dapat dilihat baik melalui jalur produksi yaitu produksi marginal akan
aggregate supply (AS), yakni melalui pembentukan mengalami penurunan, dan akan membawa pada
capital, maupun melalui aggregate demand (AD), keadaan pendapatan perkapita sama dengan
yakni melalui transaksi perdagangan internasional produksi marginal.
dan investasi. 2. Teori Pertumbuhan Neo Klasik
Adapun penelitian ini bertujuan untuk Teori Neo-Klasik berkembang sejak tahun 1950-
melihat pengaruh ekspor, penerimaan pajak dan an. Terus berkembang berdasarkan analisis-
nilai tukar secara parsial dan simultan terhadap analisis mengenai pertumbuhan ekonomi
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. menurut pandangan ekonomi klasik. Ahli
ekonomi yang menjadi perintis dalam
2. KAJIAN KEPUSTAKAAN mengembangkan teori pertumbuhan tersebut
Pertumbuhan Ekonomi adalah Robert Solow, Edmund Phelps, Harry
Menurut Untoro (2010:39), pertumbuhan Johnson dan J.E. Meade. Dalam analisa neo
ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam klasik pertumbuhan ekonomi tergantung pada
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa pertambahan dan penawaran faktor-faktor
yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan produksi dan tingkat kemajuan teknologi sebab
kemakmuran masyarakat meningkat dalam jangka perekonomian akan tetap mengalami tingkat
panjang. Sedangkan menurut Kuznets (dalam kesempatan kerja penuh dan kapasitas alat-alat

Rinaldi Syahputra: Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia 184
JURNAL SAMUDRA EKONOMIKA, VOL. 1, NO. 2 OKTOBER 2017

modal akan digunakan sepenuhnya dari waktu ke Menurut Rudriger (2006:112), produk
waktu. domestik bruto / GDP artinya mengukur nilai pasar
3. Teori Pertumbuhan Harrod-Domar dari barang dan jasa akhir yang diproduksi oleh
Teori pertumbuhan Harrod-Domar merupakan sumber daya yang berada dalam suatu negara
perkembangan langsung dari teori pertumbuhan selama jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun.
makro John Maynard Keynes. Menurut Harrod- GDP juga dapat digunakan untuk mempelajari
Domar, setiap perekonomian pada dasarnya perekonomian dari waktu ke waktu atau untuk
harus mencadangkan atau menabung sebagian membandingkan beberapa perekonomian pada suatu
dari pendapatan nasionalnya untuk menambah saat. Jadi, PDB adalah pendapatan total dan
atau menggantikan barang-barang modal. Untuk pengeluaran total nasional atas output barang dan
memacu proses pertumbuhan ekonomi, jasa dalam periode tertentu. PDB ini dapat
dibutuhkan investasi baru yang merupakan mencerminkan kinerja ekonomi, sehingga semakin
tambahan netto terhadap cadangan atau stok tinggi PDB sebuah negara dapat dikatakan semakin
modal (capital stock). bagus pula kinerja ekonomi di negara tersebut.
4. Teori Schumpeter Karena begitu pentingnya peran PDB di dalam
Teori ini menekankan pada inovasi yang suatu perekonomian, maka perlu kiranya untuk
dilakukan oleh para pengusaha dan mengatakan menganalisa faktor-faktor apa saja yang dapat
bahwa kemajuan teknologi sangat ditentukan mempengaruhi PDB (Arsyad, 2004:45).
oleh jiwa usaha (enterpreneurship) dalam Ada beberapa metode yang dapat digunakan
masyarakat yang mampu melihat peluang dan untuk menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi
berani mengambil risiko membuka usaha baru, seperti metode sederhana, metode end to end, dan
maupun memperluas usaha yang telah ada. metode regresi. Pemilihan metode pertumbuhan
ekonomi tergantung pada kebutuhan dan
Produk Domestik Bruto keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi dalam
Menurut Arifin & Gina (2009:11) indikator melakukan perhitungan (Sukirno, 2006:142-144).
yang digunakan untuk mengetahui pertumbuhan 1. Metode Sederhana
ekonomi suatu negara adalah tingkat Produksi Metode sederhana adalah metode yang paling
Domestik Bruto (PDB). Beberapa alasan sederhana dalam menghitung pertumbuhan
digunakannya PDB (bukan PNB) sebagai indikator ekonomi. Namun demikian, metode ini
pengukuran pertumbuhan ekonomi, yaitu: mempunyaikelemahan yaitu hanya bisa
1. PDB dihitung berdasarkan jumlah nilai tambah digunakan untuk menghitung tingkat
(value added) yang dihasilkan seluruh aktivitas pertumbuhan tahunan (hanya satu tahun saja).
produksi di dalam perekonomian. Hal ini Formulasi dari metode ini adalah sebagai
menyebabkan peningkatan PDB mencerminkan berikut:
peningkatan balas jasa kepada faktor produksi Untuk menghitung tingkat pertumbuhan
yang digunakan dalam proses produksi. ekonomi untuk periode yang lebih panjang
2. PDB dihitung atas dasar konsep siklus aliran (misalkan selama tiga tahun), maka tingkat
(circulair flow concept) yaitu perhitungan PDB pertumbuhan per tahun harus dihitung terlebih
mencakup nilai produk yang dihasilkan pada dahulu dan kemudian dirata-ratakan dengan cara
suatu periode tertentu. Perhitungan ini tidak berikut:
mencangkup perhitungan pada periode 𝑟 𝑡 − 1, 𝑡 + 𝑡, 𝑡 + 1 + 𝑟 (𝑡 + 1, 𝑡 + 2)
sebelumnya. Pemanfaatan konsep aliran dalam 𝑟=
3
menghitung PDB memungkinkan seseorang 2. Metode End to End
untuk membandingkan jumlah output pada tahun Guna mengatasi kelemahan metode sederhana,
ini dengan tahun sebelumnya. maka dikembangkan metode end to end. Dengan
3. Batas wilayah perhitungan PDB adalah Negara metode ini, tingkat pertumbuhan dihitung
(perekonomian domestik). Hal ini dengan rumus di bawah ini:
memungkinkan untuk mengukur sampai sejauh
mana kebijakan ekonomi yang diterapkan
pemerintah maupun mendorong aktivitas
perekonomian domestik.
3. Metode Regresi
Rinaldi Syahputra: Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia 185
JURNAL SAMUDRA EKONOMIKA, VOL. 1, NO. 2 OKTOBER 2017

Guna memadukan segi efisiensi dengan upaya 3. Adakalanya antara pembeli dan penjual belum
menangkap gejolak nilai PDB di antara awal dan terjalin hubungan lama dan akrab. Pengetahuan
akhir periode observasi, maka dikembangkan masing-masing pihak yang bertransaksi tentang
metode perhitungan pertumbuhan dengan kualifikasi mitra dagang mereka termasuk
metode regresi. Dengan metode ini, tingkat kemampuan membayar atau kemampuan untuk
pertumbuhan dihitung dengan membentuk model memasok komoditas sesuai dengan kontrak
semi-log seperti di bawah ini: penjualan sangat minim.
LnPDBt = A + rt 4. Seringkali terdapat perbedaan kebijaksanan
pemerintah negara pembeli dan penjual dibidang
Ekspor perdagangan internasional, moneter lalu lintas
Kegiatan ekspor impor didasari atas kondisi devisa, labeling, embargo atau perpajakan.
bahwa tidak ada suatu negara yang benar-benar 5. Antara pembeli dan penjual kadang-kadang
mandiri karena satu sama lain saling membutuhkan terdapat perbedaan tingkat penguasaan teknik
dan saling mengisi. Setiap negara memiliki dan terminologi transaksi perdagangan
karakteristik yang berbeda baik sumber daya alam, internasional serta bahasa asing yang secara
iklim, geografis, struktur ekonomi dan struktur populer dipergunakan dalam transaksi itu
sosial. Perbedaan tersebut menyebabkan perbedaan misalnya bahasa inggris.
komoditas yang dihasilkan, komposisi biaya yang Ekspor adalah perdagangan dengan cara
diperlukan, kualitas dan kuantitas produk. Adanya mengeluarkan barang dari dalam keluar wilayah
interdependensi kebutuhan itulah yang pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang
menyebabkan adanya perdagangan internasional. berlaku. Eksportir adalah badan usaha baik
Masing-masing negara memiliki keunggulan dan berbentuk badan hukum maupun tidak badan
kekurangan. Komoditas yang dihasilkan suatu hukum termasuk perorangan yang melakukan
negara mungkin juga belum dapat dipakai langsung kegiatan ekspor. Seiring perputaran ekonomi adalah
karena berupa bahan mentah yang memerlukan menjadi penting bagi kelompok perusahaan
pengolahan lebih lanjut. Bahan mentah tersebut manapun untuk mampu memperoleh penjualan
selanjutnya mungkin dibutuhkan negara lain sebagai ekspor atau untuk bersaing secara efektif dengan
bahan baku pabriknya (Asfia, 2006:47). impor yang tidak lagi harus melompati penganut
Transaksi perdagangan luar negeri yang proteksionisme. Ini secara luas dapat diterima bagi
biasa dikenal dengan istilah ekspor dan impor pada UKM bahwa untuk berhasil dalam ekspor mereka
hakikatnya adalah transaksi yang sederhana dan harus mempunyai beberapa cara menekan biaya-
tidak lebih dari kegiatan membeli dan menjual biaya transaksi yang mana cenderung untuk
barang antara pengusaha-pengusaha yang bertempat mempunyai suatu komponen biaya tetap,
tinggal dinegara yang berbeda. Namun dalam memperbaiki daya saing ekspor, melakukan
pertukaran barang dan jasa yang melewati laut dan pemasaran yang baik dan lain sebagainya.
darat ini tidak jarang menimbulkan berbagai Corak perdagangan Indonesia berkembang
masalah yang kompleks antara pengusaha- dari waktu ke waktu yakni dibagi atas sektor migas
pengusaha yang mempunyai perbedaan bahasa, dan non migas. Ekspor sektor migas itu terdiri dari
budaya, adat istiadat dan cara yang berbeda beda. minyak bumi dan hasil minyak, LNG (Liquid
Sukirno (2006:173) menyimpulkan ciri-ciri khusus Natural Gas), LPG (Liquid Petroleum Gas) dan lain
dari kegiatan ekspor, yaitu: sebagainya. Ekspor komoditas non migas itu sendiri
1. Antara penjual (eksportir) dan pembeli terutama terpusat pada tiga kelompok yaitu barang
(importir) komoditas yang diperdagangkan manufaktur, komoditas pertanian dan komoditas
dipisahkan oleh batas teritorial kenegaraan pertambangan. Brang-barang yang termasuk
2. Terdapat perbedaan mata uang antara negara kelompok barang manufaktur adalah tekstil, kayu,
pembeli dan penjual. Seringkali pembayaran produk kayu, kertas, produk elektronik, minyak
transakasi perdagangan dilakukan dengan kelapa sawit, kerajinan tangan, dan produk kimia.
mempergunakan mata uang asing misalnya dolar Komoditas pertanian antara lain meliputi hewan dan
Amerika, pounsterling Inggris ataupun yen hasil hewan lainnya seperti ikan tuna, sapi, udang,
Jepang. tumbuhan seperti : karet alam, coklat, lada, kopi,
tembakau, cengkeh, rempah-rempah, kopra dan lain

Rinaldi Syahputra: Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia 186
JURNAL SAMUDRA EKONOMIKA, VOL. 1, NO. 2 OKTOBER 2017

sebagainya, sedangkan yang tergolong dalam rutin seperti belanja pegawai, belanja barang,
komoditas pertambangan non migas dalah tembaga, pemeliharaan, dan lain sebagainya. Untuk
emas, timah, nikel, aluminium dan hasil tambang pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan
lainnya (Untoro, 2010:71). dari tabungan pemerintah, yakni penerimaan
dalam negeri dikurangi pengeluaran rutin.
Pajak Tabungan pemerintah ini dari tahun ke tahun
Menurut Waluyo (2009:2), pajak adalah harus ditingkatkan sesuai kebutuhan pembiayaan
iuran masyarakat kepada negara (yang dipaksakan) pembangunan yang semakin meningkat dan ini
yang terutang oleh yang wajib membayarnya terutama diharapkan dari sektor pajak.
menurut peraturan-peraturan umum (undang- 2. Fungsi mengatur
undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi
yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya melalui kebijaksanaan pajak. Dengan fungsi
adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat
umum berhubung tugas negara untuk untuk mencapai tujuan. Contohnya dalam rangka
menyelenggarakan pemerintahan. menggiring penanaman modal, baik dalam
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun negeri maupun luar negeri, diberikan berbagai
2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang- macam fasilitas keringanan pajak. Dalam rangka
Undang Nomor 6 Tahun 1983, “Pajak adalah melindungi produksi dalam negeri, pemerintah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk
Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa luar negeri.
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak 3. Fungsi stabilitas
mendapatkan imbalan secara langsung dan Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana
digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar- untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan
besarnya kemakmuran rakyat. dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa dikendalikan, hal ini bisa dilakukan antara lain
pajak mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : dengan jalan mengatur peredaran uang di
1. Pajak merupakan peralihan kekayaan dari orang masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan
atau badan ke pemerintah. pajak yang efektif dan efisien.
2. Pajak dipungut oleh negara baik oleh Pemerintah 4. Fungsi redistribusi pendapatan
Pusat maupun Pemerintah Daerah. Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan
3. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta digunakan untuk membiayai semua kepentingan
aturan pelaksanaannya yang sifatnya dapat umum, termasuk juga untuk membiayai
dipaksakan. pembangunan sehingga dapat membuka
4. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan
adanya kontraprestasi langsung secara individual dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
yang diberikan oleh pemerintah.
5. Pajak diperuntukan bagi pengeluaran- Nilai Tukar
pengeluaran pemerintah, yang bila dari Nilai tukar menjadi sangat penting, apabila
pemasukannya masih terdapat surplus, suatu negara harus melakukan transaksi ekonomi
dipergunakan untuk membiayai pembangunan dengan negara lain. Hal ini karena pada proses
yang ditujukan untuk kepentingan umum. tersebut digunakan mata uang berbeda misalnya,
Pajak mempunyai beberapa fungsi yaitu antara negara Indonesia dan Amerika Serikat.
(Sukardji, 2005:4): Amerika harus membeli rupiah untuk membeli
1. Fungsi anggaran barang atau melakukan kegiatan ekonomi di
Sebagai sumber pendapatan negara, pajak Indonesia, dan juga sebaliknya. Secara sederhana
berfungsi untuk membiayai pengeluaran- nilai tukar (kurs) dapat diartikan sebagai harga dari
pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas- suatu mata uang domestic terhadap mata uang
tugas rutin negara dan melaksanakan negara lain. Harga suatu mata uang terhadap mata
pembangunan, negara membutuhkan biaya. uang lainnya disebut kurs atau nilai tukar (exchange
Biaya ini diperoleh dari penerimaan pajak. rate).
Sekarang ini pajak digunakan untuk pembiayaan

Rinaldi Syahputra: Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia 187
JURNAL SAMUDRA EKONOMIKA, VOL. 1, NO. 2 OKTOBER 2017

Kurs merupakan salah satu hal yang bergantung pada elastisitas permintaan produk
terpenting dalam perekonomian terbuka, karena impor. Jika permintaan akan barang impor
memiliki pengaruh yang sangat besar bagi neraca bersifat elastis karena kemudahan substitusi
transaksi berjalan maupun variabel makro ekonomi produk dengan produk negara lain atau produk
lainnya. Kurs menggambarkan harga dari suatu dalam negeri sendiri. Hal ini menyebabkan
mata uang terhadap mata uang negara lainnya, juga permintaan mata uang dalam negeri akan
merupakan harga dari suatu aktiva atau harga meningkat, sehingga akan mengalami apresiasi.
(Krugman, 2005:40). Sedangkan jika permintaan akan produk impor
Dalam ilmu ekonomi nilai tukar mata uang bersifat inelastis, hal ini menyebabkan
suatu negara dapat dibedakan menjadi dua yaitu permintaan akan mata uang dalam negeri
nilai tukar riil dan nilai tukar nominal (Mankiw, menurun, sehingga akan menyebabkan mata
2007:84). Nilai tukar nominal adalah nilai yang uang dalam negeri terdepresiasi.
digunakan seseorang saat menukar mata uang suatu 3. Perubahan tingkat harga keseluruhan
negara dengan mata uang negara lain. Jadi, nilai Perubahan harga terjadi tidak hanya dari produk
tukar rupiah merupakan nilai dari satu mata uang ekspor atau impor tetapi dari seluruh harga
rupiah yang ditukarkan ke dalam mata uang negara barang pada suatu negara, hal ini menyebabkan
lain. Contohnya nilai tukar rupiah terhadap dollar inflasi. Jika terjadi perubahan tingkat harga pada
AS, nilai tukar rupiah terhadap Yen, nilai tukar suatu negara, maka inflasi akan mendorong
rupiah terhadap Euro dan lain-lain. Sedangkan nilai harga barang-barang di negara tersebut menjadi
tukar riil adalah nilai yang digunakan seseorang saat lebih mahal dibandingkan harga barang di
menukar barang dan jasa suatu negara dengan negara lain. Hal ini menyebabkan harga akan
barang dan jasa negara lain. Nilai tukar riil barang-barang dalam negeri akan melonjak naik,
menyatakan tingkat di mana pelaku ekonomi dapat sedangkan harga barang-barang luar negeri yang
memperdagangkan barang-barang dari suatu negara masuk ke pasar domestik akan lebih murah dan
dengan barang-barang dari negara lain. menjadi pilihan menarik bagi konsumen. Hal ini
Pergeseran permintaan dan penawaran pada menyebabkan tingkat penurunan permintaan
nilai tukar disebabkan oleh beberapa faktor, baik mata uang domestik dan kenaikan permintaan
yang bersifat sementara maupun yang bersifat akan mata uang asing sehingga nilai tukar mata
persisten. Faktor tersebut antara lain (Winardi, uang domestik akan melemah atau terdepresiasi.
2006:115): 4. Arus modal
1. Kenaikan harga domestik produk ekspor Peningkatan arus modal dapat mempengaruhi
Kenaikan harga tersebut akan mendorong nilai tukar, karena arus dana investasi
kenaikan atau penurunan nilai tukar, karena mengakibatkan apresiasi nilai mata uang negara
keduanya bergantung pada elastisitas permintaan pengimpor modal dan mengakibatkan depresiasi
produk dalam negeri. Apabila bersifat elastis, nilai mata uang negara pengekspor modal. Hal di
yang disebabkan keseragaman produk dari atas berlaku baik dalam modal jangka pendek
negara lain, kenaikan harga domestik maupun jangka panjang, dan didorong oleh
menyebabkan permintaan akan produk tersebut motif investor itu sendiri. Pada arus modal
menurun. Hal ini menyebabkan permintaan mata jangka pendek motif investor biasanya
uang dalam negeri akan menurun sehingga dipengaruhi oleh tingkat suku bunga dan
mendorong nilai tukar rupiah terdepresiasi spekulasi tentang nilai tukar mata uang suatu
dengan mata uang negara lain. Sedangkan jika negara. Sedangkan untuk arus modal jangka
permintaan bersifat inelastis yang disebabkan panjang motif investor lebih dipengaruhi oleh
keunikan produk dalam negeri dibandingkan harapan jangka panjang mengenai peluang
produk negara lain menyebabkan permintaan keuntungan di suatu negara serta nilai jangka
akan mata uang domestic (rupiah) akan panjang mata uangnya.
meningkat sehingga kurs rupiah akan mengalami 5. Perubahan-perubahan struktural
apresiasi. Perubahan struktural sendiri merupakan
2. Kenaikan harga luar negeri produk impor perubahan pada struktur biaya, penemuan
Sama halnya dengan kenaikan produk ekspor produk baru, atau hal lain yang dapat
dalam negeri, kenaikan harga dalam negeri juga

Rinaldi Syahputra: Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia 188
JURNAL SAMUDRA EKONOMIKA, VOL. 1, NO. 2 OKTOBER 2017

mempengaruhi keunggulan komparatif dari suatu independen dengan variabel dependen apakah
negara. masing-masing variabel independen berhubungan
positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari
3. METODE PENELITIAN variabel dependen apabila nilai variabel dependen
Penelitian ini mengkaji tentang faktor mengalami kenaikan atau penurunan. Model
fundamental ekonomi yaitu ekspor, penerimaan hubungan variabel akan dianalisis sesuai dengan
pajak, dan nilai tukar terhadap pertumbuhan persamaan regresi yaitu:
ekonomi Indonesia. Penelitian ini menggunakan Y = α + b1X1+ b2X2 + b3X3 + e
pendekatan analisis kuantitatif untuk mengukur Dimana:
pengaruh antar variabel. Y = Pertumbuhan Ekonomi
α = Konstanta
Jenis dan Sumber Data b1 = Koefisien regresi
Jenis data yang digunakan dalam penelitian X1 = Ekspor
ini berupa data kualitatif dan kuantitatif, dengan X2 = Penerimaan pajak
penjelasan sebagai berikut (Kuncoro, 2009:23): X3 = Kurs (Nilai Tukar)
1. Data kualitatif, adalah data yang tidak berbentuk e = Error term
angka seperti gambaran umum perkembangan
ekspor, penerimaan pajak, nilai tukar, dan Uji Signifikansi Koefisien Regresi
pertumbuhan ekonomi Indonesia. 1. Uji Koefisien Secara Parsial
2. Data kuantitatif, adalah data yang berbentuk Uji t digunakan untuk menguji pengaruh
angka perkembangan pertumbuhan ekonomi variabel independen secara parsial terhadap variabel
Indonesia selama 10 tahun terakhir (2005-2014). dependen, yaitu pengaruh dari masing-masing
Sumber data dalam penelitian ini menggunakan variabel independen. Pengujian dilaksanakan
data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan dengan pengujian satu arah dengan hipotesis
oleh lembaga pengumpul data, serta dipublikasi sebagai berikut:
pada masyarakat pengguna data. Data dalam a. Ho = βi = 0, artinya tidak terdapat pengaruh
penelitian ini diperoleh dari hasil publikasi BPS dan yang signifikan dari variabel independen
Bank Indonesia tentang eskpor, penerimaan pajak, (ekspor, penerimaan pajak, dan nilai tukar)
nilai tukar, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia terhadap variabel dependen (pertumbuhan
selama 10 tahun terakhir (2005-2014). ekonomi)
b. Ha = βi > 0, artinya terdapat pengaruh yang
Metode Pengumpulan Data signifikan dari variabel independen (ekspor,
Metode pengumpulan data yang digunakan penerimaan pajak, dan nilai tukar) terhadap
dalam penelitian ini yaitu: variabel dependen (pertumbuhan ekonomi)
1. Studi Kepustakaan, yaitu penelitian yang c. Taraf signifikansi = 0,05 (5%)
dilakukan dengan cara mengumpulkan literatur Kriteria pengujian:
yang ada hubungannya dengan pokok Apabila thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha
permasalahan dengan tujuan untuk mendapatkan diterima
landasan teori dan teknik analisa dalam Apabila thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha
memecahkan masalah. ditolak
2. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data 2. Uji F (uji simultan)
yang diperoleh dari data yang telah Uji F digunakan untuk menguji pengaruh
dipublikasikan seperti data eskpor, penerimaan variabel independen secara bersama-sama terhadap
pajak, nilai tukar, dan pertumbuhan ekonomi variabel dependen, yaitu pengaruh dari seluruh
Indonesia selama 10 tahun terakhir (2005-2014). variabel independen. Pengujian dilaksanakan
dengan pengujian satu arah dengan hipotesis
Metode Analisis Data sebagai berikut :
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian a. Ho = βi = 0, artinya tidak terdapat pengaruh
ini digunakan analisis regresi berganda (multiple yang signifikan secara bersama-sama dari
regression). Analisis ini digunakan untuk variabel independen (ekspor, penerimaan
mengetahui arah hubungan antara variabel

Rinaldi Syahputra: Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia 189
JURNAL SAMUDRA EKONOMIKA, VOL. 1, NO. 2 OKTOBER 2017

pajak, dan nilai tukar) terhadap variabel variabel independennya. Besarnya koefisien
dependen (pertumbuhan ekonomi) determinasi adalah 0 sampai dengan 1. Semakin
b. Ha = βi > 0, artinya terdapat pengaruh yang mendekati nol, maka semakin kecil pula pengaruh
signifikan secara bersama-sama dari variabel semua variabel independen terhadap nilai variabel
independen (ekspor, penerimaan pajak, dan dependen (dengan kata lain semakin kecil
nilai tukar) terhadap variabel dependen kemampuan model dalam menjelaskan perubahan
(pertumbuhan ekonomi) nilai variabel dependen). Sedangkan jika koefisien
c. Taraf signifikansi = 0,05 (5%) determinasi mendekati 1 maka dapat dikatakan
Kriteria pengujian: semakin kuat model tersebut dalam menerangkan
Apabila Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha variasi variabel independen terhadap variabel
diterima dependen.
Apabila Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha
ditolak 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
3. Koefisien Determinasi Pengaruh ekspor, penerimaan pajak dan
Koefisien determinasi (R2) dari hasil nilai tukar terhadap pertumbuhan ekonomi
regresi berganda menunjukkan seberapa besar Indonesia dapat dilihat pada 1 berikut ini.
variabel dependen bisa dijelaskan oleh variabel-

Tabel. 1 Hasil Analisis Statistik


Variabel B T Sig. t
(Constant) 3.170 3.632 .000
Ekspor .024 2.134 .022
Penerimaan Pajak .136 2.631 .026
Nilai Tukar .220 2.113 .031
Sumber: Data Primer diolah,2016
sebesar satu persen maka pertumbuhan ekonomi
Berdasarkan perhitungan SPSS pada Tabel akan meningkat sebesar 0,220 persen dengan
IV-5 diperoleh persamaan regresi linier berganda asumsi variabel ekspor dan penerimaan pajak
sebagai berikut: tidak berubah (tetap).
Y = 3,170 + 0,024X1 + 0,136X2 + 0,220X3.
Interpretasi dari persamaan regresi di atas yaitu: Uji Signifikansi Koefisien Regresi Secara Parsial
1. Dari persamaan regresi linier berganda di atas (Uji-t)
diperoleh nilai konstanta sebesar 3,170. Nilai 1. Variabel ekspor memiliki nilai thitung > ttabel
konstanta tersebut menunjukkan bahwa nilai (2,134 > 2,015) dengan nilai tingkat signifikansi
pertumbuhan ekonomi adalah 3,170 persen variabel sebesar 0,022 < 0,05 maka dapat
apabila ekspor, penerimaan pajak, dan nilai tukar dinyatakan bahwa secara statistik variabel
bernilai nol. ekspor berpengaruh signifikan terhadap
2. Koefisien regresi variabel ekspor sebesar 0,024 pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
berarti bahwa apabila ekspor meningkat sebesar 2. Variabel penerimaan pajak memiliki nilai thitung >
satu persen maka pertumbuhan ekonomi akan ttabel (2,631 > 2,015) dengan nilai tingkat
meningkat sebesar 0,024 persen dengan asumsi signifikansi sebesar 0,026 < 0,05 maka dapat
variabel penerimaan pajak dan nilai tukar tidak dinyatakan bahwa secara statistik variabel
berubah (tetap). penerimaan pajak berpengaruh signifikan
3. Koefisien regresi variabel penerimaan pajak terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
sebesar 0,136 berarti bahwa apabila penerimaan 3. Variabel nilai tukar memiliki nilai thitung > ttabel
pajak meningkat sebesar satu persen maka (2,113 > 2,015) dengan nilai tingkat signifikansi
pertumbuhan ekonomi akan meningkat sebesar sebesar 0,031 < 0,05 maka dapat dinyatakan
0,136 persen dengan asumsi variabel ekspor dan bahwa secara statistik variabel nilai tukar
nilai tukar tidak berubah (tetap). berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
4. Koefisien regresi variabel nilai tukar sebesar ekonomi di Indonesia.
0,220 berarti bahwa apabila rupiah menguat

Rinaldi Syahputra: Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia 190
JURNAL SAMUDRA EKONOMIKA, VOL. 1, NO. 2 OKTOBER 2017

Uji Signifikansi Regresi Secara Simultan (Uji-F) 6. REFERENSI


Nilai Fhitung variabel ekspor, penerimaan
pajak, dan nilai tukar adalah 6,491, sedangkan Ftabel Arifin, Imamul & Gina, Hadi. (2009). Membuka
pada taraf signifikansi 5% adalah 4,757. Oleh Cakrawala Ekonomi. Jakarta: Salemba
karena Fhitung > Ftabel (6,491 > 4,757) dan nilai Empat.
signifikansi sebesar 0,023 < 0,05 maka dapat Arsyad, Lincolin. (2004). Ekonomi Pembangunan.
dinyatakan bahwa variabel ekspor, penerimaan Yogyakarta: STIE – YKPN.
pajak, dan nilai tukar secara simultan berpengaruh Asfia, Murni. (2006). Ekonomika Makro. Bandung:
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Refika Aditama.
Indonesia. Dengan demikian maka dapat dinyatakan Boediono. (2005). Ekonomi Makro. Yogyakarta:
bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima. BPFE.
Idris, Muhammad. (2006). Pengantar Ekonomi
Koefisien Determinasi (R2) Makro. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Nilai Adjusted R Square adalah sebesar Krugman, Paul R. (2005). Ekonomi Internasional.
0,501 atau 50,10%. Nilai tersebut mempunyai arti Jakarta: Indeks.
bahwa ekspor, penerimaan pajak, dan nilai tukar Kuncoro, Mudrajat. (2009). Metode Riset untuk
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
sebesar 50,10%, sedangkan sisanya 49,90% Mankiw, N. Gregory. (2007). Makro Ekonomi,
dipengaruhi oleh variabel lain di luar model Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
penelitian ini. Mardiasmo. (2008). Perpajakan. Edisi Revisi.
Yogyakarta: Andi Offset.
5. KESIMPULAN Rudriger, Dornbush. (2006). Ekonomi Makro. Edisi
1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan Kedelapan. Jakarta: Media Global Edukasi.
bahwa ekspor, penerimaan pajak dan nilai tukar Sukardji, Untung. (2005). Hukum Pajak. Edisi
secara parsial berpengaruh positif dan signifikan Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sukirno, Sadono. (2005). Mikro Ekonomi Teori
2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
diperoleh variabel ekspor, penerimaan pajak dan Sukirno, Sadono. (2006). Makro Ekonomi Teori
nilai tukar secara simultan berpengaruh positif Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Sutawijaya. (2008). Pengaruh Ekspor dan Investasi
Indonesia. terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
3. Dari analisis koefisien determinasi diketahui Tahun 1980-2006. Jurnal Ekonomi
bahwa bahwa ekspor, penerimaan pajak, dan Pembangunan. Vol 1. Hal 1-19.
nilai tukar mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Todaro, M.P. (2005). Pembangunan Ekonomi. Edisi
Indonesia sebesar 50,10%, sedangkan sisanya Kesembilan. Jakarta: Erlangga.
49,90% dipengaruhi oleh variabel lain di luar Untoro, Joko. (2010). Ekonomi Makro. Jakarta:
model penelitian ini. Kawah Media.

Rinaldi Syahputra: Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia 191

Anda mungkin juga menyukai