Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Sosial Humaniora Sigli (JSH)

p ISSN : 2615-3688
e ISSN : 2716-0270
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN


MANUSIA PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2020

Dian Noviyanti

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bandung Barat


Jln. Raya Padalarang No. 763, Kecamatan Padalarang, Kab. Bandung Barat
e-mail: dian.noviyanti@bps.go.id

ABSTRACT

Development is a continuous process that aims to improve the standard of living for the better.
The current development paradigm focuses on community-based development. The essence of the
new paradigm is building human qualities in the fields of health, education and economy. The
most popular tool for measuring development success is the Human Development Index (HDI).
The factors that affect the HDI in West Java during 2020 are interesting to know, because it will
illustrate the effect of the Covid-19 pandemic on the HDI value. The main purpose of this study is
to find out what factors affect HDI in West Java Province in 2020. Data analysis uses the
Geographically Weighted Regression (RTG) method. HDI determinants were examined with the
independent variables Labor Force Participation Rate (TPAK), the percentage of smoking per day,
and the percentage of children under five who received complete immunization. The results
showed that the factors influencing HDI were the percentage of smoking per day which was
significantly negative in 14 districts/cities, while the percentage of children under five who
received complete immunization was significantly positive in 17 districts/cities of West Java.
Keywords : Development, Human, Determinant, Regression, Spatial

ABSTRAK

Pembangunan merupakan proses berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup
menjadi lebih baik. Paradigma pembangunan saat ini menitikberatkan pada pembangunan berbasis
masyarakat. Inti dari paradigma baru tersebut membangun kualitas manusia di bidang kesehatan,
pendidikan dan ekonomi. Alat untuk mengukur kesuksesan pembangunan yang paling populer
yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap IPM Jawa
Barat tahun 2020 menarik untuk diteliti, karena akan terlihat bagaimana pengaruh pandemi Covid-
19 terhadap IPM. Tujuan utama penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
memengaruhi IPM di Provinsi Jawa Barat tahun 2020. Analisis data menggunakan metode Regresi
Terboboti Geografis (RTG). Determinan IPM diteliti dengan variabel bebas Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK), persentase merokok tiap hari, dan persentase balita mendapat imunisasi
lengkap. Hasil penelitian menunjukkan faktor yang memengaruhi IPM yaitu persentase merokok
tiap hari signifikan negatif di 14 kabupaten/kota, sedangkan persentase balita mendapat imunisasi
lengkap signifikan positif di 17 kabupaten/kota Jawa Barat.
Kata kunci: Pembangunan, Manusia, Determinan, Regresi, Spasial

Pendahuluan ditentukan oleh keikutsertaan masyarakat


Pembangunan dalam paradigma baru dalam proses pembangunan (BPS, 2018).
memfokuskan pemberdayaan masyarakat. Partisipasi masyarakat tersebut harus
Tolak ukur keberhasilan pembangunan didukung sumber daya manusia yang

Jurnal Sosial Humaniora Sigli | Volume 5, Nomor 2, Desember 2022 116


Jurnal Sosial Humaniora Sigli (JSH)
p ISSN : 2615-3688
e ISSN : 2716-0270
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSH

berkualitas sehingga tujuan pembangunan (2020) juga melakukan penelitian pengaruh


bisa dicapai secara optimal. IPM terhadap kemiskinan, jumlah penduduk,
Manusia adalah kekayaan yang dan pertumbuhan ekonomi dengan teknik
dimiliki oleh setiap bangsa, oleh karena itu regresi berganda.
diperlukan sumber daya manusia berkualitas Faktor yang berpengaruh terhadap IPM
bagi pembangunan. Tujuan pembangunan dalam penelitian ini tidak menggunakan
pada intinya menciptakan lingkungan yang komponen penyusun IPM secara langsung,
bisa mendorong masyarakat memiliki umur namun menggunakan variabel yang mewakili
panjang, sehat dan produktif (BPS, 2021). dimensi kesehatan, pendidikan dan ekonomi.
Komponen penting untuk menunjang modal Pemilihan analisis RTG yang melibatkan
manusia adalah pendidikan dan kesehatan unsur lokasi sangat sesuai karena pengaruh
yang berkualitas sehingga produktivitas tiap variabel terhadap IPM berbeda-beda tiap
meningkat bagi pembangunan (Amar et al., kabupaten/kota Jawa Barat. Menurut
2019). Lewandowska dan Gwarda (2018) RTG
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mampu menggambarkan aspek ketetanggaan
merupakan alat untuk mengukur tingkat sehingga dapat dibandingkan antar lokasi
kesuksesan pembangunan yang banyak yang berdekatan.
digunakan saat ini. IPM disusun berdasarkan Pandemi Covid-19 melanda Indonesia
tiga dimensi menurut UNDP (United Nations sejak tahun 2020. Dampak pandemi
Development Programme) yaitu dimensi dirasakan oleh semua lapisan masyarakat
kesehatan, pendidikan, dan ekonomi termasuk di Provinsi Jawa Barat. Kebijakan
(Latuconsina, 2017). Menurut BPS (2020) PPKM membawa akibat turunnya ekonomi
aspek kesehatan dijabarkan melalui umur masyarakat dan menambah pengangguran
panjang dan hidup sehat, adapun tolak (Lewaherilla, 2021). Berdasarkan penelitian
ukurnya usia harapan hidup saat Lahir Noviyanti (2021) laju IPM Jawa Barat tahun
(UHH). Dimensi pendidikan dicirikan 2020 melambat dengan 51.85%
dengan pengetahuan yang dimiliki, indikator kabupaten/kota pertumbuhan IPMnya
yang diukur yaitu Harapan Lama Sekolah negatif. Determinan IPM Jawa Barat dalam
(HLS) dan Rata-Rata Lama Sekolah (RLS). masa pandemi menarik untuk dianalisis,
Bidang ekonomi diuraikan melalui standar faktor apa saja yang signifikan memengaruhi
hidup layak, alat ukurnya berupa IPM tiap kabupaten/kota? Berapa besar
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (PPP). pengaruh tiap faktor terhadap IPM
Penelitian faktor-faktor yang kabupaten/kota Jawa Barat? Pertanyaan
berpengaruh terhadap IPM dilakukan oleh tersebut merupakan dasar penelitian ini, yaitu
Fadillah dan Setiartiti 2021) menggunakan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
metode regresi panel dengan variabel bebas memengaruhi IPM Jawa Barat tahun 2020.
PDRB, pengeluaran pemerintah sektor
pendidikan dan kesehatan. Silang et al. Metode
(2018) meneliti IPM dengan faktor yang Penelitian ini berlokasi di Provinsi
memengaruhi yaitu PDRB pertanian, Jawa Barat yang meliputi 27 kabupaten/kota.
pengeluaran pemerintah, tingkat Sumber data berupa data sekunder yang
pengangguran terbuka, investasi swasta berasal dari BPS Provinsi Jawa Barat. Data
dengan multiple regression analysis. yang dipakai yaitu peta kabupaten/kota Jawa
Penelitian serupa juga dilakukan Ramadhan Barat dari bidang pengolahan BPS Jawa
(2017) yang menganalisis IPM dengan Barat. Data IPM dan TPAK (Tingkat
variabel kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, Partisipasi Angkatan Kerja) kabupaten/kota
serta pengeluaran pemerintah sektor berasal dari publikasi Jawa Barat dalam
pendidikan dan kesehatan. Sapaat et al. Angka 2021. Data persentase merokok setiap

Jurnal Sosial Humaniora Sigli | Volume 5, Nomor 2, Desember 2022 117


Jurnal Sosial Humaniora Sigli (JSH)
p ISSN : 2615-3688
e ISSN : 2716-0270
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSH

hari dan persentase balita mendapat


imunisasi lengkap kabupaten/kota bersumber Adapun model RTG secara umum
dari publikasi Statistik Kesejahteraan Rakyat sebagai berikut:
Provinsi Jawa Barat 2020. 𝑦𝑖 = 𝛽0(𝑢𝑖,𝑣𝑖) + ∑𝑝𝑘=1 βk (𝑢𝑖,𝑣𝑖)𝑥𝑘𝑖 + 𝜀𝑖
Perangkat lunak untuk mendukung (1)
penelitian ini meliputi software GWR4, R, dengan:
Geographic Information System (GIS), i = Unit cross section, 𝑖=1, 2, …, 𝑁
Microsoft Office, dan alat tulis. Faktor-faktor 𝑦𝑖 = Nilai variabel terikat dari unit cross
yang memengaruhi IPM untuk tiap section (lokasi pengamatan) ke-i
kabupaten/kota Jawa Barat dianalisis 𝑥𝑘𝑖 = Nilai variabel bebas ke-k di lokasi
menggunakan metode Regresi Terboboti pengamatan ke-i
Geografis (RTG). Sebelum dilakukan (𝑢𝑖,𝑣𝑖) = Koordinat geografis titik lokasi
analisis RTG dilakukan analisis regresi linier pengamatan ke-i (garis bujur, garis
terlebih dahulu sebagai model global. lintang)
Determinan IPM Jawa Barat 2020 𝛽0(𝑢𝑖,𝑣𝑖)= Intercept/konstanta lokal pada titik
diteliti menggunakan tiga variabel yang lokasi pengamatan ke-i
disesuaikan dengan komponen pembentuk (𝑢𝑖,𝑣𝑖) = Slope/parameter lokal dari variabel
IPM. Variabel TPAK menggambarkan bebas ke-k pada titik lokasi
tingkat partisipasi angkatan kerja yang pengamatan ke-i
berkaitan dengan pendidikan dan 𝜀𝑖 = Residual regresi pada titik lokasi
keterampilan tenaga kerja. Persentase pengamatan ke-i
penduduk merokok setiap hari merupakan
variabel yang bisa mewakili kondisi Penelitian ini menggunakan variabel
kesehatan penduduk dan berkaitan dengan dependen IPM dan tiga variabel independen
pengeluaran konsumsi selain makanan yang dapat dilihat pada persamaan berikut:
pokok. Persentase balita mendapat imunisasi
lengkap bisa dijadikan parameter kesehatan IPMi = 𝛽0(𝜇𝑖,𝑣𝑖) + 𝛽1(𝜇𝑖,𝑣i)TPAK1i +
yang mendukung IPM. Menurut Todaro dan 𝛽2(𝜇𝑖,𝑣𝑖)ROKOK2i + 𝛽3(𝜇𝑖,𝑣𝑖)IMUNISASI3i
Smith (2006) pertumbuhan dan + 𝜀𝑖 (2)
pembangunan suatu negara dipengaruhi oleh dengan:
sektor pendidikan dan kesehatan, keduanya 𝛽0 = Intercept/konstanta lokal
merupakan komponen vital untuk menunjang 𝛽k = Slope/koefisien variabel bebas (k =
input produksi agregat. 1, 2, 3)
𝑖 = kabupaten/kota Jabar (i = 1, 2, 3,
Regresi Terboboti Geografis (RTG) …, 27)
RTG dikenal juga dengan (𝜇𝑖,𝜈𝑖) = Koordinat geografis (garis bujur
Geographically Weighted Regression dan lintang)kabupaten/kota Jabar
(GWR) merupakan model regresi yang ke-i
dikembangkan dengan mempertimbangkan IPM = Nilai IPM tahun 2020
parameter di setiap lokasi pengamatan TPAK = Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(Nurhayati et al., 2018). Model RTG (persen)
menitikberatkan aspek spasial yang terjadi ROKOK = Persentase penduduk merokok
sebagai akibat perbedaan geografis dan setiap hari (persen)
karakteristik lingkungan tiap wilayah (Anjas IMUNISASI = Persentase balita mendapat
et al., 2019). Menurut Utami et al. (2016) imunisasi lengkap (persen)
kelebihanan model RTG dibanding OLS 𝜀𝑖 = Residual regresi kabupaten/kota
yaitu mampu menampilkan model secara Jabar ke-i
lokal untuk tiap lokasi.

Jurnal Sosial Humaniora Sigli | Volume 5, Nomor 2, Desember 2022 118


Jurnal Sosial Humaniora Sigli (JSH)
p ISSN : 2615-3688
e ISSN : 2716-0270
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSH

RTG merupakan model lokal sehingga Prob (p-value) 9.247 x 10-5


:
langkah awal yaitu melakukan pemodelan Keterangan: signifikan pada taraf nyata ***
regresi linier terlebih dahulu sebagai model 1% , ** 5%, *10%
global. Adapun asumsi yang harus terpenuhi Sumber: Output R, 2021
dalam regresi linier meliputi normalitas, non
multikolinieritas, non autokorelasi, Langkah berikutnya yaitu melakukan
homostedastisitas. Pelanggaran asumsi pengujian asumsi regresi linier. Pengujian ini
homoskedastisitas menunjukkan adanya untuk melihat kelayakan model dianalisis
variasi spasial sehingga lebih tepat dianalisis dengan RTG. Uji yang dilakukan yaitu:
dengan RTG (Djuraidah et al., 2019). Uji
untuk mengetahui keragaman spasial yaitu Uji Normalitas
dengan Breuch Pagan Test. Adapun langkah- Model regresi linier yang baik harus
langkah analisis RTG yaitu: mengikuti sebaran normal. Uji normalitas
1. Melakukan permodelan regresi linier. menggunakan uji Jarque-Bera dan Shapiro-
2. Melakukan uji asumsi regresi linier klasik Wilk. Hasil pengujian tersebut terdapat
meliputi uji normalitas, multikolinearitas, dalam Tabel 2.
autokorelasi dengan software R.
3. Menguji aspek spasial yaitu keragaman Tabel 2. Hasil uji normalitas
spasial dengan Breusch Pagan Test.
4. Melakukan analisis RTG dengan Jenis Kriteria uji
Hasil p-
Keputusan
software GWR4. value
Uji
5. Menyajikan hasil RTG dengan peta H0 : Residual Memenuhi
Shapiro-
berdistribusi 0.7799 asumsi
menggunakan ArcGIS. Wilks
normal normalitas
6. Melakukan interpretasi data hasil H1 : Residual
Memenuhi
Jarque- tidak
analisis. 0.7673 asumsi
Bera berdistribusi
normalitas
normal

HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis Regresi Linier Tabel 2 menunjukkan nilai p-value >
Langkah awal pemodelan RTG yaitu alpha (α = 0.05) sehingga dapat disimpulkan
dengan melakukan pemodelan regresi linier model regresi linier berdistribusi normal
terlebih dahulu sebagai model global. Output (gagal tolak H0).
regresi linier menghasilkan variabel merokok
dan imunisasi berpengaruh signifikan positif Uji Multikolinieritas
terhadap IPM. Pemodelan Uji ini dilakukan untuk mengetahui
regresi linier secara lengkap bisa dilihat di apakah antar variabel bebas terdapat
Tabel 1. hubungan yang kuat. Model regresi yang baik
mensyaratkan tidak adanya multikolinearitas
Tabel 1. Hasil estimasi regresi linier antar variabel bebas. Hasil uji
Standart
t-
Prob (p-
multikolinearitas terdapat pada Tabel 3.
Variabel Koefisien statisti
error value)
c
TPAK
- - 0.2783 Tabel 3. Hasil uji multikolinearitas
0.1705 0.1536 1.110 Variabel bebas Nilai VIF Nilai Tolerance Keputusan
-1.1599 0.2454 - 9.21 x TPAK 1.142484 0.8752858 Non multikolinearitas
-5
ROKOK 4.726 10 ***
ROKOK 1.098276 0.9105179 Non multikolinearitas
0
0.0494 0.0269 0.0176* IMUNISASI 1.042427 0.9592998 Non multikolinearitas
IMUNIS
1.838
ASI
1 Berdasarkan Tabel 3, nilai VIF
R-squared (R2) 0.5962
: (Variance Inflation Factor) kurang dari 10
F-statistic 11.32 dan Tolerance > 0.1 sehingga model bebas
:
multikolinearitas. Hal ini sesuai dengan

Jurnal Sosial Humaniora Sigli | Volume 5, Nomor 2, Desember 2022 119


Jurnal Sosial Humaniora Sigli (JSH)
p ISSN : 2615-3688
e ISSN : 2716-0270
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSH

penelitian Fahrudin (2018) yang Regresi Terboboti Geografis (RTG)


menghasilkan model terbebas dari Pemodelan RTG diawali dimulai
multikolinearitas dengan VIF < 10 dan dengan melakukan penghitungan matriks
Tolerance > 0.1. pembobot spasial dan bandwidth atau lebar
jendela optimum. Penghitungan tersebut
Uji Autokorelasi menggunakan fungsi kernel Fixed Gaussian
Uji ini mensyaratkan antar data karena mampu menghasilkan nilai CV (Cross
pengamatan saling bebas tidak terdapat Validation) minimum. Estimasi parameter
hubungan atau korelasi. Alat untuk mengunakan teknik WLS (Weighted Least
mendeteksi ada tidaknya korelasi dengan uji Square) dengan titik lokasi sampel
Durbin-Watson yang hasilnya terdapat pada (kabupaten/kota Jawa Barat) memiliki
Tabel 4. pembobot yang berbeda. Besarnya nilai
pembobot bergantung pada bandwidth dan
Tabel 4. Hasil uji autokorelasi jarak euclidian koordinat geografis tiap
Jenis Hasil p-
Uji
Kriteria uji
value
Keputusan wilayah.
Durbin-
H0 : Tidak ada
Tidak ada
Adapun hasil estimasi model RTG
autokorelasi 0.5778
Watson
H1 : Ada autokorelasi
autokorelasi bersifat lokal, yang berarti masing-masing
Sumber: Output RStudio, 2021 kabupaten/kota memiliki pemodelan masing-
masing. Model pada tiap lokasi memberikan
Nilai p-value lebih besar dari tingkat informasi yang lebih detil, faktor apa saja
signifikansi 0.05 sehingga gagal tolak H0 dan yang berpengaruh terhadap IPM tahun 2020.
bisa ditarik kesimpulan model non Estimasi RTG secara lengkap terdapa di
autokorelasi. Tabel 6.

Uji homoskedastisitas Tabel 6. Estimasi parameter RTG


Uji ini bertujuan mengetahui apakah kabupaten/kota Jawa Barat
No Kabupaten/K Koefisien
R2 lokal
variansi galat dari model regresi berpola . ota
1. Bogor
TPAK
0.250085
ROKOK
-0.9436**
IMUNISASI
0.244743* 0.918486
(heteroskedastisitas) ataukah identik 2. Sukabumi
3. Cianjur
0.124405
0.035657
-0.62081
-0.86789*
0.479465*
0.346076***
0.950819
0.905715
(homoskedastisitas). Statistik uji yang 4. Bandung
5. Garut
0.06899
-0.40625
-1.49785**
-1.55922**
0.262856**
0.314805**
0.890258
0.920528
digunakan breusch-pagan test (Uji BP). 6. Tasikmalaya
7. Ciamis
-0.084
0.002148
-1.73982*
-0.7117
0.202451*
0.069586
0.831839
0.752131
Adapun output uji terdapat pada Tabel 5. 8. Kuningan 0.174665 -0.75598 0.05736 0.781837
9. Cirebon 0.079296 -1.05847 0.092473 0.829283
10. Majalengka -0.12522 -0.69815 0.02734 0.776347
11. Sumedang -0.41444 -1.30824** 0.09747 0.861688
Tabel 5. Hasil uji homoskedastisitas 12. Indramayu -0.49046 -0.33284 0.057777 0.812632
13. Subang -0.34772 -1.38107** 0.173549** 0.8695
14. Purwakarta 0.031423 -1.32791*** 0.190555** 0.850358
Jenis Kriteria uji p-value Keputusan 15. Karawang -0.13346 -1.1065** 0.218009** 0.903395
Uji 16. Bekasi 0.468547 -0.94536 0.255217** 0.909875
Breusch- H0 : Tidak ada Ada Bandung
17. 0.201518 -1.51707*** 0.22295*** 0.866167
0.04068 Barat
Pagan heteroskedastisitas heteroskedastisitas 18. Pangandaran -0.12401 -1.42649 0.20242 0.790969
H1 : Ada 19. Kota Bogor 0.169854 -0.94693** 0.24716* 0.920676
heteroskedastisitas 20.
Kota
-0.0309 -0.79969** 0.328194** 0.93264
Sukabumi
Sumber: Output Rstudio, 2021 21.
Kota
Bandung
0.037071 -1.80438** 0.200974** 0.874583
Kota
22. 0.073464 -1.06687 0.089527 0.828548
Cirebon
Hasil uji BP menunjukkan nilai p-value 23. Kota Bekasi 0.701742 -0.90361 0.250315* 0.903123
24. Kota Depok 0.594338 -0.92761 0.240736* 0.908886
< tingkat signifikansi 0.05 jadi disimpulkan 25. Kota Cimahi 0.170361 -1.70005*** 0.867692
0.204103**
ada keragaman (H0 ditolak). Sebagai 26.
Kota
0.012333 -1.39751 0.136613 0.81437
Tasikmalaya
konsekuensi adanya keragaman spasial maka 27. Kota Banjar -0.09009 -0.51644 0.074396 0.736418
R-squared (R2) keseluruhan model: 0.9124
teknik analisis data lebih tepat menggunakan
regresi yang melibatkan unsur lokasi Keterangan: signifikan pada taraf nyata ***
(Regresi Terboboti Geografis). 1% , ** 5%, *10%
Sumber: Output Software GWR4, 2021

Jurnal Sosial Humaniora Sigli | Volume 5, Nomor 2, Desember 2022 120


Jurnal Sosial Humaniora Sigli (JSH)
p ISSN : 2615-3688
e ISSN : 2716-0270
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSH

Hasil pemodelan RTG menunjukkan terendah (-0.490) sedangkan nilai tertinggi


variabel rokok dan imunisasi berpengaruh terdapat di Kota Bekasi (0.702).
signifikan terhadap IPM, sedangkan TPAK Hasil penelitian pengaruh TPAK yang
tidak berpengaruh signifikan. Variabel rokok tidak signifikan terhadap IPM sesuai dengan
berpengaruh negatif di 14 kabupaten/kota, penelitian Saragih (2019) yang meneliti
artinya penurunan konsumsi rokok secara pengaruh PDRB, pengeluaran pemerintah
signifikan meningkatkan IPM. Variabel bidang pendidikan dan TPAK terhadap IPM
imunisasi berpengaruh positif di 17 di Kabupaten Serdang Bedagai. Penelitian
kabupaten/kota, artinya peningkatan balita senada juga dilakukan Cahyanti, et al. (2021)
dengan imunisasi lengkap secara signifikan dengan variabel bebas Tingkat Pengangguran
menaikkankan IPM. Terbuka (TPT) dan TPAK. Output akhir
RTG sebagai model yang bersifat penelitian tersebut juga menghasilkan
lokal perlu dibandingkan kelayakannya variabel TPAK tidak berpengaruh signifikan
dibandingkan regresi linier sebagai model terhadap IPM.
global. Perbandingan dua model tersebut bisa
dilihat pada Tabel 7. Nilai koefisien
determinasi (R2) RTG lebih besar daripada
regresi linier, artinya pada RTG faktor-faktor
yang memengaruhi IPM bisa dijelaskan
91.24% oleh variabel bebasnya. Nilai AIC
(akaike Information Criterion) dan RMSE
(Root Mean Square Error) RTG lebih kecil
dari regresi linier. Pemodelan dengan AIC
dan RMSE kecil menurut Nachrowi dan
Usman (2006) merupakan model paling baik.
Gambar 3. Peta estimasi RTG variabel
TPAK kabupaten/kota Jawa Barat
Tabel 7. Perbandingan regresi linier (model
global) dan RTG (model lokal)
Regresi Model
Variabel Persentase Merokok Tiap Hari
No. Model Kriteria RTG
linier Terbaik Variabel rokok berpengaruh signifikan
Nilai paling negatif terhadap nilai IPM berdasarkan
R2
1. besar lebih 59.62 91.24 RTG
(%) output RTG. Gambar 4 memperlihatkan
baik
Nilai paling persentase merokok tiap hari secara
2. AIC kecil lebih RTG
144.939 131.101 signifikan berpengaruh terhadap IPM di 14
baik
Nilai paling
3. kecil lebih RTG
kabupaten/kota (wilayah tidak diarsir).
RMSE 2.945 1.371
baik Pengaruh rokok terhadap IPM bersifat
negatif artinya kenaikan konsumsi rokok
Sumber: Hasil Analisis, 2021
akan menurunkan nilai IPM. Pengaruh kuat
persentase merokok pada IPM terdapat di
Variabel TPAK (Tingkat Partisipasi
bagian tengah dan sebagian wilayah pesisir
Angkatan Kerja)
timur Jawa Barat. Kota Bandung memiliki
Berdasarkan hasil RTG, variabel
pengaruh variabel merokok paling kuat
TPAK tidak berpengaruh signifikan terhadap
terhadap IPM
nilai IPM. Gambar 3 menunjukkan nilai
(-1.804), artinya kenaikan persentase
koefisien TPAK sebagian besar negatif di
merokok tiap hari sebanyak 1% akan
bagian timur Jawa Barat dan bernilai positif
menurunkan IPM sebesar 1.804 poin.
pada hampir semua kabupaten/kota di bagian
Pengaruh terendah variabel merokok pada
tengah dan barat Jawa Barat. Kabupaten
IPM terdapat di Kota Sukabumi (-0.779)
Indramayu memiliki koefisien TPAK
yang berarti kenaikan persentase merokok

Jurnal Sosial Humaniora Sigli | Volume 5, Nomor 2, Desember 2022 121


Jurnal Sosial Humaniora Sigli (JSH)
p ISSN : 2615-3688
e ISSN : 2716-0270
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSH

tiap hari sebanyak 1% akan menurunkan IPM Gambar 5. Peta estimasi RTG variabel
sebesar 0.779 poin. imunisasi kabupaten/kota Jawa Barat

Nilai Koefisien Determinasi (R2) Lokal


Pemodelan RTG menghasilkan model
yang bersifat lokal dengan tiap
kabupaten/kota memiliki model regresi
masing-masing. Kelayakan model regresi
tersebut diukur dengan nilai R2 lokal yang
besarnya ditentukan seberapa kuat variabel
independen berpengaruh pada variabel
dependen. Gambar 6 menunjukkan peta
Gambar 4. Peta estimasi RTG variabel sebaran R2 yang kuat di bagian barat sampai
rokok kabupaten/kota Jawa Barat ke pantai selatan Jawa Barat terus semakin
menurun nilainya ke bagian timur
Variabel Persentase Balita Mendapat
Imunisasi Lengkap
Pengaruh variabel imunisasi terhadap
IPM adalah signifikan positif berdasarkan
hasil RTG. Pada Gambar 5 terlihat pengaruh
merokok terhadap IPM signifikan di 17
kabupaten/kota. Pengaruh positif imunisasi
terhadap IPM berarti kenaikan persentase
balita mendapat imunsasi lengkap akan
meningkatkan IPM. Persentase balita dengan
imunisasi lengkap berpengaruh kuat terhadap Gambar 6. Peta R-squared lokal
IPM di sebagian wilayah barat Jawa Barat kabupaten/kota Jawa Barat
dan berpengaruh lemah di sebagian wilayah
tengah. Kabupaten Sukabumi adalah wilayah Nilai R2 berada dalam kisaran 73.6%-
dengan pengaruh imunisasi lengkap terkuat 95.1%, artinya model RTG pada tiap
pada IPM (0.479), artinya kenaikan kabupaten/kota memiliki kelayakan yang
persentase balita mendapat imunisasi cukup baik. Nilai R2 tertinggi berada di
lengkap 1% akan menaikkan IPM 0.479 poin. Kabupaten Sukabumi (95.1%) yang berarti
Pengaruh imunisasi lengkap terlemah pada variasi IPM mampu dijelaskan sebesar 95.1%
IPM berada di Kabupaten Subang (0.174) oleh variasi variabel bebasnya. Kota Banjar
yang berarti kenaikan persentase balita memiliki R2 terendah (73.6%), hal ini berarti
imunisasi lengkap 1% hanya menaikkan IPM variasi IPM dapat terjelaskan oleh variasi
sebesar 0.174 poin. variabel bebas sebesar 73.6%, sisanya
dijelaskan variabel lain di luar model.

Kesimpulan
Faktor-faktor yang memengaruhi IPM
kabupaten/kota Jawa Barat tahun 2020 yaitu
persentase merokok tiap hari dan persentase
balita mendapat imunisasi lengkap. Upaya
untuk meningkatkan IPM dilakukan dengan
pembangunan sektor kesehatan melalui
program penurunan jumlah perokok aktif dan

Jurnal Sosial Humaniora Sigli | Volume 5, Nomor 2, Desember 2022 122


Jurnal Sosial Humaniora Sigli (JSH)
p ISSN : 2615-3688
e ISSN : 2716-0270
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSH

sosialisasi bahaya merokok. Langkah lain Manusia Provinsi Jawa Barat 2019.
untuk mendongkrak IPM yaitu dengan Bandung: Badan Pusat Statistik
meningkatkan persentase balita yang Provinsi Jawa Barat.
mendapat imunisasi lengkap. Program
imunisasi balita secara lengkap perlu Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat.
ditunjang dengan perluasan kesempatan (2021). Indeks Pembangunan
memperoleh fasilitas kesehatan di semua Manusia Provinsi Jawa Barat 2020.
pelosok wilayah. Pembangunan akses Bandung: Badan Pusat Statistik
menuju fasilitas kesehatan dan pemerataan Provinsi Jawa Barat.
tenaga medis di semua wilayah berperan
penting untuk menyukseskan program Cahyanti, N.D., Muchtolifah, Sishadiyati.
imunisasi balita yang akan meningkatkan (2021). Faktor-faktor Indeks
IPM. Pembangunan Manusia di Provinsi
Jawa Timur. Jambura Economic
Ucapan Terima Kasih Education Journal, 3(2):93-101.
Penulis mengucapkan terima kasih
kepada BPS Provinsi Jawa Barat yang telah Djuraidah, A., Syafitri, U.D., Handayani,
memberikan kemudahan akses data L.M.W. (2019). Estimation of factors
penelitian ini. Ucapan terima kasih juga affecting gross regional domestic
penulis sampaikan kepada BPS Kabupaten product using geographically
Bandung Barat yang telah memberikan weighted regression (case study:
dukungan penyusunan paper ini. Semoga gross regional domestic product in
penelitian ini memberikan sumbangan dan Central Java 2011-2015).
manfaat bagi ilmu pengetahuan. International Journal of Ecological
Economics and Statistic, 40(1):1-15.
Daftar Pustaka
Amar, S., Alpon, S., Ariusni. (2019). Fadillah, N., Setiartiti, L. (2021). Analysis of
Pengaruh kondisi kesehatan Factors Affecting Human
masyarakat terhadap pertumbuhan Development Index in Special
ekonomi Sumatera Barat. Jurnal Regional of Yogyakarta. Journal of
Kesehatan Medika Saintika, 10(2): Economics Research and Social
118-129. Sciences, 5(1):88-104.

Anjas, M., Sukarsa, I.K.G., Kencana, Fahrudin, A. (2018). Analisis pendapatan dan
I.P.E.N. (2019). Penerapan Metode faktor-faktor yang mempengaruhi
Geographically Weighted Regression produksi usaha budidaya tambak
(GWR) pada kasus penyakit ikan. Efficient Indonesian Journal of
Pneumonia di Provinsi Jawa Timur. Development Economics, 1(1):77-85.
E-Jurnal Matematika, 8(1): 27-34.
Latuconsina, Z. M. (2017). Analisis
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
(2018). Indeks Pembangunan Indeks Pembangunan Manusia
Manusia Provinsi Jawa Barat 2017. Kabupaten Malang. Journal of
Bandung: Badan Pusat Statistik Regional and Rural Development
Provinsi Jawa Barat. Planning, 1(2): 202-216.

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Lewaherilla, E. (2021). Pengaruh indeks
(2020). Indeks Pembangunan pembangunan manusia, tingkat

Jurnal Sosial Humaniora Sigli | Volume 5, Nomor 2, Desember 2022 123


Jurnal Sosial Humaniora Sigli (JSH)
p ISSN : 2615-3688
e ISSN : 2716-0270
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSH

pengangguran terhadap tingkat pemodelan kejadian diare di Kota


kemiskinan di masa pandemi covid- Semarang. Jurnal Gaussian, 7(2):
19. Musamus Journal of Economics 143-152.
Development, 3(2): 57-63.
Ramadhan, H. (2017). Analisis faktor-faktor
Lewandowska, K., Gwarda. (2018). yang mempengaruhi Indeks
Geographically weighted regression Pembangunan Manusia di Kabupaten
in the analysis of unemployment in Malang. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Poland. International Journal of Geo- FEB, 6(1): 1-12.
Information, 7(17):1-16.
Sapaat, T.M., Lapian, A.L.C.P.,
Nachrowi, N.D., Usman, H. (2006). Tumangkeng, S.Y.L. (2020). Analisis
Pendekatan Populer dan Praktis faktor-faktor yang mempengaruhi
Ekonometrika untuk Analisis Indeks Pembangunan Manusia di
Ekonomi dan Keuangan. Jakarta (ID): Provinsi Sulawesi Utara Tahun
Lembaga Penerbit FE UI. (2005-2019). Jurnal Berkala Ilmiah
Efisiensi, 20(3): 45-56.
Noviyanti, D. (2020). Analisis
perkembangan wilayah provinsi jawa Silang, I.L.S., Hasid Z., Priyagus. (2019).
barat untuk arahan pembangunan Analisis faktor-faktor yang
berbasis wilayah pengembangan. berpengaruh terhadap Indeks
Jurnal Geografi, 20(10): 1-20. Pembangunan Manusia. Jurnal
Manajemen, 11(2): 159-169.
Todaro, M.P., Smith, S.C. (2006).
Pembangunan Ekonomi Edisi Utami, T.W., Rohman, A., Prahutama, A.
Kesembilan. Jakarta (ID): Erlangga. (2016). Pemodelan regresi berganda
dan Geographically Weighted
Nurhayati, I.K., Rusiyono, A., Yasin, H. Regression pada tingkat
(2019). Robust Geographically pengangguran terbuka di Jawa
Weighted Regression dengan metode Tengah. Media Statistika,9(2):133-
mutlak simpangan terkecil pada 147

Jurnal Sosial Humaniora Sigli | Volume 5, Nomor 2, Desember 2022 124

Anda mungkin juga menyukai