Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PERSONAL

OLEH : PANDE MADE ADY MULIAWAN


Diajukan sebagai salah satu syarat seleksi calon anggota Bawaslu Kabupaten Jembrana

periode 2023 – 2028

BAGIAN PERTAMA ( I ):

1. Saya dilahirkan dalam keluarga penegak hukum dimana ayah seorang polisi dan
ibu seorang panitera Pengadilan negeri di Jembrana. SD, SMP dan SMA dilalui di
daerah kelahiran dan sarjana dilalui di sebuah Universitas di Malang Jawa Timur.
Bercita-cita meneruskan jejak ayah menjadi seorang polisi namun kemudian
justru menjadi seorang penyelenggara Pemilu. Sejak 2008 hingga 2013 menjadi
anggota KPU kabupaten Jembrana sebagai divisi teknis penyelenggaraan,
berlanjut menjadi ketua panwaslu Kabupaten Jembrana sejak 2013 sampai
dengan 2018 pada berbagai perhelatan demokrasi di Jembrana sebagai divisi
SDM dan organisasi serta beberapa kali menjadi Koordinator divisi hukum dan
penanganan pelanggaran. Sejak 2018 hingga sekarang tetap dipercaya sebagai
ketua Bawaslu Kabupaten Jembrana dan memegang Koordinator divisi SDM dan
organisasi.
2. Sejak kecil hingga beranjak dewasa dididik untuk bekerja keras, jujur dan disiplin
dalam semua hal karena dilahirkan oleh orangtua yang berprofesi sebagai
penegak hukum, sehingga dengan cara itu dapat menempuh pendidikan dengan
hasil memuaskan dan tepat waktu.
3. Aktivitas saya diluar waktu pekerjaan resmi tidak berbeda halnya dengan warga
lainnya. tidak membatasi pergaulan dan aktif dalam kegiatan tempek atau banjar.
Berkebun menjadi kegiatan sekaligus hobby yang saya jalani hingga saat ini.
4. Saya pernah menjadi anggota Badan Perwakilan Desa sebagai sekretaris dan
anggota, selain itu juga pernah menjadi kelian tempek dan sekretaris banjar adat
sebelum menjadi penyelenggara pemilu.
5. Pertama Muhammad Basir seorang awak media salah satu media cetak ternama,
kedua putu adi juga seorang awak media elektronik, dan ketiga Ketut Raka
seorang PNS di Pemkab Jembrana. Kami berinteraksi sebagai seorang sahabat
dan teman berdiskusi tentang berbagai hal terkait hobby, pekerjaan, informasi
serta hal lainnya yang bersifat positif. Saling mengisi berbagi informasi dan solusi
menjadi keseharian pergaulan kami.

BAGIAN PERTAMA( II):


1. ada
2. Orang-orang yang pernah atau masih menjadi acuan saya adalah orangtua
saya tentang nilai-nilai dan karakter yang harus dipedomani. Mereka selalu
mengingatkan tentang nilai-nilai dan karakter yang dapat mempengaruhi
hidup dan kehidupan saya jika saya melalaikannya.
3. Nilai-nilai kesetiakawanan, kejujuran, ketegasan, kedisiplinan, keadilan
menjadi hal yang wajib dipedomani dalam setiap pengambilan keputusan dan
sikap yang harus diambil dalam setiap rentang kehidupan. Karakter yang
berwibawa, rendah hati, menghargai, sabar, tabah dan empati yang tinggi
menjadi hal yang selalu diingatkan oleh mereka sejak kecil hingga dewasa
karena karakter tersebut dapat menjadi landasan moral dan etika dalam
kehidupan sehari-hari, meski dalam prakteknya sangat sulit untuk dilakukan.

BAGIAN PERTAMA III:

1. Yakin
2. Dalam skala 0-100, skor integritas saya 90 persen
3. Dalam skala 0-100 skor integritas saya adalah 90 persen dapat saya
jelaskan sebagai berikut:
Dalam keseharian baik dalam penugasan pekerjaan maupun diluar
pekerjaan saya selalu berusaha untuk selalu mengingat dan melaksanakan
apa yang sering disampaikan orangtua kepada saya. Dalam keadaan sadar
kecil kemungkinan melakukan kesalahan namun suatu hal yang tidak
dapat dipisahkan adalah bahwa tiada sesuatu yang sempurna. Dalam
sebuah lontar disebutkan ‘tan hana wong suasta nulus’ yang artinya tidak
ada manusia yang sempurna termasuk saya sebagai manusia biasa yang
tidak mungkin luput dari salah daan khilaf yang tidak disengaja.
BAGIAN KEDUA ( I ):

1. Saya tidak setuju dengan pernyataan bahwa ada pelanggaran yang dapat
ditoleransi dan ada pelanggaran yang tidak dapat ditoleransi. Secara prinsip bagi
saya tidak ada pelanggaran (kecurangan/manipulasi) yang dapat ditoleransi oleh
seorang pengawas pemilu
2. Alasan pernyataan saya diatas adalah bahwa dalam penegakan hukum pemilu
tidak ada yang mendapat perlakuan istimewa. Terhadap setiap pelanggaran
(kecurangan/manipulasi) harus dilakukan proses penanganan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku terlepas dari siapa yang melakukannya. Penegakan
hukum pemilu bagi saya adalah sebuah strategi pencegahan yang sangat efektif
sebelum menjadi kebiasaan buruk oleh yang berpotensi melakukan pelanggaran.
Contohnya adalah pada saat pelaksanaan pilgub Bali tahun 2018 yang secara
kebetulan deklarasi salah satu bacagub dilaksanakan di Jembrana, dengan
menindak beberapa oknum perbekel yang hadir saat deklarasi maka secara
meluas menimbulkan efek jera bagi oknum lainnya di seluruh Bali. Contoh lainnya
adalah dengan menindak 2 pejabat dilingkungan Pemkab yang patut diduga
melakukan tindakan mengarah keberpihakan, maka PNS yang lain menjadi takut
melakukan hal yang sama.

BAGIAN KEDUA ( II ):

1. Saya tidak pernah menghadapi situasi dimana saya harus melakukan


pelanggaran (kecurangan/manipulasi) untuk mencapai sesuatu.
2. Cara yang saya lakukan adalah selalu berusaha bekerja sesuai dengan aturan
yang ada, selalu ingat pesan orangtua, istri yang senantiasa mengingatkan
dan konsekuensi akibat perbuatan pelanggaran yang saya lakukan yang harus
saya pertanggungjawabkan di dunia dan akhirat. Pada akhirnya hukum karma
selalu saya jadikan pedoman dalam pekerjaan maupun diluar pekerjaan.
BAGIAN KEDUA ( III ):

Sebagai Pengawas pemilu, jika ada peristiwa yang dapat mengganggu tahapan
namun belum diatur dalam peraturan yang ada maka sebagai sebuah Lembaga yang
bersifat hierarkis maka saya akan mencoba mendiskusikan dengan sesame anggota
dan bilamana tidak ada kesepakatan maka hal ini akan saya konsultasikan kepada
pimpinan diatas saya yaitu Bawaslu Provinsi untuk mendapatkan pemecahan atau
solusi/sikap Lembaga atas peristiwa yang terjadi dan jika dianggap perlu maka arahan
secara formal dalam bentuk tertulis akan sangat membantu dalam pengambilan
keputusan/tindakan.
BAGIAN KETIGA ( I ):

1. Saya pernah melakukan kegiatan sosial, ekonomi dan budaya


2. Tujuan kegiatan yang saya lakukan dalam bidang sosial adalah : sekedar berbagi
dengan saudara-saudara kita yang keadaannya sangat kekurangan dan mengajarkan
saya tentang mensyukuri rejeki yang diberikan Tuhan kepada saya dan keluarga.
a. Sementara tujuan kegiatan ekonomi yang saya lakukan adalah untuk
menambah penghasilan dengan cara yang halal yaitu berkebun, beternak dan
berdagang kebutuhan sehari-hari.
b. Tujuan kegiatan budaya yang saya lakukan dengan menabuh baleganjur
adalah sebagai hobby sekaligus melestarikan budaya yang semakin kokoh.
3. Sebagai pihak yang bersentuhan langsung dan mendapat manfaat dari kegiatan yang
saya sebutkan diatas.
4. Pengaruh dari kegiatan yang saya sebutkan diatas bagi masyarakat adalah : dari segi
sosial maka akan terjalin interaksi dan rasa kekeluargaan yang kuat, yang kuat
menolong yang lemah. Dan bagi negara adalah akan tercipta kondisi yang lebih baik
karena dengan menolong sesame berarti juga kita meringankan beban negara. Dari
segi ekonomi maka kegiatan yang saya lakukan akan menaikkan daya beli dan
peredaran uang paling tidak dilingkungan setempat sehingga berdampak tidak
langsung bagi perekonomian negara. Dan kegiatan budaya akan membawa sebuah
kondisi yang sacral dan menyatukan warganya sehingga berdampak bagi keamanan
dan kenyamanan sebuah negara.
5. Dalam setiap tindakan dan usaha yang dilakukan menuju kebaikan selalu ada kendala
dan sebaliknya dukungan yang menyertai. Kendala masalah pendanaan biasanya
menjadi maslah yang pertama yang harus diatasi dan dengan semangat gotong
royong hampir selalu dapat diatasi. Untuk dukungan juga selalu hadir saat diperlukan
baik keluarga, sahabat, kerabat daan semua pihak yang masih peduli.
6. Ekspektasi saya dari kegiatan tersebut adalah membawa manfaat yang positif bagi
saya, keluarga, bangsa dan negara juga agama yang saya anut.
BAGIAN KETIGA II:
Pihak-pihak yang berperan dalam kegiatan diatas adalah :
1. Istri yang selalu memberikan support dan restu atas apa yang saya lakukan dalam
kegiatan tersebut
2. Keluarga yang juga memberikan dukungan moril dan materiil
3. Kerabat dan sahabat yang selalu memberikan informasi saran dan masukan
selama melakukan kegiatan tersebut

BAGIAN KETIGA (III):


Pengalaman berorganisasi sebelum berperan sebagai pengawas pemilu menjadi
modal dasar dan pedoman bagi saya dalam menjalankan tugas. Menjadi pengawas
memang tidak mudah dan pengalaman dalam organisasi membuat saya bisa
melakukan pekerjaan seperti sekarang meski masih banyak yang harus dilakukan
perbaikan.
BAGIAN KEEMPAT ( I ):
a. Menurut saya pihak yang dapat dijadikan mitra kerja adalah semua pihak
yang dengan kesadarannya ingin agar proses pemilu dapat berjalan dengan
baik, berintegritas dan berkualitas tanpa kecurangan dan sebaliknya pihak
yang harus diwaspadain adalah semua pihak yang tidak menginginkan proses
pemilu berjalan dengan baik dan sedapat mungkin pengawas pemilu
memberikan atensi atau perhatian yang lebih terhadapnya.

BAGIAN KEEMPAT ( II ):
b. Untuk menghindari intervensi negative dengan pihak lain jika saya terpilih
sebagai anggota Bawaslu Kabupaten adalah dengan selalu berpedoman
kepada semua aturan yang ada yang telah diatur dalam peraturan Bawaslu
dan Peraturan Perundang-undangan lainnya.

BAGIAN KEEMPAT (III):


c. Pengaruh keluarga dan teman bagi saya sangat penting dalam kategori yang
positif. Saran yang baik tentu bisa dipertimbangkan untuk dilakukan dan saran
yang buruk sudah pasti akan saya abaikan.
BAGIAN KELIMA (I):
Saya mulai tertarik isu/masalah/praktek kepemiluan, kepengawasan pemilu dan
demokrasi sejak tahun 2008 saat menjadi KPPS. Saat itu ingin mendalami kepemiluan
karena sangat banyak hal yang menarik yang tidak diajarkan disekolah dan perguruan
tinggi manapun saat itu. Ilmu kepemiluan saat itu masih sangat jarang diketahui
secara mendetail oleh masyarakat sehingga membuat saya sangat tertarik.

BAGIAN KELIMA (II):


1. Saya pernah membaca beberapa buku kepemiluan
2. Saya membacanya karena saya menganggap dalam buku tersebut terdapat
banyak hal terkait dengan pekerjaan saya sebagai penyelenggara pemilu

BAGIAN KELIMA (III):

Selain buku atau jurnal kepemiluan, saya juga membaca buku tentang sejarah dan
perjalanan tokoh-tokoh terkenal misalnya Soekarno, Hitler, Sintong Panjaitan, Benny
Murdani

BAGIAN KELIMA (IV) :

1. Salah satu buku yang saya miliki dan saya baca adalah buku Politik Hukum
Pemilu karya Janedjri M Gaffar mantan sekjen Mahkamah Konstitusi
2. Substansi buku diatas adalah tentang pasang surut praktik pemilu di
Indonesia setelah perubahan Undang-undang Dasar 1945 termasuk dinamika
pemilu legislative, pemilu Presiden dan Wakil Presiden serta Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Daerah. Peran Mahkamah Konstitusi juga menjadi
pembahasan yang menarik dalam buku ini.

BAGIAN KELIMA (V):


1. Saya pernah menulis artikel, dan jurnal terkait kepemiluan dan
pengawasan pemilu
2. Artikel saya terkait dengan fenomena Golput yang semakin menjadi
ancaman serius ditengah pembangunan demokrasi yang sedang
dilakukan, juga artikel tentang peran dan tantangan pengawasan pemilu
dan pilkada di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi yang
terjadi,
sementara untuk jurnal kepemiluan saya pernah menulis jurnal terkait
legalitas Satpol PP dalam penertiban alat peraga kampanye. Basis
argumentasinya adalah adanya aturan selain Peraturan Pemerintah yang
mengatur tugas wewenang dan fungsi Satpol PP juga PKPU yang
mengatur penugasan Satpol PP selain sebagai penegak Perda.
Jurnal lainnya adalah tentang efektivitas dan akuntabilitas laporan dana
kampanye oleh KAP. Buku ini diterbitkan oleh Bawaslu Provinsi Bali. Jurnal
ini menjadi bagian dari 10 jurnal lainnya yang dibuat secara kolektif oleh
Bawaslu Kabupaten/kota se provinsi Bali. Basis argumentasi jurnal ini
sekitar pelaksanaan pembatasan dana kampanye yang tidak sesuai
dengan harapan pembuat Undang-undang dan masyarakat secara umum.
BAGIAN VI (I):

Visi dan misi

Bawaslu kabupaten memiliki peran yang sangat strategis dalam proses pemilu
dan pemilihan agar tercipta proses yang berintegritas dan demokratis. Seorang
anggota Bawaslu kabupaten diharapkan memiliki visi dan misi yang jelas dalam
melaksanakan tugasnya. visi dan misi adalah panduan dalam menjalankan tugas
pengawasan pemilu dan pemilihan untuk memastikan terlaksananya semua proses
dengan langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil

Visi dan misi saya seandainya terpilih sebagai anggota Bawaslu kabupaten
Jembrana tentunya harus selaras dan sejalan dengan visi Bawaslu yaitu menjadi
Lembaga Pengawas Pemilu yang terpercaya dan misi yang telah digariskan untuk
mewujudkan visi dimaksud.

Visi : terciptanya pemilu yang demokratis, transparan, adil dan bermartabat


untuk meningkatkan integritas dan kepercayaan public terhadap proses demokrasi di
kabupaten Jembrana.

Misi :

1. Meningkatkan fungsi dan kerja-kerja pengawasan terhadap seluruh proses pemilu


dari sebelum, selama dan sesudah proses pemilu dengan pengawasan secara aktif
baik langsung maupun tidak langsung pada semua tahapan dan sub tahapan cepat,
cermat, efektif dan efisien,
2. Mengedepankan independensi, menghindari konflik kepentingan, netral tanpa
memihak kepada salah satu pihak serta menjunjung tinggi kode etik penyelenggara
pemilu dan standar profesionalisme dalam pengawasan pemilu,
3. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi sesama penyelenggara pemilu dan
pemangku kepentingan lainnya semata demi terciptanya penyelenggaraan pemilu
yang Luber jurdil serta sinergitas yang bersifat positif,
4. Mendorong partisipasi masyarakat dalam bidang pengawasan dengan membuka
ruang seluas-luasnya bagi semua pihak yang peduli terhadap keberlangsungan
demokrasi baik dengan cara sosialisasi, edukasi maupun pemberdayaan masyarakat
lainnya menurut kearifan lokal yang ada,
5. Memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada terutama yang terkait dengan
kemajuan teknologi,
6. Meningkatkan kapasitas seluruh jajaran pengawas pemilu di tingkat kecamatan,
desa/kelurahan dan pengawas TPS demi terselenggaranya pemilu yang berkualitas
dan bermartabat.

7. BAGIAN KEENAM (II)


Langkah yang akan saya lakukan jika terpilih untuk memenuhi visi dan misi diatas
adalah:
1. Membuat perencanaan secara menyeluruh
2. Menginventarisir masalah yang kemungkinan dihadapi dan Langkah
mengatasinya
3. Melakukan Upaya komunikasi dan koordinasi dengan sesama anggota pengawas
pemilu
4. Melakukan Upaya konsultasi jika dianggap perlu
5. Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan
pemilu
6. Melakukan Upaya komunikasi dan koordinasi dengan penyelenggara teknis
pemilu

BAGIAN KEENAM (III):


Penilaian saya terhadap model pengawasan pemilu saat ini relative sudah baik
dan semuanya sudah terukur mengikuti perkembangan zaman dan teknologi saat
ini. Namun dalam hal alat kerja yang disediakan terkadang terlalu banyak
sehingga menyulitkan pengawas dalam memenuhi keperluan input data hasil
pengawasan

BAGIAN KEENAM (IV):


Gagasan saya terkait dengan optimalisasi pengawasan diantaranya adalah:
1. Metode sosialisasi yang cenderung monoton sebaiknya ditinggalkan dan
diganti dengan metode kekinian yang efektif dan berbiaya murah serta tepat
sasaran. Pemilihan target group yang menjadi sasaran sosialisasi juga
sebaiknya dievaluasi. Kelompok tajen, sekaa karaoke, kesenian jogged genjek
dan kelompok informal lainnya yang selama ini tidak tersentuh perlu
mendapat porsi lebih untuk digandeng dalam pengawasan partisipatif
2. Alat kerja pengawasan yang digunakan sebagai panduan dalam melakukan
pengawasan pemilu perlu dibuat lebih sederhana namun tepat sasaran dan
lebih focus dalam melakukan kerja-kerja pengawasan.
3. Upaya-upaya pencegahan harus dilakukan dengan cara yang lebih massif baik
konvensional maupun di dunia digital, karena sesungguhnya kebahagiaan
tertinggi pengawas pemilu bukan pada seberapa banyak pelanggaran yang
bisa ditindak, namun berapa banyak pelanggaran yang bisa dicegah.

BERSAMA RAKYAT AWASI PEMILU


BERSAMA BAWASLU TEGAKKAN KEADILAN PEMILU

Anda mungkin juga menyukai