Anda di halaman 1dari 21

I.

BAGIAN PERTAMA

A. Riwayat Hidup
1. Deskripsi Riwayat Hidup

2. Tumbuh Menjadi Dewasa


3. Aktivitas Sehari-hari Diluar Pekerjaan Resmi

4. Organisasi yang pernah digeluti


5. Orang yang Selalu Berinteraksi

B. orang-orang yang pernah atau masih menjadi acuan kuat saya sampai sekarang
tentang nilai-nilai atau karakter
1. Acuan Kuat tentang nilai-nilai atau karakter
Saya memiliki orang-orang yang selalu menjadi acuan kuat bagi saya
sampai sekarang tentang nilai-nilai kepribadian dan karakter. Mereka adalah :
a. Nabi Muhammad SAW
b. Mohammad Hatta
c. ….
Sebagai seorang muslim, orang yang pernah dan menjadi acuan kuat
sampai sekarang tentang nilai-nilai atau karakter bagi saya adalah sosok Nabi
Muhammad SAW. Karakter dalam hal kejujuran, tatakrama, kelembutan dalam
budi pekerti, beliau tidak hanya dikagumi oleh ummatnya. Namun juga semua
orang. Namun tentunya jika berbicara tentang Nabi Muhammad Saw, akan
banyak orang mengatakan itu kan Nabi. Bagaimana dengan orang lain yaitu
manusia biasa saja?
Bung Hatta adalah tokoh inspirasi saya berikutnya, bagaimana
kesederhanaan, kebersahajaan, kejujurannya serta sikapnya yang tegas juga
setia kawan menjadi contoh negarawan hebat yang meletakkan kepentingan

0
negara dan bangsa diatas kepentingan pribadi yang mungkin tidak akan pernah
lahir lagi sosok tersebut dimasa ini.
….
2. Nilai Karakter yang menjadi acuan
Dari Sosok Nabi Muhammad SAW Nilai atau karakter dalam hal
pentingnya kejujuran dan integritas dalam sebuah pekerjaan. Sebab menurut
saya dimanapun kita bekerja nilai atau karakter tersebut benar-benar harus
ditanamkan dalam diri kita. Dari Bung Hatta saya belajar kesederhanaan,
kebersahajaan, kejujuran serta sikap yang tegas juga setia kawan. Dari Abak
saya belajar Karakter yang berintegritas, keteguhan prinsip, disiplin dan
semangat yang luar biasa menyatukan semangat dan nilai-nilai ibadah.

C. Integritas Dalam Bekerja


Skor 99 ini saya pikir adalah skor tertinggi dan sangat berintegritas bagi
saya. Sebab jika saya katakan skor saya adalah 100, maka sama saja saya
menyatakan secara tidak langsung saya berada di titik kesempurnaan. Padahal
sesungguhnya kesempurnaan itu mutlak milik Allah SWT. Dengan kata lain angka
100 adalah angka atau nilai Allah SWT. Namun terlepas dari itu semua saya hanya
bisa mengatakan secara yakin bahwa saya memiliki integritas yang tinggi
insyaAllah.

II. BAGIAN KEDUA

Pernyataan :
“Penyelenggaraan Pemilihan Umum dan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur,
Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota sering kali terjadi
pelanggaran (kecurangan/manipulasi) dengan berbagai modus operandi yang seolah-
olah tidak dapat terelakan. Ada pelanggaran yang bisa ditoleransi dan ada pelanggaran
yang tidak dapat ditoleransi.”

A. Tanggapan Atas Pernyataan


Berdasarkan pernyataan di atas terkait dengan seringnya terjadi
pelanggaran saya sangat setuju. Apalagi ketika masuknya tahapan-tahapan krusial

1
dalam Pemilu ataupun Pemilihan. Diantaranya adalah di masa tahapan kampanye,
dan juga di masa tenang yaitu 3 hari sebelum hari pencoblosan. Dan terhadap
pelanggaran-pelanggaran ini jika dikatakan bahwa ada pelanggaran yang bisa
ditoleransi, ada pelanggaran yang tidak dapat ditoleransi tentu saya sangat tidak
setuju. Di dalam proses penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan sudah ada aturan-
aturan yang ditetapkan baik oleh Undang-Undang Pemilu dan Pemilihan, maupun
Perundang-undangan seperti Peraturan Bawaslu, Peraturan KPU dan lain
sebagainya. Dan dalam aturan ini, apabila ada larangan yang dilanggar baik oleh
penyelenggara Pemilu, Peserta Pemilu, dan juga Pemilih maka ada sanksi yang
ditetapkan. Terhadap pelaksanaan sanksi ini, jika sebuah dugaan pelanggaran itu
terbukti, maka tidak adalagi toleransi. Aturan sudah harus ditegakkan.
Kenapa sebuah pelanggaran tidak bisa ditoleransi? Hal ini dikarenakan,
demi menegakkan keadilan itu sendiri secara umum, dan khususnya dalam
menegakkan keadilan Pemilu dan Pemilihan itu sendiri. Oleh karena itu, kita ambil
tata cara penegakkan hukum Pemilu dan Pemilihan yang ada di Lembaga Bawaslu
sendiri, dikenal istilah cegah, awasi, tindak. Apa maksudnya? Maksudnya adalah
ada fase dan masa pencegahan yang harus dilakukan misalnya oleh lembaga
Bawaslu dengan cara memberikan sosialisasi-sosialisasi kepada masyarakat, dan
peserta pemilu, dan bahkan kepada penyelenggara Pemilu sekalipun tentang
larangan-larangan yang tidak boleh dilanggar dalam pelaksanaan Pemilu dan
Pemilihan itu sendiri. Sosialisasi-sosialisasi ini dapat disampai secara online via
medsos dan lain sebagainya. Dan juga dapat secara langsung seperti seminar,
bimtek, obrolan santai, dan lain sebagainya. Dan semua ini adalah sebagai salah
satu bentuk dari pencegahan itu sendiri.
Ketika pencegahan sudah dilakukan, maka tahap berikutnya adalah
pengawasan. Pengawasan terhadap proses pelaksanaan Pemilu itu sendiri sesuai
tahapannya. Dan bahkan ketika proses awasi ini berjalan, selama pelanggaran itu
belum terjadi, maka konsep pencegahan selalu dikedepankan. Namun ketika masih
juga terjadi pelanggaran, maka tidak ada lagi toleransi dan memilah-milah, bahwa
ini pelanggaran ringan ditoleransi saja, ini pelanggaran berat baru diproses. Semua

2
pelanggaran harus diproses, dan biarkan hukum yang akan memberikan sanksi
sesuai perbuatan melawan hukumnya tersebut.
B. Contoh Kasus Yang Pernah Dialami
Sebagai contoh kasus ketika tahun 2019 pada periode pertama saya
menjabat di KPU, dalam tahapan pencalonan, ada oknum sebuah partai yang
menawarkan sejumlah uang kepada rekan saya sesama anggota KPU untuk dapat
diloloskan sebagai calon dalam daftar calon tetap pada pemilu 2019. Namun saya
secara pribadi menolak itu dan mencegah agar menolak pemberian tersebut, dan
dibuktikan dengan tidak ditandatanganinya berita acara penetapan DCT oleh saya
karena alasan pertama tidak bersedia dengan proses yang tidak transparan, dan
karena alasan cuti melahirkan, hingga akhirnya oknum tersebut dicoret dalam DCT
sehingga yang bersangkutan menuntut dan menggugat kami semua ke Dewan
kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) dengan bukti-bukti pemberian sejumlah
uang kepada rekan saya, akhirnya DKPP memutuskan bahwa perbuatan yang
dilakukan rekan saya adalah salah dikarenakan tidak mencegah terjadinya suap
menyuap, justru membiarkan kecurangan dan pelanggaran terjadi.

3
III. BAGIAN KETIGA

A. Kegiatan Pada Bidang Sosial, Politik, Ekonomi, Dan/Atau Budaya Yang Penting
Dalam Bidang Sosial, saya terlibat sebagai Bundo Kanduang dalam
organisasi Sosial Kemasyarakatan Keluarga Besar Sumatera Barat semenjak tahun
2022 hingga sekarang. Bidang Politik adalah sebagai penyelenggara pemilu dari
tahun 2015 sebagai anggota komisioner KPU Kabupaten Pesisir Barat. Bidang
ekonomi saya berperan untuk mengadvokasi dan memberikan wawawsan ketika
ada permasalahan dimasyarakat sekitar saya ketika mengalami kendala dalam
penerimaan ataupun penyaluran bantuan sosial pemerintah. Bidang Budaya saya
berperan aktif dalam membina kegiatan kesenian yang diberi nama Grup Kesenian
Sanggar Minang Serumpun, yang mana kegiatan latihan dilakukan dirumah saya.
B. Tujuan Kegiatan
Adapun diantara tujuan kegiatan-kegiatan tersebut seperti mengikuti
kegiatan pengajian untuk mempererat tali silaturrahim antar sesama orang
perantau dan juga lingkungan tempat saya tinggal, juga berfungsi untuk dapat
berkomunikasi dan bersosial dengan masyarakat sekitar tempat tinggal. Dan untuk
kegiatan sebagai penyelenggara Pilkada semenjak tahun 2015 tujuannya adalah
menjadi bagian dalam pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Gubernur dan
Wakil Gubernur) di Provinsi Lampung. Dan bisa dikatakan bahwa ini adalah
pengalaman pertama secara langsung dalam perhelatan Pemilihan di Indonesia,
dan khususnya di provinsi Lampung.
Adapun dikegiatan Ekonomi, saya memberikan informasi dan wawasan
mengenai kepada Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan Ketika
memiliki masalah dalam penerimaan bantuan sosial. Disamping itu juga
mensosialisasikan mengenai tata cara pendaftaran calon peserta Data Terpadu
Kesejahteraan Sosial.
Dibidang Budaya, saya memberikan ruang dan fasilitas kepada anak-anak
muda untuk mau melestarikan kebudayaan Minangkabau dengan melaksanakan
rutinitas latihan tambur dan tari.

4
C. Peran Serta dalam Kegiatan
Dalam kegiatan-kegiatan yang dijelaskan diatas, Adapun peran saya di bidang sosial
sebagaimana yang sudah dijelaskan diatas adalah sebagai anggota. Dan untuk
Dalam bidang Politik, Sebagai ketua KPU tentu menjadi kewajiban bagi saya untuk
memberikan pendidikan politik kepada masyarakat, khususnya pemilih. Banyak
kegiatan yang telah dilakukan seperti, menjadi narasumber pada berbagai acara
sosialisasi dan rapat koordinasi. Kegiatan tersebut untuk memberikan pendidikan
politik bagi masyarakat tentang pemilu, maupun sosialisasi-sosialisasi peraturan
kepemiluan baik kepada stakeholder, peserta pemilu, TNI/Polri maupun pemilih itu
sendiri, baik yang dilaksanakan oleh KPU sendiri ataupun undangan dari organisasi
kepemudaan, pemerintah daerah ataupuan dari Bawaslu Pesisir Barat.
D. Pengaruh yang dihasilkan Dari Kegiatan
Adapun pengaruh yang dihasilkan bagi kehidupan masyarakat khususnya
masyarakat lingkungan tempat saya tinggal adalah :
- Dalam bidang sosial, dari kegiatan yang sudah dilakukan, sangat berpengaruh
terhadap kedekatan, dan kebersamaan dalam hidup bermasyarakat. Karena di
dalamnya terkandung nilai-nilai kebersamaan dan kekeluargaan.
- Dalam bidang Politik, dari kegiatan yang sudah dilakukan saya sudah ikut
berpartisipasi dalam menyukseskan Pemilihan sebagai penyelenggara ditingkat
Kabupaten.
- Dalam bidang ekonomi, saya merasakan masyarakat sudah memahami
bagaimana menyikapi ketika menghadapi kendala dalam penerimaan bantuan
sosial pemerintah.
- Dalam bidang budaya, keaktifan anggota kesenian dalam mengikuti latihan yang
telah dijadwalkan dan mereka mengikuti dengan senang hati, sehingga mereka
tampil diacara perhelatan tidak canggung dan mendapatkan support yang bagus
dari masyarakat yang mendengarkan maupun yang menonton penampilan
mereka.

5
E. Dukungan dan Kendala Untuk Mencapai Impian Kegiatan
Terkait dukungan dari kegiatan yang dilakukan tentunya ada. Dukungan-dukungan
tersebut dating mulai dari keluarga, kawan-kawan, masyarakat, dan unsur-unsur
lainnya. Dan juga terkait kendala dalam pelaksanaan kegiatan tersebut juga sudah
pasti ada. Diantaranya kendala adalah kemampuan yang masih terbatas,
banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan, dan lain sebagainya. Namun
kendala-kendala ini pada akhirnya dapat diselesaikan dengan adanya Kerjasama
yang baik, saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya.
F. Ekpektasi Yang Diharapkan dari Kegiatan
Terkait ekspektasi saya ke depannya dari kegiatan tersebut adalah semoga
kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan tersebut dapat bermanfaat dan
dilanjutkan oleh generasi-generasi berikutnya dengan lebih baik lagi.
G. Pihak-pihak yang ikut berperan dalam kegiatan
Pihak-pihak yang ikut berperan dalam kegaitan adalah :
- Dalam kegiatan di bidang sosial yang dijelaskan di atas adalah Pemuka
masyarakat, Kepala Lingkungan, Pengurus Mushalla, Pengurus KBSB dan
masyarakat sekitar.
- Dalam bidang politik dari kegiatan yang dijelaskan di atas adalah Penyelenggara
dari unsur KPU Kab. Pesisir Barat, PPK, PPS, KPPS, PPDP, Penyelenggara dari
unsur pengawas pemilu, Unsur Pimpian Kabupaten, Camat, Pratin, Kepala
Lingkungan dan masyarakat.
- Dalam bidang ekonomi dari kegiatan yang dijelaskan di atas adalah masyarakat
sekitar yang merupakan keluarga penerima manfaat program keluarga harapan
dari Kementrian sosial.
- Dalam bidang budaya dari kegiatan yang dijelaskan diatas adalah generasi muda
dari Keluarga Besar Sumatera Barat

H. Dari pengalaman saya dalam melakukan kegiatan berorganisasi selama ini, Saya
percaya kegiatan tersebut bisa bermanfaat ketika saya menjadi Anggota Bawaslu
Provinsi Lampung nanti. Ditambah lagi dengan adanya pengalaman sebagai
penyelenggara Pemilu di Kabupaten Pesisir Barat selama dua periode.

6
IV. BAGIAN KEEMPAT

Berdasarkan Pernyataan berikut ini : “Setiap orang dalam bersikap dan bertindak dapat
diperngaruhi oleh pihak lain, seperti tindakan buruk atau baik. Anggota Bawaslu
Provinsi dalam mengawasi penyelenggaraan pemilu atau pemilihan gubernur dan wakil
gubernur, bupati dan wakil bupati, serta walikota dan wakil walikota, juga dapat
dipegaruhi oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu. Kepentingan yang
dimaksud dapat sejalan atau tidak sejalan dengan misi Bawaslu.”

A. Pihak yang dijadikan Mitra Kerja dan Pihak yang harus diwaspadai menggangu
misi Bawaslu Provinsi Lampung
Dipengaruhi dan mempengaruhi, itulah sifat dasar manusia, tentunya hal ini
harus bisa dipilah pilih mana yang sesuai dengan atruan dasar dan mana yang tidak
sesuai dengan perundang-undangan. Dalam menyelenggarakan Pemilu, anggota
Bawaslu juga dapat dipengaruhi oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan
tertentu, baik yang sejalan atau tidak sejalan dengan misi Bawaslu.
Maka Pihak yang dapat dijadikan mitra kerja dalam mendukung misi
Bawaslu diantaranya adalah Unsur Pimpinan Daerah, KPU, Kepolisian, Kejaksaan,
dan juga KPU sebagai sesama penyelenggara Pemilu, serta melibatkan peran
masyarakat sebagai pengawas partisipatif.. Serta semua lembaga LSM maupun
organisasi politik untuk bersama-sama menjalankan kaidah politik dan demokrasi
serta pemilu yang bisa mengangkat derajat masyarakat Indonesia.
Adapun pihak yang harus diwaspadai yang akan mengganggu misi Bawaslu
secara umum adalah pihak-pihak yang syarat dengan kepentingan pribadi untuk
memenangkan unggulan masing-masing. Sebagai contoh, pihak keluarga yang
terlibat politik baik secara aktif dalam mendukung salah satu pasangan calon
ataupun menjadi pengurus dan partisipan salah satu partai politik, lembaga
Organisasi yang tidak netral yang akan melakukan dan menempuh berbagai cara
untuk mendapatkan kemenangan dengan cara yang tidak baik untuk salah satu
pasangan calon atau partai politik dukungannya. Namun meskipun demikian,
tentunya dalam hal menjaga agar visi dan misi Bawaslu tidak terganggu dan dapat
berjalan baik dari, juga harus dilakukan dengan cara yang baik pula. Diantaranya

7
adalah menyampaikan, menolak, dan memberikan informasi dan penjelasan
dengan cara yang baik apabila gangguan-gangguan tersebut datang nantinya.
B. Strategi yang akan dilakukan untuk menghindari intervensi negatif dari pihak lain
apabila menjadi Anggota Bawaslu Provinsi Lampung
Pertama penguatan lembaga secara internal. Para Komisioner Bawaslu
Provinsi Lampung harus saling berkomunikasi dengan baik dan lancar. Setiap
persoalan yang berhubungan dengan tugas dan wewenang harus saling
memahami. Saling mendukung satu dengan yang lain dalam hal yang positif sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Dan juga memperkuat pemahaman tentang
regulasi ataupun aturan perundang-undangan tentang kepemiluan baik bagi para
komisioner maupun untuk kesekretariatan Bawaslu Provinsi Lampung. Dan juga
komunikasi antara sesama komisoner, komisoner dengan kepala sekretariat, dan
tentunya juga dengan jajaran staf harus terjalin dengan baik dan lancar.
Kedua, apabila ada masukan, laporan dan tanggapan dari pihak luar
Lembaga Bawaslu Provinsi Lampung, seperti masyarakat warga negara Indonesia
yang memiliki KTP elektronik, Pemantau Pemilu, dan juga dari para peserta pemilu,
maka harus proses yang dilakukan harus melalui prosedur yang jelas dan sesuai
aturan, sehingga bisa dipelajari dan dibahas secara seksama dalam lembaga
Bawaslu Provinsi Lampung nantinya.
C. Pengaruh Keluarga Atau Teman
Selama ini pengaruh keluarga terhadap saya dalam bekerja adalah sebatas
motivasi, dan mengingatkan jangan sampai dalam bekerja merugikan orang lain,
jaga Kesehatan karena Kesehatan sangat penting dalam suksesnya sebuah
pekerjaan, serta pandai dalam mengatur (management) waktu. Keluarga tidak mau
mencampuri urusan internal saya dalam bekerja. Khususnya juga sewaktu
menjalankan tugas sebagai Komisoner KPU Kabupaten Pesisir Barat. Keluarga
sangat memahami dengan situasi dan kondisi pekerjaan saya. Sedangkan dari
teman-teman sekitar saya selama ini hampir tidak pernah membahas tentang
persoalan internal pekerjaan saya. Mereka bahkan lebih sering banyak bertanya
seputar regulasi dalam penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada saja.

8
Dalam hal jika harus ada yang saya dengar dan ambil dari keluarga dan
teman-teman ini adalah masukan dan motivasi yang positif saja. Jika masukkan
yang diberikan itu baik dan tidak bertentangan dengan aturan-aturan dalam
pekerjaan saya, maka hal ini boleh saja untuk diambil. Namun jika masukkannya
seuatu yang tidak baik, dan juga tidak sesuai dengan aturan-aturan pekerjaan saya,
tentunya hal ini tidak perlu diambil dan ditolak secara baik saja.

9
V. BAGIAN KELIMA

A. Sejak kapan anda mulai tertarik pada isu / masalah / praktek kepemiluan,
kepengawasan pemilu, dan demokrasi? Mengapa anda tertarik?

Sejak tahun 2001 pada saat Saya mulai aktif bergabung dengan organisasi
yang ada di kampus IAIN Imam Bonjol Padang, saya sering ikut membahas dan
berdiskusi tentang berbagai hal termasuk demokrasi. Dan juga seringnya terjadi
dinamika pemilihan BEM yang ada di kampus, yang mana kondisinya hampir mirip
dengan pelaksanaan pemilu di Indonesia. Pada saat itu masing-masing organisasi
mahasiswa seperti HMI, PMII, IMM, KSI dan lain sebagainya juga membuat nama
partainya dan juga ada gabungan beberapa organisasi mahasiswa, ada yang oposisi
dan banyak dinamika lainnya. Hal ini bagi saya suatu hal yang unik dan menarik.
Sehingga setelah tamat dari kuliah Strata 1 saya masih suka membaca dan
mengikuti perkembangan politik khususnya yang ada di Indonesia, dan pada tahun
2015 saya mulai berperan langsung dalam penyelenggara kepemiluan (Pilkada)
sebagai Anggota Komisioner KPU Kabupaten Pesisir Barat.
Ketertarikan ini tidak hanya dalam pekerjaan saja bagi saya. Namun juga
menjadi buah pikiran yang saya tuangkan dalam karya-karya ilmiah seperti menulis
artikel tentang penyelenggara pemilu di media-media elektronik.
B. Beberapa buku yang pernah saya baca dan jurnal ilmiah terkait demokrasi dan
kepemiluan
Ada beberapa buku yang saya pernah baca dan jurnal ilmiah terkait
demokrasi dan kepemiluan. Diantaranya adalah buku karangan Rahmad Bagja dan
Dayanto yang berjudul “Hukum Acara Penyelesaian Sengketa Proses Pemilu:
Konsep, Prosedur, Teknis Pelaksanaan”, Buku Hasyim Asy’ari yang berjudul
“Konsolidasi Demokrasi Pergulatan Politik Pemilu di Indonesia”, Buku Refly Harun
yang berjudul “Hukum Sengketa Pemilu” dan juga ada beberapa buku lainnya.
Menurut saya buku-buku dan jurnal-jurnal yang lainnya menambah pengetahuan
saya tentang hal-hal yang berhubungan dengan demokrasi. Dan juga buku-buku
tersebut juga dapat saya jadikan sebagai referensi bacaan.
Selain buku-buku dan jurnal-jurnal tentang demokrasi, kepemiluan dan
kepengawasan pemilu, banyak buku-buku dan jurnal lain yang saya baca.
10
Diantaranya adalah buku-buku hukum, hukum pidana, hukum perdata, hukum
Islam, buku-buku ekonomi, ekonomi pembangunan, ekonomi Islam, jurnal-jurnal
hukum, dan jurnal-jurnal tentang ekonomi. Serta kitab-kitab lainnya.
Judul buku-buku yang saya baca yang berhubungan dengan kepemiluan
seperti buku karangan Rahmad Bagja dan Dayanto yang berjudul Hukum Acara
Penyelesaian Sengketa Proses Pemilu: Konsep, Prosedur, Teknis Pelaksanaan
menjelaskan tentang bagaimana tatacara penanganan proses sengketa di ranah
Badan Pengawas Pemilu. Buku ini sangat berguna dan membantu para
penyelenggara pemilu dalam bekerja, khususnya dalam penanganan proses aduan
sengketa Pemilu. Dan juga buku Hasyim Asy’ari yang berjudul Konsolidasi
Demokrasi Pergulatan Politik Pemilu di Indonesia. Buku ini membahas tentang
bagaimana proses demokrasi yang berjalan di Indonesia selama ini. Banyak hal-hal
yang menarik yang dapat dijadikan referensi dan informasi terkait pelaksanaan
demokrasi di Indonesia.
Selain yang disebutkan di atas, buku dan tulisan lainnya tentang demokrasi
diantaranya adalah buku Sistem Politik Indonesia: Konsolidasi Demokrasi Pasca
Orde Baru, yang dibuat oleh Prof. DR. Kacung Marijan. Buku ini membahas tentang
kepingan sejarah perjalanan politik bangsa Indonesia dengan segala dinamika dan
perubahannya serta berbagai faktor yang mengitasinya. Dan juga buku yang
berjudul Gajah Mada: Sistem Politik dan Kepemimpinan, karya Enung Nurhayati,
MA., Ph.D. Buku ini banyak membahas tentang bagaimana upaya seorang putra
Nusantara yaitu Gajah Mada yang begitu besar keinginannya untuk membangun
National State di bawah pemerintahan kerajaan Majapahit.
Sedangkan beberapa jurnal yang pernah saya baca adalah Demokrasi dan
Pembangunan, yang ditulis oleh Siti Witianti. Jurnal ini membahas tentang
bagaimana demokrasi dapat mendukung proses pembangunan atau sebaliknya,
bagaimana pembangunan dapat menunjang demokrasi. Dan juga jurnal dengan
judul Sistem Demokrasi di Indonesia Ditinjau dari Sudut Hukum Ketatanegaraan,
yang ditulis Oleh Jailani, SH, MH. Jurnal ini membahas tentang bagaimana
demokrasi disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu Negara.

11
Demokrasi merupakan posisi yang sangat vital dalam kaitannya dengan pembagian
kekuasaan dalam Suatu Negara.

12
VI. BAGIAN KEENAM

A. Visi Dan Misi Sebagai Anggota Bawaslu Provinsi Lampung


Jika saya terpilih sebagai anggota Bawaslu Provinsi Lampung nantinya,
secara pribadi saya mempunyai visi dan misi. Adapun visi saya adalah “Terwujudnya
Bawaslu Provinsi Lampung sebagai Lembaga Pengawas Pemilu Terpercaya dalam
Penyelenggaraan Pemilu Demokratis, Bermartabat, Unggul dan Berkualitas.”
Sedangkan misi saya adalah sebagai berikut:
1. Membangun Personil dan Kelembagaan pengawas pemilu yang Profesional,
Kuat, Mandiri, Berintegritas dan Solid;
2. Meningkatkan dan Memperkuat kualitas sistem kendali dalam pola manajemen
pengawasan yang terstruktur, sistematis, dan integratif yang berbasis pada
teknologi;
3. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dan peserta pemilu, serta
meningkatkan sinergi kelembagaan dalam pengawasan pemilu partisipatif;
4. Meningkatkan kepercayaan publik atas kualitas kinerja pengawasan berupa
pencegahan dan penindakan, serta penyelesaian sengketa secara Progresif,
cepat, akurat, transparan dan sederhana;
5. Membangun Bawaslu Provinsi Lampung sebagai pusat pengetahuan,
pembelajaran pengawasan pemilu dengan basis riset akademis untuk
pengembangan demokratis melalui pengawasan pemilu.
B. Langkah-Langkah Dalam Mewujudkan Visi Dan Misi
Adapun langkah-langkah saya untuk mewujudkan visi dan misi tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Melakukan kegiatan pelatihan khusus secara berkala seputar Peningkatan
Pengawasan Pemilu bagi SDM di seluruh jenjang kelembagaan pengawas
Pemillu dan juga ranah kesekretariatan di Bawaslu Provinsi Lampung
2. Mengoptimalkan kinerja pengawasan berbasis teknologi dalam melakukan
pencegahan dan penindakan, serta penyelesaian sengketa agar lebih cepat,
transparan dan sederhana

13
3. Menjalin kerjasama kepada seluruh elemen Pemerintah, masyarakat,
akademisi, OKP/OKM dan peserta pemilu dalam pengawasan penyelenggaraan
pemilu demi terwujudnya pemilu yang Demokratis, Bermartabat, Unggul dan
Berkualitas. Misalnya dengan penanda tanganan MOU dengan stakeholder dan
pihak-pihak terkait lainnya.
C. Penilaian terhadap Model Kepengawasan Pemilu Saat Ini
Terkait model pengawasan Pemilu yang sudah berjalan selama ini, saya
memiliki pandangan tersendiri. Menurut saya model pengawasan yang dilakukan
sudah cukup bagus. Diantaranya model pengawasan partisipatif yang sudah digagas
oleh Bawaslu sebagai Lembaga pengawas dalam perhelatan Pemilu dan Pemilihan.
Hal ini sesuai dengan tagline Bawaslu “Bersama Rakyat Awasi Pemilu, Bersama
Bawaslu Tegakkan Keadilan Pemilu”.
Dan selain itu pengembangan model pengawasan dari waktu ke waktu yang
sudah mulai lebih baik. Terbukti jika dulunya Lembaga ini acap kali dianggap sebagai
Lembaga yang tidak memiliki power, tidak begitu dianggap keberadaannya dalam
setiap tahapan Pemilu dan Pemilihan, tentunya dengan hasil pengawasan yang
terus membaik dari waktu ke waktu, saat ini kita bisa melihat bagaimana Lembaga
ini menjadi Lembaga yang kuat, dan menjadi bagian penting dan cenderung urgent
dalam setiap tahapan Pemilu dan Pemilihan. Sebagai contoh lagi, ketika ada
sengketa di Mahkamah Konstitusi, hasil pengawasan dari Lembaga Bawaslu akan
menjadi pertimbangan penting dan urgen bagi Mahkamah Konstitusi dalam
memutus perkara sengketa tersebut.
Namun meskipun demikian, hasil sebuah pengawasan tentunya tidak hanya
dapat dilihat dan dinilai secara umum saja. Dengan kata lain, memang setiap
penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan, ketika Bawaslu dan jajarannya mengawasi
secara langsung, bisa dipastikan pelanggaran turun secara drastis.
Namun sebaliknya ketika petugas-petugas pengawas Pemilu ini, tidak lagi
melakukan pengawasan secara langsung, maka kecurangan-kecurangan Pemilu dan
Pemilihan itu masih saja terus terjadi. Sebutlah money politic, politik identitas,
serangan fajar, dan pelanggaran-pelanggaran lainnya. Pelanggaran-pelanggaran ini

14
seakan-akan sudah menjadi tradisi setiap penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan
akhir-akhir ini. Taukah masyarakat terhadap peristiwa pelanggaran ini?, jawabannya
tau. Namun terhadap pelanggaran-pelanggaran yang diketahui oleh masyarakat
tersebut sekurang-kurangnya ada dua hal Tindakan yang dilakukan oleh
masyarakat. Pertama, ada yang berani melaporkan kepada pengawas Pemilu.
Namun kendalanya laporan tersebut sangat minim dan bahkan cenderung tanpa
ada alat bukti. Dan terkadang ada juga masyarakat yang hanya sekedar memberi
informasi tentang adanya pelanggaran di suatu tempat. Ketika pengawas Pemilu
mendatangi tempat peristiwa yang dilaporkan, pengawas Pemilu tidak
mendapatkan apa-apa terkait pelanggaran. Kedua, masih banyaknya masyarakat
yang takut untuk melaporkan apabila melihat adanya pelanggaran Pemilu ataupun
Pemilihan kepada pengawas Pemilu. Hal ini dikarenakan adanya rasa takut,
diintimidasi, dan lain sebagainya.
Berdasarkan hal-hal yang disebutkan di atas, benar adanya Bawaslu dan
jajaran kebawahnya tidak akan sanggup melakukan pekerjaan pengawasan
terhadap pelaksanaan pesta Demokrasi 1 x 5 tahunan tersebut. Karena
keterbatasan personil juga tentunya sangat berpengaruh dalam melaksanakan
tugas pengawasan. Oleh sebab itulah Bawaslu harus bekerjasama dengan
masyarakat dalam melakukan pengawasan Pemilu. Sesuai dengan tagline Bawaslu
“Bersama Rakyat Awasi Pemilu, Bersama Bawaslu Tegakkan Keadilan Pemilu”.
D. Gagasan Optimalisasi Kerja Kepengawasan Pemilu
Terkait Gagasan optimalisasi kerja kepengawasan Pemilu kedepannya, maka saya
mempunyai ide dan gagasan, yaitu:

1. Penguatan SDM terhadap internal Lembaga Pengawas Pemilu


Salah satu kelemahan dalam Lembaga Pengawas Pemilu adalah belum
meratanya sumber daya manusia yang ada dilembaga. Ketidakmerataan SDM
yang dimaksud adalah dalam hal memahami peraturan-peraturan terkait
Kepemiluan itu sendiri. Misalnya saja pemahaman para kepala sekretariat, staf-
staf, dan unsur lainnya terkait regulasi kepemiluan yang masih kurang di
tingkatan bawah (Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Kecamatan). Padahal baik

15
Kepala Sekretariat, maupun staf yang bekerja di Bawaslu itu sendiri ketika sudah
bergabung dengan Lembaga pengawas Pemilu ini, maka secara otomatis akan
menjadi bagian dari pengawas pemilu itu sendiri. Dan bahkan dalam pemikiran
masyarakat mereka ini adalah pengawas pemilu.
Oleh sebab itu, pentingnya dilakukan pelatihan-pelatihan apakah itu
Rapat Koordinasi, Bimbin Teknis dan sebutan lainnya baik yang berbasis
anggaran, maupun tidak. Dan mereka yang tergabung dalam Lembaga ini harus
memiliki kesadaran yang tinggi, bahwa mereka adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari pengawas pemilu itu sendiri.
2. Peningkatan Sosialisasi Produk Hukum Pemilu via Digital.
Kendala luasnya wilayah dan geografis dalam hal mensosialisasikan
produk-produk hukum Pemilu rasanya sudah tidak menjadi alasan lagi.
Mengingat sudah berkembang dan jauhnya jangkauan dunia digital dalam
kehidupan masyarakat kita. Dan bahkan hari ini tercatat, mayoritas masyarakat
Indonesia, khususnya anak-anak muda, dan bahkan juga para orang tua sangat
dekat dengan yang Namanya media sosial (Medsos).

Oleh sebab itu, jika dalam mensosialisasikan produk-produk hukum


Pemilu yang dilakukan oleh Bawaslu hanya dengan cara offline atau langsung
kepada masyarakat, tentunya ini akan sangat minim hasilnya. Oleh karenanya
Bawaslu sebagai Lembaga pengawas pemilu yang dalam melakukan
pekerjaannya harus berdasarkan “cegah, awas, tindak” maka harus bisa
menjadikan medsos, Web, dan lain sebagainya untuk sarana sosialisasi produk
hukum pemilu kedepannya.

3. Membuat MOU dengan pihak-pihak terkait.


Salah satu Langkah dalam meningkatkan pengawasan partisipatif adalah
dengan cara melibatkan secara langsung masyarakat di tempat pelaksanaan
pesta demokrasi tersebut. Dan tentunya jika hanya sekedar mengajak itu tidak
akan mungkin. Butuh kesepahaman antara Lembaga Bawaslu dengan pihak-
pihak terkait yang akan dilibatkan dalam pengawasan partisipatif tersebut. Salah

16
satunya adalah dengan penandatanganan MOU antara Bawaslu dengan
Kampus-kampus, Bawaslu dengan Organisasi-organisasi Kemahasiswaan,
Bawaslu dengan Lembaga Adat, Organisasi Kemasyarakatan, Organisasi
Keagamaan, dan lain sebagainya.
4. Memberikan jaminan perlindungan hukum terhadap pelapor, dan saksi-saksi
Salah satu produk hukum terkait pengawasan partisipatif yang
dibutuhkan saat ini adalah terkait jaminan perlindungan hukum terhadap
masyarakat yang mau ikut mengawasi proses pelaksanaan Pemilu, dan mau
melaporkan ke Bawaslu apabila terjadi dugaan pelanggaran. Dan juga terkait
perlindungan saksi-saksi yang dihadirkan pada saat proses penanganan dugaan
pelanggaran Pemilu. Hal ini dikarenakan, banyaknya terjadi intimidasi-intimidasi
terhadap para pelapor dan saksi-saksi dalam proses penanganan pelanggaran.
Yang pada akhirnya masyarakat takut untuk melaporkan kecurangan-
kecurangan yang terjadi pada saat penyelenggraan Pemilu dan Pemilihan. Dan
terkadang tidak hanya intimidasi kepada masyarakat umum saja yang terjadi.
Namun juga kepada para penyelenggara Pemilu di tingkat adhoc.

17
MAKALAH PERSONAL
CALON ANGOTA BAWASLU PROVINSI LAMPUNG

Tema :
“Ide dan Gagasan Inovasi Pengawasan Pemilu”

Disusun Oleh :
MARLINI, S. HI, MA

Makalah ini Disusun Sebagai Salah Satu Bagian Untuk Mengikuti Tes Calon Bawaslu
Provinsi Lampung, dan Diserahkan Kepada Tim Seleksi Pada Saat Pelaksanaan Tes
Tertulis

18
DAFTAR ISI

Halaman Cover
Daftar Isi
I. Bagian Pertama.......................................................................................... 1
A. Riwayat Hidup..................................................................................... 1
1. Deskripsi Riwayat Hidup................................................................ 1
2. Tumbuh Dewasa............................................................................ 1
3. Aktivitas Sehari-hari diluar pekerjaan resmi.................................. 4
4. Organisasi yang pernah digeluti.................................................... 5
5. Orang yang Selalu Berinteraksi...................................................... 5
B. orang-orang yang pernah atau masih menjadi acuan kuat saya sampai
sekarang tentang nilai-nilai atau karakter.......................................... 7
1. Acuan Kuat tentang nilai-nilai atau karakter................................. 7
2. Nilai Karakter yang menjadi acuan................................................ 8
C. Integritas............................................................................................. 8
II. Bagian Kedua............................................................................................. 9
A. Tanggapan atas pernyataan............................................................... 9
B. Contoh Kasus Yang Pernah Dialami.................................................... 10
III. Bagian Ketiga............................................................................................. 11
A. Kegiatan Pada Bidang Sosial, Politik, Ekonomi, Dan/Atau Budaya Yang
Penting.................................................................................................... 11
B. Tujuan Kegiatan ................................................................................. 11
C. Peran Serta Dalam Kegiatan............................................................... 12
D. Pengaruh yang dihasilkan Dari Kegiatan............................................ 12
E. Dukungan dan Kendala Untuk Mencapai Impian Kegiatan................ 13
F. Ekpektasi Yang Diharapkan dari Kegiatan.......................................... 13
IV. Bagian Keempat.........................................................................................
A. Pihak yang dijadikan Mitra Kerja dan Pihak yang harus diwaspadai
menggangu misi Bawaslu................................................................... 14
B. Strategi yang akan dilakukan untuk menghindari intervensi negatif
dari pihak lain apabila menjadi Anggota Bawaslu Provinsi Lampung 15
C. Pengaruh Keluarga Atau Teman ........................................................ 15
V. Bagian Kelima............................................................................................
A. Sejak kapan anda mulai tertarik pada isu / masalah / praktek kepemiluan,
kepengawasan pemilu, dan demokrasi? Mengapa anda tertarik?.... 17
B. beberapa buku yang saya pernah baca dan jurnal ilmiah terkait .....
demokrasi dan kepemiluan................................................................ 17
VI. Bagian Keenam..........................................................................................
A. Visi Dan Misi Sebagai Anggota Bawaslu Provinsi Lampung............... 20
B. Langkah-Langkah Dalam Mewujudkan Visi Dan Misi......................... 20
C. Penilaian terhadap Model Kepengawasan Pemilu Saat Ini................ 21
D. Gagasan Optimalisasi Kerja Kepengawasan Pemilu........................... 22

19
0

Anda mungkin juga menyukai