Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

CALON ANGGOTA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BUNGO

OLEH;

ZUHRIA ANGRAINI

2023

1
BAGIAN PERTAMA

Rumah panggung milik kakek nenek saya tempat saya dilahirkan, 32 tahun
yang lalu tepatnya 11 September 1991 di Dusun Kecil Kotojayo, Kecamatan Tanah
Tumbuh, Kabupaten Bungo Lahir dari seorang petani zuhri namanya, dan seorang
ibu Syalifah sebagai buruh serabutan di desanya lahir sebagai anak tunggal bukan
berarti mudah mendapatkan segala-galanya sebab keterbatasan ekonomi menjadi
hal yang paling krusial dalam memenuhi setiap kebutuhan dan keinginan.
Satu cita-cita yang terlahir di hati saya saat masih duduk di bangku sekolah
Dasar adalah menjadi orang yang siap didepan, betapapun beratnya. Saya Sekolah
sambil bekerja menanam sayur membantu ibu, mencari buah mangga, nyuci
rempah, menjual sayuran di pasar dan segala hal yang bisa kukerjakan, yang penting
dapat uang dan halal untuk membantu ibu sehari-harinya, plus mengembala sapi
milik kakek nenekku.
Selepas sekolah dasar, langsung mendaftar ke SMP di desa sendiri, dengan
modal mbobok/bongkar celengan ayam milik ibu yang tegak berdiri di samping
tungku tanjung untuk membeli seragam sekolah, walau harga paling murah tapi
tetap masih pantas di pakai. Tiga tahun berjalan, seperti biasanya sekolah sambil
bekerja melanjutkan aktivitas setelah sekolah dengan rutinitas kerja saat masih di
sekolah dasar, yang berbeda ibu medapat pekerjaan baru sebagai tenaga kontrak
guru bantu dengan gaji sebesar Rp.350.00,-terasa lapang dan luas rasanya dadaku
karna paling tidak biaya sekolahku cukup terbantu.
Tamat SMP, mencoba mendaftar ke SMA Negeri 2 Tanah Tumbuh, perlahan
namun pasti saya menempuh pendidikan di SMA Negeri 2 Tanah Tumbuh,selama
tiga tahun menempuh pendidikan alhamadullilah ibu saya diangakat penjadi
pegawai negeri sipil dengan tempat tugas SDN 18/II Tebing Tinggi Uleh.Langkah
mantap membuat saya melanjutkan kuliah tahun 2008 di Universitas jambi dengan

2
dua pilihan jurusan,pilihan pertama jurusan pendidikan guru sekolah dasar yang
kedua jurusan Hukum, dengan modal sedikit Prestasi mendaftar bersama 3 rekan,
namun gagal berkompetisi pada jurusan pendidikan guru sekolah dasar dan di
nyatakan Lulus di jurusan Hukum. Namun dengan pertimbangan lain,saya akhirnya
mencoba mendaftar di univeristas lain berharap masih bisa untuk kuliah dengan
jurusan bidang ilmu yang saya minati yaitu keguruan hingga akhirnya saya di terima
kuliah di jurusan Pendidikan Sejarah Di Universitas Batanghari Jambi.Salah satu
hobby yang saya miliki sejak SMA adalah berorganisasi, saat itu saya aktif di Palang
Merah Remaja (PMR), Pramuka termasuk OSIS, ditingkat perguruan tinggi aktif di
Ikatan Mahasiswa Bungo (IMB) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) serta
himpunan mahasiswa Islam ( HMI ).
Lulus perguruan tinggi Tahun 2012 dengan segudang pengalaman organisasi,
tidak menjamin lulus memiliki usaha atau pekerjaan, walau sebulan sebelum wisuda
sudah berdatangan kontrak kerja di wilayah kalimantan dengan iming-iming salary
yang tinggi.serta lulus sebagai peserta calon program SM3T dan mendapat lokasi
penempatan di wilayah aceh, Namun izin orang tua belum merestui untuk berlama-
lama tinggal di rantau orang dan meminta untuk pulang kampung membangun
desa. Tidak bisa dibayangkan harus bekerja apa saat itu, Tahun selanjutnya
mengajar di SMA Negeri 2 Tanah Tumbuh,kembali kesekolah tempat saya menimba
Ilmu namun. Kerinduan turun dan mengajar di daerah terpencil membuat niat
terbuka, akhirnya saya pindah mengajar ke SMA Negeri 2 Limbur lubuk Mengkuang
dengan akses jalan memerlukan waktu sekitar satu jam perjalanan dari rumah,dan
daerah tersebut belum di aliri arus listrik hingga akhirnya saya mndapatkan SK
Kontrak Dinas pertama dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bungo Dengan
Penempatan Di SMP negeri 3 Tanah Tumbuh Tempat saya mengabdi sampai saat ini.
Berlanjut pada tahun 2017, ikhtiar untuk tetap mencari ilmu berlanjut, dan
mendaftarkan diri pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang, sebagai

3
bagian dari ikhtiar anak Dusun untuk menggapai cita-cita kecilnya yang semoga
diridloi dan lancar.
Sebagai referensi aktivitas kerja maupun social, seringkali bertemu dengan
banyak orang, terutama yang memiliki peran social dan gerakan di masyarakat
antara lain
1. ABDUL HAMID S.Pd, Ketua Bawaslu kabuapten Bungo yang setia setiap saat
mengingatkan arti nasionalisme, patriotisme dan berprilaku Jujur.
2. Zulfikar Ahkmad tokoh Masyarakat Bungo sebagai ikon gerakan ,pembangunan
Bungo. Tanpa iming-iming, dan tidak pernah menggunakan kesempatan dalam
kesempitan.
3. Alm. H Drs M.Junaidi T noer, Sejarahwan dan tokoh gerakan pendidikan Jambi,
yang selalu kritis akan kondisi social, pendidikan dan kemasyaraktan umum.
Aktivitas dan aktualisasi diri diatas memberikan saya satu keyakinan dan
idiologi tersendiri, yaitu kerja jujur dan ikhlas serta mewakafkan diri kepada jalan
yang benar adalah satu hal yang ada dan harus tertanam selama hidup saya.
Karenanya saya 100% benar-benar yakin bahwa saya benar-benar berintegritas
bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

4
BAGIAN KEDUA
Tidak ada toleransi dalam kecurangan Pemilu, apapun alasan dan bentuknya,
karena pemilu harus Langsung, Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil. Sebelum mengungkap
potensi kecurangan dalam Pemilu, terlebih dahulu diingatkan di sini yang akan
diungkap bukan kecurangan yang terjadi dan saya alami sendiri. Potensi kecurangan
lebih kepada perkiraan, sangkaan, peluang, celah, dimana kecurangan bisa terjadi
dan dilakukan baik oleh penyelenggara maupun peserta Pemilu.
Dalam hal ini, penyelenggara Pemilu adalah Komisi Pemilihan Umum (KPU) di
semua tingkatan beserta lembaga penyelenggara pembantu lainnya (PPK, PPS, KPPS,
) dan Badan atau Pengawas Pemilu di semua Tingkan. Sedangkan peserta adalah
partai politik atau perseorangan yang dicalonkan atau mencalonkan dan menjadi
calon peserta Pemilu yang akan dipilih dalam Pemilu serta tim kampanye atau tim
pemenangan Pemilu mereka. Potensi kecurangan pun hanya yang berkenaan
dengan penyelenggaraan di lapangan, tidak mencakup kecurangan penggunaan
anggaran, pengadaan barang dan jasa dan hal-hal lain yang serupa dengan itu.
Berikut beberapa kejadian kecurangan dalam Pemilu. Pertama, soal
pembuatan berita acara penghitungan suara, yaitu terjadi rekayasa tertentu
sehingga target suara di situ terpenuhi. Rekayasa tertentu itu bisa berupa
pemberian sejumlah uang kepada para petugas TPS termasuk para saksi atau
ditraktir makan di warung agar menyetujui berita acara yang sudah dipersiapkan
sebelumnya.
Kedua, saksi. Pada waktu penghitungan suara para saksi ditempatkan pada
posisi tertentu sehingga tidak bisa secara jelas melihat kondisi atau keadaan surat
suara. Atau para saksi dari parpol dihambat sedemikian rupa (intimidasi atau tindak
kekerasan) sehingga tidak dapat hadir dan pada gilirannya digantikan dengan "saksi"
lain dari masyarakat yang notabene adalah orang sendiri.

5
Ketiga, pengiriman berita acara dan kotak suara dari TPS ke KPPS. Tahap ini
juga rawan karena bisa saja ditengah jalan kotak suara yang asli diganti kotak lain
atau isi kotak suara ditukar dengan surat suara lain yang sudah dipersiapkan
sebelumnya.
Keempat, penghitungan sementara suara untuk tingkat nasional seringkali
data yang dimasukkan ke komputer berdasarkan berita pertelepon, bukan
berdasarkan data yang tercantum di berita acara perhitungan suara. Jadi jumlah
suara yang sesungguhnya tidak akurat.
Disamping hal tersebut diatas terdapat paling tidak 5 peluang bagi terbukanya
potensi kecurangan dalam Pemilu. Untuk mengantisipasinya juga perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
1. Daftar Pemilih Tetap (DPT); Potensi kecurangan dapat diminimalisir dengan ikut
berperan aktif dalam memeriksa dan melaporkan bila terdapat pemilih yang
belum terdaftar, pemilih ganda atau terdaftar lebih dari satu kali, pemilih dari
unsur TNI/Polri, pemilih yang tidak lagi memenuhi syarat berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang ada. Untuk dapat melakukan hal tersebut, harus pula
dipahami tata cara pemutakhiran data pemilih pemilu sebagaimana yang telah
diatur dalam Keputusan KPU Nomor 12 Tahun 2010.
2. Money Politik; Meskipun relatif sulit ditemukan bukti-bukti kecurangan model ini,
kesaksian penerima uang sangat berarti dalam mengungkapkan praktek money
politik atau jual-beli suara ini. Perlu dilakukan upaya serius dan upaya
membangun kesadaran politik masyarakat untuk bersedia mengungkap praktek
yang menjadi cikal-bakal perbuatan korup para pejabat negara ini.
3. Surat suara Pemilu yang tidak terpakai untuk menambah perolehan suara calon
tertentu di gunakan; Kecurangan model ini mudah untuk diantisipasi manakala
pada saat rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara dilangsungkan di TPS, para
saksi, pemantau dan juga masyarakat bisa langsung meminta kepada petugas

6
Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) memberi tanda silang atau
men-centang surat suara yang tidak terpakai dan yang rusak dengan spidol atau
pena dan memasukkannya di Berita Acara Rekapitulasi Penghitungan Suara
seperti yang diatur dalam Peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2010.
4. PNS terlibatnya secara masif dalam pemenangan calon tertentu, menggiring
suara pemilih dan terkadang juga mendikte pemilih untuk memilih calon
tertentu. Kecurangan model ini bisa diantisipasi dengan memberi teguran
langsung kepada pejabat, PNS, aparat negara lainnya atau melaporkannya
kepada Pengawas Pemilu (Panwaslu). Rekam aksi para aparat pemerintah yang
disinyalir melakukan kampanye bagi pemenangan calon tertentu, kumpulkan
bukti-bukti dan kesaksian yang relevan untuk itu dan melaporkanya kepada
Panwas Pemilu untuk diambil tindakan sebagaimana mestinya. Pelaksanaan
kampanye Pemilu diatur dalam Keputusan KPU Nomor 69 tahun 2009.
5. Peolehan suara yang berubah pada saat rapat pleno penghitungan suara
dilakukan. Potensi kecurangan Pemilu dengan merubah perolehan suara ini
sesungguhnya tidak mungkin dilakukan apabila para saksi, pemantau dan
pengawas pemilu bekerja sesuai SOP-nya. Bila pun masih terjadi, berarti telah
terdapat kesepakatan dari unsur-unsur yang terlibat untuk melakukan
pelanggaran dimaksud. Untuk mengantisipasi kecurangan model ini, menurut
hemat penulis cuma ada satu cara, amati dengan seksama perolehan suara yang
terdapat dalam surat suara dan cocokkan dengan hasil rekapitulasinya sebelum
Berita Acara Rekapitulasi Penghitungan Suara di TPS ditandatangani. Untuk para
saksi dan pengawas Pemilu, minta salinan Berita Acara berikut lampiranya untuk
kemudian dibawa dan dicocokkan pada saat rekapitulasi dilakukan di jajaran
penyelenggara selanjutnya.

7
Pemillu tidak lepas dari kecurangan Pemilu, dan terjadi bukan saja karena
terbukanya peluang untuk itu, tetapi juga karena kurangnya kesadaran serta
pemahaman akan peraturan perundang-undangan yang mengaturnya.
Pernah mengalami satu kejadian ketika masih menjadi anggota Panwascam
Pemilu 2019, dimana pada pukul 02.00 saat entry data seorang teman menelepon
untuk bias dibantu agar perolehan suaranya di tambah dengan iming-iming uang
jutaan hingga ratusan juta, namun atas dasar keyakinan kerja dan iklas, jujur. Maka
hal itu kami abaikan dan tidak di tanggapi, sebab sangat-sangat mencederai
demokrasi itu sendiri.
Persoalan lainya yang sering muncul, seperti ketidak jelasan pada orang-orang
yang memiliki hak suara, diantaranya tidak/belum memiliki KTP ataupun Kartu
Keluarga, orang yang sedang merantau. Dalam aturan perundang-undangan harus
berbasis NIK, namun sering persoalan pelayanan public di pemerintahan tidak
berjalan sesuai dengan yang berlaku. Ber pulang pada persoalan bahwa hak politik,
hak memilih dan dipilih bagi warga Negara di lindungi oleh Undang-undang, maka
semua warga Negara yang memiliki hak tersebut tetap di berikan hak suaranya
selama sesuai dengan UUD 1945

8
BAGIAN KETIGA
1. Kegiatan sosial bencana alam di Desa Kotojayo, tahun 2011 dimana sebagian
rumah didesa tersebut hangus terbakar. Tujuanya adalah membantu sesame
dan meringankan beban si korban, peran sebagai coordinator penggalangan
dana, matrial bangunan, alat bangunan, pakaian dan bahan makanan. Dampak
sangat besar seperti bergairah dan termotivasinya korban untuk kompak, saling
tong menolong sesame. Kendala tidak ada, dukungan baik dari semua lapisan
masyarakat kabupaten Brebes. Rencana untuk membesarkanya yaitu dengan
pertemuan antar warga dalam menanggulangi bencana alam.
2. Bidang Politik, yaitu Pendidikan Politik bagi Pemuda pemudi desa tahun 2012,
tujuannya untuk memberikan pemahaman dan wacana keilmuan tentang supra
struktur politik dan infra struktur politik. Dampak yaitu toleransi antar
pemegang kendali politik dari partai maupun politik keorganisasian
kemasyarakatan. Kendala dari pemerintah kurang ada respon, namun dari
kalangan muda sangat banyak respond dan pesertanya.
3. Bidang ekonomi, yaitu pendampingan petani bawang karet. Tujuanya adalah
agar ada perlindungan harga dan tata niaga karet bagi pusat-pusat produksi
karet.
4. Bidang budaya, yaitu menelusuru jejak Sejarah dan budaya dusun Kotojayo.
Tujuanya adalah terekamnya jejak sejarah dan Dusun Kotojayo agar tidak hilang
sebagai salah satu budaya Bungo. Peranan tim kecil pencarian data sejarah dan
budaya Bungo.

9
BAGIAN KEEMPAT
Dipengaruhi dam mempengaruhi, itulah sifat dasar manusia, tentunya hal ini
harus bias di pilah dan di pilih mana yang sesuai dengan atruan dasar dan mana
yang tidak sesuai dengan perundang-undangan. Dalam menyelenggarakan Pemilu,
anggota Bawaslu juga dapat dipengaruhi oleh pihak-pihak yang memiliki
kepentingan tertentu, baik yang sejalan atau tidak sejalan dengan misi Bawaslu.
Pihak yang dapat dijadikan mitra kerja dalam mendukung misi Bawaslu diantaranya
adalah Muspida Bungo, KPU dan tokoh masyarakat serta masyarakat yang
menginginkan pemilu bersih dan adil. Serta semua lembaga LSM maupun organisasi
politik untuk bersama-sama menjalankan kaidah politik dan demikrasi serta pemilu
yang bias mengangkat derajat masyarakat Indonesia.
Sebaliknya pihak yang harus Anda waspadai dapat mengganggu misi Bawaslu
adalah kelompok-kelompok yang tidak menginginkan demokrasi berdiri dengan
benar di negeri ini.
Strategi yang di bangun adalah keterbukaan, saling mengingatkan, saling
mempercayai, saling memegang komitmen atas apa yang telah disepakati dan diatur
oleh undang-undang. Selanjutnya adalah independensi yang utuh.
Pengaruh keluarga sangat besar terutama ibu, satu kata jangan pernah
bohong, jujur. Adalah pondasi dari segala hal baik ide, pemikiran maupun
implementasiwaluapun ibu baru bisa menempuh pendidikan sarjana pada tahun
2013, namun karakter keilmuanya melebihi seorang professor sekalipun dalan
memdidik anak.

10
BAGIAN KELIMA
Tertarik dengan demokrasi saat masih duduk di Madrasah Aliyah/SMA, dimana
saat itu aktiv di Osis dan IRM, wacana demokrasi saat itu terpasung oleh ideology
Azas Tunggal, dan bagi siswa yang ikut kajian agama maupun organisasi seperti PII
yang masih kuat dengan azas Islam dianggap OTB (Organisasi Tanpa Bentuk),
sehingga saya sering dipanggil dan di sidang oleh kepala sekolah, bahkan pembinaan
oleh polsek serta koramil. Namun tekad untuk mengetahui demokrasi secara utuh
tetap terbangun dan menjadi pondasi dalam menjadi pondasi hidup.
Sejalan dengan aktivitas wacana demokrasi, wacana dan keingintahuan
mengenai pemilihan umum tumbuh dan berkembang, terutama saat pemilu tahun
1999, dimana saat itu multi partai bermunculan, banyak keseragaman ideology,
tetapi berbeda platform.
Sebagai referensi untuk menumbuh kembangkan wacana demokrasi dan
kepemiluan, yang sering dan menurut saya sagat menarik adalah Prahara Budaya
Bangsa Indonesia yang mengupas tentang perjalanan demokrasi dan politik era
kemerdekaan, orde lama, orde baru dan era reformasi, Pertarungan Wacana Politik
Media mengupas tentang media sebagai ajang komunikasi politik, Lubang Hitam
Pemilu 2009, resensi buku Sisi Gelap Pemilu 2009, Potret Aksesori Demokrasi
Indonesia, Penulis Ramdansyah. Sisi gelap demokrasi Indonesia karya Ali Usman.
Pemilu dan Partai Politik Di Indonesia, karya Abdul Bari Azed dan masih banyak
lainya.
Selain tentang Kepemiluan dan Demokrasi, buku-buku lain yang biasa di baca
adalah buku tentang pendidikan, manajemen pendidikan, buku mengenai arah
perjuangan komunitas marginal, kritik konstruktif model kebijakan pemerintah,
berikut judul buku dan karyanya.

11
BAGIAN V
A

12

Anda mungkin juga menyukai