Anda di halaman 1dari 6

Makalah Pendidikan Kewarganegaraan

“Hak Politik”

OLEH:
Salwa Nursyifa Sutrisno
1816040006
Pendidikan IPA Reguler

Program Studi Pendidikan IPA


Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Alam
Universitas Negeri Makassar
Tahun 2019
BAB I : PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pemilihan umum (disingkat Pemilu) adalah proses memilih
seseorang untuk mengisi jabatan politik tertentu. Jabatan tersebut
beraneka-ragam, mulai dari jabatan presiden/eksekutif, wakil
rakyat/legislatif di berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa.
Pada konteks yang lebih luas, Pemilu dapat juga berarti proses mengisi
jabatan-jabatan seperti ketua OSIS atau ketua kelas, walaupun untuk ini
kata ‘pemilihan’ lebih sering digunakan.
Pemilu merupakan salah satu usaha untuk memengaruhi rakyat
secara persuasif (tidak memaksa) dengan melakukan kegiatan retorika,
hubungan publik, komunikasi massa, lobi dan lain-lain kegiatan.
Meskipun agitasi dan propoganda di Negara demokrasi sangat dikecam,
namun dalam kampanye pemilihan umu, teknik agitasi dan teknik
propaganda banyak juga dipakai oleh para kandidat atau politikus selaku
komunikator politik.
Hak memberikan suara atau memilih (right to vote) merupakan hak
dasar (basic right) setiap individu atau warga Negara yang harus dijamin
pemenuhannya oleh Negara. Ketentuan mengenai ini, diatur dalam Pasal 1
ayat (2), pasal 2 ayat (1), pasal 6A (1), pasal 19 ayat (1) dan pasal 22C (1)
UUD 1945. Perumusan sejumlah pasal tersebut sangat jelas bahwa tidak
dibenarkan adanya diskriminasi mengenai ras, kekayaan, agama dan
keturunan. Ketentuan UUD 1945 di atas mengarahkan bahwa Negara
harus memenuhi segala bentuk hak asasi setiap warga negaranya,
khususnya berkaitan dengan hak pilih setiap warga Negara dalam
Pemilihan Umum (Pemilu), Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan
Kepala Daerah (Pilkada) di Indonesia. Makna dari ketentuan tersebut
menegaskan bahwa segala bentuk produk hokum perundang-undangan
yang mengatur tentang Pemilu, Pilpres dan Pilkada, khususnya mengatur
tentang hak pilih warga Negara, seharusnya membuka ruang yang seluas-
luasnya bagi setiap warga Negara untuk bisa menggunakan hak pilihnya,
sebab pembatasan hak pilih warga Negara merupakan salah satu bentuk
pelanggaran HAM.
Sementara hak dipilih secara tersurat diatur dalam UUD 1945 mulai
pasal 27 ayat (1) dan (2); pasal 28, pasal 28D ayat (3), pasal 28E ayat (3).
Pengaturan ini menegaskan bahwa Negara harus memenuhi hak asasi
setiap warga negaranya, khususnya dalam keterlibatan pemerintahan untuk
dipilih dalam event pesta demokrasi yang meliputi Pemilu, Pilpres dan
Pilkada.
Pada pemilu tanggal 17 April 2019 lalu, dilaksanakan pemilu untuk
memilih Presiden dan Wakil Presiden, Anggota DPR RI, Anggota DPRD
Provinsi, Anggota DPRD Kab.Kota, dan anggota DPR RI. Daerah
pemilihan saya di TPS 006 Kelurahan Tamarunang, Keecamatan Somba
Opu, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.
2. Calon yang Dipilih
a. Calon Presiden dan Wakil Presiden
Joko Widodo dan KH Ma’ruf Amin
b. Calon DPR RI
H. Andi Idris Manggabarani, SE
c. Calon DPD RI
H. Moh. Roem Muin, S.H., M.Si
d. Calon DPRD Sulawesi Selatan
Andi Sultan Ramli
e. Calon DPRD Kabupaten Gowa
Muh. Alim Bahrun Galasy
3. Alasan Memilih
a. Alasan saya memilih Joko Widodo dan KH Ma’ruf Amin sebagai
calon presiden dan calon wakil presiden adalah saya melihat sosok
yang cerdas dari presiden kita yang telah menjabat selama lima tahun
terakhir. Pak Joko Widodo juga terkenal dengan kesederhanaannya
baik dalam berpenampilan maupun hal lain. Menurut saya, pak Joko
Widodo juga telah berpengalaman sekaligus meraih prestasi-prestasi
yang mengagumkan selama memimpin keluarga, daerah, dan Negara.
b. Alasan saya memilih H. Andi Idris Manggabarani, SE sebagai calon
anggota DPR RI adalah karena calon ini dikenal dengan keramahan
dan kesederhanaannya. Pak Andi Idris Manggabarani pernah berkata,
“Jangan karena pileg dan pilpres keluarga kita jadi retak, karena beda
pilihan antara keluarga selisih paham”.
c. Alasan saya memilih H. Moh. Roem Muin S.H., M.Si sebagai calon
anggota DPD RI adalah karena calon ini mempunyai segudang
pengalaman. Mulai sebagai dosen Unhas, anggota MPR RI, Bupati
Sinjai dua periode dan kini di periode ketiga sebagai anggota parlemen
Sulsel.
d. Alasan saya memilih Andi Sultan Ramli sebagai calon anggota DPRD
Sulawesi Selatan adalah karena calon ini kerap melakukan blusukan
dan mendengar aspirasi rakyat. “Amanahmu adalah gestur prioritasku
di kursi yang kalian berikan.” Ucapnya.
e. Alasan saya memilih Muh. Alim Bahrun Galasy sebagai calon anggota
DPRD Kabupaten Gowa adalah karena calon ini dikenal sebagai sosok
yang supel dan pandai bergaul. Ia juga dikenal karena aktif dalam
berbagai kegiatan social serta kegiatan kepemudaan dan
kemasyarakatan. Hal inilah yang membuat kalangan keluarga dan para
sahabat Muh. Alim mendorong dan memberikan semangat kepada
dirinya untuk ikut bertarung dalam Pemilihan Calon Anggota
Legislatif Daerah Kabupaten Gowa pada Pileg 2019 ini.
4. Suasana TPS
Tempat pemungutan suara (TPS) yang saya datangi yaitu TPS 006
Kelurahan Tamarunang, yang bertempat di SDI Tamarunang, Kecamatan
Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Suasana dari TPS
tersebut aman dan terkendali. Anggta PPS sangat sibuk dan fokus dengan
pekerjaan dan tugas masing-masing, ada yang bertugas absensi, penulisan
pada lembar suara, menjaga kotak suara dan pemberian tanda pada pemilih
yang telah menyumbangkan hak pilihnya.
Hal yang membuat saya terganggu adalah banyak pemilih yang
hanya membawa KTP atau KK terlambat dipanggil untuk menggunakan
hak pilih mereka, sebaliknya yang membawa kartu undangan yang telah
dibagikan sebelumnya dipanggil lebih dahulu. Yang membuktikan adalah
saya baru saja datang pada pukul 12.00 dengan membawa kartu undangan,
tapi tak cukup setengah jam, nama saya sudah dipanggil untuk
menggunakan hak pilih saya, sedangkan masih banyak orang yang datang
lebih dahulu daripada saya dan belum dipanggil untuk menggunakan hak
pilihnya.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai