Anda di halaman 1dari 9

KHUTBAH JUM’AT

KEWAJIBAN MEMILIH PEMIMPIN


DAN LARANGAN SOGOK MENYOGOK
Disusun Oleh :

AGUS SALAM NASUTION, S.H.I

(Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal)

KOMISI PEMILIHAN UMUM

KABUPATEN MANDAILING NATAL

JL. Merdeka No. 2 Panyabungan

KHUTBAH JUM’AT

KEWAJIBAN MEMILIH PEMIMPIN DAN LARANGAN SOGOK MENYOGOK


KHUTBAH PERTAMA

‫ض لَهُ َعلَى‬ َّ َ‫ َوف‬،‫ان فِي أَحْ َس ِن تَ ْق ِوي ٍْم‬ َ ‫ق اإْل ِ ْن َس‬ َ َ‫ْال َح ْم ُد هلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِمي َْن َخل‬
‫اس تَ َم َّر‬ ْ ِ‫طا َع ِة هللا‬ َ ‫ فَإِ ِن ا ْستَقَا َم َعلى‬،‫ق ِباإْل ِ ْن َع ِام َوالتَّ ْك ِري ِْم‬ َ َ‫َكثِي ٍْر ِم َّم ْن َخل‬
ِ ‫ان َو ْال َع َذا‬
‫ب‬ ِ ‫ َوإِالَّ ُر َّد فِي ْالهَ َو‬،‫ت النَّ ِعي ِْم‬ ِ ‫ض ْي ُل فِي َجنَّا‬ ِ ‫لَ هُ ه َذا التَّ ْف‬
‫ق‬ُ َّ‫ك لَ هُ َوهُ َو ْال َخال‬ َ ‫ َوأَ ْش هَ ُد أَ ْن الَ إِلَ هَ إِالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬،‫اأْل َلِي ِْم‬
‫ك‬ َ َّ‫ { َوإِن‬:‫ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ َش ِه َد لَ هُ َربُّهُ ِبقَ ْولِ ِه‬،‫ْال َعلِي ِْم‬
‫ص َحابِ ِه الَّ ِذي َْن َس ار ُْوا‬ ْ َ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َعلَى آ ِل ِه َوأ‬ َ }‫ق َع ِظي ِْم‬ ٍ ُ‫لَ َعلى ُخل‬
:‫ أَ َّم بَ ْع ُد‬،‫ َو َس لَّ َم تَ ْس لِيْما ً َكثِ ْي رًا‬،‫اط ال ُم ْستَقِي ِْم‬ ِ ‫ص َر‬ ِّ ‫ْج القَ ِوي ِْم َوال‬ ِ ‫َعلَى النَّه‬
‫ اتَّقُ ْوا هللاَ تَ َع ال َى َوا ْعلَ ُم ْوا أَ َّن هللاَ ُس ْب َحانَهُ الَ يَ ْنظُ ُر إِلَى‬، ُ‫أَيُّهَ ا النَّاس‬
‫ َوإِنَّ َما يَ ْنظُ ُر إِلَى قُلُ ْوبِ ُك ْم َوأَ ْع َمالِ ُك ْم‬،‫ص َو ِر ُك ْم‬ ُ

”Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di
antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-
benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu)
dan lebih baik akibatnya.” (An Nisaa : 59)

Saudara-Saudara Jama’ah Jum’at yang dirahmati oleh Allah Swt.


Beberapa hari lagi, tepatnya hari Rabu tanggal 9 Desember 2015 yang akan
datang, negara kita akan menyelenggarakan Pilkada Serentak Tahun 2015. untuk
konteks daerah kabupaten Mandailing Natal maka kita di Kabupaten Mandailing Natal
ini akan memilih pemimpin daerah kita yang akan menjadi Bupati dan Wakil Bupati
untuk periode 2016 – 2021.
Dalam kajian politik Islam (siyasatul islamiyah), memilih ataupun mengangkat
pemimpin adalah suatu kewajiban. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu
Dawud dari Abu Horoiroh, Rasulullah SAW bersabda :

Artinya : Jika ada tiga orang bepergian, hendaknya mereka mengangkat salah seorang di
antara mereka menjadi pemimpinnya (HR Abu Dawud dari Abu Hurairah).
Berdasarkan hadist tersebut, maka dapat dipahami bahwa tiga orang saja
bepergian untuk musafir, maka diantara tiga orang tersebut harus diangkat diangkat
sebagai pemimpin. Konon lagi misalnya kita yang berada dalam satu komunitas besar,
dalam satu komunitas daerah kabupaten, maka wajib bagi kita untuk memilih dan
mengangkat pemimpin kita di daerah ini. Tentunya kewajiban memilih pemimpin itu
adalah sepanjang untuk urusan yang dibenarkan oleh syari’ah.
Merujuk kepada hadist di atas, maka Frasa  fî safar[in] (bepergian)
menunjukkan, bahwa ketiga orang tersebut mempunyai urusan yang sama (umûr
musytarakah), yaitu sama-sama hendak bepergian, dan bepergian itu sendiri
hukum asalnya adalah mubah (dibenarkan syariah). Dari frasa tersebut bisa ditarik
kesimpulan, jika dalam urusan yang mubah saja mengangkat pemimpin hukumnya
wajib, tentu dalam perkara yang wajib lebih wajib lagi. Inilah mafhûm muwâfaqah yang
bisa kita tarik dari nash hadis di atas.

Saudara-Suadara Kaum Muslimin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah.

Dalam Suroh Annisa’ ayat 59 Alloh SWT. menyuruh kita untuk taat kepada
pemimpin (ulil amri).

‫ين آ َمنُوا أَ ِطيعُوا هَّللا َ َوأَ ِطيعُوا ال َّرسُو َل َوأُولِي األ ْم ِر‬
َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذ‬
‫ِم ْن ُك ْم‬
Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya serta para
pemimpin di antara kalian (QS an-Nisa’ [4]: 59).
Ayat ini menjelaskan hukum wajibnya mentaati  uli al-amr,  yaitu orang yang
mendapatkan mandat untuk memerintah rakyat. Namun, ayat ini tidak berlaku untuk
uli al-amr yang tidak menjalankan hukum-hukum Allah atau uli al-amr yang menyuruh
kepada kemaksiatan, karena kita dilarang untuk mentaati pemimpin yang menyuruh
maksiat kepada Allah.
Akan tetapi yang ingin kita jelaskan dari teks ayat tersebut adalah adanya
kewajiban untuk mentaati pemimpin. Maka kalau mentaati pemimpin hukumnya wajib
maka wajib jugalah hukumnya untuk mengangkat pemimpin. Hal ini sesuai dengan
kaedah Hukum Fiqh yang berbunyi:

“Segala  sesuatu  yang mana sebuah kewajiban tidak bisa sempurna kecuali
dengan melakukannya, maka sesuatu  tersebut wajib dikerjakan“
Contoh sederhana terhadap pemahaman qa’idah fikih ini adalah : bahwa
kewajiban shalat tidak akan bisa kita laksanakan dengan sempurna kecuali dengan
berwudu’, maka berwudu’ itu hukumnya menjadi wajib.
Nah, demikian juga, kita tidak akan bisa melaksanakan kewajiban untuk
mentaati pemimpin kalau pemimpin itu tidak ada, maka memilih atau mengangkat
pemimpin juga menjadi suatu kewajiban.
Dalm konteks bernegara, Kewajiban untuk memilih pemimpin ini telah
ditegaskan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Komisi Fatwa MUI hasil
Musyawarah Alim Ulam se-Indonesia di Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2009,
dimana salah bunyi fatwa tersebut adalah :

1. Pemilihan Umum dalam pandangan Islam adalah upaya untuk memilih


pemimpin atau wakil yang memenuhi syarat-syarat ideal bagi terwujudnya cita-
cita bersama sesuai dengan aspirasi umat dan kepentingan bangsa.
2. Memilih pemimpin dalam Islam adalah kewajiban untuk
menegakkan imamah dan imarah dalam kehidupan bersama.
3.  Imamah dan Imarah dalam Islam menghajatkan  syarat-syarat sesuai dengan
ketentuan agar terwujud kemaslahatan dalam masyarakat.
4. Memilih pemimpin yang beriman dan bertakwa, jujur (siddiq), terpercaya
(amanah), aktif dan aspiratif (tabligh), mempunya kemampuan (fathonah), dan
memperjuangkan kepentingan umat Islam hukumnya adalah wajib.
5. Memilih pemimpin yang tidak memenuhi syarat-syarat sebagaimana disebutkan
dalam butir 4 (empat) atau tidak memilih sama sekali padahal ada calon yang
memenuhi syarat hukumnya adalah haram.

 Saudara-saudara Kaum Muslimin yang dirahmati oleh Allah.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka telah nyata bagi kita bahwa memilih
pemimpin itu hukumnya wajib, maka berdasarkan hukum tersebut, marilah pada
tanggal 9 Desember nanti kita laksanakan kewajiban kita untuk memilih pemimpin kita
di Kabupaten Mandailing Natal yaitu memilih Bupati dan Wakil Bupati Madina periode
2016-2021.

Memilih pemimpin sebagai salah satu kewajiban hendaknya jangan dikotori


dengan praktek-praktek sogok-menyogok (politik uang). Dalam ajaran Islam, politik
uang (riswah) hukumnya adalah haram dan sangat dibenci oleh Allah SWT. Dalam
sebuah hadist ada dinyatakan tentang larangan risywah ini sebagai berikut:

ِ ‫ب‬ ِ ‫هَّللا‬ ‫ َع ْب ِد‬  ْ‫ َعن‬ ،‫ َس َل َم َة‬ ‫أَ ِبي‬  ْ‫ َعن‬ ،‫الرَّ حْ َم ِن‬ ‫ َع ْب ِد‬ ‫ْن‬


 ‫ْن‬ ِ ‫ب‬  ‫ث‬
ِ ‫ار‬ َ
ِ ‫ ْال َح‬ ‫ َع ِن‬ ،ٍ‫ ِذ ْئب‬ ‫أ ِبي‬ ‫ابْن‬ ‫عن‬
َ  ِ ‫هَّللا‬ ‫ َرسُو ُل‬ ‫ « َل َع َن‬:‫ َقا َل‬،‫َعمْ ٍرو‬
»‫ َو ْالمُرْ َتشِ ي‬ ‫الرَّ اشِ ي‬ ‫ َو َسلَّ َم‬ ‫ َع َل ْي ِه‬ ُ‫هللا‬ ‫صلَّى‬

Artinya :
Dari Ibni Abi Dzi’b, dari Al-Harits bin Abdirrahman, dari Abi Salamah, dari Abdillah bin
‘Amr, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat orang yang
menyuap dan orang yang disuap.
Dalam versi lain hadist di atas disebutkan redaksinya sebagai berikut:

  ْ‫ َعن‬ ،‫ ُزرْ َع َة‬ ‫أَ ِبي‬  ْ‫ َعن‬ ،ِ‫ ْال َخ َّطاب‬ ‫أَ ِبي‬  ْ‫ َعن‬ ،‫ث‬ ٍ ‫ َل ْي‬  ْ‫ َعن‬ ،‫َّاش‬ ٍ ‫ َعي‬ ‫ابْن‬ ‫ َيعْ نِي‬ ‫ َب ْك ٍر‬ ‫أَبي‬ ‫عن‬
:‫ا َل‬.....................................................‫ َق‬ ‫ان‬.....................................................
َ ‫َث ْو َب‬
َ ‫رَّ ائ‬..‫ َوال‬ ‫ َي‬. ‫ َو ْالمُرْ َت ِش‬ ‫الرَّ اشِ َي‬ ‫ َو َسلَّ َم‬ ‫ َع َل ْي ِه‬ ُ‫هللا‬ ‫صلَّى‬
‫الَّ ِذ‬ :‫ َيعْ نِي‬ " ‫ِش‬ ِ  ‫ َرسُو ُل‬ ‫ َل َع َن‬ "
َ  ‫هللا‬
‫ َيمْ شِ ي َب ْي َن ُه َما‬ ‫ي‬
Artinya : Dari Abi Bakr yaitu Ibni ‘Ayyasy, dari Laits, dari Abi Al-Khathab, dari Abi Zur’ah,
dari Tsauban, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat orang
yang menyuap, yang disuap, dan orang yang memperantarai keduanya.
Jama’ah jum’at yang dirahmati oleh Allah.
Jadi tidak hanya pemberi dan penerima suap saja yang dibenci oleh Nabi, tapi
juga orang yang menjadi penghubung antara si pemberi dan si penerima suap. Dalam
konteks Pemilu/Pilkada seperti ini, maka mereka yang membagikan “serangan fajar”
juga sangat dilaknat oleh Allah dan Rasulnya.
Maka oleh karena itu, melalui khutbah ini saya mengajak kepada seluruh kaum
muslimin untuk senantiasa mengamalkan ajaran agama kita. Mari kita jauhi dan
hentikan segala bentuk sogok menyogok atau politik uang apalagi dalam menjelang hari
pemungutan suara nanti. Karena politik uang hanyalah kenikmatan sesaat, uang yang
diterima dari para oknum calon yang nilainya hanya 100 ribu atau 200 ribu paling
hanya dapat kita nikmati dalam jangka sehari atau dua hari saja, akan tetapi
mudharatnya akan kita rasakan sampai 5 tahun kedepan, karena para pelaku politik
uang itu setelah menang nantinya tidak tertutup kemungkinan akan menggerogoti harta
negara/akan menggerogoti uang rakyat untuk mengembalikan modalnya yang telah
habis dibagikan buat menyogok pemilih.
Calon yang menggunakan cara-cara politik uang, adalah calon yang tidak
mencerminkan nilai-nilai kepemimpinan dan sifat-sifat pemimpin yang diajarkan oleh
Islam. Karena kalau calonnya orang yang taqwa, orang yang amanah, maka tentu ia akan
bertarung sesuai dengan peraturan perundang-undangan, bukan meraih jabatan
dengan cara-cara yang dilarang oleh Islam.
Apabila ada calon yang natinya melakukan praktek-praktek politik uang untuk
meraih suara rakyat, maka calon tersebut tentunya bukan kriteria calon yang jujur dan
amanah, maka sesuai dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia pada butir 5 seperti yang
kami sebutkan di atas, memilih pemimpin yang tidak beriman dan tidak bertakwa,
memilih pemimpin yang tidak jujur (siddiq), tidak terpercaya (amanah), tidak aktif dan
aspiratif (tabligh), tidak mempunyai kemampuan (fathonah), dan tidak
memperjuangkan kepentingan umat, maka  hukumnya adalah haram.

Jama’ah Jum’at yang dimuliakan oleh Allah.


Demikian saja khutbah kita pada hari ini, semoga Mandailing Natal kedepan
dapat menghasilkan pemimpin yang berkwalitas, pemimpin yang taat kepada Allah dan
sayang akan rakyatnya, pemimpin yang dapat membawa kita kepada keadilan dan
kebaikan, sehingga Mandailing Natal ini dapat menjadi Baldatun Toyyibatun warobbun
ghofur.
Sebagai kesimpulan khutbah kita pada hari ini adalah:
1. Bahwa dalam ajaran Islam memilih pemimpin adalah suatu kewajiban, ,
2. dalam memilih pemimpin hendaknya mempertimbangkan kwalitas calon yang
akan dipilih, baik kwalitas ketaqwaannya maupun kwalitas kepemimpinannya.
Artinya kita jangan asal-asalan dalam memilih supaya dikemudian hari tidak
timbul penyesalan.
3. Islam mengharamkan sogok menyogok (politik uang).
4. dalam meraih kepemimpinan dan dalam memperjuangkan calon yang kita usung
kita dilarang melakukan fitnah dan caci maki, utamakan persaudaraan dan jaga
ukhuwah islamiyah. Karena kita semua ummat Islam ini bersaudara. Dalm Al-
Qur’an Allah berfirman :

‫سى أَنْ يَ ُكونُوا َخ ْي ًرا‬ َ ‫س َخ ْر قَ ْو ٌم ِمنْ قَ ْو ٍم َع‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذ‬
ْ َ‫ين آ َمنُوا اَل ي‬
‫سى أَنْ يَ ُكنَّ َخ ْي ًرا ِم ْن ُهنَّ َواَل تَ ْل ِم ُزوا‬َ ‫سا ٍء َع‬ َ ِ‫سا ٌء ِمنْ ن‬َ ِ‫ِم ْن ُه ْم َواَل ن‬
ِ ‫ق بَ ْع َد اإْل ِ ي َم‬
‫ان‬ ُ ُ‫س ُم ا ْلف‬
ُ ‫سو‬ ْ ‫ْس ااِل‬
َ ‫ب ِبئ‬ِ ‫س ُك ْم َواَل تَنَابَ ُزوا بِاأْل َ ْلقَا‬
َ ُ‫أَ ْنف‬
َ ‫َو َمنْ لَ ْم يَتُ ْب فَأُولَئِ َك ُه ُم الظَّالِ ُم‬
‫ون‬

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki


merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari
mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh
Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan
jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan
adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak bertobat,
Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al Hujarat [49]: 11)
‫آن ْال َع ِظي ِْم‪َ ،‬ونَفَ َعنِ ْي َوإِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِم َن‬‫ك هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُرْ ِ‬ ‫بَا َر َ‬
‫ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‪َ ،‬وتَقَبَ َّل هللاُ ِمنِّ ْي َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ‪ ،‬إِنَّهُ هُ َو ال َّس ِم ْي ُع‬ ‫ْاآليَا ِ‬
‫ْ‬
‫‪.‬ال َعلِ ْي ُم‬
‫أَقُ ْو ُل قَ ْولِ ْي هَ َذا َوأَ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ْال َع ِظ ْي َم لِ ْي َولَ ُك ْم َولِ َسائِ ِر ْال ُم ْسلِيِ َم‬
‫ت ْاألَحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َو ْاألَ ْم َوا ِ‬
‫ت‬ ‫ت َو ْال ُم ْؤ ِمنِي َْن َو ْال ُم ْؤ ِمنَا ِ‬
‫‪َ  ‬و ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫فَا ْستَ ْغفِر ُْوهُ‪ ،‬إِنَّهُ هُ َو ْال َغفُ ْو ُر الر ِ‬
‫َّح ْي ُم‬

‫‪KHUTBAH KE II‬‬
‫ِ ِ‬
‫ك لَ ُه‬ ‫اَحْلَ ْم ُد هلل مَحْ ًدا َكثِْيًرا َك َما اََمَر‪ .‬اَ ْش َه ُد اَ ْن اَل الَهَ ااَّل اهلل َو ْح َدهُ اَل َش ِريْ َ‬
‫اِْر َغ ًام ا لِ َم ْن َج َح َد َو َك َف َر‪َ .‬و اَ ْش َه ُد اَ َّن حُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ َو َحبِْيبُ هُ َو‬
‫ص ِّل َو َس لِّ ْم َو بَا ِر ْك َعلَى حُمَ َّم ٍد َو َعلَى‬ ‫ُ َ‬ ‫م‬
‫َّ‬ ‫ه‬ ‫َّ‬
‫ل‬ ‫ل‬‫َ‬‫ا‬ ‫‪.‬‬ ‫ِ‬
‫ر‬ ‫ش‬
‫َ‬ ‫ب‬‫ل‬
‫ْ‬
‫َ َ‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ِ‬
‫س‬ ‫ن‬
‫ْ‬ ‫ِ‬‫إْل‬ ‫ا‬ ‫د‬
‫ُ‬ ‫ي‬
‫ِّ‬ ‫س‬‫َ‬ ‫ه‬
‫ُ‬ ‫ل‬
‫ُ‬ ‫ي‬
‫ْ‬
‫خلِ‬
‫َ‬
‫ص َحابِِه َو َسلَّ َم تَ ْسلِْي ًما َكثِْيًرا‪.‬‬ ‫اَله َو اَ ْ‬
‫ِِ‬
‫ب َم َك ا ِر َم اأْل ُُم ْو ِر َو‬ ‫اََّما َب ْع ُد‪َ ،‬فيَ ا ِعبَ َاد اهلل اَِّت ُق ْوا اهلل َو ْاعلَ ُم ْوا اَ َّن اهلل حُيِ ُّ‬
‫ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ‬ ‫اس َفها حُيِ ُّ ِ ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫ب م ْن عبَاده اَ ْن يَّ ُك ْونُ ْوا ىِف تَ ْكمْي ِل ا ْس اَل مه َو امْيَان ه َو انَّهُ‬ ‫يَ ْكَرهُ َس َف َ‬
‫ص ِّل َو َس لِّ ْم َو بَا ِر ْك َعلَى حُمَ َّم ٍد َو َعلَى اَِل‬ ‫ِِ‬
‫اَل َي ْهدى الْ َق ْو َم الْ َفاسقنْي َ ‪ .‬اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ِ‬
‫ت َعلَى اِْب ر ِاهْيم و َعلَى اَِل اِْب ر ِاهْيم ىِف‬ ‫َ‬ ‫ك‬‫ْ‬ ‫ار‬ ‫ب‬ ‫و‬ ‫ت‬‫َ‬ ‫م‬‫ْ‬ ‫َّ‬
‫ل‬ ‫س‬ ‫و‬ ‫ت‬‫َ‬ ‫ي‬
‫ْ‬‫َّ‬
‫ل‬ ‫ص‬
‫َ‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ك‬
‫َ‬ ‫حُم َّم ٍ‬
‫د‬ ‫َ‬
‫َ َ‬ ‫َ ََ‬ ‫َ‬
‫َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ات َو الْ ُم ْس لِ ِمنْي َ َو‬ ‫ك مَحِ ي ٌد جَمِ ي ٌد‪ .‬اَللَّه َّم ا ْغ ِفر لِْلم ؤ ِمنِ و الْمؤ ِمنَ ِ‬ ‫َّ‬
‫ن‬ ‫الْعالَ ِم اِ‬
‫ْ ُ ْ نْي َ َ ُ ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ نْي َ َ ْ ْ‬
‫ات َو‬ ‫ك مَسِ يع قَ ِريب جُمِ يب ال دَّعو ِ‬ ‫َّ‬
‫ن‬ ‫ات اِ‬ ‫ات اَأْل َحي ِاء ِمْنهم و اأْل َم و ِ‬ ‫الْمس لِم ِ‬
‫َْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ٌ‬ ‫ْ‬ ‫ٌ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫َْ َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُْ َ‬
‫ات‪ .‬اَللَّهم ربَّنا اَل ت ِز ْغ ُقلُوبنا بعد اِ‬
‫ك‬ ‫ن‬
‫ْ‬ ‫د‬ ‫ل‬
‫َ‬ ‫ن‬ ‫م‬‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ن‬‫ل‬
‫َ‬ ‫ب‬‫ه‬ ‫و‬
‫ْ ََ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ ُ َ‬‫ا‬ ‫ن‬ ‫ت‬‫ي‬ ‫د‬ ‫ه‬ ‫ذ‬
‫ْ‬ ‫اج ِ ُ َّ َ َ ُ‬ ‫قَاض َي احْلَ َ‬
‫ِ‬
‫ك‬ ‫َّ‬
‫ن‬ ‫رمْح ة اِنَّك اَنْت الْو َّهاب‪ .‬ربَّنا اَل جَت عل ىِف ُقلُوبن ا ِغاًّل لِلَّ ِذين اَمن وا ربَّن ا اِ‬
‫ْ َ َُ ْ َ َ َ‬ ‫ْ ََ‬ ‫َ ًَ َ َ َ ُ َ َ ْ َ ْ‬
‫ف َّر ِحيم‪ .‬ربَّنا هبلَنا ِمن اَزو ِاجنا و ذُِّريَّتِن ا ُق َّر َة اَع ٍ و اجعْلن ا لِْلمت ِ‬
‫َّق‬
‫ْ نُي َ ْ َ َ ُ نْي َ‬ ‫َر ُؤ ْو ٌ ْ ٌ َ َ َ ْ َ ْ ْ َ َ َ َ‬
‫اب النَّا ِر‪.‬‬ ‫ذ‬
‫َ‬ ‫ع‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫الد ْنيا حسنةً و ىِف اآْل ِخر ِة حسنةً و قِ‬ ‫ُّ‬ ‫ىِف‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ِ‬
‫ت‬ ‫ا‬
‫َ‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ب‬
‫َّ‬ ‫ر‬ ‫ا‪.‬‬ ‫ام‬ ‫م‬ ‫اِ‬
‫َ َ ََ َ َ َ َ‬ ‫َ َ ََ َ‬ ‫ًَ ََ َ‬
‫ان َو اِْيتَ ِاء ِذى الْ ُق ْرىَب َو َيْن َهى َع ِن‬ ‫ِعب اد اهلل! اِ َّن اهلل ي أْمر بِالْع ْد ِل و اإْلِ حس ِ‬
‫َ ُُ َ َ ْ َ‬ ‫ََ‬
‫الْ َف ْح َش ِاء َو الْ ُمْن َك ِر َو الَْب ْغ ِى يَعِظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َّذ َّكُر ْو َن فَ اذْ ُكُر ْوا اهلل الْ َع ِظْي َم‬
‫ي ْذ ُكر ُكم و ا ْش ُكروه علَى نِع ِم ِه ي ِز ْد ُكم و لَ ِذ ْكر ِ‬
‫اهلل اَ ْكَبُر‪.‬‬ ‫َ ْ ْ َ ُْ ُ َ َ َ ْ َ ُ‬

Anda mungkin juga menyukai