Tor Desain Rinci Ruas Jalan
Tor Desain Rinci Ruas Jalan
A. Latar Belakang
1. Dasar hukum Tugas Fungsi/Kebijakan
a. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4725);
b. Undang-undang RI No. 44 Tahun 2007 tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2007 tentang
Perubahan atas UU No. 36 Tahun 2000 tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2000 tentang
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas menjadi Undang-Undang
c. Undang-undang No. 13/1980 tentang jalan
d. Undang-undang RI No 14 Tahun 1992, tentang lalu lintas dan angkutan jalan.
e. PP 26/85 tentang jalan
f. Peraturan Pemerintah RI No. 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan lalu lintas jalan.
g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2007 tentang Kawasan
Perdagangan bebas dan Pelabuhan Bebas Batam. Kawasan Batam meliputi Pulau Batam,
Pulau Tonton, Pulau Setokok, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang dan Pulau Galang
Baru;
h. Peraturan Pemerintah RI No. 5 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah jo
No. 46 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas Batam;
i. Keputusan Presiden Nomor 9 tahun 2008 tentang Dewan Kawasan Perdagangan Bebas Dan
Pelabuhan Bebas Batam;
j. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Dewan Nasional
Nomor 59 tahun 2008 tentang Pedoman Pembentukan Kelembagaan Badan Pengusahaan
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas;
k. Peraturan Ketua Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam nomor 3
tahun 2008 sebagaimana telah beberapakali diubah terakhir dengan Peraturan Ketua
Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam nomor 3 tahun 2011
tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Ketua Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas Batam nomor 3 tahun 2008 tentang Badan Pengusahaan Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam;
l. Keputusan Ketua Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam nomor
Kpts/19/DK-BTM/X/2010 tentang Penetapan Personil Badan Pengusahaan Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam;
m. Peraturan Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
Batam Nomor 4 tahun 2010 tentang Kepegawaian Badan Pengusahaan Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam;
n. Peraturan Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
Batam Nomor 23 tahun 2015 tentang SOTK.
2. Gambaran Umum
Berdasarkan PP 46/2007 kawasan Batam ditetapkan sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas untuk jangka waktu 70 tahun. Kawasan Batam meliputi Pulau Batam, Pulau
Tonton, Pulau Setokok, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang dan Pulau Galang Baru.
Kegiatan utama yaitu sektor perdagangan, maritim, industri, perhubungan, perbankan dan
pariwisata. Hak pengelolaan atas tanah yang menjadi kewenangan Otorita Batam dan
Pemerintah Kota Batam di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam beralih
kepada Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP
Batam). Kelembagaan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
Batam sudah harus ditetapkan paling lambat tanggal 31 Desember 2008.
Tak dapat dipungkiri bahwa perkembangan investasi di Pulau Batam dari waktu ke waktu terus
mengalami peningkatan. Demikian pula dengan diberlakukannya Pulau Batam sebagai salah
satu Free Trade Zone, maka diprediksikan investasi akan mengalami akselerasi pada masa yang
akan datang. Sesuai dengan misi pembangunan daerah kota Batam yaitu mengembangkan
industri, perdagangan, pariwisata, kelautan, alih kapal dan pemberdayaan ekonomi rakyat
yang mempunyai akses ke pasar global, maka diperlukan juga sarana dan prasarana yang dapat
menunjang kegiatan-kegiatan tersebut. Bagi kawasan yang padat penduduk dan jalur
transportasi darat yang semakin ramai, jalan sebagai prasarana transportasi merupakan salah
satu komponen sarana yang sangat penting bagi perkembangan kegiatan ekonomi wilayah.
Dalam hal ini jalan mempunyai peran sebagai penghubung simpul atau outlet dari pergerakan
orang dan barang dari satu tempat atau lokasi ke kawasan atau lokasi yang dimaksud.
Prasarana jalan merupakan salah satu urat nadi dalam pertumbuhan ekonomi wilayah,
sehingga ketepatan penyediaannya melalui besarnya investasi adalah suatu hal yang sangat
penting. Berkaitan dengan perkembangan ekonomi, investasi jalan dan atau jembatan,
pengaruh yang luas baik bagi pengguna jalan dan/atau jembatan maupun bagi wilayah secara
keseluruhan. Untuk itu, diperlukan kebijakan yang tepat dalam penyelenggaraan jalan
sehingga dapat mendukung pengembangan wilayah dan pertumbuhan ekonominya.
Salah satu keberhasilan pembangunan kota adalah tersedianya sarana dan prasarana
transportasi yang baik didaerah tersebut. Selain berperan dalam menunjang kelancaran
kegiatan sosial ekonomi juga akan menunjang perkembangan fisik didaerah yang
bersangkutan.
Kota Batam sebagai kota perdagangan, alih kapal dan pariwisata, mengalami perkembangan
yang sangat pesat, baik pertumbuhan penduduknya maupun sarana dan prasarana perkotaan
yang dimilikinya. Untuk mendukung kegiatan-kegiatan tersebut maka BP Batam berupaya
untuk memberikan layanan kepada masyarakat dan para investor yang salah satu diantaranya
adalah memenuhi sarana dan prasarana transportasi.
Untuk lebih mengoptimalkan kegiatan baik pembangunan, peningkatan serta pemeliharaan
jalan, maka perlu adanya perencanaan yang sistematis dan tepat guna pada kegiatan tersebut
di atas, dengan harapan agar didapat hasil perencanaan matang yang memenuhi persyaratan
dan kaidah-kaidah teknis dan dapat diaplikasikan di lapangan sebagai bagian dari kegiatan
pembangunan transportasi yang berkualitas dan mobiliasi perekonomian khususnya di Kota
Batam.
ROW atau yang dikenal dengan Damija merupakan daerah milik jalan yang meliputi ruang
sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi tertentu yang dikuasai oleh pembina jalan
dengan suatu hak tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undanganan yang berlaku.
Daerah milik jalan diperuntukan bagi daerah manfaat jalan dan pelaksanaan jalan maupun
penambahan jalur lalu lintas di kemudian hari. Batam memiliki beberapa ukuran ROW jalan
diantaranya ROW 30, 50, 100 dan paling besar ROW 200. ROW ini dapat dimanfaatkan untuk
keperluan pelebaran ruang di masa yang akan datang. Meskipun demikian Perencanaan
pemanfaatan ruang harus dapat mengikuti perkembangan kepadatan lalu lintas saat ini, tanpa
mengabaikan aspek-aspek lain. Dengan demikian ROW jalan dapat dimanfaatkan berbagai
kebutuhan selain jalur utama (ultimate). Ruas Jalan Arteri dari sekupang – Nagoya, Batu
Ampar-Bandara, dan Jalan Kolektor Pelabuhan Batam Centre-Simpang KDA merupakan
beberapa akses jalan dengan ROW yang selama ini mengalami perkembangan lalu lintas yang
pesat sejalan dengan pertumbuhan penduduk, sehingga perlu dibuka jalur-jalur tranportasi
baru dan juga pemanfaatan row jalan untuk kebutuhan lainnya.
B. Penerima Manfaat :
Penerima manfaat pada kegiatan ini adalah Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas
dan Pelabuhan Bebas Batam (BPKPBPB – Batam) khususnya Biro Perencanaan Teknik karena dapat
menghasilkan data yang akurat dan benar, sehingga dapat mempermudah BP Batam dalam
melaksanakan pekerjaan fisik.
b. Menetapkan desain sementara dari data awal untuk dipakai sebagai panduan survei
pendahuluan.
b. Survai detail :
- Pengukuran Topografi
- Survai Geoteknik/Geologi
- Survai Hidrologi
e. Penggambaran Topografi.
g. Perencanaan Struktur.
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berupa ringkasan yang berisi metodologi dan rencana kerja, yang
dapat berfungsi sebagai umpan balik/feedback untuk perbaikan. Laporan Pendahuluan ini
harus sudah diserahkan pada hari kalender ke-30 setelah diterbitkannya SPMK, dibuat
sebanyak 10 (sepuluh) buku.
2. Laporan Antara
Laporan Antara berupa Rincian semua data yang diperoleh dari kegiatan pengumpulan
data lapangan ataupun dari studi literature, rencana desain jalan.
3. Laporan Akhir
Laporan akhir merupakan kegiatan yang telah dilakukan, berisi uraian pelaksanaan survai,
pengolahan data, perhitungan perencanaan beserta rumus-rumus dan asumsi yang
digunakan dalam pekerjaan ini.
Laporan akhir ini harus sudah diserahkan pada hari kalender ke 180 setelah diterbitknnya
SPMK, dibuat sebanyak 10 (sepuluh) buku.
Laporan Teknis yang dihasilkan dalam laporan ini diantaranya:
1. Perhitungan/Perencanaan Geometrik Jalan
2. Perhitungan/Perencanaan Penanganan Subgrade Jalan
3. Perhitungan/Perencanaan Perkerasan Jalan
4. Perhitungan/Perencanaan Drainase Jalan
5. Perhitungan/Perencanaan Bangunan Pelengkap Jalan
6. Perhitungan/Perencanaan Pondasi Jalan
7. Perhitungan Kuantitas dan Biaya Jalan
8. Perencanaan Penghijauan/Taman Jalan
9. Perencanaan pemanfaatan ROW ultimate (saluran, utilitas, jalur utama, jalur lambat,
jalur transportasi massal, jalur sepeda, penghijauan, dsb)
10. Perencanaan Jalan masuk ke Kawasan
Selain perhitungan /perencanaan Teknis di atas Laporan Teknis lain yang dihasilkan dalam
laporan ini diantaranya memuat :
a. Laporan Perencanaan
Laporan perencanaan ini dipisahkan berdasarkan paket pekerjaan masing-masing
laporan berisi :
- Peta lokasi proyek.
- Daftar bangunan pelengkap
- Uraian yang berisi data perencanaan beserta perhitungan struktur bangunan
bawah serta pondasinya, drainase, jalan, dan lain-lain.
- Gambar rencana yang dibuat dalam program Cad, untuk kemudian dibuat dalam
softcopy Flashdisk, CD dan hardcopy ukuran A3.
b. Laporan perkiraan kuantitas dan biaya
Laporan ini berisi perkiraan kuantitas dan biaya yang dihitung untuk tiap item
pekerjaan yang kemudian digabungkan sebagai kesimpulan perkiraan biaya.
c. Laporan Penyelidikan Tanah
Laporan Akhir Geologi dan Geoteknik harus mencakup sekurang-kurannya
pembahasan mengenai hal-hal berikut :
- Data Proyek
- Peta situasi proyek yang menunjukan secara jelas lokasi proyek.
- Kondisi morfologi sepanjang lokasi.
- Kondisi Trace Jalan.
- Hasil akhir pemeriksaan laboratorium dijadikan acuan untuk perbaikan hasil
deskripsi secara visual.
- Penyebaran jenis tanah sepanjang trase jalan.
- Analisis perhitungan konstruksi timbunan dan stabilitas lereng.
- Analisis longsoran sepanjang trase jalan.
- Rekomendasi
d. Laporan Topografi
Laporan Topografi mencakup sekurang-kurangnya pembahasan mengenai hal-hal
berikut :
- Data Proyek
- Peta situasi proyek yang menunjukan secara jelas lokasi proyek terhadap kota besar
terdekat
- Kegiatan perintisan untuk pengukuran
- Kegiatan pengukuran titik kontrol horizontal
- Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal
- Kegiatan pengukuran situasi
- Kegiatan pengukuran penampang melintang
- Kegiatan pengukuran khusus (bila ada)
- Perhitungan dan penggambaran
- Peralatan ukur yang digunakan berikut koreksinya
- Deskripsi BM
- Data ukur hasil ploting
e. Laporan Hidrologi
Laporan mengenai survai dan analisis hidrologi, yang meliputi :
- Data Proyek
- Peta situasi proyek yang menunjukan secara jelas lokasi proyek terhadap kota besar
terdekat, pos pencatat curah hujan.
- Data curah hujan untuk setiap pos yang diambil.
- Analisis/Perhitungan
- Penentuan Dimensi dan jenis bangunan air
- Daftar lokasi bangunan air yang direncanakan
4. Dokumen Tender
Dokumen Pelelangan Pekerjaan Fisik sesuai dengan dokumen pelelangan standar.
Dokumen tender ini harus sudah diserahkan pada hari ke 180 setelah diterbitkannya
SPMK, dibuat sebanyak 10 (sepuluh) buku.
KUALIFIKASI PENGALAMAN
NO JABATAN
PENDIDIKAN (Thn)
1 Team Leader S2 7
2 Ahli Geoteknik S1 7
3 Ahli Hidrologi S1 7
4 Ahli Teknik Jembatan S1 7
5 Ahli Geodesi S1 7
6 Ahli Arsitektur Lansekap S1 7
7 Surveyor D3 5
8 Drafter Autocad D3 5
9 Administrasi D3 5
g). Surveyor
Seorang D3, berpengalaman sebagai surveyor selama 5 tahun, memiliki wawasan luas dan
biasa bekerja sama dalam tim dengan baik. Dengan tugas utama yaitu:
a. Membantu kegiatan survey dan pengukuran diantaranya pengukuran topografi lapangan
dan melakukan penyusunan dan penggambaran data-data lapangan.
b. Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang talah dilakukan sehingga dapat
menimalisir kesalahan dan melakukan tindak koreksi dan pencegahan.
h) Operator CAD
Lulusan D3 di bidang Sipil/Bangunan dan berpengalaman di bidangnya minimal selama 5 tahun
dibidang penggambaran dengan program CAD, memiliki wawasan luas dan biasa bekerja sama
dalam tim dengan baik.
i). Administrasi
Lulusan D3 di bidang ekonomi/manajemen dan berpengalaman di bidangnya minimal selama 5
tahun dibidang Administrasi, memiliki wawasan luas dan biasa bekerja sama dalam tim dengan
baik.
F. JADWAL KEGIATAN
a. Waktu Pelaksanaan kegiatan.
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan ini maksimal 180 (seratus
delapan puluh) hari kalender, terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perjanjian
Bulan
No Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1 LAPORAN PENDAHULUAN
2 LAPORAN ANTARA
3 LAPORAN AKHIR
G. Lain - Lainnya
a. Penjabaran lebih lanjut terhadap pemahaman lingkup pekerjaan oleh Penyedia Jasa, harus
disampaikan untuk mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas pada saat pembahasan Laporan
Pendahuluan.
b. Pada tiap-tiap laporan dan program yang disampaikan, dan setelah diperiksa oleh Pemberi Tugas
ternyata masih terdapat kekurangan atau diperlukan perbaikan/revisi, maka pada setiap
penambahan kekekurangan dimaksud ataupun perbaikan/revisi yang harus dilakukan, masih
merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa.
c. Hal – hal yang bersangkutan dengan pekerjaan/kegiatan ini, yang belum tercantum di dalam
Kerangka Acuan Kerja (KAK) akan dibahas dalam rapat koordinasi secara terjadwal, antara
Pemberi Tugas dan Penyedia Jasa
I. Penutup
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) Penyusunan Desain Rinci Ruas Jalan dari Sekupang –
Nagoya, Batu Ampar-Bandara, Pelabuhan Batam Centre-Simpang KDA, mohon kiranya pekerjaan dapat
dikerjakan sesuai dengan ketentuan.
Batam, April 2018
PPK Penyusunan Perencanaan
Teknis Pembangunan
Dicky Indramulyawan