Anda di halaman 1dari 36

METODE PELAKSANAAN

PEMBANGUNAN/PENAMBAHAN RUANG PUSKESMAS


LAPPADATA
PENDAHULUAN
1. Umum
Tahap pelaksanaan merupakan tahapan untuk mewujudkan setiap rencana yang dibuat oleh pihak
perencana. Pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat penting dan membutuhkan pengaturan
serta pengawasan pekerjaan yang baik sehingga diperoleh hasil yang baik, tepat pada waktunya, dan
sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya.

Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang menentukan berhasil tidaknya suatu proyek, oleh
karena itu perlu dipersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pekerjaan, rencana kerja,
serta tenaga pelaksana khususnya tenaga ahli yang profesional yang dapat mengatur pekerjaan dengan
baik serta dapat mengambil keputusan-keputusan mengenai masalah-masalah yang ditemui di lapangan.
Dalam pelaksanaan fisik suatu proyek bisa saja timbul masalah-masalah yang tidak terduga dan tidak dapat
diatasi oleh satu pihak saja. Untuk itulah diperlukan adanya rapat koordinasi untuk memecahkan dan
menyelesaikan masalah bersama-sama. Dalam rapat koordinasi dihadiri oleh :
 Konsultan Pengawas proyek
 Koordinator dan para pelaksana
 Pihak pemilik (owner) jika diperlukan
 Pihak perencana/Arsitek jika diperlukan

Hal-hal yang dibahas dan diselesaikan dalam rapat koordinasi meliputi :


 Kemajuan (Progress) pekerjaan di lapangan
 Masalah-masalah dan solusinya menyangkut pelaksanaan di lapangan
 Realisasi pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai dibandingkan dengan time schedule yang telah
direncanakan
 Masalah administrasi yang menyangkut kelengkapan dokumen kontrak
 Sasaran yang akan dicapai untuk jangka waktu ke depan

Dalam tahap pelaksanaan, semua pelaksanaan pekerjaan di lapangan mengikuti rencana yang telah dibuat
oleh pihak perencana. Antara lain gambar rencana dan segala detailnya, jenis Material, dan dokumen
lainnya. Tahap selanjutnya kontraktor mengerjakan shop drawing sebagai gambar pelaksanaan dengan
ruang lingkup serta detail yang lebih sempit kemudian untuk tahap akhir kontraktor membuat as built
drawing sebagai gambar akhir sesuai dengan yang ada di lapangan yang digunakan sebagai laporan akhir.
2. Deskripsi pekerjaan
Satuan Kerja : Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai
Nama Paket Pekerjaan : Pembangunan/Penambahan Ruang Puskesmas Lappadata
Lokasi Pekerjaan : Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun Anggaran : 2019
Jangka Waktu : 180 (Seratus Delapan Puluh) Hari Kalender
Uraian Pekerjaan :

NO. URAIAN PEKERJAAN SATUAN VOLUME

(1) (2) (4) (3)


A. PEKERJAAN PERSIAPAN
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pengukuran & Pemasangan Bouwplank M1 65,53
2. Papan Nama Proyek LS 1,00
3. Administrasi dan Dokumentasi LS 1,00
4. Penyemprotan Anti Rayap Metode CBS Pre M2 250,00
II. Pekerjaan Akhir
1. Pembersihan sisa pekerjaan LS 1,00
B. PEKERJAAN STRUKTUR & KONSTRUKSI
I. PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
1. Galian Tanah Pondasi Garis M3 106,83
2. Urugan Pasir Bawah Pondasi T.5 cm M3 6,44
3. Pas. Batu Kosong T.20 cm M3 19,31
4. Pas. Pondasi Batu Gunung Camp 1:4 M3 87,47
5. Pas. Pondasi Roolag M2 95,04
6. Urugan Kembali Bekas Galian M3 4,52
7. Pekerjaan Sloef Type S1 Uk.15x20 cm
7.1. Pekerjaan Bekisting 2x Pakai M2 100,40
7.2. Pekerjaan Pembesian
- Besi Ø12 KG 618,99
- Besi Ø8 KG 382,95
7.3. Pekerjaan Beton K-250 M3 7,53
8. Urugan Tanah Peninggian Lantai M3 117,94
9. Urugan Pasir Bawah Lantai T.10 cm M3 37,43
10. Lapisan Rabat Beton T.5 cm M3 18,72
II. PEKERJAAN STRUKTUR
1. Pekerjaan Kolom Type K1 Uk. 15x40 cm
1.1. Pekerjaan Bekisting 2x Pakai M2 0,85
1.2. Pekerjaan Pembesian
- Besi Ø12 KG 26,28
- Besi Ø8 KG 9,73
1.3. Pekerjaan Beton K-250 M3 0,21
2. Pekerjaan Kolom Type K2 Uk. 25x25 cm
2.1. Pekerjaan Bekisting 2x Pakai M2 6,74
2.2. Pekerjaan Pembesian
- Besi Ø12 KG 206,32
- Besi Ø8 KG 68,77
2.3. Pekerjaan Beton K-250 M3 1,68
3. Pekerjaan Kolom Praktis Type Kp Uk. 11x11 cm
3.1. Pekerjaan Bekisting 2x Pakai M2 15,84
3.2. Pekerjaan Pembesian
NO. URAIAN PEKERJAAN SATUAN VOLUME

(1) (2) (4) (3)


3. Pekerjaan Kolom Praktis Type Kp Uk. 11x11 cm
3.1. Pekerjaan Bekisting 2x Pakai M2 15,84
3.2. Pekerjaan Pembesian
- Besi Ø12 KG 1.252,63
- Besi Ø8 KG 315,48
3.3. Pekerjaan Beton K-225 M3 3,96
4. Pekerjaan Ringbalk Type RBp Uk. 15x20 cm
4.1. Pekerjaan Bekisting 2x Pakai M2 106,92
4.2. Pekerjaan Pembesian
- Besi Ø12 KG 949,23
- Besi Ø8 KG 489,38
4.3. Pekerjaan Beton K-250 M3 8,02
5. Pekerjaan Balok Latei Type BLT Uk. 15x20 cm
5.1. Pekerjaan Bekisting 2x Pakai M2 37,92
5.2. Pekerjaan Pembesian
'- Besi Ø10 KG 233,75
- Besi Ø8 KG 94,75
5.3. Pekerjaan Beton K-225 M3 1,42
6. Pekerjaan Plat Beton T.12 cm
6.1. Pekerjaan Bekisting 2x Pakai M2 16,36
6.2. Pekerjaan Pembesian
- Besi Ø10 KG 112,86
6.3. Pekerjaan Beton K-225 M3 1,65
7. Pekerjaan Meja Beton & Dak Jendela T.8cm
7.1. Pekerjaan Bekisting 2x Pakai M2 8,79
7.2. Pekerjaan Pembesian
- Besi Ø10 KG 78,34
7.3. Pekerjaan Beton K-225 M3 0,76
IV. PEKERJAAN ATAP
1. Pekerjaan Penutup Atap
1.1. Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan M2 587,86
1.2. Pekerjaan Atap Spandek 0,35 mm M2 587,86
1.3. Pekerjaan Nok Spandek M1 95,47
1.4. Pemasangan Lisplank woodplank L.30 cm M1 94,48
1.5. Pemasangan Talang Air Seng Plat M1 94,48
C. PEKERJAAN ARSITEKTUR
I. Pekerjaan Dinding
1. Pembongkaran Dinding Eksisting M3 8,35
2. Pas. Dinding 1/2 Bata Merah M2 704,81
3. Plesteran Dinding Bata Merah M2 1.388,05
4. Acian Dinding Bata Merah M2 1.135,00
5. Pas. Penutup Dinding Keramik Uk. 20 x 40 cm KM/WC M2 21,58
6. Pas. Penutup Dinding Keramik Uk. 20 x 40 cm M2 20,24
Dapur, Rg Laundry, Rg Cuci,Rg Sterilisasi, Lab, Rg Viksasi
7. Pas. Profilan Penebalan Dinding M2 7,68
8. Pas. Keramik Meja Uk.20x20cm M2 5,47
9. Pas. Text di Fasade Bangunan UGD
9.1. Text "UGD" T.25cm CM 75,00
NO. URAIAN PEKERJAAN SATUAN VOLUME

(1) (2) (4) (3)


8. Pas. Keramik Meja Uk.20x20cm M2 5,47
9. Pas. Text di Fasade Bangunan UGD
9.1. Text "UGD" T.25cm CM 75,00
9.2. Text "24 JAM" T.15cm CM 75,00
II. Pekerjaan Lantai
1. Pas. Granit Motif Uk. 60x60 cm M2 343,69
2. Pas. Keramik Uk. 20x20 cm Lt. KM/WC Tekstur Kasar M2 26,16
3. Acian Lantai Selasar Luar M2 41,48
III. Pekerjaan Plafond
1. Pemasangan Rangka Plafond M2 449,69
2. Pekerjaan Plafon Gypsum T.9 mm M2 320,46
3. Pekerjaan Plafon Calsiboard T.6 mm M2 129,23
IV. Pekerjaan Pengecatan
1. Cat Dinding Luar M2 281,45
2. Cat Dinding Dalam M2 853,55
3. Cat Plafond M2 449,69
4. Cat Lisplank Atap M2 28,34
5. Cat Kusen, Pintu & Jendela M2 229,20
V. Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela + Aksesoris
1. Pekerjaan Kusen & Pintu Type P1 BH 3,00
2. Pekerjaan Kusen & Pintu Type P2 BH 10,00
3. Pekerjaan Kusen & Pintu Type P3 BH 3,00
4. Pekerjaan Kusen & Pintu Type P4 BH 7,00
5. Pekerjaan Kusen & Pintu Type P5 BH 2,00
6. Pekerjaan Kusen & Pintu Type P6 BH 5,00
7. Pekerjaan Kusen & Jendela Type J1 BH 1,00
8. Pekerjaan Kusen & Jendela Type J2 BH 10,00
9. Pekerjaan Kusen & Jendela Type J3A BH 3,00
10. Pekerjaan Kusen & Jendela Type J3B BH 2,00
11. Pekerjaan Kusen & Jendela Type V1 BH 8,00
12. Pekerjaan Kusen & Jendela Type V2 BH 11,00
D. PEKERJAAN MEP
I. Instalasi Penerangan
1. Pekerjaan Sumber Daya Listrik
1.1 Biaya Penyambungan VA 2.200,00
2. Pekerjaan Panel Listrik Bangunan UNIT 1,00
Lengkap Dengan Komponen, Bus Bar, Matering, Kontrol, Box, Aksesoris serta
Pemasangan & Grounding (Komponen dan aksesoris yang harus di pasang /
diadakan oleh kontraktor)
3. Instalasi Penerangan & Fixtures
3.1. Instalasi Titik Lampu TTK 54,00
3.2. Instalasi Titik Stop Kontak TTK 17,00
3.3. Pas. Downlight 4" 1x18W BH 22,00
3.4. Pas. Downlight 4" 1x14W BH 32,00
3.5. Saklar Tunggal BH 15,00
3.6. Saklar Ganda BH 9,00
3.7 Stop Kontak 200 VA BH 17,00
II. Instalasi Air Bersih
1. Perlengkapan Utama
NO. URAIAN PEKERJAAN SATUAN VOLUME

(1) (2) (4) (3)


3.6. Saklar Ganda BH 9,00
3.7 Stop Kontak 200 VA BH 17,00
II. Instalasi Air Bersih
1. Perlengkapan Utama
1.1. Pompa Air BH 1,00
1.2. Pemipaan dari Sumber Air ke Bangunan Pipa PVC AW dia. 3/4" M1 12,00
2. Pekerjaan Pemipaan
2.1. Pipa PVC AW dia. 1/2" M1 123,63
3. Fixture, Furnishing dan Equipment
Pengadaan dan Pemasangan Sanitair Lengkap Terpasang dengan Alat Bantu dan
Aksesoris yang Diperlukan
3.1. Kloset Duduk Lengkap Aksesoris BH 8,00
3.2. Jet Washer BH 8,00
3.3. Kran Air BH 10,00
3.4. Wastafel Lengkap Aksesoris BH 8,00
3.5. Kitchen Zink + Kran BH 1,00
III. Instalasi Air Kotor, Air Bekas dan Air Hujan
1. Pekerjaan Pipa Distribusi Air Kotor
1.1. Pipa PVC AW dia. 4" M1 87,93
1.2. Pekerjaan Septiktank Kap.4m3 UNIT 3,00
2. Pekerjaan Pipa Distribusi Air Bekas
2.1. Pipa PVC AW dia. 3" M1 54,00
2.2. Pipa PVC AW dia. 2" M1 34,30
2.3. Floor Drain BH 9,00
3. Pekerjaan Pipa Distribusi Air Hujan M1
3.1. Pipa PVC AW dia. 3" M1 20,00
3.2. Pipa PVC AW dia. 4" M1 22,40
4. Pekerjaan Saluran Keliling Bangunan Puskesmas
4.1. Galian Tanah M3 16,94
4.2. Urugan Pasir M3 1,04
4.3. Pas. 1/2 Bata Camp. 1:2 M2 84,61
4.4. Plesteran Camp. 1:3 M2 89,20
4.5. Penutup Saluran Besi Siku 40.40.3 M1 14,45
3. Pengendalian Proyek
Pengendalian waktu pelaksanaan proyek dilakukan dengan mengadakan rapat-rapat periodik yang
diselenggarakan setiap satu kali seminggu dan bertempat di kantor proyek (site office). Untuk memudahkan
kontrol pengendalian waktu pelaksanaan proyek dilakukan penjadwalan waktu kerja (time schedule) yang
dibuat sesuai dengan urutan pelaksanaan pekerjaan. Penjadwalan kerja dilakukan agar waktu pelaksanaan
yang telah ditentukan dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga pekerjaan yang dilaksanakan dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Penjadwalan waktu kerja (Time Schedule) yang dibuat antara lain :

Master Schedule : Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang disusun berdasarkan urutan
pekerjaan dari saat proyek dimulai hingga proyek selesai.Dengan Master
Schedule dibuat kurva-S Perencanaan dan kurva-S aktual.
Monthly Schedule : Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang disusun pada minggu terakhir setiap
bulan yang berisi rencana pelaksanaan berbagai bagian pekerjaan yang akan
dilaksanakan untuk bulan berikutnya.
Weekly Schedule : Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang disusun untuk dilaksanakan dalam
waktu satu minggu.
Daily Schedule : Rencana kerja harian yang disusun dengan mengacu pada weekly schedule.

4. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya merupakan salah satu point perhatian tersendiri, dimana disetiap tahapan pekerjaan
akan mengeluarkan biaya untuk melaksanakannya. Pengendalian biaya biasanya dilakukan dengan melalui
system pembayaran. Dalam hal ini sebelum dilakukan pembayaran harus dilakukan pengecekan dan
perhitungan bersama dengan pihak owner, Konsultan Pengawas, dan Konsultan Perencana. Hasil dari
perhitungan bersama yang disepakati dituangkan dalam bentuk Progress prestasi pekerjaan yang
dituangkan di setiap akhir minggu, dan di berita acarakan serta di tanda tangan bersama-sama.
Pengendalian Biaya di dalam internal pelaksana sangat penting terkait dengan tingkat prioritas, jumlah dan
jenis kebutuhan material yang sudah disepakati dalam forum rapat dan RKS yang ada.

6. Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu bahan/material merupakan bentuk pengawasan terhadap kesesuaian material dengan
RKS yang direncanakan. Pengendalian mutu bahan/material dilakukan oleh Quality Control sebelum
tahapan pekerjaan dimulai. Bahan yang akan digunakan harus diusulkan terlebih dahulu dan mendapatkan
persetujuan bersama konsultan pengawas, konsultan perencana dan owner. Bahan/material yang sudah
disetujui harus tersimpan dan didokumentasikan dengan benar, terawat dengan baik. Pengendalian disini
bersifat sebelum pelaksanaan pekerjaan. Pengendalian mutu bahan/material ini dilakukan di setiap
kedatangan material. Tahap pengendalian mutu bahan/material selanjutnya dilanjutkan dengan tahapan
pelaksanaan pekerjaan.

Tahapan atau proses di setiap pekerjaan harus dilakukan dengan metode yang benar sesuai yang
disyaratkan. Di setiap tahapan yang harus dilalui dilakukan pengawasan oleh pelaksana lapangan yang
mengerti teknis pekerjaan. Kesalahan pelaksanaan akan berakibat pada hasil kualitas pekerjaan. Kualitas
hasil pekerjaan harus dituangkan dalam bentuk daftar checklist. Pekerjaan-pekerjaan yang mutu akhirnya
kurang sesuai standard harus dilakukan perbaikan sampai mendapatkan hasil sesuai dengan standard yang
diinginkan. Inti dari tahapan ini adalah selalu dilakukan pengecekan terhadap pemakaian material, proses
tahapan pekerjaan dan pengecekan akhir pekerjaan.

Tahapan pekerjaan agar sesuai yang distandarkan sebelum pelaksanaannya harus dijelaskan dalam bentuk
metode pelaksanaan masing-masing pekerjaan. Metode pelaksanaan pekerjaan ini harus juga
mempertimbangkan faktor keselamatan pekerjaan dan lingkungan sekitarnya (termasuk orang yang
mungkin lalu lalang di sekitar pekerjaan). Rambu-rambu pengamanan harus dibuat sejelas-jelasnya agar
setiap orang dapat bersikap waspada dan hati-hati. Untuk penjelasan khusus perihal K-3 lihat lampiran
rencana program K-3. Sebagai gambaran, apabila bekerja di ketinggian harus perhatikan benar-benar
perancah kerja yang digunakan apakah benar-benar kuat dan memenuhi syarat atau tidak. Apakah
pengaman dari barang-barang jatuh sudah ada belum. Apakah sabuk pengaman untuk pekerja sudah ada
belum. Apakah rambu-rambu peringatan ada pekerjaan di bagian atas sudah ada belum. Pertanyaan
tersebut haruslah sudah terdeteksi dan terjawab sebelum pelaksanaan pekerjaan itu sendiri.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini dibuat untuk panduan pelaksanaan pekerjaan


PEMBANGUNAN/PENAMBAHAN RUANG PUSKESMAS LAPPADATA, sehingga dicapai target waktu
dan kualitas pekerjaan sesuai rencana. Hari kerja untuk pelaksanaan konstruksi dilaksanakan setiap hari
kecuali hari libur nasional. Pekerja, Tukang, mandor, Operator dan Supervisor pengaturan hari liburnya
akan disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Jam kerja efektif pada proyek ditetapkan sebagai berikut :


Hari Senin s/d Minggu : Jam 08.00 – 17.00 WIB
Waktu istirahat : Jam 12.00 – 13.00 WIB
Kecuali hari Jum’at : Jam 11.30 – 13.00 WIB
Over time : Jam 18.00 – 22.00 WIB

Bila pekerjaan mendesak untuk mempercepat pelaksanaan pekerjaan maka jam kerja dapat ditambah
sesuai kebutuhan (lembur). Metode kerja ini akan menjadi perhitungan dasar dalam estimasi biaya.
A. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Pengukuran & Pemasangan Bouwplank
a) Bersama-sama pihak Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan pihak owner melakukan
pengukuran. Hasilnya akan digunakan untuk keperluan shop drawing dan perhitungan kuantitas
aktual volume pekerjaan.
Data-data yang dapat diperoleh :
 Situasi lokasi pekerjaan
 Elevasi eksisting
 Lokasi/koordinat rencana bangunan.
b) Pemasangan bouwplank sebagai acuan untuk elevasi dan dimensi konstruksi bangunan yang
dipasang untuk menandai batas dari pekerjaan yang akan dilaksanakan. Tinggi bouwplank sama
dengan titik nol, bila dikehendaki lain harus mendapat persetujuan Direksi.

2. Pembuatan Papan Proyek


Setelah SPMK diterbitkan maka segera dilakukan pembuatan Papan Proyek yang mana penempatan
posisinya sesuai dengan petunjuk dari direksi. Papan nama proyek sangat penting dibuat untuk
memberikan informasi tentang pekerjaan yang sedang dilaksanakan.

Papan proyek harus memuat; Nama Proyek, Pemilik Proyek, Nilai/Harga Kontrak, Kontraktor Pelaksana,
Konsultan Pengawas, Jangka waktu Pelaksanaan, dan Sumber Dana.

Papan Proyek yang terbuat dari rangka kayu balok dengan ukuran sebagaimana tersebut dalam
gambar, RKS atau petunjuk dan persetujuan Direksi dan Konsultan Pengawas. Papan Nama Proyek
bertuliskan data-data pekerjaan dengan tulisan yang jelas,
ditempatkan di lokasi pekerjaan yang mudah dilihat umum dan tidak mengganggu pelaksanaan
pekerjaan.

Tahapan pekerjaan :
Dalam Pekerjaan Papan Proyek Bahan Yang Dibutuhkan adalah :
 Triplek 9 mm atau Plat Seng dengan ukuran yang ditentukan
 Kaso dengan ukuran 5/7 cm
 Paku berukuran 5 cm dan 7 cm
 Cat kayu warna sesuai tema yang di sepakati

Tahapan Pelaksanaan Pembuatan Papan nama Proyek :


1. Plat seng cm di cat sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas
2. Tulisan dibuat dengan menggunakan Cat warna yang sudah disepakati
3. Pasang papan nama tersebut dengan bantuan kaso berukuran 5/7 sebagai tiang penyangga.
4. Letakan pada tempat yang mudah dilihat, sehingga memudahkan dalam mengidentifikasi suatu
proyek.
Gambar. Contoh Papan Proyek
3. Administrasi dan Dokumentasi
Kontraktor Pelaksana didalam melaksanakan pekerjaan diawasi oleh Konsultan Pengawas yang
bertugas mengawasi pelaksanaan pekerjaan Kontraktor Pelaksana, dimana kontraktor diwajibkan
melaksanakan hal yang bersifat administratif dan dokumentatif sebagai berikut :
 Menyerahkan Struktur Organisai Proyek yang ditanda tangani direktur perusahaan.
 Membuat laporan harian.
 Mengajukan ijin kerja 2 (dua) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan di mulai.
 Mengajukan Approval Material.
 Melaksanakan Surat menyurat mengenai hal-hal yang berkaitan dengan proyek.
 Berita Acara.
 Menyerahkan Hasil Test uji material
 Mengajukan Addendum Pekerjaan bila ada.
 Menyerahkansurat-surat/perijinan dari lingkungan/pemerintah daerah setempat sehubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan.

Kamera Laptop Printer Kertas


Gambar. Perlengkapan Administrasi dan Dokumentasi

4. Penyemprotan Anti Rayap Metode CBS Pre


B. PEKERJAAN STRUKTUR & KONSTRUKSI
I. PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
1. Galian Tanah Pondasi Garis
c) Bahan/Material : -
d) Peralatan : Linggis, cangkul, skoop, benang, dan alat bantu lainnya.
e) Pelaksanaan :
 Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan bowplank selesai terpasang
Sebelum melaksanakan penggalian, posisi galian dan ukuran seperti tertera dalam gambar
sudah dipastikan benar dan harus mendapat persetujuan Direksi/Pengawas lapangan.
 Dasar galian harus mencapai tanah keras, dan jika pada galian terdapat akar-akar kayu,
kotoran-kotoran dan bagian-bagian tanah yang longgar (tidak padat), maka bagian ini harus
dikeluarkan seluruhnya kemudian lubang yang terjadi diisi dengan pasir urug.
 Untuk mempertahankan kepadatan muka tanah galian, maka lubang yang sudah siap segera
dilanjutkan dengan urugan pasir dan batu kosong.
 Pelaksanaan pekerjaan ini akan mengacu pada gambar rencana, spesifikasi teknik atau atas
petunjuk direksi pekerjaan.

2. Urugan Pasir Bawah Pondasi

a) Bahan/Material : Pasir Urug, Air Kerja


b) Peralatan : Linggis, cangkul, Gerobak, skoop, dan alat bantu lainnya.
c) Pelaksanaan :
 Pekerjaan Urugan Pasir bawah pondasi untuk bawah pondasi dilaksankan setelah pekerjaan
galian tanah pondasi dilaksanakan
 Pasir yang digunakan untuk pengurugan harus dilakukan sesuai persetujuan Direksi. Dipilih
pasir yang baik secara teknis, bebas dari akar, bahan-bahan organis, barang bekas/sampah
dan terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi dengan ukuran ketebalan sesuai dengan
ukuran gambar rencana urugan pasir pondasi dan di bawah lantai.
 Urugan pasir harus dipadatkan dengan cara disiram dengan air.
 Pelaksanaan pekerjaan ini akan mengacu pada gambar rencana, spesifikasi teknik atau atas
petunjuk direksi pekerjaan.

3. Pasangan Batu Kosong


a) Bahan/Material : Batu gunung/batu belah (mutu bahan sesuai dengan spesifikasi teknis dan
persetujuan direksi dan konsultan pengawas)
b) Peralatan : Palu, Gerobak, dan alat bantu lainnya.
c) Pelaksanaan :
 Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan urugan pasir bawah pondasi selesai dikerjakan.
 Pasangan Pasangan batu kosong dengan tebal yang disesuaikan dengan gambar rencana.
 Pekerjaan penghamparan batu belah secara tegak lurus tebal disesuaikan petunjuk direksi,
ditimbris pasir atau batu belah hingga kokoh dan kuat.
 Penghamparan ini dilakukan dengan saling mendempetkan batu gunung dengan seminimal
mungkin space yang terjadi.
 Beri batu pengunci bila batu gunung tersebut sulit untuk didirikan.
 Bahan yang digunakan : Batu gunung/batu belah (mutu bahan sesuai dengan spesifikasi teknis
dan persetujuan direksi dan konsultan pengawas)
 Pelaksanaan pekerjaan ini akan mengacu pada gambar rencana, spesifikasi teknik atau atas
petunjuk direksi pekerjaan.

4. Pasangan Pondasi Batu Gunung


 Pekerjaan ini dilaksananakan setelah pekerjaan pasangan batu kosong selesai dikerjakan.
 Pondasi batu gunung dibuat dengan pasangan betu pecah dengan ukuran 15/20 cm dan dipasang
dengan campuran 1 pc : 4 ps dengan lebar dan tebalnya sesuai dengan gambar rencana.
 Bahan yang digunakan : Batu gunung/batu belah, pasir pasang, semen dan bahan lain yang
dibutuhkan dalam pekerjaan ini (mutu bahan sesuai dengan spesifikasi teknis dan persetujuan
direksi dan konsultan pengawas)
 Peralatan yg digunakan : Palu, Gerobak, cetok, skop, molen, ember, dan alat bantu lainnya.
 Pelaksanaan pekerjaan ini akan mengacu pada gambar rencana, spesifikasi teknik atau atas
petunjuk direksi pekerjaan.

5. Pas. Pondasi Roolag


Rollag adalah pasangan bata yang dipasang bata berdiri. Motif pemasanganrollag dapat berbentuk
setengah lingkaran, gothic atau cengkeh. Bentuk laindapat dibuat sesuai kreasi kita. Syarat pasangan
rollag adalah bagian tengahpada pasangan harus berupa bata hindari berupa siar.
a) Pelaksanaan :
 Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan serta tempat yang akan dipakai untuk praktek
Melakukan pencampuran kapur dan pasir dengan perbandingan 1: 4 dan menambahkan air
secukupnya
 Memotong balok yang akan digunakan sebagai pengganti kusen Meletakkan Balok pada
susunan bata terakhir sebagai tempat meletakkan rollag nantinya dan meratakan peletakan
belok tersebut menggunakan waterpass
 Mengambil spesi menggunakan sendok spesi kemudian meletakkannyapada balok
 Menyusun bata penyanggah untuk membantu dalam penyusunan Rollag
 Mulai menyusun Rollag sedikit memiring kekiri dan kekanan dan semakin tegak lurus ditengah-
tengah (pertemuan dari kanan dan kiri). Kemirinngan batu sekitar 60 dan campuran/spesi yang
diberikan padabagian tengah sedikit lebih banyak untuk mengisi kekosongan.
 Mengecek kedataran dengan menggunakan waterpass Setelah pemasangan Rollag selesai
melanjutkan pemasangan bata disamping kiri dan kanan rollag datar.
 Melanjutkan pemasangan batu diatasnya sebanyak 3 susun/lapis
6. Urugan Kembali Bekas Galian
 Pekerjaan ini dilaksankan setelah pekerjaan pasangan pondasi selesai dikerjakan
 Pekerjaan urugan yang dilaksanakan adalah urugan tanah kembali bekas tanah galian sesuai
dengan gambar kerja.
 Peralatan yg digunakan : Linggis, cangkul, skoop, dan alat bantu lainnya.
 Pelaksanaan pekerjaan ini akan mengacu pada gambar rencana, spesifikasi teknik atau atas
petunjuk direksi pekerjaan.

7. Pekerjaan Sloef
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan pasangan pondasi dikerjakan. Sloof merupakan bagian
konstruksi yang berfungsi menyalurkan bebandinding ke pondasi.
b) Bahan/Material : Semen, Pasir beton, Kerikil/Batu pecah, papan bekisting, baja tulangan, kawat
tulangan (mutu bahan sesuai dengan spesifikasi teknis dan persetujuan direksi dan konsultan
pengawas)
c) Peralatan : Molen, Cetok, skoop, benang, Gerobak, ember, gergaji, pemotong besi, meter dan alat
bantu lainnya.
d) Pelaksanaan :
 Memasang papan bekisting sloef yang telah dirakit sebelumnya sesuai dimensi rencana.
Bekisting yang digunakan adalah papan dengan tebal 2cm dan diberi pengaku berupa kasau
5/7 cm.
 Menempatkan tulangan Sloof yang telah dirangkai. Seluruh sloof menggunakan tulangan
utama berupa Baja Tulangan Polos (BJTP 24) Ø12 dan sengkang berupa Baja Tulangan Polos
(BJTP 24) Ø8 dengan jarak sesuai dengan gambar kerja yang ada.
 Mamasang beton tahu di bawah tulangan untuk menjaga agar bajatulangan tidak turun pada
saat pengecoran dan memberi selimut beton.
 Pengecoran sloof menggunakan adukan beton yang dibuat secara manual dengan komposisi
setara dengan beton mutu K250 menggunakan molen beton (concrete mixer). Dari molen,
adukan dituang ke bak penampungan sementara berukuran 170 x 60 x 10 cm kemudian
diangkut oleh pekerja menggunakan ember. Pekerja kemudian menuang adukan ke dalam
bekisting Sloof sampai batas tanda pengecoran.
 Adukan dipadatkan dengan cara menusuk-nusukkan kasau ke adukan pada saat pengecoran.
 Pembongkaran bekisting Sloof dilakukan setelah beton berumur 4 hari. Pembongkaran
bekisting dilakukan dengan hati-hati sehingga tidak merusak bentuk sloof.

8. Urugan Tanah Peninggian Lantai

9. Urugan Pasir Bawah Lantai


Urugan pasir bawah lantai dikerjakan setelah pekerjaan urugan tanah diawah lantai selesai dikerjakan.
a) Bahan/Material : Pasir Urug, Air Kerja (Mutu bahan sesuai dengan Spesifikasi Teknis dan
persetujuan Direksi dan Konsultan Pengawas)
b) Peralatan : Skop, Gerobak, dan alat bantu lainnya.
c) Pelaksanaan :
 Pasir yang digunakan untuk pengurugan harus atas persetujuan Direksi. Dipilih pasir yang baik
secara teknis,bebas dari akar, bahan-bahan organis, barang bekas/sampah dan terlebih dahulu
mendapat persetujuan Direksi dengan ukuran ketebalan sesuai dengan ukuran gambar
rencana urugan pasir pondasi dan di bawah lantai.
 Urugan pasir harus dipadatkan dengan cara di siram air .

10. Lapisan Rabat Beton


a) Bahan/Material : Pasir pasang, batu kerikil, semen pc, air, dll (Mutu bahan sesuai dengan
Spesifikasi Teknis dan persetujuan Direksi dan Konsultan Pengawas)
b) Peralatan : meter, waterpass, benang ukur, gerobak dorong, sekop, beton molen, tropol, yakan
c) Pelaksanaan :
 Rabat Benton lantai adalah pengecoran tanpa tulangan, mengenai jenis, ukuran, ketebalan,
pembuatan campuran mengikuti petunjuk spesifikai teknik dan gambar kerja atau untuk ukuran
tebal 5 cm. Rabat beton ini dibuat untuk dudukan alas keramik yang berhubungan langsung
dengan tanah.
 Untuk pekerjaan beton bertulang dan rabat beton persyaratan-persyaratan bahan sebagaimana
telah disebutkan dibeberapa penjelasan item mengikuti aturan dan syarat-syarat standar yang
telah ditentukan dalam spesifikasi teknis [semen,pasir, agregat dan air.

II. PEKERJAAN STRUKTUR


1. Pekerjaan Kolom Type K1 Uk. 15x40 cm, Beton K-250
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan sloof selesai dikerjakan. Kolom merupakan konstruksi
beton yang berfungsi sebagai tiang dari suatu bangunan dan juga merupakan konstruksi yang
menyalurkan beban dari struktur yang berada di atasnya seperti balok, pelat dan atap yang kemudian
didistribusikan ke pondasi.
a) Bahan/Material : Semen, Pasir beton, Kerikil/Batu pecah, papan bekisting, baja tulangan, kawat
tulangan (Mutu bahan sesuai dengan Spesifikasi Teknis dan persetujuan Direksi dan Konsultan
Pengawas)
b) Peralatan : Molen, Cetok, skoop, benang, Gerobak, ember, gergaji, pemotong besi, meter dan alat
bantu lainnya.
c) Pelaksanaan :
 Pabrikasi bekisting, tulangan utama dan sengkang.
 Bekisting kolom dibuat sampai ketinggian 4 m menggunakan papan berukuran 2/20 cm berjenis
kayu kelapa, setiap sisinya dirangkai dengankasau berukuran 5/7 cm. Untuk mencegah
kebocoran, ditempelkan kertas semen sehingga menutupi celah antar papan. Pabrikasi
tulangan meliputi pemotongan tulangan utama, pembengkokkan sengkang dan perakitan
dengan ukuran dan jarak sesuai dengan gambar kerja.
 Pemasangan bekisting kolom.
- Melapisi permukaan bagian dalam bekisting dengan oli.
- Memasang bekisting pada tempat yang telah diberi tandadisekeliling tulangan kolom
menerus dengan badan/kolom pondasi.
- Menjepit bekisting dengan sabuk kolom agar bekisting kuat menahanadukkan beton. Sabuk
dipasang dengan jarak antar sabuk 50 cm.
 Pelurusan bekisting
- Memasang penyangga berupa kasau 5/7 cm di salah satu sisi bekisting.
- Memasang paku pada sabuk kolom bagian atas yang diikatkan benangdengan diberi
pemberat unting-unting pada dua sisi bekisting kolom.
- Mengukur jarak dari bekisting ke tali pada bagian atas dan bawah. Bekisting telah lurus
setelah jarak keduanya telah sama.
- Memasang penyangga di sisi lain supaya posisi bekisting tidak berubah saat pengecoran.
 Pengecoran kolom
- Adukan beton dibuat secara manual menggunakan molen beton (concrete mixer ) kapasitas
0,5 m3 dengan lama pengadukan 7 – 10 menit sampai material tercampur rata. Dari molen,
adukan dituang ke bak penampungan sementara berukuran 170 x 60 x 10 cm kemudian
diangkut ke atas oleh pekerja menggunakan ember. Pekerja di atas tangga menuang
adukan ke dalam bekisting kolom sampai batas tanda pengecoran. Tinggi jatuh dalam
pengecoran kolom adalah 3,6 m, sedangkan maksimal tinggi jatuh bebas yang disyaratkan
sekitar 1,5 m. Untuk tinggi jatuh yang cukup tinggi harus digunakan talang cor atau klep cor
pada bekisting.
- Pemadatan beton dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran secara manual. Pekerja
yang berada di atas menusuk-nusuk adukan dengan menggunakan kayu dan pekerja
dibawah memukul-mukul bekisting menggunakan kayu supaya beton padat sehingga tidak
terjadi keropos.
- Beton yang digunakan untuk mengecor kolom adalah beton dengan mutu K-250 sesuai
dengan spesifikasi teknis dengan menggunakan molen beton (concrete mixer).
- Menuangkan adukan ke tempat adukan yang telah dibuat dari papan,namun pihak
kontraktor tidak memperhitungkan tinggi jatuh adukkansehingga besar kemungkinan
penyebaran split berada di daerah paling bawah adukkan. Untuk menjaga agar tidak terjadi
segregasi, kontraktor mengontrol nilai slump.
- Adukkan beton dari bak tampungan dinaikkan ke atas oleh pekerjadengan menggunakan
ember cor. Pekerja yang diatas menyambut danmenuangkan beton ke dalam kolom
 Pembongkaran Bekisting
- Melakukan pembongkaran bekisting kolom setelah berumur 4 hari. Pemeliharaan beton
dilakukan dengan penyiraman setiap pagi dan soreuntuk mencegah terjadinya retak pada
kolom.

2. Pekerjaan Kolom Type K2 Uk. 25x25 cm, Beton K-250


Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan sloof selesai dikerjakan. Kolom merupakan konstruksi
beton yang berfungsi sebagai tiang dari suatu bangunan dan juga merupakan konstruksi yang
menyalurkan beban dari struktur yang berada di atasnya seperti balok, pelat dan atap yang kemudian
didistribusikan ke pondasi.
a) Bahan/Material : Semen, Pasir beton, Kerikil/Batu pecah, papan bekisting, baja tulangan, kawat
tulangan (Mutu bahan sesuai dengan Spesifikasi Teknis dan persetujuan Direksi dan Konsultan
Pengawas)
b) Peralatan : Molen, Cetok, skoop, benang, Gerobak, ember, gergaji, pemotong besi, meter dan alat
bantu lainnya.
c) Pelaksanaan :
 Pabrikasi bekisting, tulangan utama dan sengkang.
 Bekisting kolom dibuat sampai ketinggian 4 m menggunakan papan berukuran 2/20 cm berjenis
kayu kelapa, setiap sisinya dirangkai dengankasau berukuran 5/7 cm. Untuk mencegah
kebocoran, ditempelkan kertas semen sehingga menutupi celah antar papan. Pabrikasi
tulangan meliputi pemotongan tulangan utama, pembengkokkan sengkang dan perakitan
dengan ukuran dan jarak sesuai dengan gambar kerja.
 Pemasangan bekisting kolom.
- Melapisi permukaan bagian dalam bekisting dengan oli.
- Memasang bekisting pada tempat yang telah diberi tandadisekeliling tulangan kolom
menerus dengan badan/kolom pondasi.
- Menjepit bekisting dengan sabuk kolom agar bekisting kuat menahanadukkan beton. Sabuk
dipasang dengan jarak antar sabuk 50 cm.
 Pelurusan bekisting
- Memasang penyangga berupa kasau 5/7 cm di salah satu sisi bekisting.
- Memasang paku pada sabuk kolom bagian atas yang diikatkan benangdengan diberi
pemberat unting-unting pada dua sisi bekisting kolom.
- Mengukur jarak dari bekisting ke tali pada bagian atas dan bawah. Bekisting telah lurus
setelah jarak keduanya telah sama.
- Memasang penyangga di sisi lain supaya posisi bekisting tidak berubah saat pengecoran.
 Pengecoran kolom
- Adukan beton dibuat secara manual menggunakan molen beton (concrete mixer ) kapasitas
0,5 m3 dengan lama pengadukan 7 – 10 menit sampai material tercampur rata. Dari molen,
adukan dituang ke bak penampungan sementara berukuran 170 x 60 x 10 cm kemudian
diangkut ke atas oleh pekerja menggunakan ember. Pekerja di atas tangga menuang
adukan ke dalam bekisting kolom sampai batas tanda pengecoran. Tinggi jatuh dalam
pengecoran kolom adalah 3,6 m, sedangkan maksimal tinggi jatuh bebas yang disyaratkan
sekitar 1,5 m. Untuk tinggi jatuh yang cukup tinggi harus digunakan talang cor atau klep cor
pada bekisting.
- Pemadatan beton dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran secara manual. Pekerja
yang berada di atas menusuk-nusuk adukan dengan menggunakan kayu dan pekerja
dibawah memukul-mukul bekisting menggunakan kayu supaya beton padat sehingga tidak
terjadi keropos.
- Beton yang digunakan untuk mengecor kolom adalah beton dengan mutu K-250 sesuai
dengan spesifikasi teknis dengan menggunakan molen beton (concrete mixer).
- Menuangkan adukan ke tempat adukan yang telah dibuat dari papan,namun pihak
kontraktor tidak memperhitungkan tinggi jatuh adukkansehingga besar kemungkinan
penyebaran split berada di daerah paling bawah adukkan. Untuk menjaga agar tidak terjadi
segregasi, kontraktor mengontrol nilai slump.
- Adukkan beton dari bak tampungan dinaikkan ke atas oleh pekerjadengan menggunakan
ember cor. Pekerja yang diatas menyambut danmenuangkan beton ke dalam kolom
 Pembongkaran Bekisting
- Melakukan pembongkaran bekisting kolom setelah berumur 4 hari. Pemeliharaan beton
dilakukan dengan penyiraman setiap pagi dan soreuntuk mencegah terjadinya retak pada
kolom.

3. Pekerjaan Kolom Praktis Type Kp Uk. 11x11 cm, Beton K-225


Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan sloof selesai dikerjakan. Kolom merupakan konstruksi
beton yang berfungsi sebagai tiang dari suatu bangunan dan juga merupakan konstruksi yang
menyalurkan beban dari struktur yang berada di atasnya seperti balok, pelat dan atap yang kemudian
didistribusikan ke pondasi.
a) Bahan/Material : Semen, Pasir beton, Kerikil/Batu pecah, papan bekisting, baja tulangan, kawat
tulangan (Mutu bahan sesuai dengan Spesifikasi Teknis dan persetujuan Direksi dan Konsultan
Pengawas)
b) Peralatan : Molen, Cetok, skoop, benang, Gerobak, ember, gergaji, pemotong besi, meter dan alat
bantu lainnya.
c) Pelaksanaan :
 Pabrikasi bekisting, tulangan utama dan sengkang.
 Bekisting kolom dibuat sampai ketinggian 4 m menggunakan papan berukuran 2/20 cm berjenis
kayu kelapa, setiap sisinya dirangkai dengankasau berukuran 5/7 cm. Untuk mencegah
kebocoran, ditempelkan kertas semen sehingga menutupi celah antar papan. Pabrikasi
tulangan meliputi pemotongan tulangan utama, pembengkokkan sengkang dan perakitan
dengan ukuran dan jarak sesuai dengan gambar kerja.
 Pemasangan bekisting kolom.
- Melapisi permukaan bagian dalam bekisting dengan oli.
- Memasang bekisting pada tempat yang telah diberi tandadisekeliling tulangan kolom
menerus dengan badan/kolom pondasi.
- Menjepit bekisting dengan sabuk kolom agar bekisting kuat menahanadukkan beton. Sabuk
dipasang dengan jarak antar sabuk 50 cm.
 Pelurusan bekisting
- Memasang penyangga berupa kasau 5/7 cm di salah satu sisi bekisting.
- Memasang paku pada sabuk kolom bagian atas yang diikatkan benangdengan diberi
pemberat unting-unting pada dua sisi bekisting kolom.
- Mengukur jarak dari bekisting ke tali pada bagian atas dan bawah. Bekisting telah lurus
setelah jarak keduanya telah sama.
- Memasang penyangga di sisi lain supaya posisi bekisting tidak berubah saat pengecoran.
 Pengecoran kolom
- Adukan beton dibuat secara manual menggunakan molen beton (concrete mixer ) kapasitas
0,5 m3 dengan lama pengadukan 7 – 10 menit sampai material tercampur rata. Dari molen,
adukan dituang ke bak penampungan sementara berukuran 170 x 60 x 10 cm kemudian
diangkut ke atas oleh pekerja menggunakan ember. Pekerja di atas tangga menuang
adukan ke dalam bekisting kolom sampai batas tanda pengecoran. Tinggi jatuh dalam
pengecoran kolom adalah 3,6 m, sedangkan maksimal tinggi jatuh bebas yang disyaratkan
sekitar 1,5 m. Untuk tinggi jatuh yang cukup tinggi harus digunakan talang cor atau klep cor
pada bekisting.
- Pemadatan beton dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran secara manual. Pekerja
yang berada di atas menusuk-nusuk adukan dengan menggunakan kayu dan pekerja
dibawah memukul-mukul bekisting menggunakan kayu supaya beton padat sehingga tidak
terjadi keropos.
- Beton yang digunakan untuk mengecor kolom adalah beton dengan mutu K-225 sesuai
dengan spesifikasi teknis dengan menggunakan molen beton (concrete mixer).
- Menuangkan adukan ke tempat adukan yang telah dibuat dari papan,namun pihak
kontraktor tidak memperhitungkan tinggi jatuh adukkansehingga besar kemungkinan
penyebaran split berada di daerah paling bawah adukkan. Untuk menjaga agar tidak terjadi
segregasi, kontraktor mengontrol nilai slump.
- Adukkan beton dari bak tampungan dinaikkan ke atas oleh pekerjadengan menggunakan
ember cor. Pekerja yang diatas menyambut danmenuangkan beton ke dalam kolom
 Pembongkaran Bekisting
- Melakukan pembongkaran bekisting kolom setelah berumur 4 hari. Pemeliharaan beton
dilakukan dengan penyiraman setiap pagi dan soreuntuk mencegah terjadinya retak pada
kolom.

4. Pekerjaan Ringbalk Type RBp Uk. 15x20 cm, Beton K-250


Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan pasangan dinding batu bata selesai dikerjakan
Ringbalk merupakan bagian konstruksi yang berfungsi sebagai dudukan bagi kuda-kuda atap dan
menerima beban atap secara keseluruhan serta menyalurkan beban ke pondasi melalui kolom di
sekelilingnya.
a) Bahan/Material : Semen, Pasir beton, Kerikil/Batu pecah, papan bekisting, baja tulangan, kawat
tulangan (Mutu bahan sesuai dengan Spesifikasi Teknis dan persetujuan Direksi dan Konsultan
Pengawas)
b) Peralatan : Molen, Cetok, skoop, benang, Gerobak, ember, gergaji, pemotong besi, meter dan alat
bantu lainnya.
c) Pelaksanaan :
 Memasang papan bekisting ringbalk yang telah dirakit sebelumnya sesuai dimensi rencana.
Bekisting yang digunakan adalah papandengan tebal 2 cm dan diberi pengaku berupa kasau
5/7 cm.
 Menempatkan tulangan ringbalk yang telah dirangkai. Seluruh ringbalk menggunakan tulangan
utama berupa Baja Tulangan Polos (BJTP 24) Ø10mm dan sengkang berupa Baja Tulangan
Polos (BJTP24) Ø8mm dengan jarak sesuai dengan gambar kerja yang ada.
 Mamasang beton tahu di bawah tulangan untuk menjaga agar bajatulangan tidak turun pada
saat pengecoran dan memberi selimut beton.
 Pengecoran ringbalk menggunakan adukan beton yang dibuat secara manual dengan
komposisi adukan Beton Mutu K-250 menggunakan molen beton (concrete mixer). Dari
molen,adukan dituang ke bak penampungan sementara kemudian diangkut ke atas oleh
pekerja menggunakan ember. Pekerja di atas tangga menuang adukan ke dalam bekisting
ringbalk sampai batas tanda pengecoran.
 Adukan dipadatkan dengan cara menusuk-nusukkan kasau ke adukan pada saat pengecoran.
 Pembongkaran bekisting ringbalk dilakukan setelah beton berumur 4 hari. Pembongkaran
bekisting dilakukan dengan hati-hati sehingga tidak merusak bentuk ringbalk.

5. Pekerjaan Balok Latei Type BLT Uk. 15x20 cm, Beton K-225
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan kusen pintu dan jendela selesai dipasang
Balok latai adalah balok beton yang berfungsi melindungi kusen pintu dan jendela dari beban tembok
bata yang berada diatasnya. Balok latai melintang diatas kusen pintu/jendela dan terhubung antara kolom
ke kolom.
a) Bahan/Material : Semen, Pasir beton, Kerikil/Batu pecah, papan bekisting, baja tulangan, kawat
tulangan (Mutu bahan sesuai dengan Spesifikasi Teknis dan persetujuan Direksi dan Konsultan
Pengawas)
b) Peralatan : Molen, Cetok, skoop, benang, Gerobak, ember, gergaji, pemotong besi, meter dan alat
bantu lainnya.
c) Pelaksanaan :
 Memasang papan bekisting balok latai yang telah dirakit sebelumnya sesuai dimensi rencana.
Bekisting yang digunakan adalah papan dengan tebal 2 cm dan diberi pengaku berupa kasau
5/7 cm.
 Menempatkan tulangan balok latai yang telah dirangkai. Seluruh Balok latai menggunakan
tulangan utama berupa Baja Tulangan Polos(BJTP 24) Ø10mm dan sengkang berupa Baja
Tulangan Polos (BJTP24) Ø8mm dengan jarak sesuai dengan gambar kerja yang ada.
 Mamasang beton tahu di bawah tulangan untuk menjaga agar bajatulangan tidak turun pada
saat pengecoran dan memberi selimut beton.
 Pengecoran ringbalk menggunakan adukan beton yang dibuat secara manual dengan
komposisi adukan setara dengan beton mutu K-225 menggunakan molen beton (concrete
mixer). Dari molen, adukan dituang ke bak penampungan sementara kemudian diangkut keatas
oleh pekerja menggunakan ember. Pekerja di atas tangga menuang adukan ke dalam bekisting
balok latai sampai batas tanda pengecoran.
 Adukan dipadatkan dengan cara menusuk-nusukkan kasau ke adukan pada saat pengecoran.
 Pembongkaran bekisting balok latai dilakukan setelah beton berumur 4 hari. Pembongkaran
bekisting dilakukan dengan hati-hati sehingga tidak merusak bentuk balok latai.

6. Pekerjaan Plat Beton T.12 cm, Beton K-225


Plat Beton atau Dak Beton merupakan elemen struktur yang berfungsi lantai atau atap. Pelaksanaan
Pekerjaan ini dapat dilaksanakan bilamana telah disetujui secara tertulis oleh Direksi/Konsultan
Pengawas
a) Bahan/Material : Semen, Pasir beton, Kerikil/Batu pecah, papan bekisting, baja tulangan, kawat
tulangan (Mutu bahan sesuai dengan Spesifikasi Teknis dan persetujuan Direksi dan Konsultan
Pengawas)
b) Peralatan : Molen, Cetok, skoop, benang, Gerobak, ember, gergaji, pemotong besi, meter dan alat
bantu lainnya.
c) Pelaksanaan :
 Pekerjaan Pengukuran dan Bekisting Pemasangan bekisting beton dak didahului dengan
pengukuran posisi balok. Pengukuran dilakukan dengan cara memberi tanda as bangunan
pada kolomlantai bawah yang tadinya ada pada lantai bawah. Pengukuran ini ditujukan untuk
mengantisipasi kesalahan pada posisi balok. Dari hasil pengukuran tersebut maka bekisting
balok dan pelat dapat difabrikasi pada posisi yang benar diatas perancah yang telah
disiapkan.Pengaturan level balok dan pelat dapat dilakukan dengan mengatu rketinggian
perancah. Proses pemasangan bekisting ini dibantu oleh surveyor untuk mengontrol level balok
dan pelat.
 Pekerjaan Pembesian : Pabrikasi pembesian dilakukan di tempat pabrikasi, setelah bekisting
siap, besi tulangan yang telah siap dipasang dan dirangkai di lokasi. Pembesian balok
dilakukan terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan pembesian plat. Panjang penjangkaran
dipasang 30 x D Tulangan Utama.
 Agar pengecoran pelat lantai mencapai level yang benar dan tidak terjadi perbedaan tinggi
finishing cor, maka perlu dibuat alat bantu leveling pengecoran.
 Kualitas Kontrol kualitas yang dilakukan sama dengan kontrol kualitas yang dilakukanpada
pekerjaan kolom.
 Pengecoran beton Pengecoran dilakukan dengan Concrete Mixer/Molen. Dalam hal ini
pengecoran dilakukan secara sekaligus balok dan plat seluruh lantai. finishing lantai cor ini
adalah rata namun dibiarkan kasar karena selanjutnya akan dilakukan pekerjaan lantai.
 Pekerjaan curing Sama hal nya dengan pekerjaan kolom, Curing (Perawatan) dilakukan sehari
setelah dilakukan pengecoran.

7. Pekerjaan Meja Beton & Dak Jendela T.8cm, Beton K-225


Plat Beton atau Dak Beton merupakan elemen struktur yang berfungsi lantai atau atap. Pelaksanaan
Pekerjaan ini dapat dilaksanakan bilamana telah disetujui secara tertulis oleh Direksi/Konsultan
Pengawas
a) Bahan/Material : Semen, Pasir beton, Kerikil/Batu pecah, papan bekisting, baja tulangan, kawat
tulangan (Mutu bahan sesuai dengan Spesifikasi Teknis dan persetujuan Direksi dan Konsultan
Pengawas)
b) Peralatan : Molen, Cetok, skoop, benang, Gerobak, ember, gergaji, pemotong besi, meter dan alat
bantu lainnya.
c) Pelaksanaan :
 Pekerjaan Pengukuran dan Bekisting Pemasangan bekisting beton dak didahului dengan
pengukuran posisi balok. Pengukuran dilakukan dengan cara memberi tanda as bangunan
pada kolomlantai bawah yang tadinya ada pada lantai bawah. Pengukuran ini ditujukan untuk
mengantisipasi kesalahan pada posisi balok. Dari hasil pengukuran tersebut maka bekisting
balok dan pelat dapat difabrikasi pada posisi yang benar diatas perancah yang telah
disiapkan.Pengaturan level balok dan pelat dapat dilakukan dengan mengatu rketinggian
perancah. Proses pemasangan bekisting ini dibantu oleh surveyor untuk mengontrol level balok
dan pelat.
 Pekerjaan Pembesian : Pabrikasi pembesian dilakukan di tempat pabrikasi, setelah bekisting
siap, besi tulangan yang telah siap dipasang dan dirangkai di lokasi. Pembesian balok
dilakukan terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan pembesian plat. Panjang penjangkaran
dipasang 30 x D Tulangan Utama.
 Agar pengecoran pelat mencapai level yang benar dan tidak terjadi perbedaan tinggi finishing
cor, maka perlu dibuat alat bantu leveling pengecoran.
 Kualitas Kontrol kualitas yang dilakukan sama dengan kontrol kualitas yang dilakukanpada
pekerjaan kolom.
 Pengecoran beton Pengecoran dilakukan dengan Concrete Mixer/Molen. Dalam hal ini
pengecoran dilakukan secara sekaligus balok dan plat seluruh lantai. finishing lantai cor ini
adalah rata namun dibiarkan kasar karena selanjutnya akan dilakukan pekerjaan lantai.
 Pekerjaan curing Sama hal nya dengan pekerjaan kolom, Curing (Perawatan) dilakukan sehari
setelah dilakukan pengecoran.

III. PEKERJAAN ATAP


8. Pekerjaan Penutup Atap dan Lisplank Woodplank
1.1. Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan, Atap Spandek, dan Nok Spandek
a) Bahan dan Peralatan : Genteng Metal, Paku Genteng, Bubungan Genteng Metal, Main truss C-75,
Roof Bottom/Reng, Self drilling screw dia 6 x 20 mm (truss Screw), Self drilling screw dia 4 x 16 mm
(Roof Bottom Screw), Dynabol dia 12 x 120 mm dll
b) Persyaratan Material :
Persyaratan Material Rangka Atap Material rangka atap yang digunakan sesuai petunjuk dalam
spesifikasi teknis.
 Material struktur rangka atap;
a) Rangka atap baja ringan C.75 mm, properti mekanikal baja (Steel mechanical properties):
Baja Mutu Tinggi G550 (sertifikat bahan harus dilampirkan) Tegangan Leleh Minimum
(Minimum yield strength) : 550MPa Modulus Elastisitas : 2,1x105 MPa Modulus Geser :
8x104 MPa
b) Lapisan pelindung terhadap karat (Protective Coating) : Rangka batang harus mempunyai
lapisan tahan karat seng dan aluminium (Zinc Alumunium/AZ), dengan komposisi sebagai
berikut : o 55% Aluminium(Al) o 43,5% Seng (Zinc) o 1,5% Silicon (Si) o Ketebalan
Pelapisan : 100 gr/m2 (AZ100)
 Beberapa Peraturan menyangkut Baja ringan dapat digunakan sebagai acuan kerja/ pedoman
sebagai berikut :
a) BS595051998 Code of Practice for Design of Cold Formed Thin Gauge Sections (U.K.)
b) BS639921997 Code of Practice for Wind Loads (U.K.)
c) AS/NZS117021989 SAA Loading Code–Dead and LiveLoads (Australia)
d) AS/NZS4600–1996 Limit State Design Code (Australia)
 RANGKA ATAP, Profil yang digunakan untuk rangka atap utama adalah profil lipchannel C-75
mm,
 Rangka batang utama (topchord dan bottomchord) dan rangka batang pengisi (web), tinggi
profil dan tebal sesuai dengan petunjuk teknis.
 RANGKA UTAMA pada batang utama atas (topchord) dipasang strap bracing (pengaku).
Material baja strap bracing tegangan tarik 250 Mpa, ketebalan minimum 1,00 mm dan lebar
minimum 25 mm, dilapis dengan bahan anti korosi untuk mencegah terjadinya karat dengan
tujuan Untuk menjaga stabilitas dan kekuatan ikatan struktur rangka atap.
 Ukuran Baut untuk struktur rangka atap (truss fastener) adalah type 10-16x16 dengan
ketentuan sebagai berikut :
a) Diameter ulir = 10 Gauge (4,87mm)
b) Jumlah ulir per inchi (threads per inch/TPI) = 16TPI
c) Panjang = 16mm
d) Ukuran kepala baut = 5/16” (8mmhex.socket)
e) Material = AISI1022 Heattreated Carbon
f) Steel Kuat geser ratarata (Shear,Average) = 6.8 kN
g) Kuat tarik minimum (Tensile,min) = 11.9kN
h) Kuat torsi minimum (Torque,min) = 8.4kNm
 Bahan penutup atap;
a) 1) Diproduksi, diperlakukan/digudangkan dengan cara khusus sesuai ketentuan pabrik;
b) Pemasangan harus dengan petunjuk dan rekomendasi dari pabrik;
c) Sebelum dipasang atap genteng metal dll ;
d) Pemasangan atap genteng metal dilaksanakan sesuai dengan petunjuk dan rekomendasi
dari pabrik;
e) Pemasangan penutup atap dilakukan setelah semua rangak atap sudah terpasang;
f) Teknik pemasangan sebelumnya dilakukan pengukuran luas area atap untuk mengetahui
berapa jumlah/lembar atap yang akan dipergunakan dengan mengambil satu sisi bawa
keatas, pengambilan siku dan dilakukan oleh tenaga yang berpengalaman dalam teknik
pemasangan;
g) Perkuatan penutup atap dan system penempatannya mengacu petunjuk teknis dan
pabrikan.
h) Nok Spandek dipasang setelah pemasangan atap genteng metal selesai, bubungan ini
berfungsi sebagai penutup celah dari hasil pertemuan atap pada bagian puncak. Bentuk,
Ukuran/Dimensi, Jenis, merk, titik/
c) Pelaksanaan :
 Pekerjaan Rangka Atap dilakukan setelah selesai pengecoran pekerjaan Ringbalok. Karena
kuda-kuda rangka baja ringan bertumpuh pada kolom dan ringbalok beton. Sebelum
pemasangan awal dilakukan fabrikasi terhadap rangka baja ringan
 Bahan yang digunakan pada pekerjaan ini harus mengacu pada spek teknis serta luasan dan
ukurannya mengacu pada gambar rencana dan Rab.
 Sebelum dipasang bahan yang digunakan harus sesuai spek teknis dan disetujui oleh direksi
proyek dan pengawas lapangan.
 Bentuk, Ukuran/Dimensi, Jenis, merk, titik/bagian yang akan dilaksanakan, dll mengikuti
gambar rencana dan spesifikasi teknis yang ada. Pekerjaan ini meliputi, Pekerjaan Kuda Kuda
Baja Profil, Pekerjaan Gording Profil Baja, bout profil baja, Pekerjaan Trestang Dia. 6mm,
Pekerjaan Kait Angin, Atap Spandek.
 Rangka atap berbentuk pelana yang terdiri dari rangka utama atas (topchord), rangka utama
bawah (bottom chord), dan rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung dengan
menggunakan baut menakik sendiri (selfdrilling screw) dengan jumlah yang cukup. Untuk
meletakkan material penutup atap/metal, dipasang rangka langsung diatas struktur rangka atap
utama dengan jarak yang disesuaikan dengan ukuran atap metal, atau sesuai dengan petunjuk
dalam gambar rencana.
 Pekerjaan ini meliputi pengiriman material ke lapangan (site), perangkaian (assembling) dan
ereksi (erection), seperti tercantum dalam gambar kerja yang meliputi :
a) Pekerjaan rangka atap (rooftruss);
b) Pekerjaan atap genteng metal;
c) Pekerjaan jurai dalam ((valleygutter) dan
d) Pekerjaan Bubungan.
e) Persyaratan Material Rangka

1.2. Pemasangan Lisplank woodplank


a) Bahan dan Peralatan : Lisplank Woodplank, Mur baut, Dynabolt, Bor listrik, Benang, meter, siku,
benang ukur, gergaji, serutan, palu & Alat Bantu Lainnya
b) Pelaksanaan :
Jenis, Ukuran dan mutu bahan mengikuti petunjuk dalam spesifikasi teknis dan gambar rencana,
beberapa tahapan pekerjaan pabrikasi listplank dan memasang listplank sebagai berikut :
 Pengajuan material/bahan;
 Pengukuran & persiapan lahan kerja;
 Memilih jenis kayu/papan lurus dan tidak termakan rayap;
 Listplank Woodplank harus sesuai ukuran yang akan dipasang, mengukur, memotong dan
memasang;
 Setelah siap, segera diangkat dan dipasang sesuai penempatannya masing-masing, siapkan
tangga, steling perancah ataupun schafolding sebagai alat bantu dalam menempatkan listplank
ini.
 Papan listplank diangkat satu persatu dan dipegang ujung ke ujung lalu diperkuat dengan
menggunakan paku
 atau baut/screw sesuai dasar permukaan penempelannya.
C. PEKERJAAN ARSITEKTUR
I. PEKERJAAN DINDING
1. Pembongkaran Dinding Eksisting

2. Pas. Dinding 1/2 Bata Merah


a) Bahan/Material : Pasir pasang, batu bata, semen pc, air, ampelas, paku, dll
b) Peralatan : Molen, waterpass, siku, lot, benang ukur, gerobak dorong, sekop, beton molen, tropol,
ayakan pasir, ember, palu, Slang air, drum air, pompa air & Alat Bantu Lainnya.
c) Pelaksanaan :
 Pekerjaan dinding bata dilakanakan setelah pekerjaan pondasi dan beton sloof sudah
terpasang;
 Pekerjaan pasangan dinding bata disesuaikan dengan volume/luasan/tinggi dinding yang
tercantum dalam gambar;
 Untuk adukan campuran Dinding 1/2 Bata Camp. 1 Pc : 6 PP;
 Sebelum melaksanakan pasangan dinding bata terlebih dahulu mengukur batas maksimum
ketinggian;
 Untuk kerataan dan tegak lurus dilakukan dengan cara mengkur dan menggunakan lot dengan
bantuan benang sebagai dasar penentuan titik rencana;
 Pasir yang akan digunakan terlebih dahulu diayak/saringan yang telah dibuat khusus agar
terpisah dari kotoran, butiran2 kasar, dll;
 Air yang dipergunakan adalah air yang bersih bebas dari kotoran ataupun berupa minyak yang
dapat mengurangi kualitas campuran;
 Persiapan membuatan campuran, secara manual ataupun dengan menggunakan molen
pengaduk, jika dilakukan secara manual maka sebelumnya dibuatkan wadah/tempat untuk
mengaduk yang terbuat dari papan perge empat sedemikian rupa sesuai kebutuhan dan
dipastikan campuran tidak keluar dari wadah [bocor];
 Cara melakukan campuran terlebih dahulu menuangkan pasir pasang yang sudah
disaring/ayak lalu semen pc diaduk dalam keadaan kering setelah itu dituangkan air sesuai
dengan kebututahan dan tidak encer. Takaran/ komposisi perbandingannya sesuai dengan
petunjuk teknis dalam hal ini 1 semen pc : 6 pasir;
 Agar perbandingann takarannya pas dan tidak kurang ataupun lebih maka terlebih dahulu
membuat takaran khusus dengan dimensi/ukuran yang sama sebagai u kuran dalam
melaksanakan perbandingan campuran;
 Batu Bata jika terlalu kering terlebih dahulu direndam air sampai jenuh, jika bata tingkat
kekeringannya tidak terlalu maka bata hanya cukup disiram;
 Berikutnya adalah Penempatan pasangan bata dengan jarak nak/spesi secara teratur agar
kelihatan rapi dan pasangan berikutnya bata berada duduk diatas nak dan begitu pula
selanjutnya. Bertujuan untuk kesatuan kekuatan pengikat.

3. Plesteran Dinding Bata Merah


 Pekerjaan ini dikerjakan setelah pekerjaan pasangan dinding batu bata
 Plasteran Biasa Camp. 1 : 4 adalah untuk menutup semua permukaan dinding pasangan bagian
dalam bangunan, yang dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum didalam gambar kerja..
 Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding pasangan bata atau bidang
beton telah disetujui secara tertulis oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
 Seluruh permukaan dinding yang akan diplester harus dibasahi dengan air sampai jenuh
merata.
 Semua jenis bahan plesteran harus diaduk sesuai persyaratan jenis campuran yang disetujul
Direksi.
 Plesteran harus rata vertikal dan horizontal.
 Bahan yang digunakan : Semen, Pasir pasang, air (mutu bahan sesuai dengan spesifikasi
teknis dan persetujuan direksi dan konsultan pengawas
 Peralatan yg digunakan : molen, Cetok, skoop, benang, Gerobak, ember, meter dan alat bantu
lainnya.
 Pelaksanaan pekerjaan ini akan mengacu pada gambar rencana, spesifikasi teknik atau atas
petunjuk direksi pekerjaan.
4. Acian Dinding Bata Merah
a) Umum :
Pekerjaan acian semen pada dinding tembok merupakan langkah akhir dari rangkaian pemasangan
dinding, dimulai dari pekerjaan pasangan dinding batu bata, batako atau selcon kemudian dilakukan
plesteran dan diakhiri dengan acian.setelah acian dilakukan maka bisa ditinggal begitu saja untuk
mendapatkan nuansa dinding bertekstur batu buatan atau dilapisi dengan cat agar dinding menjadi
berwarna sesuai selera. meskipun terkesan sederhana yaitu hanya mengoleskan dan
menghaluskan semen di permukaan dinding namun pekerjaan acian ini memerlukan keahlian
khusus agar finishing dinding bisa benar-benar bagus, oleh karena itu diperlukan tukang bangunan
yang telah profesional dalam mengaci dinding sehingga dapat menghasilkan pekerjaan yang baik
serta dapat selesai dalam waktu secepat mungkin.
b) Bahan : Semen PC, air kerja,
c) Perlaksanaan :
 Pelan-pelan menaburkan semen kedalam air, cukup ditaburkan saja dan tidak boleh diaduk
karena dapat menyebabkan semen menggumpal serta cepat kering sehingga tidak dapat
digunakan untuk bahan acian dinding.
 Menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini dimaksudkan agar nantinya
dinding tidak banyak menyerap air semen.
 Melaburkan bahan acian semen yang sudah jadi ke permukaan dinding dengan menggunakan
cetok.
 Menghaluskan pekerjaan acian dengan kertas bekas semen sehingga permukaan benar-benar
rata dan halus.
 Usahakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering, bisa dengan cara menyiram air.
 Karena pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan keretakan dinding.
 Pekerjaan acian dinding selesai, namun perlu menunggu beberapa waktu untuk melanjutkan ke
pengerjaan pengecatan.
5. Pas. Penutup Dinding Keramik Uk. 20 x 40 cm,
d) Bahan/Material : Pasir Pasang, semen pc, semen warna, air, Ubin Keramik 20x20, paku, dll.
Persyaratan khusus;
 Semen
Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Spesifikasi teknis atau setara dengan
semen pc Tonasa,bosowa, dan sejenisnya..
 Pasir
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam, keras, bersih
dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan-bahan organis.
 Air
Air ang dipakaih arus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa, garam dan
kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
 Adukan Pengisi Siar
Aduk pengisisiar dan nat yaitu dengan menggunakan Semen, system pelaksanaan pengisian
nat dengan koas kecil.
 Mengajukan contoh
Bahan Granit sebanyak 3 (tiga) set kepada PemberiTugas untuk mendapatkan persetujuan
(Tekstur dan
warna), selanjutnya dipakai sebagai standard dalam memeriksa/menerima bahan yang dikirim
kelapangan.
e) Peralatan : Molen, waterpass, siku, lot, benang ukur, gerobak dorong, sekop, beton molen, tropol,
ayakan pasir, ember, palu, Slang air, drum air, pompa air & Alat Bantu Lainnya.
f) Pelaksanaan :
 Pada saat pemasangan, Ubin Keramik harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat atau
ternoda dan warna sesuai dengan yang disyaratkan;
 Sebelum pemasangan Ubin Keramik, harus dilakukan pengukuran dengan waterpas (selang
timbang atau alat lain) agar permukaannya merata;
 Ukuran/dimensi Ubin Keramik harus presisi agar dihasilkan pemasangan yang rapi;
 Pemasangan Ubin Keramik dengan menggunakan Lemkra, sebelum Granit dipasang harus
bersih dari kotoran. Selanjutnya kedua permukaan tersebut diberi perekat Lemkra dengan
ketebalan sesuai dengan lisensi pabrik;
 Bila diperlukan pemotongan Ubin Keramik, maka harus dipergunakan alat pemotong khusus
sesuai dengan petunjuk pabrik;
 Selama 3x24 jam setelah pemasangan, Ubin Keramik harus dihindarkan dari injakan atau
pemberian beban;
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa sparing dan atau jaringan pipa sudah harus
terpasang pada tempatnya khususnya pada pembangunan MCK yang dapat merusak
pasangan Granit.
6. Pas. Profilan Penebalan Dinding
7. Pas. Text di Fasade Bangunan UGD
Pekerjaan pembuatan/penyetelan dan Pemasangan huruf Stainless harus dilaksanakan oleh pemborong
yang ahli dalam bidangnya. Huruf Stainless yang dipasang harus, sesuai dengan contoh yang sudah
disetujui Direksi mutu bahan sesuai dengan spesifikasi teknis dan persetujuan direksi dan konsultan
pengawas) Pekerjaan pemasangan huruf Stainless di pasang sesuai dengan gambar rencana, harus
dikerjakan secara presisi, rata, rapih, kuat. Bahan yang digunakan : bahan sesuai dengan spesifikasi
teknis dan persetujuan direksi dan konsultan pengawas Pelaksanaan pekerjaan ini akan mengacu pada
gambar rencana, spesifikasi teknik atau atas petunjuk direksi pekerjaan.

II. PEKERJAAN LANTAI


1. Pas. Granit Motif Uk. 60x60 cm
a) Bahan/Material : Pasir Pasang, semen pc, semen warna, air, Granit 60x60, paku, dll.
Persyaratan khusus;
 Semen
Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Spesifikasi teknis atau setara dengan
semen pc Tonasa,bosowa, dan sejenisnya..
 Pasir
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam, keras, bersih
dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan-bahan organis.
 Air
Air ang dipakaih arus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa, garam dan
kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
 Adukan Pengisi Siar
Aduk pengisisiar dan nat yaitu dengan menggunakan Semen, system pelaksanaan pengisian
nat dengan koas kecil.
 Mengajukan contoh
Bahan Granit sebanyak 3 (tiga) set kepada PemberiTugas untuk mendapatkan persetujuan
(Tekstur dan
warna), selanjutnya dipakai sebagai standard dalam memeriksa/menerima bahan yang dikirim
kelapangan.
b) Peralatan : Molen, waterpass, siku, lot, benang ukur, gerobak dorong, sekop, beton molen, tropol,
ayakan pasir, ember, palu, Slang air, drum air, pompa air & Alat Bantu Lainnya.
c) Pelaksanaan :
 Pada saat pemasangan, Granit harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat atau ternoda dan
warna sesuai dengan yang disyaratkan;
 Sebelum pemasangan Granit, harus dilakukan pengukuran dengan waterpas (selang timbang
atau alat lain) agar permukaannya merata;
 Ukuran/dimensi Granit harus presisi agar dihasilkan pemasangan yang rapi;
 Pemasangan Granit dengan menggunakan Lemkra, sebelum Granit dipasang harus bersih dari
kotoran. Selanjutnya kedua permukaan tersebut diberi perekat Lemkra dengan ketebalan
sesuai dengan lisensi pabrik;
 Bila diperlukan pemotongan Granit, maka harus dipergunakan alat pemotong khusus sesuai
dengan petunjuk pabrik;
 Selama 3x24 jam setelah pemasangan, Granit harus dihindarkan dari injakan atau pemberian
beban;
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa sparing dan atau jaringan pipa sudah harus
terpasang pada tempatnya khususnya pada pembangunan MCK yang dapat merusak
pasangan Granit.

2. Pas. Keramik Uk. 20x20 cm Lt. KM/WC Tekstur Kasar


g) Bahan/Material : Pasir Pasang, semen pc, semen warna, air, Ubin Keramik 20x20, paku, dll.
Persyaratan khusus;
 Semen
Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Spesifikasi teknis atau setara dengan
semen pc Tonasa,bosowa, dan sejenisnya..
 Pasir
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam, keras, bersih
dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan-bahan organis.
 Air
Air ang dipakaih arus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa, garam dan
kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
 Adukan Pengisi Siar
Aduk pengisisiar dan nat yaitu dengan menggunakan Semen, system pelaksanaan pengisian
nat dengan koas kecil.
 Mengajukan contoh
Bahan Granit sebanyak 3 (tiga) set kepada PemberiTugas untuk mendapatkan persetujuan
(Tekstur dan
warna), selanjutnya dipakai sebagai standard dalam memeriksa/menerima bahan yang dikirim
kelapangan.
h) Peralatan : Molen, waterpass, siku, lot, benang ukur, gerobak dorong, sekop, beton molen, tropol,
ayakan pasir, ember, palu, Slang air, drum air, pompa air & Alat Bantu Lainnya.
i) Pelaksanaan :
 Pada saat pemasangan, Ubin Keramik harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat atau
ternoda dan warna sesuai dengan yang disyaratkan;
 Sebelum pemasangan Ubin Keramik, harus dilakukan pengukuran dengan waterpas (selang
timbang atau alat lain) agar permukaannya merata;
 Ukuran/dimensi Ubin Keramik harus presisi agar dihasilkan pemasangan yang rapi;
 Pemasangan Ubin Keramik dengan menggunakan Lemkra, sebelum Granit dipasang harus
bersih dari kotoran. Selanjutnya kedua permukaan tersebut diberi perekat Lemkra dengan
ketebalan sesuai dengan lisensi pabrik;
 Bila diperlukan pemotongan Ubin Keramik, maka harus dipergunakan alat pemotong khusus
sesuai dengan petunjuk pabrik;
 Selama 3x24 jam setelah pemasangan, Ubin Keramik harus dihindarkan dari injakan atau
pemberian beban;
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa sparing dan atau jaringan pipa sudah harus
terpasang pada tempatnya khususnya pada pembangunan MCK yang dapat merusak
pasangan Granit.

3. Acian Lantai Selasar Luar


a) Bahan : Semen PC, air kerja,
b) Perlaksanaan :
 Pelan-pelan menaburkan semen kedalam air, cukup ditaburkan saja dan tidak boleh diaduk
karena dapat menyebabkan semen menggumpal serta cepat kering sehingga tidak dapat
digunakan untuk bahan acian dinding.
 Menyiram bidang yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini dimaksudkan agar nantinya
dinding tidak banyak menyerap air semen.
 Melaburkan bahan acian semen yang sudah jadi ke permukaan bidang dengan menggunakan
cetok.
 Menghaluskan pekerjaan acian dengan kertas bekas semen sehingga permukaan benar-benar
rata dan halus.
 Usahakan agar hasil acian tidak cepat kering, bisa dengan cara menyiram air.
 Karena pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan keretakan.

III. PEKERJAAN PLAFOND


1. Pemasangan Rangka Plafond
2. Pekerjaan Plafon Gypsum T.9 mm
a) Bahan/Material : Gypsum Board/Kalsi Board, Besi Hollow 4/4, Besi Hollow 2/4, Paku Sekrup
b) Peralatan : Gergaji, Meteran, Kapi dempul, Benang Nylon, Bor Listrik, Palu, Waterpass, Kuas. Rol
Cat, Obeng dan alat bantu lainnya.
c) Pelaksanaan :
 Menentukan elevasi plafond dan membuat garis sipatan pada dinding dan as sumbu ruangan
serta titik titik paku kait penggantung pada langit langit sesuai dengan jarak sesuai shop
drawing

 Pasang paku pengait penggantung pada marking titik titik yang telah ada
 Pasang penggantung rangka plafond

 Pasang rangka tepi sebagai list tepi tepat pada sipatan marking elevasi plafond
 Menentukan jarak penempatan kait penggantung

 Pasang tarikan benang sebagai pedoman penentuan kelurusan dan ketinggian rangka plafond.
 Pemasangan rangka utama.
 Pemasangan rangka pembagi

 Pasang dan mengencangkan klip


 Pasang papan Gypsum
 Compound celah pertemuan antar papan gypsum
 Ratakan dengan permukaan plafond dengan plamur kemudian haluskan menggunakan amplas
 Permukaan plafond yang sudah rata dan halus dapat dicat Pekerjaan Plafon Calsiboard T.6
mm
IV. PEKERJAAN PENGECATAN

1. Cat Dinding Luar


a) Bahan : Cat Dasar, Cat Tembok Eksterior, Thinner, Air
b) Peralatan : Kertas Koran/Semen, Amplas, Rol Cat, Kuas cat, Kapi, Spon basah/kain
c) Pelaksanaan :
 Semua bidang pekerjaan yang akan dicat harus bersih dari kotor minyak, gemuk, lapisan
organis atau kotoran lain yang dapat mempengaruhi daya lekat atau mutu kerja pengecatan.
 Pekerjaan pengecatan baru dapat dimulai bila mana sudah bidang sudah benar-benar bersih
serta kering (tidak lembab), sehingga memenuhi ketentuan yang diisyaratkan oleh pabrik.
 Semua lubang retak dan lain kerusakan pada bidang akan dicat harus diperbaiki terlebih
dahulu hingga rata dan halus dengan menggunakan bahan pengisi berupa dempul. Bahan
dempul yang boleh dipakai adalah bahan yang mendapat rekomendasi dari pabriknya.
 Prosedur dan tahapan harus menurut petunjuk yang dikeluarkan oleh pabriknya. Untuk
pelaksanaannya kontraktor diminta untuk meminta pengawasan/supervise tenaga ahli dari
pabrik atau perwakilannya di daerah setempat.
 Setiap lapis pengecatan harus dilaksnakan dengan tata cara dan dengan peralatan yang
direkomendasikan oleh pabriknya.
 Pelaksanaan pekerjaan pengecetan harus dilakukan dengan seksama dan hati-hati dengan
mempertimbangkan gangguan/kotor yang mungkin timbul sebagai akibat kegiatan pelaksanaan
pekerjaan pengecatan ini.
 Perbaikan kerusakan harus dilakukan dengan prosedur yang ditetapkan oleh pabriknya, hingga
di dapat hasil kerja yang rata, halus serta memenuhi syarat pada umumnya.
 Hasil pengecatan untuk bagian dinding yang di plester harus rata dalam warna dan halus dalam
tekstur, kuat dan tahan terhadap pengaruh yang disekelilingnya sesuai dengan garansi waktu
yang berlaku.

2. Cat Dinding Dalam


a) Bahan : Cat Dasar, Cat Tembok Interior, Thinner, Air
b) Peralatan : Kertas Koran/Semen, Amplas, Rol Cat, Kuas cat, Kapi, Spon basah/kain
c) Pelaksanaan :
 Semua bidang pekerjaan yang akan dicat harus bersih dari kotor minyak, gemuk, lapisan
organis atau kotoran lain yang dapat mempengaruhi daya lekat atau mutu kerja pengecatan.
 Pekerjaan pengecatan baru dapat dimulai bila mana sudah bidang sudah benar-benar bersih
serta kering (tidak lembab), sehingga memenuhi ketentuan yang diisyaratkan oleh pabrik.
 Semua lubang retak dan lain kerusakan pada bidang akan dicat harus diperbaiki terlebih
dahulu hingga rata dan halus dengan menggunakan bahan pengisi berupa dempul. Bahan
dempul yang boleh dipakai adalah bahan yang mendapat rekomendasi dari pabriknya.
 Prosedur dan tahapan harus menurut petunjuk yang dikeluarkan oleh pabriknya. Untuk
pelaksanaannya kontraktor diminta untuk meminta pengawasan/supervise tenaga ahli dari
pabrik atau perwakilannya di daerah setempat.
 Setiap lapis pengecatan harus dilaksnakan dengan tata cara dan dengan peralatan yang
direkomendasikan oleh pabriknya.
 Pelaksanaan pekerjaan pengecetan harus dilakukan dengan seksama dan hati-hati dengan
mempertimbangkan gangguan/kotor yang mungkin timbul sebagai akibat kegiatan pelaksanaan
pekerjaan pengecatan ini.
 Perbaikan kerusakan harus dilakukan dengan prosedur yang ditetapkan oleh pabriknya, hingga
di dapat hasil kerja yang rata, halus serta memenuhi syarat pada umumnya.
 Hasil pengecatan untuk bagian dinding yang di plester harus rata dalam warna dan halus dalam
tekstur, kuat dan tahan terhadap pengaruh yang disekelilingnya sesuai dengan garansi waktu
yang berlaku.

3. Cat Plafond
a) Bahan : Cat Dasar, Cat Tembok Interior, Thinner, Air
b) Peralatan : Kertas Koran/Semen, Amplas, Rol Cat, Kuas cat, Kapi, Spon basah/kain
c) Pelaksanaan :
 Semua bidang pekerjaan yang akan dicat harus bersih dari kotor minyak, gemuk, lapisan
organis atau kotoran lain yang dapat mempengaruhi daya lekat atau mutu kerja pengecatan.
 Pekerjaan pengecatan baru dapat dimulai bila mana sudah bidang sudah benar-benar bersih
serta kering (tidak lembab), sehingga memenuhi ketentuan yang diisyaratkan oleh pabrik.
 Semua lubang retak dan lain kerusakan pada bidang akan dicat harus diperbaiki terlebih
dahulu hingga rata dan halus dengan menggunakan bahan pengisi berupa dempul. Bahan
dempul yang boleh dipakai adalah bahan yang mendapat rekomendasi dari pabriknya.
 Prosedur dan tahapan harus menurut petunjuk yang dikeluarkan oleh pabriknya. Untuk
pelaksanaannya kontraktor diminta untuk meminta pengawasan/supervise tenaga ahli dari
pabrik atau perwakilannya di daerah setempat.
 Setiap lapis pengecatan harus dilaksnakan dengan tata cara dan dengan peralatan yang
direkomendasikan oleh pabriknya.
 Pelaksanaan pekerjaan pengecetan harus dilakukan dengan seksama dan hati-hati dengan
mempertimbangkan gangguan/kotor yang mungkin timbul sebagai akibat kegiatan pelaksanaan
pekerjaan pengecatan ini.
 Perbaikan kerusakan harus dilakukan dengan prosedur yang ditetapkan oleh pabriknya, hingga
di dapat hasil kerja yang rata, halus serta memenuhi syarat pada umumnya.
 Hasil pengecatan untuk bagian dinding yang di plester harus rata dalam warna dan halus dalam
tekstur, kuat dan tahan terhadap pengaruh yang disekelilingnya sesuai dengan garansi waktu
yang berlaku.

4. Cat Lisplank Atap


Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan listpalnk terpasang. Warna cat kayu akan ditentukan oleh
pihak Direksi. Pekerjaan pengecatan permukaan kayu yang ditampakkan. Semua permukaan kayu yang
tampak exposed seperti yang tercantum dalam gambar kerja. Pengecatan dapat dilaksanakan setelah
bidang benar-benar rata dan kering Pengecatan dilakukan menggunakan kuas atau kuas rol yang
kualitas bagus Cat ada yang mengandung bahan dasar beracun atau membahayakan keselamatan
manusia maka kontraktor harus menyediakan peralatan pelindung misalnya : masker sarung tangan dan
sebagainya yang harus dipakai pada saat pelaksanaan. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan
ini dalam keadaan cuaca yang lembab dan hujan atau keadaan angin berdebu, untuk cat dasar yang
bersifat racun maka sirkulasi udara dalam ruangan tersebut harus mempunyai ventilasi yang cukup.
a) Bahan : Cat Dasar, Cat Kayu, Minyak Cat
b) Peralatan : Kertas Koran/Semen, Amplas, Kuas cat, Kapi, Spon basah/kain
c) Pelaksanaan :
 Semua bidang pekerjaan yang akan dicat harus bersih dari kotor minyak, gemuk, lapisan
organis atau kotoran lain yang dapat mempengaruhi daya lekat atau mutu kerja pengecatan.
 Pekerjaan pengecatan baru dapat dimulai bila mana sudah bidang sudah benar-benar bersih
serta kering (tidak lembab), sehingga memenuhi ketentuan yang diisyaratkan oleh pabrik.
 Semua lubang retak dan lain kerusakan pada bidang akan dicat harus diperbaiki terlebih
dahulu hingga rata dan halus dengan menggunakan bahan pengisi berupa dempul. Bahan
dempul yang boleh dipakai adalah bahan yang mendapat rekomendasi dari pabriknya.
 Prosedur dan tahapan harus menurut petunjuk yang dikeluarkan oleh pabriknya. Untuk
pelaksanaannya kontraktor diminta untuk meminta pengawasan/supervise tenaga ahli dari
pabrik atau perwakilannya di daerah setempat.
 Setiap lapis pengecatan harus dilaksnakan dengan tata cara dan dengan peralatan yang
direkomendasikan oleh pabriknya.
 Pelaksanaan pekerjaan pengecetan harus dilakukan dengan seksama dan hati-hati dengan
mempertimbangkan gangguan/kotor yang mungkin timbul sebagai akibat kegiatan pelaksanaan
pekerjaan pengecatan ini.
 Perbaikan kerusakan harus dilakukan dengan prosedur yang ditetapkan oleh pabriknya, hingga
di dapat hasil kerja yang rata, halus serta memenuhi syarat pada umumnya.
 Hasil pengecatan untuk bagian dinding yang di plester harus rata dalam warna dan halus dalam
tekstur, kuat dan tahan terhadap pengaruh yang disekelilingnya sesuai dengan garansi waktu
yang berlaku.

5. Cat Kusen, Pintu & Jendela


Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan Kusen, Pintu, dan Jenela terpasang. Warna cat kayu akan
ditentukan oleh pihak Direksi. Pekerjaan pengecatan permukaan kayu yang ditampakkan. Semua
permukaan kayu yang tampak exposed seperti yang tercantum dalam gambar kerja. Pengecatan dapat
dilaksanakan setelah bidang benar-benar rata dan kering Pengecatan dilakukan menggunakan kuas atau
kuas rol yang kualitas bagus Cat ada yang mengandung bahan dasar beracun atau membahayakan
keselamatan manusia maka kontraktor harus menyediakan peralatan pelindung misalnya : masker
sarung tangan dan sebagainya yang harus dipakai pada saat pelaksanaan. Tidak diperkenankan
melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang lembab dan hujan atau keadaan angin berdebu,
untuk cat dasar yang bersifat racun maka sirkulasi udara dalam ruangan tersebut harus mempunyai
ventilasi yang cukup.
a) Bahan : Cat Dasar, Cat Kayu, Minyak Cat
b) Peralatan : Kertas Koran/Semen, Amplas, Kuas cat, Kapi, Spon basah/kain
c) Pelaksanaan :
 Semua bidang pekerjaan yang akan dicat harus bersih dari kotor minyak, gemuk, lapisan
organis atau kotoran lain yang dapat mempengaruhi daya lekat atau mutu kerja pengecatan.
 Pekerjaan pengecatan baru dapat dimulai bila mana sudah bidang sudah benar-benar bersih
serta kering (tidak lembab), sehingga memenuhi ketentuan yang diisyaratkan oleh pabrik.
 Semua lubang retak dan lain kerusakan pada bidang akan dicat harus diperbaiki terlebih
dahulu hingga rata dan halus dengan menggunakan bahan pengisi berupa dempul. Bahan
dempul yang boleh dipakai adalah bahan yang mendapat rekomendasi dari pabriknya.
 Prosedur dan tahapan harus menurut petunjuk yang dikeluarkan oleh pabriknya. Untuk
pelaksanaannya kontraktor diminta untuk meminta pengawasan/supervise tenaga ahli dari
pabrik atau perwakilannya di daerah setempat.
 Setiap lapis pengecatan harus dilaksnakan dengan tata cara dan dengan peralatan yang
direkomendasikan oleh pabriknya.
 Pelaksanaan pekerjaan pengecetan harus dilakukan dengan seksama dan hati-hati dengan
mempertimbangkan gangguan/kotor yang mungkin timbul sebagai akibat kegiatan pelaksanaan
pekerjaan pengecatan ini.
 Perbaikan kerusakan harus dilakukan dengan prosedur yang ditetapkan oleh pabriknya, hingga
di dapat hasil kerja yang rata, halus serta memenuhi syarat pada umumnya.
 Hasil pengecatan untuk bagian dinding yang di plester harus rata dalam warna dan halus dalam
tekstur, kuat dan tahan terhadap pengaruh yang disekelilingnya sesuai dengan garansi waktu
yang berlaku.

V. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA + AKSESORIS


a) Umum : Pekerjaan ini melipti :
 Pekerjaan Kusen & Pintu Type P1
 Pekerjaan Kusen & Pintu Type P2
 Pekerjaan Kusen & Pintu Type P3
 Pekerjaan Kusen & Pintu Type P4
 Pekerjaan Kusen & Pintu Type P5
 Pekerjaan Kusen & Pintu Type P6
 Pekerjaan Kusen & Jendela Type J1
 Pekerjaan Kusen & Jendela Type J2
 Pekerjaan Kusen & Jendela Type J3A
 Pekerjaan Kusen & Jendela Type J3B
 Pekerjaan Kusen & Jendela Type V1
 Pekerjaan Kusen & Jendela Type V2
b) Bahan :
 Kusen Kayu Kelas I
 Daun Pintu Kayu Kelas I
 Kaca 5 mm
 Door Clouser
 Grendel Pintu
 Kunci Pintu
 Engsel Pintu
 Mur/ Baut
c) Pelaksanaan
 Pekerjaan pasangan kusen kayu kelas i pemasangannya mengikuti pekerjaan pasangan
dinding. Adapun bahan yang digunakan menggunakan kayu kelas i, sedangkan daun pintunya
terpasang setelah selesai pekerjaan finishing dinding dan pekerjaan lantai tegel. Pemasangan
kusen kayu haruslah sejajar atau siku terhadap dinding yang terpasang. Begitupun dengan
pintunya haruslah sejajar dan siku terhadap pasangan kusennya. Bahan yang digunakan
haruslah mendapat persetujuan pengawas lapangan dan direksi lapangan.
 Fabrikasi kusen dan daun pintu sudah harus dilakukan minimal 2 minggu sebelum
dipasangkan atau 2 minggu sebelum dilaksanakannya pekerjaan pasangan batu.

D. PEKERJAAN MEP
I. INSTALASI PENERANGAN
1. Pekerjaan Sumber Daya Listrik
1.1. Biaya Penyambungan
2. Pekerjaan Panel Listrik Bangunan
Lengkap Dengan Komponen, Bus Bar, Matering, Kontrol, Box, Aksesoris serta Pemasangan &
Grounding (Komponen dan aksesoris yang harus di pasang / diadakan oleh kontraktor)
3. Instalasi Penerangan & Fixtures
2.1. Instalasi Titik Lampu
2.2. Instalasi Titik Stop Kontak
2.3. Pas. Downlight 4" 1x18W
2.4. Pas. Downlight 4" 1x14W
2.5. Saklar Tunggal
2.6. Saklar Ganda
2.7. Stop Kontak 200 VA
PEKERJAAN JARINGAN LISTRIK
a. Penyambungan Listrik
b. Panel box mcb
c. Stop kontak
e. Saklar tunggal
f. Saklar ganda
g. Instalasi listrik

a) Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan elektrikal arus kuat dan arus
lemah.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu kerja
disiapkan.
 Pemasangan sparing kabel
 Sparing dipasang dulu apabila ada pengecoran beton lantai, untuk menghindari bobokan
beton pada
 saat penyambungan kabel antar lantai.
b) Pemasangan instalasi kabel
 Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit, dimana pipa
tersebut harus ditanam dulu pada dinding bata sebelum dinding diplester. Supaya tidak
mudah bergerak pada saat dinding diplester, maka pipa yang ditanam diberi klem dengan
jarak sekitar 1 m.
 Kabel horizontal dipasang pada plat lantai beton dengan menggunakan pipa pelindung
conduit yang diberi perkuatan klem dengan jarak sekitar 1 m, hal ini dimaksudkan untuk
memudahkan maintenance.
 Pemasangan kabel horizontal harus sejajar, tidak boleh saling melintas.
c) Pemasangan panel
 Panel listrik dipasang pada dinding yang sudah ditentukan, rata dan tidak miring.
 Semua kabel yang masuk ke dalam panel listrik diberi tanda sesuai dengan kegunaannya
dan dilengkapi dengan ring karet supaya lubang panel bagian atas dapat terlindung dari
debu/kotoran.
 Khusus untuk kabel dengan Ø 16 mm2 harus diberi sepatu kabel dalam panel.
 Pada sisi pintu panel bagian dalam harus dibuat diagram instalasinya termasuk daya
cadangan yang sudah direncanakan, hal ini perlu untuk memudahkan bila ada perbaikan
instalasi.
d) Pemasangan fitting dan armature
 Fitting dan armature dipasang setelah kabel ditest ketahanannya, agar tidak terjadi
bongkar/pasang armature.
e) Pemasangan saklar dan stop kontak
 Marking jalur conduit pada dinding dan bobok dinding bata, jangan lupa gunakan cutter.
 Pasang conduit dan inbow dos.
 Tunggu sampai plester dinding akhir.
 Sambungan saklar, stop kontak dengan aslinya.
 Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata.
f) Testing dan commissioning
 Test tahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta test fitting/armature selama ± 1 x 24
jam

II. INSTALASI AIR BERSIH


1. Perlengkapan Utama dan Pemipaan
a) Umum : Pekerjaan ini meliputi; Pompa Air, Pemipaan dari Sumber air ke Bangunan Pipa PVC AW
dia. 3/4" dan Pemipaan Pipa PVC AW dia. ½”
b) Bahan dan Peralatan
 Pompa lengkap beserta asesoriesnya
 Instalasi power untuk pompa
 Pipa air bersih menggunakan Pipa PVC-AW 3/5” dan Pipa PVC-AW 1/2”
 Sambungan Pipa
c) Tahapan Pelaksanaan
 Marking jalur pipa air bersih
 Pemasangan pipa instalasi pada jalur yang telah di marking sebelumnya.
 Pemasangan dan penyambungan pipa instalasi pada jalur vertikal maupun horisontal
 Install pipa pada pompa transfer dan roof tank
 Sebelum disambung ke sanitair semua pipa plumbing harus di test dulu dengan menggunakan
tekanan hydrostatis sebesar 5 – 8 bar selama 24 jam, dimana pada saat itu tidak boleh ada
penurunan tanah.
 Khusus untuk instalasi air bersih, sebelum digunakan pipa dibersihkan dahulu (flushing) dari
kotoran yang mungkin masih tersisa dalam pipa. Pembersihan pipa dapat melalui lubang clean
out.
 Sebelum test commissioning terlebih dahulu dilakukan test intern yang dimaksudkan apabila
ada kegagalan fungsi dari instalasi dan peralatan yang terpasang dapat segera
ditanggulangi/diperbaiki.
 Test commissioning dari fungsi masing-masing peralatan yang terpasang
2. Fixture, Furnishing dan Equipment
Pengadaan dan Pemasangan Sanitair Lengkap Terpasang dengan Alat Bantu dan Aksesoris yang
Diperlukan
3.1. Kloset Duduk Lengkap Aksesoris
a) Umum : Hal yang perlu diperhatikan dalam memasang kloset duduk adalah kamar mandi
harus telah dipasang keramik dan diisi nad. Saluran air bersih (pipa suplai) dengan ukuran
1/2 inchi yang berada di belakang kloset harus telah disiapkan. Pipa ukuran 4 inchi sebagai
saluran pembuangan harus telah dipasang dengan bagian ujung pipa sejajar atau rata
dengan lantai keramik.
b) Metode Pelaksanaan :
 Mempersiapkan lubang pengeluaran atau saluran feset ke arah septic tank (sekarang
banyak digunakan sebagai alat penampungan dan peresapan kotoran, beda dengan
zaman dulu yang masih menggunakan sungai bagi warga yang tinggal di pesisir sungai.
atau kakus sebagai lubang sementara-red). Gunakan pipa PVC atau sejenisnya dengan
ukuran 3 – 4 Inchi, gunakan kualitas standar, misalnya Wavin atau GGG. Sebenarnya
pemasangan pipa-pipa ini harus telah disiapkan semenjak pembuatan pondasi rumah,
jika membangun rumah baru. Jika belum terpakai, tutup ujungnya dengan kantong
plastik yang kuat dan tahan lama.
 Menentukan posisi kloset yang telah di tetapkan dalam gambar,
 Hal penting yang harus diperhatikan adalah posisi pipa pada bagian kloset harus lebih
tinggi dari septic tank, sehingga kotoran cepat mengalir ke tempat peresapannya. Untuk
kloset jongkok posisinya harus lebih tinggi dari lantai kamar mandi atau keramik.
 Pemasangan kloset duduk dapat dilakukan setelah pemasangan keramik lantai kamar
mandi atau sebelumnya. Dua versi ini silakan Anda pilih mana yang lebih mudah.
 Pasang batu bata sebagai penopang dan dinding bagian bawah kloset. Gunakan
adukan pasir dan semen 3 : 1. Susun batu bata dengan rapat pada bagian pinggir atau
dinding. Buat lekukan berbentuk kotak dengan ukuran lebih kecil dari kloset sebagai
penampung ke arah lubang pipa. Dinding lubang ini harus diplester dengan adukan
semen dan pasir 1 : 2, kemudian diaci agar tidak terjadi rembesan ke pori-pori tanah.
 Posisi lubang pipa dapat diletakkan di bagian depan atau bawah kloset, atau belakang.
Semua arah dapat di gunakan.
 Pasang keramik terlebih dahulu agar terbentuk corak keramik yang baik. Kemudian
letakkan kloset di atasnya menggunakan aci atau adukan 1: 2. Pada bagian pinggir atau
tepi kloset di tutup dengan naad.
 Kelebihan pemasangan kloset setelah proses pasang keramik adalah Anda tidak perlu
lagi menggunakan waterpas sebagai peratanya. Dengan catatan pasangan keramik
sudah datar, atau jika pun miring sedikit, usahakan ke arah depan, dan kanan kiri rata.
Jika pemasangan kloset jongkok dilakukan sebelum memasang keramik, Anda harus
menggunakan waterpas untuk mengukur sifat datarnya.
3.2. Jet Washer
3.3. Kran Air
3.4. Wastafel Lengkap Aksesoris
a) Metode Pelaksanaan :
 Menentukan letak ruangan yang akan dipasang westafel dan tentukan jumlahnya.
 Menentukan letak atau posisi westafel yang akan dipasang. Biasanya westafel untuk
mencuci tangan atau cuci muka diletakkan pada kamar mandi yang berukuran besar, di
pojok ruangan yag berdekatan dengan kamar mandi, ruang dapur, dekat dengan ruang
makan dan sebagainya.
 Persiapan pemasangan dilakukan ketika membuat pondasi atau selambat-lambatnya
sebelum memasang keramik lantai. Bentuk persiapan ini antara lain pemasangan pipa
input dan output.
 Jika letak westafel telah ditentukan, saatnya menyiapkan peralatan pendukung seperti
pada poin 3, dan beberapa peralatan pendukung lainnya seperti reducer elbow, faucet
socket, long elbow, tee 90°, lem pipa, pipa PVC ukuran 12 inchi, pipa PVC ukuran 1
inchi untuk saluran pembuangan air kotor.
 Pasang pipa saluran air bersih dan saluran air pembuangan di bawah lantai, pasangkan
reducer elbow untuk mengarahkan pipa ke atas sebanyak 2 buah. Tanamkan
seperempat bata di bawah plesteran. Dan pasang long elbow ke arah luar dinding untuk
disambungkan dengan westafel.
 PERHATIAN. Pemasangan westafel dilakukan setelah dinding diplester atau telah dicat,
karena alat ini menempel pada dinding.
 Sebaiknya baca petunjuk pemasangan dengan baik, sebab setiap merek memiliki cara
 pemasangan yang agak berbeda. Jika Anda mengikuti petunjuk pemasangannya saya
yakin akan mudah dan menghasilkan pemasangan westafel yang benar. Saya akan
menjelaskan teknik pemasangan westafel secara umum dan biasa saya pasang di
proyek pekerjaan saya.
 Tentukan secara jelas ketinggian westafel dan pasang lobang input setinggi 95 cm atau
 ukuran lain yang disesuaikan dengan tinggi badan Anda. Pada bagian bawahnya
sediakan lobang output sekitar 15 atau 20 cm dari lobang input. Ingat semua lobang
harus dipasang faucet socket.
 Periksa peralatan dan kelengkapan lainnya yang disertakan dalam kotak westafel
bawaan pabrik. Saya sarankan lagi baca petunjuk pemasanga dengan teliti. Biasanya
setiap merek produk westafel berbeda dalam jarak faucet socket saluran air bersih dan
saluran air pembuangan.
 Periksa dan cari lobang sekrup bawaan westafel, biasanya terletak pada sisi kanan dan
kiri di bawah westafel. Pasang sementara untuk mencocokkan posisi paling pas lobang
faucet socket dengan sock drat pada bagian bawah westafel. Tandai dengan pensil
lobang sekrup yang nantinya akan dipasang sekrup fischer pada dinding.
 Turunkan westafel secara hati-hati, lubangi tanda pensil tadi menggunakan bor, mata
bor yang disesuaikan dengan ukuran sekrup fischer.
 Pasang kembali westafel lobang sekrup diletakkan pada kedua lobang pengeboran tadi,
 masukkan nut driver ke dalam lobang bor, kencangkan dengan screw driver. Pastikan
westafel dalam posisi kendang dan tidak bergerak-gerak.
 Pasang pipa pada bagian bawah westafel, sambungkan dengan faucet socket.
Kencangkan dengan tangan searah jarum jam.
 Jika semua tahapan ini telah dilakukan dengan baik, berarti westafel telah siap untuk
digunakan. Sebelumnya periksa dan dicoba apakah ada kebocoran pipa, rembesan.
Jika hal tersebut terjadi segera perbaiki dan mungkin ada beberapa sambungan yang
masih kendor atau cara pengeleman yang kurang baik.
3.5. Kitchen Zink + Kran

III. INSTALASI AIR KOTOR, AIR BEKAS DAN AIR HUJAN


3. Pekerjaan Pipa Distribusi Air Kotor
1.1. Pipa PVC AW dia. 4"
 Pekerjaan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan pekerjaan struktur dan sanitair,
sehingga sebelum pemasangan harus memperhatikan gambar kerja yang telah direncanakan
serta melakukan konsultasi dengan pihak pengawas.
 Pemasangan instalasi air harus memperhatikan elevasi
 Memasang instalasi pembuangan air kotor dari Pipa PVC klas AW lengkap dengan
assesorisnya dari kloset menuju septictank/septibiotek dengan bahan dan ukuran pipa sesuai
RAB atau gambar kerja.
 Pemasangan pipa air limbah atau air bekas dari pipa PVC klas AW lengkap dengan asesoris
dengan bahan dan ukuran pipa sesuai RAB atau gambar kerja.
 Pemasangan ventilasi pada aera yang telah disetujui oleh pihak pengawas atau disesuaikan
dengan gambar kerja
 Setelah pekerjaan plumbing selesai, maka dilanjutkan dengan testing dan comissioning untuk
mengecek kembali apakah semua instalasi jaringan dapat berfungsi dengan baik,
1.2. Pekerjaan Septiktank Kap.4m3
4. Pekerjaan Pipa Distribusi Air Bekas
2.1. Pipa PVC AW dia. 3"
2.2. Pipa PVC AW dia. 2"
2.3. Floor Drain
5. Pekerjaan Pipa Distribusi Air Hujan
3.1. Pipa PVC AW dia. 3"
3.2. Pipa PVC AW dia. 4"
6. Pekerjaan Saluran Keliling Bangunan Puskesmas
d) Umum : Pekerjaan ini mencakup : Galian Tanah, Urugan Pasir, Pas. 1/2 Bata Camp. 1:2,
Plesteran Camp. 1:3, Penutup Saluran Besi Siku 40.40.3
e) Bahan : Pasir, semen, batu bata, kerikil, pasir urug, air, Besi Siku 40.40.3 dll
f) Peralatan : Seperti : Grobak, slang air, meter, benang ukur, siku, sekop, pacul, molen, ember,
jidar dan alat bantu lainnya.
g) Pelaksanaan :
 Pelaksanaan Pekerjaan Semua petunjuk pelaksanaan ukuran, panjang, dimensi, dll serta
persyaratan bahan dan campuran mengacu pada petunjuk teknis dan gambar rencana yang
ada.
 Sistem penggalian tanah, pasangan batu bata, rabat beton dan pengacian semen pc seperti
penjelasan yang telah dijelaskan beberapa bagian subitem pekerjaan di atas.

Ilustrasi Saluran Keliling Bangunan Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai