Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang menentukan berhasil tidaknya suatu proyek, oleh
karena itu perlu dipersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pekerjaan, rencana kerja,
serta tenaga pelaksana khususnya tenaga ahli yang profesional yang dapat mengatur pekerjaan dengan
baik serta dapat mengambil keputusan-keputusan mengenai masalah-masalah yang ditemui di lapangan.
Dalam pelaksanaan fisik suatu proyek bisa saja timbul masalah-masalah yang tidak terduga dan tidak dapat
diatasi oleh satu pihak saja. Untuk itulah diperlukan adanya rapat koordinasi untuk memecahkan dan
menyelesaikan masalah bersama-sama. Dalam rapat koordinasi dihadiri oleh :
Konsultan Pengawas proyek
Koordinator dan para pelaksana
Pihak pemilik (owner) jika diperlukan
Pihak perencana/Arsitek jika diperlukan
Dalam tahap pelaksanaan, semua pelaksanaan pekerjaan di lapangan mengikuti rencana yang telah dibuat
oleh pihak perencana. Antara lain gambar rencana dan segala detailnya, jenis Material, dan dokumen
lainnya. Tahap selanjutnya kontraktor mengerjakan shop drawing sebagai gambar pelaksanaan dengan
ruang lingkup serta detail yang lebih sempit kemudian untuk tahap akhir kontraktor membuat as built
drawing sebagai gambar akhir sesuai dengan yang ada di lapangan yang digunakan sebagai laporan akhir.
2. Deskripsi pekerjaan
Satuan Kerja : Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai
Nama Paket Pekerjaan : Pembangunan/Penambahan Ruang Puskesmas Lappadata
Lokasi Pekerjaan : Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun Anggaran : 2019
Jangka Waktu : 180 (Seratus Delapan Puluh) Hari Kalender
Uraian Pekerjaan :
Master Schedule : Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang disusun berdasarkan urutan
pekerjaan dari saat proyek dimulai hingga proyek selesai.Dengan Master
Schedule dibuat kurva-S Perencanaan dan kurva-S aktual.
Monthly Schedule : Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang disusun pada minggu terakhir setiap
bulan yang berisi rencana pelaksanaan berbagai bagian pekerjaan yang akan
dilaksanakan untuk bulan berikutnya.
Weekly Schedule : Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang disusun untuk dilaksanakan dalam
waktu satu minggu.
Daily Schedule : Rencana kerja harian yang disusun dengan mengacu pada weekly schedule.
4. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya merupakan salah satu point perhatian tersendiri, dimana disetiap tahapan pekerjaan
akan mengeluarkan biaya untuk melaksanakannya. Pengendalian biaya biasanya dilakukan dengan melalui
system pembayaran. Dalam hal ini sebelum dilakukan pembayaran harus dilakukan pengecekan dan
perhitungan bersama dengan pihak owner, Konsultan Pengawas, dan Konsultan Perencana. Hasil dari
perhitungan bersama yang disepakati dituangkan dalam bentuk Progress prestasi pekerjaan yang
dituangkan di setiap akhir minggu, dan di berita acarakan serta di tanda tangan bersama-sama.
Pengendalian Biaya di dalam internal pelaksana sangat penting terkait dengan tingkat prioritas, jumlah dan
jenis kebutuhan material yang sudah disepakati dalam forum rapat dan RKS yang ada.
6. Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu bahan/material merupakan bentuk pengawasan terhadap kesesuaian material dengan
RKS yang direncanakan. Pengendalian mutu bahan/material dilakukan oleh Quality Control sebelum
tahapan pekerjaan dimulai. Bahan yang akan digunakan harus diusulkan terlebih dahulu dan mendapatkan
persetujuan bersama konsultan pengawas, konsultan perencana dan owner. Bahan/material yang sudah
disetujui harus tersimpan dan didokumentasikan dengan benar, terawat dengan baik. Pengendalian disini
bersifat sebelum pelaksanaan pekerjaan. Pengendalian mutu bahan/material ini dilakukan di setiap
kedatangan material. Tahap pengendalian mutu bahan/material selanjutnya dilanjutkan dengan tahapan
pelaksanaan pekerjaan.
Tahapan atau proses di setiap pekerjaan harus dilakukan dengan metode yang benar sesuai yang
disyaratkan. Di setiap tahapan yang harus dilalui dilakukan pengawasan oleh pelaksana lapangan yang
mengerti teknis pekerjaan. Kesalahan pelaksanaan akan berakibat pada hasil kualitas pekerjaan. Kualitas
hasil pekerjaan harus dituangkan dalam bentuk daftar checklist. Pekerjaan-pekerjaan yang mutu akhirnya
kurang sesuai standard harus dilakukan perbaikan sampai mendapatkan hasil sesuai dengan standard yang
diinginkan. Inti dari tahapan ini adalah selalu dilakukan pengecekan terhadap pemakaian material, proses
tahapan pekerjaan dan pengecekan akhir pekerjaan.
Tahapan pekerjaan agar sesuai yang distandarkan sebelum pelaksanaannya harus dijelaskan dalam bentuk
metode pelaksanaan masing-masing pekerjaan. Metode pelaksanaan pekerjaan ini harus juga
mempertimbangkan faktor keselamatan pekerjaan dan lingkungan sekitarnya (termasuk orang yang
mungkin lalu lalang di sekitar pekerjaan). Rambu-rambu pengamanan harus dibuat sejelas-jelasnya agar
setiap orang dapat bersikap waspada dan hati-hati. Untuk penjelasan khusus perihal K-3 lihat lampiran
rencana program K-3. Sebagai gambaran, apabila bekerja di ketinggian harus perhatikan benar-benar
perancah kerja yang digunakan apakah benar-benar kuat dan memenuhi syarat atau tidak. Apakah
pengaman dari barang-barang jatuh sudah ada belum. Apakah sabuk pengaman untuk pekerja sudah ada
belum. Apakah rambu-rambu peringatan ada pekerjaan di bagian atas sudah ada belum. Pertanyaan
tersebut haruslah sudah terdeteksi dan terjawab sebelum pelaksanaan pekerjaan itu sendiri.
Bila pekerjaan mendesak untuk mempercepat pelaksanaan pekerjaan maka jam kerja dapat ditambah
sesuai kebutuhan (lembur). Metode kerja ini akan menjadi perhitungan dasar dalam estimasi biaya.
A. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Pengukuran & Pemasangan Bouwplank
a) Bersama-sama pihak Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan pihak owner melakukan
pengukuran. Hasilnya akan digunakan untuk keperluan shop drawing dan perhitungan kuantitas
aktual volume pekerjaan.
Data-data yang dapat diperoleh :
Situasi lokasi pekerjaan
Elevasi eksisting
Lokasi/koordinat rencana bangunan.
b) Pemasangan bouwplank sebagai acuan untuk elevasi dan dimensi konstruksi bangunan yang
dipasang untuk menandai batas dari pekerjaan yang akan dilaksanakan. Tinggi bouwplank sama
dengan titik nol, bila dikehendaki lain harus mendapat persetujuan Direksi.
Papan proyek harus memuat; Nama Proyek, Pemilik Proyek, Nilai/Harga Kontrak, Kontraktor Pelaksana,
Konsultan Pengawas, Jangka waktu Pelaksanaan, dan Sumber Dana.
Papan Proyek yang terbuat dari rangka kayu balok dengan ukuran sebagaimana tersebut dalam
gambar, RKS atau petunjuk dan persetujuan Direksi dan Konsultan Pengawas. Papan Nama Proyek
bertuliskan data-data pekerjaan dengan tulisan yang jelas,
ditempatkan di lokasi pekerjaan yang mudah dilihat umum dan tidak mengganggu pelaksanaan
pekerjaan.
Tahapan pekerjaan :
Dalam Pekerjaan Papan Proyek Bahan Yang Dibutuhkan adalah :
Triplek 9 mm atau Plat Seng dengan ukuran yang ditentukan
Kaso dengan ukuran 5/7 cm
Paku berukuran 5 cm dan 7 cm
Cat kayu warna sesuai tema yang di sepakati
7. Pekerjaan Sloef
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan pasangan pondasi dikerjakan. Sloof merupakan bagian
konstruksi yang berfungsi menyalurkan bebandinding ke pondasi.
b) Bahan/Material : Semen, Pasir beton, Kerikil/Batu pecah, papan bekisting, baja tulangan, kawat
tulangan (mutu bahan sesuai dengan spesifikasi teknis dan persetujuan direksi dan konsultan
pengawas)
c) Peralatan : Molen, Cetok, skoop, benang, Gerobak, ember, gergaji, pemotong besi, meter dan alat
bantu lainnya.
d) Pelaksanaan :
Memasang papan bekisting sloef yang telah dirakit sebelumnya sesuai dimensi rencana.
Bekisting yang digunakan adalah papan dengan tebal 2cm dan diberi pengaku berupa kasau
5/7 cm.
Menempatkan tulangan Sloof yang telah dirangkai. Seluruh sloof menggunakan tulangan
utama berupa Baja Tulangan Polos (BJTP 24) Ø12 dan sengkang berupa Baja Tulangan Polos
(BJTP 24) Ø8 dengan jarak sesuai dengan gambar kerja yang ada.
Mamasang beton tahu di bawah tulangan untuk menjaga agar bajatulangan tidak turun pada
saat pengecoran dan memberi selimut beton.
Pengecoran sloof menggunakan adukan beton yang dibuat secara manual dengan komposisi
setara dengan beton mutu K250 menggunakan molen beton (concrete mixer). Dari molen,
adukan dituang ke bak penampungan sementara berukuran 170 x 60 x 10 cm kemudian
diangkut oleh pekerja menggunakan ember. Pekerja kemudian menuang adukan ke dalam
bekisting Sloof sampai batas tanda pengecoran.
Adukan dipadatkan dengan cara menusuk-nusukkan kasau ke adukan pada saat pengecoran.
Pembongkaran bekisting Sloof dilakukan setelah beton berumur 4 hari. Pembongkaran
bekisting dilakukan dengan hati-hati sehingga tidak merusak bentuk sloof.
5. Pekerjaan Balok Latei Type BLT Uk. 15x20 cm, Beton K-225
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan kusen pintu dan jendela selesai dipasang
Balok latai adalah balok beton yang berfungsi melindungi kusen pintu dan jendela dari beban tembok
bata yang berada diatasnya. Balok latai melintang diatas kusen pintu/jendela dan terhubung antara kolom
ke kolom.
a) Bahan/Material : Semen, Pasir beton, Kerikil/Batu pecah, papan bekisting, baja tulangan, kawat
tulangan (Mutu bahan sesuai dengan Spesifikasi Teknis dan persetujuan Direksi dan Konsultan
Pengawas)
b) Peralatan : Molen, Cetok, skoop, benang, Gerobak, ember, gergaji, pemotong besi, meter dan alat
bantu lainnya.
c) Pelaksanaan :
Memasang papan bekisting balok latai yang telah dirakit sebelumnya sesuai dimensi rencana.
Bekisting yang digunakan adalah papan dengan tebal 2 cm dan diberi pengaku berupa kasau
5/7 cm.
Menempatkan tulangan balok latai yang telah dirangkai. Seluruh Balok latai menggunakan
tulangan utama berupa Baja Tulangan Polos(BJTP 24) Ø10mm dan sengkang berupa Baja
Tulangan Polos (BJTP24) Ø8mm dengan jarak sesuai dengan gambar kerja yang ada.
Mamasang beton tahu di bawah tulangan untuk menjaga agar bajatulangan tidak turun pada
saat pengecoran dan memberi selimut beton.
Pengecoran ringbalk menggunakan adukan beton yang dibuat secara manual dengan
komposisi adukan setara dengan beton mutu K-225 menggunakan molen beton (concrete
mixer). Dari molen, adukan dituang ke bak penampungan sementara kemudian diangkut keatas
oleh pekerja menggunakan ember. Pekerja di atas tangga menuang adukan ke dalam bekisting
balok latai sampai batas tanda pengecoran.
Adukan dipadatkan dengan cara menusuk-nusukkan kasau ke adukan pada saat pengecoran.
Pembongkaran bekisting balok latai dilakukan setelah beton berumur 4 hari. Pembongkaran
bekisting dilakukan dengan hati-hati sehingga tidak merusak bentuk balok latai.
Pasang paku pengait penggantung pada marking titik titik yang telah ada
Pasang penggantung rangka plafond
Pasang rangka tepi sebagai list tepi tepat pada sipatan marking elevasi plafond
Menentukan jarak penempatan kait penggantung
Pasang tarikan benang sebagai pedoman penentuan kelurusan dan ketinggian rangka plafond.
Pemasangan rangka utama.
Pemasangan rangka pembagi
3. Cat Plafond
a) Bahan : Cat Dasar, Cat Tembok Interior, Thinner, Air
b) Peralatan : Kertas Koran/Semen, Amplas, Rol Cat, Kuas cat, Kapi, Spon basah/kain
c) Pelaksanaan :
Semua bidang pekerjaan yang akan dicat harus bersih dari kotor minyak, gemuk, lapisan
organis atau kotoran lain yang dapat mempengaruhi daya lekat atau mutu kerja pengecatan.
Pekerjaan pengecatan baru dapat dimulai bila mana sudah bidang sudah benar-benar bersih
serta kering (tidak lembab), sehingga memenuhi ketentuan yang diisyaratkan oleh pabrik.
Semua lubang retak dan lain kerusakan pada bidang akan dicat harus diperbaiki terlebih
dahulu hingga rata dan halus dengan menggunakan bahan pengisi berupa dempul. Bahan
dempul yang boleh dipakai adalah bahan yang mendapat rekomendasi dari pabriknya.
Prosedur dan tahapan harus menurut petunjuk yang dikeluarkan oleh pabriknya. Untuk
pelaksanaannya kontraktor diminta untuk meminta pengawasan/supervise tenaga ahli dari
pabrik atau perwakilannya di daerah setempat.
Setiap lapis pengecatan harus dilaksnakan dengan tata cara dan dengan peralatan yang
direkomendasikan oleh pabriknya.
Pelaksanaan pekerjaan pengecetan harus dilakukan dengan seksama dan hati-hati dengan
mempertimbangkan gangguan/kotor yang mungkin timbul sebagai akibat kegiatan pelaksanaan
pekerjaan pengecatan ini.
Perbaikan kerusakan harus dilakukan dengan prosedur yang ditetapkan oleh pabriknya, hingga
di dapat hasil kerja yang rata, halus serta memenuhi syarat pada umumnya.
Hasil pengecatan untuk bagian dinding yang di plester harus rata dalam warna dan halus dalam
tekstur, kuat dan tahan terhadap pengaruh yang disekelilingnya sesuai dengan garansi waktu
yang berlaku.
D. PEKERJAAN MEP
I. INSTALASI PENERANGAN
1. Pekerjaan Sumber Daya Listrik
1.1. Biaya Penyambungan
2. Pekerjaan Panel Listrik Bangunan
Lengkap Dengan Komponen, Bus Bar, Matering, Kontrol, Box, Aksesoris serta Pemasangan &
Grounding (Komponen dan aksesoris yang harus di pasang / diadakan oleh kontraktor)
3. Instalasi Penerangan & Fixtures
2.1. Instalasi Titik Lampu
2.2. Instalasi Titik Stop Kontak
2.3. Pas. Downlight 4" 1x18W
2.4. Pas. Downlight 4" 1x14W
2.5. Saklar Tunggal
2.6. Saklar Ganda
2.7. Stop Kontak 200 VA
PEKERJAAN JARINGAN LISTRIK
a. Penyambungan Listrik
b. Panel box mcb
c. Stop kontak
e. Saklar tunggal
f. Saklar ganda
g. Instalasi listrik
a) Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan elektrikal arus kuat dan arus
lemah.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu kerja
disiapkan.
Pemasangan sparing kabel
Sparing dipasang dulu apabila ada pengecoran beton lantai, untuk menghindari bobokan
beton pada
saat penyambungan kabel antar lantai.
b) Pemasangan instalasi kabel
Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit, dimana pipa
tersebut harus ditanam dulu pada dinding bata sebelum dinding diplester. Supaya tidak
mudah bergerak pada saat dinding diplester, maka pipa yang ditanam diberi klem dengan
jarak sekitar 1 m.
Kabel horizontal dipasang pada plat lantai beton dengan menggunakan pipa pelindung
conduit yang diberi perkuatan klem dengan jarak sekitar 1 m, hal ini dimaksudkan untuk
memudahkan maintenance.
Pemasangan kabel horizontal harus sejajar, tidak boleh saling melintas.
c) Pemasangan panel
Panel listrik dipasang pada dinding yang sudah ditentukan, rata dan tidak miring.
Semua kabel yang masuk ke dalam panel listrik diberi tanda sesuai dengan kegunaannya
dan dilengkapi dengan ring karet supaya lubang panel bagian atas dapat terlindung dari
debu/kotoran.
Khusus untuk kabel dengan Ø 16 mm2 harus diberi sepatu kabel dalam panel.
Pada sisi pintu panel bagian dalam harus dibuat diagram instalasinya termasuk daya
cadangan yang sudah direncanakan, hal ini perlu untuk memudahkan bila ada perbaikan
instalasi.
d) Pemasangan fitting dan armature
Fitting dan armature dipasang setelah kabel ditest ketahanannya, agar tidak terjadi
bongkar/pasang armature.
e) Pemasangan saklar dan stop kontak
Marking jalur conduit pada dinding dan bobok dinding bata, jangan lupa gunakan cutter.
Pasang conduit dan inbow dos.
Tunggu sampai plester dinding akhir.
Sambungan saklar, stop kontak dengan aslinya.
Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata.
f) Testing dan commissioning
Test tahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta test fitting/armature selama ± 1 x 24
jam