Anda di halaman 1dari 2

Tugas Kapita selekta II

Nama : Ferdinandus Ardian Raydais

Nim : 201222018153128

1. Galian Tanah Mekanis


Pekerjaan galian tanah mekanis adalah suatu pekerjaan dimana sejumlah volume tanah digali dan
dipindahkan dengan bantuan alat mekanis. Tujuan galian tanah adalah untuk membuat basement,
gorong-gorong, saluran pipa, tandon air bawah tanah, terowongan dan lain sebagainya, dimana
semua pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan alat berat secara mekanis.

2. Sistem Penggalian Tanah


Secara umum pelaksanaan penggalian tanah dapat dilakukan dengan dua sistem penggalian yaitu:
a. penggalian dengan sistem terbuka (open excavation)
Open excavation adalah penggalian yang dilakukan dengan kemiringan tertentu yang
diperhitungkan terhadap stabilitas lereng tanpa bantuan bracing. Pada galian tanah open
excavationbiasanya tepi-tepi galian membentuk kemiringan tertentu yang tergantung pada
jenis tanahnya(dengan sudut <900). Kemiringan galian umumnya dinyatakan dalam perbandingan
H:V, dimana H adalah horisontal danV adalah vertikal.
b. penggalian dengan sistem penopang (braced excavation)(Puller,1996).
raced excavation adalah penggalian yang menggunakan sistem penopang/sistem penahan
tanah (bracing). Pada galian tanah braced excavation, tepi-tepi galian dapat digali secara
vertikal(sudut 900)walaupun kedalaman galian cukup besar, hal ini bisa dilakukan dan tidak
longsorkarena tepi-tepi galian tersebut diatahan oleh sistem penahan/braceyang sudah
dipersiapkan untuk mencegah longsornya tepi-tepi galian yang digali secara vertikal.

3. Pelaksanaan Pekerjaan Penggalian


Pelaksanaan pekerjaan penggalian ada beberapa tahap yaitu:
1. Penentuan starting point(penentuan titik dimulainya pekerjaan) ini penting dilakukan, hal ini
dimaksudkan agar menjadi ukuran awal bagi pekerjaan-pekerjaan selanjutnya, seperti patok
ketinggian atau levelingsehingga pekerjaan selanjutnya tidak akan mengalami kesulitan
terhadap kontrol permukaan dan lain sebagainya.
2. Analisa terhadap keadaan lokasi dari peta topografi yang ada, hal ini dimaksudkan guna mengatur
operasional alat-alat berat dalam melakukan kegiatannya, seperti dari mana alat tersebut harus
memulai pekerjaan dan dimana harus diakhiri.
3. Pengaturan pentahapan areal yang akan dikerjakan, hal ini perlu dilakukan bila pekerjaan
melibatkan banyak peralatan dimana pekerjaan dilakukan secara simultan, sehingga alat- alat berat
dapat bekerja secara efisien dan efektif.
4. Pengaturan dan pembuatan jalan akses bagi lalu lintas alat-alat berat, sehingga tidak terjadi
hambatanseperti tabrakan dan lain sebagainya.
5. Pengamanan lokasi kerja dari orang-orang yang tidak berkepentingan dengan pekerjaan, untuk itu
perlu dibuatkan tanda-tanda pengamanan pada lokasi-lokasi yang dianggap membahayakan
keselamatan umum seperti pada daerah yang rawan longsor, daerah peledakan dinamit dan
daerah dimana lalu lintas alat-alat berat sangat padat.
6. Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pekerjaan, kegiatan ini merupakan sarana kontrol bagi
manajemen untuk mengetahui apakah semua ketentuan atau perencanaan yang telah dibuat telah
dijalankan sesuai perintah yang diberikan.
4. Keselamatan Kerja
Peraturan keselamatan kerja yang digunakan adalah UU nomor 1 tahun 1970,
PER.05/MEN/1996, dan Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Tempat Kegiatan
Konstruksi (peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku di Indonesia), serta
dilengkapi dengan OSHA (peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku di Amerika).

Beberapa jenis kecelakaan kerja pada pekerjaan galian tanah, sebagian besar dapat mengakibatkan
luka ringan, luka berat, cacat, atau bahkan meninggal. Jenisjenis kecelakaan kerja pada pekerjaan galian
tanah antara lain (Hinze, 1997; Suprenant & Basham, 1993; Davis & Tomasin, 1996 dan OSHA
Excavation Standard Handbook, 1997) :
a. terperangkap di dalam galian.
b. tertimpa beban/material.
c. terperosok dalam galian.
d. kekurangan oksigen.
e. menghirup kandungan gas beracun di dalam tanah.
f. tersengat aliran listrik.
g. alat berat terguling ke dalam galian.

5. Toleransi Dimensi
a. Untuk galian biasa, batu, dan stuktur tidak lebih dari 2 cm
b. galian perkerasan aspal tidak lebih dari 2 cm
c. Untuk galian biasa & batu jika galian telah selesai dan terbuka terhadap salurann air,
permukaan. harus cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan untuk menjamin
pengaliran air tanpa terjadi genangan

6. Prosedur Penggalian
a. Prosedur uman
b. prosedur penggalian pada tanah dasar perkerasan dan bahu jalan, pembentukan bern, dan talud.
c. Prosedur penggalian untuk struktur dan pipa.
d. Prosedur penggalian sumber bahan
e. Prosedur penggalian pada perkerapan aspal

Anda mungkin juga menyukai