Anda di halaman 1dari 7

IDENTIFIKASI BAHAYA PADA PROSES ALAT SUSPENSION

PREHEATER MENGGUNAKAN METODE HIRARC DAN FISHBONE


DIAGRAM PADA PT XYZ

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kecelakaan kerja merupakan suatu kondisi yang tidak diinginkan oleh
setiap perusahaan, dimana kerugian yang ditimbulkan oleh kecelakaan kerja
tidak hanya kehilangan berupa harta benda dan kerusakan alat produksi tetapi
lebih parahnya adalah kehilangan nyawa terhadap pekerja. Kecelakaan kerja
disebabkan karena tiga faktor yang diantaranya adalah, bahwa 88%
kecelakaan disebabkan oleh tindakan berbahaya (unsafe action), 10 %
kecelakaan disebabkan oleh kondisi yang tidak aman atau kondisi berbahaya
(unsafe condition), dan 2% kecelakaan disebabkan oleh penyebab yang belum
bisa ditentukan (takdir, nasib, dan lain-lain) (Alfatiyah, 2017). Dengan
kemajuan teknologi Industri saat ini sebagian besar perusahaan menggunakan
peralatan dan permesinan dengan berteknologi tinggi. Permesinan dan
peralatan yang berteknologi tinggi tersebut diharapkan mampu menghasilkan
produksi secara maksimal. Dimana semakin tinggi teknologi ataupun
peralatan yang digunakan pada proses produksi semakin tinggi pula risiko
yang diterima sehingga membahayakan karyawan.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu persyaratan yang
ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar
negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota, termasuk bangsa
Indonesia dimana peraturan tersebut ditetapkan pada pasar bebas WTO dan
GATT yang telah berlaku pada tahun 2020 (Erdiansyah, 2014). Keselamatan
dan kesehatan kerja adalah hak setiap tenaga kerja untuk memeproleh
perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan kesejahteraan
hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional. Begitu juga
dengan setiap orang yang berada pada area kerja perlu terjamin pula
keselamatannya . Hal tersebut telah diatur bedasarkan Undang-undang

1
Republik Indonesia No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja (Socrates,
2013). Di Indonesia perhatian mengenai masalah Keselamatan dan Kesehatan
Kerja masih sangat rendah. Hal ini ditunjukan dengan data peningkatan kasus
kecelakaan kerja. Dari sebelumnya menurut Bpjs ketenagakerjaan (2020)
114.000 kasus kecelakaan pada tahun 2019, menjadi 177.000 kasus
kecelakaan kerja pada tahun 2020. Upaya pencegahan kecelakaan akibat kerja
dapat direncanakan, dilakukan dan dipantau dengan melakukan studi
karakteristik tentang kecelakaan agar upaya pencegahan dan
penanggulangannya dapat dipilih melalui pendekatan yang paling tepat.
PT XYZ adalah perusahaan semen swasta di Indonesia yang memiliki 12
pabrik yang tersebar di tiga kota yakni Bogor, Cirebon, dan Kotabaru. PT
XYZ memiliki 6316 jumlah karyawan yang bekerja yang tidak dipungkiri
bahwa terdapat bermacam-macam bahaya yang bisa saja terjadi mulai dari
proses awal hingga produksi akhir. Dilihat dari proses produksinya, PT XYZ
tidak terlepas dari risiko kecelakaan kerja. Dengan jumlah karyawan mencapai
angka 3000 karyawan, risiko terjadinya kecelakaan kerja dapat terjadi
sewaktu-waktu ketika pekerja melakukan pekerjaanya. Data angka kecelakaan
kerja pada tahun 2015 hingga tahun 2017 di pabrik PT XYZ adalah berjumlah
86 orang pada tahun 2015 dengan jumlah karyawan 3145 orang, kemudian
mengalami penurunan di tahun 2016 yakni 76 orang dengan jumlah karyawan
3074 orang. Namun kembali mengalami kenaikan di tahun 2017 adalah 86
orang dengan jumlah karyawan 3090 orang.
Dari data angka kecelakaan yang terjadi dari tahun 2015-2017
menunjukan masih adanya kecelakaan kerja yang terjadi di area pabrik
tersebut dengan 20 divisi yang tersebar di area pabrik tersebut terdapat angka
yang paling besar mengalami kecelakaan yakni pada plant 6 dan 11 berjumlah
15 orang. Riwayat kejadian kecelakaan di plant 6 dan 11 menunjukan
fluktuasi jumlah kecelakaan kerja yang tertinggi dari divisi lainnya. Kemudian
setelah melihat data temuan pada plant 6 dan 11 dalam produksi semen,
kegiatan proses kerja yang mempunyai risiko paling tinggi atau high risk
bagian suspension preheater. Hasil ini didapatkan dari hasil temuan
investigasi di plant 6 dan 11 dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Pada proses

2
ini mesin akan mengeluarkan panas yang cukup tinggi dan pada proses ini
semen mengalami pemanasan awal dengan suhu diatas 30000 C. Hal itu
mengindikasi adanya risiko kecelakaan kerja yang lebih tinggi dibandingkan
dengan plant dan divisi lainnya. Dengan melihat adanya potensi bahaya serta
banyaknya angka kecelakaan kerja di bagian plant 6 dan 11 penulis merasa
perlu untuk melakukan analisa potensi bahaya dengan metode Hazard
Identification Risk Assasment and Risk Control (HIRARC).
Atas dasar inilah penulis akhirnya menciptakan gagasan untuk melakukan
identifikasi bahaya pada pekerjaan di plant 6 dan 11 bagian suspension
preheater di PT XYZ dengan menggunakan metode HIRARC dan Fishbone
Diagram. Menurut Purnama (2015) HIRARC (Hazard Identification Risk
Assasment and Risk Control) merupakan metode identifikasi yang digunakan
untuk meninjau hazard suatu proses atau operasi pada suatu sistem secara
sistematis, teliti dan terstruktur. untuk mengidentifikasi berbagai
permasalahan yang menggangu jalannya proses dan resiko-resiko yang ada
yang dapat menimbulkan resiko merugikan bagi manusia atau fasilitas pada
lingkungan atau sistem yang ada serta menjelaskan mengenai penanggulangan
terhadap resiko tersebut. Tingkat/Level implementasi suatu program
berdasarkan HIRARC merupakan tingkatan suatu program dapat dikatakan
efektif atau tidak, diketahui melalui kombinasi tingkat kinerja program dan
tingkat kecelakaan. Dengan demikian dapat dilakukan pengendalian risiko
(risk control) yang tepat dan memberikan rekomendasi yang dapat diterapkan
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Penerapan Pemahaman terhadap
sebab insiden merupakan landasan bagi upaya mencegah dan menanggulangi
insiden. Jika kita menganggap bahwa insiden disebabkan nasib, kita tidak
akan melakukan upa ya apa pun selain berdoa atau menyediakan sesajian.
Pemahaman tentang sebab insiden ini berjalan searah dengan perkembangan
teknologi (Gunawan, 2016). Fishbone diagram (diagram Tulang ikan)/
diagram Ishikawa/ diagram sebab-akibat (cause and effect) diagram ini
berguna untuk menganalisa dan menemukan faktor-faktor yang berpengaruh
atau efek secara signifikan didalam menentukan karakteristik kualitas output
kerja (Mirawati, 2018). Diagram ini juga berguna untuk mengidentifikasi akar

3
penyebab potensi dari permasalahan di plant 6 dan 11 bagian suspension
preheater. Dengan diagram ini, memudahkan penulis untuk dapat melihat
semua kemungkinan “penyebab” dan mencari “akar” permasalahan
sebenarnya.
1.2 Rumusan Masalah
Bedasarkan permasalahan yang ada pada latar belakang diatas, maka
perumusan masalah yang akan dibahas penelitian ini adalah:
1. Bagaimana identifikasi bahaya yang ada di plant 6 dan 11 bagian
suspension preheater PT XYZ dengan metode HIRARC ?
2. Apa akar penyebab masalah dan pengendalian risiko kecelakaan kerja
di plant 6 dan 11 bagian suspension preheater PT XYZ ?
3. Bagaimana risiko kecelakaan kerja pada plant 6 dan 11 bagian
suspension preheater PT XYZ ?
1.3 Tujuan
Bedasarkan rumusan masalah diatas, maka dicapai tujuan penelitian ini
adalah, sebagai berikut :
1. Mengetahui bagaimana identifikasi bahaya yang ada di plant 6 dan 11
bagian suspension preheater PT XYZ dengan metode HIRARC
2. Mampu menetukan akar penyebab masalah dan pengendalian risiko
kecelakaan kerja di plant 6 dan 11 bagian suspension preheater PT
XYZ
3. Mengetahui risiko kecelakaan kerja pada plant 6 dan 11 bagian
suspension preheater PT XYZ
1.4 Manfaat
Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil adalah, sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti :
a. Memperdalam wawasan dan pengetahuan tentang identifikasi
bahaya dan penilain risiko di tiap – tiap tahapan proses pekerjaan
suspension preheater beserta cara pengendalian dan
rekomendasinya di PT XYZ.

4
b. Dapat menerapkan dan mengaplikasikan ilmu teoritis yang telah
didapat pada masa perkuliahan mata kuliah TIB (Teknik
Identifikasi Bahaya) yang ada di dunia industry.
c. Sebagai tambahan ilmu bagi mahasiswa dengan adanya metode-
metode baru.
2. Bagi Perusahaan :
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi perusahaan
dalam pelaksanaan pengambilan keputusan terkait proses
pekerjaan suspension preheater di plant 6 dan 11 .
b. Hasil penelitian yang didapat, diharapkan bisa digunakan sebagai
acuan perusahaan dalam pelaksanaan prosedur pemeliharaan
terkait proses pekerjaan suspension preheater di plant 6 dan 11.
c. Perusahaan dapat memperoleh informasi tentang kontrol
terhadap risiko beserta cara pencegahaanya agar tidak terjadi
kecelakaan terkait proses pekerjaan suspension preheater di
plant 6 dan 11.
d. Perusahaan dapat memperoleh informasi tentang tingkat bahaya
dan risiko dari pelaksanaan perawatan terkait proses pekerjaan
suspension preheater di plant 6 dan 11 pada setiap langkah
kerjanya.
1.5 Batasan
Penelitian yang dilakukan memiliki batasan-batasan agar penelitian yang
dilakukan dapat fokus dengan apa yang ingin dituju. Berikut ini adalah
batasanbatasan dalam penelitian ini :
1. Data yang diperoleh yaitu dimulai dari bulan Maret 2015 s/d Januari
2017
2. Lokasi yang diteliti yaitu area plant 6 dan 11 bagian suspension
preheater pada PT XYZ
3. Akar penyebab masalah, pengendalian risiko serta penggunaan
fishbone diagram digunakan untuk potensi bahaya yang paling tinggi.

5
4. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
diperoleh melalui telaah dokumen di bagian SHE ( Safety Health and
Environtment )

6
DAFTAR PUSTAKA

Alfatiyah, R. 2017. Analisis Manaemen Risiko Kecelakaan dan Kesehatan Kerja


Dengan Menggunakan Metode HiraRC Pada Pekerjaan Seksi Casting.
Jurnal Mesin Teknologi (SINTEK Jurnal) Volume 11 No.2, 88-101 .

BPJS Ketenagakerjaan. 2020. Angka Kecelakaan Pada Tahun 2020 mengalami


kenaikan.https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/berita/27290/BPJAMSO
STEK-Sudah-Tangani-129.305-Kasus-Kecelakaan-Kerja-di-Indonesia
diakses pada 20 Juni 2021.

Erdiansyah, M. 2014 . Hubungan Tingkat Risiko Postur Kerja Bedasarkan


Metode RULA Dengan Tingkat Risiko Keluhan Muskuloskeletal Pada
Pekerja Manual Handling di Pabrik Es Batu PT. Sumber Tirta Surakarta.
Tugas Akhir Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu
Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta .

Gunawan, F. A., Fatima, L., Audist, S., Ismed, S. 2016. Manajemen Keselamatan
Operasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Mirawati, A. 2018. Identifikasi Bahaya Pada Section Marking Cutting dan


Shotblasting Process di Perusahaan Manufaktur Dengan Metode HIRARC.
Tugas Akhir Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Politeknik
Perkapalan Negeri Suarabaya .

Purnama, D. S. 2015. Analisia Penerapan Metode Hirarc (Hazard Identification


Risk Assessment and Risk Control) Dan Hazops (Hazard and Operability
Study) Dalam Kegiatan Identifikasi Potensi Bahaya Dan Resiko Pada
Proses Unloading Unit Di PT. Toyota Astra Motor. Jurnal PASTI ,
Volume IX No 3, 311 – 319 .

Socrates, M. F. 2013. Analisis Risiko Keselamatan Kerja Dengan Metode


HIRARC (Hazard Identification, Risk Assasment And Risk Control) Pada
Alat Suspension Preheater Bagian Produksi di Plant 6 dan 11 Field
Citeureup PT Indocement Tunggal. Prakarsa, Tahun 2013. Tugas Akhir
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah .

Anda mungkin juga menyukai