1. TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Mahasiswa dapat memahami komponen Mesin Gergaji dan fungsinya
b. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja pada Mesin Gergaji
c. Mahasiswa dapat memahami jenis-jenis Mesin Gergaji
d. Mahasiswa mampu mengoperasikan dan mengaplikasikan Mesin Gergaji pada benda
kerja.
e. Praktikan mampu mengetahui tentang tata cara praktik di dalam sebuah lantai
produksi. sehubungan dengan penerapan kesehatan dan keselamatan kerja.
f. Praktikan dapat mengetahui tata cara, peralatan, dan perlengkapan las sebelum
menggunakan las untuk kelancaran sebuah proses pembuatan benda kerja.
g. Praktikan dapat mengetahui teknik penggunaan las dan mampu mempraktikannya.
h. Praktikan mampu menciptakan suatu benda dengan menggunakan teknik pengelasan.
i. Mempraktikan teori-teori yang telah diterima dalam proses pembelajaran.
Gergaji merupakan alat perkakas yang berguna untuk memotong benda kerja. Mesin
gergaji merupakan mesin pertama yang menentukan proses lebih lanjut. Mesin-mesin
gergaji memiliki konstruksi yang beragam sesuai dengan ukuran, bentuk dan jenis material
benda kerja yang akan dipotong. Untuk itu dibutuhkan ketelitian seseorang agar bisa
mengoperasikan gergaji dengan baik dan benar.
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKU-01/R0
Gergaji adalah alat yang menggunakan logam pemotong yang keras atau kawat
dengan tepi kasar untuk memotong bahan yang lebih lunak. Tepi logam pemotong terlihat
bergerigi atau kasar yang akan bersentuhan dengan benda kerja. Gergaji dapat digunakan
dioperasikan dengan menggunakan tangan atau didukung dengan listrik.
b. Gergaji Pembelah
Gergaji pembelah adalah gergaji dengan gerigi dirancang untuk membelah kayu. Gergaji
pembelah digunakan untuk menggergaji kayu searah jaringan serat kayu dan mempunyai
31/2 hingga 4 pucuk gigi pada setiap panjang 25 mm. Panjang daun antara 500 mm hingga
70 mm.
c. Gergaji Pemotong
Gergaji pemotong adalah gergaji dengan gerigi yang dirancang untuk memotong kayu.
Jenis gergaji ini digunakan untuk menyayat/memotong melintang jaringan serat kayu dan
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKU-01/R0
tepi potongnya mempunyai 5 hingga 7 pucuk gigi pada setiap kepanjangan 25 mm.
Panjang daun antara 550 mm hingga 700 mm.
d
f
c
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKU-01/R0
a
i
5. BILAH GERGAJI
Bilah gergaji terbuat dari baja potong cepat (HSS) atau baja tungsten rendah. Jumlah gerigi
tiap inchi, panjang bilah dan bahannya. Panjang bilah biasanya 8”, 10” atau 12”.
Bilah halus mempunyai 20-30 gigi tiap inchi, sedangkan untuk bilah kasar mempunyai 14-
18 gigi tiap inchi. Bilah untuk pekerjaan umum mempunyai 16-28 gigi tiap inchi.
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKU-01/R0
Mulailah menggergaji seperti gambar dibawah ini. Gunakan jempol menahan bilah
supaya pemakanan gergaji tetap menurut garis yang sudah diukur. Kemudian tekan
pada permulaan pemotongan.
Setelah sebagian bilah gergaji sudah masuk, gergajilah seperti berikut ini. Gergaji
memotong hanya pada langkah awal, jadi beri tekanan pada langkah awal.
Mengapit benda kerja dengan menggerakkan tuas apit moncong agar beda kerja
tidak bergerak
Mesin juga dapat dimatikan sesuai dengan keinginan kita dengan menekan tombol
Off, lakukan langkah-lankah di atas untuk melakukan pekerjaan yang sama.
Benda kerja sudah terpotong dengan rapi
8. JENIS PENGELASAN
a. Macam-macam Pengelasan
Pengelasan dibedakan pada cara kerja alat tersebut dan bentuk pemanasannya
(Wiryosumarto, dkk, 2000). Pengklasifikasian pengelasan berdasarkan cara kerja
dapat dibagi dalam tiga kelas utama, yaitu :
1. Pengelasan cair.
Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai
mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau semburan api yang terbakar.
2. Pengelasan tekan.
Pengelasan tekan adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan
kemudian ditekan hingga menjadi satu.
3. Pematrian.
Pematrian adalah cara pengelasan dimana sambungan diikat dan disatukan dengan
menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah. Dalam cara ini
logam induk tidak turut mencair.
Dalam praktik nya, pengelasan yang mudah ditemukan adalah pengelasan cair. Teknik
pengelasan ini sering digunakan oleh industri sekala menengah kebawah dikarenakan
lebih efisien, efektif, dan peralatan mudah dioperasikan. Las cair dapat
diklasifikasikan berdasarkan sumber panas yang digunakan menjadi 3 kelompok yaitu
las gas (gas welding), las busur (arc welding) dan las sinar energi tinggi (high energy
beam welding).
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKU-01/R0
1. Las gas
- Las gas oksi asetilen (oxyacetilene gas welding/OAW)
Pengelasan SMAW (Shielded Metal Arc Welding) adalah las busur listrik terlindung
dimana panas dihasilkan dari busur listrik antara ujung elektroda dengan logam yang
dilas. Elektroda terdiri dari kawat logam sebagai penghantar arus listrik ke busur dan
sekaligus sebagai bahan pengisi (filler). Kawat ini dibungkus dengan fluks. Biasanya
dipakai arus listrik yang tinggi (10-500 A) dan potensial yang rendah antara (10-50 V).
Untuk mencegah oksidasi (reaksi dengan zat asam O2), bahan elektroda dilindungi
dengan selapis zat pelindung (fluks atau slag) yang sewaktu pengelasan ikut mencair.
Tetapi hubungan berat jenisnya lebih ringan dari bahan metal yang dicairkan, maka
cairan fluks tersebut mengapung diatas metal tersebut, sekaligus mengisolasi metal
untuk mengoksidasi dengan udara luar dan sewaktu membeku, fluks juga ikut
membeku dan tetap melindungi metal dari reaksi oksidasi. Pada gambar 3.2
mengilustrasikan proses tersebut.
Proses pemindahan logam elektroda terjadi pada saat ujung elektroda mencair dan
membentuk butiran yang terbawa oleh arus busur listrik yang terjadi (Harsono
Wiryosumarto, 1979). Bila digunakan arus listrik yang besar maka butiran logam cair
yang terbawa menjadi halus.
Apabila penggunaan arus terlalu tinggi maka akan mengakibatkan suatu lapisan yang
lebar dan datar dengan kerutan yang kasar, penetrasi yang dalam dengan jumlah
percikan yang berlebihan, keporian (Gas terperangkap didalam las), dan sebaliknya
jika arus las terlalu rendah maka akan mengakibatkan busur api sulit dikontrol, sering
terjadi ujung elektroda menyatu dengan plat, lapisan las cenderung bertambah tinggi
dan bentuk bola dengan lebar tidak teratur, penetrasi yang dangkal pada pusat lapisan
las sedangkan kaki-kaki las seringkali hanya menempel ke plat.
Pengaturan arus pada pengelasan dapat dilakukan dengan cara memutar tuas,
menarik, atau menekan, tergantung pada konstruksinya, sehingga kedudukan inti
medan magnit bergeser naik-turun pada transformator.Pada mesin las arus bolak-
balik, kabel masa dan kabel elektroda dipertukarkan tidak mempengaruhi
perubahan panas yang timbul pada busur nyala.
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKU-01/R0
Pemasangan kabel-kabel las ( pengkutuban ) pada mesin las arus searah dapat
diatur /dibolak-balik sesuai dengan keperluan pengelasan, ialah dengan cara :
- Pengkutuban langsung (Direct Current Straight Polarity / DCSP/DCEN)
- Pengkutuban terbalik (Direct Current Reverce Polarity / DCRP/DCEP)
arus searah dapat dilakukan dengan mudah, yaitu hanya dengan memutar alat
pengatur arus dari mesin las. Mesin las AC-DC lebih fleksibel karena mempunyai
semua kemampuan yang dimiliki masing-masing mesin las DC atau mesin las AC.
Mesin las jenis ini sering digunakan untuk bengkel-bengkel yang mempunyai jenis-
jenis pekerjaan yang bermacam-macam, sehingga tidak perlu mengganti-ganti las
untuk pengelasan berbeda.
- Generator Listrik
Sebagai perantara dari sumber listrik untuk mengeluarkan output arus listrik
yang dialirkan ke elektroda. Dengan memiliki fungsi pengatur besaran arus
(ampere) yang keluar.
- Ground
Sebagai penetral arus yang keluar, dihubungkan ke media dimana logam induk
berada.
- Elektroda Las
Sebagai material utama untuk mempadukannya dengan objek las.
Dihubungkan ke kabel listrik beraliran (+).
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKU-01/R0
1. Pengoperasian Singkat
- Sambungkan generator ke sumber listrik utama.
- Pasangkan elektroda listrik ke gagang pada kabel kutup positif.
- Sambungkan kabel ground ke media objek las.
- Hidupkan generator.
- Atur besar arus sesuai tipe elektroda.
- Sesuaikan posisi mengelas sesuai dengan standar SOP K3.
- Mulailah mengelas dengan meposisikan elektroda di titik yg ditentukan dan
mengeser dengnan kecepatan sesuai dengan kondisi elektroda dan besar
arusnya.
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKU-01/R0
2. Parameter Las
i. Tegangan Busur Las
Tingginya tegangan busur las (Harsono Wiryosumarto, 1979) tergantung pada
panjang busur yang dikehendaki dan jenis dari elektroda yang digunakan. Pada
elektroda yang sejenis tingginya tegangan busur yang diperlukan perbandingan lurus
dengan panjang busur. Panjang busur yang dianggap baik kira-kira sama dengan garis
tengah elektroda. Tegangan yang diperlukan untuk pengelasan dengan elektroda yang
berdiameter 3 mm. sampai 6 mm, tegangan yang digunakan kira-kira antara 20 volt
sampai 30 volt untuk posisi datar. Sedangkan untuk posisi tegak atau atas kepala
biasanya dikurangi 2 volt sampai 5 volt.