ABSTRAK
Sebagian besar pemilik konsesi penambangan batubara di Indonesia menggunakan jasa
kontraktor dalam mengelola sumber dayanya dengan melihat banyaknya aktivas dalam proses
penambangan batubara, kontraktor menawarkan banyak pendapatan bagi pemilik konsesi
penambangan dengan melihat pengalaman yang dimiliki dan mendistribusikan potensi resiko
terhadap tingginya biaya penambangan. Adanya rencana proyek pelaksanaan penambangan dari
pemilik konsesi penambangan batubara sehingga diperlukan sebuah study untuk mengukur
batas-batas penerimaan proyek ini dari segi penganggaran modal dan biaya modal dalam bentuk
analisis investasi. Penelitian ini bertujuan menganalisis pendapatan, biaya dan keputusan
investasi dalam proyek penambangan batubara untuk mendapatkan kelayakan suatu proyek
dengan metode penelitian yang bersifat kuantitatif, karena penelitian ini mencari besarnya nilai
indikator-indikator kelayakan suatu proyek investasi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
kesimpulan dengan hasil yang didapatkan adalah NPV USD 1,579,318, IRR 18.63% dengan
MARRInvestasi 14.70% dan analisa sensitivitas menunjukan bahwa investasi ini bisa diterima
dengan batas-batas diantara penurunan pendapatan 3.35% yang disebabkan turunnya produksi
dan maksimum kenaikan biaya operasional sebesar 3.44%
Kata kunci: Analisa Sensitivitas, IRR, Kelayakan Investasi, Kontraktor Tambang Batubara,
NPV, Pemilik Konsesi Penambangan Batubara.
PENDAHULUAN
Sebagian besar pemilik konsesi penambangan menggunakan jasa outsourcing atau
kontraktor dalam mengelola sumber dayanya, kontraktor pertambangan menawarkan
keuntungan bagi pemilik konsesi pertambangan, keuntungan ini meliputi: belanja modal
lebih rendah, tenaga kerja yang lebih kecil, berfokus pada budaya keselamatan, akses
terhadap pembiayaan yang kompetitif, biaya penambangan yang lebih rendah, fleksibilitas
dalam peralatan dan rencana tambang, total integrasi terhadap tim penambangan, berbagi
risiko, menyelaraskan arah bisnis dengan membagi modal untuk dibelanjakan pada peluang
pengembangan bisnis seperti akuisisi dan eksplorasi, masalah industri lebih sedikit dan dapat
memimpin dalam strategi perbaikan terus-menerus, (Kirk, 2000).
Pemilik konsesi penambangan dengan melihat resiko yang tinggi terhadap biaya
penambangan sehingga mendistribusikan resiko ini kepada kontraktor dengan melihat
bahwa kontraktor memiliki pengalaman terhadap biaya dan data produktivitas pada berbagai
macam peralatan pertambangan yang berbeda sedangkan pemilik konsesi penambangan
biasanya memiliki armada yang jauh lebih terbatas dan kurang pengalaman dalam
operasional langsung. Kontraktor juga sering mampu memobilisasi peralatan tambahan atau
penggantian dalam waktu singkat, untuk jangka pendek dalam memenuhi permintaan dalam
pelaksanaan operasional penambangan (Kirk, 2000).
ISBN : 978-602-70604-0-1
B-16-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi
XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014
Untuk mencapai tujuan perusahaan yang pada umumnya adalah keuntungan, salah
satu faktor yang sangat berpengaruh adalah biaya, dimana pada industri penambangan,
penambahan biaya menurut (Akinci, 1998) secara umum didistribusikan antara pemilik
konsesi penambangan dan kontraktor pelaksana. Biaya pengupasan batubara merupakan
biaya terbesar dalam suatu aktivitas penambangan batubara selama masa hidup tambang.
Bagi perusahaan kontraktor, biaya pengupasan ini adalah pendapatan bagi perusahaan.
Adanya rencana proyek pelaksanaan penambangan dari pemilik konsesi penambangan
batubara sehingga diperlukan sebuah study untuk mengukur batas-batas penerimaan proyek ini
dari segi penganggaran modal dan biaya modal dalam bentuk analisis investasi.
Studi mengenai investasi proyek penambangan dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya telah banyak dilakukan oleh banyak peneliti, dimana terdapat sepuluh
penelitian terdahulu yang dijadikan dasar referensi dalam bentuk jurnal, tesis dan laporan
teknis antara lain seperti (Akinci, 1998) menyimpulkan bahwa pembengkakan biaya dalam
industry tambang disebabkan oleh 2 faktor, yaitu 1) faktor terkendali (estimasi biaya dan
biaya final) dan 2) faktor tidak terkendali yaitu tipe dari kontrak dan isi dari kontrak, hal ini
sejalan dengan (Ahamad, 2010) terhadap faktor terkendali dalam investasi tambang yang
menggunakan metode break-even analisis dimana titik break-even adalah total pendapatan
sama dengan total biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk yang dijual.
Disisi lain dalam penelitian mengenai biaya operational tambang, secara umum biaya
operational termasuk faktor yang dapat diperhitungkan akan tetapi akan selalu menjadi
perhatian penting walaupun biaya pada kontraktor kurang dari total biaya dari proyek tapi
berpengaruh signifikan terhadap keuangan proyek (Akinci, 1998), hal ini seperti yang
terlihat dalam penelitian (Shafiee, 2009) yang menggunakan metodologi model ekonometrik
untuk memperkirakan biaya operasi berfokus pada ketebalan rata-rata deposit, stripping
ratio, biaya modal dan tingkat produksi harian sebagai variabel independen dan biaya
operasional sebagai variabel dependen untuk memperhitungkan biaya rata-rata dari open pit
mining di Australia, (Plessis, 2007) yang menggunakan studi literatur untuk menganalisa
keputusan penggantian alat berat dalam industry tambang di Afrika Selatan sebagai strategi
untuk memperoleh keunggulan kompetitif dalam memproduksi batubara dengan biaya
rendah, dan untuk mengoptimalkan pendapatan dengan biaya rendah (Moselhi, 2000)
membuat penelitian mengenai system otomatis untuk mengestimasi biaya dalam operasional
penambangan menggunakan metode 1) simulation/optimization module. 2) reporting
module 3) equipment database.
Secara keseluruhan dalam analisa study kelayakan untuk keputusan investasi dalam
industry tambang dari hulu sampai hilir selain memperhitungkan pendapatan dan biaya yang
ditimbulkan untuk menghasilkan produk juga memperhitungkan tingkat pengembalian dari
suatu investasi, dimana hal ini sejalan dengan penelitian (Bikerman Engineering &
Technology Associates, Inc, 2007), (Snowden Mining Industry Consultants, 2012), (Tentra
Tech Wardrop, 2012) dalam technical report yang menggunakan model investasi dengan
kriteria Internal Rate Return (IRR), Net Present Value (NPV), Discounted Cash Flow (DCF),
Profitability Index (PI) dan Sensitivity Analysis untuk memastikan rekomendasi kelayakan
suatu investasi.
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini untuk menganalisis pendapatan, biaya
dan keputusan investasi yang dilakukan oleh kontraktor dalam proyek penambangan
batubara untuk mendapatkan kelayakan suatu proyek.
ISBN : 978-602-70604-0-1
B-16-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi
XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014
METODE
Pada penelitian ini akan digunakan teknik penelitian yang bersifat kuantitatif, karena
penelitian ini mencari besarnya nilai indikator-indikator kelayakan suatu proyek investasi
berdasarkan rumus-rumus perhitungan untuk menganalisis investasi proyek penambangan
batubara di lokasi konsesi penambangan PT.ABC di Kabupaten Tenggarong, Provinsi
Kalimantan Timur.
Tahapan Analisa
Dalam melakukan analisa data dengan tahapan sebagai berikut:
1. Melakukan perhitungan biaya rata-rata berdasarkan biaya yang ditimbulkan dan
kemampuan produksi untuk mendapatkan biaya satuan
2. Biaya rata-rata sebagai biaya satuan akan ditambahkan dengan estimasi pendapatan dan
memperhitungkan fluktuasi biaya dalam eskalasi harga berdasarkan rumusan dalam
kajian literatur yang dibandingkan dengan estimasi dari owner untuk memperoleh
pendapatan tertinggi, dimana hasil dari perhitungan akan menjadi harga satuan yang
digunakan sebagai dasar perhitungan pendapatan
3. Melakukan analisis kelayakan berdasarkan rumusan yang telah ditetapkan dalam kajian
pustaka dan penelitian terdahulu untuk memperoleh nilai NPV, B/C Ratio, Profitability
Index, IRR dan Payback Periods dan melakukan pengujian kriteria investasi
menggunakan analisis sensitivitas dengan mempertimbangkan parameter-parameter
investasi yang mungkin berubah selama masa investasi.
2 BIAYA
Biaya tetap
- Infrastruktur 207,727 0 62,318 0 62,318 332,364
- Equipment preparation 94,044 0 0 0 0 94,044
- Heavy equipment
Depresiasi unit lama, 1,693,678 3,120,331 3,990,040 3,797,956 1,324,484 13,926,488
unit baru & replacement
- Peralatan pendukung 46,000 0 0 0 0 46,000
- Mobilisasi 14,773 0 0 0 0 14,773
ISBN : 978-602-70604-0-1
B-16-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi
XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014
ISBN : 978-602-70604-0-1
B-16-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi
XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014
ISBN : 978-602-70604-0-1
B-16-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi
XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014
ISBN : 978-602-70604-0-1
B-16-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi
XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014
biaya operasional (NPV=0 pada kenaikan biaya operasional 3.44%), Gambar 1 menunjukan
grafik sensitivitas proyek pelaksanaan penambangan batubara.
2,000,000 $1,579,318
NPV=0,Penurunan
1,500,000 $1,579,318 pendapatan 3.35%
0 $(257,750)
-500,000 0% 2% 4% 6%
$(307,086) $(1,176,284)
-1,000,000
-1,500,000 $(1,250,287)
KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Total biaya dalam proyek pelaksanaan ini adalah USD 71,296,032 dengan pembagian
82% adalah modal sendiri dan 18% modal pinjaman
2. Pendapatan yang diperhitungkan dalam penelitian ini berdasarkan estimasi produksi baik
overburden maupun batubara yang dikalikan dengan harga satuan satuan (unit price)
3. Pendapatan dari proyek juga diperoleh dari indek penyesuaian harga atau indek eskalasi
harga terhadap 3 item perubahan dari nilai awal yang ditetapkan yaitu Upah Minimum
Sektor Pertambangan (UMSP), bahan bakar dan sparepart peralatan
4. Berdasarkan analisa investasi menggunakan metode discounted cashflow diperoleh NPV
sebesar USD 1,579,318, IRR 18.63%, Profitability Index 1.49 dengan MARR Investasi
14.70% dan kriteria investasi Payback Period sebesar 1 tahun 5 bulan
5. Pengujian sensitivitas dilakukan terhadap 2 hal yaitu penurunan pendapatan yang
diakibatkan penurunan produksi dan terhadap kenaikan biaya operational dengan hasil
pengujian sensivitas menunjukan NPV = 0 jika penurunan pendapatan sama dengan
3.35% dan kenaikan biaya operational sama dengan 3.44%
6. Hasil pengujian sensivitas menunjukan bahwa penurunan pendapatan lebih sensitif
dibandingkan dengan kenaikan biaya operational
DAFTAR PUSTAKA
A Guide to the Project Management Body of Knowledge. (2008). Pennsylvania: Project
Management Institute, inc.
ISBN : 978-602-70604-0-1
B-16-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi
XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014
ISBN : 978-602-70604-0-1
B-16-8