Anda di halaman 1dari 17

BAB I

Pendahuluan
1.1.

Latar Belakang
Laut merupakan suatu ekosistem yang kaya dengan sumber daya alam yang

dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran dan kesejahteraan manusia. Sebagaimana


diketahui bahwa 70% permukaan bumi ditutup oleh perairan/lautan dan lebih dari
90% kehidupan biomassa di planet bumi hidup di laut. Oleh karena itu lautan
merupakan bagian penting dari kelangsungan hidup manusia (Sudrajad, 2006).
Sebagian besar wilayah Republik Indonesia terdiri dari perairan laut yang
letaknya sangat strategis. Perairan laut Indonesia selain dimanfaatkan sebagai
sarana perhubungan lokal maupun internasional, juga memiliki sumber daya laut
yang sangat kaya dan penting antara lain sumber daya perikanan, terumbu karang,
mangrove, bahan tambang, dan daerah pesisirnya dapat dimanfaatkan sebagai
obyek wisata yang menarik.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi laut


yang sangat besar. Namun, selama ini potensi laut tersebut belum termanfaatkan
dengan baik dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa pada umumnya, dan
pemasukan devisa negara khususnya. Bahkan, sebagian besar hasil pemanfaatan
laut selama ini justru lari atau tercuri ke luar negeri oleh para nelayan asing
yang memiliki perlengkapan modern dan beroperasi hingga perairan Indonesia
secara ilegal. Dalam konteks inilah upaya pemanfaatan laut Indonesia secara
maksimal tidak saja tepat tetapi juga merupakan suatu keharusan. Pertanyaan yang
timbul kemudian adalah pemanfaatan laut yang bagaimana? Seharusnya adalah
pemanfaatan laut yang dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya pada
masyarakat secara lestari. Dalam konteks inilah kerjasama dalam pengelolaan
potensi sumberdaya tersebut sangat diperlukan, karena yang diinginkan bukan
saja peningkatan hasil pemanfaatan laut, tetapi juga pemerataan hasil pemanfaatan
yang dinikmati seluas-luasnya oleh masyarakat.
1.2. Tujuan
Pembahasan lebih detail tentang Ekosistem Laut terhadap manusia.
Mengetahui teori ekosistem laut.
Mengetahui dasar-dasar ekosistem laut.
Mengetahui tentang pencemaran laut dan penanggulangannya.
BAB II
1

Permasalahan
2.1.

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi
permasalahan adalah sebagai berikut:

Bagaimanakah ekosistem laut ?


Apa saja ciri-ciri umum ekosistem air laut ?
Apa manfaat dari habitat/ekosistem laut bagi kehidupan
manusia?
Apa yang menjadi penyebab pencemaran laut serta
bagaimana cara untuk menanggulanginya ?

BAB III

Pembahasan
3.1 EKOSISTEM LAUT
Ekosistem laut merupakan salah satu ekosistem alamiah akuatik yang paling besar
di planet bumi ini. Luas area laut memang mencakup hampir 80% wilayah bumi.
Khusus untuk Indonesia yang merupakan salah satu Negara kepulauaan, luas
territorial didominasi oleh lautan. Dengan demikian, bisa diasumsikan bahwa
ekosistem laut memiliki peranan yang penting bagi rakyat Inodnesia dan juga bagi
masyarakat dunia dalam skala yang lebih besar. Untuk lebih memahami ekosistem
laut ini, berikut ciri-ciri yang bisa dicermati.
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion
CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan
penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25C. Perbedaan suhu bagian
atas dan bawah tinggi.
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah
permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari
pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya,
sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk.
Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah
permukaannya secara horizontal.

3.2 CIRI-CIRI EKOSISTEM AIR LAUT


Ekosistem air laut memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut.
1. Memiliki salinitas tinggi, semakin mendekati khatulistiwa semakin tinggi.
2. NaCl mendominasi mineral ekosistem laut hingga mencapai 75%.
3. Iklim dan cuaca tidak terlalu berpengaruh pada ekosistem laut.
4. Memiliki variasi perbedaan suhu di permukaan dengan di kedalaman
Ciri-ciri lingkungan ekosistem air laut- Adanya hempasan gelombang air laut
maka di daerah pasang surut yang merupakan perbatasan darat dan laut terbentuk
gundukan pasir, dan jika menuju ke darat terdapat hutan pantai yang terbagi
menjadi beberapa wilayah, yaitu sebagai berikut.
Formasi pescaprae, didominasi tumbuhan Vigna, Spinifex litorus, Ipomoea
pescaprae, Pandanus tectorius.

Formasi baringtonia, tumbuhan yang khas, misalkan Hibiscus tilliaceus,


Terminalia catapa, Erythrina sp.

Hutan bakau, tumbuhan yang khas adalah Rhizopora (bakau), dan Acanthus.

Ciri-ciri lingkungan ekosistem air laut adalah sebagai berikut.


Salinitas tinggi terutama di daerah tropis, sedangkan di daerah dingin cukup
rendah.

Ekosistem laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.

Arus laut yang selalu berputar timbul karena perbedaan temperatur dan
perputaran bumi.
Di daerah tropis, seperti di Indonesia, air permukaan laut mempunyai suhu
lebih tinggi dengan suhu air di bagian bawahnya sehingga air permukaan tidak
dapat bercampur dengan air di lapisan bawah. Batas antara lapisan tersebut
dinamakan batas termoklin.
Organisme yang hidup di daerah ekosistem air laut memiliki karakteristik tertentu,
seperti hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel kirakira sama dengan tekanan osmosis air laut maka itu adaptasinya tidak terlalu sulit.
Sedangkan, hewan bersel banyak, misalnya ikan, cara adaptasi yang dilakukan
dengan cara melakukan banyak minum, sedikit mengeluarkan urin, pengeluaran
air dilakukan secara osmosis, sedangkan garam mineral dikeluarkan secara aktif
melalui insang.
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.

3.3 PEMBAGIAN DAERAH EKOSISTEM AIR LAUT


Pembagian zona laut berdasarkan kedalaman. Laut merupakan wilayah yang
sangat luas, lebih kurang dua pertiga dari permukaan bumi. Wilayah ekosistem
laut sangat terbuka sehingga pengaruh cahaya Matahari sangat besar. Daya tembus
cahaya Matahari ke laut terbatas, sehingga ekosistem laut terbagi menjadi dua
daerah, yaitu daerah laut yang masih dapat ditembus cahaya Matahari, disebut
daerah fotik, daerah laut yang gelap gulita, disebut daerah afotik. Di antara
keduanya terdapat daerah remang-remang cahaya yang disebut daerah
disfotik.Berdasarkan jarak dari pantai dan kedalamannya ekosistem laut
dibedakan menjadi zona litoral, neritik, dan oseanik. Secara vertikal kedalaman
dibedakan menjadi epipelagik, mesopelagik, batio pelagik, abisal pelagik, dan
hadal pelagik.

Zona litoral/ekosistem perairan dalam


Komunitas ekosistem perairan dalam di Indonesia belum banyak diketahui secara
pasti. Hal ini dikarenakan belum dikuasainya perangkat teknologi untuk meneliti
hingga mencapai perairan dalam, tetapi secara umum keanekaragaman komunitas
kehidupan yang ada pada perairan dalam tersebut tidaklah setinggi ekosistem di
tempat lain. Komunitas yang ada hanya konsumen dan pengurai, tidak terdapat
produsen karena pada daerah ini cahaya Matahari tidak dapat tembus. Makanan
konsumen berasal dari plankton yang mengendap dan vektor yang telah mati.
Jadi, di dalam laut ini terjadi peristiwa makan dan dimakan. Hewan-hewan yang
hidup di perairan dalam warnanya gelap dan mempunyai mata yang indah yang
peka dan mengeluarkan cahaya. Daur mineralnya terjadi karena gerakan air dalam
pantai ke tengah laut pada lapis atas. Perpindahan air ini digantikan oleh air dari
daerah yang terkena cahaya, sehingga terjadi perpindahan air dari lapis bawah ke
atas.
Zona neritik/ekosistem pantai pasir dangkal
Zona neritik merupakan daerah sepanjang pantai. Daerah batas pasang surut
disebut zona litoral, sedangkan daerah dengan kedalaman lebih dari 200 meter
dari daerah pasang surut disebut zona sublitoral. Komunitas yang terdapat di
daerah ini ialah produsen, plankton, konsumen dan pengurai.Komunitas ekosistem
pantai pasir dangkal terletak di sepanjang pantai pada saat air pasang. Luas
wilayahnya mencakup pesisir terbuka yang tidak terpengaruh sungai besar atau
terletak di antara dinding batu yang terjal/curam. Komunitas di dalamnya
umumnya didominasi oleh berbagai jenis tumbuhan ganggang dan atau
rerumputan.
Jenis ekosistem pantai pasirdangkal ada tiga, yaitu sebagai berikut.

Ekosistem terumbu karang

Ekosistem pantai batu

Ekosistem pantai lumpur

Zona pelagik

Zona pelagik merupakan wilayah ekosistem laut lepas yang kedalamannya tidak
dapat ditembus cahaya Matahari sampai ke dasar, sehingga bagian dasarnya
paling gelap. Akibatnya bagian air dipermukaan tidak dapat bercampur dengan air
dibawahnya, karena ada perbedaan suhu. Batas dari` kedua lapisan air itu disebut
daerah Termoklin, daerah ini banyak ikannya.
Zona pelagik terdiri atas daerah epipelagik, mesopelagik, batiopelagik, abisal
pelagik (abisopelagik) dan hadal pelagik.
Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar 200
m. Mesopelagik merupakan daerah di bawah epipelagik dengan kedalaman 2001000 m. Hewan yang hidup di daerah misalnya adalah ikan hiu. Batiopelagik
merupakan daerah dengan kedalaman 200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah
ini misalnya adalah gurita. Abisalpelagik (Abisopelagik) merupakan daerah
dengan kedalaman mencapai 4.000 m, di daerah ini tidak terdapat tumbuhan
tetapi hewan masih ada. Sinar matahari tidak mampu menembus daerah ini. Hadal
pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari 6.000 m.

Berdasarkan kedalamannya, ekosistem air laut dibagi menjadi 4 zona yaitu


sebagai berikut.

Litoral

Merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.

Neritik

Merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya matahari sampai bagian
dasar yang dalamnya
300 meter.

Batial

Merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200 2.500 m.

Abisal

Merupakan daerah yang lebih dalam, yaitu antara 1.500 10.000 m.

Agar tidak terjadi kekeliruan tentang zona (wilayah) laut silahkan perhatikan
gambar berikut ini.

Daya tembus cahaya matahari ke laut terbatas, sehingga ekosistem laut terbagi
menjadi dua daerah, yaitu daerah laut yang masih dapat ditembus cahaya
matahari, disebut daerah fotik , sedangkan daerah laut yang gelap gulita, disebut
daerah afotik. Diantara keduanya terdapat daerah remang-remang cahaya yang
disebut daerah disfotik.

3.4 MANFAAT DARI HABITAT/EKOSISTEM LAUT BAGI KEHIDUPAN


MANUSIA
Indonesia memiliki wilayah perairan yang sangat luas,namun keadaan laut di
negara kita sangat kurang terjaga sehingga banyak ancaman sengketa mengenai
batas wilayah perairan laut Indonesia dengan negara-negara tetangga.
Laut merupakan bagian dari samudera.Lautan adalah laut yang sangat luas.Laut
merupakan kumpulan air asin dalam jumlah yang sangat banyak dan menggenangi
yang membagi daratan atas benua atau pulau.
Air merupakan sumber utama yang dibutuhkan setiap makhluk hidup.Air
memiliki peranan yang sangat kuat di dalam kehidupan.Keadaan negara Indonesia
yang terletak atau dikelilingi lautan ini mendatangkan manfaat yang besar bagi
warga yang hidup atau tinggal di dalamnya.Di dalam dan di atas laut terdapat
kekayaan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan.
Berikut akan diuraikan beberapa manfaat laut bagi kehidupan manusia,yaitu:

Laut sebagai sumber makanan

Dikatakan laut sebagai sumber makanan,karena makanan yang biasa kita makan
berasal dari laut,seperti ikan,rumput laut,garam,dsb.Ikan banyak dijumpai di
7

daerah pertemuan arus panas dan dingin seperti yang terdapat di Jepang,Selat
Malaka,New Foundlandbank.

Untuk mengontrol iklim dunia

Tanpa peranan laut,maka hampir keseluruhan planet Bumi ini akan menjadi terlalu
dingin bagi manusia untuk hidup,karena laut memiliki peranan penting dalam
mengontrol iklim dunia dengan memindahkan panas dari daerah ekuator menuju
daerah kutub.Hampir 60% penduduk hidup atau tinggal di daerah sekitar
pantai.Bumi ditutupi oleh air yaitu sekitar 70% dikelilingi oleh air.
Air laut bergerak secara terus-menerus mengelilingi Bumi dalam satuan sabuk
aliran yang sangat besar yang disebut dengan Global Conveyor Belt bergerak
dari
permukaan
ke
dalam
samudera
dan
kembali
lagi
ke
eprmukaan.Angin,temperatur dan salinitas(kadar garam air laut) air laut
mengontrol sabuk aliran global.Sabuk aliran ini yang kemudian memindahkan
energi panas yang dipancarkan oleh Matahari ke Bumi.
Angin laut membawa uap yang merupkaan sumber untuk turunnya hujan
didaratan ataupun lautan.Arus laut panas dapat memperbaiki keadaan iklim di
daerah-daerah yang didatangi arus tersebut,sebab dengan datang nya arus panas ke
arus dingin akan menyebabkan pertemuan kedua arus sehingga menjadikan atau
membentuk arus baru.
Lautan berperan menangkap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer dalam jumlah
yang sangat besar.Sekitar CO2 tersebut diserap dan disimpan dilautan.CO2
yang tersimpan di dlaam laut hingga berabad-abad mampu mengurangi
pemanasan global atau bahasa keren nya Global Warming..
Laut memilik peranna yang sangat besar bagi kehidupan makhluk hidup.Manusia
sebagai makhluk yang paling tinggi derajat nya dan memiliki akal pikiran maka
sudah seharusnya menjaga laut dan tetap melestarikaknnya,bukan malah merusak
nya(mengambil keuntungan nya saja tanpa memikirkan akibat nya di masa yanga
kan datang).
Jika ekosistem laut berkurang maka kemampuan laut untuk menyerap CO2 akan
berkurang pula,maksud dari berkurang nya ekosistem lauta seperti rusaknya
terumbu karang dan hutan bakau.Kerusakan hutan bakau semakin marak terjadi
karena banyak masyarakat yang mengalihkan fungsi lahan.Dan kerusakan
terumbu karang seperti eksploitasi terumbu karang tanpa ada penanaman nya
kembali.

Laut sebagai tempat rekreasi dan Hiburan

Selain digunakan untuk iklim dunia dan sumber makanan,laut juga dapat
dijadikan salah satu pilihan untuk dijadikan tempat berwisata/rekreasi.Misalnya,
-Jika airnya jernih maka dapat digunakan untuk tempat pemandian
-Dapat dijadikan objek tourisme jika memiliki teluk-teluk yang indah
-Dapat dijadikan tempat menyelam,jika laut itu memiliki terumbu karang yang
indah dan makhluk laut yang ada di sekitar terumbu karang itu.

Pembangkit Listrik Tenaga Ombak,Angin,Pasang Surut,dsb

Tempat Budidaya Ikan,Kerang Mutiara,Rumput Laut,dsb

Laut juga berperan di dalam mata pencaharian manusia,laut dijadikan tempat


budidaya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia terutama bagi orang-orang
yang tinggal di daerah pantai atau laut.

Laut sebagai tempat barang tambang

Di Laut dangkal sekitar Asia Tenggara telah terbukti banyak ditemukan barang
tambang serta minyak bumi.Saat ini kita tinggal menikmati hasil dari
pengendapan makhluk-makhluk laut yang telah mati jutaan tahun yang lalu yang
kita kenal dengan namaminyak bumi.
Di laut pinggiran daerah Continental Self banyak terdapat endapan mineral yang
sangat berguna bagi industri,seperti yang terdapat di Bangka dan Belitung.

Sebagai Objek Riset Penelitian

Laut sering digunakan sebagai tempat dan alat bantu untuk penelitian yang terkait
tentang morfologi dasar laut,gerakan air laut,salinitas air laut,proses-proses yang
terjadi didalam laut,bagaimana kehidupan di dalam laut serta manfaat laut bagi
manusia,terutama penduduk sekitar.

Laut sebagai Sumber Air Minum

Jika kita berfikir sesaat,pasti yang terlintas di benak kita bagaimana mungkin air
laut dapat diminum,sementara rasanya asin.Memang benar,air laut tidak bisa
diminum secara langsung.Air laut dapat diminnum jika telah melalui sebuah
proses yang disebut dengan DESALINASI.

Laut sebagai Jalur Transportasi

Sebelum ada jalan darat dan udara,maka laut lah yang berperan penting dalam
proses transportasi.Laut merupakan jalur transportasi yang baik dan mudah sebab
tidak perlu membuad jalan seperti jalur transportasi darat.

Manfaat Laut bagi penduduk lokal

Peranan laut bagi penduduk lokal sangat lah besar.Karena selain sebagai mata
pencaharian mereka ,laut juga merupakan bagian yang tak terlepas dari
tanggungjawab mereka sebagai nelayan untuk dikelola dan di pelihara dengan
penuh rasa tanggungjawab.Awalnya penduduk lokal mengartikan laut sebagai
salah satu bagian saja dari wilayah negara kita yang diciptakan oleh sang
pencipta,namun setelah mereka merasakan fungsi yang begitu besar dari laut itu
maka penduudk lokal menempatkan laut itu sebagai lahan dan sumber kehidupan
bagi mereka untuk melanjutkan dan mempertahankan kehidupan dalam rangka
menuju kepada kehidupan yang sejahtera dan lebih baik.Fungsi laut bagi kehidupa
pneduduk lokal yaitu:Berfungsi sebagai kekayaan alam yang perlu dijaga,dikelola
dan dilestarikan.
Laut sebagai lahan mereka menggantungkan hidup an meneruskan hidup(sebagai
tempat mata pencaharian). Laut berfungsi sebagai sarana bagi penduduk lokal
untuk mengembangkan keterampilan mereka di bidang perikanan.

3.5 PENCEMARAN LAUT


Bahan pencemar yang masuk ke wilayah pesisir dan laut secara elemental
bisa berasal dari berbagai sumber. Keadaan fisik bahan pencemar dari suatu
sumber bisa berbeda dengan dari sumber lain, dengan komposisi yang berbedabeda pula. Dengan demikian dampaknya terhadap lingkungan juga bervariasi.
Untuk itu, dalam memahami pencemaran yang terjadi di lingkungan pesisir dan
laut, beberapa hal berikut perlu dibahas, meliputi bahan pencemar apa saja yang
masuk ke lingkungan, bagaimana sifat polutan dan keadaan lingkungan pesisir
dan laut tersebut, dan apa pengaruh atau dampak dari masuknya polutan tersebut
ke lingkungan (Mukhtator , 2002).
Pencemaran laut diartikan sebagai adanya kotoran atau hasil buangan
aktivitas makhluk hidup yang masuk ke daerah laut. Sumber dari pencemaran laut
ini antara lain adalah tumpahan minyak, sisa damparan amunisi perang, buangan
proses di kapal, buangan industri ke laut, proses pengeboran minyak di laut,
buangan sampah dari transportasi darat melalui sungai, emisi transportasi laut dan
buangan pestisida dari perairan. Namun sumber utama pencemaran laut adalah
berasal dari tumpahan minyak baik dari proses di kapal, pengeboran lepas pantai
maupun akibat kecelakaan kapal. Polusi dari tumpahan minyak di laut merupakan
10

sumber pencemaran laut yang selalu menjdi fokus perhatian dari masyarakat luas,
karena akibatnya akan sangat cepat dirasakan oleh masyarakat sekitar pantai dan
sangat signifikan merusak makhluk hidup di sekitar pantai tersebut (Hartanto ,
2008).
Pencemaran laut adalah hasil buangan aktivitas makhluk hidup yang
masuk ke laut. Ada berbagai sumber bahan pencemar yang dapat merusak laut dan
dapat membunuh kehidupan yang di laut. Seperti banyaknya ikan-ikan mati
karena laut tempat mereka hidup tidak sesuai kebutuhannya. Pencemaran laut
yang terjadi di muara sungai porong bersumber pada aktivitas kapal yang hampir
setiap hari dan terdapat aliran sunga yang menuju laut.
Pembuangan lumpur ke laut tentu akan menimbulkan dampak terhadap
ekosistem air terlebih di Sungai Porong dan Sungai Aloo,membahayakan
kesehatan masyarakat sekitar dan industri-industrikelautan seperti budidaya
tambak udang, ikan, dan produksi garam yang ada, namun sampai seberapa besar
risiko tersebut diperkirakan perlu dilakukan penelitian mengenai hal tersebut
sebagai dasar pertimbangan manajemen resikonya, melalui pemantauan kualitas
air badan air secara rutin dan analisis hasil pemantauan tersebut.
Bahan pencemar laut lainnya yang juga memberikan dampak yang negatif ke
perairan adalah limbah plastik yang bahkan telah menjadi masalah global. Sampah
plastik yang dibuang, terapung dan terendap di lautan. Sejak akhir Perang Dunia
II, diperkirakan 80 persen sampah plastik terakumulasi di laut sebagai sampah
padat yang mengganggu eksositem laut. Massa plastik di lautan diperkirakan
yang menumpuk hingga seratus juta metrik ton. Kondisi ini sangat berpengaruh
buruk, dan sangat sulit terurai oleh bakteri. Sumber sampah plastik di laut juga
berasal dari Jaring ikan yang sengaja dibuang atau tertinggal di dasar laut.
Limbah kimia yang bersifat toxic (racun) yang masuk ke perairan laut akan
menimbulkan efek yang sangat berbahaya. Kelompok limbah kimia ini terbagi
dua, pertama kelompok racun yang sifatnya cenderung masuk terus menerus
seperti pestisida, furan, dioksin dan fenol. Terdapat pula logam berat, suatu unsur
kimia metalik yang memiliki kepadatan yang relatif tinggi dan bersifat racun atau
beracun pada konsentrasi rendah. Contoh logam berat yang sering mencemari
adalah air raksa, timah, nikel, arsenik dan kadmium.
Ketika pestisida masuk ke dalam ekosistem laut, mereka segera diserap ke dalam
jaring makanan di laut. Dalam jaring makanan, pestisida ini dapat menyebabkan
mutasi, serta penyakit, yang dapat berbahaya bagi hewan laut, seluruh penyusun
rantai makanan termasuk manusia. Racun semacam itu dapat terakumulasi dalam
jaringan berbagai jenis organisme laut yang dikenal dengan istilah bioakumulasi.
Racun ini juga diketahui terakumulasi dalam dasar perairan yang berlumpur.
Bahan-bahan ini dapat menyebabkan mutasi keturunan dari organisme yang

11

tercemar serta penyakit dan kematian secara massal seperti yang terjadi pada
kasus yang terjadi di Teluk Minamata.
Bahan kimia anorganik lain yang bisa berbahaya bagi ekosistem laut adalah
nitrogen, dan fosfor. Sumber dari limbah ini umumnya berasal dari sisa pupuk
pertanian yang terhanyut kedalam perairan, juga dari limbah rumah tangga berupa
detergent yang banyak mengandung fosfor. Senyawa kimia ini dapat
menyebabkan eutrofikasi, karena senyawa ini merupakan nutrien bagi tumbuhan
air seperti alga dan phytoplankton. Tingginya konsentrasi bahan tersebut
menyebabkan pertumbuhan tumbuhan air ini akan meningkat dan akan
mendominasi perairan, sehingga menganggu organisme lain bahkan bisa
mematikan.
Muara merupakan wilayah yang paling rentan mengalami eutrofikasi karena
nutrisi yang diturunkan dari tanah akan terkonsentrasi. Nutrisi ini kemudian
dibawa oleh air hujan masuk ke lingkungan laut, dan cendrung menumpuk di
muara. The World Resources Institute telah mengidentifikasi 375 hipoksia
(kekurangan oksigen) wilayah pesisir di seluruh dunia. Laporan ini menyebutkan
kejadian ini terkonsentrasi di wilayah pesisir di Eropa Barat, Timur dan pantai
Selatan Amerika Serikat, dan Asia Timur, terutama di Jepang. Salah satu
contohnya adalah meningkatnya alga merah secara signifikan (red tide) yang
membunuh ikan dan mamalia laut serta menyebabkan masalah pernapasan pada
manusia dan beberapa hewan domestik. Umumnya terjadi saat organisme
mendekati ke arah pantai.
Lautan biasanya menyerap karbon dioksida dari atmosfer. Karena kadar karbon
dioksida atmosfer meningkat, lautan menjadi lebih asam. Potensi peningkatan
keasaman laut dapat mempengaruhi kemampuan karang dan hewan bercangkang
lainnya untuk membentuk cangkang atau rangka. Kehidupan laut dapat rentan
terhadap pencemaran kebisingan atau suara dari sumber seperti kapal yang lewat,
survei seismik eksplorasi minyak, dan frekuensi sonar angkatan laut. Perjalanan
suara lebih cepat di laut daripada di udara.
Hewan laut, seperti paus, cenderung memiliki penglihatan lemah, dan
hidup di dunia yang sebagian besar ditentukan oleh informasi akustik. Hal ini
berlaku juga untuk banyak ikan laut yang hidup lebih dalam di dunia kegelapan.
Dilaporkan bahwa antara tahun 1950 dan 1975, ambien kebisingan di laut naik
sekitar sepuluh desibel (telah meningkat sepuluh kali lipat). Jelas sekarang bahwa
sumber pencemaran sangat bervariasi. Tidak hanya dari hal-hal yang menurut kita
hanya bisa dilakukan oleh industri besar, namun juga bisa disebabkan oleh aktiftas
harian kita

12

3.6 PENANGGULANGAN PENCEMARAN LAUT


Untuk menanggulangi pencemaran laut dewasa ini tidaklah begitu mudah, hal ini
disebabkan karena laut mempunyai jangkauan batas yang tidak nyata. Meskipun
demikian ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi
pencemaran laut, antara lain: dengan cara membuat alat pengolah limbah,
penimbunan (alokasi) bahan pencemar di tempat yang aman, dan daur ulang
limbah. Selain itu, mengingat demikian luas laut kita maka salah satu cara
Penanggulangan Pencemaran Di Laut adalah dengan upaya pencegahan. Langkah
ini, tentu lebih mudah dan murah dibandingkan dengan upaya perbaikan atau
rehabilitasi lingkungan laut yang telah tercemar. Terkait dengan itu, agar dapat
dilakukan pencegahan pencemaran laut sedini mungkin, perlu dilakukan
pemantauan. Pemantauan adalah pengukuran berdasarkan waktu, atau
pengulangan pengukuran, atau pengukuran berulang-ulang pada waktu-waktu
tertentu. Sedangkan Pemantauan lingkungan laut dapat diartikan sebagai
pengulangan pengukuran pada komponen atau parameter lingkungan laut untuk
mengetahui adanya perubahan lingkungan akibat pengaruh dari luar. Pelaksanaan
pemantauan lingkungan dapat meliputi segi-segi hukum, kelembagaan dan
pembuatan keputusan dari masalah-masalah pencemaran lingkungan
Upaya pencegahan maupun penanggulangan pemcemaran laut telah diatur oleh
pemerintah dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Dan/Atau Perusakan Laut :
a. Pencegahan terjadinya pencemaran laut
Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah
pencemaran laut :
Tidak membuang sampah ke laut
Penggunaan pestisida secukupnya
Yang paling sering di temukan pada saat pembersihan pantai dan laut adalah
puntung rokok. Selalu biasakan untuk tidak membuang puntung rokok di sekitar
laut.
Kurangi penggunaan plastik
Jangan tinggalkan tali pancing, jala atau sisa sampah dari kegiatan memancing di
laut.
Setiap industri atau pabrik menyediakan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL)
Menggunakan pertambangan ramah lingkungan, yaitu pertambangan tertutup.
Pendaurulangan sampah organik
Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat merupakan makanan
bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran air.
Penegakan hukum serta pembenahan kebijakan pemerintah
b. Penanggulangan pencemaran laut :
Melakukan proses bioremediasi, diantaranya melepaskan serangga untu
menetralisir pencemaran laut yang disebabkan oleh tumpahan minyak dari
ledakan ladang minyak.
13

Fitoremediasi dengan menggunakan tumbuhan yang mampu menyerap logam


berat juga ditempuh. Salah satu tumbuhan yang digunakan tersebut adalah pohon
api-api (Avicennia marina). Pohon Api-api memiliki kemampuan akumulasi
logam berat yang tinggi.
Melakukan pembersihan laut secara berkala dengan melibatkan peran serta
masyarakat
Usaha yang dapat dilakukan untuk menanggulangi dan mengurangi tingkat
pencemaran laut diantaranya adalah :
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya laut bagi
kehidupan.
2. Menggalakkan kampanye untuk senantiasa menjaga dan melestarikan laut beserta
isinya.
3. Tidak membuang sampah ke sungai yang bermuara ke laut.
4. Tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya seperti bom, racun, pukat harimau,
dan lain-lain yang mengakibatkan rusaknya ekosistem laut.
5. Tidak menjadikan laut sebagai tempat pembuangan limbah produksi pabrik yang
akan mencemari laut.
3.7 KOMUNITAS DI DALAM EKOSISTEM AIR LAUT
Menurut fungsinya, komponen biotik ekosistem laut dapat dibedakan
4, yaitu:

menjadi

1.

Produsen
terdiri atas fitoplankton dan ganggang laut lainnya
2.
Konsumen
terdiri atas berbagai jenis hewan. Hampir semua filum hewan ditemukan di dalam
ekosistem laut.
3.
Zooplaokton
terdiri atas bakteri dan hewan-hewan pemakan bangkai atau sampah.
Pada ekosistem laut dalam, yaitu pada daerah batial dan abisal merupakan daerah
gelap sepanjang masa.Di daerah tersebut tidak berlangsung kegiatan fotosintesis,
berarti tidak ada produsen, sehingga yang ditemukan hanya konsumen dan
dekompos saja. Ekosistem laut dalam merupakan suatu ekosistem yang tidak
lengkap.
3.8 KADAR GARAM AIR LAUT
Kadar air laut merupakan salah satu faktor penting dalam mempelajari air laut. Air
laut mengandung garam-garaman, gas terlarut, bahan organik dan partikel yang
tak terlarut. Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air laut (seperti
densitas, kompresibilitas, titik beku dan temperatur dimana densitas menjadi
maksimum) beberapa tingkat tetapi tidak menentukannya. Beberapa sifat lainnya
seperti viskositas, daya serap cahaya tidak terpengaruh secara signifikan oleh
salinitas.
14

Bagaimanakah awalnya air laut bisa menjadi asin(karena kandungan garamnya


tinggi) padahal air laut juga berasal dari air di darat. Awalnya diperkirakan bahwa
zat-zat kimia yang menyebabkan air laut asin berasal dari darat yang dibawa oleh
sungai-sungai yang mengalir ke laut entah dari batuan-batuan darat, dari tanah
longsor atau gejala alam lainnya. Jika hal ini benar maka tentunya susunan
kimiawi air sungai akan sama dengan susunan kimiawi air laut. Menurut teori,
zat-zat garam tersebut berasal dari dalam dasar laut melalui proses outgrassing
yakni perembesan dari kulit bumi di dasar laut yang berbentuk gas ke permukaan
dasar laut. Bersamaan dengan gas-gas ini terlarut pula hasil kikisan kerak bumi
dan bersama-sama garam-garam ini merembes pula air, semua dalam
perbandingan yang tetap sehingga terbentuk garam di laut. Kadar garam ini tetap
tidak merubah sepanjang masa.
Sebaran salinitas di laut dipengaruhi oleh beberapa faktor dan keadaan
lingkungannya seperti pola sirkulasi air, curah hujan, penguapan, musim, aliran
sungai, serta interkasi antara laut dan daratan/gunung es. Secara umum, salinitas
dapat disebut sebagai jumlah kandungan garam dari suatu perairan yang
dinyatakan dalam permil. Secara ideal, salinitas merupakan jumlah dari seluruh
garam-garaman dalam gram pada setiap kilogram air laut.Penentuan harga
salinitas dilaut dilakukan dengan meninjau komponen yang terpenting saja yaitu
klorida (Cl). Kandungan klorida ditetapkan sebagai jumlah dalam ion klorida pada
satu kilogram air laut jika semua halogen digantikan oleh klorida. Penetapan ini
mencerminkan proses kimiawi tritasi untuk menentukan kandungan klorida.
3.9 ADAPTASI BIOTA LAUT TERHADAP LINGKUNGAN YANG
BERKADAR GARAM TINGGI
Pada hewan dan tumbuhan tingkat rendah tekanan osmosisnya kurang lebih sama
dengan tekanan osmosis air laut sehingga tidak terlalu mengalami kesulitan untuk
beradaptasi. Tetapi bagaimanakah dengan hewan tingat tinggi, seperti ikan yang
mempunyai tekanan osmosis jauh lebih rendah daripada tekanan osmosis air laut.
Cara ikan beradaptasi dengan kondisi seperti itu adalah:

hanyak minum

air masuk ke jaringan secara osmosis melalui usus

sedikit mengeluarkan urine

pengeluaran air terjadi secara osmosis

garam-garam dikeluarkan secara aktif melalui insang

BAB IV
15

Penutup
4.1.

Kesimpulan

Ekosistem laut disebut juga ekosistem bahari yang merupakan ekosistem


yang terdapat di perairan laut, terdiri atas ekosistem perairan dalam, ekosistem
pantai pasir dangkal/bitarol, dan ekosistem pasang surut. Ekosistem air laut
luasnya lebih dari 2/3 permukaan bumi ( + 70 % ), karena luasnya dan potensinya
yang sangat besar. Ekosistem laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya
dan wilayah permukaannya secara horizontal. Laut sangat bermanfaat bagi
kehidupan manusia, misalnya sebagai sumber makanan, sebagai pengontrol iklim
dunia, sebagai tempat rekreasi/hiburan dan lain sebagainya. Namun saat ini laut
semakin tercemar oleh limbah-limbah kimia, untuk mengatasi hal tersebut perlu
dilakukan penanggulangan pencemaran laut dengan cara membuat alat pengolah
limbah, penimbunan (alokasi) bahan pencemar di tempat yang aman, dan daur
ulang limbah. Selain itu, mengingat demikian luas laut kita maka salah satu cara
Penanggulangan Pencemaran Di Laut adalah dengan upaya pencegahan.
4.2.

Saran

Untuk menjaga laut kita dari pencemaran limbah dan lain sebagainya, yang
dapat merusak ekosistem laut, sebaiknya kita melakukan penanggulangan
pencemaran laut dengan cara membuat alat pengolah limbah, penimbunan
(alokasi) bahan pencemar di tempat yang aman, dan daur ulang limbah. Selain itu,
alangkah baiknya menanggulangi pencemaran laut dengan cara pencegahan,
seperti tidak membuang limbah ke laut. Dalam hal ini pemerintah berperan
sebagai pengawas penanggulangan pencemaran laut.

Daftar Pustaka

16

Drs. Sulismadi, M.S, Ilmu Budaya Dasar, Jakarta, Media Utama


Widoyo Nugroho, 1996, Ilmu Budaya Dasar, Jakarta, Gunadarma.
Muhamad Kadir SH, 1990, Ilmu Budaya Dasar, Jakarta, Fajar Agung.
Drs. Mawardi-Ir. Nur Hidayat, 1997, IAD-ISD-IBD, Yogyakrta, Yogyakarta
Karya.
Drs. Sulisnadi, 2000, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta, Media Utama.
Astrid S. Susanto, Dr. Phil., 1977, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial,
Jakarta Bina Cipta.
https://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem_laut

17

Anda mungkin juga menyukai