Anda di halaman 1dari 109

TUGAS

FISIOLOGI HEWAN

OLEH:

NAMA : MEGA SAFITRI

NIM : E1A018054

KELAS : BIOLOGI IV/B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2020
FISIOLOGI HEWAN

Fisiologi hewan mengkaji fungsi dari setiap organ/sistem yang menyusun tubuh hewan dan
kaitannya setiap sistem tersebut. Untuk mengatahui fungsi suatu alat tubuh, harus diketahui
dahulu segala macam proses yang terjadi di dalam alat-alat tubuh itu. Proses yang terjadi di
dalam alat tubuh merupakan proses kimia dan fisika yang sangat kompleks, karena itu perlu
diketahui juga prinsip-prinsip kimia dan fisika. Selain itu anatomi juga diperlukan sebagai ilmu
pembantu, karena anatomi dan fisiologi saling berkaitan erat.

Fisiologi atau ilmu faal (dibaca fa-al) salah satu dari cabang-cabang biologi yang
mempelajari berlangsungnya sistem kehidupan. Istilah "fisiologi" dipinjam dari bahasa Belanda,
physiologie, yang dibentuk dari dua kata Yunani Kuna: φύσις, physis, berarti "asal-usul" atau
"hakikat" dan λογία, logia, yang berarti "kajian". Istilah "faal" diambil dari bahasa Arab, berarti
"pertanda", "fungsi", "kerja".

Fisiologi menggunakan berbagai metode untuk mempelajari biomolekul, sel, jaringan, organ,
sistem organ, dan organisme secara keseluruhan menjalankan fungsi fisik dan kimiawinya untuk
mendukung kehidupan. Fisiologi merupakan salah satu bidang ilmu yang menjadi objek
pemberian Penghargaan Nobel (Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran).

Berdasarkan objek kajiannya dikenal fisiologi manusia, fisiologi tumbuhan, dan fisiologi
hewan, meskipun prinsip fisiologi bersifat universal, tidak bergantung pada jenis organisme yang
dipelajari. Sebagai contoh, apa yang dipelajari pada fisiologi sel khamir dapat pula diterapkan
sebagian atau seluruhnya pada sel manusia.

Ilmu-ilmu lain telah berkembang dari fisiologi mengingat ilmu ini sudah cukup tua. Beberapa
turunan yang penting adalah biokimia, biofisika, biomekanika, genetika sel, farmakologi, dan
ekofisiologi. Perkembangan biologi molekuler memengaruhi arah kajian fisiologi.

A. Klasifikasi mahluk hidup (r.h. wittaker, 1969)


Berdasarkan susunan sel dan cara hidup dalam memenuhi kebutuhan makanan, dibagi
menjadi 5 kingdom :
1. Monera,

2. Protista,
3. Fungi,

4. Plantae,

5. Animalia.

1. Monera
(monares = tunggal )
• Cirinya : uniseluler (sel tunggal); prokariotik (tidak memiliki memberan inti)
dan reproduksi asexual

Pembagiannya :

- Bakteri (kokus = bulat, basil = batang, spiral (aerob dan anaerob berdasarkan
cara mendapatkan makanan = heterotrof, saprofit & parasit), autotrof,
fotoautototrof, kemoautototrof.
- Ganggang biru (cyanobakteria) : sel satu, klorofil, tempat hidup (danau, laut,
sungai, rawa, batu, tanah, air suhu tinggi, ph = 4. Contoh : spirulina
2. Protista
Cirinya : eukaryotik (memberan inti), uniseluler, multiseluler, autotrof atau
heterotrof.
Pembagian : protista mirip hewan (rhizopoda, flagelata, ciliata dan sporozoa),
protista mirip tumbuhan (euglenophyta, pyrophyta), protista mirip jamur
(myxomycota, oomycota)
3. Fungi (jamur)
Cirinya :
- Eucariot,
- Dinding sel,
- Non klorofil,
- Uni/multisekuler,
- Heterortrof (saprofit,
- Parasit dan mutualisme

Pembagian :
- Zigomicota,
- Basidiomycota,
- Ascomycoto,
- Deuteromycota.
4. Kingdom plantae
Ciri-cirinya : eucariotik, multiseluler, berklorofil.
Pembagian : ganggang (alga) = hijau (clorophyceae), lumut (bryophyta), paku
(pterodophyta) biji (spermatophyta) = gymnospermae (terbuka) dan angiospermae
(tertutup) = mono dan dicotyl
5. Animalia
Ciri-cirinya : multiseluler, heterotrof, aktif.
Pembagian :

• Invertebrata : porifera, coelenterata, platyhelminthes, nemathehelminthes,


annelida, mollusca {pelecypoda (kerang), gastropoda (cumi-cumi),
cephalopoda (siput)}, arthopoda {insecta, crustaceae, arachnoidea,
echinodermata}

• Vertebrata : pisces, amphibia, reptilia, aves, mammalia

Slide 12

PARAMECIUM

Paramecium merupakan salah satu anggota Ciliata yang paling terkenal. Paramaecium
termasuk organisme uniseluler soliter yang umumnya hidup di air tawar yang banyak
mengandung sisa-sisa tumbuhan (misalnya pada air rendaman jerami). Bentuk sel Paramecium
seperti sandal dengan ukuran kira-kira 250 mikron. Cilia atau rambut getar pada Paramecium
letaknya diseluruh permukaan tubuhnya.

Tingkatan Takson Paramecium


Kingdom Protista
Filum Protozoa
Kelas Ciliata
Ordo Hymenostomatida
1. Struktur Tubuh Paramecium
 Pelikel adalah selubung tipis ganda dan elastis yang menyelimuti tubuh Paramecium
caudatum. Pelikel terbuat dari gelatin. Fungsi dari pelikel ini adalah memberi bentuk
tubuh pada Paramaecium serta karena sifatnya yang elastis, memungkinkan sel untuk
berkontraksi.
 Cilia adalah struktur seperti rambut yang berukuran kecil yang menyebar di seluruh
permukaan tubuh Paramecium caudatum. Cilia disebut juga rambut getar. Fungsi dari
silia adalah sebagai alat gerak, alat untuk mengumpulkan makanan dan sebagai
reseptor sensorik untuk mendeteksi rangsangan dari lingkungan sekitar.
 Celah mulut merupakan struktur berongga/berlubang yang berada di bagian salah satu
sisi tubuh Paramecium. Celah mulut ini berbentuk oval dan pada bagian depan
mengarah langsung ke lingkungan luar. Bagian ini disebut sitostom. Fungsi dari celah
mulut ini adalah untuk memasukkan partikel makanan ke dalam tubuh paramecium.
 Sitoplasma merupakan cairan sel yang dibedakan menjadi dua, yaitu daerah ekternal
atau kortikal yang disebut ektoplasma dan daerah internal atau medula dengan ukuran
lebih besar yang disebut endoplasma.
 Ektoplasma adalah bagian tubuh yang permanen dan dibatasi oleh lapisan
endoplasma. Ektoplasma membentuk lapisan luar yang kuat, jernih, tipis dan
padat. Endoplasma ini berisi struktur trikosist, silia dan pelikel. Fungsi trikosis
pada endoplasma ini adalah sebagai organel pertahanan tubuh, reaktor
terhadap rangsang dan luka.
 Endoplasma atau medula adalah bagian sitoplasma yang lebih cair dan tebal
serta mengandung banyak butiran sitoplasma, inklusi dan struktur lain yang
bersifat khusus. Iklusi sitoplasma adalah mitokondria, aparatus Golgi, vakuola
dan kromidia. Struktur lainnya yaitu nukleus, vakuola kontraktil dan vakuola
makanan yang juga ditemukan pada endoplasma.
 Makronukleus merupakan nukleus atau inti sel yang berukuran besar. Di dalamnya
mengandung banyak nukleolit dan bahan kromatin (DNA). Makronukleus pada
Paramecium ini berperan dalam mengendalikan kegiatan metabolisme sel serta
berperan dalam reproduksi aseksual (vegetatif) yakni pembelahan biner.
 Mikronukleus merupakan merupakan nukleus atau inti sel yang berukuran kecil.
Mikronukleus umumnya ditemukan berdekatan dengan makronukleus. Pada
Paramaecium caudatum hanya ditemukan 1 buah mikronukleus. Untuk Paramecium
yang jenisnya berbeda, bisa ditemukan lebih dari satu mikronukleus. Misalnya pada
P. Aurelia terdapat dua mikronukleus dan pada P. Multimikronukleatum terdapat
banyak mikronukleus. Fungsi dari mikronukleus adalah berperan dalam reproduksi
seksual (generatif) yakni konjugasi.
 Vakuola kontraktil merupakan struktur berbentuk bulatan dengan kanal-kanal
disekelilingnya (seperti gambar matahari) yang berisi cairan dan jumlahnya ada dua,
masing-masing terletak di ujung tubuh dan satunya lagi terletak di bagian permukaan
dorsal. Fungsi dari vakuola kontraktil adalah untuk mengatur tekanan osmosis
(osmoregulasi) di dalam tubuh Paramecium dengan cara membuang kelebihan air dari
protoplasma.
 Vakuola makanan merupakan struktur berbentuk bulatan, non-kontraktil, ukuran
bervariasi dan tersebar di lapisan endoplasma. Sesuai dengan namanya, fungsi
vakuola makanan adalah sebagai organel pencernaan makanan.
 Lubang anus merupakan struktur berongga kecil yang terletak pada bagian sisi ujung
tubuh Paramecium. Lubang anus ini berfungsi untuk mengeluarkan air yang
berlebihan hasil dari osmoregulasi yang dilakukan oleh vakuola kontraktil.
2. Sistem Reproduksi Paramecium
a. Aseksual
Paramecium berkembang biak dengan cara membelah diri yaitu dengan
pembelahan biner. Pembelahan diawali dengan pembelahan mikronukleus, diikuti
dengan pembelahan makronukleus. Setelah itu terjadi penggentingan membran
plasma dan akhirnya terbentuklah sel anak. Masing-masing sel anak identik, memiliki
dua nukleus, sitoplasma dan alat sel lainnya.
b. Seksual
Oral grove saling melekat inti makro melebur dan inti mikro mengalami
serangkaian pembelahan. Pembelahan inti mikro selesai inti mikro dari setiap
paramecium berpindah ke area diantara kedua paramecium inti mikro membelah
secara mitosis inti mikro melebur membentuk satu inti mikro disetiap paramecium
melalui serangkaian proses pembelahan, terbentuklah inti makro. Kedua paramecium
memisahkan diri setiap paramecium membelah dan menghasilkan empat paramecium
muda.Dalam hal ini tidak ada yang spesifik siklus reproduksi paramecium seperti itu,
dalam kondisi yang menguntungkan, Paramecium dapat menjalani reproduksi
aseksual setidaknya tiga kali sehari.
3. Sistem Pencernaan Paramecium
Pada paramecium, pencernaan makanan terjadi dalam vakuola makanan. Vakuola
makanan merupakan organel yang berfungsi untuk menerima makanan, mencerna
makanan, dan mengedarannya ke seluruh bagian sel dengan cara mengelilingi sel.
Awalnya makana masuk ke dalam sel melalui “rongga mulut” (oral groove), lalu masuk
ke dalam sitostoma. Kemudian makanan akan didorong masuk ke dalam sitofaring
dengan bantuan gerakan silia dan dorongan air yang masuk. Ketika makanan mencapai
bagian dasar sitofaring, vakuola makanan akan dibentuk.
Pencernaan makanan di dalam vakuola makanan terjadi pada saat vakuola
makanan bergerak di dalam sitoplasma, yang disebut dengan gerak siklosis. Enzim
pencernaan yang terlibat adalah protease, karbohidrase, dan esterase yang disekresikan
oleh lisosom ke dalam vakuola makanan. Vakuola makanan yang bergerak secara siklosis
akan mengecil ukurannya secara bertahap karena proses digesti dan absorpsi. Dalam
praktikum dengan menggunakan Congo Red akan terjadi perubahan warna pada vakuola
makanan Paramecium yang menandakan adanya proses pencernaan makanan. Adanya
perubahan warna pada vakuola makanan paramecium menunjukkan terjadinya perubahan
ph. Perubahan ph pada vakuola makanan paramecium selama proses pencernaan
makanan disebabkan karena adanya enzim-enzim yang diekskresikan oleh lisosom.
Untuk mencerna makanan, lisosom akan berfusi dengan vakuola makanan.
Enzim-enzim pada lisosom akan bekerja optimal pada ph sekitar 5 (Istanti, 1999).
Jadi ketika sediaan makanan berupa ragi dan Congo Red masuk ke dalam vakuola
makanan, keadaan vakuola makanan yang pada awalnya bersifat basa akan berubah
menjadi bersifat asam untuk mengoptimalkan kerja enzim-enzim yang dihasilkan oleh
lisosom. Setelah proses pencernaan makanan selesai, maka vakuola makanan dan lisosom
yang awalnya berfusi akan berpisah kembali. Lisosom terpisah dari vakuola makanan
dengan membawa enzim-enzim yang tadi dibawanya. Hal ini menyebabkan suasana pada
vakuola makanan kembali menjadi basa. Setelah makanan dicerna, ada bagian dari
substansi makanan yang diabsorpsi masuk kedalam darah untuk diangkut menuju ke sel
jaringan, namun ada juga bagian dari substansi makanan yang tidak dapat dicerna (dalam
bentuk zat buangan). Zat buangan ini disimpan untuk sementara utuk kemudian dibuang
keluar melalui sitopage. Proses pembuangan ini disebut defekasi.

SLIDE 13
UBUR-UBUR
1. Struktur Tubuh
Pada tubuh bagian atasnya terdapat ostium / tulang mulut yang diselubungi oleh
semacam tentakel yang memiliki bentuk menyerupai lengan.Pada bagian permukaan
tentakel terdapat kapsul knidoblas yang beracun. Pada bagian dalamnya terdapat sel
nematokis yang bersifat menyengat dan beracun.Tentakel tersebut secara mendasar
berfungsi sebagai alat pertahanan tubuh, Alat untuk menangkap mangsa, dan Alat
pergerakan tubuh.
Pada bagian tubuh terdapat dua buah lapisan, yakni lapisan endoderm (dalam) dan
lapisan ektoderm (luar). Lapisan dalam dinamakan gastrodermis, sedangkan lapisan luar
disebut dengan epidermis. Diantara keduanya terdapat semacam rongga yang disebut
sebagai mesoglea. Lapisan ektoderm memiliki fungsi sebagai pelindung tubuh dari
ancaman bahaya luar. Sedangkan lapisan epidermis beroeran pada proses pencernaan di
dalam tubuh. Sel-sel yang terdapat pada lapisan gastroendermis atau endoderm
berbatasan langsung dengan sistem pencernaan yang menyerupai kantung. Sistem
pencernaan yang menyerupai kantung tersebut dinamakan gastrosol. Gastrosol juga
difungsikan sebagai tempat penyimpan makanan yang dibawa masuk oleh tentakel,
selanjutnya makanan akan dicerna oleh enzim yang diproduksi oleh sel-sel yang terdapat
di dalam gastroendermis.

2. Sistem Organ
a. Pencernaan
sitem pencernaan diawali dari aktivitas tentakel yang menangkap
makanan/ mangsa. Mangsa yang telah ditangkap, selanjutnya dimasukkan ke
dalam gastrosol. Setelah proses pencernaan di dalam gastrosol, zat makanan akan
diserap oleh sel-sel gastrodermis. Kemudian zat makanan akan dicerna kembal
dan akan didistribusikan ke seluruh bagian tubuh dengan cara perpindahan sari
makananan dari konsenterasi tinggi menuju konsentrasi yang lebih rendah
(difusi). Berikutnya zat sisa makanan akan dikeluarkan melalui tempat pertama
kali makanan dimasukkan. Hal tersebut terjadi dikarenakan tidak terdapatnya anus
pada tubuh hewan tersebut.
b. Pernapasan
sistem respirasinya terjadi dengan adanya proses pertukaran oksigen
dengan karbondioksida yang terjadi melalui prosesi perpindahan zat dari tempat
dengan konsentrasi tinggi menuju ke tempat dengan konsentrasi yang lebih
rendah. Proses tersebut dilakukan dengan mendayagunakan bagian kulit terluar
yang bersinggungan langsung dengan air yang terkandung oksigen di dalamnya.
Di dalam lapisan gastroendermis juga terdapat struktur yang berperan sebagai
fasilitator pelaksana proses respirasi cnidaria. Struktur tersebut dinamakan
sifinoglia.
c. Sistem Reproduksi
Bereproduksi dengan cara aseksual dan seksual. Reproduski aseksual
dilakukan dengan cara membentuk tunas yang melekat pada bagian kaki. Cara
tersebut dilakukan oleh cnidaria yang bersifat menetap (polip). Sedangkan
reproduksi seksual dilakukan dengan vertilisasi, yakni bertemunya sel sperma dan
ovum. Cara reproduksi seksual dilakukan oleh hewan cnidaria yang bersifat
berpindah tempat / bebas (medusa).
d. Sistem Eksresi
Pembuangan dan pertukaran zat dibuang secara difusi, sisa makanan hasil
metabolisme tubuh dikeluarkan melalui ostium (mulut) karena mereka tidak
memiliki anus.
e. Sistem Saraf
Sistem saraf cnidaria merupakan salah satu sistem saraf sederhana
berbentuk jala. Berfungsi untuk mengatur pergerakan dan menanggapi
rangsangan. Pusat dari sistem saraf coelenterata adalah rongga mesoglea.

SLIDE 14

TERUMBU KARANG
Terumbu karang adalah struktur di dasar laut berupa deposit kalsium karbonat di laut
yang dihasilkan terutama oleh hew an karang. Karang adalah hew an tak bertulang belakang
yang termasuk dalam Filum Coelenterata (hew an berrongga) atau Cnidaria. Yang disebut
sebagai karang (coral) mencakup karang dari Ordo scleractinia dan Sub kelas Octocorallia (kelas
Anthozoa) maupun kelas Hydrozoa. Lebih lanjut dalam makalah ini pembahasan lebih
menekankan pada karang sejati (Scleractinia). Satu individu karang atau disebut polip karang
memiliki ukuran yang bervariasi mulai dari yang sangat kecil 1 mm hingga yang sangat besar
yaitu lebih dari 50 cm. Namun yang pada umumnya polip karang berukuran kecil. Polip dengan
ukuran besar dijumpai pada karang yang soliter

SLIDE 15

KARANG

 Anatomi Karang

Karang atau disebut polip memiliki bagian-bagian tubuh terdiri dari 1. mulut
dikelilingi oleh tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa dari perairan serta
sebagai alat pertahanan diri. 2. rongga tubuh (coelenteron) yang juga merupakan saluran
pencernaan (gastrovascular) 3. dua lapisan tubuh yaitu ektodermis dan endodermis yang
lebih umum disebut gastrodermis karena berbatasan dengan saluran pencernaan. Di
antara kedua lapisan terdapat jaringan pengikat tipis yang disebut mesoglea. Jaringan ini
terdiri dari sel-sel, serta kolagen, dan mukopolisakarida. Pada sebagian besar karang,
epidermis akan menghasilkan material guna membentuk rangka luar karang. Material
tersebut berupa kalsium karbonat (kapur). Bertempat di gastrodermis, hidup
zooxanthellae yaitu alga uniseluler dari kelompok Dinoflagelata, dengan w arna coklat
atau coklat kekuning-kuningan. Mengapa zooxanthellae ada dalam tubuh karang,
kemudian apa perannya serta bentuk hubungan seperti apa yang ada antara karang dan
zoox akan dibahas lebih lanjut pada bagian Asosiasi Zooxanthellae dengan karang.
Karang dapat menarik dan menjulurkan tentakelnya. Tentakel tersebut aktif
dijulurkan pada malam hari, saat karang mencari mangsa, sementara di siang hari tentekel
ditarik masuk ke dalam rangka. Bagaimana karang dapat menangkap mangsanya? Di
ektodermis tentakel terdapat sel penyengatnya (knidoblas) , yang merupakan ciri khas
semua hew an Cnidaria. Knidoblas dilengkapi alat penyengat (nematosita) beserta racun
di dalamnya. Sel penyengat bila sedang tidak digunakan akan berada dalam kondisi tidak
aktif, dan alat sengat berada di dalam sel. Bila ada zooplankton atau hew an lain yang
akan ditangkap, maka alat penyengat dan racun akan dikeluarkan.
 Cara Makan
Karang memiliki dua cara untuk mendapatkan makan, yaitu 1. Menangkap
zooplankton yang melayang dalam air. 2. Menerima hasil fotosintesis zooxanthellae. Ada
pendapat para ahli yang mengatakan bahw a hasil fotosintesis zooxanthellae yang
dimanfaatkan oleh karang, jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan proses respirasi
karang tersebut (Muller-Parker & D’Elia 2001). Sebagian ahli lagi mengatakan sumber
makanan karang 75-99% berasal dari zooxanthellae (Tucket & Tucket 2002). Ada dua
mekanisme bagaimana mangsa yang ditangkap karang dapat mencapai mulut: 1. Mangsa
ditangkap lalu tentakel membaw a mangsa ke mulut 2. Mangsa ditangkap lalu terbaw a
ke mulut oleh gerakan silia di sepanjang tentakel.
 Asosiasi Karang Dengan Zooxanthellae
Zooxanthellae adalah alga dari kelompok Dinoflagellata yang bersimbiosis pada
hew an, seperti karang, anemon, moluska dan lainnya. Sebagian besar zooxanthella
berasal dari genus Symbiodinium. Jumlah zooxanthellae pada karang diperkirakan > 1
juta sel/cm2 permukaan karang, ada yang mengatakan antara 1-5 juta sel/cm2 . Meski
dapat hidup tidak terikat induk, sebagian besar zooxanthellae melakukan simbiosis
Dalam asosiasi ini, karang mendapatkan sejumlah keuntungan berupa
1. Hasil fotosintesis, seperti gula, asam amino, dan oksigen
2. Mempercepat proses kalsifikasi yang menurut Johnston terjadi melalui skema:
- Fotosintesis akan menaikkan PH dan menyediakan ion karbonat lebih banyak
- Dengan pengambilan ion P untuk fotosintesis, berarti zooxanthellae telah
menyingkirkan inhibitor kalsifikasi.
Bagi zooxanthellae, karang adalah habitat yang baik karena merupakan pensuplai
terbesar zat anorganik untuk fotosintesis. Sebagai contoh Bytell menemukan bahw a
untuk zooxanthellae dalam Acropora palmata suplai nitrogen anorganik, 70% didapat
dari karang (lihat Tomascik et al. 1997). Anorganik itu merupakan sisa metabolisme
karang dan hanya sebagian kecil anorganik diambil dari perairan.
Bagaimana zooxanthellae dapat berada dalam karang, terjadi melalui beberapa
mekanisme terkait dengan reproduksi karang. Dari reproduksi secara seksual, karang
akan mendapatkan zooxanthellae langsung dari induk atau secara tidak langsung dari
lingkungan. Sementara dalam reproduksi aseksual, zooxanthellae akan langsung
dipindahkan ke koloni baru atau ikut bersama potongan koloni karang yang lepas.
Mekanisme reproduksi lebih lanjut dijelaskan pada bagian selanjutnya.
 Reproduksi & Pertumbuhan Karang
Seperti hewan lain, karang memiliki kemampuan reproduksi secara aseksual dan seksual.
- Reproduksi aseksual adalah reproduksi yang tidak melibatkan peleburan gamet jantan
(sperma) dan gamet betina (ovum). Pada reproduksi ini, polip/koloni karang
membentuk polip/koloni baru melalui pemisahan potongan-potongan tubuh atau
rangka. Ada pertumbuhan koloni dan ada pembentukan koloni baru
- Reproduksi seksual adalah reproduksi yang melibatkan peleburan sperma dan ovum
(fertilisasi). Sifat reproduksi ini lebih komplek karena selain terjadi fertilisasi, juga
melalui sejumlah tahap lanjutan (pembentukan larva, penempelan baru kemudian
pertumbuhan dan pematangan).
a. Reproduksi Aseksual

ASEKSUAL Dalam membahas reproduksi aseksual, perlu dipisahkan antara pertumbuhan


koloni dengan pembentukan koloni baru
Pertunasan Terdiri dari:  Jika polip dan
- Intratentakular yaitu satu polip jaringan baru
membelah menjadi 2 polip; jadi polip tetap melekat
baru tumbuh dari polip lama pada koloni
- Ekstratentakular yaitu polip baru induk, ini
tumbuh di antara polip-polip lain disebut
pertambahan
ukuran koloni.
 jika polip atau
tunas lepas dari
koloni induk dan
membentuk
koloni baru, ini
baru disebut
reproduksi
aseksual
Fragmentasi Koloni baru terbentuk oleh patahan karang. Terjadi Hal itu hanya dapat
terutama pada karang bercabang, karena cabang terjadi jika patahan
mudah sekali patah oleh faktor fisik (seperti ombak karang masih memiliki
atau badai) atau faktor biologi (predasi oleh ikan). jaringan hidup
Patahan (koloni) karang yang lepas dari koloni
induk, dapat saja menempel kembali di dasaran
dan membentuk tunas serta koloni baru.
Polip bailout Polip baru terbentuk karena tumbuhnya jaringan
yang keluar dari karang mati. Pada karang yang
mati, kadang kala jaringan-jaringan yang masih
hidup dapat meninggalkan skeletonnya untuk
kemudian terbawa air. Jika kemudian menemukan
dasaran yang sesuai, jaringan tersebut akan
melekat dan tumbuh menjadi koloni baru
Partenogenesi Larva tumbuh dari telur yang tidak mengalami
s fertilisasi
b. Reproduksi Seksual
Karang memiliki mekanisme reproduksi seksual yang beragam yang didasari oleh
penghasil gamet dan fertilisasi. Keragaman itu meliputi:
1. Berdasar individu penghasil gamet, karang dapat dikategorikan bersifat:
a) Gonokoris
Dalam satu jenis (spesies), telur dan sperma dihasilkan oleh individu yang
berbeda. Jadi ada karang jantan dan karang betina
Contoh: dijumpai pada genus Porites dan Galaxea
b) Hermafrodit
Bila telur dan sperma dihasilkan dalam satu polip. Karang yang hermafrodit
juga kerap kali memiliki w aktu kematangan seksual yang berbeda, yaitu
o Hermafrodit yang simultan Æ menghasilkan telur dan sperma pada w aktu
bersamaan dalam kesatuan sperma dan telur (egg-sperm packets). Meski
dalam satu paket, telur baru akan dibuahi 10-40 menit kemudian yaitu
setelah telur dan sperma berpisah. Contoh: jenis dari kelompok
Acroporidae, favidae
o Hermafrodit yang berurutan, ada dua kemungkinan yaitu individu karang
tersebut berfungsi sebagai jantan baru, menghasilkan sperma untuk
kemudian menjadi betina (protandri), atau jadi betina dulu, menghasilkan
telur setelah itu menjadi jantan (protogini) Contoh: Stylophora pistillata
dan Goniastrea favulus Meski dijumpai kedua tipe di atas, sebagian besar
karang bersifat gonokoris
2. Berdasar mekanisme pertemuan telur dan sperma
a. Brooding/planulator
Telur dan sperma yang dihasilkan, tidak dilepaskan ke kolom air sehingga
fertilisasi secara internal. Zigot berkembang menjadi larva planula di dalam
polip, untuk kemudian planula dilepaskan ke air. Planula ini langsung
memiliki kemampun untuk melekat didasar perairan untuk melanjutkan proses
pertumbuhan. Contoh: Pocillopora damicornis dan Stylophora
b. Spawning
Melepas telur dan sperma ke air sehingga fertilisasi secara eksternal. Pada tipe
ini pembuahan telur terjadi setelah beberapa jam berada di air. Contoh: pada
genus Favia. Dari sebagian besar jenis karang yang telah dipelajari proses
reproduksinya, 85% di antaranya menunjukkan mekanisme spawning. Waktu
pelepasan telur secara massal, berbeda waktu tergantung kondisi lingkungan,
sebagai contoh: Richmond dan Hunter menemukan bahw a di Guam,
Micronesia: puncak spawning terjadi 7-10 hari setelah bulan purnama bulan
Juli (Richmond 1991). Kenyon menemukan spawning di Kepulauan Palau
terjadi selama beberapa bulan, yaitu Maret, April dan Mei (Richmond 1991)

Siklus reproduksi karang secara umum adalah sebagai berikut:

Telur & spema dilepaskan ke kolom air (a) fertilisasi menjadi zigot terjadi di
permukaan air (b) zygot berkembang menjadi larva planula yang kemudian mengikuti
pergerakan air . Bila menemukan dasaran yang sesuai, maka planula akan menempel di
dasar (c) planula akan tumbuh menjadi polip (d) terjadi kalsifikasi (e) membentuk koloni
karang (f) namun karang soliter tidak akan membentuk koloni Baik reproduksi secara
seksual maupun secara aseksual dijalankan oleh karang tentunya untuk tujuan
mempertahankan keberadaan spesiesnya di alam. Keduanya memiliki kelebihan dan
kekurangan sehingga kedua metode tersebut saling melengkapi. Berikut adalah
perbandingan reproduksi aseksual dan seksual dipandang dari sisi ketahanan dan adaptasi
terhadap lingkungan.

 Pertumbuhan
1. Penempelan (recruitment/settlement)
Larva planula akan dapat melanjutkan ke tahap penempelan pada dasar perairan bila
kondisi substrat mendukung seperti:
- cukup kokoh
- tidak ditumbuhi alga
- Arus cukup untuk adanya makanan
- penetrasi cahaya cukup agar zoox bisa tumbuh
- sedimentasi rendah
2. Karang muda Kemampuan karang muda untuk terus hidup memang sangat tergantung
pada kondisi substrat, sebagai contoh:
- Karang akan tumbuh lebih baik di substrat yang padat
- karang lebih mampu bertahan hidup bila posisi substrat vertikal daripada
horisontal
- karang akan tumbuh lebih cepat di tempat dangkal tapi yang lebih survive di
perairan yang sedikit lebih dalam.
3. Kematangan seksual Dipengaruhi oleh berbagai hal seperti
a. Perubahan kondisi lingkungan ke arah lebih buruk mengganggu proses
kematangan seksual, misalnya
o Sedimentasi, energi karang akan terkuras untuk membersihkan polip sehingga
kematangan seksual terhambat
o Pestisida dari pertanian menurunkan penempelan dan metamorfosis
o Tumpahan minyak mengecilkan ukuran gamet
o Polusi oleh minyak menghentikan proses pembentukan larva pada brooding
spesies.
b. Pada Goniastrea favulus, Kojis dan Quinn menemukan jika ada luka dan perlu
energi memperbaiki jaringan, maka kemampuan reproduksinya akan turun (lihat
Richmond 2001)
c. Bentuk koloni:
o Karang yang bentuk koloninya besar seperti Lobophyllia corymbosa, ukuran
polip akan berperan dalam kematangan seksual (lebih cepat)
o Karang cabang, seperti Pocillopora dan Acropora butuh 2-3 tahun untuk
matang seksual
o Massive seperti Porites butuh 4-7 tahun
4. Pertumbuhan koloni dan terumbu Pertumbuhan karang dipengaruhi oleh faktor
abiotik dan biotik.
- Faktor abiotik dapat berupa intensitas cahaya, lama penyinaran, suhu, nutrisi, dan
sedimentasi. Connel dalam percobaannya menemukan bahw a jumlah atau lama
penyinaran adalah faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan karang (lihat
Wood 1983). Karang memiliki kemampuan hidup dalam perairan miskin nutrien
dan mampu beradaptasi terhadap kenaikan nutrien yang bersifat periodik, seperti
runoff. Karang tidak dapat beradaptasi terhadap kenaikan nutrien secara
mendadak dalam jumlah besar.
- Faktor biotik meliputi predasi, kompetisi, agresi karang lain, dan lainnya.
5. Kalsifikasi
Kalsifikasi adalah adalah proses yang menghasilkan kapur dan pembentukan rangka
karang.
- Kapur dihasilkan dalam reaksi yang terjadi dalam ektodermis karang.
- Reaksi pembentukan deposit kapur, mensyaratkan tersedianya ion kalsium dan
ion karbonat. Ion kalsium tersedia dalam perairan yang berasal dari pengikisan
batuan di darat. Ion karbonat berasal dari pemecahan asam karbonat.
Kalsium karbonat yang terbentuk kemudian membentuk endapan menjadi rangka
hew an karang. Sementara itu, karbondioksida akan diambil oleh zooxanthellae
untuk fotosintesis. Pengambilan atau pemanfaatan karbon (CO2) dalam jumlah
yang sangat besar untuk keperluan kalsifikasi yang kemudian menghasilkan
terumbu karang sebaran vertikal dan horisontal yang amat luas, menjadikan
terumbu karang sebagai carbon sink.
- Kalsifikasi dipengaruhi oleh fotosintesis zooxanthellae dan hasilnya. Sebagai
contoh Pearse dan Muscatine menggunakan senyawa radioaktif untuk menelusuri
hasil fotosintesis. Hasilnya menunjukkan bahwa hasil fotosintesis banyak di
ujung-ujung cabang (lihat Wood 1983). Hasil fotosintesis menunjang
pertumbuhan cabang
- Kenaikan nutrien akan menurunkan kalsifikasi karena terjadi peningkatan fosfat.
 Organisme di terumbu karang tumbuhan
- Alga
- Lamun
- Hewan, dapat berasal dari kelompok:

- Invertebrata

1. Protozoa

2. Porifera
3. Cnidaria lain

4. Platyhelminthes & Annelida

5. Moluska

6. Krustasea

7. Echinodermata

- Vertebrata

1. Ikan
2. reptil
3. mamalia

SLIDE 16

DAUR HIDUP PELECYPODA

Berasal dari bahasa yunani;

 Pelekys : Kapal kecil


 Podus : Kaki
Disebut juga sebagai kelas Bivalvia (bi : dua, valve : katup) atau golongan kerang. Kelas ini
memiliki dua buah cangkang yang dapat menutup dan membuka dengan menggunakan dua otot
aduktor dalam tubuhnya. Cangkang ini berfungsi untuk melindungi tubuh. Cangkok dibagian
dorsal tebal dan dibagian ventral tipis. Kepalanya tidak Nampak dan kakinya berotot. Fungsi
kaki untuk merayap dan menggali lumpur atau pasir.

Cangkang dihubungkan oleh engsel elastic. Apabila cangkang terbuka kaki keluar untuk
bergerak. Untuk menutup cangkang dilakukan oleh otot transfersal yang terletak diakhir kedua
ujung tubuh di bagian dekat dorsal, yaitu otot aduktor anterior dan posterior. Cangkok berjumlah
dua (sepasang) ada dibagian anterior dan umbo (bagian yang membesar/menonjol) terdapat
dibagian posterior (punggung). Kelas ini ada yang hidup di air tawar dan ada pula yang hidup di
laut. Pada umunya, Pelecypoda yang hidup dilumpur mempunyai siphon yang lebih besar
dibandingkan yang hidup dilaut.

 Cirri-ciri Pelecypoda

Struktur tubuh Bivalvia;

 Tubuhnya bilateral simetris, terlindung oleh cangkang kapur yang keras. Bagian
cangkang terdiri atas bagian dorsal dan bagian ventral. Pada bagian dorsal terdapat;
a. Gigi sendi, sebagai poros ketika katup membuka dan menutup serta meluruskan
kedua katup;
b. Ligament sedi, berfungsi menyatuka katup bagian dorsal dan memisahkan katup
sebelah ventral;
c. Umbo, tonjolan cangkang dibagian dorsal.
 Makanan kerang berupa hewan kecil terdapat dalam perairan. Makanan akan masuk
kedalam tubuhnya bersama air melalui lubang bagian ventral atau incurrent sifon.
Dan sisa-sisa pencernaan akan dikeluarkan melalui anus yang bermuara pada
excurent sifon.
 System syaraf terdiri dari 3 pasang ganglion yang saling berhubungan, yaitu ganglion
anterior, ganglion pedal dan ganglion posterior.
 Jenis-jenis cangkang;
a. Priostrakum
Merupakan lapisan tipis dan gelap yang tersusun atas zat tanduk yang dihasilkan oleh
tepi mantel, fungsinya untuk melindungi lapisan yang ada disebelah dalamnya dan
lapisan ini berguna untuk melindungi cangkang dari asam karbonat dalam air serta
member warna cangkang.
b. Prismatic
Lapisan tengah yang tebal dan terdiri atas Kristal-kristal kalsium kaborbonat yang
berbentuk prisma yang berasal dari materi organic yang dihasilkan oleh tepi mantel.
c. Nakreas
Merupakan lapisan terdalam yang tersusun atas Kristal-kristal halus kalsium
karbonat, merupakan lapisan mutiara yang dihasilkan oleh seluruh permukaan mantel.
Lapisan ini tampak berkilauan dan banyak terdapat pada tiram/kerang mutiara. Jika
terkena sinar, mampu memancarkan keragaman warna. Lapisan ini sering disebut
sebagai lapisan mutiara.
 System pencernaan pelecypoda
System pencernaan dimulai dari mulai, kerongkongan, lambung, usus dan
akhirnya bermuara pada anus. Anus ini terdapat disaluran yang sama dengan saluran
untuk keluarnya air. Sedangkan makanan golongan hewan kerang ini adalah hewan-
hewan kecil yang terdapat dalam perairan. Makanan ini dicerna dilambung dengan
bantuin getah pencernaan dan hati. Sisa-sisa makanan dikeluarkan melalui anus.
 Bagian dalam tubuh Pelecypoda
Hewan seperti kerang air tawar ini memiliki kelamin terpisah atau berumah dua.
Umumnya pembuahan dilakukan secara eksternal. Dalam kerang air tawar, sel telur yang
telah matang akan dikeluarkan dari ovarium. Kemudian masuk ke dalam ruangan
suprabranchial. Disini terjadi pembuahan oleh sperma dilepaskan oleh hewan jantan.
Telur yang telah dibuahi berkembang menjadi larva glochidium. Selanjutnya larva akan
keluar dari induknya dan menempel pada ikan sebagai parasit, lalu menjadi kista. Setelah
beberapa hari kista tadi akan membuka dan keluarlah Molusca muda. Molusca ini hidup
bebas dialam.
 System saraf
 System saraf Pelceypoda terdiri dari tiga pasang ganglion yang saling
berhubungan.
 Tiga ganglion tersebut adalah ganglion anterior, ganglion pedal, dan ganglion
posterior hal ini sama juga ditemukan pada gastropoda.
 Contoh jenis dari kelas tersebut adalah kerang-kerangan, misalnya;
 Mytilus viridis (kerang hijau)

 Anadara granosa (kerang darah)

 As aphis derlorata (remis)

 Meleagrina margativera (kerang mutiara)

 Tridagna gigas (kima)


 Karakteristik umum Pelecypoda;
 Kaki berbentuk kapak/pipih
 Terdapat 2 cangkang (bivalvia)
 Antar cangkangnya dihubungkan oleh ligament
 Tersusun atas lapisan ; Periostrakum-Prismatik-Nakreas
 Mulut dirongga mantel dilengkapi labial palpus
 Tak berahang/radula
 Disebut lamellibranchiate (insang berbentuk lembaran)
 Air dan makanan masuk melalui sifon
 Pemakan suspense
 Tersusun atas 3 pasang ganglion; Ganglion anterior, Ganglion pedal, Ganglion
posterior

SLIDE 17

KIMA
Kima merupakan salah satu jenis bivalvia (kerang-kerangan) yang sering ditemukan pada
perairan ekosistem karang. Tubuhnya lunak dan dilindungi sepasang cangkang bertangkup.
Cangkang kima terdiri dari 2 tangkup simetris yang terbuat dari zat kapur atau kalsium karbonat
(CaCO3) dan umumnya berwarna putih kekuningan. Kima dapat tumbuh menjadi sangat besar di
lingkungan terumbu karang. Di antara tujuh jenis kima yang tersebar di perairan terumbu karang
Indo Pasifik, Tridacna gigas merupakan jenis terbesar yang dapat mencapai panjang cangkang
sampai 1,5 m dengan berat badan lebih dari 300 kg (Panggabean, 1990). Menariknya, kima
merupakan ciri khas kerang-kerangan terumbu karang yang sudah berevolusi dan hidup
menyesuaikan diri dengan lingkungan terumbu karang yang tidak subur dan miskin akan nutrien
dan fitoplankton.

Morfologi dari setiap jenis kima ditentukan oleh bentuk bagian luar cangkangnya.
Perbedaan bentuk cangkang ini biasanya digunakan sebagai petunjuk identifikasi kima sampai ke
tingkat jenisnya. Kima mempunyai dua organ utama yaitu organ keras berupa cangkang sebagai
identifikator spesies kima, dan organ lunak yang dilindungi mantel luar berwarna cemerlang
(hijau, biru, ungu, dan kuning).

Organ bagian dalam kerang kima dilapisi oleh mantel yang relatif tebal. Bagian
permukaan mantel terdapat dua lubang yang berperan sebagai tempat keluar dan masuknya air.
Lubang yang berfungsi sebagai alat masuknya air disebut inhalant siphon atau incurrent siphon,
bagian ini terletak dekat posterior (belakang tubuh) dan bentuknya agak memanjang. Sedangkan
lubang yang berfungsi sebagai alat keluarnya air disebut exhalant siphon atau excurrent siphon,
terletak di bagian dorsal (punggung) dan bentuknya bulat.
Kima bernapas dengan insang yang bentuknya seperti lembaran yang berlapis-lapis.  Alat
geraknya berupa kaki perut yang termodifikasi, fungsinya untuk menggali pasir atau dasar
perairan.  Hewan laut ini mempunyai kaki otot berbentuk seperti lidah, mulut dengan palps
(lembaran berbentuk seperti bibir), tidak memiliki radula (gigi), insang dilengkapi dengan silis
untuk filter feeding (makan dengan menyaring larutan). Bagian perut terdapat lubang tempat
keluarnya alat perekat (byssus) yang disebut byssal orifice. Bagian punggung merupakan bagian
yang membuka dan menutup jika kima disentuh oleh rangsangan.
Secara tradisional kima dimanfaatkan oleh penduduk di sekitar pantai untuk bahan
makanan, material bangunan, kebutuhan rumah tangga, suvenir dan biota akuarium. Walaupun
biota ini dilarang untuk diambil namun pemanfaatannya masih saja berlangsung.
Berdasarkan Pedoman Monitoring Populasi Kima (Tridacna Sp.) Direktorat Konservasi
dan Keanekaragaman Hayati Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) 2015, di
beberapa wilayah bahkan hingga saat ini masih bisa ditemukan daging kima segar yang dijual di
pasar tradisional dan internasional. Di luar negeri biota ini juga masih diperdagangkan dengan
harga yang sangat tinggi.

SLIDE 18

KERANG ANDARA
Kerang anadara (Anadara granosa) adalah sejenis kerang yang biasa dimakan oleh
warga Asia Timur dan Asia Tenggara. Anggota suku Arcidae ini disebut kerang darah karena ia
menghasilkan hemoglobin dalam cairan merah yang dihasilkannya. Budidaya kerang darah
sudah dilakukan dan ia memiliki nilai ekonomi yang baik. Meskipun biasanya direbus atau
dikukus, kerang ini dapat pula digoreng atau dijadikan satai dan makanan kering ringan. Ada
pula yang memakannya mentah.

Ciri-ciri (Morfologi dan Anatomi) Anadara granosa (Kerang Darah)


1. Morfologi Anadara granosa (Kerang Darah)
Seperti kerang pada umumnya, kerang darah merupakan jenis bivalvia yang hidup pada
dasar perairan dan mempunyai ciri khas yaitu ditutupi oleh dua keping cangkang (valve)
yang dapat dibuka dan ditutup karena terdapat sebuah persendian berupa engsel elastis
yang merupakan penghubung kedua valve tersebut.
Kerang darah mempunyai dua buah cangkang yang dapat membuka dan menutup dengan
menggunakan otot aduktor dalam tubuhnya. Cangkang pada bagian dorsal tebal dan
bagian ventral tipis. Cangkang ini terdiri atas 3 lapisan, yaitu
a. Periostrakum adalah lapisan terluar dari kitin yang berfungsi sebagai pelindung.
b. Lapisan prismatic tersusun dari kristal-kristal kapur yang berbentuk prisma,
c. Lapisan nakreas atau sering disebut lapisan induk mutiara, tersusun dari lapisan
kalsit (karbonat) yang tipis dan paralel.
Puncak cangkang disebut umbo dan merupakan bagian cangkang yang paling tua.
Garis-garis melingkar sekitar umbo menunjukan pertumbuhan cangkang. Mantel pada
pelecypoda berbentuk jaringan yang tipis dan lebar, menutup seluruh tubuh dan
terletak di bawah cangkang. Beberapa kerang ada yang memiliki banyak mata pada
tepi mantelnya. Banyak diantaranya mempunyai banyak insang. Umumnya
memilikikelamin yang terpisah, tetapi diantaranya ada yang hermaprodit dan dapat
berubah kelamin.
Kakinya berbentuk seperti kapak pipih yang dapat dijulurkan keluar. Kaki kerang
berfungsi untuk merayap dan menggali lumpur atau pasir. Kerang bernafas dengan
dua buah insang dan bagian mantel. Insang ini berbentuk lembaran-lembaran (lamela)
yang banyak mengandung batang insang. Antara tubuh dan mantel terdapat rongga
mantel yang merupakan jalan keluar masuknya air.

2. Anatomi Anadara granosa (Kerang Darah)


Hewan berkaki pipih, cangkok berjumlah dua (sepasang) ada di bagian anterior dan umbo
(bagian yang membesar/menonjol) terdapat dibagian posterior (punggung). Cangkol
tersusun dari zat kapur dan terdiri dari tiga lapisan, yaitu :
• Periostrakum (luar)
•Prismatik (tengah, tebal)
•Nakreas (dalam, disebut pula sebagai lapisan mutiara)
Alat pernapasan kerang berupa insang dan bagian mantel. Insang kerang
berbentuk W dengan banyak lamella yang mengandung banyak batang insang.
Pertukaran O2 dan CO2 terjadi pada insang dan sebagian mantel. Mantel terdapat di
bagian dorsal meliputi seluruh permukaan dari cangkang dan bagian tepi. Antara mantel
dan cangkang terdapat rongga yang di dalamnya terdapat dua pasang keping insang, alat
dalam dan kaki. Alat peredaran darah sudah agak lengkap dengan pembuluh darah
terbuka. System pencernaan dari mulut sampai anus.
System saraf kerang terdiri dari 3 pasang ganglion yang saling berhubungan:
•ganglion anterior terdapat di sebelah ventral lambung
•ganglion pedal terdapat pada kaki
•ganglion posterior terdapat disebelah ventral otot aduktor posterior.
Kerang berkulit ganda secara menyamping dimampatkan conchiferans tertutup
dengan suatu kulit/kerang yang terdiri atas dua klep bersendi secara di belakang oleh
suatu ikatan sendi. Rongga mantel melingkupi tubuh berisi suatu pasang ctenidia yang
diperbesar, dan mantel pantat sering diperluas ke dalam pipa pemindah. Mereka bersifat
bentos, sering kali geronggang, atau mungkin epifit dan mereka menduduki suatu 
angkatan laut yang luas dan tempat kediaman air tawa(Pratt, 1923)
3. Reproduksi Anadara granosa (Kerang Darah)
Perkembangbiakan kerang secara kawin. Umumnya berumah dua dan
pembuahannya internal. Telur yang dibuahi sperma akan berkembang manjadi larva
glosidium yang terlindung oleh dua buah katup. Ada beberapa jenis yang dari katupnya
keluar larva panjang dan hidup sebagai parasit pada hewan lain, misalnya pada ikan.

4. Daur Hidup atau Siklus Hidup Dari Anadara granosa (Kerang Darah)


Hewan ini bersifat hermaprodit dan kebanyakan hewan ini mempunyai alat
kelamin yang terpisah. Pada saat terjadi perkawinan, alat kelamin jantan akan
mengeluarkan sperma ke air dan akan masuk dalam tubuh hewan betina. Melalui sifon air
masuk, sehingga terjadilah pembuahan. Ovum akan tumbuh dan berkembang yang
melekat pada insang dalam ruang mantel, kemudian akan menetas dan keluarlah larva
yang disebut glokidium. Larva ini akan keluar dari dalam tubuh hewan betina melalui
sifon air keluar, kemudian larva tersebut menempel pada insang atau sirip ikan dan larva
tersebut akan dibungkus oleh lendir dari kulit ikan. Larva ini bersifat sebagai parasit
kurang lebih selama 3 minggu. Setelah tumbuh dewasa, larva akan melepaskan diri dari
insang atau sirip ikan dan akan hidup bebas.
5. Distribusi atau Penyebaran Anadara granosa (Kerang Darah)
Kerang ini menghuni kawasan Indo-Pasifik dan tersebar dari pantai Afrika timur
sampai ke Polinesia. Hewan ini gemar memendam dirinya ke dalam pasir atau lumpur
dan tinggal di mintakat pasang surut. Panjang dewasanya berukuran 5 sampai 6 cm dan
lebar 4 sampai 5 cm. Seperti kerang pada umumnya, kerang darah merupakan jenis
bivalvia yang hidup pada dasar perairan dan mempunyai ciri khas yaitu ditutupi oleh dua
keping cangkang (valve) yang dapat dibuka dan ditutup karena terdapat sebuah
persendian berupa engsel elastis yang merupakan penghubung kedua valve tersebut.
SLIDE 19

ANATOMI KERANG MUTIARA

Kerang mutiara mutiara merupakan salah satu biota yang hampir semua bagian dari tubuhnya
mempunyai nilai jual, baik mutiara, cangkang, daging dan organisme kerang mutiara itu sendiri
(benih maupun induk). Jenis-jenis kerang mutiara mutiara yang ada di Indonesia adalah Pinctada
maxima, Pinctada margaritifera, Pinctada chemnitz, Pinctada fucata dan Pteria penguin. Dari
kelima spesies tersebut yang dikenal sebagai penghasil mutiara terpenting yaitu Pinctada
maxima, Pinctada margaritifera dan Pteria penguin.

A. Klasifikasi Kerang Mutiara


Menurut Sutaman (1993), secara rinci jenis kerang mutiara dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :

Kingdom : Invertebrata
Phyllum : Mollusca
Klass : Pellecypoda atau Lamellibranchiata
Orda : Anysomyaria
Famili : Pteridae
Genus : Pinctada
Spesies : Pinctada maxima, P. margaritifera, P. chemnitz, P. fucata
Genus : Pteria
Spesies : Pteria penguin
Jenis-jenis kerang mutiara yang ada di Indonesia umumnya adalah Pinctada
maxima, P. margaritifera, P. fucuta, P. chemnitz dan Pteria penguin. Tetapi penghasil
mutiara yang terpenting ada tiga jenis, yaitu Pteria penguin, Pinctada maxima dan, P.
margaritifera.
B. Morfologi dan Anatomi
Kerang mutiara merupakan hewan laut yang bertubuh lunak, tidak bertulang punggung
dan dilindungi oleh dua belah keping cangkang yang tidak simetris, tebal dan sangat
keras. Bentuk luar kerang mutiara tampak seperti batu karang yang tidak ada tanda-tanda
kehidupan. Sepasang cangkang pada mutiara memiliki bentuk yang tidak sama dimana
cangkang sebelah kanan agak pipih sedangkan cangkang sebelah kiri lebih cembung
(Harramain 2008). Cangkang kerang mutiara memiliki ketebalan berkisar antara 1-5
mm. Pada bagian luar cangkang terdapat garis-garis melingkar yang jumlahnya bervariasi
antara 6-8 garis yang berwarna merah tua, coklat kemerahan dan merah kecoklatan.
Warna-warna ini terlihat sangat jelas pada kerang muda, sedangkan pada kerang dewasa
warna akan memudar (Harramain 2008).
Menurut Sutaman (1993) cangkang pada kerang mutiara jika dipotong melintang, maka
dapat kita lihat cangkang tersebut terdiri dari 3 lapisan yang tampak, yaitu :
- Lapisan periostrakum, merupakan lapisan kulit terluar yang kasar yang tersusun dari
zat organik yang menyerupai tanduk.
- Lapisan prismatik, merupakan lapisan kedua yang tersusun dari Kristal-kristal kecil
yang berbentuk prisma dari hexagonal calcite dan tersusun padat pada kerangka
conchiolin (C32H48N2O11).
- Lapisan mutiara atau nacre, ini merupakan lapisan kelit sebelah dalam yang tersusun
dari kalsium karbonat (CaCO3), yang dihasilkan oleh sel-sel dari ephitelium luar
dalam bentuk kristal aragonite.
SLIDE 20
KEONG

Mulut -> Kerongkongan -> Kelenjar ludah -> Tembolok -> Lambung -> Usus -> Anus.

Keong darat tidak memiliki insang yang khas seperti pada sebagian akuatik tapisan
rongga fungsinya sebagai paru-paru. gastropoda menggunakan mantel yang besar tetapi
gastropoda darat sebuah paru-paru ini disebut "pulmonate" pada gastropoda air insang, berbentuk
anyaman pembulu darah pada Disinilah udara masuk dan keluar melalui porus Pada pulmonate
ditempati paru-paru yang dinding luar respiratorius.
Keong bersifat amphibi, karena mempunyai dua alat pernafasan yaitu insang dan organ
yang menyerupai paru-paru. Saat berada di air, keong bernafas dengan menggunakan insang dan
saat berada di darat menggunakan paru-paru. Ruang udara dihubungkan dengan udara diatas
permukaan air dengan menggunakan sifon yang dibentuk oleh mantel. Insang memperoleh
oksigen dari arus air yang mengalir melalui rongga mantel dan paru-paru mendapatkan oksigen
dari udara.
Alat pernafasan berada dibagian kanan tubuh dan kantong paru-paru disebelah kiri.
System alat pernafasan seperti ini sesuai untuk makhluk yang hidup di air maupun di darat. Lagi
pula makhluk semacam ini memiliki satu alat Bantu pernafasan berupa selaput tipis berbentuk
pentil yang ujungnya berlubang yang dapat dijulurkan untuk menghirup udara bebas dari
permukaan air. Semua alat pernafasan tersebut terdapat di bagian kiri keong.

Slide 21
Pada umumnya bintang laut mempunyai struktur sistem pencemaan yang sama, yaitu
mulut terdapat pada bagian tengah dari sisi oral. Mulut dikelilingi oleh membran peristomial
yang melekat pada keping peribukal. Mulut berhubungan langsung dengan lambung (cardiac
stomach), kadang- kadang lambung dapat dibedakan menjadi dua komponen, yaitu yang berada
pada sisi oral disebut sebagai "cardiac stom-ach" dan bagian lambung yang berada pada sisi
aboral disebut sebagai "pyloric stomach". Dari "pyloric stomach" terdapat kantung lambung ke
arah tangan yang biasanya bercabang dua (diverticula) dan menempati setiap tangan dari bintang
laut.
Komponen lanjutan pada tangan ini disebut sebagai "pyloríc caeca". Pyloric caeca
merupakan bagian dan sistem pencernaan yang paling penting, karena enzim-enzim pencernaan
dihasilkan oleh bagian dinding dari organ ini. Selain itu cadangan makanan yang berlebihan,
juga disimpan pada organ ini yang berupa lipid dan glycogen. Tiedemann merupakan kantung
yang terdapat di sisi oral dari pyloric caeca.
Kantung Tiedemann berfungsi sebagai organ pompa, dalam hal ini memompa cairan
dalam rongga pyloric caeca dan mengatur aliran cairan dari dan ke pyloric stomach. Setelah
pyloric stomach terdapat usus yang sangat pendek (intestine). Usus dilanjutkan dengan rectum.
Di sekitar rectum terdapat lipatan atau kantung yang disebut kontraktil dan berperan di dalam
memompakan air dan sisa makanan (faeces). Setelah rectum yang sangat pendek, saluran
pencernaan brakhir pada anus, yang terletak di bagian tengah sisi aboral.

SLIDE 22
LIPAN (KELAS CHILOPODA)

Kelas Chilopoda terdiri dari lima ordo dari golongan predator beracun, sangat aktif, dan
beradaptasi untuk memburu dan menangkap mangsa hidup. Tidak ada Chilopoda yang
merupakan hewan akuatik, semuanya hanya dapat hidup di darat. 

Karakteristik lipan adalah bagian kepalanya memiliki sepasang antena, sepasang


mandibula dan dua pasang maksila. Anggota badan yang paling depan (segmen badan pertama)
memiliki sepasang cakar beracun yang digunakan untuk melumpuhkan mangsa dan pertahanan
diri. Tusukan cakar ini rasanya sangat menyakitkan, dan menyebabkan bengkak, menggigil, dan
demam pada manusia. Akan tetapi, sangat jarang dapat mematikan manusia (kecuali apabila
alergi). Segmen-segmen badan berikutnya memiliki sepasang kaki jalan. Walaupun nama
“Centipede” berarti “kaki seratus,” namun tidak ada lipan yang memiliki jumlah kaki genap 100,
mereka memiliki jumlah kaki bervariasi antara 30 sampai 354 buah.

Lipan, kilopoda atau kelabang (Chilopoda) adalah Kelas dari binatang berbisa bertubuh


pipih, bersegmen seperti cacing, berkaki banyak, bersendi, bagian depannya beracun. Lipan
merupakan anggota hewan tak bertulang belakang yang termasuk
dalam filum Arthropoda, subfilum Myriapoda dan terdiri dari berbagai jenis kelabang atau
lipan. Hewan ini tergolong hewan pemangsa (predator), makanannya
adalah cacing dan serangga. Bentuk tubuhnya pipih, jumlah segmen bisa mencapai 177, setiap
segmen mempunyai sepasang kaki, kecuali pada satu segmen di belakang kepala dan dua segmen
terakhir. Pada bagian kepala terdapat sepasang mata. Masing-masing mata mengalami modifikasi
menjadi cakar beracun. Lipan atau kelabang bila bertemu mangsanya akan menyerang
mangsanya dengan cara menggigit menggunakan kaki beracun yang berguna untuk
melumpuhkan mangsa.

A. Anatomi Lipan
Tubuh lipan atau kelabang hanya terdiri atas kepala dan badan. Tidak ada bagian
dada. Pada kepala terdapat sepasang mata tunggal, sepasang alat peraba besar, dan
sepasang alat peraba kecil yang beruas-ruas. Setiap ruas badan belakang terdapat kaki
berpasangan. Pada keluwing, setiap ruas badan terdapat dua pasang kaki yang dikenal
dengan “kaki seribu”. Sedangkan pada kelabang terdapat sepasang kaki. Myriapoda
melakukan respirasinya menggunakan saluran trakea yang bermuara pada lubang-lubang
kecil (stigma), letaknya pada dinding ruasruas tubuh. Lubang tersebut disebut spirakel.
Sistem peredaran darahnya terbuka dan letak jantung pada bagian punggung.
Setiap segmen tubuh memiliki satu pasang kaki bersendi melekat padanya. Ketika
kaki terpotong itu akan diperbarui (tumbuh kembali). Tubuh dibagi menjadi dua bagian,
kepala dan batang tersegmentasi. Lipan bernapas melalui spirakel, lubang diposisikan
sepanjang tubuh. lipan kepala cukup datar dan ditutupi dengan bulat atau oval perisai. Ini
membawa sepasang antena yang menonjol, yang merupakan hewan indra utama,
memungkinkan untuk mencium dan merasakan jalan di sekitar.
B. Bentuk Tubuh Lipan

Melengkung di sekitar sisi kepala yang sepasang gemuk racun cakar dengan yang
menangkap kelabang dan membunuh mangsanya. Racun yang dihasilkan oleh cakar ini
sangat kuat dan beberapa lipan tropis yang luas dapat memberikan seorang pria gigitan
yang sangat menyakitkan dan kadang-kadang berbahaya. Spesies Inggris kami
bagaimanapun, adalah cukup berbahaya, karena mereka semua kecil dan jarang mampu
menembus kulit.
Lipan, seperti semua arthropoda, kekurangan kerangka internal yang. Sebaliknya,
mereka ditutupi dengan exoskeleton keras yang terbuat dari kutikula, yang melindungi
organ-organ internal yang lembut dan juga berfungsi sebagai titik lampiran untuk otot
lipan. Sebagian besar kutikula terdiri dari chitin, yang merupakan substansi yang sama
ditemukan dalam cangkang kepiting.

SLIDE 23

LABA-LABA

A. Struktur Anatomi dan Fisiologi Laba-laba


Di daerah sefalotorak terdapat khelisera, pedipalpi, mata dan tungkai
Khelisera merupakan sepasang organ yang digunakan untuk menaklukkan mangsa atau
menggigit sebagi bentuk pertahanan kalau terancam. Pada beberapa kelompok
laba-laba alat ini digunakan sebagai alat menggali (pada kelompok laba-laba
penjerat), untuk mengangkut mangsa dan membawa kantung telur pada beberapa laba-
laba lainnya. Setiap khelisera terdiri atas bagian dasar yang kuat (paturon) dan bagian
gigi taring yang dapat bergerak (fang). Fang ini terletak di dalam celah dan akan bergerak
saat berfungsi.
Di dekat bagian ujung setiap fang terdapat lubang halus tempat keluarnya venom,
yang berasal dari kelenjar venom di bagian dasar kelisera. Mulut laba-laba terletak
tepat di belakang kelisera. Sebagian besar laba-laba mempunyai 8 mata terletak di
bagian depan sefalotoraks. Pada bagian abdomen (opistosoma) laba-laba terdiri dari
mesosoma dan metasoma. Pada bagian posterior abdomen terdapat spineret yang
merupakan organ berbentuk kerucut dan dapat berputar bebas. Didalam spineret
terdapat banyak spigot yang merupakan lubang pengeluaran kelenjar benang halus atau
kelenjar benang abdomen.
Kelenjar benang halus mensekresikan cairan yang mengandung protein
elastik. Protein elastik tersebut akan mengeras di udara membentuk benang halus
yang digunakan untuk menjebak mangsa. Laba-laba bernapas dengan paru-paru buku
atau trakea. Paru-paru buku adalah organ respirasi berlapis banyak seperti buku dan
terletak pada bagian abdomen. Ekskresi laba-laba dilakukan dengan tubula ( tunggal
= tubulus ) Malpighi. Tubula Malpighi merupakan tabung kecil panjang dan buntu dan
organ ini terletak di dalam hemosol yang bermuara ke dalam usus. Selain Tubula
Malpighi, ekskresi lainnya dilakukan dengan kelenjar koksal. Kelenjar koksal
merupakan kelenjar ekskretori buntu yang bermuara pada daerah koksa (segmen pada
kaki insecta).

SLIDE 24

Udang-Udangan
A. Susunan Tubuh Crustacea
Crustacea memiliki anggota badan tambahan khusus yang beraneka ragam,
bahkan lobster dan lobster air tawar memiliki 19 pasang. Umumnya, dua pasang yang
pertama adalah antena sebagai fungsi sensorik. Kelompok hewan ini adalah satu-satunya
Arthropoda yang memiliki dua pasang antena. Kemudian terdapat tiga pasang anggota
badan yang digunakan untuk mengunyah dan memanipulasi makanan, satu pasang
pertama adalah mandibula dan dua pasang berikutnya adalah maksila. Organ tambahan
lain umumnya adalah pasangan kaki-kaki untuk bergerak. Dengan perkecualian pasangan
antena pertama yang bercabang satu, pasangan organ-organ tambahan anggota subfilum
Crustacea yang lain adalah bercabang dua (biramous).
B. Sistem Respirasi dan Sirkulasi
Crustacea yang berukuran besar bernafas dengan insang. Oksigen yang diekstrak
dari insang itu kemudian didistribusikan melalui sistem sirkulasi. Pada anggota subfilum
Crustacea yang berukuran kecil, mereka bernafas menggunakan permukaan tubuh.
Pertukaran gas melalui permukaan tubuh ini terjadi di area tipis pada kutikula. Sistem
peredaran “darah” Crustacea adalah sistem peredaran terbuka yang terdiri dari jantung
pada area dorsal, satu atau lebih arteri (hanya pada Malacostraca), dan beberapa saluran
untuk mengembalikan hemolimfa ke jantung.
C. Sistem Reproduksi
Hampir semua Crustacea kecuali teritip dapat dibedakan antara individu jantan
dan betinanya (gonokoris), dan bereproduksi secara seksual. Lobster dan lobster air tawar
misalnya, mereka menggunakan anggota badan tambahan yang berada di abdomen untuk
mengirimkan sperma ke lubang reproduktif betina saat kopulasi. Sebagian besar anggota
subfilum Crustacea yang hidup di air melewati satu atau dua tahap larva yang berenang
bebas.
Telur Crustacea berkembang menjadi larva nauplius. Nauplius ini menetas dengan
tiga pasang anggota badan tambahan dan melewati beberapa tahap metamorfosis sebelum
menjadi dewasa. Larva nauplius ini adalah karakteristik dari anggota subfilum Crustacea,
yang menyediakan bukti bahwa semua anggota dari kelompok ini adalah keturunan dari
nenek moyang yang memiliki nauplius dalam daur hidupnya. Teritip misalnya yang
dulunya disangka sebagai Mollusca, ternyata memiliki larva nauplius sehingga
diklasifikasikan ke dalam subfilum Crustacea.
D. Sistem Ekskresi
Organ ekskresi utama dari Crustacea adalah pasangan kelenjar antena dan
maksila, kelenjar ini disebut juga dengan kelenjar hijau. Lebih dari 90% dari sampah
nitrogen dibuang dalam wujud ammonia.

SLIDE 25

SISTEM PENCERNAAN CACING TANAH

Sistem pencernaan pada cacing tanah terdiri dari mulut, kerongkongan, faring,, tembolok
dan empedal. Cacing tanah memakan buangan sampah, kemudian makanan ini masuk kedalam
mulut bersama dengan dengan butiran-butiran tanah. Setelah itu, makanan didalam
kerongkongan yang membesar (faring) akan dibasahi oleh lendir,kemudian disimpan sementara
didalam tembolok. Dari tembolok makanan masuk ke dalam empedal. Empedal makanan
dicerna secara mekanik dengan bantuan butiran tanah, kemudian dialirkan ke usus.

Bagian organ-organ system pencernaan pada cacing tanah terdiri dari:

a. Faring, Faring cacing berotot untuk dapat menarik dan menelan makanannya.
b. Mulut, yang ada dibawah prostomium yang berfungsi untuk mengunyah makanan.
c. Kerongkongan,yaitu sebuah saluran sempit yang menghubungkan faring dengan
tembolok.
d. Empedal, yaitu untuk menggiling makanan dengan bantuan butiran-butiran tanah.
e. Tembolok, yaitu menyimpanan sementara bagi makanan

SLIDE 26

ANATOMI CACING TANAH

a. Mulut
Mulut yang berada ada dibawah prostomium. Selain itu mulut cacing terletak pada bagian
ujung anterior. Disegmen 32 sampai 37 terlihat penebalan kulit yang disebut juga dengan
clitelium.

b. Pangkal tenggorokan

Pangkal tenggorokan berfungsi sebagai saluran pencernaan yang membawa makanan


dari rongga mulut hingga ke esophagus.

c. Pembuluh penampung

Pembuluh penampung pada cacing tanah berfungsi untuk menyimpan makanan.

d. System saraf

System saraf pada cacing tanah disebut susunan saraf tangga tali, yaitu berupa sederetan
ganglion yang terdapat pada setiap ruas tubuhnya. Karena saraf pada cacing tanah
ditutupi oleh kulit sehingga tidak bisa kelihatan atau disebut juga invertebrate. System
saraf adalah sekelompok organ yang mengontrol dan mengoordinasikan berbagai
aktivitas dan gerakan bagian tubuh cacing tanah.sistem saraf ini dibagi menjadi system
saraf pusat, system saraf perifer dan system saraf otonom.

e. Pembuluh ventral

Pembuluh darah perut(ventral) adalah pembuluh darah yang melintang pada bagian
perut (ventral) cacing tanah. Pembuluh ventral berfungsi untuk menerima darah dari
atrium kemudian membawanya keluar dari jantung.

f. Saluran eksresi

Seperti hewan lain cacing juga mempunyai alat pembuangan zat-zat sisa yang harus
dikeluarkan dari dalam tubuh.zat-zat sisa ini berupa benda padat, cair, dan gas. Zat sisa
padat dikeluarkan melalaui anus. Zat sisa cair dan sebagian yang berupa gas dibuang
melalui rongga tubuh atau selom. Ini dilakukan oleh alat ekskrit berupa lingkar-lingkar
pembuluh yang disebut nefridium. Nefridium ini terdapat pada ruas-ruas tubuh, kecuali
pada 3 ruas yang terakhir, dan setiap ruas memiliki sepaang nefridium.

g. Goiter, adalah system peredaran darah pada ssistem saraf tali tangga cacing tanah
h. Usus, yaitu tempat untuk menyerap sari-sari makanan
i. Ruas

Cacing memiliki ruas tubuh dengan rongga tubuh ditengahnya, yang dikelilingi
oleh lapisan otot sirkular dan otot longitudinal. Otot sirkular tersusun melingkar
mengelilingi tubuh hewan, sedangkan otot longitudinal tersusun memanjang dari arah
kepala ke ekor. Beberapa ruas tubuh menyempit dan memanjang sementara kontraksi
otot longitudinal menyebabkan sejumlah ruas menjadi lebih pendek dan luas. Melalui
kontraksi dan relaksasi otot diruas tubuh yang berbeda secara bergantian, hewan ini
dapat bergerak untuk mencapai tujuannya.

SLIDE 27

SISTEM PENCERNAAN NEMATHELMINTHES

Nemathelminthes adalah kelompok hewan cacing yang mempunyai tubuh bulat panjang


dengan ujung yang runcing. Secara bahasa, Kata Nemathelminthes berasal dari bahasa yunani,
yakni “Nema” yang artinya benang, dan “helmintes” yang artinya cacing. Nemathelminthes
sudah memiliki rongga pada tubuhnya walaupun rongga tersebut bukan rongga tubuh sejati.

Rongga tubuh pada Nemathelminthes disebut pseudoaselomata. Cacing ini mempunyai tubuh


meruncing pada kedua ujung sehingga disebut dengan cacing gilig. Ukuran tubuh
Nemathelminthes umumnya miksroskopis, tapi ada juga yang mencapai ukuran 1 m. Cacing
Nemathelminthes kebanyakan hidup parasit pada tubuh manusia, hewan, atau tumbuhan, namun
adapula yang hidup bebas. Ukuran dari cacing betina lebih besar dari cacing jantan

Ciri Nemathelminthes:

1. Merupakan cacing dengan tubuh bulat panjang seperti benang dengan kedua ujung tubuh
yang runcing
2. Memiliki tiga lapisan tubuh (Triploblastik) yaitu lapisan tubuh luar (ektoderm), tengan
(mesoderm), dan lapisan tubuh dalam (Endoderm).
3. Tubuhnya memiliki rongga, namun bukan rongga tubuh sejati sehingga rongga ini
disebut Pseudoaselomata.
4. Kulitnya halus, licin, tidak berwarna dan dilapisi oleh kutikula yang berfungsi
melindunginya dari enzim pencernaan inang.
5. Sistem pencernaannya sudah lengkap
6. Belum memiliki sistem sirkulasi dan sistem respirasi (pernapasan). Sistem saraf
merupakan saraf cincin

Struktur Tubuh Nemathelminthes

Tubuh dari cacing ini tidak memiliki segmen dan lapisan luar tubuhnya licin serta
dilindungi oleh kutikula agar tidak terpengaruh oleh enzim inangnya. Tubuhnya dilapisi oleh tiga
lapisan (tripoblastik), yakni lapisan luar (Ektodermis), lapisan tengah (Mesoderm), dan lapisan
dalam (Endoderm). Kulit hewan ini tidak berwarna dan licin.

Nemathelminthes sudah memiliki suatu organ saluran pencernaan yang lengkap,


yakni mulut, faring, usus, dan anus. Mulut terdapat pada ujung depan dan anus terdapat pada
ujung belakang. Sesudah makanan dicerna, sari makanan tersebut akan diedarkan ke seluruh
tubuh melalui cairan pada rongga tubuhnya. Tubuhnya belum memiliki sebuah sistem pembuluh
darah, sehingga tidak memiliki sebuah sistem respirasi, pertukaran oksigen dan karbondioksida
terjadi melalui proses difusi, yakni perpindahan zat dari tempat konsentrasi tinggi ke tempat
konsentrasi rendah.

Sistem Organ Nemathelminthes

 Sistem Pencernaan

Nemathelminthes memiliki sistem pencernaan sempurna. Nemathelminthes memiliki


mulut, faring, usus, dan anus. Mulutnya terdapat pada bagian depan (anterior) tubuh,
sedangkan anusnya terdapat pada bagian belakang (posterior) tubuh. Makanan akan masuk
melalui mulut, menuju faring, melalui proses pencernaan di usus, lalui sari makanan dan nutrisi
diedarkan ke seluruh tubuh oleh cairang pada rongga tubuhnya. Sisa-sisa metabolisme akan
dikeluarkan melalui anus.

 Sistem Eksresi

Sebuah Sistem eksresi terdiri atas 2 saluran utama yang akan bermuara pada sebuah
lubang ditubuh bagian ventral.

 Sistem Reproduksi

Nemathelminthes umumnya melakukan sebuah reproduksi secara seksual, sistem


reproduksi bersifat gonokoris, yakni organ kelamin jantan dan betina terpisah pada
individu yang berbeda, artinya setiap individu hanya mempunyai satu organ kelamin.
Fertilisasi (pertemuan sperma dan ovum) terjadi di dalam tubuh, kemudian akan
menghasilkan telur yang sangat banyak (ribuan). Kumpulan telur ini akan membentuk
kista yang bisa bertahan hidup pada keadaan lingkungan yang buruk.

 Sistem sirkulasi (peredaran darah) dan sistem pernapasannya tidak ada, sehingga


pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi secara difusi, yakni dengan mekanisme
pertukaran zat dari tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah.
 Sistem Persarafan, adalah sebuah sistem saraf cicin yang mengelilingi esofagus dan
mempunyai 6 cabang saraf utama.

SLIDE 28

MORFOLOGI SERANGGA

Serangga tergolong dalam Filum Arthrophoda, Sub Filum Mandibulata, Kelas Insecta. Ruas


yang membangun tubuh serangga terbagi atas tiga bagian yaitu, kepala (caput), dada (toraks) dan
perut (abdomen). Sesungguhnya serangga terdiri dari tidak kurang dari 20 segmen. Enam Ruas
terkonsolidasi membentuk kepala, tiga ruas membentuk thoraks, dan 11 ruas membentuk
abdomen (Jumar, 2000). Serangga dapat dibedakan dari anggota Arthropoda lainnya karena
adanya 3 pasang kaki (sepasang pada setiap segmen thoraks) (Brotowidjoyo, 1994).

Serangga mendominasi rantai makanan dan jaring makanan dalam urutan kedua. Serangga
mengkonsumsi makanan yang berbeda-beda tergantung jenis serangga yaitu sebagai
dekomposer, hidup di kayu yang mati, indikator dalam air, herbivora, sebagai predator
dan parasitisme. Mereka hidup di air dan di tanah selama sebagian atau selama hidupnya. Pola
hidup serangga yaitu soliter dan berkelompok. Serangga bisa terlihat dengan jelas, bisa meniru
objek lain dan bersembunyi. Serangga ada yang aktif pada malam hari dan ada pula yang aktif
pada siang hari. Serangga bisa hidup pada kondisi yang ekstrem, misalnya pada cuaca panas,
dingin, basah, kering dan tak terduga (Gullanat el, 2010).

Masing-masing spesies serangga merupakan bagian dari sebuah kumpulan besar suatu koloni
serangga, jadi apabila terjadi penurunan populasi maka akan mempengaruhi komplisitas dan
kelimpahan organisme lain. Beberapa serangga memiliki fungsi ekologis mereka. Sebagai
contoh, rayap mengkorversi selulosa dalam tropis tanah sehingga menjadi sumber penataan
tanah. Serangga berhubungan erat dengan kelangsungan hidup manusia, serangga tertentu
merusak kesehatan manusia, mempengaruhi pertanian dan hortikultura. Serangga sangat
menguntungkan bagi manusia, menyediakan bahan makanan untuk manusia, contohnya lebah
madu yang menyediakan madu dan sekaligus sebagai polinator untuk pertanian (Gullanet al,
2010)

Secara morfologi, tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga bagian utama,
sementara bentuk pradewasa biasanya menyerupai moyangnya, hewan lunak beruas mirip
cacing. Ketiga bagian tubuh serangga dewasa adalah kepala (caput), dada (thorax), dan perut
(abdomen) (Fahlevi, 2010).

- Kepala (Caput)
Kepala pada serangga terdiri dari satu rentetan ruas-ruas metamer tubuh. kepala
serangga berfungsi untuk mengumpulkan makanan, manipulasi, penerima sensoris
dan perpaduan saraf (Borroret al., 1992). Pada kepala serangga terdapat alat
mulut,antena, mata majemuk, dan mata tunggal (osellus) (Jumar, 2000).
- Alat Mulut
Bagian mulut serangga tersusun atas labrum, sepasang mandibula,
sepasang maksila, labium dan hypofaring. Tipe bagian-bagian mulut serangga telah
menentukan bagaimana serangga itu makan (Borroret al, 1992). Menurut Jumar
(2000), pada dasarnya bentuk mulut pada serangga dapat digolongkan menjadi
menggigit-mengunyah (Seperti pada: Ordo Orthoptera, Coleoptera, Isoptera, dan pada
larva serangga), menusuk-menghisap (seperti pada Ordo Homoptera dan Hemiptera).
menghisap (seperti pada Ordo Lepidoptera), menjilat-menghisap (seperti pada
Ordo Diptera).
- Antena
Antena pada serangga bervariasi bentuknya dengan fungsi sebagai alat sensor. Borror
et al (1992) menyatakan bahwa fungsi antena pada serangga merupakan alat perasa
dan bertindak sebagai organ-organ pengecap, organ pembau, serta organ untuk
mendengar. Serangga mempunyai sepasang antena pada kepala dan biasanya tampak
seperti benang memanjang (Jumar, 2000).
- Mata Majemuk dan mata Tunggal (Ocelli)
Menurut Jumar (2000), serangga dewasa memiliki 2 tipe mata, yaitu mata tunggal dan
mata majemuk. Mata tunggal dinamakan ocellus (jamak: ocelli). Mata tunggal dapat
dijumpai pada larva, nimfa, maupun pada serangga dewasa. Mata majemuk sepasang
dijumpai pada serangga dewasa dengan letak masing-masing pada sisi kepala dan
posisinya sedikit menonjol ke luar, sehingga mata majemuk ini mampu menampung
semua pandangan dari berbagai arah. Mata majemuk (mata faset), terdiri atas
ribuan ommatidia.
- Dada (Toraks)
Menurut Borror et al (1992), toraks merupakan tagma (segmen) lokomotor tubuh dan
toraks mangandung tungkai-tungkai dan sayap-sayap. Toraks terdiri atas tiga ruas,
bagian anterior protoraks, mesotoraks, dan bagian posterior metatoraks. Diantara
serangga-serangga memiliki dua pasang spirakel terbuka pada toraks. Spirakel yang
satu berkaitan dengan mesotoraks dan yang lain berkaitan dengan metatoraks.
Meso dan metahoraks mengalami beberapa perubahan yang berkaitan dengan
penerbangan.
- Sayap
Sayap-sayap serangga adalah pertumbuhan-pertumbuhan keluar dari dinding tubuh
yang terletak pada dorso-lateral antara notum dan pleura (Borror et al, 1992). Mereka
timbul sebagai pertumbuhan keluar seperti kantung, tetapi bila berkembang dengan
sempurna, maka akan berbentuk gepeng dan seperti sayap dan diperkuat oleh suatu
deretan rangka-rangka sayap. Pada serangga, sayap berkembang sempurna dan
berfungsi dengan baik hanya ada dalam stadium dewasa, kecuali pada
Ordo Ephemeroptera, sayap berfungsi pada instar terakhirnya.Tidak semua serangga
memiliki sayap. Serangga tidak bersayap digolongkan ke dalam sub kelas Apterygota,
sedangkan serangga yang memiliki sayap dimasukkan ke dalam golongan sub
kelas Pterygota.
- Tungkai/Kaki
Menurut Borror (1992) tungkai-tungkai thoraks serangga bersklerotisasi (mengeras)
dan selanjutnya dibagi menjadi sejumlah ruas. Secara khas, terdapat 6 ruas pada kaki
serangga. Ruas yang pertama yaitu koksa yang merupakan merupakan ruas
dasar; trokhanter, satu ruas kecil (biasanya dua ruas) sesudah koksa; femur, biasanya
ruas pertama yang panjang pada tungkai; tibia, ruas kedua yang
panjang; tarsus,biasanya beberapa ruas kecil di belakang tibia; pretarsus, terdiri dari
kuku-kuku dan berbagai struktur serupa bantalan atau serupa seta pada ujung tarsus.
Sebuah bantalan atau gelambir antara kuku-kuku biasanya disebut arolium dan
bantalan yang terletak di dasar kuku disebut pulvili.
- Perut (Abdomen)
Pada umumnya abdomen serangga terdiri dari 11 segmen metameri (berulang).
Tiap segmen metamer memiliki satu sklereit dorsal tergum (jamak: terga),
satu sklereitventral sternum (jamak: sterna) dan satu selaput daerah lateral
pleuron (jamak: pleura) (Borror et al,, 1992).
Menurut Arora & Dhaliwal (1999), abdomen merupakan tempat organ dalam
berada, yang mana fungsi-fungsi fisiologis tubuh berada di sana. Bagaimana pun
sistem itu mulanya berasal dari saluran yang dimulai dari bagian kepala,
melewati thoraks dan salurannya sampai sejauh mana pada abdomen. Alat kelamin
serangga biasanya terletak pada atau kira-kira pada ruas abdomen 8 dan 9. Ruas-ruas
ini memiliki kekhususan yang berkaitan dengan kopulasi dan peletakan telur
(Borroret al., 1992).
SLIDE 29

SISTEM PENCERNAAN PADA SERANGGA

Saluran pencernaan serangga dibagi dalam 3 daerah:

1. Usus depan (foregut) atau stomodaeum yang berasal dari ectodermal.


Foregut Bagian yang berasal dari ectodermal yang bagian permukaan dalamnya dilapisi
oleh kutikula yang disebut dengan intima yang akan terlepas saat pergantian kulit
serangga. Ephitelium foregut tersusun atas sel-sel yang pipih dan pada bagian luarnya
terdiri atas selapis sel otot longitudinal dan selapis otot melingkar, Tempat penyimpanan
makan dan membantu pemecahan makanan menjadi bagian yang lebih kecil sebelum
masuk ke mesenteron. dan pada bagian terluar ditutupi oleh jaringan ikat yang lunak.
Usus depan dibagi menjadi beberapa bagian fungsi :
- Pharynx
 Bagian pertama stomodaeum setelah buccal cavity.
 Mempunyai satu seri otot dilator yg muncul dr bagian ventral tentorium dan
bagian dorsal frons.
 Berkembang sangat baik ps serangga pengisap (Lepidop, Hym)
yg digunakan utk menghisap cairan makanan
- Oesophagus
Bagian yang tidak terdiferensiasi dari stomodaeum yang berfungsi untuk melewatkan
makanan dari faring ke krop
- Krop
 Bagian yang mengalami pembesaran dari stomodaeum yang berfungsi untuk
menyimpan makanan.
 Letaknya pada bagian posterior oeshophagus, tapi pada serangga yang
makanannya cairan letaknya di bagian diverticulum lateral.
 Tidak terjadi sekresi & absorbs krn pd permukaan dalamnya
dilapisi intima yang impermeable.
 Proses pencernaan pada crop dapat terjadi sebagai akibat masuknya enzim
saliva dari mulut bersama makanan 7 masuknya enzim dari perut tengah
akibat regurgitasi.
 Proventikulus bertindak sebagai katup yang membatasi
pergerakan balik dari makanan tapi tidak menghambat proses gerak
regurgitasi dari cairan
- Proventrikulus
 Serangga dengan makanan berupa cairan, proventrikulus tidak
ditemukan kecuali berupa katup yang simple yang berasal dari
midgut.
 Kecoak & jangkrik, intima pada proventrikulus berkembang
menjadi 6 gigi yang berfungsi untuk memecah makanan.
 Berfungsi juga untuk control edaran makanan dari krop ke
midgut
2. Usus tengah (midgut) atau mesenteron yg berasal dari endodermal
 Tidak dilapisi kutikula pada permukaan dalamnya, tapi dilapisi oleh membrane
peritropik
 Sel-sel penyusunnya berbentuk kolumnar dengan mikrovili yang teratur.
 Sel kolumnar selalu berhubungan dengan sekresi enzim dan absorbs hasil dari
proses pencernaan makanan.
 Membran peritropik berupa lapisan lembut pada dinding dalam
midgut.
 Membran peritropik hamper selalu mengandung kitin dan protein.
 Membran peritropik yang makan makanan padat berfungsi untuk
melindungi sel midgut dari abrasi, penghambat dr mikroorganisme
sehigga mengurangi infeksi serangga.
3. Usus belakang (hindgut) yg berasal dr ectodermal.
Dilapisi oleh kutikula tipis dan lebih permeable dari pada kutikula yang melapisi foregut
dan terdiri atas:
- Pylorus
Bagian pertama dari hindgut, berpangkal pd tubul Malpighi,
membentuk katup antara midgut dan hindgut.
- Ilium
Tabung yang tidak terdeferensiasi yang menuju rectum. Beberapa jenis rayap, ileum
membentuk sejenis kantong yang di dalamnya hidup flagellate yang berhubungan
dengan pencernaan sellulosa.
- Rektum
 Pembesaran kantung dengan dinding tipis kecuali pada rektal yang
mempunyai sel-sel epithelium kolumnar.
 Biasanya terdapat 6 rectal pada sepanjang rectum.
 Rectal berhubungan dengan system trakea.
 Menunjukkan bahwa pada rectum terjadi metabolisme yang tinggi.
 Rektum, terutama pada rectal penting untuk reabsorpsi air,
garam, & asam amino dari urine.
SLIDE 30

IKAN HIU

Fisiologis ikan hiu


1. Sistem pernapasan
 Hiu bernafas dengan menggunkan insang
 Setiap kali mulut hiu dibuka maka air dari luar maka akan masuk ke faring
kemudian keluar lagi melalui celah insang ( terjadi proses difusi dalam
lamella insang ).
2. Sistem peredaran darah
 Sistem peredaran darah/sirkulasi pada ikan hiu merupakan sistem sirkulasi
tunggal. Jantung hiu terdiri atas atrium, ventrikel, sinus venosus, conus
arteriosus yang keluar dari ventrikel. Jantung ikan hiu hanya terisi darah yang
tidak mengandung oksigen. Darah dari jantung hiu dipompa menuju ke insang
untuk diisi oksigen kemudian diedarkan keseluruh tubuh.
 Darah mereka yang hangat, mempercepat pencernaan dan menambah
kekuatan serta ketahanan mereka.
3. Sistem ekskresi hiu
 Sistem ekskresi hiu pada ikan hiu terdiri dari sepasangan ginjal. Urine
dikumpulkan dalam tubulus segmental lalu menuju ke ureter dikeluarkan
kepapila urogenitalis dan bermuara dikloaka bagian dorsal.
4. Sistem pencernaan
 Terdiri dari mulut, farink, oesofagus yang pendek, lambung, usus dan
bermuara ke anus.

SLIDE 31

MORFOLOGI IKAN TULANG SEJATI

1. Tengkorak
Secara umum tengkorak perkembangannya berasal dari tiga sumber, yaitu :
Dermocranium, yaitu tulang tengkorak yang asalnya dibuat dari sisik yang berfungsi
sebagai dermis. Chondrocranium, yaitu pembungkus otak yang berasal dari tulang
rawan. Splanchnocranium, yaitu pembungkus otak yang berasal dari rangka
penyokong lengkung insang.
2. Rongga mata
Rongga mata berfungsi sebagai penyangga atau pelindung bola mata.
3. Tulang belakang
Tulang belakang berfungsi untuk menopang dan membentuk tubuh pada ikan.
4. Sirip punggung
Terletak di bagian belakang ikan, sirip punggung berfungsi untuk mencegah ikan
menggelinding dan membantu saat berputar dan berhenti secara tiba-tiba.
5. Sirip ekor
Sirip ekor dipasang di ujung tangkai ekor dan digunakan untuk penggerak.
6. Sirip belakang
Terletak di permukaan perut di belakang anus, sirip ini digunakan untuk
menstabilkan ikan saat berenang.
7. Sirip perut
Ditemukan berpasangan di setiap sisi secara ventral di bawah sirip dada, sirip
perut homolog dengan kaki belakang tetrapoda. Sirip ini membantu ikan naik turun di
air, berbelok tajam, dan berhenti dengan cepat.
8. Tulang rusuk
Tulang rusuk untuk melindungi organ dalam rongga badan.
9. Sirip dada
Ditemukan berpasangan di setiap sisi, biasanya tepat di belakang operculum. Sirip
dada homolog dengan kaki depan tetrapoda, dan membantu berjalan di beberapa
spesies ikan.
10. Rongga insang
Rongga insang berfungsi untuk menyimpan insang.

SLIDE 32
MORFOLOGIS IKAN BERTULANG KERAS

1. Fovea nasalis
Fovea nasalis merupakan lekuk hidung pada ikan yang memberi bentuk pada
hidung ikan.
2. Operculum
Operculum yaitu penutup insang pada ikan yang melindungi insang dan rongga
insang.
3. Cephal
Cephal merupakan organ yang menonjol dari tubuh yang ditutupi dan
dihubungkan oleh selaput kulit, fungsinya addalah untuk membantu ikan berenang.
4. Truncus
Truncus yaitu bagian badan pada ikan.
5. Caudal
Caudal yaitu bagian ekor pada ikan.
6. Pina dorsalis
Pina dorsalis berfungsi untuk keseimbangan ikan dan membantu dalam
melakukan belokan mendadak.
7. Pina caudalis
Pina caudalis berfungsi sebagai pendorong utama ketika berenang (maju) dan juga
sebagai kemudi ketika bermanuver.
8. Pina analis
Pina analis berfungsi membantu dalam stabilitas berenang ikan.
9. Anus
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan, anus berfungsi untuk
mengeluarkan sisa-sisa pencernaan.
10. Pina pelvicus
Pina pelvicus adalah sirip yang berada pada bagian perut ikan dan berfungsi
dalam membantu menstabilkan ikan saat berenang.
11. Rimaoris
Rimaoris adalah mulut pada ikan, mulut pada ikan memiliki berbagai bentuk dan
posisi yang tergantung dari kebiasaan makan dan kesukaannya pada makanan.
Perbedaan bentuk dan posisi mulut ini juga kadang diikuti dengan keberadaan gigi
dan perbedaan bentuk gigi pada ikan.
12. Lines lateralis
Linnes lateralis berfungsi sebagai pendeteksi keadaan lingkungan, terutama
kualitas air, berperan dalam proses osmoregulasi, dan sebagai organ sensori ikan yang
dapat mendeteksi perubahan gelombang air dan listrik.
13. Pina pectoralis
Pina pectoralis berfungsi untuk pergerakan maju, ke samping dan diam
(mengerem).

SLIDE 33
STRUKTUR ANATOMIS IKAN BERTULANG KERAS

Anatomi ikan adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk atau morfologi ikan . Hal ini


dapat dibedakan dengan fisiologi ikan, yaitu ilmu yang mempelajari bagaimana bagian-bagian
komponen ikan berfungsi bersama dalam ikan hidup. Dalam praktiknya, anatomi ikan
dan fisiologi ikan saling melengkapi, yang pertama berhubungan dengan struktur ikan, organ
atau bagian-bagiannya dan bagaimana mereka disatukan, seperti yang dapat diamati di meja
bedah atau di bawah mikroskop , dan yang terakhir membahas bagaimana komponen tersebut
berfungsi bersama dalam ikan hidup.

Anatomi ikan seringkali dibentuk oleh ciri fisik air, media tempat ikan hidup. Air
jauh lebih padat daripada udara, memiliki jumlah oksigen terlarut yang relatif kecil, dan
menyerap lebih banyak cahaya daripada udara. Tubuh ikan terbagi menjadi kepala, batang dan
ekor, meskipun pembagian di antara ketiganya tidak selalu terlihat dari luar. Kerangka, yang
membentuk struktur pendukung di dalam ikan, terbuat dari tulang rawan ( ikan bertulang rawan )
atau tulang ( ikan bertulang ). Elemen kerangka utama adalah kolom vertebral , terdiri
dari vertebra artikulasi yang ringan namun kuat. Tulang rusuk menempel pada tulang belakang
dan tidak ada tungkai atau ikat pinggang. Ciri luar utama ikan, sirip , terdiri dari tulang atau duri
lunak yang disebut sinar yang, dengan pengecualian sirip ekor , tidak memiliki hubungan
langsung dengan tulang belakang. Mereka ditopang oleh otot yang menyusun bagian utama
batang tubuh. Jantung memiliki dua ruang dan memompa darah melalui permukaan pernapasan
pada insang dan kemudian ke seluruh tubuh dalam satu putaran sirkulasi.  Mata diadaptasi untuk
melihat di bawah air dan hanya memiliki penglihatan lokal. Ada telinga bagian dalam tetapi
tidak ada telinga luar atau tengah . Getaran frekuensi rendah dideteksi oleh sistem gurat
sisi organ indera yang membentang di sepanjang sisi ikan, yang merespons gerakan di sekitar
dan perubahan tekanan air.

Keterangan:

1. Lingua : Kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu
pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indra
pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga turut membantu
dalam tindakan bicara. Juga membantu membolak balik makanan dalam mulut.
2. Cavum Oris : Adalah bagian mulut yang berada di sebelah dalam arcus dentalis dan
gingiva, kedorsal sampai arcus palatoglosus. Rongga mulut (cavum oris) adalah bagian
tubuh yang merupakan awal dari saluran pencernaan.
3. Aorta ventralis atau ventral aorta : Arteri pada vertebrata embrio yang membawa darah
dari ventrikel jantung ke lengkung aorta. Pada ikan dewasa ia bercabang menjadi arteri
cabang aferen yang memasok insang; pada tetrapoda dewasa itu diwakili oleh bagian
aorta yang menaik. Bandingkan aorta punggung.
4. Atrium atau serambi jantung adalah ruang jantung bagian atas dimana darah masuk ke
dalam jantung. Ada dua atrium dalam jantung – atrium kiri berhubungan dengan paru
paru, dan atrium kanan yang berhubungan dengan sistem sirkulasi darah balik.
5. Lambung : atau ventrikulus berupa suatu kantong yang terletak di bawah sekat rongga
badan. Fungsi lambung secara umum adalah tempat di mana makanan dicerna dan
sejumlah kecil sari-sari makanan diserap.
6. Sinus venosus adalah struktur penghubung berupa rongga yang menerima darah dari vena
dan terbuka di ruang depan jantung. Di antara atrium dan ventrikel terdapat klep untuk
menjaga aliran darah tetap searah.
7. Perikardium adalah dua lapisan tipis jaringan yang mirip kantung dan mengelilingi
jantung. Perikardium ini berfungsi untuk menahan tetap di tempatnya dan membantu
kerja jantung.
8. Pankreas adalah salah satu organ tubuh yang memiliki peranan penting untuk
menjalankan fungsi dari endokrin dan eksokrin.
9. Sirip anus (pinnae analis): Sirip yang berada dibagian ventral tubuh di daerah posterior
anal. Fungsi sirip ini adalah membantu dalam stabilitas berenang ikan.
10. Pina Pelvicus : Sirip yang berada pada bagian perut ikan dan berfungsi dalam membantu
menstabilkan ikan saat renang. Selain itu juga, berfungsi dalam membantu untuk
menetapkan posisi ikan pada suatu kedalaman.
11. Pyloric caeca Adalah Organ pencernaan yang menghasilkan enzim untuk membantu
pencernaan pada ikan. Berfungsi sebagai pengatur pengeluaran makanan (chyme) dari
lambung ke segmen usus.
12. Limpa adalah kelenjar tanpa saluran (ductless) yang berhubungan erat dengan sistem
sirkulasi dan berfungsi sebagai penghancur sel darah merah tua. Limpa termasuk salah
satu organ sistem limfoid, selain timus, tonsil dan kelenjar limfa. Sistem limfoid
berfungsi untuk melindungi tubuh dari kerusakan akibat zat asing.
13. Usus halus (intestinum tenue) adalah organ dalam sistem pencernaan yang terhubung
dengan lambung.
14. Selom adalah rongga tubuh utama pada kebanyakan hewan [1] dan diposisikan di dalam
tubuh untuk mengelilingi dan menampung saluran pencernaan dan organ lainnya. Pada
beberapa hewan , dilapisi dengan mesothelium . Pada hewan lain, seperti moluska , ia
tetap tidak dapat dibedakan. Di masa lalu, dan untuk tujuan praktis, karakteristik selom
telah digunakan untuk mengklasifikasikan filum hewan bilaterian ke dalam kelompok
informal.
15. Gonad atau kelenjar seks atau kelenjar reproduksi adalah kelenjar endokrin yang
menghasilkan gamet (sel germinal) dari suatu organisme. Dalam betina dari spesies sel-
sel reproduksi adalah sel telur, dan pada jantan sel-sel reproduksi adalah sperma. Gonad
laki-laki, testis, menghasilkan sperma dalam bentuk spermatozoa.
16. lubang urogenital adalah lubang tempat bermuaranya saluran ginjal dan saluran kelamin
yang berada tepat dibelakang anus
17. Arteri caudal atau Arteri kaudal adalah bagian dari aorta dorsal vertebrata yang masuk ke
ekor .
18. Saraf olfaktori atau saraf kranial I adalah saraf pertama dari dua belas saraf kranial. Saraf
ini penting dalam penciuman. Saraf kranial I (Olfaktorius) merupakan sel reseptor utama
untuk indra penciuman.
19. Cerebrum ( Otak besar ) : Pusat pengendalian berbagai aktifitas yang disadari , pusat
perkembangan kecerdasan,kemauan, berfikir.
20. Cerebellum ( Otak kecil ) : Fungsinya untk pusat keseimbangan juga koordinasi gerak
pada tubuh
21. Lobus opticus terdapat pada otak tengah yang Berfungsi sebagai pusat refleksi pupil
mata, pengatur gerak bola mata, dan refleksi akomodasi mata.
22. medula adalah struktur seperti batang panjang yang merupakan bagian dari batang otak.
Itu anterior dan sebagian lebih rendah dari otak kecil. Ini adalah massa saraf berbentuk
kerucut yang bertanggung jawab untuk fungsi otonom (tidak disengaja) mulai dari
muntah hingga bersin. Medula berisi pusat jantung, pernafasan, muntah dan vasomotor
dan oleh karena itu berhubungan dengan fungsi otonom pernafasan, detak jantung dan
tekanan darah serta siklus bangun tidur.
23. Tulang Tengkorak atau Cranium merupakan tulang pelindung otak yang sangat
diperlukan agar sistem koordinasi tubuh kita masih berfungsi secara normal. ... Bedannya
adalah pada bagian tulang berbentuk runcing yang menonjol dibagian bawah telinga
manusia yang disebut tulang Prosesus Styloid.
24. Inang, dalam biologi, adalah organisme yang menampung virus, parasit, partner
mutualisme, atau partner komensalisme, umumnya dengan menyediakan makanan dan
tempat berlindung
25. Nerve cord atau Tali saraf dorsal adalah fitur unik untuk chordata, dan terutama
ditemukan pada subfilum chordate Vertebrata. Tali saraf dorsal hanya satu fitur
embrionik yang unik untuk semua chordata, di antara empat fitur chordate lainnya -
notochord, ekor post-anal, endostyle, dan celah faring.
26. Esofagus merupakan saluran yang mengalirkan makanan dari mulut ke lambung.
27. fungsi saccus pneumaticus :membantu pernapasan ketika terbang, menyimpan cadangan
udara, memperkeras suara burung, mengurangi kehilangan panas tubuh yang berlebihan
28. Radio pinna dorsalis : Sirip punggung (pinnae dorsalis). Sirip yang berada dibagian
dorsal tubuh ikan dan berfungsi dalam stabilitas ikan, ketika berenang.
29. Dorsal aorta adalah sumber darah terbesar pada tubuh. Dari sini darah di suplai ke kepala,
otot badan, ginjal dan semua organ pencernaan melalui pembuluh kapiler.
30. Costae hemalis : Tulang rusuk
31. Ligamen interspinous ( ligamen interspinalis ) adalah ligamen tipis dan membranous,
yang menghubungkan proses spinosus vertebra di tulang belakang . Mereka meluas dari
akar ke puncak dari setiap proses spinosus. Mereka bertemu dengan ligamenta flava di
depan dan menyatu dengan ligamentum supraspinous di belakang.
32. Processus spinosus sendiri merupakan suatu struktur datar, lebar, dan menonjol ke arah
belakang lamina.
33. Vesica urinaria (VU) atau Kandung kemih merupakan kantong musculomembranosa
yang berfungsi untuk menampung air kemih (urin).
34. Ureter adalah suatu saluran muskuler berbentuk silinder yang menghantarkan urin dari
ginjal menuju kandung kemih. Panjang ureter adalah sekitar 20-30 cm dengan diameter
maksimum sekitar 1,7 cm di dekat kandung kemih dan berjalan dari hilus ginjal menuju
kandung kemih.
35. Otot (musculus) jaringan tubuh yg berfungsi mengubah energi kimia menjadi kerja
mekanik sebagai respons tubuh terhadap perubahan
36. Sirip punggung adalah bagian sirip yang terletak pada punggung dari ikan, paus
(mamalia), dan lumba-lumba, juga pada punggung dari ichthyosaurus (yang telah punah).
Kegunaan utama sirip punggung adalah untuk keseimbangan mereka dan membantu
dalam melakukan belokan mendadak. Sirip punggung dari beberapa jenis hewan telah
berkembang untuk fungsi protektif, seperti sebagai sengat atau bisa. Banyak dari keluarga
lele dapat mengunci sirip punggung dan mengulurnya untuk menakuti predator atau
untuk menyelipkan dirinya sendiri ke celah-celah.
SLIDE 34

SISTEM PENCERNAAN IKAN

Pencernaan adalah proses penyerhanaan makanan melalui mekanisme fisik dan kimiawi
sehingga makanan menjadi bahan yang mudah diserap dan diedarkan keseluruh tubuh melalui
sistem peredaran darah (Fujaya, 2004).

Pencernaan pada ikan berlangsung secara secara fisik dan kimiawi. Pencernaan secara
fisik dimulai dari bagian rongga mulut yaitu dengan berperannya gigi dalam proses pemotongan
dan penggerusan makanan. Pencernaan mekanik juga berlangsung di segmen lambung dan usus
yaitu melaluli gerakan kontraksi otot pada segmen tersebut. Pencernaan mekanik di dalam
lambung dan usus terjadi lebih efektif karena adanya peran cairan ‘digestif’. Adapun sistem
organ pencernaan pada ikan terdiri atas :

Keterangan :

1. Mulut : adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan.
Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem
pencernaan lengkap yang berakhir di anus. Mulut terdiri dari gigi dan lidah.
2. kerongkongan : adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui
esofagus dengan menggunakan proses peristaltic
3. Kantung empedu atau kandung empedu : adalah organ berbentuk buah pir dimana
empedu disimpan dan dikonsentrasi sebelum disekresi ke dalam usus dua belas jari untuk
digunakan dalam proses pencernaan.
4. Hati : adalah organ yang vital bagi tubuh manusia dan vertebrata hewan bertulang
belakang. Fungsinya antara lain: menawarkan dan menetralisir racun, mengatur sirkulasi
hormon, mengatur komposisi darah yang mengandung lemak, gula, protein, dan zat lain.
Hati juga membuat empedu, zat yang membantu pencernaan lemak
5. Lambung : adalah organ berbentuk kantong menyerupai huruf J yang terletak di bagian
atas perut. Organ pencernaan satu ini dipenuhi oleh otot dan pembuluh darah. Ukuran
lambung dapat berubah bentuk mengikuti postur manusia dan seberapa banyak makanan
yang ada di dalam lambung pada saat makan.
6. Pankreas : adalah salah satu organ tubuh yang memiliki peranan penting untuk
menjalankan fungsi dari endokrin dan eksokrin
7. Usus : adalah bagian dari sistem pencernaan yang bermula dari lambung hingga anus.
Pada usus terdiri dari dua bagian — usus halus dan usus besar. Usus halus terbagi lagi
menjadi usus dua belas jari, usus kosong, dan usus penyerapan, sedangkan usus besar
terbagi menjadi usus buntu, usus besar, dan rektum.
8. Gelembung renang : adalah suatu organ pada ikan yang berupa kantong selaput berisi
campuran gas dengan tekanan yang berubah-ubah. ... Gelembung renang juga berfungsi
sebagai ruang untuk beresonansi dalam menghasilkan atau menerima suara.
9. Anus : adalah pembukaan yang dilewati oleh kotoran bayi saat kotoran tersebut
meninggalkan tubuh. Anus imperforata terjadi ketika tidak adanya pembukaan di ujung
saluran pencernaan atau tidak ada lubang di anus. Saluran pencernaan mungkin akan
berakhir di dalam kantong tertutup di suatu tempat yang ada di dalam tubuh.
10. lubang urogenital : adalah lubang tempat bermuaranya saluran ginjal dan saluran kelamin
yang berada tepat dibelakang anus.
SLIDE 35

OSMOREGULASI PADA IKAN AIR TAWAR DAN AIR LAUT

A. OSMOREGULASI PADA IKAN AIR TAWAR


Ikan air tawar cenderung untuk menyerap air dari lingkungannya dengan cara
osmosis, terjadi sebagai akibat dari kadar garam dalam tubuh ikan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan lingkungannya. Insang ikan air tawar secara aktif memasukkan
garam dari lingkungan ke dalam tubuh. Ginjal akan memompa keluar kelebihan air
sebagai air seni. Ikan air tawar harus selalu menjaga dirinya agar garam tidak melarut dan
lolos ke dalam air. Ginjal mempunyai glomeruli dalam jumlah banyak dengan diameter
besar. Ini dimaksudkan untuk lebih dapat menahan garam-garam tubuh agar tidak keluar
dan sekaligus memompa air seni sebanyak-banyaknya. Ketika cairan dari badan malpighi
memasuki tubuli ginjal, glukosa akan diserap kembali pada tubuli proximallis dan garam-
garam diserap kembali pada tubuli distal. Dinding tubuli ginjal bersifat impermiable
(kedap air, tidak dapat ditembus) terhadap air.
Ikan mempertahankan keseimbangannya dengan tidak banyak minum air,
kulitnya diliputi mucus, melakukan osmosis lewat insang, produksi urinnya encer, dan
memompa garam melalui sel-sel khusus pada insang. Secara umum kulit ikan merupakan
lapisan kedap, sehingga garam di dalam tubuhnya tidak mudah bocor kedalam air. Satu-
satunya bagian ikan yang berinteraksi dengan air adalah insang.
B. Osmoregulasi pada ikan air Laut
Urine yang dihasilkan mengandung konsentrasi air yang tinggi. Ikan air laut
memiliki konsentrasi garam yang tinggi di dalam darahnya. Ikan air laut cenderung untuk
kehilangan air di dalam sel-sel tubuhnya karena proses osmosis melalui kulit. Untuk itu,
insang ikan air laut aktif mengeluarkan garam dari tubuhnya. Untuk mengatasi
kehilangan air, ikan ‘minum’air laut sebanyak-banyaknya. Dengan demikian berarti pula
kandungan garam akan meningkat dalam cairan tubuh. Organ dalam tubuh ikan
menyerap ion-ion garam seperti Na+, K+ dan Cl-, serta air masuk ke dalam darah dan
selanjutnya disirkulasi. Kemudian insang ikan akan mengeluarkan kembali ion-ion
tersebut dari darah ke lingkungan luar. Karena ikan laut dipaksa oleh kondisi osmotik
untuk mempertahankan air, volume air seni lebih sedikit dibandingkan dengan ikan air
tawar. Tubuli ginjal mampu berfungsi sebagai penahan air. Jumlah glomeruli ikan laut
cenderung lebih sedikit dan bentuknya lebih kecil daripada ikan air tawar.
SLIDE 36

SISTEM PERNAPASAN PADA IKAN AIR LAUT DAN AIR TAWAR

A. Sistem Pernapasan Pada Ikan Air Laut


Pada sistem pernapasan pada ikan laut, ada dua jenis ikan laut yang memiliki tutup
insang dan tidak memiliki tutup insang. Berikut ini penjelasan mengenai sistem
pernapasan pada ikan laut yang memiliki tutup insang.
- Fase Inspirasi
Fase inspirasi adalah keadaan dimana ikan memasukkan air ke dalam rongga mulut
sehingga rongga mulut membesar. Selain pergerakan rongga mulut ikan laut yang
membesar, bagian insang pun ikut terbuka. Dengan demikian ada gerakan ke samping
pada tutup insang ikan laut.
- Fase Ekspirasi
Fase ekspirasi adalah keadaan dimana ikan kembali menutup rongga mulut sehingga
tidak ada air yang masuk ke dalam rongga mulut. Tertututpnya rongga mulut
menyebabkan insang ikan laut pun ikut tertutup. Adapun gerakan selaput ke samping
sehingga insang akan kembali terbuka dan air keluar.
Proses pertukaran oksigen terjadi ketika air yang keluar dari celah insang menyentuh
lembaran insang. Pada lembaran insang ikan laut terdapat pembuluh darah kapiler.
Pada pembuluh darah kapiler terjadinya pertukaran oksigen dan karbondioksida
dimana darah mengikat oksigen dan melepaskan karbondioksida. Pada ikan laut yang
tidak memiliki tutup insang sistem pernapasan yang dilakukan pun berbeda
B. Sistem Pernapasan Pada Ikan Air tawar
Alat pernafasan yang digunakan ikan adalah insang. Untuk mempelajari sistem
pernafasan insang, kita akan memakai sistem pernafasan di ikan gurame. Ikan gurame itu
ikan bertulang sejati. Ikan bertulang sejati memiliki tutup insang (operkulum) yang
melindungi insang. Ada dua insang, sebelah kiri dan kanan kepala yang terletak di dalam
rongga insang. Jumlah insang pada setiap sisi itu antara lime hingga tujuh baris, masing-
masing dipisahkan oleh celah insang.
Insang itu terdiri dari beberapa bagian berikut: lengkung insang (tulang rawan),
rigi-rigi insang (di depan lengkung insang, tersusun oleh tulang dan fungsi untuk
menyaring air), lembaran insang (dibelakang lengkung insang, warna merah, bentuknya
seperti sisir). Di dalam lembaran insang terdapat arteri insang.
Di beberapa jenis ikan seperti gurame, lele, dan gabus, rongga insanya mengalam
perluasan yang berliipat-lipat tidak beraturan yang disebut labirin. Fungsinya labirin
adalah tempat penyimpanan udara agar ikan bisa hidup di air yang kadar oksigen rendah.
Kapiler darah yang di dalam lembaran insang bertugas untuk menyerap oksigen yang
larut di dalam air. Mekanisme respirasi ikan dibagi jadi dua fase, saat oksigen masuk ke
dalam insang (inspirasi) dan saat karbon dioksida dan gas-gas lain di lepas dari insang ke
air (ekspirasi).
- fase inspirasi:
Fase inspirasi dimulai saat ikan membuka mulutnya, air masuk ke rongga mulut ikan
kemudian tutup insang menutup agar air yang sudah disaring oleh gerigi di
lengkungan insang mengalir ke dalam insang.
- Fase ekspirasi dimulai saat ikan menutup mulutnya dan operkulum terbuka dan air
mengalir lewat celah insang yang menyebabkan air menyentuh lembaran insang
sehingga terjadi pertukaran gas. Darah mengikat oksigen dan melepaskan karbon
dioksida ke dalam air.

SLIDE 37

KATAK

Amfibi berasal dari kata amphi yang berarti ganda dan bio yang berarti hidup. Secara
harfiah amfibi diartikan sebagai hewan yang hidup di dua alam, yakni dunia darat dan air.
Amfibi dikenal sebagai hewan bertulang belakang yang suhu tubuhnya tergantung pada
lingkungan,  mempunyai kulit licin dan berkelenjar serta tidak bersisik. Sebagian besar
mempunyai anggota gerak dengan jari (Andrean, 2011).

Nama kelas ini berasal dari kata Yunani (Amphi = rangkap + bios = hidup). Sebagian
besar dari kelas ini menunjukkan bahwa mempunyai fase kehidupan di air dan kemudian
mempunyai fase kehidupan di darat. Pada kedua fase itu struktur dan fungsinya menunjukkan
sifat antara ikan dan reptilian dan menunjukkan bahwa amphibia merupakan suatu kelompok
Chordata yang pertama kali keluar dari kehidupan dalam air.

Beberapa pola menunjukkan pola baru yang disesuaikan dengan kehidupan darat,
misalnya: kaki, paru-paru, nares (nostril) yang mempunyai hubungan dengan cavum oris, dan
alat penghidupan yang berfungsi baik dalam air maupun di darat (udara). Amphibia merupakan
makanan bagi berbagai macam vertebrata lainnya. Termasuk dalam kelas Amphibia adalah
salamander, katak, kintel, ichthyosis sebagai amphibia daerah tropis yang tidak berkaki, dan
beberapa hewan lain yang hanya tinggal fosilnya (Jasin, 1984).

Sebagian besar amibia ditemukan ditempat yang lembab seperti rawa-rawa dan hutan
hujan, bahkan amfibia yang telah teradaptasi terhadap habitat yang lebih kering masih
menghabiskan banyak waktunya di dalam liang atau di bawah dedaunan lembab yang tingkat
kelembabannya tinggi. Amfibia umumnya sangat bergantung pada kulitnya yang lembab untuk
pertukaran gas dalam lingkungan. Beberapa spesies terrestrial tidak memiliki paru-paru dan
hanya bernafas melalui kulit dan rongga mulutnya (Campbell, 2008).

Amfibia (amphibian), kini diwakili oleh sekitar 6.150 spesies salamander (Ordo Urodela,


‘yang berekor’), katak (Ordo Anura, ‘yang tak berekor’) dan sesilia (Ordo Apoda,’yang tak
berkaki’). Hanya terdapat 550 spesies urodela. Beberapa spesies sepenuhnya akuatik, namun
yang lain hidup di daratan sepanjang hidupnya atau ketika dewasa. Sebagian besar salamander
yang hidup di daratan berjalan dengan tubuh yang meliuk-liuk ke kiri dan kanan, ciri yang
diwarisi dari tetrapoda darat awal (Campbell, 2008).

Ciri-Ciri Katak (Amfibi)

Menurut Jasin (1984), amphibia memiliki ciri-ciri khusus yaitu sebagai berikut:

 Kulit selalu basah dan berkelenjar (yang masih senang di air atau dekat dengan air, tidak
bersisik luar.
 Memiliki dua pasang kaki untuk berjalan atau berenang, berjari 4-5 atau lebih sedikit,
tidak bersirip.
 Memiliki dua buah nares (lubang hidup sebelah luar) yang menghubungkan
dengan cavum oris. Padanya terdapat klep untuk menolak air (waktu dalam air). Mata
berkelopak yang dapat digerakkan. Memiliki lembar gendang pendengar terletak di
sebelah luar. Mulut bergigi dan berlidah yang dpat dijulurkan ke muka.
 Skleton sebagian besar berupa tulang keras, bila memiliki costae (tulang rusuk) tidak
menempel pada sternum (tulang dada).
 Suhu tubuh tergantung pada lingkungannya (poikilothermis).
 Kebanyakan dari kelas Amphibia ini ovipar.

Amphibia merupakan Tetrapoda atau vertebrata darat yang paling rendah. Amphibia tidak
diragukan lagi barasal dari satu nenek moyang dengan ikan. Transisi dari air ke darat tampak
pada:

1. Modifikasi tubuh untuk berjalan di darat, disamping masih memiliki kemampuan


berenang dalam air.
2. Tumbuhnya kaki sebagai pengganti beberapa pasang sirip.
3. Merubah kulit hingga memungkinkan menghadapi suasana udara.
4. Penggantian insang oleh paru-paru.
5. Merubah sistem sirkulasi untuk keperluan respirasi dengan paru-paru dan kulit.
6. Alat sensorisnya memiliki kemampuan berfungsi baik diudra maupun di air.

TAKSONOMI

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Anura

 Sistem peredaran darah katak berupa system peredaran darah tertutup dan peredaran
darah ganda. Jantung katak terdiri dari tiga ruang, yaitu dua atrium (atrium kanan dan
atrium kiri) dan sebuah ventrikel.
 Saluran pencernaan amphibia, contohnya katak, terdiri dari mulut, kerongkongan,
lambung usus, dan kloaka.
 Alat pernapasan pada amphibia, misalnya katak, berupa paru-paru, kulit, dan insang.
Pada stadium larva (berudu), hewan ini bernapas dengan insang luar. Insang luar berupa
tiga pasang lipatan kulit yang banyak mengandung pembuluh kapiler darah.
 Alat ekskresi utama pada katak adalah sepasang ginjal (opistonefros) yang terletak di
kanan dan kiri tulang belakang.
 Sistem saraf amphibia terdiri dari otak.
 Reproduksi secara seksual yaitu ovipar.

SLIDE 38
KURA-KURA

TAKSONOMI

Kingdom : Animalia
Filum : Bilateria
Kelas : Reptilia
Ordo : Testudines
 Cangkang kura-kura mengerutkan ekspansi tulang rusuknya untuk bernafas.
 Kura-kura meningkatkan ruang di sekitar paru-paru mereka saat mereka bernapas. Ini
memberikan ruang bagi paru-paru untuk mengembang. Jantung kura-kura memiliki
kemampuan untuk mengontrol apakah darah dikirim ke paru-paru atau seluruh tubuh.
 Beberapa spesies kura-kura darat memiliki kaki depan berbentuk sekop yang mereka
gunakan untuk menggali lubang.
 Sistem pencernaan pada kura-kura terdiri dari esofagus, lambung, usus halus, usus besar
dan kloaka.
 Kura kura berkembang biak dengan bertelur.

SLIDE 39

KADAL

A. Klasifikasi Kadal (Mabouya multifasciata)


Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Sub phylum     : Vertebrata
Classis             : Reptilia
Ordo                : Squamata
Sub ordo         : Lacertilia
Familia            : Scincidae
Genus              : Mabouya
Species            : Mabouya multifasciata
B. Sistem Rangka
Sitem rangka pada kadal (mabauya multifasciata) dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu
endoskeleton dan ensoskeleton:
1. Eksoskeleton, berasal dari epidermis, berupa sisik menanduk yang menyelubungi
permukaan tubuhnya, posisi seperti sususnan genting, bentuk sisik berbeda antara bagian
kepala, badan, ekor.
2. Endoskeleton, terdiri dari sekeleton aksial dan apendikular. Sekeleton aksial terdiri
tengkorak, kolumna, perebralis, sternum dan rusuk (Kastawi, 1992).
1) Rangka Aksial
 Cranium: ada
 Vertebral column: memanjang dari tengkorak hingga ekor (cervical, dorsal,
sacral, dan caudal)
 Tulang rusuk: menempel pada tulang belakang bagian dorsal dan pada tulang
dada
 Tulang dada: ada
2) Rangka Apendicular
 Gelang bahu: tulang belikat/scapula, clavikula/selangka.
 Gelang Panggul: tulang panggul:illium fusi dengan tulang sacral
 Alat gerak depan: humerus, radius, ulna, carpal, metacarpal, phalanges
 Alat gerak belakang: femur, tibia, fibula, tarsal, metatarsal, phalanges
C. Keistimewaan
Illium menyatu dengan tulang belakang bagian sacral: untuk memperluas bidang perlekatan otot
pada tungkai belakang karena sebagai tumpuan berat tubuh. Vertebrae ekor tidak menulang
secara sempurna, ekor mudah putus, tetapi cacat mengalami regenerasi. Columna vertebrae
terbagi menjadi servikal, torax, lumbar, sakral, dan kaudal. Ada tulang rusuk yang bebas.
Tulang-tulang sebagian terdiri atas kartilago. Kolumna vertebralis dengan otot-otot segmental
yang nampak jelas.
SLIDE 40
ULAR

A. Sistem Pernapasan
Sistem pernapasan ular meliputi trakea (tenggorokan), bronkus, paru-paru, dan
kantung udara. Trakea berasal di belakang rongga mulut dan berakhir di dekat jantung,
dimana cabang menjadi dua bronkus. Bronkus kiri mengarah ke paru-paru kiri, yang
sangat kecil atau sama sekali vestigial. Organ sisa kecil, merosot, dan tidak berfungsi.
Bronkus kanan mengarah ke paru-paru kanan, yang memanjang. Bagian depan dari paru-
paru adalah pembuluh darah (dengan pembuluh darah) dan fungsi dalam pertukaran gas,
tetapi paruh kedua paru-paru adalah avascular (tanpa pembuluh darah) kantung udara
yang meluas ke daerah ekor. Kantung udara melakukan fungsi hidrostatik di sebagian
besar ular, mengatur tekanan di dalam rongga tubuh. Karena ular tidak memiliki
diafragma, udara masuk dan keluar paru-paru karena aksi otot tubuh dan gerakan tulang
rusuk.
B. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan terdiri dari kerongkongan, lambung, usus kecil, usus besar,
dan kelenjar. Kerongkongan berjalan berdekatan dengan kantung udara dari faring atau
tenggorokan ke perut. Pada ular, esofagus memiliki sangat sedikit otot dan makanan
pindah ke perut lainnya gerakan seluruh tubuh. Persimpangan antara esofagus dan perut
tidak didefinisikan dengan baik, dan perut itu sendiri tidak sangat maju. Hal ini pendek
dan sempit dengan lipatan memanjang interior untuk meningkatkan luas permukaan
untuk pencernaan dan penyerapan. Usus kecil juga relatif sederhana.
Mungkin ada beberapa loop atau lipatan, tetapi untuk sebagian besar itu adalah
tabung panjang yang menerima makanan dari lambung, menyerap nutrisi dari itu dan
transport ke usus besar. Usus kemudian membawa kotoran untuk pembukaan kloaka
mana dibuang. Kloaka adalah ruang umum, menerima produk dari pencernaan, berkemih,
dan sistem reproduksi. Hati, kandung empedu, dan pankreas semua yang berkaitan
dengan sistem pencernaan. Hati adalah organ terbesar dalam ular, mengisi ruang antara
jantung dan perut. Salah satu dari banyak fungsi hati adalah untuk menghasilkan empedu,
enzim pencernaan. Kandung empedu dan limpa ditemukan dekat ujung posterior hati.
Kantung empedu yang diproduksi oleh hati dan rilis ke dalam usus kecil bila diperlukan.
Pankreas juga mensekresi enzim pencernaan ke dalam usus kecil serta memproduksi
hormon yang mengatur gula darah.
C. Sistem Kardiovaskular
Dua atrium dan satu ventrikel membentuk jantung tiga bilik ular. Hak dan atrium
kiri menerima darah dari paru-paru dan tubuh masing-masing, dan menyebarkannya ke
ventrikel untuk diedarkan lagi. Terbungkus dalam kantung, yang disebut “perikardium,”
jantung terletak di percabangan dari bronkus. Jantung mampu bergerak karena kurangnya
diafragma. Penyesuaian ini melindungi jantung dari kerusakan potensial ketika mangsa
tertelan besar melewati kerongkongan. Limpa melekat pada kantung empedu dan
pankreas, berfungsi untuk menyaring darah dan mendaur ulang sel darah merah. Kelenjar
timus terletak di jaringan lemak di atas jantung dan bertanggung jawab untuk pematangan
sel kekebalan khusus dalam darah.
D. Sistem Endokrin
Ular memiliki kelenjar endokrin yang sama seperti mamalia. Beberapa contoh
adalah tiroid, paratiroid, dan kelenjar adrenal. Kelenjar tiroid terletak di daerah
tenggorokan bertanggung jawab untuk pertumbuhan dan perkembangan, seperti shedding
normal kulit. Paratiroid adalah struktur dipasangkan berlokasi dekat tiroid dan membantu
dalam metabolisme kalsium. Kedua kelenjar adrenal yang terletak di wilayah ekor,
tergantung di sebuah mesenterium (lembar membran melampirkan organ ke dinding
tubuh) dekat organ reproduksi. Mereka mengeluarkan hormon epinefrin (adrenalin) yang
meningkatkan denyut jantung dan pernapasan saat hewan tersebut dalam situasi
berbahaya.
E. Sistem Urogenital
Ginjal adalah organ yang bertanggung jawab untuk output urin. Pada ular, ginjal
memanjang, dan ginjal kanan terletak lebih dekat ke kepala dari kiri. Organ-organ ini
menyaring darah dan mengeluarkan produk sisa, yang kemudian terkonsentrasi dan
diangkut melalui ureter untuk kloaka. Ureter adalah tabung berongga untuk mengangkut
urin. Pada mamalia, ureter bermuara di kandung kemih dimana urin disimpan dan
kemudian dikeluarkan melalui tabung lain yang disebut “uretra.” Karena ular tidak
memiliki kandung kemih, kencing tidak disimpan dan ureter kosong langsung di kloaka.
Gonad pasangan, testis pada pria dan indung telur pada wanita, yang terletak di cara yang
sama, dengan hak yang lebih dekat ke kepala dari kiri. Mereka juga terletak dekat ke
kepala dari ginjal. Pada wanita, ovarium dekat saluran telur, yang membawa telur ke
rahim sebelum mereka memasuki kloaka. Beberapa ular yg menelur (bertelur) dan
beberapa vivipar (memiliki kelahiran hidup).

SLIDE 41

sistem pencernaan amphibi


Salah satu contoh amfibi adalah katak. Saluran pencernaan katak terdiri dari mulut,
kerongkongan, lambung, usus, dan kloaka. Kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas.
Hati menghasilkan empedu.

Di dalam rongga mulut katak terdapat gigi dan lidah. Katak memiliki lidah yang
ujungnya bercabang dua dan berpangkal di rahang bawah. Lidah katak dapat dijulurkan ke luar
untuk menangkap mangsa, yaitu serangga. Di dalam rongga mulut juga terdapat kelenjar ludah
yang menghasilkan ludah. Ludah berfungsi untuk mempermudah menelan makanan.

Pada proses pencernaan, makanan dari rongga mulut masuk ke kerongkongan kemudian
ke lambung. Di dalam lambung makanan dicerna. Selanjutnya, makanan menuju ke usus halus
dan mengalami pencernaan kimiawi dengan bantuan enzim pencernaan yang berasal dari hati
dan pankreas. Di usus halus, sari-sari makanan diserap. Sisa-sisa makanan yang tidak diserap
akan dikeluarkan melalui kloaka.

A. Rongga mulut
Rongga mulut atau cavum oris pada katak dilengkapi dengan gigi berbentuk kerucut
untuk memegang mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa. Gigi Amphibi berbentuk
V dengan perkembangan yang tidak sempurna. Giginya terdapat pada rahang atas dan
rahang bawah. Pada rahang atas disebut gigi maxilaris sedangkan pada rahang bawah
disebut gigi vomerin.
B. Kerongkongan ( esofagus )
Setelah dari dari cavum oris, makanan menuju esofagus yang berupa saluran pendek.
Esofagus akan menghasilkan sekresi alkalis dan mendorong makanan masuk lambung.
C. Lambung ( ventrikulus )
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan. Berbentuk kantung yang bila terisi
makanan menjadi lebar. Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat
masuknya esofagus dan lubang keluar menuju usus. Bagian muka ventrikulus yang besar
disebut cardiac, sedang bagian posterior mengecil dan berakhir di pyloris. Kontraksi
dinding otot ventrikulus meremas makanan menjadi hancur dan dicampur dengan sekresi
ventrikulus yang mengandung enzim atau fermen, yang merupakan katalisator.
Tiap – tiap enzim mengubah sekelompok makanan menjadi ikatan – ikatan yang
lebih sederhana. Enzim yang dihasilkan oleh ventrikulus dan intestinum terdiri atas
pepsin, tripsin, erepsin untuk protein, lipase untuk lemak. Di samping itu, ventrikulus
juga menghasilkan asam klorida untuk mengasamkan bahan makanan. Mengasamkan
bahan makanan berguna untuk membunuh mangsa dan membunuh kuman penyakit,
mengingat mangsa katak adalah serangga atau hewan kecil lainnya yang mungkin masih
hidup. Gerakan yang menyebabkan makanan berjalan dalam saluran disebut gerakan
peristaltik.
Di dekat lambung, menempel pankreas yang berwarna kuning yang menghasilkan
enzim untuk mencerna makanan. Selain itu juga terdapat hepar yang menghasilkan cairan
empedu yang menetralisir racun dan zat – zat toxic yang masuk ke saluran pencernaan
katak. Hepar yang besar terdiri ats beberapa lobus dan bilus ( zat empedu ) yang
dihasilkan akan ditampung sementara dalam vesica felea yang kemudian akan dituangkan
dalam intestinum melalui ductus cystecus dahulu kemudian melalui ductus cholydocus
yang merupakan saluran gabungan dengan saluran yang dari pancreas. Fungsi bilus untuk
mengemulsi zat lemak.
D. Usus ( intestinum )
Dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus meliputi: duodenum.
jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya. Di dalam usus terjadi penyerapan
makanan oleh enzim yang dihasilkan pankreas. Makanan masuk ke dalam intestinum
melalui ventrikulus melalui klep pyloris.
E. Hati
Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua
lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu
yang berwarna kehijauan. Pankreas berwarna kekuningan, melekat diantara lambung dan
usus dua belas jari (duodenum). Pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon
yang bermuara pada duodenum.
F. Kloaka
Merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi, dan
urine.
SLIDE 42

SISTEM PENCERNAAN REPTIL

Sistem pencernaan pada reptil itu terdiri atas beberapa saluran serta juga kelenjar pencernaan.
Nah, saluran tersebut terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung, usus serta kloaka. Sedangkan
untuk kelenjarnya itu terdiri atas kelenjar ludah, pancreas serta hati.

A. Mulut
Makanan akan diingesti ke dalam rongga mulut reptil yang akan mengalami
pencernaan secara mekanik maupun kimiawi. Mulut disusun oleh sel-sel bersilia yang
mengsekresikan mukus/lendir untuk membantu melumasi makanan agar mudah ditelan.
Pada reptil pemakan daging (karnivora), mulut dilengkapi dengan gigi-gigi yang tajam
yang membantu menangkap objek makanannya. Sedangkan pada reptil herbivora,
terdapat gigi yang sederhana dalam rongga mulutnya.
Keberadaan kerikil-kerikil kecil dalam lambung yang dikenal dengan “gastrolit”
juga membantu kerja gigi dalam mencerna makanan di dalam mulut. Beberapa reptil
bahkan memiliki lidah panjang yang dapat dijulurkan ke luar guna mendeteksi panas
yang dipantulkan dari tubuh mangsanya, juga dapat digunakan untuk menagkap
mangsanya dan digunakan untuk minum.
Rahang atas dan rahang bawah reptil tidak menyatu, hal ini memungkinkan reptil
untuk memangsa hewan yang berukuran lebih besar dari dirinya. Kelenjar ludah
mebnghasilkan saliva yang mengandung enzim pencernaan. Beberapa reptil, memiliki
kelenjar racun di dalam rongga mulut yang berfungsi untuk melumpuhkan mangsanya.
B. Esofagus/kerongkongan
Esofagus pada reptil memiliki panjang yang bervarian tergantung spesiesnya.
Esofagus disusun atas sel-sel bersilia dan sel goblet yang menghasilkan lendir/mukus.
Saluran esofagus akan menghantarkan makanan dari mulut menuju lambung melalui
gerakan peristaltik yang dibantu oleh otot-otot penyusun dinding esofagus. Di dalam
esofagus tidak terjadi proses pencernaan.
C. Lambung
Lambung akan meneruskan pencernaan dari mulut. Dinding-dinding lambung
melepaskan enzim-enzim pencernaan dan getah lambung (HCL) kemudian membantu
memecah senyawa protein. Setelah itu, makanan akan dialirkan menuju usus halus
melalui sfingter piloris.
D. Usus
- Intestinum (Usus Halus)
Usus halus merupakan organ terpanjang pada sistem pencernaan. Duodenum
merupakan bagian usus halus yang pertama kali menerima kim dari lambung.
Kelenjar-kelenjar pencernaan, hati, dan pankreas membantu mencerna makanan
secara kimiawi dengan mengeluarkan sekretnya (tidak terjadi pencernaan mekanik di
usus halus).
Pankreas mengeluarkan enzim-enzim ke dalam lumen duodenum yang akan
membantu menghidrolisis makanan yang mengandung karbohidrat oleh karbohidrase,
lemak oleh lipase, dan protein oleh proteinase. Garam empedu yang disimpan di
dalam kantung empedu merupakan hasil perombakan sel darah merah yang telah
usang.
Garam empedu disekresikan ke lumen duodenum untuk membantu dalam
pencernaan lemak dan penyerapan vitamin yang terlarut dalam lemak. Selain itu, di
dalam garam empedu terdapat zat warna “urobilin” yang akan mewarnai feses. Lebih
jauh lagi, dinding duodenum juga menghasilkan enzim pencernaan yang membantu
melumatkan lebih dalam kim yang berasal dari lambung.
Pencernaan terus berjalan seiring dengan didorongnya partikel-partikel makanan
menyusuri jejenum melalui gerakan peristaltik otot-otot usus. Penyerapan sari-sari
makanan berlangsung di usus ileum yang memilki pembuluh darah dan limfe
disepanjang dinding ileum. Adanya pelipatan sel epitelium dinding ileum yang
disebut dengan “jonjot vili” membuat luas permukaan penyerpan usus semakin luas.
- Usus Besar
Makanan yang tidak dicerna didorong menuju usus besar. Terdapat sekum yang
pendek yang membatasi antara usus halus dengan usus besar. Sekum berkembang
baik pada reptil pemakan tumbuhan (herbivora). Di dalam usus besar, reptil akan
mengalami pembususkan dan pengurangan kadar air. Dinding-dinding sel usus besar
menyerap kelebihan air dan nutrisi penting yang belum diserap saat di bagian ileum,
E. Kloaka
Merupakan muara tiga saluran, urin, reproduksi dan pencernaan. Kloaka merupakan
muara menjadi tiga bagian:
a. Korprodaeum : tempat keluar dari sistem pencernaan
b. Uradaeum : menerima dari saluran urin dan sel kelamin
c. Proctodaeum : daerah pengumpul.

SLIDE 43

MERPATI
SISTEM RANGKA

Struktur Rangka

Burung memiliki struktur tulang yang beradaptasi untuk terbang.Adaptasi tulang burung adalah
sebagai berikut :
- Burung memiliki paruh yang lebih ringan dibandingkan rahang dan gigi pada hewan
mamalia.
- Burung memiliki sternum (tulang dada) yang pipih dan luas, berguna sebagai tempat
pelekatan otot terbang yang luas.
- Tulang-tulang burung berongga dan ringan .Tulang-tulang tersebut sangat kuat karena
memiliki struktur bersilang.
- Sayap tersusun dari tulang-tulang yang lebih sedikit dibandingkan tulang-tulang pada
tangan manusia.Hal ini berfungsi untuk mengurangi berat terutama ketika burung
terbang.
- Tulang belakang bergabung untuk memberi bentuk rangka yang padat,terutama ketika
mengepakkan sayap pada saat terbang.
Burung juga memiliki tulang-tulang yang khas yang sesuai untuk terbang.Anggota depan
berubah fungsi menjadi sayap.Tulang dan dada membesar dan memipih sebagai tempat
melekatnya otot-otot dan sayap.Hal ini memungkinkan burung untuk terbang.
Fungsi Rangka
Berikut fungsi rangka pada burung perkutut :
·         Tengkorak : Melindungi otak dan isi kepala
·         Tulang leher : Untuk menghubungkan ke tempurung kepala.
·         Tulang lengan : Untuk menggerakkan sayap.
·         Tulang hasta : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan.
·         Tulang pengumpil : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan.
·         Korakoid : Penghubung tulang dada.
·         Tulang dada : Tempat melekatnya otoT untuk terbang.
·         Tulang rusuk : Tulang yang melindungi isi perut.
·         Pelvis : Penghubung tulang ekor.
·         Tulang ekor : Tulang penghubung dengan kloaka.
·         Tulang kering : Penghubung tulang paha kebetis.
·         Tulang paha : Untuk persendian.
Sistem Pencernaan
Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan.
Saluran pencernaan pada burung terdiri atas:
1. Paruh: merupakan modifikasi dari gigi, yang berfungsi untuk mengambil makanan
2) Rongga mulut: terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut
danTanduk.
3) Faring: berupa saluran pendek,
4) Esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut tembolok, berperan
sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat,
5) Lambung terdiri atas:
- Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim pencernaan, dinding
ototnya tipis.
- Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal.
Pada burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama
makanan vang berguna untuk membantu pencernaan dan disebut sebagai ” hen’s
teeth”,
6) Intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka.
7) Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum.
Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan pankreas.
Sistem Pencernaan burung
Pada mulut terdapat paruh yang sangat kuat dan berfungsi untuk mengambil
makanan.Makanan yang diambil oleh paruh kemudian masuk kedalam rongga mulut lalu menuju
kerongkongan.Bagian bawah kerongkongan membesar berupa kantong yang disebut
tembolok.Kemudian masuk ke lambung kelenjar . Disebut lambung kelenjar karena dindingnya
mengandung kelenjar yang menghasilkan getah lambung yang berfungsi untuk mencerna makan
secara kimiawi.Kemudian makan masuk menuju lambung pengunyah.
Disebut lambung pengunyah karena dindingnya mengandung otot-otot kuat yang berguna
untuk menghancurkan makanan.Didalam hati,empedal sering terdapat batu kecil atau pasir untuk
membantu mencerna makanan secara mekanis. Kemudian,makanan masuk menuju usus
halus.Enzim yang dihasilkan oleh pankreas dan empedu dialirkan kedalam usus halus.Hasil
pencernaan berupa sari- sari makanan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus halus.Burung
mem-punyai dua usus buntu yang terletak antara lambung dan usus.Usus buntu berguna untuk
memperluas daerah penyerapan sari makanan. Sisa makanan didorong ke usus besar kemudian
kedalam poros usus (rektum) dan akhirnya dikeluarkan melalui kloaka.
Sistematis pencernaan makanan pada burung :
Mulut / paruh → Kerongkongan → Tembolok → Lambung kelenjar →
Lambung pengunyah → Hati → Pankreas → Usus halus → Usus besar →
Usus buntu → Poros usus (rectum) → Kloaka.
Sistem Pernafasan
Unggas dalam hal ini mengambil contoh pada burung, burung mempunyai alat
pernafasan (pulmo). Ukuran pulmo relatif kecil di bandingkan ukuran tubuhnya. Paru-paru
burung terbentuk untuk bronkus primer, bronkus skunder da pembuluh brokiolus. Bronkus
primer berhubungan dengan mesobronkus yang merupakan bronkiolus terbesar. Mesobronkus
bercabang menjadi dua set bronkus sekunder anterior dan posterior yang disebut ventrobronkus
dan dorsobronkus. Ventrobronkus dan dorsobronkus dihubungkan oleh parabronkus. Paru-paru
burung memiliki kurang/lebih 10000 buah. Parabronkus yang garis tengahnya kurang/lebih
0,5mm. sepasang paru-paru pada burung menempel di dinding dada bagian dalam. Paru-paru
burung memiliki perluasan yang disebut kantong udara sakus pneumatikus yang mengisi daerah
selangka dada atas, dada bawah, daerah perut, daerah tulang humerus, dan daerah leher.
Alat pernapasan yang terdiri atas:
a.       Lubang hidung
b.      Celah tekaka pada faring, berhubungan dengan trakea.
c.       Trakea berupa pipa dengan penebalan tulang rawan berbentuk cincin yang tersusun
disepanjang trakea.
d.      Siring (alat suara), terletak dibagian bawah trakea. Dalam siring terdapat otot
sternotrakealis yang menghubungkan tulang dada dan trakea, serta berfungsi untuk menimbulkan
suara. Selain itu dapat juga otot siringialis yang menghubungkan siring dengan dinding trakea
sebelah dalam. Dalam rongga siring terdapat selaput yang mudah bergetar.
Getaran selaput suara tergantung besar kecilnya ruangan siring yang diatur oleh otot
sternotrakealis dan otot siringialis.
e.       Bifurkasi trakea, yaitu percabangan trakea menjadi dua bronkus kanan dan kiri
f.       Bronkus (cabang trakea), tertletak antara siring dan paru-paru.
g.      Paru-paru dengan selaput pembungkus paru-paru yang disebut pleura.
Burung mempunyai alat bantu pernapasan yang disebut pundi-pundi udara yang
berhubungan dengan paru-paru. Fungsi pundi-pundi udara antara lain untuk membantu
pernapasan dan membantu membesarkan rongga siring sehingga dapat memperkeras suara.
Proses pernapasan pada burung terjadi sebagai berikut. Jika otot tulang rusuk berkontaksi, tulang
rusuk bergerak ke arah depan dan tulang dada bergerak ke bawah. Rongga dada menjadi besar
dan tekanannya menurun. Hal ini menyebabkan udara masuk ke dalam paru-paru dan selanjutnya
masuk ke dalam pundi-pundi udara.
Pada waktu otot tulang rusuk mengendur, tulang rusak bergerak ke arah belakang dan
tulang dada bergerak ke arah atas. Rongga dada mengecil dan tekanannya menjadi besar,
mengakibatkan udara keluar dari paru-paru. Demikian juga udara dari pundi-pundi udara keluar
melalui paru-paru. Pengambilan oksigen oleh paru-paru terjadi pada waktu inspirasi dan
ekspirasi. Pertukaran gas hanya terjadi di dalam paru-paru. Untuk lebih jelas, dibawah ini akan
dijelaskan bagaimana mekanisme pernapasan pada burung.
Pertukaran gas terjadi dalam paru-paru, tepatnya pada parabronkus yang banyak
mengandung pembuluh-pembuluh darah. Paru-paru burung berhubungan dengan sakus
pneumatikus melalui perantara bronkus rekurens. Selain berfungsi sebagai alat bantu pernapasan
saat terbang, sakus pneumatikus juga membantu memperbesar ruang siring sehingga dapat
memperkeras suara, mencegah hilangnya panas badan yang terlalu tinggi, menyelubungi alat-alat
dalam untuk mencegah kedinginan, serta mengubah massa jenis tubuh pada burung-burung
perenang. Perubahan massa jenis ini dengan cara memperbesar atau memperkecil kantong udara.
Pernapasan burung dilakukan dengan dua macam, yaitu pada terbang dan tidak terbang.
Pada waktu tidak terbang, pernapasan terjadi karena gerakan tulang dada sehingga tulang-tulang
rusuk bergerak kemuka dan ke arah bawah. Akibatnya, rongga dada membesar dan paru-paru
mengembang. Mengembangnya paru-paru menyebabkan udara luar masuk (inspirasi).
Sebaliknya dengan mengecilnya rongga dada, paru-paru akan mengempis sehingga udara dari
kantung udara kembali ke paru-paru. Jadi, udara segar mengalir melalui parabronkus pada waktu
inspirasi maupun ekspirasi sehingga fungsi paru-paru burung lebih efisien dari pada paru-paru
mamalia.
Pada waktu terbang, gerakan aktif dari rongga dada tak dapat berlangsung karena tulang-
tulang dada dan tulang rusuk merupakan pangkal pelekatan yang kuat untuk otot-otot terbang.
Akibatnya, inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh kantung udara diketiak, caranya adalah dengan
menggerak-gerakkan sayap ke atas dan ke bawah. Gerakkan ini dapat menekan dan
melonggarkan kantong udara tersebut sehingga terjadilah pertukaran udara didalam paru-paru.
Semakin tinggi terbang, burung harus semakin cepat menggerakkan sayap untuk memperoleh
semakin banyak oksigen. Frekuensi bernapas burung kurang lebih 25 kali permenit, sedangkan
pada manusia hanya 15-20 kali permenit.
Untuk mempelajari peredaran darah pada aves, kita ambil contoh peredaran darah
burung. Peredaran darah burung tersusun oleh jantung sebagai pusat peredaran darah, dan
pembuluh-pembuluh darah. Darah pada burung tersusun oleh eritrosit berbentuk oval dan berinti.
Jantung burung berbentuk kerucut dan terbungkus selaput perikardium. Jantung terdiri
dari dua serambi yang berbdinding tipis serta dua billik yang dindingnya lebih tebal.
Pembuluh-pebmuluh darah dibedakan atas arteri dan vena. Arteri yang keluar dari bilik
kiri ada tiga buah, yaitu dua arteri anonim yang bercabang lagi menjadi arteri-arteri yang
memberi darah kebagian kepala, otot terbang, dan anggota depan; dan sebuah aorta yang
merupakan sisa dari arkus aortikus yang menuju kekanan (arkus aortikus yang menuju kekiri
mereduksi). Pembuluh nadi ini kemudian melingkari bronkus sebelah kanan dan membelok
kearah ekor menjadi aorta dorsalis (pembuluh nadi punggung). Pembuluh nadi yang keluar dari
bilik kanan hanya satu, yakni arteri pulmonalis (pembuluh nadi paru-paru), yang kemudian
bercabang menuju paru-paru kiri dan kanan.
Pembuluh balik atau vena dibedakan atas:
1.      Pembuluh balik tubuh bagian atas (vena kava superior); vena ini membawa darah
dari kepala, anggota depan, dan anggota otot-otot pektoralis menuju jantung.
2.      Pembuluh balik tubuh bagian bawah (vena kava inferior); membawa darah dari
bagian bawah tubuh ke jantung.
3.      Pembuluh balik yang datang dari paru-paru (pulmo) kanan dan paru-paru kiri serta
membawa darah menuju serambi kiri jantung.
Sistem Eksresi
Burung merupakan salah satu hewan yang mempunyai manfaat yang tidak terhingga bagi
manusia diantaranya ada beberapa jenis burung seperti kalkun, bebek, angsa, ayam yang sudah
dari dulu kita sudah terbiasa untuk mengonsumsi, baik daging dan telur yang mereka hasilkan
sebagai makanan yang mengandung protein yang baik bagi kesehatan tubuh manusia.
Sistem ekskresi pada aves bisa kita lihat pada jenis burung di mana burung memiliki
ginjal, paru-paru dan kulit, alat-alat tersebut merupakan alat ekskresi. Bisa dilihat lebih jauh
adalah bila Anda memelihara burung bahwa burung itu mempunyai ginjal yang warnanya coklat
dan ginjal yang dimiliki burung adalah sepasang, jadi satu sama lain tentunya mempunyai fungsi
yang saling menguntungkan.
Burung di dalam sistem pencernaannya akan mengeluarkannya dalam bentuk asam urat
dan garam yang merupakan hasil metabolisme yang sudah tidak diperlukan lagi oleh tubuh,
sehingga dengan adanya sistem ekskresi pada aves ini akan memudahkan aves dalam beraktivitas
dan juga agar metabolisme tubuh pada aves bisa semakin sehat dan terpelihara dengan baik.
Sistem Saraf
Susunan saraf pada burung serupa dengan susunan saraf pada manusia dan hewan
menyusui.Segala kegiatan saraf di atur oleh susunan saraf pusat. Susunan saraf pusat terdiri dari
otak dan sumsum belakang.Otak burung juga terdiri atas empat bagian ,otak besar,otak
tengah,otak kecil dan sum-sum lanjutan.Selain otak kecil maka otak besar pada burung juga bisa
tumbuh dengan baik.Otak besar burung berbeda dengan otak besar pada manusia.
Permukaan otak besar pada burung tidak berlipat-lipat,sehingga jumlah neuron padda
burung berkembang dengan membentuk dua gelembung.Perkembangan ini berhubungan dengan
fungsi penglihatanya.
Otak kecil pada burung mempunyai lipatan-lipatan yang memperluas permukaan
sehingga dapat menampung sejumlah neuron yang cukup banyak.Perkembangan Otak kecil ini
berguna bagi pengaturan keseimbangan burung di waktu terbang.
Pada retina mata burung ada dua macam sel indra penerima rangsang cahaya, yaitu sel
batang dan sel kerucut. Sel batang peka terhadap rangsang cahaya lemah sedangkan sel kerucut
peka terhadap cahaya yang kuat. Burung malam memiliki retina yang banyak mengandung sel
batang. Burung siang memiliki banyak sel kerucut. Lensa mata pada burung mempunyai
akomodasi yang baik
Sistem Reproduksi
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung tidak memiliki
alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling
menempelkan kloaka.
a.    Sistem Genitalia Jantan.
Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian- permukannya licin,
terletak di sebelah ventral lobus penis bagian paling kranial. Pada musim kawin ukurannya
membesar. Di sinilah dibuat dan disimpan spermatozoa.
Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan- epididimis.
Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus
deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut
glomere. Dekat glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus
ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori.duktus eferen berhubungan
dengan epididimis yang kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada
hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka.
b.    Sistem Genitalia Betina.
Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri,
dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen.
Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri,- bentuknya
panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi
beberapa bagian; bagian anterior adalah infundibulumyang punya bagian terbuka yang
mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di
posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang
mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk
menghasilkan cangkang kapur.
c.    Proses Fertilisasi
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak
tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu
corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi
uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang
berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke
dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan
menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh
materi cangkang berupa zat kapur.
Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan
membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan
memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih
tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam
sarang.
Fungsi bagian-bagian telur aves :
o   Titik embrio –> bagian yang akan berkembang menjandi embrio
o   Kuning telur –> cadangan makanan embrio
o   Kalaza –> menjaga goncangan embrio
o   Putih telur –> menjaga embrio dari goncangan
o   Rongga udara –> cadangan oksigen bagi embrio
Jantung burung gereja berdetak 460 kali dalam semenit. Suhu tubuhnya adalah 108°F
(42°C). Suhu tubuh setinggi ini, yang bisa berakibat kematian pada binatang darat, sangat
penting bagi kelangsungan hidup sang burung. Tingkat energi yang tinggi yang diperlukan oleh
burung untuk terbang dihasilkan oleh metabolisme tubuh yang cepat ini.
Dari semua jenis hewan, burung (kelas Aves) termasuk salah satu hewan yang mudah
dikenal oleh manusia karena keunikanya. Struktur yang paling menonjol pada burung adalah
bulu yang khas (feathers). Berfungsi sebagai penutup tubuh dan sebagai isolator yang ikut
mengatur suhu tubuh. Fungsi lainnya adalah membantu proses saat terbang. Kemampuan terbang
memungkinkan burung mendiami beberapa habitat yang tidak terjangkau oleh hewan lain.
Warna dan suara burung yang indah sangat menarik perhatian manusia. Nama burung yang
klasik dalam bahasa Yunani adalah ornis, dan dalam bahasa latin adalah aves. Studi tentang
burung disebut ornithologi.
Sistem Transportasi
Sistem transportasi pada hewan Aves hampir mempunyai kesamaan dengan sistem
transportasi pada manusia, yaitu sistem transportasi Aves dan Manusia dibangun oleh dua organ
penting seperti pembuluh darah dan jantung. Jantung pada hewan tersebut terdiri atas empat
wilayah, diantaranya serambi kanan dan serambi kiri, serta bilik kanan dan bilik kiri. Di mana
diantara keduanya dibatasi oleh sebuah sekat yang sangat sempurna.
Sekat yang terdapat diantara serambi dan bilik pada jantung Aves sangat bermanfaat untuk
memisahkan udara yang mengandung oksigen dengan karbon dioksida, dengan demikian kedua
udara tersebut tidak bercampur menjadi satu. Peredaran darah pada biologi kelas 10
Avesmerupakan jenis peredaran darah ganda dan tertutup.
Sistem sirkulasi Aves
Alat ekskresi burung adalah paru-paru, ginjal, kulit, dan kloaka. Paru-paru dan kulit
berfungsi untuk membuang sisa ekskresi berupa karbon dioksida dan air. Burung
mengekskresikan asam urat sebagai limbah nitrogen yang utama. Asam urat diekskresikan dalam
bentuk pasta.
Burung mempunyai sepasang ginjal yang terletak di bagian kiri dan kanan tulang
pinggang. Urine yang dihasilakn dikeluarkan tubuh melalui kloaka.
Burung laut seperti bangsa Pelican mempunyai organ tambahan untuk tetap bertahan
hidup. Untuk memenuhi kebutuhan akan air, burung ini minum air laut yang mempunyai
konsentrasi garam tinggi. Garam ini kemudian diekstrak oleh dua kelenjar garam yang terdapat
di kepalanya dan dikeluarkan melalui lubang hidungnya. Cairan yang dikeluarkan dari kelenjar
garam lebih asin daripada darah
Ciri-Ciri Kelas Aves
a.      Tubuhnya tertutup oleh bulu yang khas (feathers)
b.      Anggota gerak (tungkai) dua pasang. Tungkai depan berupa sayap yang berfungsi untuk
terbang. Tungkai belakang berfungsi untuk bertengger, berjalan atau berenang. Tiap-tiap kaki
umumnya mempunyai empat buah jari.
c.       Kerangkanya merupakan material yang tipis, kuat dan mengalami osifikasi yang sempurna.
d.      Mulutnya berupa paruh yang menonjol dengan selubung zat tanduk.
e.       Jantung terdiri dari empat ruangan (dua buah antrium dan dua buah ventriculus). Eritrosit
bernukleus dengan bentuk oval dan bikonveks.
f.       Bernafas dengan paru-paru dan memiliki kantong-kantong udara, kotak suara (syrinx)
terdapat pada pangkal trachea.
g.      Kantong air seni tidak ada, hasil ekskresi setengah padat, burung betina umumnya hanya
mempunyai ovarium dan oviduct sebelah kiri saja.
h.      Nervus cranialis ada 12 pasang.
i.        Suhu tubuh teratur sehingga relatif tetap (homoiotherm).
j.        Fertilisasinya berlangsung di dalam tubuh burung betina. Sel telur ini dibungkus oleh
cangkang  yang keras. Dalam perkembangan embrionalnya terdapat selaput seperti amnion,
chorion, yolk sac dan allantois.
Berdasarkan susunan anatominya, bulu dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu:
a.       Plumae,merupakan bulu yang memberi dasar bentuk tubuh yang berada pada sayap dan
ekor, berfungsi untuk terbang.
b.      Plamulae,bulu yang terdapat pada burung yang masih muda dan pada burung yang sedang
mengerami telur, berfungsi sebagai isolator (misalnya, suhu).
c.       Filoplumae, bulu yang memiliki rambut. Bulu tersebbut tumbuh di seluruh permukaan
tubuh. Berfungsi sebagai sensor.
Tubuh burung tidak sepenuhnya ditumbuhi oleh bulu. Sebagian permukaan kulit yang
tidak berbulu disebut apteria sedangkan yang berbuku disebut pterilae. Bentuk dan struktur tubuh
burung sering dihubungkan dengan kemampuannya untuk terbang. Hal demikian berkaitan
dengan dimilkinya tulang berronga udara yang sangat ringan. Paruh dapat meggantikan fungsi
rahang serta mempunyai leher ramping, tulang dada burung agak luas sesuai untuk penyeimbang
tubuh dan dilengkapi oleh otot yang kuat untuk terbang.
Otot memperoleh energi melalui oksidasi di dalam tubuh. Oksigen tersebut mengalir satu
arah melalui kantong udara (hawa) dan paru-paru. Fungsi kantong hawa (saccus pneumaticus)
antara lain untuk membantu pernafasan ketika terbang, membungkus organ dalam agar tidak
kedinginan, mencegah hilangnya panas terlalu banyak, mengatur berat jenis tubuh ketika
berenang. Dan membantu memperkeras suara. Sistem peredaran darah ganda pad burung sudah
lebih sempurna karena jantungnya terdiri atas empat ruang dan darah yang kaya O2 sudah
terpisah dari darah miskin O2
Kemampuan terbang burung didukung oleh indra dan sistem saraf yang telah
berkembang dengan baik. Daya penglihatan burung sangat kuat dan memiliki refleks otot yang
sangat baik. Adanya kemampuan terbang menyebabkan hewan ini dapat bermigrasi dan mencari
sumber makanan hingga jauh dari habitat aslinya. Salauran pencernaan burung terdiri atas paruh,
rongga mulut, taring esophagus, tembolok, lambung kelenjar, lambung pengunyah, usus halus,
usus besar, dan kloaka. Tembolok merupakan pelebaran dari esophagus.
SLIDE 44

SISTEM PENCERNAAN PADA AVES

Susunan sistem pencernaan aves terdiri atas :

Paruh ˃Rongga Mulut ˃ Kerongkongan ˃ Tembolok ˃ Lambung Kelenjar ˃ Empedal ˃ Usus


Halus ˃ Usus Besar ˃ Kloaka.

 Di dalam rongga mulut aves (burung) tidak terdapat gigi sehingga makanan tidak
dikunyah dan langsung masuk ke dalam kerongkongan.
 Kerongkongan (oesophagus) merupakan saluran memanjang berbentuk seperti tabung
yang merupakan jalan makanan dari mulut sampai permulaan tembolok dan perbatasan
faring pada bagian atas dan kelenjar lambung pada bagian bawah.Fungsi kerongkongan
adalah menyalurkan makanan ke tembolok. Dinding kerongkongan dilapisi selaput lendir
yang membantu melicinkan makanan untuk masuk ke tembolok.
 Lambung Kelenjar memiliki dinidng otot yang tipis dan mengandung banyak kelenjar
pencernaan. Disebut lambung kelenjar karena dindingnya mengandung kelenjar yang
menghasilkan getah lambung yang berfungsi mencerna makanan secara kimiawi.
 Lambung Pengunyah (lambung otot atau empedal) serimg pula disebut ampela. Kontraksi
otot lambung pengunyah ini mencerna makanan secara mekanik. Di dalam lambung
pengunyah burung pemakan biji-bijian sering terdapat pasir atau batu-batu kecil. Batu-
batu kecil atau pasir ini sengaja ditelan untuk memperlancar pencernaan.
 Dari lambung, makanan hasil pencernaan menuju usus halus. Di dalam usus halus terjadi
pencernaan secara kimiawi oleh enzim-enzim pencernaan yang dihasilkan oleh pankreas,
dan empedu yang dihasilkan oleh hati. Sari-sari makanan hasil pencernaan diserap oleh
pembuluh-pembuluh darah di usus halus.
 Selanjutnya, sari-sari makanan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah. Sisa-sisa makanan
yang tidak terserap akan masuk ke usus besar menjadi feses (kotoran). Feses akan menuju
rektum dan dikeluarkan melalui kloaka.
 Kloaka merupakan muara tiga saluran, yaitu saluran pencernaan, saluran urin, dan saluran
kelamin (saluran perkembangbiakan).

SLIDE 45

SISTEM PERNAPASAN SERIGALA

Urutan Sistem Pernapasan Serigala

Hidung ˃ Faring ˃ Trakea ˃ Bronkus ˃ Bronkeolus.

Serigala sedang melakukan lolongan yang dimana menujukan salah satu fisiologis serigala
yaitu sistem pernapasan. Serigala termasuk ke dalam hewan mamalia, hewan mamalia umumnya
bernapas menggunakan paru-paru, dan dalam melakukan sistem tersebut terdapat dua fase di
dalamnya. Ketika mamalia mengeluarkan napas (exhale), otot diafragma akan melemas dan
kembali ke posisi semula (melengkung ke atas), kemudian otot-otot tulang rusuk juga melemas
dan dibantu oleh kontraksi dari otot perut, sehingga menyebabkan rongga dada mengecil, dan
tekanan dalam rongga dada naik.

Udara yang dikeluarkan melalui paru-paru keluar melalui hidung sehingga membuat paru-
paru mengecil. Fase ini disebut fase ekspirasi.

Ketika hewan mamalia menghirup napas (Inhale), otot diafragma akan berkontraksi,
kemudian otot-otot tulang rusuk akan berkontraksi sehingga rongga dada membesar, dan
menyebabkan tekanan dalam rongga dada berkurang.
Udara yang dihirup melalui hidung masuk ke dalam paru-paru sehingga membuat paru-paru
mengembang. Fase ini disebut fase inspirasi.

SLIDE 46

SISTEM PENCERNAAN HEWAN RUMINANSIA

Ternak ruminansia terdiri dari ruminansia besar diantaranya sapi dan kerbau dan
ruminansia kecil diantaranya kambing dan domba. Ruminansia memiliki sistim pencernaan yang
berbeda dengan ternak yang lain.  Sistim pencernaan ruminansia memiliki beberapa tahapan
dalam mencerna makanan.  Mengetahui sistim pencernaan ternak yang dipelihara oleh peternak
sangat bermanfaat untuk mengetahui bagaimana cara kerja saluran pencernaan sehingga
memudahkan dalam penanganan jika terjadi kasus-kasus pada pencernaan. Pencernaan adalah
tempat dimana makanan diperoses di dalam tubuh. Pencernaan ternak ruminansia berbeda
dengan ternak yang lain, ternak ruminansia memiliki lambung ganda.  Proses pencernaan  ternak
ruminansia terjadi secara mekanis (didalam mulut), secara fermentatif (oleh enzim-enzim
pencernaan) (Sutardi, 1979). 
Organ pencernaan pada ternak ruminansia terdiri dari mulut, rumen, retikulum, omasum,
abomasum, usus halus, sekum, kolon dan rektum.  Rumen memiliki ukuran yang paling besar
yaitu 80 %, retikulum 5 %, omasum 7 % dan abomasum 8 % (Church, 1988). 

SLIDE 47

SISTEM DIGESTIVUS PADA HEWAN RUMINANSIA

Urutan proses pencernaan hewan ruminansia yaitu

makanan ⇒ mulut ⇒ kerongkongan ⇒ rumen ⇒ reticulum ⇒ kembali ke mulut ⇒ makanan


dikunyah untuk ke 2x ⇒ kerongkongan ⇒ omasum ⇒ abomasum ⇒ usus halus ⇒ usus besar ⇒
rektum ⇒ anus. 

Ternak ruminansia terdiri dari ruminansia besar diantaranya sapi dan kerbau dan
ruminansia kecil diantaranya kambing dan domba. Ruminansia memiliki sistim pencernaan yang
berbeda dengan ternak yang lain.  Sistim pencernaan ruminansia memiliki beberapa tahapan
dalam mencerna makanan.  Mengetahui sistim pencernaan ternak yang dipelihara oleh peternak
sangat bermanfaat untuk mengetahui bagaimana cara kerja saluran pencernaan sehingga
memudahkan dalam penanganan jika terjadi kasus-kasus pada pencernaan. Pencernaan adalah
tempat dimana makanan diperoses di dalam tubuh. Pencernaan ternak ruminansia berbeda
dengan ternak yang lain, ternak ruminansia memiliki lambung ganda.  Proses pencernaan  ternak
ruminansia terjadi secara mekanis (didalam mulut), secara fermentatif (oleh enzim-enzim
pencernaan) (Sutardi, 1979).  Organ pencernaan pada ternak ruminansia terdiri dari mulut,
rumen, retikulum, omasum, abomasum, usus halus, sekum, kolon dan rektum.  Rumen memiliki
ukuran yang paling besar yaitu 80 %, retikulum 5 %, omasum 7 % dan abomasum 8 % (Church,
1988). 

A. Pencernaan Secara Mekanis


Pencernaan secara mekanis dilakukan di dalam mulut, HPT yang telah direnggut
dikunyah didalam mulut kemudian di telan, setelah istirahat dikeluarin kembali dan
dikunyah lebih halus, hal ini disebut memamah biak. Pengunyahan di dalam mulut
bercampur dengan saliva (air liur) untuk membantu proses pengunyahan dan menelan
makanan.   Saliva memiliki pH sekitar 8,2 dan dengan kandungan sodium bikarbonat
yang tinggi.  Saliva berfunsi sebagai buffer yang membantu menetralkan pengaruh asam
dari pakan yang dikonsumsi ternak  setelah masuk ke dalam rumen.
B. Pencernaan pada Rumen
Rumen disebut juga perut besar karena merupakan bagian lambung terbesar di
dalam sistem pencernaan ternak ruminansia.  Permukaan rumen dilapisi oleh papilia.
Rumen berfungsi sebagai tempat fermentasi oleh mikroba, tempat absorbsi VFA dan
tempat pencampuran pakan. Rumen sapi memiliki berbagai jenis bakteri yang berbeda
dengan jumlah yang sangat banyak dan beberapa tipe protozoa yang membantu
memanfaatkan serat dari bahan pakan dan sumber Nitrogen non protein. Rumen pada
ternak ruminansia memiliki ukuran yang paling besar dibandingkan dengan lambung
yang lainnya.  pH ideal dalam rumen adalah 6-7, pada pH tersebut mikroorganisme akan
tumbuh dengan baik.  Jika pH rumen sering terjadi perubahan diluar pH 6-7 maka
sebagian dari jenis mikroorganisme akan mati sehingga mengurangi pemanfaatan pakan
yang di proses di dalam rumen.  Pemberian konsentrat dengan persentase yang tinggi
dapat meningkatkan performa ternak dalam jangka waktu yang pendek namun pemberian
konsentrat dengan persentase yang tinggi dapat menyebabkan asidosis.  Jika produksi
VFA dan asam laktat tinggi dan melebihi kapasitas absorbsinya dan kemampuan menuju
gastro intestinal maka akan terjadi asidosis.
Bakteri menghasilkan enzim untuk menguraikan makanan sehingga membantu
ternak memanfaatkan nutrisi yang ada di dalam pakan.  Lingkungan bakteri harus
memiliki kondisi pH maupun suhu yang sesuai dengan pertumbuhannya. Fermentasi
dalam rumen terjadi konversi karbohidrat menjadi volatile fatty acids (VFA) dan gas serta
menkonversi selulosa menjadi energi.  Produksi gas di dalam rumen terdiri dari methan
dan karbondioksida yang berjumlah 20-40% (DeLaval, 2002). Jika gas menumpuk dalam
rumen akan dikeluarkan melalui sendawa. 
C. Pencernaan pada Retikulum
Retikulum disebut juga perut jala karena permukaan bagian dalamnya mirip
dengan jala atau sarang lebah.   Rumen dengan retikulum hampir tidak berjarak.
Retikulum juga membantu regurgitasi (ruminasi).  Retikulum berfungsi sebagai tempat
fermentasi pakan oleh mikroorganisme.  Hasil fermentasi retikulum diantaranya adalah
VFA, amonia dan air. Bahan pakan yang difermentasi terutama VFA, amonia dan air
pada retikulum mulai diabsorbsi.
D. Pencernaan pada Omasum
Omasum adalah lambung ketiga dari ternak ruminansia.  Omasum disebut perut
buku karena memiliki lipatan-lipatan seperti buku berupa lipatan-lipatan logitudinal. 
Pencernaan pada omasum masih terjadi fermentasi mikroorganisme.
Omasum berfungsi sebagai pengatur arus ingesta ke abomasum dan menyaring partikel
yang besar.  Terjadi penyerapan air yang terkandung di dalam hijauan pakan ternak oleh
dinding omasum, di dalam omasum enzim bekerja menghaluskan hijauan.
E. Pencernaan pada Abomasum
Abomasum terbagi atas tiga bagian yaitu : florika yang merupakan sekresi mukus,
fundika (sekresi pepsinogen, renin dan mukus) dan Kardia yang merupakan sekresi
mukus.  Abomasum tempat permulaan pencernaan protein dan mengatur arus digesta dari
abomasum ke duodenum.  Pakan di abomasum akan dicerna kembali dengan bantuan
asam klorida dan berbagai enzim.  Asam klorida membantu mengaktifkan enzim
pepsinogen melakukan pencernaan.
F. Pencernaan pada Usus Halus
Setelah selesai pencernakan pakan di abomasum maka akan dilanjutkan ke usus
halus.  Usus halus terdiri dari duodenum, jejenum dan ileum. Dodenum kondisinya asam
sehingga bakteri dari lambung tidak bisa hidup di duodenum.  Kondisi asam akibat dari
percampuran asam dari abomasum, getah pankereas, hati, kantung empedu dan kelenjar
dari usus halus.  kemudian makanan akan mengalami pencernaan dengan bantuan enzim
yang dihasilkan dari dinding usus. Makanan pada tahap ini partikelnya lebih halus. 
Setelah itu makanan berlanjut pada ileum, ileum memiliki banyak vili yang berfungsi
memperluas bagian penyerapan sehingga penyerapan akan lebih optimal.
G. Pencernaan pada Usus Besar
Usus besar kususnya caecum dan kolon, Sisa-sisa dari pencernaan sebelumnya
didorong dengan peristaltik usus ke usus besar.  Sisa-sisa dari pencernaan sebelumnya
masih mengandung mineral dan air. Penyerapan mineral dan air paling banyak di usus
besar, penyerapan terjadi melalui dinding usus.  Zat-zat yang diserap akan didistribusikan
ke seluruh tubuh yang membutuhkan, sedangkan sisa atau ampas dari penyerapan  akan
dikeluarkan melalui rektum.

SLIDE 48

URUTAN SYSTEM PENCERNAAN SERANGGA (BELALANG)

1. Mouth
2. Esophagus
3. Foregut
4. Crop
5. Anus
6. Rectum
7. Gastric Cecae
SLIDE 49

SYSTEM PENCERNAAN BELALANG (SERANGGA)

Adapun fungsi fisiologi dari urutan system pencernaan belalang adalah sebagai berikut :

1. Mouth (mulut) Sebagai tempat masuknya makanan. Berbeda dari mulut hewan  yang
pada umumnya yang memiliki  gigi untuk mengunyah makanan, untuk serangga organ
rongga mulut ini tidak bergigi.
2. Esophagus (kerongkongan) Identik dengan faring, fungsi kerongkongan adalah untuk 
mendorong bahan makanan yang sudah  masuk menuju organ pencernaan yang 
berikutnya
3. Foregut (usus depan) bagian usus depan untuk mendorong makanandari faring menuju
tembolok.
4. Crop (tembolok) mempunyai fungsi  untuk menyimpan makanan, serta menunggu antrian
ke lambung ( ventrikulus ). Selanjutnya  terjadi pencernaan dengan  melewati enzim yang
terbawa menuju dalam tubuh serangga. Namun , pencernaan yang terjadi hanya  sebagian
kecil yang tersimpan bahan makanannya, jadi tidak seluruhnya.
5. Anus Yaitu Adalah bagian  dari ujung saluran untuk tempat keluarnya faeses serangga.
Terdapat sejumlah jenis kelenjar yang dapat  beradsosiasi dengan  menggunakan sistem
pencernaan, antara lain kelenjar mandible, kelenjar faring, kelenjar maksila dan kelenjar
labium.
6. Rectum Selain menjadi tempat penyimpanan feses pada saat sebelum di keluarkan, dan
rectum ini juga mengalami reabsorbsi air  dan  asam – asam amino yang kemungkinan
bisa dimanfaatkan. Dalam rectum terjadi diferensiasi sejumlah sel, ada yang membentuk
bantalan dan  juga memanjang.
7. Gastric Cecae (usus buntu) yang bentuknya seperti jari dan terletak di anterior dari
ventrikulus dan menghasilkan enzim- enzim pencernaan.Kantung ini juga penuh
mikroorganisme yang membantu proses pencernaan makanan Usus bagian tengah
biasanya bersifat basa dibandingkan dengan isi dari usus bagian depan.

SLIDE 50

SISTEM PERNAPASAN BELALANG

Keterangan bagian pada sistem pernapasan Belalang :

 Spirakel berfungsi sebagai lubang aliran masuk dan keluarnya oksigen dan karbondioksida.
Spirakel juga dilengkapi dengan rambut halus yang berfungsi untuk menyaring udara.

 Trakea berfungsi sebagai tempat untuk mengalirkan gas oksigen dari luar ke seluruh tubuh
dan sebagai saluran untuk mengalirkan karbon dioksida ke luar tubuh.

 Trakeolus berfungsi sebagai jalan masuk udara sehingga oksigen dapat berdifusi ke dalam
tubuh serangga.
 Kantong udara dapat meningkatkan efesiensi respirasi dengan menyediakan permukaan yang
luasa dan untuk pertukaran gas dan menjaga suplai udara.

SLIDE 51

SISTEM PENCERNAAN AVES

Keterangan sistem pencernaan Aves :

 Di dalam rongga mulut burung tidak terdapat gigi sehingga makanan tidak dikunyah dan
langsung masuk menuju kerongkongan.

 Tembolok merupakan pelebaran ujung bawah kerongkongan. Tembolok berbentuk kantung.


Saat makanan yang masuk daari kerongkonan akan menuju tembolok yang memiliki fungsi
sebagai tempat penyimpanan makanan sementara.

 Lambung kelenjar memiliki dinding otot yang tipis dan mengandung banyak kelenjar
pencernaan. Kelenjar pencernaan ini menghasilkan enzim-enzim pencernaan untuk
mencerna makanan secara kimiawi.

 Lambung pengunyah (lambung otot atau empedal) sering pula disebut ampela. Kontraksi
otot lambung pengunyah ini mencerna makanan secara mekanik. Di dalam lambung
pengunyah burung pemakan biji-bijian, sering terdapat batu-batu kecil atau pasir. Batu-batu
kecil atau pasir ini sengaja ditelan untuk membantu proses pencernaan.
 Dari lambung, makanan hasil pencernaan menuju usus halus. Di dalam usus halus terjadi
pencernaan secara kimiawi oleh enzim-enzim pencernaan yang dihasilkan oleh pankreas,
dan empedu yang dihasilkan oleh hati. Sari-sari makanan hasil pencernaan diserap oleh
pembuluh-pembuluh darah di usus halus.

 Selanjutnya, sari-sari makanan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah. Sisa-sisa makanan
yang tidak diserap akan masuk ke usus besar menjadi feses (kotoran). Feses akan menuju
rektum dan dikeluarkan melalui kloaka. Kloaka merupakan muara tiga saluran, yaitu saluran
pencernaan, saluran urin, dan saluran kelamin (saluran perkembangbiakan).

SLIDE 52

INFLAMMATORY RESPONSE

1. Histamin dan sitokin dilepaskan. Kapiler membesar.

2. Peptida antimikroba memasuki jaringan. Neutrofil direkrut.

3. Neutrofil mencerna patogen dan puing-puing sel. Jaringan menyembuhkan.


SLIDE 53

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

a) Mulut     
Mulut berfungsi untuk mengunyah makanan menjadi lebih halus agar lebih mudah
ditelan. Makanan melalui mulut akan mengalami proses pencernaan secara kimia dan
mekanik. Organ yang membantu proses percernaan dalam mulut seperti lidah, gigi
dan kelenjar air liur.
b) Kerongkongan
Setelah makanan melalui mulut dan ditelan, makanan akan melalui tengorokan
(faring) dan kerongkongan (esophagus). Kerongkongan berperan dalam mengantarkan
makanan yang sudah ditelan untuk melalui proses selanjutnya dalam lambung.
c) Lambung
Lambung atau ventrikulus mempunyai bentuk seperti kantong yang menggelembung
dan berada pada bagian kiri perut. Lambung berfungsi sebagai tempat menyimpan
makanan sementara sebelum disalurkan ke organ selanjutnya, memecah dan
mengaduk makanan dengan mekanisme gerak peristaltik serta mencerna dan
menghancurkan makanan dengan bantuan enzim dalam lambung.
d) Usus Halus
Usus halus berbentuk tabung tipis yang panjangnya 10 meter seperti selang yang
digulung, dimana permukaan bagian dalamnya penuh dengan tonjolan dan lipatan.
Terdapat tiga bagian utama dari usus halus yaitu duodenum (usus 12 jari),  jejunum
(usus kosong) dan ileum (bagian akhir). Usus dua belas jari (duodenum) berperan
dalam proses pencernaan makanan secara kimiawi dengan bantuan getah empedu dan
getah pankreas. Selanjutnya makanan, akan melalui usus jejunum untuk membantu
proses pencernaan makanan secara kimiawi melalui enzim-enzim yang dihasilkan
dinding usus seperti disakaridase. Bagian akhir usus halus adalah ileum yang mana
bertugas dalam menyelesaikan proses penyerapan nutrisi dan menyerap asam empedu
untuk dapat didaur ulang lagi.
e) Usus Besar
Proses penyerapan dari usus halus yang masih belum maksimal kemudian akan
dilanjutkan oleh usus besar. Usus besar berbentuk seperti huruf U terbalik yang
panjangnya sekitar 5-6 meter.  Terdapat tiga bagian utama usus besar yaitu sekum
(cecum), kolon dan rektum (rectum). Sekum berfungsi menyerap nutrisi yang tidak
dapat diserap usus halus. Kolon berfungsi sebagai tempat cairan dan garam diserap.
Rektum adalah bagian akhir dari usus besar.  Rektum terhubung langsung keanus
sehingga bagian ini berfungsi untuk tempat penyimpanan tinja sebelum dikeluarkan
oleh anus. Fungsi utama usus besar adalah membuang air dan garam yang tidak dapat
dicerna dan membentuk limbah padatan yang dapat dikeluarkan.
f) Anus
Anus berfungsi untuk proses defekasi feses dan mengatur keluarnya fases. Defekasi
adalah proses membuang kotoran sisa pencernaan dalam bentuk feses. Hasil akhir dari
sistem pencernaan makanan berupa fases atau kotoran.
SLIDE 54

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

 Proses memasukan makanan ke dalam mulut (Injesti)


 Proses mengubah makanan menjadi kecil dan lembut  oleh gigi (Pencernaan
mekanik),
 Proses mengubah molekul makanan kompleks menjadi sederehana oleh enzim, asam,
‘bile’ dan air (Pencernaan Kimiawi).
 Penyerapan Nutrisi dan Pembuangan Kotoran (Proses Penyingkiran).

Bagian-bagian utama saluran pencernaan pada manusia diantaranya:

1. Mulut
Diantaranya adalah lidah yang berfungsi untuk merasa makanan, memposisikan
makanan agar mudah dikunyah dan membantu makanan untuk ditelan.
Kedua, ada gigi yang berfungsi untuk mengunyah makanan yang dikonsumsi agar
menjadi lebih halus dan lebih mudah dicerna.
Ketiga ada juga ludah yang akan membantu Anda menelan makanan dengan lebih
mudah lagi dan juga berfungsi sebagai pelindung rongga mulut.
2. Kerongkongan
Kerongkongan adalah lorong yang akan dimasuki makanan yang selesai Anda kunyah
diantara rongga mulut menuju lambung dan melalui proses pencernaan yang
selanjutnya. Dalam melakukan tugasnya melakukan gerakan yang disebut gerakan
peristaltik yang membantu  mendorong makanan yang sudah dikunyah agar masuk ke
dalam lambung secara perlahan-lahan.
3. Lambung
Lambung secara garis besar terdiri dari 3 bagian. Ia memiliki fungsi penting dalam
sistem pencernaan salah satunya adalah menghasilkan asam klorida yang akan
membasmi semua mikroorganisme yang ada pada makanan yang kita konsumsi.
4. Usus Halus
Usus Halus memiliki beberapa bagian, diantaranya adalah usus dua belas jari, usus
kosong dan usus penyerapan. Ada banyak proses yang terjadi pada usus halus. Di
dalamnya usus halus juga memproduksi berbagai macam enzim yang dapat mengubah
beberapa zat makanan menjadi kandungan yang dibutuhkan tubuh agar lebih mudah
diserap.
5. Usus Besar
Usus besar adalah tempat sisa makanan kemudian berada dan nantinya akan
dibusukkan menggunakan bakteri Escherichia coli sehingga bisa menjadi kotoran
yang kemudian akan dibuang melalui anus.
6. Anus
Pada bagian ujung usus besar inilah yang disebut dengan rektum yang merupakan
jalur yang akan dilalui kotoran menuju ke tempat pembuangan terakhirnya yaitu anus.
Pada saat kotoran memasuki rektum maka itu berarti tempat penyimpanan kotoran
yang berada di atasnya sudah penuh dan pada saat itulah Anda akan merasakan sakit
perut serta keinginan untuk buang air besar.
Sedangkan anus seperti yang kita semua ketahui merupakan lubang dimana kotoran
akan dikeluarkan dari dalam tubuh untuk dibuang 
SLIDE 55

SISTEM PEREDARAN DARAH

Ada tiga sistem peredaran darah manusia. Yaitu, sistem sistemik, sistem pulmonal, dan
sistem koroner. Ketiga sistem ini bertanggung jawab atas aliran darah yang bergerak di dalam
tubuh.

1. Sistem sistemik
Sirkulasi darah dimulai ketika darah mengalir dari kedua atria (dua bilik jantung
bagian atas) ke ventrikel (dua bilik bawah). Fase berikutnya disebut periode ejeksi,
yaitu ketika kedua ventrikel memompa darah ke arteri besar. Dalam sirkulasi
sistemik, ventrikel kiri memompa darah yang kaya oksigen ke arteri utama (aorta).
Darah mengalir dari arteri utama ke arteri yang lebih besar dan lebih kecil lalu masuk
ke jaringan kapiler. Di dalam jaringan kapiler, darah melepaskan oksigen, nutrisi dan
zat-zat penting lainnya. Dalam tahap ini, darah juga mengambil karbon dioksida dan
zat-zat hasil metabolisme dalam tubuh. Setelah mengambil zat-zat tersebut, darah
mengalir kembali ke jantung melalui serambi kanan. Proses ini dilakukan pembuluh
darah dengan tujuan untuk membersihkan darah.
2. Sistem pulmonal
Sistem peredaran darah manusia yang kedua atau sistem pulmonal bekerja memompa
darah dari ventrikel kanan. Darah yang memiliki kadar oksigen rendah dipompa
menuju arteri pulmonalis.Dari arteri pulmonalis, aliran darah bercabang menuju arteri
dan kapiler yang semakin kecil. Di sinilah karbon dioksida dilepaskan dari darah ke
dalam vesikel paru, dan oksigen segar memasuki aliran darah. Ketika kita bernapas,
karbon dioksida meninggalkan tubuh kita. Darah yang kaya oksigen mengalir melalui
vena paru dan atrium kiri ke ventrikel kiri. Detak jantung berikutnya memulai siklus
baru sirkulasi sistemik.
3. Sistem koroner
Pada prinsipnya, sistem peredaran darah yang satu ini mengaliri darah kaya oksigen.
Darah beroksigen tinggi dialirkan ke jantung sehingga jantung dapat berfungsi dengan
baik. Dalam sistem koroner, darah mengalir untuk memasok otot jantung. Arteri
koroner mengalirkan darah kaya oksigen menuju otot jantung.

Komponen utama dalam sistem peredaran darah manusia

Ada 4 komponen utama dalam sistem peredaran darah. Yaitu, jantung, arteri, vena dan darah.

 Jantung
Jantung adalah komponen paling penting dalam sirkulasi darah di tubuh manusia.
Jantung berfungsi untuk memompa darah sehingga dapat mengalir ke seluruh tubuh.
Dalam sistem peredaran darah manusia, kecepatan jantung dalam memompa menjadi
kunci. Semakin cepat jantung memompa, maka akan semakin cepat juga darah dapat
mengangkut zat – zat metabolisme yang bersifat racun. Sementara itu, kualitas dari
pompaan jantung dipengaruhi oleh detakan jantung. Setiap kali jantung berdetak,
darah dipompa dan sistem peredaran darah bekerja sesuai fungsinya.
 Arteri
Arteri membawa darah yang kaya oksigen dari jantung dan mengalirkannya menuju
kapiler atau kembali ke jantung.  Arteri memainkan peran kunci dalam mengatur
aliran darah ke kapiler jaringan. Sekitar 10 persen dari total volume darah ada di
sistem arteri sistemik pada waktu tertentu.
 Vena
Vena membawa darah terdeoksigenasi ke paru-paru. Dengan begitu, paru-paru akan
menerima oksigen dan dapat bekerja dengan baik.
 Darah
Darah adalah komponen yang bergerak dalam hampir setiap aktivitas di dalam tubuh.
Darah mengangkut hormon, nutrisi, oksigen, antibodi, dan. Darah juga melakukan
aktivitas penting lainnya yang diperlukan untuk menjaga kesehatan tubuh.

Anda mungkin juga menyukai