Anda di halaman 1dari 29

BIOLOGI

1. Tahapan pemecahan masalah


1. Menemukan permasalahan dan menentukan rumusan masalah
Masalah dalam penelitian dapat diidentifikasi sebagai adanya kesenjangan antara apa yang
seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan.  
Rumusan masalah dituliskan dalam bentuk kalimat tanya, jelas dan padat serta dapat diadikan
dasar dalam merumuskan hipotesa dan judul penelitian.
2. Melakukan observasi  
Dapat dilakukan dengan cara suvey kondisi di lapangan, melakukan studi pusataka, melalui
wawancara dengan narasumber terkait atau ahli.
Dalam observasi sebaiknya dikumpulkan sebanyak mungkin informasi terkait permasalahan
yang telah ditentukan.  
3. Membuat hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara dari sebuah penelitian, dugaan yang
mungkin benar dan mungkin salah. Hipotesis akan terbukti benar dan salahnya setelah
dilakukan eksperimen dan diperoleh data.
Hipotesis dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Hipotesis nol (Ho)
Adalah hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikatnya.
2. Hipotesis alternatif (Ha)
Adalah hipotesis yang meyatakan terdapat hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikatnya.
4. Melakukan eksperimen
 Eksperimen dilakukan dengan membuat rancangan eksperimen melibatkan variabel
bebas, variabel terikat dan variabel kontrol.  
 Variabel dalam penelitian antara lain:  
1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel terikat.
2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya
variabel bebas.  
3. Variabel kontrol adalah variabel yang dibuat sama agar tidak berpengaruh terhadap
variabel bebas yang diujikan.
5. Menganalisis data
Hasil eksperimen berupa data, baik data kuantitatif serta data kualitatif kemudian dianalisis
untuk mendapatkan kesimpulan yang sesungguhnya.  
6. Membuat kesimpulan
 Kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis data eksperimen ini bersifat umum
sehingga dapat diterapkan dalam berbagai kemungkinan.
 Dari kesimpulan ini, dapat diketahui bahwa hipotesis yang telah dibuat sebelumnya
benar atau salah.  
7. Mempublikasikan hasil eksperimen
Bertujuan agar dapat digunakan dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode ilmiah akan menghasilkan produk berupa
fakta,postulat, dan teori. Eksperimen yang dilakukan pada metode ilmiah adalah berupa fakta-
fakta lapangan bukan sekedar opini/argumen. Postulat merupakan pernyataan berdasarkan
prinsip-prinsip yang kebenarannya telah diuji. Adapun teori baru dapa muncul dari hasil analisis
data hasil penelitian tersebut. Selain itu, metode ilmiah juga dapat menghasilkan produk
berupa prinsip dan hukum.

2. Jenis jenis tumbuhan


 Padi (Oryza sativa) dengan varietas Padi rojolele, padi ciherang, padi ciliwung, dan lain-lain
 Mangga (Mangifera indica) dengan Varietas Mangga arumanis, mangga manalagi, mangga
golek, dan lain-lain
 Durian (Durio zibethinus) dengan Varietas Durian petruk, durian bawor, durian monthong,
dan lain-lain.
 Tingkat genus: Genus Citrus misalnya pada Jeruk bali (Citrus maxima), jeruk nipis (Citrus
aurantifolia), dan jeruk manis (Citrus nobilis). Juga Genus Musa pada Pisang buah (Musa
paradisiaca) dan pisang serat (Musa textilis).
 Tingkat family dibagi menjadi Famili Poaceae pada padi (Oryza sativa), jagung (Zea mays),
dan alang-alang (Imperata cylindrical), dan Famili Zingiberaceae pada kunyit (Curcuma
domestica) dan jahe (Zingiber officinalis).
3. Jenis jamur
a) Rhizopus stolonifer – zigospora
b) Mucor mucedo – zigospora
c) Saccharomyces cereviecea – askospora
d) Auricularia volvacea –basidospora

4. Daur biogeokimia
5. Protista mirip tumbuhan disebut dengan algae dan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Organisme eukariotik
Memiliki dinding sel yang tersusun dari selulosa dan lignin
Bereproduksi secara asaksual atau membelah diri secara biner
Fotoautotrof atau membuat makanannya sendiri
Memiliki pigmen warna untuk proses fotosintesis
Ada yang uniseluler, namun ada juga yang multiseluler
Organisme akuatik sehingga hidup dilingkungan yang berair
Tidak memiliki akar, batang, ataupun daun sehingga tidak termasuk tumbuhan

Protista mirip hewan memiliki ciri bersel satu, tidak memilik dinding sel, pada umumnya
bersifat heterotrof, sebagian kecil autotroph, hidup bebas atau sebagai parasit bagi
organisme lain, reproduksi secara seksual atau aseksual, umumnya memiliki alat gerak.
 Rhizopoda (Kaki Semu), contoh Amoeba, Foraminifera, Radiolaria.
 Flagellata (Bulu Cambuk), contoh: Euglena viridis, Volvox globator, Noctiluca miliaris,
Trypanosoma gambiense.
 Ciliata (Rambut Getar), contoh: Paramecium caudatum, Stentor, Vorticella, Didinium,
Stylonichia.
 Sporozoa (Penghasil Spora), contoh  Plasmodium vivax, Plasmodium falcifarum,
Plasmodium malaria.

Protista mirip jamur adalah protista yang memiliki ciri seperti  bersifat eukariotik, tidak
memiliki klorofil, dapat menghasilkan spora, dan bersifat heterotrof.
Berikut contoh protista mirip jamur
 Myxomycota (Jamur Lendir)
Habitatnya di lingkungan yang lembap.. memiliki fase vegetatif berbentuk seperti
lendir. Contoh:  Dictiostelium discoideum.
 Acrasiomycota (Jamur Lendir Bersekat)
Habitatnya di lingkungan yang lembap.
Bentuk tubuh seperti lendir (plasmodium).
Contoh: Dyctyostelium.
 Oomycota (Jamur Air)
Sturkturnya mirip alga, namun tidak berklorofil.
Contoh: Phytophythora infestan, Phytium.

6. Lapisan dan rongga tubuh hewan

 Aselomata, yaitu hewan yang belum mempunyai rongga tubuh, artinya tubuhnya padat
tanpa rongga antara usus dan tubuh terluar. Pada hewan semacam ini mesoderm
membentuk struktur yang kompak sehingga selom (rongga tubuh) tidak terbentuk. Contoh
Aselomata, yaitu Platyhelminthes atau cacing pipih.
 Pseudoselomata. Hewan semacam ini mempunyai rongga tubuh semu, mesodermnya
belum membentuk rongga yang sesungguhnya karena mesodermnya belum terbagi
menjadi lapisan dalam dan lapisan luar. Rongga yang terbentuk berisi cairan yang
memisahkan alat pencernaan dengan dinding tubuh bagian luar. Hewan yang termasuk
Pseudoselomata adalah Rotifera dan Nematoda (cacing gilig).
 Selomata. Pada hewan semacam ini, mesoderm dipisahkan oleh rongga tubuh yang
terbentuk menjadi dua lapisan, yaitu lapisan dalam dan lapisan luar. Kedua lapisan tersebut
mengelilingi rongga dan menghubungkan antara dorsal dan ventral membentuk
mesenterium. Mesentrium berfungsi sebagai penggantung organ dalam. Hewan Selomata
meliputi Annelida sampai Chordata.

7. Ada tiga dua macam jenis interaksi yang dilakukan oleh makhluk hidup, yaitu ekosistem
dan rantai makanan.
Interaksi antara makhluk hidup (komponen biotik) dengan makhluk tak hidup
(komponen abiotik) disebut ekosistem.
Sedangkan, interaksi antara makhluk hidup satu dengan makhluk hidup yang lain
disebut rantai makanan.
Kita mengenal ada tiga jenis simbiosis yang terjadi di lingkungan alam, yaitu simbiosis
mutualisme, komensalisme, dan parasitisme. 

Pada simbiosis mutualisme, hubungan antara kedua organisme


menghasilkan keuntungan bagi kedua pihak. 
Contohnya, serangga dengan bunga. Serangga membutuhkan nektar dari bunga, bunga
membutuhkan serangga untuk membantu proses penyerbukan.
Simbiosis komensalisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup, yang mana
individu diuntungkan dan satu individu lainnya tidak merasa diuntungkan atau
dirugikan.
Contohnya terjadi pada ikan remora dan ikan hiu. 
Ikan remora mendapatkan keuntungan dengan memakan sisa-sisa makanan dari ikan
hiu, namun hiu tidak merasa terganggu dengan keberadaan ikan remora. 
Sementara simbiosis parasitisme adalah hubungan yang menguntungkan satu pihak,
namun merugikan pihak lainnya.
Contohnya terjadi pada benalu dan inangnya. 
Benalu akan mengambil seluruh makanan dari tanaman inang, sehingga tanaman inang
kekurangan makanan dan mati.
8. –
9. –
10. Jaringan pada tumbuhan dan fungsinya
11. Jaringan penyusun organ tubuh
1. Jaringan Epidermis (Jaringan Pelindung)
 Merupakan jaringan terluar yang menutupi seluruh permukaan tubuh tumbuhan.
 Ciri-ciri jaringan epidermis :
1. Bentuk sel seperti balok.
2. Umumnya terdiri dari satu lapisan.
3. Terletak pada lapisan paling luar.
4. Tidak berklorofil kecuali pada sel penjaga stomata.
5. Tersusun atas sel-sel hidup.
6. Dinding sel bagian luar yang berbatasan dengan udara mengalami penebalan
Berfungsi untuk melindungi jaringan lainnya.

2. Jaringan Parenkim (Jaringan Dasar)


 Merupakan jaringan yang terbentuk dari meristem dasar dan memiliki bentuk serta
fungsi yang bervariasi.
 Ciri-ciri jaringan parenkim :
1. Sususan sel tidak rapat.
2. Tidak selalu berkloroplas.
3. Tersusun atas sel-sel hidup.
4. Letak inti sel mendekati dasar sel.
5. Mampu bersifat meristematik karena dapat membelah diri.
6. Memilki banyak vakuola.
7. Ukuran selnya besar.
8. Terdapat banyak rongga antarsel.
Berdasarkan bentuknya, jaringan parenkim dibedakan menjadi :
1. Parenkim palisade, bentuknya memanjang dan tegak.
2. Parenkim bunga karang, bentuknya menyerupai bunga karang.
3. Parenkim bintang, bentuknya menyerupai bintang dengan ujung jaringan saling
berhubungan.
4. Parenkim lipatan, bentuk dinding sel melipat ke dalam.
Berdasarkan fungsinya, jaringan parekim dibedakan menjadi :
1. Parenkim fotosintesis, didalamnya terdapat sel yang mengandung krorofil
disebut klorenkim.
2. Parenkim penyimpanan bahan makanan.
3. Parenkim penyimpanan air.
4. Parenkim penyimpanan udara, didalamnya terdapat sel yang mengandung
rongga-rongga udara disebut aerenkim.
5. Parenkim transportasi.

3. Jaringan Penyokong (Jaringan Penunjang)


 Merupakan jaringan yang memiliki dinding yang tebal untuk menunjang tubuh
tumbuhan agar dapat berdiri dengan kokoh.
 Terdiri dari jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.
1. Jaringan Kolenkim
 Merupakan jaringan penguat pada organ tumbuhan yang masih aktif
dalam pertumbuhan dan
 Ciri-ciri jaringan kolenkim :
1. Tersusun dari sel-sel hidup.
2. Bentuk sel memanjang.
3. Terdapat pada batang, daun, bunga, dan buah tumbuhan yang
masih muda dan belum berkayu.
4. Memiliki dinding sel yang lunak, lentur, dan tidak berlignin.
5. Dinding selnya mengalami penebalan yang tidak teratur.
6. Sebagian besar dinding sel terdiri dari senyawa selulosa.
2. Jaringan Sklerenkim
 Merupakan jaringan penguat pada organ tumbuhan yang sudah tidak
mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
 Ciri-ciri jaringan sklerenkim :
1. Tersusun dari sel-sel mati.
2. Mengandung senyawa lignin, sehingga sel-selnya kuat dan keras.
3. Tidak mengandung protoplas.
4. Dinding sel tebal.
 Berdasarkan bentuknya, sel sklerenkim dibedakan menjadi :
1. Sklereid (sel batu), sel mati, berbentuk bulat, dan berdinding
keras (tahan terhadap tekanan).
2. Fiber (serabut sklerenkim), berbentuk panjang, terdapat pada
permukaan batang.
Jaringan Parenkim, Kolenkim, dan Sklerenkim

4. Jaringan Pengangkut
 Merupakan jaringan yang bertugas untuk mengangkut zat-zat yang dibutuhkan oleh
tumbuhan.
 Jaringan pengangkut terdiri dari :
1. Jaringan Xilem (Pembuluh Kayu)
 Tersusun oleh trakeid, trakea, pembuluh xilem, parenkim kayu, dan
sklerenkim kayu.
 Berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral dari dalam tanah
menuju daun.
2. Jaringan Floem
 Tersusun oleh sel tapis, pembuluh tapis, sel pengiring, sel parenkim kayu,
dan sklerenkim kayu
 Berfungsi untuk mengangkut zat-zat hasil fotosintesis ke seluruh bagian
tubuh.
Xilem dan floem membentuk suatu ikatan pembuluh pengangkut, yaitu :
1. Ikatan pembuluh kolateral, xilem dan floem letaknya bersebelahan dalam suatu
jari-jari. Berdasarkan keberadaan kambium, ikatan pembuluh kolateral terbagi
atas :
 kolateral terbuka, diantara xilem dan floem terdapat kambium.
 kolateral tertutup, diantara xilem dan floem tidak terdapat kambium.
2. Ikatan pembuluh bikolateral, xilem diapit floem, terletak pada radius yang sama.
3. Ikatan pembuluh konsentris, xilem dan floem berbentuk cincin silindris. Terdapat
dua bentuk dalam ikatan pembuluh konsentris, yaitu amfikribal (floem
mengelilingi xilem) dan amfivasal (xilem mengelilingi floem)
4. Ikatan pembuluh radial, xilem dan floem letaknya bersebelahan, namun tidak
dalam jari-jari yang sama.
Pembuluh Xilem dan Floem

5. Jaringan Gabus
 Merupakan jaringan yang bertugas melindungi jaringan lain agar tidak kehilangan
banyak air.
 Terbentuk dari kambium gabus atau felogen. Pembentukan jaringan ke arah dalam
berupa sel hidup atau disebut dengan feloderm, sedangkan pembentukan jaringan ke
arah luar berupa sel mati atau disebut dengan felem.

12. Peran system imun :


Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh memiliki fungsi sangat sentral dalam
pertahanan tubuh manusia. Tanpa sistem imun, tubuh akan rentan terkena serangan
kuman, parasit, atau virus. Sistem imun juga lah yang berperan melawan serangan
berbagai jenis patogen, sehingga tubuh Anda tetap berada dalam kondisi sehat.
13. Gejala dan penyakit pada system sirkulasi :
 Penyakit arteri perifer atau gangguan peredaran darah di kaki karena penyempitan
pembuluh darah dan arteri
 Penggumpalan darah
 Varises pembuluh darah
 Penyakit diabetes
 Kegemukan
 Kadar kolesterol tinggi
 Tekanan darah tinggi
 Kebiasaan merokok
 Penyakit Raynaud yang menyebabkan tangan dan kaki terus-menerus kedinginan

Tanda gangguan peredaran darah yang umum antara lain:

 Sering kesemutan
 Beberapa bagian tubuh gampang mati rasa
 Sejumlah bagian tubuh berdenyut atau kedutan
 Sakit atau nyeri menyengat di beberapa bagian tubuh
 Kerap kram otot
 Kaki atau tangan terasa dingin
 Rambut rontok
 Kulit lebih pucat
 Kulit kering atau pecah-pecah, terutama di kaki
 Kuku jadi lebih rapuh
 Luka susah sembuh
 Disfungsi ereksi atau susah ereksi

14. Fungsi organ pencernaan

15. System pernafasan


 Pada saat kamu menarik napas, proses ini juga disebut sebagai inhalasi atau inspirasi.
Di sini, diafragma serta otot-otot yang berada di antara tulang rusuk akan
berkontraksi. Rongga dada pun akan meluas agar paru-paru mengembang dan diisi
dengan udara.
 Udara dari luar masuk melalui rongga hidung dan mulut. Dengan bantuan rambut-
rambut halus pada rongga hidung, udara yang masuk akan disaring sehingga partikel-
partikel berukuran kecil tidak akan ikut masuk. Udara tersebut kemudian masuk ke
trakea.
 Udara dari trakea kemudian akan terus masuk ke dalam paru-paru dengan melalui
bronkus dan bronkiolus, yaitu serangkaian cabang yang terdapat pada paru-paru, dan
berujung pada alveolus.
 Pada saat udara yang kamu hirup sudah mencapai alveolus, di sinilah proses
pertukaran gas-oksigen dan karbon dioksida - terjadi, tepatnya di pembuluh kapiler
atau pembuluh darah kecil.
 Oksigen akan masuk ke dalam pembuluh kapiler, dan kemudian akan mengalir ke
jantung dengan "menumpangi" sel darah merah. Dari jantung, oksigen akan dipompa
bersamaan dengan darah menuju ke seluruh tubuh. Sementara itu, karbon dioksida
keluar dari pembuluh kapiler dan masuk ke dalam paru-paru.
 Begitu proses pertukaran antara oksigen dan karbon dioksida tersebut sudah
selesaidilakukan, otot diafragma serta tukang rusuk akan kembali rileks.
 Akibatnya, rongga dadamu juga akan kembali seperti semula (tidak lagi
mengembang). Pada saat ini, udara yang di dalamnya terkandung karbon dioksida
akan didorong keluar dari alveolus menuju bronkiolus, bronkus, trakea, dan akhirnya
diembuskan keluar lewat rongga hidung.

16. Proses pembentukan urin


17. Kelainan pada mata
18. Organel sel
Retikulum endoplasma
Retikulum endoplasma (RE) tersusun dari selapis membran yang berlekuk-lekuk dan
posisinya di dekat atau menempel dengan inti sel. Ada dua jenis retikulum
endoplasma, yaitu RE kasar dan RE halus. Bedanya apa? Pertama, dari permukaannya.
Permukaan RE kasar ditempeli ribosom. Jadi kalo dilihat, banyak bintik-bintik di
permukaannya. Kalau RE halus, permukaannya lebih halus soalnya nggak ditempeli oleh
ribosom. 
Perbedaan kedua, yaitu fungsinya. RE kasar kan ditempeli ribosom, maka fungsinya
berkaitan untuk sintesis protein. Sedangkan RE halus berfungsi untuk sintesis lemak,
metabolisme karbohidrat, dan detoksifikasi racun. 
Ribosom
Kalo kamu lihat di suatu sel ada butiran kecil dan padat yang menempel di RE kasar dan
menyebar di sitoplasma, nah itu namanya ribosom. Ribosom itu butiran nukleoprotein
yang ukurannya hanya 15-20 nm, paling kecil dari organel lainnya. Ada dua komponen
utama ribosom, yaitu subunit besar dan subunit kecil. Saat melakukan kerjanya, kedua
subunit ini bergabung dan membentuk struktur yang mirip dengan burger. Ditengah-
tengah tumpukan kedua subunit yang mirip burger itu, ada mRNA. Fungsi mRNA itu
sebagai cetakan resep untuk bikin protein tertentu. Makanya, peran utama ribosom
adalah sebagai tempat berlangsungnya sintesis protein.
Badan Golgi atau Diktiosom
Sebutan untuk badan golgi bermacam-macam ya. Bisa aparatus golgi atau khusus untuk
tumbuhan disebutnya diktiosom. Letak badan golgi biasanya ada di pinggir sel deket
membran sel. Kalau di sel hewan, badan golgi bisa membentuk lisosom. Makanya, di
sekitar badan golgi sel hewan juga bisa ditemukan di lisosom. Badan golgi ini paling
gampang dikenali loh! Bentuknya kayak kantung (lumen) atau cakram pipih yang
disebut sisterna. Kantung badan golgi ini bisa lepas dan nantinya akan membentuk
kantung-kantung kecil yang disebut vesikel. Vesikel ini ada dua macam, yaitu vesikel
transfer (untuk mentransfer protein dari badan golgi ke lisosom) dan vesikel sekretoris
(untuk melepaskan protein atau molekul lain).  

Fungsi badan golgi ini bisa dianalogikan kayak kantor pos ya. Kenapa? Karena dia bakal
memodifikasi, mengemas, dan menyortir molekul yang ada di dalam sel. Setelah itu,
akan ditransportasikan di dalam sel maupun dikeluarkan ke luar sel. Nah, molekul yang
bakal ditransportasikan badan golgi itu, terbungkus di dalam vesikula.
Mitokondria
Mitokondria terdiri dari 2 kata, yaitu mitos yang artinya benang dan chondros yang
artinya butir. Jadi, kalo dilihat dari mikroskop bentuknya seperti benang. Tapi, kalo
diperbesar, bentuk aslinya itu seperti butiran elips. Panjangnya sekitar 2 mikrometer
dengan diameter hanya 0,5 mikrometer.  
Mitokondria punya dua lapis membran yang terdiri dari membran dalam dan membran
luar. Di membran dalam ada krista dan matriks. Krista itu lipatan-lipatan ke arah dalam
yang membuat permukaan membran dalam lebih luas. Sedangkan matriks berisi cairan
yang mengandung DNA. Nah, kalo membran luar mitokondria sendiri banyak
mengandung protein dan lipid.

 
Fungsi mitokondria itu penting banget untuk sel karena sebagai tempat respirasi
seluler, menghasilkan energi/ATP, dan molekul pembawa energi siap pakai. Kamu juga
harus tau nih kalo matriks mitokondria itu punya DNA dan ribosomnya sendiri. Jadi dia
mandiri dalam produksi enzim untuk respirasi seluler, keren banget kan?!
Nah, kalo kamu lihat dari struktur sel secara umum, mitokondria rata-rata menyebar di
sitoplasma. Mitokondria banyak juga loh ditemukan di sel-sel yang butuh banyak ATP
buat bekerja, contohnya sel otot.
Badan Mikro
Badan mikro bentuknya bulat, memiliki membran, dan berisi kristal protein. Badan
mikro ini letaknya tersebar di sitoplasma. Ada dua macam badan mikro, yaitu
peroksisom dan glioksisom. Peroksisom ada di sel tumbuhan dan hewan. Fungsinya
menetralkan racun dan menghasilkan enzim katalase. Fyi, enzim katalase itu bakal
menguraikan hidrogen peroksida (H2O2) yang bersifat racun menjadi air (H2O) dan
oksigen (O2) yang sifatnya netral. Sementara itu, glioksisom hanya ada di sel tumbuhan
dan fungsinya itu untuk metabolisme lemak. Jadi, nanti dari lemak akan diubah menjadi
karbohidrat.

 
Lisosom
Lisosom cuma punya selapis membran aja. Di bagian membran lisosom, ada jalur keluar
masuknya protein (protein transport). Nah, di bagian dalamnya, ada lapisan fosfolipid
atau lipid bilayer. Lisosom berfungsi untuk pencernaan intrasel karena mengandung
enzim hidrolitik. Nah, enzim hidrolitik ini akan menghancurkan zat asing yang masuk ke
sel. Oh iya, lisosom ini cuma ada di sel hewan. Kenapa? Alasannya karena kalau di sel
tumbuhan, fungsi lisosom bisa digantikan sama vakuola. Vakuola sel tumbuhan juga
mengandung enzim hidrolitik, mirip kayak lisosom.

 
Sentrosom
Sama kayak lisosom, sentrosom juga cuma ada di sel hewan ya! Sentrosom ini organel
yang di dalamnya ada dua sentriol dan berperan penting untuk pembelahan
sel. Tepatnya, sentrosom yang bakal mengatur benang-benang spindel yang dihasilkan
sentriol selama pembelahan sel. Jadi, kromosomnya bisa menempel di benang spindel
dan terbagi rata ke dua sel anakan. 
 
Plastida
plastida berfungsi membantu proses fotosintesis dan menghasilkan pigmen warna
pada tumbuhan. Sedangkan, kalo hewan kan nggak butuh itu semua. Hehehe... 
Plastida terbagi menjadi bermacam-macam jenis, loh! Ada kloroplas, kromoplas,
leukoplas, dan masih banyak lagi. Kloroplas merupakan plastida yang mengandung
klorofil dan karotenoid. Fungsinya untuk membantu fotosintesis dengan cara
memanfaatkan energi sinar matahari untuk membuat makanan.
Kalo kromoplas merupakan plastida yang mengandung pigmen, kayak pigmen warna
merah, jingga, maupun kuning. Fungsinya untuk memberi warna pada bunga.
Nah, leukoplas merupakan plastida yang nggak berwarna. Fungsinya untuk menyimpan
cadangan makanan.

 
Vakuola
Kita sampai di organel yang terakhir nih. Yup, namanya vakuola! Vakuola itu dibungkus
sama tonoplas. Tonoplas ini merupakan lapisan terluar atau membran luarnya vakuola.
Nah, vakuola juga lebih sering ditemukan di sel tumbuhan, sedangkan di sel hewan
jarang banget. Kalaupun ada, biasanya ukurannya kecil banget. 
Vakuola di sel tumbuhan berisi getah yang mengandung makanan dan juga zat buangan
lain. Makanya, fungsi vakuola di sel tumbuhan adalah sebagai tempat menyimpan
cadangan makanan, menampung proses pencernaan, dan mengatur konsentrasi air.
Selain itu, ada juga nih vakuola yang fungsinya unik. Namanya vakuola kontraktil.
Biasanya ditemukan di protozoa. Vakuola ini bisa mengembang dan mengempis.
Fungsinya untuk mengatur tekanan osmotik atau konsentrasi air dan tempat
pengeluaran cairan tubuh.  

19. Bagian bagian kromosom dan fungsinya

20. Prinsip kerja bioteknologi modern :


Bioteknologi modern merupakan metode bioteknologi yang
menggunakan prinsip rekayasa DNA, selain prinsip mikrobiologi dan biokimia. Metode
ini dilakukan dengan cara memodifikasi gen-gen spesifik dan menyisipkannya pada
organisme lain seperti mikroba, hewan dan tumbuhan.
Prinsip kerja bioteknologi konvensional :
Prinsip dasar bioteknologi konvensional adalah memanfaatkan mikroorganisme utuh
secara langsung tanpa proses rekayasa sehingga pemanfaatannya masih sangat
terbatas. Bioteknologi konvensional yang sering kita dengar di kehidupan sehari-hari
adalah teknik fermentasi seperti pembuatan tempe, tape, dan kecap.

21. Fase pembelahan mitosis


Terdapat empat tahap atau fase pembelahan mitosis, yaitu profase, metafase, anafase,
dan telofase. Tapi sebelum keempat fase ini dimulai, ada yang namanya fase
pendahuluan atau interfase. Interfase ini juga sering disebut dengan persiapan
pembelahan.
Interfase
Pada interfase, terjadi proses persiapan dan penimbunan energi oleh sel untuk
melakukan pembelahan. Kamu tahu nggak, kalau proses ini memerlukan waktu yang
sangat lama dibanding fase lainnya? Selama interfase, inti sel (nukleus) dan anak inti sel
(nukleolus) tampak terlihat jelas. Namun, kromosom pada sel tidak terlihat karena
masih dalam bentuk kromatin, yaitu benang-benang halus yang tersusun atas molekul
DNA, RNA, dan protein.
Di bagian luar inti sel terdapat sentrosom, yaitu organel sel yang berfungsi untuk
mempertahankan jumlah kromosom antara sel induk dan sel anak agar tetap sama
selama pembelahan sel. Nah, kalau pada sel hewan, setiap sentrosom akan
mengandung sepasang sentriol yang berbentuk seperti badan silindris kecil.
 
Tahap interfase terbagi menjadi tiga, yaitu fase G1 (gap pertama), fase S (sintesis), dan
fase G2 (gap kedua).  
Fase G1 disebut juga dengan fase pertumbuhan dan perkembangan sel. Hal ini ditandai
dengan berkembangnya sitoplasma (cairan sel), organel sel, serta sintesis bahan-bahan
yang akan digunakan untuk fase berikutnya, yaitu fase S. 
Pada fase S, terjadi replikasi atau duplikasi DNA sebagai materi genetik yang akan
diturunkan kepada sel anak, sehingga nantinya akan dihasilkan dua salinan DNA.    
Fase terakhir, yaitu fase G2, replikasi DNA telah selesai. Terjadi peningkatan sintesis
protein sebagai tahap akhir persiapan sel untuk melakukan pembelahan.  
Profase
Selanjutnya, kita masuk ke tahap awal pembelahan sel, yaitu tahap profase. Pada awal
profase, sentrosom mengalami replikasi, sehingga menghasilkan dua sentrosom.
Kemudian, setiap sentrosom akan bergerak ke kutub-kutub inti sel yang letaknya
berlawanan. 
Di saat yang bersamaan, mikrotubulus mulai terlihat di antara dua sentrosom.
Mikrotubulus ini merupakan serat protein panjang yang memanjang dari sentriol ke
segala arah. Lama-kelamaan, mikrotubulus akan membentuk seperti gulungan benang
yang bisa kita sebut dengan benang-benang spindel.  
Di tahap ini juga, benang-benang kromatin mulai mengalami penebalan yang kemudian
membentuk kromosom. Nah, kromosom ini terdiri dari dua kromatid identik yang
terikat pada sentromer (kepala kromosom). Setiap sentromer memiliki dua kinetokor
yang merupakan formasi protein dan menjadi tempat melekatnya benang-benang
spindel nantinya.  
 
Di akhir tahap profase, nukleus dan membran inti sel mulai menghilang. Selain itu,
sentrosom telah sampai di kutubnya masing-masing. Benang-benang spindel pun akan
membentang dari kutub satu ke kutub yang lain. Benang spindel ini nantinya akan
berperan untuk menarik kromosom ke bagian tengah inti sel di tahap selanjutnya. 
Metafase
Pada tahap ini, nukleus dan membran inti sel sudah tidak terlihat. Masing-masing
kinetokor pada sentromer dihubungkan ke satu sentrosom oleh benang-benang spindel.
Kemudian, pasangan kromatid bergerak ke bagian tengah inti sel (bidang ekuator) dan
membentuk lempeng metafase.  
Posisi kromosom yang terletak pada bagian tengah inti sel ini membuat jumlah
kromosom dapat dihitung dengan tepat dan bentuk kromosom juga dapat diamati
dengan jelas.
Anafase
Tahap anafase ditandai dengan pemisahan kromatid dari bagian sentromer yang
kemudian membentuk kromosom baru. Masing-masing kromosom ditarik oleh benang-
benang spindel menuju kutub yang berlawanan. Jumlah kromosom yang menuju ke
kutub yang satu akan sama dengan jumlah kromosom yang menuju ke kutub lainnya.
Nah, pada tahap akhir anafase, kromosom hampir sampai ke kutubnya masing-masing.
Selain itu, sitokinesis juga mulai terjadi. Apa itu sitokinesis? Sitokinesis merupakan fase
pembelahan atau pemisahan sitoplasma, organel, dan membran selular. Pembelahan ini
dimulai dari pinggir sel (membran sel) menuju ke bagian tengah sel, sehingga akan
menghasilkan dua sel yang disebut sel anak.  
Telofase
Selanjutnya, kita sudah masuk ke tahap akhir pembelahan mitosis, yaitu tahap telofase.
Pada tahap ini, kromosom telah sampai di kutubnya masing-masing. Benang-benang
spindel mulai menghilang dan membran inti sel juga mulai terbentuk di antara dua
kelompok kromosom yang terpisah. Kromosom semakin lama akan menipis dan
berubah menjadi benang-benang kromatin kembali.
Kemudian, sitokinesis telah selesai. Sel telah membelah dan menghasilkan dua sel anak
dengan kromosom diploid (2n). Nah, kalau kita lihat pembelahan mitosis ini secara
keseluruhan, maka prosesnya akan seperti ini, Sobat.
1. Interfase
Terjadi proses persiapan dan penimbunan energi oleh sel untuk melakukan
pembelahan. 
Tahap interfase terbagi menjadi tiga, yaitu fase G1 (gap pertama), fase S (sintesis), dan
fase G2 (gap kedua).  
2. Profase
Membran inti mulai rusak menjadi bagian-bagian kecil (fragmen).
Benang-benang kromatin memadat menjadi kromosom.
3. Metafase
Kromosom berjejer pada bidang pembelahan.
4. Anafase
Kromatid dari tiap pasangan memisah menuju kutub yang berlawanan.
Pada akhir anafase, kedua kutub sel memiliki kromosom yang jumlahnya sama.
5. Telofase
Membran inti mulai bergabung.
Kromosom mulai meregang.

22. Proses respirasi

23. Proses anabolisme


24. Mekanisme transport
Secara umum, mekanisme transpor pada membran adalah proses keluar masuknya
molekul melewati membran sel. Berbagai macam molekul, seperti glukosa, oksigen, dan
karbondioksida senantiasa harus melewati membran sel untuk keluar-masuk sel dalam
proses metabolisme. Metabolisme sendiri merupakan aktivitas untuk memenuhi
kebutuhan energi yang diperlukan untuk hidup.
Berbagai macam molekul, seperti molekul makanan maupun gas oksigen dan
karbondioksida senantiasa keluar-masuk sel dalam proses tersebut. Setiap molekul
memiliki sifat yang khas, begitu pula membran sel. Transport membran selain
merupakan sebuah proses gerakan, ternyata sangat dipengaruhi oleh interaksi antara
membran sel dengan molekul-molekul yang ditranspor.
Adapun transpor pada membran ini memiliki banyak manfaat, diantaranya menjaga
kestabilan pH, menjaga konsentrasi zat dalam sel, memperoleh pasokan zat makanan
dan bahan energi, membuang sisa metabolisme yang beracun, serta memasok ion-ion
penting ke dalam sel.
Disamping itu, dalam pergerakan zat melintasi membran ini dikelompokkan menjadi 2
macam, yaitu transpor pasif dan transpor aktif.
Transpor Pasif
Transpor pasif merupakan mekanisme perpindahan zat yang tidak membutuhkan
energi. Dalam hal ini, transport pasif dibagi menjadi dua antara lain :
 Osmosis
Ini adalah air atau pelarut bergerak dari area konsentrasi tinggi menuju area konsentrasi
rendah melalui membrane semi permeable.
 Difusi
Ini adalah perpindahan zat menuruni gradient konsentrasi. Yaitu dari larutan
berkonsentrasi tinggi (hipertonis) ke larutan dengan konsentrasi yang lebih rendah
(hipotonik) sehingga konsentrasi kedua larutan tersebut sama (isotonis).
Transpor Aktif
Transpor aktif merupakan perpindahan suatu zat melalui membran dan memerlukan
energi berupa ATP untuk memompa molekul melawan gradient konsentrasi. Adapun,
dalam transpor aktif ini dibagi menjadi dua antara lain :
 Endositosis
Ini merupakan proses membungkus molekul zat yang dipindahkan ke dalam sel dengan
cara melipat membran sel. Membran sel yang terlipat akan membentuk kantung
kemudian terlepas dari bagian luarnya kemudian membentuk vakuola endositik.
 Eksositosis
Ini merupakan proses pengeluaran zat-zat dari dalam sel akan berkumpul menjadi satu
dengan dibungkus oleh vesikula yang berbentuk kantung yang kemudian bergerak
mendekati permukaan sel. Vesikula yang telah bertemu dengan membran sel menyatu,
kemudian terbuka sehingga molekul-molekul zat akan dilepaskan ke luar sel.

25. Grafik kerja enzim

Anda mungkin juga menyukai