Anda di halaman 1dari 38

FILUM PORIFERA DAN COELENTERATA

LAPORAN PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biosistematika Hewan

Dosen pengampu:

Prof. Yayan Sanjaya, M.Si., Ph.D.

Dr. Any Aryani, M.Si.

Dr. Hernawati, S.Pt., M.Si.

Prof. Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd.

oleh :

Indri Hardianti 1902039


Ira Nurhasanah 1901838
Luthfiah Z. Khuzaimah 1908193
Narti Nurhatifah 1906110
Nicky Firdaus E.T 1908190
Vannia Dewi Hartono 1903394
Yuni Yulis Setiawati 1901124

DEPARTEMEN PENDIDIKAN
BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2021
A. Judul
Filum Coelenterata
B. Tujuan Praktikum
1. Mengenal keanekaragaman hewan-hewan Coelenterata.
2. Observasi morfologi dan struktur tubuh hewan-hewan Coelenterata.
3. Mengelompokkan hewan-hewan Coelenterata ke dalam classis yang
berbeda berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri.
4. Observasi dan identifikasi ciri-ciri khas setiap classis.
C. Landasan Teori
Secara umum Coelenterata (Cnidaria) adalah hewan invertebrata yang
mempunyai rongga dengan bentuk tubuh seperti tabung dan mulut yang
dikelilingi oleh tentakel. Pada saat berenang, mulut Coelenterata menghadap ke
dasar laut. Tubuh Coelenterata (hewan berongga) terdiri atas jaringan luar
(eksoderm) dan jaringan dalam (endoderm) serta sistem otot yang membujur
dan menyilang (mesoglea). Istilah Coelenterata berasal dari bahasa Yunani dari
kata ”coeles” yang berarti rongga dan “interon” yang berarti usus. Fungsi
rongga tubuh pada Coelenterata adalah sebagai alat pencernaan
(gastrovaskuler) (Artikelsiana, 2015).
Coelenterata dapat dibagi menjadi 3 kelas yaitu Hydrozoa, Scyphozoa
dan Anthozoa. Hydrozoa merupakan hewan air yang biasanya menempel pada
tumbuhan yang hidup di air, habitat asli Hydrozoa biasanya di air tawar
walaupun ada sebagian yang hidup di air laut. Ciri-ciri Hydrozoa adalah berupa
polip, hanya sebagian kecil saja yang berbentuk medusa dan selalu hidup
berkoloni, contohnya Hydra sp. Scyphozoa merupakan hewan air yang
berbentuk seperti mangkuk yang terbalik, mengalami fase medusa yang
dominan dibandingkan dengan fase polip. Habitat Scypozoa biasanya di laut,
contohnya Aurelia aurita. Anthozoa merupakan hewan laut yang termasuk
dalam golongan hewan karang dan anemon laut yang memiliki bentuk seperti
bunga, memiliki fase hidup polip. Sebagian besar dari spesies ini hidup pada
perairan tropis, contohnya Tubifora musica atau karang suling.
Coelenterata hidup bebas secara heterotrof dengan memangsa plankton
dan hewan kecil di air. Mangsa menempel pada knodosit dan ditangkap oleh
tentakel untuk dimasukkan ke dalam mulut. Habitat Coelenterata seluruhnya
hidup di air, baik di laut maupun di air tawar. Sebagaian besar hidup di laut
secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan atau benda lain
di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk polip, sedangkan
bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air (Musli Adiunaya, 2013).
Reporoduksi Coelentrata terjadi secara vegetatif dan generatif.
Reproduksi vegetatif dilakukan dengan pembentukan tunas.
Pembentukan tunas selalu terjadi pada Coelentrata yang berbentuk polip.
Tunas tumbuh di dekat kaki polip dan akan tetap melekat pada tubuh induknya,
sehingga membentuk koloni. Reproduksi generatif dilakukan dengan
pembentukan gamet (ovum dan sperma). Gamet dihasilkan oleh seluruh
Coelentrata bentuk polip. Contoh Coelentrata berbentuk polip yang
membentuk gamet adalah Hydra (Sri Dianti, 2018).

D. Alat dan Bahan


Tabel D. 1 Alat Praktikum
Alat Jumlah
Ponsel 1 Unit
Alat Tulis 1 Buah

Tabel D.2 Bahan Praktikum

Bahan Jumlah
Preparat awetan Bugula 1 unit
Preparat awetan Obelia 1 unit
Awetan basah 5 spesimen
Awetan kering 8 spesimen
E. Langkah Kerja

Diagram E.1. Langkah kerja mengamati awetan kering (sekret Coelenterata)

Setiap spesimen
Spesimen awetan diamati memakai
Menyiapkan alat
kering disimpan di lup dan
dan bahan.
atas meja. diidentifikasi
struktur tubuhnya.

Spesimen
Hasil pengamatan
didokumentasikan
digambar dalam
sebagai bahan
buku gambar.
membuat laporan.

Diagram E.2. Langkah kerja mengamati awetan basah Coelenterata

Setiap spesimen
Awetan basah diamati memakai
Menyiapkan alat
disiapkan di atas lup dan
dan bahan.
meja. diidentifikasi
struktur tubuhnya.

Spesimen
Hasil pengamatan didokumentasikan
digambar dalam
sebagai bahan
buku gambar.
membuat laporan.

Diagram E.3. Pengamatan Hydra oligactis (spesimen segar)

Hydra oligactis
Bagian atau struktur
Menyiapkan alat dan yang telah
tubuh Hydra
bahan. ditemukan diamati
di bawah mikroskop. oligactis diamati.

Spesimen
Hasil pengamatan
digambar dalam didokumentasikan
sebagai bahan
buku gambar.
membuat laporan.
Diagram E.4. Pengamatan Hydra sp., Bugula sp., dan Obelia sp. (awetan preparat)

Preparat Hydra sp., Bagian atau struktur


Menyiapkan alat Bugula sp., dan tubuh Hydra sp.,
dan bahan. Obelia sp. diamati Bugula sp., dan
di bawah mikroskop Obelia sp. diamati.

Spesimen
Hasil pengamatan didokumentasikan
digambar dalam
sebagai bahan
buku gambar.
membuat laporan.
F. Hasil Pengamatan

Tabel F.1 Identifikasi Awetan Kering dan Awetan Basah Coelenterata

Simetri Bentuk Cakram


No Nama Spesies Mulut Tentakel Gastrovaskuler Classis
Tubuh Polip Medusa Basal
1. Simetri
Aurelia aurita
radial
- ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ Scyphozoa
2. Simetri
Physalia pelagica ✓ - ✓ ✓ ✓ ✓ Hydrozoa
radial
3. Simetri
Metridium dianthus ✓ - ✓ ✓ ✓ ✓ Hydrozoa
radial
4. Simetri
Astrangia danae radial ✓ - ✓ ✓ ✓ ✓ Hydrozoa
5. Simetri
Obelia sp.
radial ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ Hydrozoa
6. Simetri
Bugula sp. ✓ - ✓ ✓ ✓ ✓ Hydrozoa
radial
7. Simetri
Renilla reniformis ✓ - ✓ ✓ ✓ ✓ Anthozoa
radial
8. Simetri
Hydra sp.
radial ✓ - ✓ ✓ ✓ ✓ Hydrozoa
9. Simetri
Fungia sp.
radial ✓ - ✓ ✓ ✓ ✓ Anthozoa
10. Simetri
Meandrina sinosa
radial ✓ - ✓ ✓ ✓ ✓ Anthozoa
11. Simetri
Gorgonia sp.
radial ✓ - ✓ ✓ ✓ ✓ Anthozoa
12. Simetri
Antipathes dichotoma ✓ - ✓ ✓ ✓ ✓ Anthozoa
radial
13. Simetri
Tubipora musica ✓ - ✓ ✓ ✓ ✓ Anthozoa
radial
14. Simetri
Polydacna sp ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ Anthozoa
radial
15. Simetri
Acropora sp.
radial ✓ - ✓ ✓ ✓ ✓ Anthozoa
16. Simetri
Meandrina meandrites
radial ✓ - ✓ ✓ ✓ ✓ Anthozoa
Tabel F2. Hasil Pengamatan Awetan Basah dan Kering Coelenterata
Taksonomi
No. Gambar Pengamatan Gambar Referensi
/Klasifikasi
1.
Regnum : Animalia
Phylum : Coelenterata
Classis : Scyphozoa
Ordo : Semaeostomae
Familia : Ulmaridae
Genus : Aurelia
Gambar 1. Aurelia aurita
Spesies : Aurelia aurita Gambar 2. Aurelia aurita
(Dok. Kelompok 1)
(Forum.idws.id)

2.
Regnum : Animalia
Phylum : Coelenterata
Classis : Hydrozoa
Ordo : Siphonophorae
Familia : Physaliidae
Genus : Physalia
Gambar 3. Physalia pelagica
Spesies : Physalia pelagica Gambar 4. Physalia pelagica
(Dok. Kelompok 1)
(Wikipedia.org)

3. Regnum : Animalia
Phylum : Coelenterata
Classis : Anthozoa
Ordo : Actiniaria
Familia : Metridirdae
Genus : Metridium
Species : Metridium dianthus

Gambar 5. Metridium dianthus


(Dok. Kelompok 1) Gambar 6. Metridium dianthus
(Ellis, 1768)

4. Regnum : Animalia
Phylum : Coelenterata
Classis : Anthozoa
Ordo : Madrepuraria
Familia : Rhizangiidae
Genus : Astrangia
Species : Astrangia danae

Gambar 7. Astrangia danae


Gambar 8. Astrangia danae
(Dok. Kelompok 1)
(Tanpa nama, 2012)
5.
Regnum : Animalia
Phylum : Coelenterata
Classis : Hydrozoa
Ord : Leptothecatae
Familia : Campanulariidae
Genus : Obelia
Gambar 9. Obelia sp. Gambar 10. Obelia sp.
Species : Obelia sp. (Dok. Kelompok 1) (commons.wikimedia.org)

6.
Regnum : Animalia
Phylum : Coelenterata
Classis : Hydrozoa
Ordo : Cheilostomatida
Familia : Bugulidae
Genus : Bugula
Gambar 11. Bugula sp. Gambar 12.. Bugula sp.
Species : Bugula sp. (Dok. Kelompok 1) (sciencesource.com)

7.
Regnum : Animalia
Phylum : Coelenterata
Classis : Anthozoa
Ordo : Pennatulacea
Familia : Renillidae
Genus : Renilla
Species : Renilla reniformis Gambar 13. Renilla reniformis Gambar 14. Renilla reniformis
(Dok. Kelompok 1) (Jaxshells.org)

8. Regnum : Animalia
Phylum : Coelenterata
Classis : Hydrozoa
Ordo : Anthoathecatae
Famili : Hydridae
Genus : Hydra Linnaeus
Species : Hydra sp.

Gambar 15. Hydra sp.


(Dok. Kelompok 1) Gambar 16. Hydra sp.
(studiobelajar.com)
9. Regnum : Animalia
Phylum : Coelenterata
Classis : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Familia : Fungiidae
Genus : Fungia
Species : Fungia sp.

Gambar 17. Fungia sp. Gambar 18. Fungia sp.


(Dok. Kelompok 1) (www.oceanwideimages.com)

10.
Regnum : Animalia
Phylum : Coelenterata
Classis : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Familia : Meandrinidae
Genus : Meandrina
Gambar 19. Meandrina sinosa Gambar 20. Meandrina sinosa
Species : Meandrina sinosa (Dok. Kelompok 1) (nonchordatesworld.blogspot.c
om, 2016)

11.
Regnum : Animalia
Phylum : Coelenterata
Classis : Anthozoa
Ordo : Acyonacea
Familia : Giorgoniidae
Genus : Gorgonia
Gambar 21. Gorgonia sp Gambar 22. Gorgonia sp.
Species : Gorgonia sp. (Dok. Kelompok 1) (Marinespecies, 2014)

12.
Regnum : Animalia
Phylum : Coelenterata
Classis : Anthozoa
Ordo : Antipatharia
Familia : Antipathiidae
Genus : Antipathes
Gambar 23. Antipathes Gambar 24. Antipathes
Species : Antipathes dichotoma dichotoma dichotoma
(Dok. Kelompok 1) (Thomson, 2018)
13. Regnum : Animalia
Phylum : Coelenterata
Classis : Anthozoa
Ordo : Alcyonacea
Familia : Tubiporidae
Genus : Tubipora
Species : Tubipora musica

Gambar 25. Tubipora musica Gambar 26. Tubipora musica


(Dok. Kelompok 1) (www.gbri.org.au)

14. Regnum : Animalia


Phylum : Coelenterata
Classis : Anthozoa
Ordo : Alcyonacea
Familia : Alcyoniidae
Genus : Polydacna
Species : Polydacna sp.

Gambar 27. Polydacna sp.


(Dok. Kelompok 1) Gambar 27. Polydacna sp.
(Dok. Kelompok 6, 2019)

15. Regnum : Animalia


Phylum : Coelenterata
Classis : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Familia : Acroporiidae
Genus : Acropora
Species : Acropora sp.

Gambar 29. Acrophora sp. Gambar 30. Acropora


(Dok. Kelompok 1) sp.
(Aquaria, tanpa tahun)

16. Regnum : Animalia


Phylum : Coelenterata
Classis : Anthozoa
Ordo : Madrepuraria
Familia : Meandrinidae
Genus : Meandrina
Species : Meandrina meandrites

Gambar 31. Meandrina Gambar 32. Meandrina


meandrite meandrites
(Dok. Kelompok 1) (Thrisha, 2018)
G. Pembahasan
1. Aurelia aurita
Spesies ini adalah salah satu spesies yang mewakili kelas schypozoa. Aurelia
aurita atau bisa juga disebut sebagai ubur ubur bulan merupakan species lain yang
memakan plankton yang mencangkup organisme seperti moluska, krustasea, berkulit larva,
rotifera, polychaetes muda, protozoa, diatom dan organisme lainnya. Baik Medusa dewasa
dan larva aurelia memiliki nematocysts untuk menangkap mangsanya dan juga untuk
melindungi diri dari pemangsa.
Aurelia tidak memiliki alat pernafasan seperti insang, paru-paru, atau trakea.
Dalam rongga gastrovascular, air beroksigen tinggi dapat datang dengan aksi berbulu mata,
sehingga meningkatkan difusi oksigen melalui sel. Luas permukaan volume besar Aurelia
untuk membantu meredakan banyaknya oksigen dan nutrisi kedalam sel.
Medusa Aurelia dewasa dengan tampilan transparan, memiliki membran payung
margin, dan tentakel yang melekat ke dasar gonad lingkaran terang yang berada dibawah
perut. Ubur-ubur Aurelia ini mati secara alami setelah hidup dan berkembang biak selama
beberapa bulan, lebih dari enam bulan bahkan dirawat dipameran akuarium publik biasanya
beberapa hidup hingga bertahun-tahun. Spesies ini terdapat pada saat air laut sedang pasang
dan didapat pada saat malam hari.

2. Astrangia danae
Astrangia danae adalah spesies tanpa bangunan karang dalam family
Rhizangiidae. Tubuh diploblastik, memiliki rongga gastrovaskuler dan memiliki tentakel
yang disertai nematokis untuk menangkap makanan. Species ini berasal dari perairan
dangkal di Samudera Atlantik, Laut Karibia, dan pantai barat Afrika. Ukuran polip besar
dan melekat pada batu berbentuk seperti mangkok yang disebut koralit. Dalam air hangat
dengan intensitas cahaya tinggi dapat bersimbiosis dengan zooxanthelle yang
menyebabkan warna karang menjadi coklat.
Reproduksi berlangsung selama musim panas ketika ovum dan sperma dibebaskan
kedalam air dan pembuahan berlangsung. Zigot menetas menjadi larva planula yang
melayang-layang di laut sebelum menetap dan bermetamorfosis menjadi polip. Polip
menyebarkan tentakelnya untuk mencari makan berupa plankton dan partikel-partikel
yang ada di dalam air yang lewat.

3. Physalia pelagica
Spesies ini adalah salah satu spesies yang mewakili kelas Hydrozoa. Physalia
pelagica bisa disebut sebagai ubur-ubur api. Simerti tubuhnya berbentuk radial, memiliki
mulut, tentakel, cakram basal, rongga gastrovaskuler dan memiliki fase hidup berbentuk
polip. Habitatnya hidup dilaut. Spesies ini memiliki tiga macam plip, yaitu gastrozooid
(untuk makan), gonozooid (untuk reproduksi), dan daktilozooid (untuk menangkap
mangsa).

4. Metridium dianthus
Metridium dianthus termasuk dalam class Anthozoa (berbentuk bunga). Memiliki
bentuk tubuh simetris radial dan cangkang yang berbentuk tabung (cangkangnya ini
digunakan untuk menempel pada dasar laut atau karang). Tentakelnya menjulur keluar.
Tentakel ini digunakan untuk menangkap mangsa atau makanan. Metridium dianthus ini
memakan Barnacle cyprids, Ascidian larvae dan Gammarid amphipods ketimbang telur
dari invertebrata, Foraminifera, Calanoid atau Harpaticoid. Spesies ini dapat tumbuh
hingga 30 cm di habitat aslinya, dengan rata-rata pertumbuhannya 9 cm/bulan. Cukup cepat
bila dibandingkan dengan Coelenterata lain. Persebaran species ini tersebar hampir di
seluruh perairan laut dunia, diantaranya Laut Atlantik, Laut Artik, hingga Afrika Selatan.

5. Obelia sp
Obelia merupakan hewan laut invertebrata dari kelas Hydrozoa yang menyebar
secara luas di semua lautan. Obelia berbentuk seperti batang, menyerupai anemon laut kecil
yang menempel pada dasar lautatau permukaan padat lainnya. Obelia mulai hidup sebagai
polip bertentakel. Pada fase polip, Obelia mendapatkan makanan dengan menangkap
zooplankton dari air yang berada di rongga dengan bantuan nematocysts. Secara aseksual
polip menghasilkan medusa. Obelia pada fase ini, akan mengeluarkan sperma atau ovum
ke dalam air di sekitarnya, dan larva bersilia yang dihasilkan akhirnya akan
bermetamorfosis untuk menghasilkan koloni bercabang polip.
Pada fase medusa juga Obelia bereproduksi secara generatif dengan fertilisasi
ovum oleh sperma yang terjadi di luar tubuh Obelia betina. Koloni Obelia dapat mencapai
ketinggian 20-50cm dan melekat pada batu & batu-batu di dasar laut, serta batu & kerang.

6. Bugula sp.
Bugula sp. termasuk ke dalam kelas Hydrozoa. Fase tubuhnya adalah polip.
Bugula sudah memiliki mulut, tentakel, dan rongga gastrovaskuler pada tubuhnya, tetapi
tidak dilengkapi cakram basal. Bugula tidak membentuk kerangka. Bugula sp. tumbuh pada
substrat yang keras seperti batu, kerang, dan ganggang. Bugula umumnya tumbuh hingga
mencapai 3-6 cm. Bugula mendapatkan makanan dengan menggerakan tentakelnya untuk
mengarahkan makanan (berupa zooplankton) ke arah mulutnya. Bugula biasanya
ditemukan di pelabuhan, teluk dan lainnya.

7. Renilla reniformis
Renilla reniformis bersimetri tubuh radial, dan berbentuk polip. Di bagian atas
tubuhnya terdapat mulut dan tentakel, sedangkan di bagian bawah tubuhnya terdapat
cakram basal sebagai alat untuk melekatkan diri pada tempat hidupnya. Warna hewan ini
cukup bevariasi, umumnya adalah putih, kekuningan, atau kecoklatan.

8. Hydra sp.
Hydra sp. merupakan hewan invertebrata air tawar dari kelas Hydrozoa.
Bentuknya seperti payung yang tidak begitu cembung. Tubuh organisme ini terdiri dari
tabung tipis biasanya tembus pandang yang memiliki panjang sekitar 30 mm. Dinding
tubuhnya terdiri dari dua lapisan sel yang dipisahkan oleh lapisan tipis jaringan ikat yang
disebut mesoglea dan enteron, rongga yang berisi organ usus. Ujung bawah terdapat
cakram basal untuk menempel pada subtrat. Terdapat mulut pada bagian atas sebagai
tempat masuknya makanan dan pengeluaran Sisa hasil pencernaan. Di sekitar mulut
terdapat 4 sampai 25 tentakel.
Sistem reproduksi: Hydra mempunyai cara-cara reproduksi, baik secara aseksual
dengan membentuk tunas dengan membelah diri. Reproduksi secara seksual atau generatif
dilakukan dengan pembentukan gonad.

9. Fungia sp.
Fungia sp memiliki skeleton yang dibuat oleh epidermis (ektoderm) dari CaCO3.
Tubuhnya berbentuk seperti mangkuk dengan bagian oral agak melebar seperti corong
yang dikelilingi tentakel-tentakel yang membentuk seperti daun bunga. Tubuh fungia sp
termasuk simetri radial dan dapat dibagi menjadi 3 bagian utama, yaitu bagian cakram
pedal (bagian kaki), bagian kolumna (skapus atau bagian batang tubuh) dan bagian cakram
oral ( kapikulum). Antara bagian cakram pedal dengan bagian skapus dihubungkan oleh
bagian yang disebut limbus. Sedang antara skapus dengan bagian cakram oral dihubungkan
oleh bagian yang disebut collar. Mulut Fungia sp terletak di dasar dan terhubung dengan
rongga pencernaan oleh bagian yang disebut stomodeum. Fungia sp hidup soliter, namun
sebagian simpleks berkoloni. Hidup di laut dangkal atau zona neritik dan melekat di dasar
laut yang hangat dengan kedalaman sekitar 50 meter. Dan bereproduksi secara aseksual.

10. Meandrina sinosa


Meandrina sinosa memiliki simetri tubuh radial dan hidup berkoloni. Koloninya
ini tersusun oleh berbagai generasi polip. Meandrina sinosa bereproduksi secara aseksual
dengan membentuk kuncup. Meandrina sinosa juga dikenal sebagai kacang otak karena
bentuknya yang sedikit bulat dan berlekuk-lekuk. Yang membedakan dengan Meandrina
meandrite yaitu lekukan dan rongga rongga yang ada di setiap lekukan pada sekret yang
dimiliki Meandrina sinuosa lebih kecil dan rapat dibandingkan Meandra atau Meandrina
meandrite.

11. Gorgonia sp
Gorgonia sp seringkali dikenal sebagai kipas laut atau cambuk laut, warnanya
kemerah-merahan atau kekuning-kuningan, hidup berkoloni, koloninya berbentuk seperti
pohon yang bercabang-cabang dan ukurannya bisa mencapai tinggi 80 cm. Kerangka
tubuhnya terbuat dari zat tanduk dan merupakan kerangka dalam (endoskeleton). Gorgonia
sp. hidup di habitat terumbu karang atau pantai dengan ombak besar dan memiliki
kedalaman 15 meter. Reproduksi vegetatif dengan cara kloning atau fragmentasi, dengan
fertilisasi eksternal, larva biasa nya menghabiskan beberapa hari sebagai plankton sebelum
menetap pada permukaan yang keras dan membentuk koloni baru.

12. Antipathes dichotoma


Antipathes dichotoma melakukan reproduksi secara generatif dan vegetatif.
Reproduksi generatif terjadi dengan pembuahan ovum oleh sperma.Reproduksi vegetatif
dengan membentuk tunas (budding). Pencernaan makanan pada Antipathes sama dengan
class Anthozoa yang lain, yaitu menangkap mangsanya dengan menggunakan tentakel,
seperti zooplankton. Antipathes juga bersimbiosis dengan zooxhantellae atau alga untuk
mendapatkan nutrisi dari hasil fotosintesis. Antipathes mempunyai ciri khas dalam
habitatnya, yaitu hanya bisa dijumpai di dasar laut paling dalam. Hal ini dikarenakan
Antipathes tidak bisa hidup di lingkungan yang terlalu banyak sinar matahari. Di dalam
hidupnya hanya hidup dalam fase polip. Kerangka tubuhnya terbuat dari bahan tanduk
sehingga bersifat endoskeleton dan berwarna hitam. Bagian diskus pedalnya digunakan
untuk melekat pada batu-batu yang berwarna muda. Antipathes terbagi tiga yaitu akar bahar
hitam, akar bahar putih, dan akar bahar merah. Dari ketiga jenis tadi akar bahar hitamlah
yang sering di jumpai. Polipnya memiliki tentakel yang berada di sekitar mulutnya, ada
yang panjang dan ada pula yang pendek. Tentakel panjang berarti jantan sedangkan yang
pendek berarti betina. Bentuk tubuhnya simetris radial.

13. Tubipora musica

Tubipora musica adalah karang lunak (Alcyonacea) yang memiliki kerangka


aragonit sehingga keberadaannya menjadi penting untuk membangun karang di lautan. Ia
termasuk ke dalam Classis Anthozoa. Tubipora musica banyak ditemukan di pantai-pantai
tropis. Spesies ini memiliki simetri tubuh berbentuk radial dan juga memiliki mulut,
tentakel, cakram basal, dan gastrovaskuler. Spesies ini memiliki fase hidup polip saja.

14. Polydacna sp.


Polydacna sp merupakan hewan yang memiliki simetri tubuh radial, biasa hidup
berkoloni dan membentuk sekret sebagai tempat menempelkan tubuhnya. Termasuk ke
dalam classis anthozoa. Memiliki tentakel, mulut, rongga gastrovaskuler juga mulut.
Spesies ini memiliki fase hidup berbentuk polip saja. Ciri khasnya adalah bila terjadi
retraksi (tertarik masuk) dari polip dan koloni berkerut maka tampak seperti jari tangan
orang mati seperti saat setelah dilakukan pemotongan (terlepas dari substrat), memiliki
warna kuning kecoklatan, krem atau abu-abu.

15. Acropora sp.


Koloninya berbentuk seperti tanduk rusa, hewan ini di kenal juga dengan sebutan
koral tanduk rusa. Berwarna abu-abu muda kadang coklat atau krem. Polip- polipnya
menggerombol pada bagian coenechymenya dan berbentuk seperti cangkir silindris. Antar
polip dipisahkan oleh coenesteum. Ada dua bentuk polip, yakni polip terminal yang
memiliki tentakel 6 buah dan polip lateral dengan 12 buah tentakel. Coenenchymenya
berbentuk jalinan saluran- saluran yang menghubungkan polip yang satu dengan yang
lainnya. Karang ini banyak di jumpai di kedalaman laut 3-15 meter. Koloni spesies ini bisa
mencapai 2 meter luasnya dan koloni ini hanya dari satu spesies.

16. Meandrina meandrites


Merupakan fillum coelenterata yang digolongkan kedalam kelas anthozoa.
Meandrina meandrites ini hidup berkoloni, koloni tersebut biasanya berbentuk seperti
kedua kepala hemispherical dan piring datar, yang ukurannya kurang lebih bisa mencapai
1 meter. Meandrina meandrites memiliki warna pada tubunya, warna yang terdapat pada
tubuhnya yaitu, kuning kecokelatan, krem, kehijauan dan cokelat. Habitat dari spesies ini
berada pada kedalaman kurang dari 80 mdpl. Spesies ini ditemukan di Bermuda, Florida,
Laut Karibia, Teluk Meksiko dan Bahama.

H. Pertanyaan
1. Dapatkah Anda menemukan persamaan yang dimiliki oleh setiap spesies yang Anda
temukan? Tuliskan persamaan-persamaan tersebut!

Jawab : Semua spesies tersebut memiliki bentuk tubuh simetri radial, memiliki
mulut, tentakel, cakram basal, dan gastrovaskular.
2. Dapatkah Anda menemukan perbedaan yang dimiliki oleh setiap spesies tersebut
sehingga dimasukkan pada Classis yang berbeda? Tuliskan perbedaan-
perbedaannya!
Jawab: Fase hidupnya berbeda, pada Hydrozoa fase hidup dominannya pada fase
polip, pada Scyphozoa fase hidup dominannya pada fase medusa, dan pada
Anthozoa seluruh fase hidupnya adalah fase polip. Bentuk tubuh, bentuk tubuh pada
Hydrozoa berbentuk seperti semprotan air, pada Scyphozoa berbentuk seperti
mangkuk, dan pada Anthozoa berebentuk seperti bunga. Warna, pada Hydrozoa
warna dapat menentukan tiap species, misalnya Hydra oligactis berwarna coklat,
3. Tuliskan ciri khas dari tiap-tiap classis pada kolom berikut :

Classis Ciri khas


Hydrozoa - Sebagian besar berbentuk polip dan hidup di perairan
laut.
- Menggunakan kombinasi reproduksi seksual dan
aseksual untuk memastikan sejumlah besar keturunan
Scyphozoa - Bentuk tubuh menyerupai mangkuk atau cawan,
sehingga seirngkali disebut dengan ubur-ubur
mangkuk.
- Hidup dengan dua bentuk (medusa dan polip), namun
bentuk medusanya lebih mendominasi.
Anthozoa - Bentuk tubuh menyerupai bunga, memiliki tentakel
di sekitar mulut dalam jumlah yang banyak.
- Hidup dengan bentuk polip, pembentuk anemon laut
atau terumbu karang.
- Koral berukuran kecil, berkoloni, dan bervariasi
dalam warna serta bentuk.

4. Tuliskan kegunaan dan manfaat dari spesies-spesies Coelenterata yang Anda


temukan:

Jawab :

● Aurelia aurita dapat dimanfaatkan manusia menjadi makanan yang sehat


dan bergizi yang mampu mencegah asma, baik bagi ibu hamil, untuk diet,
baik untuk kesehatan mata dan otak, mencegah penyakit kardiovaskular,
dan mengatasi batuk berdahak, mengurangi resiko demensia, penuaan dan
kulit keriput.

● Fungia sp. merupakan spesies yang hidup di dasar laut dimanfaatkan oleh
ikan sebagai tempat tinggal dan berkembangbiak

● Keragaman spesies dari Coelenterata yang tinggal di dasar laut dapat


dimanfaatkan oleh manusia sebagai destinasi wisata dan rekreasi.
Misalnya Meandrina meandrites, Meandrina sinosa, polydacna sp,
Gorgonia sp, Antipathes dichotoma, dan spesies lainnya.
● Beberapa spesies berperan dalam menjaga tidak terjadinya abrasi di pesisir
pantai. Spesies tersebut diantaranya ialah Obelia sp.
● Acropora sp. sebagai komponen utama pembentukan ekosistem terumbu
karang serta tempat hidup berbagai jenis hewan dan tumbuhan.
5. Dari teori perkuliahan atau buku sumber yang Anda peroleh mengenai filum
Coelenterata, lengkapilah tabel berikut ini:
Phylum Pencernaan Ekskresi Pernafasan Sistem Syaraf Reproduksi
Makanan
Coelenterata Makanan dicerna Hasil sisa Proses Sudah memiliki Terdapat dua cara,
secara ekstraseluler metabolisme respirasinya sistem saraf yaitu: 1. Aseksual,
melalui dikeluarkan sama seperti sederhana berupa dengan membentuk
gastrovaskuler dan melalui eksresi melalui sistem saraf difus tunas; 2. Seksual,
intrasel melalui sel permukaan permukaan (baur)/jala. melalui peleburan
berflagel. tubuh. tubuh. ovum dan sel
sperma atau
pembentukan
gamet. Kemudian
membentuk larva
dan menjadi
individu muda.

I. Kesimpulan
1. Coelenterata termasuk kedalam hewan yang bersifat diploblastik,
karena tubuhnya tersusun atas dua lapisan yaitu lapisan epidermis dan
gastrodermis yang dilengkapi dengan sel-sel jelatang. Tubuhnya
simetri radial, di sekitar mulut dikelilingi oleh tentakel-tentakel yang
berfungsi sebagai alat penangkap mangsa, alat penggerak, dan alat
pertahanan tubuh.
2. Coelenterata termasuk kelompok acoelomata karena tidak
mempunyai rongga tubuh yang sebenarnya, melainkan rongga
gastrovaskuler.
3. Coelenterata dapat dibagi menjadi 3 kelas yaitu Hydrozoa, Scyphozoa
dan Anthozoa. Pada praktikum yang telah dilakukan terdapat
beberapa species yang sudah teridentifikasi antara lain :
1. Classis Hydrozoa: Physalia pelagica,
Obelia sp., Bugula sp., Hydra sp.
2. Classis Scyphozoa: Aurelia aurita
3. Classis Anthozoa: Metridium dianthus,
Renilla reniformis, Fungia sp., Meandrina
spinosa, Gorgonia sp., Antipathes
dichotoma, Tubifora musica, Polydacna sp.,
Acropora sp., Meandrina meandrites
Class Persamaan Perbedaan Contoh Species
Hydrozoa Fase hidup dominan Bugula sp.,Hydra
polip, bentuk tubuh sp., Obelia sp.,
seperti ular air. Physalia pelagica,
Hydra sp.
Scyphozoa Multiselular, tubuh Fase hidup dominan Aurelia aurita
berongga medusa, bentuk tubuh
(gastrovaskuler), seperti mangkuk atau
simetri radial payung.
Anthozoa Sebagian besar Meandrina sp.,
memiliki fase hidup Meandrina spinosa,
polip, bentuk tubuh Fungia sp.,
seperti Gorgonia sp,
bunga.Tubuhnya Tubifora musica,
mengandung kerangka Acropora sp.,
dan zat kapur yang keras Metridium dianthus,
Antipathes
dichotoma,
Polydacna sp.,
Astrangia danae
Daftar Gambar

Gambar 2. Aurelia aurita. (4 Maret 2021). Forum.idws.id


Gambar 4. Physalia pelagica. (4 Maret 2021). https://images.app.goo.gl/zHRkPDdjKurKVTz98
Gambar 6. Metridium dianthus. (4 Maret 2021). https://images.app.goo.gl/8Hehv7zQVhqqr8h27
Gambar 8. Astrangia danae. (4 Maret 2021). https://images.app.goo.gl/fu9cyRLBnkx4bNbMA
Gambar 10. Obelia sp. (4 Maret 2021). commons.wikimedia.org
Gambar 12. Bugula sp. (4 Maret 2021). sciencesource.com
Gambar 14. Renilla reniformis. (4 Maret 2021). Jaxshells.org
Gambar 16. Hydra sp. (4 Maret 2021). studiobelajar.com
Gambar 18. Fungia sp. (4 Maret 2021). www.oceanwideimages.com
Gambar 20. Meandrina sinosa. (4 Maret 2021). nonchordatesworld.blogspot.com
Gambar 22. Gorgonia sp. (4 Maret 2021). WoRMS - World Register of Marine Species - Gorgonia
Linnaeus, 1758
Gambar 24. Antipathes dichotoma. (4 Maret 2021). https://inpn.mnhn.fr/espece/cd_nom/374982
Gambar 26. Tubipora musica. (4 Maret 2021). www.gbri.org.au
Gambar 28. Polydacna sp. (4 Maret 2021). (Dok. Kelompok 6, 2019)
Gambar 30. Acropora sp. (4 Maret 2021). https://images.app.goo.gl/CahzCNzX18NxoDGw9
Gambar 32. Meandrina meandrites. (4 Maret 2021).
https://images.app.goo.gl/myg3FWUJEFS29bFw8
Daftar Pustaka

Adiunaya, M. (2013). Phylum Coelenterata (Cnidaria). [Online]. Diakses dari


https://www.google.co.id/amp/s/musliadiunaya.wordpress.com/2013/01/12/phylum-
coelenterata-cnidaria/amp/ (16 Maret 2018)
Campbell. (2000). BIOLOGY Jilid 2. Bogor: Erlangga

Colony, B. Tanpa tahun. [Online]. Tersedia di :


https://www.sciencesource.com/archive/Image/Bugula-sp--Bryozoan-Colony--LM-
SS2738581.html. Diakses pada 4 Maret 2021.

Draw, D. 2018. [Online]. Tersedia di :


https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Obelia_sp._(YPM_IZ_092523).jpeg.
Diakses pada 4 Maret 2021.
Dawson, M.. (2001). Geographic Variation and Ecological Adaptation in Aurelia.
Hydrobiologia, 451: 259-273
Dianti, S. (2018). Ciri-Ciri Coelenterata dan Struktur Tubuhnya. [Online]. Diakses dari
http://www.sridianti.com/ciri-ciri-coelenterata-klasifikasi-struktur.html (16 Maret
2018)
Jasin, M. (1987). Sistematika Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Sinar Wijaya: Surabaya.
Kastawi, Y. dkk. (2003). Common Text Book, Zoologi Avertebrata. JICA dan FMIPA
Universitas Negeri Malang: Malang.
Pamungkas, Sigit. 2010. [Online]. Tersedia di : http://fun-
biology.blogspot.com/2010/04/obelia-sp.html. Diakses pada 4 Maret 2021.
Tanpa Nama. (2015). Laporan Akhir. [Online]. Diakses dari
http://documents.tips/documents/laporan-akhir-5622bd02d1cfc.html.
Tanpa Nama. (2015). Pengertian Coelenterata, Ciri-Ciri, Klasifikasi, & Peranan. [Online].
Diakses dari http://www.artikelsiana.com/2015/07/coelenterata-pengertian-ciri-
klasifikasi-peranan.html (16 Maret 2018).
Gunardi, A. J. (2019). Manfaat Konsumsi Ubur-ubur untuk Kesehatan. [Online]. Diakses dari
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3624551/manfaat-konsumsi-ubur-ubur-
untuk-kesehatan (3 Maret 2021).
A. Tujuan Praktikum

1. Mengenal keanekaragaman hewan-hewan Porifera.


2. Mengobservasi morfologi dan struktur tubuh hewan-hewan Porifera.
3. Mengelompokkan hewan-hewan Porifera ke dalam classis yang berbeda berdasarkan
persamaan dan perbedaan ciri.
4. Observasi dan indentifikasi ciri-ciri khas setiap classis.

B. Landasan Teori

Phylum Porifera adalah hewan multiseluler yang primitif. Tubuhnya tidak memiliki
jaringan maupun organ yang sesungguhnya. Semua hewan dewasa anggota dari Phylum Porifera
bersifat menempel pada suatu dasar dan hanya menunjukkan sedikit gerakan. Kata Porifera
berasal dari kata latin, porus + ferra, porus artinya lubang kecil sedangkan ferra berarti
mengandung atau mengemban. Kata tersebut untuk menunjukkan akan kekhususan hewan yang
bersangkutan yaitu hewan yang memiliki banyak lubang-lubang kecil dan bila disingkat cukup
disebut hewan berpori (Kastawi, 2005).
1. Ciri-ciri umum
Ciri-ciri umum hewan yang tergolong Filum Porifera dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Diploblastik.
b. Respirasi dengan permukaan tubuh.
c. Tubuh porifera tidak memiliki sistem saluran pencernaan makanan, adapun
percernaannya berlangsung secara intraseluler.
d. Belum memiliki sistem saraf.
e. Reproduksi vegetatif dengan membentuk tunas dan gemule, generatif melalui
persatuan gamet jantan dan betina yang dibentuk oleh archeocyte.
2. Berdasarkan sifat kerangka tubuh dibagi tiga classis :
a. Calcarea (Calcispongiae) adalah spikula dari zat kapur, tipe monoaxon atau triaxon
atau tetraaxon.
b. Hexactillida (Hyalospongia) adalah spikula dari silikat tipe hexaoxon atau dari zat
kersik.
c. Demospongiae adalah spikula dari silikat atau sponging atau campuran keduanya,
spikula bukan hexaon.
C. Metode
Tabel C.1 Daftar alat
No Nama Alat Jumlah
1. Pensil 2 buah
2. Buku gambar 2 buah
3. Mikroskop 2 buah
4. Object glass 8 buah
5. Cover glass 8 buah
6. Silet 8 buah

Tabel C.2 Daftar bahan


No Nama Bahan Jumlah
1. Haliclona sp. 1 spesimen
2. Halichondria sp. 1 spesimen
3. Schypa sp. 1 spesimen
4. Hippospongia sp. 1 spesimen
5. Spesimen Porifera 8 spesimen
6. Aquades Secukupnya
7. Larutan HCl 0,8 M Secukupnya

D. Langkah Kerja
Diagram D.1. Langkah kerja mengamati awetan basah Porifera

Terdapat enam Hasil Spesimen


Setiap spesimen
spesimen yang pengamatan didokumentasi
diamati dan
telah disediakan. digambar kanuntuk
diidentifikasi. dalam buku
bahan laporan.
gambar.

Diagram D. 2. Langkah kerja mengamati kerangka tubuh Porifera kering

Alat dan bahan Terdapat delapan Setiap spesimen


pengamatan disiapkan. spesimen yang telah dikerik menggunakan
disediakan. pisau atau silet.
.

Objek ditutup dengan Simpan objek di atas


Hasil pengamatan
cover glass, kemudian object glass dan tetesi
digambar dalam buku
diamati. aquades.
gambar.

Kaca penutup dibuka, Hasil pengamatan di


objek ditetesi larutan interpretasikan dalam
HCl kumudian buku gambar.
diamati.
E. Hasil Pengamatan
1. Tabel pengamatanS
Bentuk Lubang
No. Nama Species Osculum Spongocoel Kerangka
Tubuh Pori
1. Hippospongia sp. Tabung √ √ √ √

2. Halichondria sp. Mirip Daun √ √ √ √

3. Scypha sp. Tabung √ √ √ √

7. Haliclona sp Tabung √ √ √ √

2. Tabel Identifikasi hewan-hewan berdasarkan kerangka tubuh


Nama Kerangka Tubuh
No. Classis/ sub classis
Species Spongin Zat Kapur Silikat Bentuk Spikula
1 A  - - - Demospongiae
2 B  -  Monoaxon Demospongiae
3 C -  - Monoaxon bergerigi Calcispongiae
4 D - -  Amphidis Hyalospongiae
5 E -  - Monoaxon Calcispongiae
6 F - -  Monoaxon bergerigi Calcispongiae
7 G  - - - Demospongiae
8 H  - - Spongin Demospangiae

3. Tabel Pengamatan
Klasifikasi Gambar Referensi Gambar Pengamatan

Regnum : Animalia

Phylum : Porifera

Classis : Demospongea

Ordo : Halichondrida

Familia :Halichondridae

Genus : Halichondria Gambar 1. Halichondria sp. Gambar 2. Halichondria sp.

Species : Halichondria sp. (Opzeggen, 2017) (Dok. Kelompok 4, 2018)


Regnum : Animalia

Phylum : Porifera

Classis : Demospongea

Ordo : Haplosclerida

Familia : Chalinidae
Gambar 3.Haliclona sp.
Genus : Haliclona
(Opzeggen, 2015) Gambar 4. Haliclona sp.
Species : Haliclona sp.
(Dok. Kelompok 4, 2018)

Regnum : Animalia

Phylum : Porifera

Classis : Demospongiae

Ordo : Dictyoceratida

Familia : Spongiidae

Genus : Hippospongia Gambar 5. Hippospongia sp.


(artsandculture.google.com) Gambar 6. Hippospongia sp.
Species : Hippospongia sp.
(Dok. Kelompok 4, 2018)

Regnum : Animalia

Phylum : Porifera

Classis : Calcarea

Ordo : Leucosolenida

Familia : Sycettidae

Genus : Scypha
Gambar 7. Scypha sp.
Species : Scypha sp.
(biozoomer.com, 2014) Gambar 8. Scypha sp.

(Dok. Kelompok 4, 2018)

Berdasarkan tabel tersebut, didapatkan hasil bahwa awetan basah phylum Porifera tersebut
terbagi menjadi dua kelas yang berbeda, yaitu kelas Demospongia serta kelas Calcarea. Selain itu awetan
basah tersebut terbagi menjadi lima spesies yang berbeda yakni Halichona sp., Halichondria sp., Scypha
sp., serta Hippospongia sp.
4. Tabel Hasil pengamatan awetan kering phylum Porifera
Bentuk spikula
No. Spesies Gambar Spesies
Ditetesi Aquades Ditetesi HCl

1. A

Gambar 9. Spons A Gambar 10. Spongin Gambar 11. Spongin


(Dok. Kelompok 6, 2016) (Dok. Kelompok 6, 2016) (Dok. Kelompok 6, 2016)

2. B

Gambar 13. spongin bersilikat Gambar 14. spongin bersilikat


Gambar 12. Spons B (Dok. Kelompok 6, 2016) (Dok. Kelompok 6, 2016)
(Dok. Kelompok 6, 2016)

3. C

Gambar 15. Spons C Gambar 16. Spikula Gambar 17. Spikula


(Dok. Kelompok 6, 2016) (Dok. Kelompok 6, 2016) (Dok. Kelompok 6, 2016)
Bentuk spikula
No. Spesies Gambar Spesies
Ditetesi Aquades Ditetesi HCl

4. D

Gambar 18. Spons D Gambar 19. Amphidis Gambar 20. Amphidis


(Dok. Kelompok 6, 2016) (Dok. Kelompok 6, 2016) (Dok. Kelompok 6, 2016)

5. E

Gambar 21. Spons E Gambar 22. Spikula Gambar 23. Spikula


(Dok. Kelompok 6, 2016) (Dok. Kelompok 6, 2016) (Dok. Kelompok 6, 2016)

6. F

Gambar 24. Spons F Gambar 25. Spikula Gambar 26.spikula


(Dok. Kelompok 6, 2016) (Dok. Kelompok 6, 2016) (Dok. Kelompok 6, 2016)

Bentuk spikula
No. Spesies Gambar Spesies
Ditetesi Aquades Ditetesi HCl

7. G

Gambar 27. Spons G Gambar 28. Spongin Gambar 29. Spongin


(Dok. Kelompok 6, 2016)) (Dok. Kelompok 6, 2016) (Dok. Kelompok 6, 2016)
8. H

Gambar 30. Spons H Gambar 31. Spongin Gambar 32. Spongin


(Dok. Kelompok 6, 2016) (Dok. Kelompok 6, 2016) (Dok. Kelompok 6, 2016)

Berdasarkan tabel tersebut, didapatkan hasil bahwa awetan kering phylum Porifera tersebut
ada yang berubah bentuknya setelah ditetesi larutan HCl tetapi ada juga yang bentuknya tetap.
F. Pembahasan
(Awetan basah)
1. Hippospongia sp.
Hypospongia sp. merupakan spesies yang berbentuk seperti batu dengan
banyak celah dan memilki rangka (spikula). Porifera ini hidup di dasar laut yang
tembus cahaya dan biasanya di temukan di atas dasar karang dengan kedalaman 10-
15 meter. Kerangka tubuhnya terdiri dari serabut-serabut spongin dengan spikula
dari zat kersik, ditutupi oleh membran tipis yang gelap yang memilki banyak ruang
berflagel. Skeleton terdiri dari serabut spongin, jaringan tidak teratur tanpa spikula.
Saluran air tipe leukon dimana air dari ostium masuk melalui porosit menuju ke
rongga-rongga yangdibatasi koanosit. Dari rongga ini air melalui berbagai saluran
lagi menuju ke spongosol dan akhirnya keluar menuju oskulum. Spesies ini
memiliki warna abu-abu keunguan dan sekilas terlihat seperti daging. Spesies ini
memiliki osculum yang tersebar di permukaan atas dan juga spongocoel sebagai
salurannya. Memiliki kerangka yang terbentuk dari serabut sponging dan spikula
silikat menjadikannya masuk ke dalam Class Demospongiae.
2. Scypha sp.
Scypha (Gr., Skyphos = cup) sebelumnya disebut sycon. Menurut de
Laubenfels nama sycon harus diganti oleh Scypha. Scypha adalah jenis agak lebih
kompleks dibandingkan dengan Leucosolenia karena Leucosolenia primitif. Jenis
asconoid tanpa lipat di dinding tubuhnya; dinding tubuh Scypha agak dilipat dan,
karena itu, spongocoel-nya relatif berkurang. Bahkan, karena berbagai derajat lipat
dalam dinding tubuh, organisasi spons tersebut bervariasi banyak. Scypha,
bagaimanapun, merupakan tahap pertama dari lipat di dinding tubuhnya memiliki
lipatan horizontal seperti jari. Scypha sp. memiliki tubuh berwarna putih kusam
(krem) dengan kerangka yang tersusun oleh zat kapur. Bentuk tubuh Scypha sp.
berupa tabung dengan pori seperti busa berserat. Selain itu, tubuhnya juga memiliki
osculum dan spongocoel.
3. Haliclona sp.
Tubuh Halichona sp. terdiri dari oskulum, ostium dan kerangka yang
terbuat dari serabut spongin. Tubuhnya asimetris seperti sebongkah batu dan
hidupnya menempel pada substrat. Halichona sp. merupakan hewan dengan dua
kelamin dalam satu tubuh (hermafrodit). Reproduksi vegeratif dilakukan oleh
gemule atau tunas. Reproduksi generatif dapat terjadi dengan telur dan sperma
tetapi sebagian besar menggunakan larva berflagel yang berenang bebas.
Haliclona sp. memiliki bentuk tubuh seperti tabung dan padat. Mempunyai lubang
pori, osculum, spongocoel, dan kerangka tubuh. Spesies ini memperoleh nutrisi
dengan menyaring air di dalam tubuhnya. Air dari luar spons diambil melalui
berbagai ostia yang dapat ditemukan pada permukaan spons. Air yang masuk
mengandung oksigen dan makanan, kemudian melewati ruang koanosit dari
sistem kanal. Kemudian air mencapai sistem saluran keluar yang berakhir di
oskulum sebelum dilepaskan kembalikeair luar spons. Spons ini dapat
bereproduksi secara generatifl atau vegetatif. Reproduksi vegeratif dilakukan oleh
gemule atau tunas. Reproduksi generatif terjadi dengan sel telur dan sperma tetapi
sebagian besar menggunakan larva berflagel yang berenang bebas.
4. Halichondria sp.
Diperkirakan generasi pertama Halichondria sp. muncul pada 93 ribu
tahun– 89 ribu tahun yang lalu. Hemispheral, atau berbentuk setengah bola.
Dengan pori-pori di sekitar tubuhnya, pori-pori ini berfungsi sebagai masuknya
air dan makanannya yakni berupa plankton. Oskulumnya diatas, yakni berbentuk
lubang yang lebih besar dari pori-porinya. Fungsi oskulum ini adalah tempat
keluarnya air.
5. Spesimen A
Spesimen A memiliki kerangka tubuh yang tersusun dari serabut spongin.
Hal tersebut dibuktikan dengan pengamatan dibawah mikroskop. Setelah
diamati pada spesimen A terdapat serat-serat yang rumit . Spikula dari spesimen
A ini berbentuk spongin. Setelah ditetesi dengan HCl rangkanya tidak larut
dalam HCl tersebut, hal ini menunjukan bahwa spesimen A tidak memiliki zat
kapur pada tubuhnya, dan termasuk kedalam.

6. Spesimen B
Spesimen B memiliki kerangka tubuh yang tersusun dari serabut
spongin. Spikula pada spesimen B ini berbentuk monoakson. Hal ini dibuktikan
dengan dilakukannya pengamatan serpihan tubuh dari spesimen B dibawah
mikroskop, setelah ditetesi HCl bentuk spikula tidak hancur/larut. Maka dapat
disimpulkan bahwa spesimen B termasuk kedalam classis Demospongiae
karena tersusun atas serabut spongin dan silikat.

7. Spesimen C

Spesimen C memiliki kerangka tubuh yang tersusun dari zat kapur.


Spikula pada spesimen C ini berbentuk monoakson. Hal ini dibuktikan dengan
dilakukannya pengamatan serpihan tubuh dari spesimen C ini, setelah ditetesi
HCl bentuk spikula spesimen ini menjadi tidak utuh atau meluruh, tidak seperti
saat sebelum ditetesi HCl. Jadi, dapat disimpulkan bahwa spesimen C termasuk
kedalam classis Calcarea karena memiliki kerangka tubuh yang tersusun atas
zat kapur.

8. Spesimen D

Spesimen D memilliki kerangka tubuh yang tersusun dari silikat.


Spikulanya berbentuk amphidis. Hal ini dibuktikan dengan dilakukannya
pengamatan serpihan tubuh dari spesimen ini. Kemudian, setelah ditetesi HCl,
tidak terdapat perubahan bentuk spikula dari spesimen ini. Hal ini menunjukan
bahwa spesimen D termasuk kedalam classis Hyalospongia/Hexatinellida.

9. Spesimen E

Spesimen E memiliki kerangka tubuh yang tersusun dari zat kapur,


spikula dari spesimen E berbentuk monoakson lurus. Diketahuinya kerangka
tubuh spesimen tersusun dari zat kapur dibuktikan ketika preparat tersebut ditetesi
dengan HCl. Ketika spesimen E ditetesi dengan HCl terdapat perubahan bentuk
pada spikula. Hal ini menunjukan bahwa spesimen E termasuk kedalam classis
Calcarea.

10. Spesimen F
Ketika dimati dengan menggunakan mikroskop, bentuk spikula spesimen
F adalah monoakson bergerigi. Spikula yang terdapat pada spesimen F tersusun
dari spongin dengan zat kapur, karena ketika spikula ditetesi dengan HCl spikula
tersebut larut dalam HCl, sehingga terbukti bahwa spesimen F termasuk kedalam
classis Calcarea.

11. Spesimen G

Ketika diamati dengan menggunakan mikroskop, bentuk rangka tubuh


spesimen G berupa spikula berspongin. Spesimen ini memiliki kerangka tubuh
yang tersusun dari serabut spongin, karena ketika spikula ditetesi dengan HCl,
serabut- serabut spongin tersebut tidak larut dalam HCl. dari bentuk dan tekstur
tubuhnya saja spesimen G sudah mencirikan termasuk kedalam classis
Demospongiae.

12. Spesimen H

Ketika diamati dengan menggunakan mikroskop, bentuk spikula


spesimen H berupa spikula berspongin. Spesimen ini memiliki kerangka tubuh
yang tersusun dari sponging dan zat kapur, karena spikula tersebut larut ketika
ditetesi oleh HCl. Sehingga dapat disimpulkan bahwa spesimen H merupakan
anggota dari classis.

Pertanyaan
1. Dapatkah anda menemukan persamaan yang dimiliki oleh setiap spesies yang
anda temukan ? Tuliskan persamaan-persamaan tersebut !
Jawab : Persamaan yang ditemukan pada setiap spesies yaitu, diploblastik,
memiliki pori-pori pada permukaan tubuhnya, respirasi dengan permukaan tubuh
secara difusi, pencernaan intrasel, belum memiliki sistem saraf, reproduksi
vegetatif dengan membentuk tunas dan gemule, generatif melalui persatuan gamet
jantan dan betina yang dibentuk oleh arkeosit.
2. Dapatkan anda menemukan perbedaan yang dimiliki oleh setiap spesies tersebut
sehingga dimasukkan pada classis yang berbeda? tuliskan perbedaan-
perbedaannya !
Jawab: Ada yang memiliki struktur tubuh berongga, ada pula yang memiliki
struktur tubuh padat Kerangka penyusun tubuh ada yang tersusun dari zat kapur,
spongin, silikat, juga campuran spongin dan silikat. Bentuk tubuh spesies
bervariasi. classis Calcarea mempunyai duri- duri kecil pada kerangka tubuh
berupa spikula yang terbuat dari bahan kalsium karbonat (zat kapur). Bentuk
spikulanya terdiri dari monoaxon, triaxon dan tetraxon. Berbeda dengan Calcarea,
pada classis Hexatinellida tersusun atas silikat atau kersik sebagai bahan penyusun
spikula dengan bentuk tubuh menyerupai corong atau bentuk silinder, tipe
spikulanya yaitu hexaxon. Sedangkan pada classis Demospongia kerangka tubuh
tersusun dari spongin atau campuran spongin dengan zat kersik (silikat).
3. Tuliskan ciri khas dari tiap-tiap classis pada kolom berikut :

Classis Ciri Khas


Calcarea (Calcispongiae) a. Kerangka tubuh tersusun dari zat kapur
b. Bentuk spikula monoaxon, triaxon, dan
tetraaxon.
Hexatinellida (Hyalospongiae) a. Kerangka tubuh tersusun atas zat silikat
(Kersik)
b. Bentuk spikula hexaxon
Demospongiae a. Kerangka tubuh tersusun atas sponginatau
campuran sponging dengan silikat.

4. Tuliskan kegunaan dan manfaat dari spesies-spesies Porifera yang anda temukan
Jawab :
● Halichondria sp. dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan penyakit kanker.
● Porifera berguna sebagai biomonitoring untuk pemantauan pencemaran
laut, misalnya spesies Haliclona sp. di gunakan sebagai bioindiakator untuk
akumulasi logam berat seperti tembaga, besi dan nikel.

5. Dari teori perkuliahan atau buku sumber yang anda peroleh mengenai Filum
Porifera, lengkapilah tabel berikut ini :
Filum Pencernaan Ekskresi Pernapasan Sistem Reproduksi
makanan saraf

Porifera Makanan Hasil/sisa Porifera tidak Tidak Porifera


tersuspensi dalam metabolisme mempunyai terdapat bereproduksi
air. Sel-sel tubuh organ sistem secara vegetatif
pinakosit diikutkan pernapasan saraf. maupun generatif.
memfagosit dalam aliran khusus. Masing- Reproduksi secara
partikel makanan air dan Oksigen masing sel vegetatif dengan
yang masuk dibawa berdifusi penyusun cara pembentukan
melalui saluran keluar melalui sel tubuh tunas (budding)
air masuk melalui epidermis (sel porifera dan gemula
(inhalant). osculum. pinakosit) mengadaka (gemmule, tunas
untuk bagian n internal). Tunas
luar dan sel merupakan salah
leher satu jenis sel-sel
(koanosit) amebosit yang
untuk bagian mudah dilepaskan.
dalam. Sekelompok sel
oksigen yang dilepaskan
diedarkan ke akan tumbuh
seluruh tubuh menjadi individu
oleh baru. Gemula
amoebosit. merupakan
sekumpulan
arkeosit
(archeocyte) yang
mengandung
cadangan makanan
dan dikelilingi oleh
amebosit yang
membentuk lapisan
luar yang keras
atau terkadang
mengandung
spikula. Arkeosit
merupakan
amebosit dengan
pseudopodia yang
tumpul dan
bernukleus besar.
Namun beberapa
jenis Porifera
membentuk
gemula tanpa
cangkang atau
kadang-kadang
berbentuk larva
yang berenang
bebas.

H. KESIMPULAN
1. Porifera memiliki ciri-ciri khusus diantaranya yaitu permukaan tubuhnya yang
berpori merupakan awal dari saluran air sekaligus menyaring zat-zat makanan
yang terdapat dalam air tersebut.
2. Bentuk tubuhnya ada yang berbentuk menyerupai tabung, vas bunga, dan kipas.
3. Tubuhnya tersusun atas dua lapisan embrional (diploblastik).
4. Berdasarkan hasil pengamatan semua species porifera yang diamati, maka
dapat dikelompokan kedalam tiga classis yaitu:
a. Classis Calcarea (Calcispongiae)
1) Scypha sp.
2) Spesimen C
3) Spesimen E
4) Spesimen F
b. Classis Hexatinellida (Hyalospongiae)
1) Spesimen D
c. Classis Demospongiae
1) Haliclona sp.
2) Halichondria sp.
3) Hippospongia sp.
4) Spesimen A
5) Spesimen B
6) Spesimen G
7) Spesimen H
5. Setiap classis pada phylum Porifera memiliki ciri khasnya masing-masing. Hal
ini dapat ditinjau dari bahan pembentuk kerangka:
a. Calcerea (Calcispongiae): spikula dari zat kapur.
b. Hexatinellida (Hyalospongiae): spikula dari silikat.
c. Demospongiae: spikula dari silikat atau spongin atau campuran
keduanya.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. [Online]. Tersedia di : https://www.dosenpendidikan.co.id/filum-
porifera/. Diakses pada 4 Maret 2021.

Ardiyanto, R. (2018). KOMPOSISI JENIS PORIFERA DI ZONA INTERTIDAL PANTAI


BILIK BARAT TAMAN NASIONAL BALURAN. Jember : Universitas Jember.

Hickman. dkk. (2011). Integrated Principles of Zoology Fifteenth Edition. New

Novianto, D. C., dkk. (2018). Filum Porifera. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Daftar Gambar

Gambar 1. Hippospongia sp. (4 Maret 2021). SP. a opzeggen - Opzeggen.be


Gambar 3. Scypha sp. (4 Maret 2021). SP. a opzeggen - Opzeggen.be
Gambar 5. Haliclona sp. (4 Maret 2021). artsandculture.google.com
Gambar 7. Halichondria sp. (4 Maret 2021). biozoomer.com
Gambar 9. (4 Maret 2021).
https://drive.google.com/drive/folders/1z4f3Bm6SFM5ghy8Pag4CEsh5G4vumsd-
Gambar 10. (4 Maret 2021).
https://drive.google.com/drive/folders/1z4f3Bm6SFM5ghy8Pag4CEsh5G4vumsd-
Gambar 11. (4 Maret 2021).
https://drive.google.com/drive/folders/1z4f3Bm6SFM5ghy8Pag4CEsh5G4vumsd-
Gambar 12. (4 Maret 2021).
https://drive.google.com/drive/folders/1z4f3Bm6SFM5ghy8Pag4CEsh5G4vumsd-
Gambar 13. (4 Maret 2021).
https://drive.google.com/drive/folders/1z4f3Bm6SFM5ghy8Pag4CEsh5G4vumsd-
Gambar 14. (4 Maret 2021).
https://drive.google.com/drive/folders/1z4f3Bm6SFM5ghy8Pag4CEsh5G4vumsd-
Gambar 15. (4 Maret 2021).
https://drive.google.com/drive/folders/1z4f3Bm6SFM5ghy8Pag4CEsh5G4vumsd-
Gambar 16. (4 Maret 2021).
https://drive.google.com/drive/folders/1z4f3Bm6SFM5ghy8Pag4CEsh5G4vumsd-
Gambar 17. (4 Maret 2021).
https://drive.google.com/drive/folders/1z4f3Bm6SFM5ghy8Pag4CEsh5G4vumsd-
Gambar 18. (4 Maret 2021).
https://drive.google.com/drive/folders/1z4f3Bm6SFM5ghy8Pag4CEsh5G4vumsd-
Gambar 19. (4 Maret 2021).
https://drive.google.com/drive/folders/1z4f3Bm6SFM5ghy8Pag4CEsh5G4vumsd-
Gambar 20. (4 Maret 2021).
https://drive.google.com/drive/folders/1z4f3Bm6SFM5ghy8Pag4CEsh5G4vumsd-
Gambar 21. (4 Maret 2021).
https://drive.google.com/drive/folders/1z4f3Bm6SFM5ghy8Pag4CEsh5G4vumsd-
Gambar 22. (4 Maret 2021).
https://drive.google.com/drive/folders/1z4f3Bm6SFM5ghy8Pag4CEsh5G4vumsd-
Gambar 23. (4 Maret 2021).
https://drive.google.com/drive/folders/1z4f3Bm6SFM5ghy8Pag4CEsh5G4vumsd-
Gambar 24. (4 Maret 2021).
https://drive.google.com/drive/folders/1z4f3Bm6SFM5ghy8Pag4CEsh5G4vumsd-
Gambar 25. (4 Maret 2021).
https://drive.google.com/drive/folders/1z4f3Bm6SFM5ghy8Pag4CEsh5G4vumsd-
Gambar 26. (4 Maret 2021).
https://drive.google.com/drive/folders/1z4f3Bm6SFM5ghy8Pag4CEsh5G4vumsd-
Gambar 27. (4 Maret 2021).
https://drive.google.com/drive/folders/1z4f3Bm6SFM5ghy8Pag4CEsh5G4vumsd-
Gambar 28. (4 Maret 2021).
https://drive.google.com/drive/folders/1z4f3Bm6SFM5ghy8Pag4CEsh5G4vumsd-
Gambar 29. (4 Maret 2021).
https://drive.google.com/drive/folders/1z4f3Bm6SFM5ghy8Pag4CEsh5G4vumsd-
Gambar 30. (4 Maret 2021).
https://drive.google.com/drive/folders/1z4f3Bm6SFM5ghy8Pag4CEsh5G4vumsd-
Gambar 31. (4 Maret 2021).
https://drive.google.com/drive/folders/1z4f3Bm6SFM5ghy8Pag4CEsh5G4vumsd-
Gambar 32. (4 Maret 2021).
https://drive.google.com/drive/folders/1z4f3Bm6SFM5ghy8Pag4CEsh5G4vumsd-

Anda mungkin juga menyukai