LAPORAN PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biosistematika Hewan
Dosen pengampu:
oleh :
DEPARTEMEN PENDIDIKAN
BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2021
A. Judul
Filum Coelenterata
B. Tujuan Praktikum
1. Mengenal keanekaragaman hewan-hewan Coelenterata.
2. Observasi morfologi dan struktur tubuh hewan-hewan Coelenterata.
3. Mengelompokkan hewan-hewan Coelenterata ke dalam classis yang
berbeda berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri.
4. Observasi dan identifikasi ciri-ciri khas setiap classis.
C. Landasan Teori
Secara umum Coelenterata (Cnidaria) adalah hewan invertebrata yang
mempunyai rongga dengan bentuk tubuh seperti tabung dan mulut yang
dikelilingi oleh tentakel. Pada saat berenang, mulut Coelenterata menghadap ke
dasar laut. Tubuh Coelenterata (hewan berongga) terdiri atas jaringan luar
(eksoderm) dan jaringan dalam (endoderm) serta sistem otot yang membujur
dan menyilang (mesoglea). Istilah Coelenterata berasal dari bahasa Yunani dari
kata ”coeles” yang berarti rongga dan “interon” yang berarti usus. Fungsi
rongga tubuh pada Coelenterata adalah sebagai alat pencernaan
(gastrovaskuler) (Artikelsiana, 2015).
Coelenterata dapat dibagi menjadi 3 kelas yaitu Hydrozoa, Scyphozoa
dan Anthozoa. Hydrozoa merupakan hewan air yang biasanya menempel pada
tumbuhan yang hidup di air, habitat asli Hydrozoa biasanya di air tawar
walaupun ada sebagian yang hidup di air laut. Ciri-ciri Hydrozoa adalah berupa
polip, hanya sebagian kecil saja yang berbentuk medusa dan selalu hidup
berkoloni, contohnya Hydra sp. Scyphozoa merupakan hewan air yang
berbentuk seperti mangkuk yang terbalik, mengalami fase medusa yang
dominan dibandingkan dengan fase polip. Habitat Scypozoa biasanya di laut,
contohnya Aurelia aurita. Anthozoa merupakan hewan laut yang termasuk
dalam golongan hewan karang dan anemon laut yang memiliki bentuk seperti
bunga, memiliki fase hidup polip. Sebagian besar dari spesies ini hidup pada
perairan tropis, contohnya Tubifora musica atau karang suling.
Coelenterata hidup bebas secara heterotrof dengan memangsa plankton
dan hewan kecil di air. Mangsa menempel pada knodosit dan ditangkap oleh
tentakel untuk dimasukkan ke dalam mulut. Habitat Coelenterata seluruhnya
hidup di air, baik di laut maupun di air tawar. Sebagaian besar hidup di laut
secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan atau benda lain
di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk polip, sedangkan
bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air (Musli Adiunaya, 2013).
Reporoduksi Coelentrata terjadi secara vegetatif dan generatif.
Reproduksi vegetatif dilakukan dengan pembentukan tunas.
Pembentukan tunas selalu terjadi pada Coelentrata yang berbentuk polip.
Tunas tumbuh di dekat kaki polip dan akan tetap melekat pada tubuh induknya,
sehingga membentuk koloni. Reproduksi generatif dilakukan dengan
pembentukan gamet (ovum dan sperma). Gamet dihasilkan oleh seluruh
Coelentrata bentuk polip. Contoh Coelentrata berbentuk polip yang
membentuk gamet adalah Hydra (Sri Dianti, 2018).
Bahan Jumlah
Preparat awetan Bugula 1 unit
Preparat awetan Obelia 1 unit
Awetan basah 5 spesimen
Awetan kering 8 spesimen
E. Langkah Kerja
Setiap spesimen
Spesimen awetan diamati memakai
Menyiapkan alat
kering disimpan di lup dan
dan bahan.
atas meja. diidentifikasi
struktur tubuhnya.
Spesimen
Hasil pengamatan
didokumentasikan
digambar dalam
sebagai bahan
buku gambar.
membuat laporan.
Setiap spesimen
Awetan basah diamati memakai
Menyiapkan alat
disiapkan di atas lup dan
dan bahan.
meja. diidentifikasi
struktur tubuhnya.
Spesimen
Hasil pengamatan didokumentasikan
digambar dalam
sebagai bahan
buku gambar.
membuat laporan.
Hydra oligactis
Bagian atau struktur
Menyiapkan alat dan yang telah
tubuh Hydra
bahan. ditemukan diamati
di bawah mikroskop. oligactis diamati.
Spesimen
Hasil pengamatan
digambar dalam didokumentasikan
sebagai bahan
buku gambar.
membuat laporan.
Diagram E.4. Pengamatan Hydra sp., Bugula sp., dan Obelia sp. (awetan preparat)
Spesimen
Hasil pengamatan didokumentasikan
digambar dalam
sebagai bahan
buku gambar.
membuat laporan.
F. Hasil Pengamatan
2.
Regnum : Animalia
Phylum : Coelenterata
Classis : Hydrozoa
Ordo : Siphonophorae
Familia : Physaliidae
Genus : Physalia
Gambar 3. Physalia pelagica
Spesies : Physalia pelagica Gambar 4. Physalia pelagica
(Dok. Kelompok 1)
(Wikipedia.org)
3. Regnum : Animalia
Phylum : Coelenterata
Classis : Anthozoa
Ordo : Actiniaria
Familia : Metridirdae
Genus : Metridium
Species : Metridium dianthus
4. Regnum : Animalia
Phylum : Coelenterata
Classis : Anthozoa
Ordo : Madrepuraria
Familia : Rhizangiidae
Genus : Astrangia
Species : Astrangia danae
6.
Regnum : Animalia
Phylum : Coelenterata
Classis : Hydrozoa
Ordo : Cheilostomatida
Familia : Bugulidae
Genus : Bugula
Gambar 11. Bugula sp. Gambar 12.. Bugula sp.
Species : Bugula sp. (Dok. Kelompok 1) (sciencesource.com)
7.
Regnum : Animalia
Phylum : Coelenterata
Classis : Anthozoa
Ordo : Pennatulacea
Familia : Renillidae
Genus : Renilla
Species : Renilla reniformis Gambar 13. Renilla reniformis Gambar 14. Renilla reniformis
(Dok. Kelompok 1) (Jaxshells.org)
8. Regnum : Animalia
Phylum : Coelenterata
Classis : Hydrozoa
Ordo : Anthoathecatae
Famili : Hydridae
Genus : Hydra Linnaeus
Species : Hydra sp.
10.
Regnum : Animalia
Phylum : Coelenterata
Classis : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Familia : Meandrinidae
Genus : Meandrina
Gambar 19. Meandrina sinosa Gambar 20. Meandrina sinosa
Species : Meandrina sinosa (Dok. Kelompok 1) (nonchordatesworld.blogspot.c
om, 2016)
11.
Regnum : Animalia
Phylum : Coelenterata
Classis : Anthozoa
Ordo : Acyonacea
Familia : Giorgoniidae
Genus : Gorgonia
Gambar 21. Gorgonia sp Gambar 22. Gorgonia sp.
Species : Gorgonia sp. (Dok. Kelompok 1) (Marinespecies, 2014)
12.
Regnum : Animalia
Phylum : Coelenterata
Classis : Anthozoa
Ordo : Antipatharia
Familia : Antipathiidae
Genus : Antipathes
Gambar 23. Antipathes Gambar 24. Antipathes
Species : Antipathes dichotoma dichotoma dichotoma
(Dok. Kelompok 1) (Thomson, 2018)
13. Regnum : Animalia
Phylum : Coelenterata
Classis : Anthozoa
Ordo : Alcyonacea
Familia : Tubiporidae
Genus : Tubipora
Species : Tubipora musica
2. Astrangia danae
Astrangia danae adalah spesies tanpa bangunan karang dalam family
Rhizangiidae. Tubuh diploblastik, memiliki rongga gastrovaskuler dan memiliki tentakel
yang disertai nematokis untuk menangkap makanan. Species ini berasal dari perairan
dangkal di Samudera Atlantik, Laut Karibia, dan pantai barat Afrika. Ukuran polip besar
dan melekat pada batu berbentuk seperti mangkok yang disebut koralit. Dalam air hangat
dengan intensitas cahaya tinggi dapat bersimbiosis dengan zooxanthelle yang
menyebabkan warna karang menjadi coklat.
Reproduksi berlangsung selama musim panas ketika ovum dan sperma dibebaskan
kedalam air dan pembuahan berlangsung. Zigot menetas menjadi larva planula yang
melayang-layang di laut sebelum menetap dan bermetamorfosis menjadi polip. Polip
menyebarkan tentakelnya untuk mencari makan berupa plankton dan partikel-partikel
yang ada di dalam air yang lewat.
3. Physalia pelagica
Spesies ini adalah salah satu spesies yang mewakili kelas Hydrozoa. Physalia
pelagica bisa disebut sebagai ubur-ubur api. Simerti tubuhnya berbentuk radial, memiliki
mulut, tentakel, cakram basal, rongga gastrovaskuler dan memiliki fase hidup berbentuk
polip. Habitatnya hidup dilaut. Spesies ini memiliki tiga macam plip, yaitu gastrozooid
(untuk makan), gonozooid (untuk reproduksi), dan daktilozooid (untuk menangkap
mangsa).
4. Metridium dianthus
Metridium dianthus termasuk dalam class Anthozoa (berbentuk bunga). Memiliki
bentuk tubuh simetris radial dan cangkang yang berbentuk tabung (cangkangnya ini
digunakan untuk menempel pada dasar laut atau karang). Tentakelnya menjulur keluar.
Tentakel ini digunakan untuk menangkap mangsa atau makanan. Metridium dianthus ini
memakan Barnacle cyprids, Ascidian larvae dan Gammarid amphipods ketimbang telur
dari invertebrata, Foraminifera, Calanoid atau Harpaticoid. Spesies ini dapat tumbuh
hingga 30 cm di habitat aslinya, dengan rata-rata pertumbuhannya 9 cm/bulan. Cukup cepat
bila dibandingkan dengan Coelenterata lain. Persebaran species ini tersebar hampir di
seluruh perairan laut dunia, diantaranya Laut Atlantik, Laut Artik, hingga Afrika Selatan.
5. Obelia sp
Obelia merupakan hewan laut invertebrata dari kelas Hydrozoa yang menyebar
secara luas di semua lautan. Obelia berbentuk seperti batang, menyerupai anemon laut kecil
yang menempel pada dasar lautatau permukaan padat lainnya. Obelia mulai hidup sebagai
polip bertentakel. Pada fase polip, Obelia mendapatkan makanan dengan menangkap
zooplankton dari air yang berada di rongga dengan bantuan nematocysts. Secara aseksual
polip menghasilkan medusa. Obelia pada fase ini, akan mengeluarkan sperma atau ovum
ke dalam air di sekitarnya, dan larva bersilia yang dihasilkan akhirnya akan
bermetamorfosis untuk menghasilkan koloni bercabang polip.
Pada fase medusa juga Obelia bereproduksi secara generatif dengan fertilisasi
ovum oleh sperma yang terjadi di luar tubuh Obelia betina. Koloni Obelia dapat mencapai
ketinggian 20-50cm dan melekat pada batu & batu-batu di dasar laut, serta batu & kerang.
6. Bugula sp.
Bugula sp. termasuk ke dalam kelas Hydrozoa. Fase tubuhnya adalah polip.
Bugula sudah memiliki mulut, tentakel, dan rongga gastrovaskuler pada tubuhnya, tetapi
tidak dilengkapi cakram basal. Bugula tidak membentuk kerangka. Bugula sp. tumbuh pada
substrat yang keras seperti batu, kerang, dan ganggang. Bugula umumnya tumbuh hingga
mencapai 3-6 cm. Bugula mendapatkan makanan dengan menggerakan tentakelnya untuk
mengarahkan makanan (berupa zooplankton) ke arah mulutnya. Bugula biasanya
ditemukan di pelabuhan, teluk dan lainnya.
7. Renilla reniformis
Renilla reniformis bersimetri tubuh radial, dan berbentuk polip. Di bagian atas
tubuhnya terdapat mulut dan tentakel, sedangkan di bagian bawah tubuhnya terdapat
cakram basal sebagai alat untuk melekatkan diri pada tempat hidupnya. Warna hewan ini
cukup bevariasi, umumnya adalah putih, kekuningan, atau kecoklatan.
8. Hydra sp.
Hydra sp. merupakan hewan invertebrata air tawar dari kelas Hydrozoa.
Bentuknya seperti payung yang tidak begitu cembung. Tubuh organisme ini terdiri dari
tabung tipis biasanya tembus pandang yang memiliki panjang sekitar 30 mm. Dinding
tubuhnya terdiri dari dua lapisan sel yang dipisahkan oleh lapisan tipis jaringan ikat yang
disebut mesoglea dan enteron, rongga yang berisi organ usus. Ujung bawah terdapat
cakram basal untuk menempel pada subtrat. Terdapat mulut pada bagian atas sebagai
tempat masuknya makanan dan pengeluaran Sisa hasil pencernaan. Di sekitar mulut
terdapat 4 sampai 25 tentakel.
Sistem reproduksi: Hydra mempunyai cara-cara reproduksi, baik secara aseksual
dengan membentuk tunas dengan membelah diri. Reproduksi secara seksual atau generatif
dilakukan dengan pembentukan gonad.
9. Fungia sp.
Fungia sp memiliki skeleton yang dibuat oleh epidermis (ektoderm) dari CaCO3.
Tubuhnya berbentuk seperti mangkuk dengan bagian oral agak melebar seperti corong
yang dikelilingi tentakel-tentakel yang membentuk seperti daun bunga. Tubuh fungia sp
termasuk simetri radial dan dapat dibagi menjadi 3 bagian utama, yaitu bagian cakram
pedal (bagian kaki), bagian kolumna (skapus atau bagian batang tubuh) dan bagian cakram
oral ( kapikulum). Antara bagian cakram pedal dengan bagian skapus dihubungkan oleh
bagian yang disebut limbus. Sedang antara skapus dengan bagian cakram oral dihubungkan
oleh bagian yang disebut collar. Mulut Fungia sp terletak di dasar dan terhubung dengan
rongga pencernaan oleh bagian yang disebut stomodeum. Fungia sp hidup soliter, namun
sebagian simpleks berkoloni. Hidup di laut dangkal atau zona neritik dan melekat di dasar
laut yang hangat dengan kedalaman sekitar 50 meter. Dan bereproduksi secara aseksual.
11. Gorgonia sp
Gorgonia sp seringkali dikenal sebagai kipas laut atau cambuk laut, warnanya
kemerah-merahan atau kekuning-kuningan, hidup berkoloni, koloninya berbentuk seperti
pohon yang bercabang-cabang dan ukurannya bisa mencapai tinggi 80 cm. Kerangka
tubuhnya terbuat dari zat tanduk dan merupakan kerangka dalam (endoskeleton). Gorgonia
sp. hidup di habitat terumbu karang atau pantai dengan ombak besar dan memiliki
kedalaman 15 meter. Reproduksi vegetatif dengan cara kloning atau fragmentasi, dengan
fertilisasi eksternal, larva biasa nya menghabiskan beberapa hari sebagai plankton sebelum
menetap pada permukaan yang keras dan membentuk koloni baru.
H. Pertanyaan
1. Dapatkah Anda menemukan persamaan yang dimiliki oleh setiap spesies yang Anda
temukan? Tuliskan persamaan-persamaan tersebut!
Jawab : Semua spesies tersebut memiliki bentuk tubuh simetri radial, memiliki
mulut, tentakel, cakram basal, dan gastrovaskular.
2. Dapatkah Anda menemukan perbedaan yang dimiliki oleh setiap spesies tersebut
sehingga dimasukkan pada Classis yang berbeda? Tuliskan perbedaan-
perbedaannya!
Jawab: Fase hidupnya berbeda, pada Hydrozoa fase hidup dominannya pada fase
polip, pada Scyphozoa fase hidup dominannya pada fase medusa, dan pada
Anthozoa seluruh fase hidupnya adalah fase polip. Bentuk tubuh, bentuk tubuh pada
Hydrozoa berbentuk seperti semprotan air, pada Scyphozoa berbentuk seperti
mangkuk, dan pada Anthozoa berebentuk seperti bunga. Warna, pada Hydrozoa
warna dapat menentukan tiap species, misalnya Hydra oligactis berwarna coklat,
3. Tuliskan ciri khas dari tiap-tiap classis pada kolom berikut :
Jawab :
● Fungia sp. merupakan spesies yang hidup di dasar laut dimanfaatkan oleh
ikan sebagai tempat tinggal dan berkembangbiak
I. Kesimpulan
1. Coelenterata termasuk kedalam hewan yang bersifat diploblastik,
karena tubuhnya tersusun atas dua lapisan yaitu lapisan epidermis dan
gastrodermis yang dilengkapi dengan sel-sel jelatang. Tubuhnya
simetri radial, di sekitar mulut dikelilingi oleh tentakel-tentakel yang
berfungsi sebagai alat penangkap mangsa, alat penggerak, dan alat
pertahanan tubuh.
2. Coelenterata termasuk kelompok acoelomata karena tidak
mempunyai rongga tubuh yang sebenarnya, melainkan rongga
gastrovaskuler.
3. Coelenterata dapat dibagi menjadi 3 kelas yaitu Hydrozoa, Scyphozoa
dan Anthozoa. Pada praktikum yang telah dilakukan terdapat
beberapa species yang sudah teridentifikasi antara lain :
1. Classis Hydrozoa: Physalia pelagica,
Obelia sp., Bugula sp., Hydra sp.
2. Classis Scyphozoa: Aurelia aurita
3. Classis Anthozoa: Metridium dianthus,
Renilla reniformis, Fungia sp., Meandrina
spinosa, Gorgonia sp., Antipathes
dichotoma, Tubifora musica, Polydacna sp.,
Acropora sp., Meandrina meandrites
Class Persamaan Perbedaan Contoh Species
Hydrozoa Fase hidup dominan Bugula sp.,Hydra
polip, bentuk tubuh sp., Obelia sp.,
seperti ular air. Physalia pelagica,
Hydra sp.
Scyphozoa Multiselular, tubuh Fase hidup dominan Aurelia aurita
berongga medusa, bentuk tubuh
(gastrovaskuler), seperti mangkuk atau
simetri radial payung.
Anthozoa Sebagian besar Meandrina sp.,
memiliki fase hidup Meandrina spinosa,
polip, bentuk tubuh Fungia sp.,
seperti Gorgonia sp,
bunga.Tubuhnya Tubifora musica,
mengandung kerangka Acropora sp.,
dan zat kapur yang keras Metridium dianthus,
Antipathes
dichotoma,
Polydacna sp.,
Astrangia danae
Daftar Gambar
B. Landasan Teori
Phylum Porifera adalah hewan multiseluler yang primitif. Tubuhnya tidak memiliki
jaringan maupun organ yang sesungguhnya. Semua hewan dewasa anggota dari Phylum Porifera
bersifat menempel pada suatu dasar dan hanya menunjukkan sedikit gerakan. Kata Porifera
berasal dari kata latin, porus + ferra, porus artinya lubang kecil sedangkan ferra berarti
mengandung atau mengemban. Kata tersebut untuk menunjukkan akan kekhususan hewan yang
bersangkutan yaitu hewan yang memiliki banyak lubang-lubang kecil dan bila disingkat cukup
disebut hewan berpori (Kastawi, 2005).
1. Ciri-ciri umum
Ciri-ciri umum hewan yang tergolong Filum Porifera dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Diploblastik.
b. Respirasi dengan permukaan tubuh.
c. Tubuh porifera tidak memiliki sistem saluran pencernaan makanan, adapun
percernaannya berlangsung secara intraseluler.
d. Belum memiliki sistem saraf.
e. Reproduksi vegetatif dengan membentuk tunas dan gemule, generatif melalui
persatuan gamet jantan dan betina yang dibentuk oleh archeocyte.
2. Berdasarkan sifat kerangka tubuh dibagi tiga classis :
a. Calcarea (Calcispongiae) adalah spikula dari zat kapur, tipe monoaxon atau triaxon
atau tetraaxon.
b. Hexactillida (Hyalospongia) adalah spikula dari silikat tipe hexaoxon atau dari zat
kersik.
c. Demospongiae adalah spikula dari silikat atau sponging atau campuran keduanya,
spikula bukan hexaon.
C. Metode
Tabel C.1 Daftar alat
No Nama Alat Jumlah
1. Pensil 2 buah
2. Buku gambar 2 buah
3. Mikroskop 2 buah
4. Object glass 8 buah
5. Cover glass 8 buah
6. Silet 8 buah
D. Langkah Kerja
Diagram D.1. Langkah kerja mengamati awetan basah Porifera
7. Haliclona sp Tabung √ √ √ √
3. Tabel Pengamatan
Klasifikasi Gambar Referensi Gambar Pengamatan
Regnum : Animalia
Phylum : Porifera
Classis : Demospongea
Ordo : Halichondrida
Familia :Halichondridae
Phylum : Porifera
Classis : Demospongea
Ordo : Haplosclerida
Familia : Chalinidae
Gambar 3.Haliclona sp.
Genus : Haliclona
(Opzeggen, 2015) Gambar 4. Haliclona sp.
Species : Haliclona sp.
(Dok. Kelompok 4, 2018)
Regnum : Animalia
Phylum : Porifera
Classis : Demospongiae
Ordo : Dictyoceratida
Familia : Spongiidae
Regnum : Animalia
Phylum : Porifera
Classis : Calcarea
Ordo : Leucosolenida
Familia : Sycettidae
Genus : Scypha
Gambar 7. Scypha sp.
Species : Scypha sp.
(biozoomer.com, 2014) Gambar 8. Scypha sp.
Berdasarkan tabel tersebut, didapatkan hasil bahwa awetan basah phylum Porifera tersebut
terbagi menjadi dua kelas yang berbeda, yaitu kelas Demospongia serta kelas Calcarea. Selain itu awetan
basah tersebut terbagi menjadi lima spesies yang berbeda yakni Halichona sp., Halichondria sp., Scypha
sp., serta Hippospongia sp.
4. Tabel Hasil pengamatan awetan kering phylum Porifera
Bentuk spikula
No. Spesies Gambar Spesies
Ditetesi Aquades Ditetesi HCl
1. A
2. B
3. C
4. D
5. E
6. F
Bentuk spikula
No. Spesies Gambar Spesies
Ditetesi Aquades Ditetesi HCl
7. G
Berdasarkan tabel tersebut, didapatkan hasil bahwa awetan kering phylum Porifera tersebut
ada yang berubah bentuknya setelah ditetesi larutan HCl tetapi ada juga yang bentuknya tetap.
F. Pembahasan
(Awetan basah)
1. Hippospongia sp.
Hypospongia sp. merupakan spesies yang berbentuk seperti batu dengan
banyak celah dan memilki rangka (spikula). Porifera ini hidup di dasar laut yang
tembus cahaya dan biasanya di temukan di atas dasar karang dengan kedalaman 10-
15 meter. Kerangka tubuhnya terdiri dari serabut-serabut spongin dengan spikula
dari zat kersik, ditutupi oleh membran tipis yang gelap yang memilki banyak ruang
berflagel. Skeleton terdiri dari serabut spongin, jaringan tidak teratur tanpa spikula.
Saluran air tipe leukon dimana air dari ostium masuk melalui porosit menuju ke
rongga-rongga yangdibatasi koanosit. Dari rongga ini air melalui berbagai saluran
lagi menuju ke spongosol dan akhirnya keluar menuju oskulum. Spesies ini
memiliki warna abu-abu keunguan dan sekilas terlihat seperti daging. Spesies ini
memiliki osculum yang tersebar di permukaan atas dan juga spongocoel sebagai
salurannya. Memiliki kerangka yang terbentuk dari serabut sponging dan spikula
silikat menjadikannya masuk ke dalam Class Demospongiae.
2. Scypha sp.
Scypha (Gr., Skyphos = cup) sebelumnya disebut sycon. Menurut de
Laubenfels nama sycon harus diganti oleh Scypha. Scypha adalah jenis agak lebih
kompleks dibandingkan dengan Leucosolenia karena Leucosolenia primitif. Jenis
asconoid tanpa lipat di dinding tubuhnya; dinding tubuh Scypha agak dilipat dan,
karena itu, spongocoel-nya relatif berkurang. Bahkan, karena berbagai derajat lipat
dalam dinding tubuh, organisasi spons tersebut bervariasi banyak. Scypha,
bagaimanapun, merupakan tahap pertama dari lipat di dinding tubuhnya memiliki
lipatan horizontal seperti jari. Scypha sp. memiliki tubuh berwarna putih kusam
(krem) dengan kerangka yang tersusun oleh zat kapur. Bentuk tubuh Scypha sp.
berupa tabung dengan pori seperti busa berserat. Selain itu, tubuhnya juga memiliki
osculum dan spongocoel.
3. Haliclona sp.
Tubuh Halichona sp. terdiri dari oskulum, ostium dan kerangka yang
terbuat dari serabut spongin. Tubuhnya asimetris seperti sebongkah batu dan
hidupnya menempel pada substrat. Halichona sp. merupakan hewan dengan dua
kelamin dalam satu tubuh (hermafrodit). Reproduksi vegeratif dilakukan oleh
gemule atau tunas. Reproduksi generatif dapat terjadi dengan telur dan sperma
tetapi sebagian besar menggunakan larva berflagel yang berenang bebas.
Haliclona sp. memiliki bentuk tubuh seperti tabung dan padat. Mempunyai lubang
pori, osculum, spongocoel, dan kerangka tubuh. Spesies ini memperoleh nutrisi
dengan menyaring air di dalam tubuhnya. Air dari luar spons diambil melalui
berbagai ostia yang dapat ditemukan pada permukaan spons. Air yang masuk
mengandung oksigen dan makanan, kemudian melewati ruang koanosit dari
sistem kanal. Kemudian air mencapai sistem saluran keluar yang berakhir di
oskulum sebelum dilepaskan kembalikeair luar spons. Spons ini dapat
bereproduksi secara generatifl atau vegetatif. Reproduksi vegeratif dilakukan oleh
gemule atau tunas. Reproduksi generatif terjadi dengan sel telur dan sperma tetapi
sebagian besar menggunakan larva berflagel yang berenang bebas.
4. Halichondria sp.
Diperkirakan generasi pertama Halichondria sp. muncul pada 93 ribu
tahun– 89 ribu tahun yang lalu. Hemispheral, atau berbentuk setengah bola.
Dengan pori-pori di sekitar tubuhnya, pori-pori ini berfungsi sebagai masuknya
air dan makanannya yakni berupa plankton. Oskulumnya diatas, yakni berbentuk
lubang yang lebih besar dari pori-porinya. Fungsi oskulum ini adalah tempat
keluarnya air.
5. Spesimen A
Spesimen A memiliki kerangka tubuh yang tersusun dari serabut spongin.
Hal tersebut dibuktikan dengan pengamatan dibawah mikroskop. Setelah
diamati pada spesimen A terdapat serat-serat yang rumit . Spikula dari spesimen
A ini berbentuk spongin. Setelah ditetesi dengan HCl rangkanya tidak larut
dalam HCl tersebut, hal ini menunjukan bahwa spesimen A tidak memiliki zat
kapur pada tubuhnya, dan termasuk kedalam.
6. Spesimen B
Spesimen B memiliki kerangka tubuh yang tersusun dari serabut
spongin. Spikula pada spesimen B ini berbentuk monoakson. Hal ini dibuktikan
dengan dilakukannya pengamatan serpihan tubuh dari spesimen B dibawah
mikroskop, setelah ditetesi HCl bentuk spikula tidak hancur/larut. Maka dapat
disimpulkan bahwa spesimen B termasuk kedalam classis Demospongiae
karena tersusun atas serabut spongin dan silikat.
7. Spesimen C
8. Spesimen D
9. Spesimen E
10. Spesimen F
Ketika dimati dengan menggunakan mikroskop, bentuk spikula spesimen
F adalah monoakson bergerigi. Spikula yang terdapat pada spesimen F tersusun
dari spongin dengan zat kapur, karena ketika spikula ditetesi dengan HCl spikula
tersebut larut dalam HCl, sehingga terbukti bahwa spesimen F termasuk kedalam
classis Calcarea.
11. Spesimen G
12. Spesimen H
Pertanyaan
1. Dapatkah anda menemukan persamaan yang dimiliki oleh setiap spesies yang
anda temukan ? Tuliskan persamaan-persamaan tersebut !
Jawab : Persamaan yang ditemukan pada setiap spesies yaitu, diploblastik,
memiliki pori-pori pada permukaan tubuhnya, respirasi dengan permukaan tubuh
secara difusi, pencernaan intrasel, belum memiliki sistem saraf, reproduksi
vegetatif dengan membentuk tunas dan gemule, generatif melalui persatuan gamet
jantan dan betina yang dibentuk oleh arkeosit.
2. Dapatkan anda menemukan perbedaan yang dimiliki oleh setiap spesies tersebut
sehingga dimasukkan pada classis yang berbeda? tuliskan perbedaan-
perbedaannya !
Jawab: Ada yang memiliki struktur tubuh berongga, ada pula yang memiliki
struktur tubuh padat Kerangka penyusun tubuh ada yang tersusun dari zat kapur,
spongin, silikat, juga campuran spongin dan silikat. Bentuk tubuh spesies
bervariasi. classis Calcarea mempunyai duri- duri kecil pada kerangka tubuh
berupa spikula yang terbuat dari bahan kalsium karbonat (zat kapur). Bentuk
spikulanya terdiri dari monoaxon, triaxon dan tetraxon. Berbeda dengan Calcarea,
pada classis Hexatinellida tersusun atas silikat atau kersik sebagai bahan penyusun
spikula dengan bentuk tubuh menyerupai corong atau bentuk silinder, tipe
spikulanya yaitu hexaxon. Sedangkan pada classis Demospongia kerangka tubuh
tersusun dari spongin atau campuran spongin dengan zat kersik (silikat).
3. Tuliskan ciri khas dari tiap-tiap classis pada kolom berikut :
4. Tuliskan kegunaan dan manfaat dari spesies-spesies Porifera yang anda temukan
Jawab :
● Halichondria sp. dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan penyakit kanker.
● Porifera berguna sebagai biomonitoring untuk pemantauan pencemaran
laut, misalnya spesies Haliclona sp. di gunakan sebagai bioindiakator untuk
akumulasi logam berat seperti tembaga, besi dan nikel.
5. Dari teori perkuliahan atau buku sumber yang anda peroleh mengenai Filum
Porifera, lengkapilah tabel berikut ini :
Filum Pencernaan Ekskresi Pernapasan Sistem Reproduksi
makanan saraf
H. KESIMPULAN
1. Porifera memiliki ciri-ciri khusus diantaranya yaitu permukaan tubuhnya yang
berpori merupakan awal dari saluran air sekaligus menyaring zat-zat makanan
yang terdapat dalam air tersebut.
2. Bentuk tubuhnya ada yang berbentuk menyerupai tabung, vas bunga, dan kipas.
3. Tubuhnya tersusun atas dua lapisan embrional (diploblastik).
4. Berdasarkan hasil pengamatan semua species porifera yang diamati, maka
dapat dikelompokan kedalam tiga classis yaitu:
a. Classis Calcarea (Calcispongiae)
1) Scypha sp.
2) Spesimen C
3) Spesimen E
4) Spesimen F
b. Classis Hexatinellida (Hyalospongiae)
1) Spesimen D
c. Classis Demospongiae
1) Haliclona sp.
2) Halichondria sp.
3) Hippospongia sp.
4) Spesimen A
5) Spesimen B
6) Spesimen G
7) Spesimen H
5. Setiap classis pada phylum Porifera memiliki ciri khasnya masing-masing. Hal
ini dapat ditinjau dari bahan pembentuk kerangka:
a. Calcerea (Calcispongiae): spikula dari zat kapur.
b. Hexatinellida (Hyalospongiae): spikula dari silikat.
c. Demospongiae: spikula dari silikat atau spongin atau campuran
keduanya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. [Online]. Tersedia di : https://www.dosenpendidikan.co.id/filum-
porifera/. Diakses pada 4 Maret 2021.
Novianto, D. C., dkk. (2018). Filum Porifera. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Daftar Gambar