Latar Belakang
Latar Belakang Pakta Warsawa ialah nama yang diberikan kepada
kesepakatan antara beberapa negara Komunis Eropa. Hal ini juga dikenal
sebagai Perjanjian Warsawa Persahabatan, Kerjasama dan Donasi Reksa.
Pakta Warsawa didirikan pada tahun 1955, di Polandia.Uni Soviet
memprakarsai Pakta Warsawa dalam menanggapi pembentukan Pakta
Pertahanan Atlantik Utara (NATO), nan pada gilirannya dibentuk sebagai
tanggapan terhadap ancaman terhadap Eropa dan negara-negara Atlantik
Utara oleh Uni Soviet. Pakta Warsawa dibuat tersedia dalam bahasa
Polandia, Ceko, Jerman, Hungaria, Rumania, dan Rusia. Dibentuknya
Pakta Warsawa dipicu oleh integrasi Jerman Barat ke dalam NATO
melalui ratifikasi Persetujuan Paris dengan tujuan untuk mengorganisir
diri terhadap kemungkinan ancaman NATO.
Konsekunsi logisnya, Uni Soviet berhak melakukan intervensi jika suatu
negara di nilai melanggar prinsip-prinsip utama sosialisme serta ketentuan
mengenai fungsi-fungsi partai komunis yang secara eksplisit dinyatakan
dalam Doktrin Brezniev . b. Geostrategis adalah Uni Soviet termotifasi
untuk mencegah wilayahnya di invasi oleh kekuatan Eropa Barat, seperti
yang dilakukan oleh nazi Jerman padatahun 1941. Runtuhnya Pakta
Warsawa Pakta Warsawa berakhir disebabkan oleh beberapa faktor
berikut: a. Pakta ini berperan sebagai sandaran bagi Rezim komunis Eropa
Timur yang tidak populer. Dukungan rakyat disetiap negara anggotanya
sedikit sekali. b. Berkuasanya orang-orang nonkomunis di negara-negara
anggota Uni Soviet membuat pengaruh pakta semakin melemah. c.
Pemerintah Uni Soviet menunjukkan komitmen untuk mempertahankan
pakta tersebut, terlihat jelas bahwa musuh-musuh terbesar mengancam
perjanjian itu berasal dari dalam organisasi sendiri. Musuh yang di
maksud adalah negara-negara Eropa Timur sendiri yang takut akan
serangan dari Uni Soviet d. Moskua sendiri bahkan meninggalkan Pakta
tersebut. Hal ini dipicu oleh kesulitan ekonomi akibat ketidak mampuan
meanggung beban pengeluaran militer yang berlebihan. Menteri luar
negeri Eduard Shevardnadze, misalnya pernah menyimpulkan Eropa
Timur telah menjadi beban bagi Musko. Dengan menunjuk pada situasi-
situasi yang di gambarkan tersebut, para menteri luar negeri dan
pertahanan negar-negara yang bergabung dalam Pakta Warsawa
mengadakan pertemuan pada 25 Februari 1991 di Hungaria guna
mengakhiri pakta itu.pada 1 Juli 1991, Pakta Warsawa secara resmi
berakhir yang berbarengan dengan gelombang revolusi demokratis di
Eropa Timur dan bubarnya Unvi Soviet pada tahun yang sama.
Pengertian
Pakta Warsawa adalah aliansi militer negara-negara Blok Timur di Eropa
Timur, yang bertujuan mengorganisasikan diri terhadap kemungkinan
ancaman dari aliansi NATO (yang dibentuk pada 1949
Negara negara anggotanya
Uni soviet
Bulgaria
Romania
Jerman timur
Hungaria
Polandia
cekoslowakia
Sejarah
Pembentukan Pakta Warsawa dipicu oleh integrasi Jerman Barat ke dalam
NATO melalui ratifikasi Perjanjian Paris. Pakta Warsawa dirancang oleh
Nikita Khrushchev pada tahun 1955 dan ditanda tangani di Warsawa pada
14 Mei 1955.
Pakta ini berakhir pada 31 Maret 1991, dan diakhiri secara resmi dalam
sebuah pertemuan di Praha pada 1 Juli 1991.
GATT
Pengertian GATT
General Agreement on Tariffs and Trade atau GATT) adalah suatu
perjanjian multilateral yang mengatur perdagangan internasional.
Berdasarkan mukadimahnya, tujuan perjanjian ini adalah "pengurangan
substansial atas tarif dan hambatan perdagangan lainnya dan penghapusan
preferensi, berdasarkan asas timbal balik dan saling menguntungkan."
Perjanjian ini dinegosiasikan selama Konferensi Perdagangan dan
Ketenagakerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan merupakan hasil dari
kegagalan negosiasi antarbangsa untuk menciptakan Organisasi
Perdagangan Internasional (International Trade Organization atau ITO).
GATT ditandatangani oleh 23 negara di Jenewa, Swiss, pada tanggal 30
Oktober 1947 dan mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1948. GATT
berlaku hingga penandatanganan Perjanjian Putaran Uruguay oleh 123
negara di Marrakesh, Maroko, pada tanggal 14 April 1994, yang
menetapkan berdirinya Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade
Organization atau WTO) pada tanggal 1 Januari 1995.
Negara Negara Anggota
► Australia, 1 Januari 1948
►Belgium, 1 Januari 1948.
► Brazil, 30 Juli 1948.
► Zimbabwe, 11 Juli 1948.
► Kanada, 1 Januari 1948.
► Cuba, 1 Januari 1948.
► Prancis, 1 Januari 1948.
► India, 8 Juli 1948.
► Luxembourg, 1 Januari 1948.
► Myanmar, 29 Juli 1948.
► Netherlands, 1 Januari 1948.
► New Zealand 30 Juli 1948.
► Norway, 10 Juli 1948.
► Pakistan, 30 Juli 1948.
► South Africa, 13 June 1948.
► Sri Lanka 29 Juli 1948.
► Inggris, 1 Januari 1948.
► Amerika Serikat, 1 Januari 1948.
► Chile, 16 Maret 1949.
► Denmark, 28 Mei 1950.
► Finland, 25 Mei 1950.
► Republik Dominika, 19 Mei 1950.
► Greece, 1 Maret 1950.
► Haiti, 1 Januari 1950.
► Indonesia, 24 Februari 1950.
► Italy, 30 Mei 1950.
► Nicaragua 28 Mei 1950.
► Sweden, 30 April 1950.
►Austria, 19 Oktober 1951.
► Germany, 1 Oktober 1951.
► Peru, 7 Oktober 1951.
► Turkey, 17 Oktober 1951.
► Uruguay, 6 Desember 1953.
► Japan, 10 September 1955.
► Ghana, 17 Oktober 1957.
► Malaysia, 24 Oktober 1957.
► Nigeria, 18 November 1960.
► Sierra Leone, 19 Mei 1961.
► Tanzania, 9 Desember 1961.
► Portugal, 6 Mei 1962.
► Trinidad and Tobago, 23 Oktober 1962.
► Israel, 5 Juli 1962.
► Uganda, 23 Oktober 1962.
►Benin, 12 September 1963.
► Burkina Faso, 3 Mei 1963.
► Kamerun, 3 Mei 1963.
► Central African Republic, 3 Mei 1963.
► Chad, 12 Juli 1963.
► Côte d'Ivoire, 31 Desember 1963.
► Cyprus, 15 Juli 1963.
► Congo, 3 Mei 1963.
► Gabon, 3 Mei 1963.
► Jamaica, 31 Desember 1963.
► Madagascar 30 September 1963.
► Niger, 31 Desember 1963.
► Mauritania, 30 September 1963.
► Kuwait, 3 Mei 1963.
► Spain 29 Agustus1963.
► Senegal, 27 September 1963.
► Malta, 17 November 1964.
► Malawi, 28 Agustus1964.
► Kenya, 5 Februari 1964.
► Togo, 20 Maret 1964.
► Burundi, 13 Maret 1965.
► Gambia, 22 Februari 1965.
► Guyana, 5 Juli 1966.
► Rwanda, 1 Januari 1966.
► Switzerland, 1 Agustus 1966.
► Yugoslavia, 25 Agustus1966.
►Argentina, 11 Oktober 1967.
►Barbados, 15 Februari 1967.
► Ireland, 22 Desember 1967.
► Korea, Republic of 14 April 1967.
► Poland, 18 Oktober 1967.
► Iceland, 21 April 1968.
► Mesir, 9 Mei 1970.
► Mauritius, 2 September 1970.
► Romania, 14 November 1971.
► Zaire, 11 September 1971 (sekarang dikenal dengan nama Democratic
Republic of the Congo) .
►Bangladesh, 16 Desember 1972.
► Hungary, 9 September 1973.
► Singapore, 20 Agustus1973.
► Suriname, 22 Maret 1978.
► Philippines, 27 Desember 1979.
► Colombia, 3 Oktober 1981.
► Thailand, 20 November 1982.
► Zambia, 10 Februari 1982.
►Belize, 7 Oktober 1983.
► Maldives, 19 April 1983.
► Meksiko, 24 Agustus1986.
► HongKong, 23 April 1986.
►Antigua and Barbuda, 30 Maret 1987.
►Botswana, 28 Agustus1987.
► Maroko, 17 June 1987.
► Lesotho, 8 Januari 1988.
►Bolivia, 8 September 1990.
► Costa Rica, 24 November 1990.
► Venezuela, 31 Agustus1990.
► Tunisia, 29 Agustus1990.
► Macao 11 Januari 1991.
► Guatemala, 10 Oktober 1991.
► El Salvador, 22 Mei 1991.
► Mozambique 27 Juli 1992.
► Namibia, 15 September 1992.
►Bahrain, 13 Desember 1993.
► Fiji, 16 November 1993.
► Czech Republic, 15 April 1993.
► Dominica, 20 April 1993.
► Brunei Darussalam, 9 Desember 1993.
► Slovak Republic 15 April 1993.
► Mali, 11 Januari 1993.
► Saint Lucia, 13 April 1993.
► Saint Vincent and the Grenadines, 18 Mei 1993.
► Swaziland, 8 Februari 1993.
► Angola 8 April 1994.
► Djibouti, 16 Desember 1994.
► Grenada, 9 Februari 1994.
► Guinea, 8 Desember 1994.
► Guinea, Bissau 17 Maret 1994.
► Honduras, 10 April 1994.
► Liechtenstein, 29 Maret 1994.
► Papua New Guinea 16 Desember 1994.
► Paraguay, 6 Januari 1994.
► Qatar, 7 April 1994.
► Slovenia, 30 Oktober 1994.
► Solomon Islands, 28 Desember 1994.
► Saint Kitts and Nevis, 24 Maret 1994.
► United Arab Emirates, 8 Maret 1994.
Sejarah tentang organisasi
Pada akhir Perang Dunia II, dunia perekomian internasional berubah
menjadi suatu entitas yang makin luas dan kompleks.Hal ini disebabkan
oleh semakin terintegrasinya perekonomian dunia dan liberalisme
perdagangan yang mulai diterapkan oleh beberapa negara maju untuk
saling menjalin kerjasama perdagangan antar satu dan
lainnya.Kompleksitas dan makin dinamisnya perdagangan dan moneter
internasional membentuk suatu gagasan pendirian suatu organisasi
perekonomian yang mendaulati terbentuknya International Monetary
Fund (IMF).IMF kemudian membentuk suau badan khusus yakni General
Agreements on Tariffs and Trade (GATT) yang berfokus menyelesaikan
dan mengatur persoalan perdagangan. Gagasan untuk mendirikan suatu
organisasi perdagangan multilateral telah mulai dirintis dengan
disepakatinya General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) pada
tahun 1947, sebagai awal dari rencana pembentukan International Trade
Organization (ITO), yang merupakan satu dari 3 (tiga) kerangka Bretton
Woods Institution. Kedua organisasi lainnya adalah International
Monetary Fund (IMF) dan International Bank for Reconstruction and
Development (IBRD) yang sering dikenal dengan World Bank. GATT
sebenarnya hanya salah satu dari IX Chapters yang direncanakan menjadi
isi dari Havana Charter mengenai pembentukan International Trade
Organization (ITO) pada tahun 1947, yaitu Chapter IV: Commercial
Policy. General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) adalah sebagai
suatu persetujuan internasional yang mengatur mengenai tarif tarif
perdagangan yang dirumuskan di Jenewa, Swiss. GATT ini didirikan pada
tahun 1948.Pembentukan GATT atau General Agreement on Tariffs and
Trade ini dilatar belakangi oleh tidak adanya aturan mengenai
perdagangan internasional sehingga menyebabkan terjadinya pelanggaran
serta diskriminasi dalam perdagangan internasional tersebut.Namun,
GATT atau General Agreement on Tariffs and Trade ini hanya berfokus
pada pendistribusian barang dan kurang memperhatikan arus jasa yang
terjadi saat itu.Hal ini disebabkan oleh sifat ad-hoc yang diusung oleh
rezim tersebut. Namun, dibalik kelemahan rezim tersebut terdapat adanya
perlakuan yang sama pada setiap anggota GATT atau General Agreement
on Tariffs and Trade serta rezim mengusung transparansi dan
kompetitifitas yang mewajibkan setiap negara untuk mengetahui
kebijakan negara lain. Karena rezim ini berprinsip most favored nations
(MFN). Namun International Trade Organization (ITO) tidak berhasil
didirikan, walaupun Havana Charter sudah disepakati dan ditandatangani
oleh 53 negara pada Maret 1948.Hal tersebut dikarenakan Amerika
Serikat menolak untuk meratifikasinya di mana Kongres Amerika Serikat
khawatir wewenangnya dalam menentukan kebijakan Amerika Serikat
semakin berkurang. GATT kemudian dimasukkan hanya sebagai
perjanjian sementara (interim) melalui sebuah Protocol of Provisional
Application sampai Havana Charter dapat diberlakukan dan sebagai
badan pelaksana GATT adalah Committee-ITO/GATT yang dipimpin
oleh seorang Direktur Jenderal.
Dengan demikian, seperti halnya IMF dan World Bank, WTO memiliki
alat untuk memaksa negara-neara anggota untuk mengikuti ketentuan-
ketentuannya. Kalau kita melihat jauh kebelakang sejak keberadaan
GATT 1948 sampai terbentuknya WTO pada 1995, sudah dilakukan 8
(delapan) putaran perundingan perdagangan multilateral yakni Jenewa 1
Januari 1995, Singapura, 9 - 13 Desember 1996, Jenewa, 18 - 20 Mei
1998, Seattle, 30 November - 3 Desember 1999, Doha, 9 - 13 November
2001, Cancun, 10 - 14 September 2003, Jenewa, 30 November - 2
Desember 2009, Jenewa, 15-17 Desember 2011 dimana putaran
perundingan kali ini, yaitu Doha Development Agenda (DDA) atau Doha
Round prosesnya memakan waktu paling lama, dan sampai saat ini belum
berhasil diselesaikan. Putaran Uruguay yang dipandang paling luas
cakupannya bisa diselesaikan dalam waktu sekitar 9 (sembilan) tahun.
Perjalanan panjang dalam menata sistem perdagangan multilateral sejak
1948, sedikit demi sedikit telah mengurangi hambatan perdagangan
melalui sejumlah ketentuan yang diperlukan.Pada waktu Putaran
Kennedy, disepakati upaya yang dititikberatkan pada pengurangan
hambatan tariff. Dalam Putaran Tokyo 1979, berhasil disempurnakan
sejumlah ketentuan GATT dengan adanya ketentuan mengenai Technical
Barriers to Trade; Anti Dumping; Subsidies and Countervailing
Measures; Import Licensing; dan Customs Valuation. Pada saat itu pula
Government Procurement pertama kali dibahas dalam GATT. Pada
Putaran Uruguay 1994, selain dihasilkan ketentuan-ketentuan yang
mencakup perdagangan barang, juga disepakati persetujuan-persetujuan
perdagangan yang menyangkut Services, Intellectual Property Rights,
penyempurnaan prosedur penyelesaian sengketa, persetujuan mengenai
perdagangan produk pertanian, dan sanitary and phytosanitary. Putaran
Uruguay juga menghasilkan transformasi GATT menjadi World Trade
Organization (WTO).
Putaran Doha atau yang lebih kita kenal sebagai Doha Development
Round atau Doha Development Agenda (DDA) pada 2001, dimaksudkan
sebagai langkah lanjutan agar tatanan perdagangan multilateral yang ada
bisa sesuai dengan situasi perdagangan terkini. Beberapa diantaranya
menyangkut upaya agar perdagangan produk pertanian dan perdagangan
jasa dapat lebih bebas, menyempurnakan persetujuan-persetujuan yang
sudah ada seperti misalnya Anti Dumping dan subsidies (termasuk subsidi
dibidang perikanan), fasilitasi perdagangan dan sebagainya. Sejauh ini
proses perundingan DDA - dari yang dapat kita baca dimedia - tampaknya
‘mendung’, atau bahkan ada yang berpandangan bahwa perundingan
sudah ‘macet’. Pandangan tersebut bisa muncul terutama kalau kita
melihat penilaian keadaan yang disampaikan oleh Dirjen WTO, Pascal
Lamy, yang mengemukakan bahwa masih terdapat kesenjangan posisi
antara para major players dalam perundingan liberalisasi produk industri/
manufaktur atau Non Agriculture Market Access (NAMA) yang dapat
menghambat pembahasan di bidang-bidang perundingan lainnya,
sehingga sulit untuk menyelesaikan DDA pada 2011. Selain itu terdapat
juga pandangan mengenai lambatnya proses perundingan, antara lain
karena peluncuran perundingan DDA yang tidak dipersiapkan secara
matang; sulitnya mencapai konsensus karena meningkatnya jumlah
keanggotaan dalam WTO; agenda DDA dinilai overloaded, dan
mencakup isu-isu kontroversial seperti reformasi bidang pertanian dan
fisheries subsidies; serta prinsip single undertaking hasil perundingan.
Yang mencemaskan adalah pandangan bahwa adanya krisis ekonomi
yang kemudian meningkatkan tindakan proteksionis oleh sejumlah negara
membuat keberadaan dan peran WTO dipertanyakan dan sebagainya.
Sebagai salah satu Original Member (sesuai kriteria Artikel XI Marrakesh
Declaration Establishing the WTO), Indonesia sangat menyadari
pentingnya keberadaan dan peran WTO. Pada masa Orde Baru, Diplomasi
Perdagangan Indonesia tertuang dalam Kebijaksanaan Nasional Sektor
Perdagangan sebagaimana terdapat dalam REPELITA VI yang disusun
berdasarkan arahan GBHN 1993, dimana perdagangan luar negeri salah
satunya adalah untuk meningkatkan kerjasama perdagangan
internasional. Upaya tersebut ditempuh dengan lebih mengefektifkan
kerjasama perdagangan internasional dan melaksanakan hasil-hasil
Putaran Uruguay. Dalam rangka program pembangunan saat itu, terdapat
Program Pengembangan Kerjasama Perdagangan Internasional yang
bertujuan untuk mengembangkan kerjasama perdagangan internasional
dalam rangka memperkuat kedudukan rebut tawar, memperluas pasar di
luar negeri, dan mendorong ekspor non migas yang ditempuh antara lain
dengan berpartisipasi aktif dalam forum internasional, menyelesaikan
sengketa perdagangan internasional, dan memperjuangkan kepentingan
nasional dalam WTO. Pada tataran implementasi, Indonesia terdorong
menyusun dan memperbaiki berbagai peraturan nasional misalnya:
dibidang HAKI, ketentuan nasional yang memungkinkan kita bisa
mengambil tindakan dalam hal terjadinya praktek negara mitra dagang
yang tidak fair, mempersengketakan kebijakan negara mitra dagang yang
bertentangan dengan ketentuan WTO, menyempurnakan peraturan
nasional dibidang perdagangan misalnya tata niaga ekspor-impor,
menerapkan standar dan sebagainya sekaligus sebagai proses
pembelajaran dalam upaya mendudukkan posisi Indonesia dalam kancah
perdagangan internasional. Hal tersebut menggambarkan bahwa upaya
mengintegrasikan perekonomian nasional kedalam perekonomian global
telah dilakukan Indonesia sejak lama, setidaknya selama 15 tahun sejak
terbentuknya WTO.