BAHASA
INDONESIA
Tata Paragraf
Bahasa Indonesia
Abstract Kompetensi
Setelah mempelajari materi pada bab (1) Mampu memahami kegunaan
ini diharapkan mahasiswa dapat paragraf
memahami dan menggunakan paragraf (2) Mampu memahami berbagai
serta berbagai macam paragraf dan macam paragraf
syarat-syarat pembentukan paragraf, (3) Mampu memahami berbagai syarat
letak kalimat utama dan pola pembentukan paragraf
pengembangan paragraf. (4) Mampu menentukan letak kalimat
utama
(5) Mampu menentukan pola
pengembangan paragraf
BAB IX
TATA PARAGRAF
9.3 Indikator :
(1) Mampu menjelaskan pengertian paragraf
(2) Mampu menjelaskan kegunaan paragraf
(3) Mampu menjelaskan berbagai macam paragraf
(4) Mampu menjelaskan berbagai syarat pembentukan paragraf
(5) Kemampuan menentukan letak kalimat utama dalam paragraf
(6) Kemampuan menentukan pola pengembangan paragraf
Paragraf merupakan seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.
Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan
dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. 1 Memang, sebuah paragraf dapat saja terdiri atas
lebih dari empat atau lima kalimat, tiga buah kalimat, dua buah kalimat, bahkan sebuah kalimat.
1
Solihin, Hudori, K.A., dan Embay Sa’adah, Terampil Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi,
Jakarta:Uhamka Press, 2003, 77.
Oleh karena itu, sebuah pikiran tidak cukup hanya dituangkan dalam sebuah kalimat, tetapi
perlu juga untuk dikembangkan, sehingga jadilah kumpulan kalimat tersebut dengan paragraf.
Paragraf merupakan unit keterampilan berbahasa pada taraf komposisi, yaitu kumpulan beberapa
kalimat yang secara bersama-sama mendukung satu kesatuan pikiran. Kesatuan pikiran ini
dijewantahkan dalam pokok pikiran serta beberapa pikiran penjelas dan diaktualisasikan dalam
kalimat pokok dan beberapa kalimat penjelas. Jadi, pada dasarnya, paragraf itu hanya terdiri atas
dua hal, yaitu isi dan bentuk. Yang dimaksud isi ialah pikiran, sedangkan bentuk adalah kalimat-
kalimat yang mendukung pikiran. 2 Dari segi isi, paragraf mensyaratkan adanya kesatuan pikiran,
sedangkan dari segi bentuk mensyaratkan kepaduan.
Pengertian di atas menyiratkan bahwa sebuah paragraf itu harus mengandung pertalian
yang logis antarkalimatnya. Tidak akan ada satu pun kalimat di dalam sebuah paragraf yang tidak
bertautan, apalagi tidak bertautan dengan ide pokoknya. Ide pokok dalam sebuah paragraf
sesungguhnya merupakan sebuah keharusan. Persis dengan sebuah kalimat yang dituntut memiliki
pesan pokok yang harus disampaikan, sebuah paragraf juga mutlak harus memiliki ide utama atau
pokok pikiran tersebut. Tanpa ide pokok tersebut, sebuah kumpulan kalimat tidak dapat dianggap
sebagai sebuah paragraf.3 Dengan adanya pertautan yang terjadi antara kalimat satu dengan kalimat
lainnya itu mengandaikan akan terjadinya kepaduan dan kesatuan yang membangun paragraf itu.
Selain itu, untuk memberi kejelasan dan pengembangan, paragraf juga mensyaratkan adanya
kelengkapan.
Dari segi penglihatan, paragraf biasanya tampak sebagai penggalan naskah teks karena
biasanya baris pertama bertakuh atau berupa suatu unit yang dipisahkan dengan perbedaan spasi.
Kalimat pertama bertakuk ke dalam sebanyak lima ketukan spasi untuk jenis karangan biasa,
misalnya, surat, dan delapan ketukan untuk jenis karangan ilmiah formal, seperti; makalah, skripsi,
tesis, dan disertasi. Kemudian, paragraf menggunakan sebuah kalimat topik dan selebihnya
2
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi:Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian,
Jakarta:Grasindo, 2009. 80.
3
R. Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta:Erlangga, 2009, 102.
Dalam karangan yang panjang, paragraf mempunyai arti dan fungsi yang penting. Dengan
paragraf tersebut, pengarang dapat mengekspresikan keseluruhan gagasan secara utuh, runtut,
lengkap, menyatu, dan sempurna, sehingga bermakna dan dapat dipahami oleh pembaca sesuai
dengan keinginan penulisnya. Lebih jauh daripada itu, paragraf dapat mendinamiskan sebuah
karangan, sehingga menjadi lebih hidup, dinamis, dan energik, sehingga pembaca menjadi penuh
semangat. Artinya, paragraf mempunyai fungsi strategis dalam menjembatani gagasan penulis dan
pembacanya.5 Untuk itu, agar paragraf memiliki fungsi startegis, berikut kegunaan paragraf, yaitu;
(1) dapat mengekspresikan gagasan secara tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan
perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam satu kesatuan, kemudian
(2) dapat menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa paragraf, ganti
paragraf berarti ganti pikiran, (3) paragraf juga memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis,
dan memudahkan pemahaman bagi pembacanya, dan (4) memudahkan pengembangan topik
karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil, serta (5) dapat memudahkan
pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas beberapa variabel. 6
Karangan yang terdiri dari beberapa paragraf, masing-masing berisi pikiran-pikiran utama
dan diikuti oleh sub-subpikiran penjelas, sebuah paragraf belum cukup untuk mewujudkan
4
Widjono Hs, Bahasa Indonesia:Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi,
Jakarta:Grasindo, 2007, 174.
5
Alek A dan Achmad H.P., Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta:Kencana Prenada Media
Group, 2010, 209.
6
Widjono Hs, Bahasa Indonesia, 175.
Sebuah pikiran utama akan dikembangkan dengan beberapa pikiran pendukung, dan tiap
pikiran pendukung akan dikembangkan dengan beberapa pikiran penjelas. Sebuah paragraf terdiri
dari sebuah kalimat utama dan beberapa kalimat pengembang. Kalimat utama menyampaikan
pikiran utama, dan kalimat penjelas menyampaikan pikiran penjelas. Salah satu cara untuk
merangkai kalimat-kalimat yang membangun paragraf itu ialah menempatkan kalimat utama pada
awal paragraf yang kemudian disusul dengan kalimat-kalimat pengembangnya. 8 Hal tersebut dapat
kita lakukan, tentunya, setelah kita memberikan pengembangan yang memadai, yang kemudian
ditutup dengan kesimpulan.
Macam paragraf memang banyak ragamnya. Untuk membedakan antara yang satu dengan
lainnya, pembagian macam paragraf dapat dikelompokkan. Menurut posisi kalimat topiknya,
paragraf terdiri atas empat macam, yaitu; paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf deduktif-
induktif, dan paragraf penuh kalimat topik. Menurut sifat isinya, paragraf dibedakan atas paragraf
persuasi, paragraf argumentasi, paragraf narasi, paragraf deskripsi, dan paragraf eskposisi, dan
menurut fungsinya dalam sebuah karangan, paragraf biasanya terbagi dalam tiga jenis atau tiga
macam, yakni paragraf pembuka, paragraf pengembang, dan paragraf penutup. 9 Karangan atau
tulisan minimal dalam bidang apa pun, hampir selalu memiliki konstruksi tiga paragraf demikian ini.
Dalam konteks surat-menyurat atau korespondensi, prinsip tiga paragraf demikian ini juga berlaku.
7
Alek A dan Achmad H.P., Bahasa Indonesia, 210.
8
Widjono Hs, Bahasa Indonesia.
9
Lamuddin Finoza. Komposisi Bahasa Indonesia:untuk Mahasiswa Nonjurusan Bahasa. (Jakarta:Diksi
Insan Mulia, 2009), hlm. 198.
Macam paragraf menurut fungsinya dalam sebuah karangan, terdiri atas; (1) paragraf
pembuka yaitu paragraf pengantar untuk sampai pada segala pembicaraan yang akan menyusul
kemudian.11 Oleh sebab itu, paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca,
serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan selanjutnya.
Salah satu cara untuk menarik perhatian ini ialah dengan mengutip pernyataan yang memberikan
rangsangan dari para orang terkemuka atau orang yang terkenal. Atau dapat juga dengan cara
memulai tulisan dengan peribahasa atau anekdot, dapat juga dengan cara membatasi arti dari pokok
atau subjek tulisan, dan menunjukkan betapa pentingnya subjek tulisan, membuat tantangan atas
suatu pernyataan atau pendapat, menciptakan suatu kontras yang menarik, mengungkapkan
pengalaman pribadi baik yang menyenangkan maupun yang pahit, menyatakan maksud dan tujuan
tulisan, memulai tulisan dengan pertanyaan. (2) Paragraf pengembang atau paragraf penghubung
adalah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dengan paragraf yang terakhir di dalam bab
atau anak bab.12 Paragraf ini membicarakan pokok penulisan yang dirancang. Paragraf pengembang
mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan. Oleh karenanya, antara paragraf yang satu
dengan paragraf berikutnya harus memperlihatkan hubungan yang serasi dan logis. Paragraf dapat
dikembangkan dengan beragam pola paragraf. Fungsi utama paragraf pengembang adalah selain
untuk mengemukakan inti persoalan sebagaimana yang telah diungkapkan pada kalimat
10
Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia, 121 – 122
11
E. Zainal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi:Sebagai
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta:Akapress, 2008, 122.
12
Solihin, Hudori, K.A., dan Embay Sa’adah, Terampil Berbahasa, 81.
Paragraf deskripsi merupakan paragraf yang melukiskan atau memerikan sesuatu. Artinya,
paragraf ini melukiskan apa yang terlihat di depan mata. Jadi, paragraf ini bersifat tata ruang atau
13
Lamuddin Finoza. Komposisi, 204.
14
Zainal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa.
15
Lamuddin Finoza. Komposisi.
16
Lamuddin Finoza. Komposisi, 201.
Pasar Tanah Abang adalah sebuah pasar yang sempurna. Semua barang ada di sana. Di toko yang
paling depan berderet toko sepatu dalam dan luar negeri. Di lantai dasar terdapat toko kain yang
lengkap dan berderet-deret. Di samping kanan pasar terdapat warung-warung kecil penjual sayur
dan bahan dapur. Di samping kiri ada pula berjenis-jenis buah-buahan. Pada bagian belakang, dapat
kita temukan berpuluh-puluh pedagang daging. Belum lagi kita harus melihat lantai satu, dua, dan
tiga.
Paragraf ekspositoris/eksposisi, yaitu yang disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini
menampilkan suatu objek. Peninjauannya tertuju pada satu unsur saja. Penyampaiannya dapat
menggunakan perkembangan analisis kronologis/keruangan. 18 Atau singkatnya, ini merupakan
paragraf yang memaparkan suatu fakta atau kejadian tertentu, contoh;
Pasar Tanah Abang adalah pasar yang kompleks. Di lantai dasar terdapat sembilan puluh kios penjual
kain dasar. Setiap hari rata-rata terjual tiga ratus meter untuk setiap kios. Dari data ini dapat
diperkirakan berapa besarnya uang yang masuk ke kas DKI dari Pasar Tanah Abang.
Paragraf argumentasi merupakan paragraf yang membahas suatu masalah dengan bukti-
bukti atau alasan yang mendukung. Paragraf ini sebenarnya juga dapat dimasukkan ke paragraf
ekspositoris, selain itu, paragraf argumentasi disebut juga paragraf persuasi. Paragraf ini lebih
bersifat membujuk atau meyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek. Biasanya, paragraf ini
menggunakan pekembangan analisis.19, contoh:
Dua tahun terakhir, terhitung sejak Boeing B-737 milik maskapai penerbangan Aloha Airlines celaka,
isu pesawat tua mencuat ke permukaan. Ini bisa dimaklumi sebab pesawat yang badannya koyak
sepanjang 4 meter itu sudah dioperasikan lebih dari 19 tahun. Oleh karena itu, adalah cukup
beralasan jika orang menjadi cemas terbang dengan pesawat berusia tua. Di Indonesia, yang
mengagetkan, lebih dari 60% pesawat yang beroperasi adalah pesawat tua. Amankah? Kalau
memang aman, lalu bagaimana cara merawatnya dan berapa biayanya sehingga ia tetap nyaman
dinaiki?
Paragraf naratif atau karangan naratif /narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita.
Oleh karena itu, sebuah karangan narasi atau paragraf narasi biasanya hanya ditemukan dalam buku
17
Zainal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa.131.
18
Zainal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahas.
19
Zainal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa, 132.
Wandasti Navely dilahirkan pada hari Sabtu Legi, tanggal 14 Maret 2009, pukul 13.40 WIB di Klinik
Mugi Rahardjo, Kepa Duri, Jakarta Barat. Saat ini usianya sudah tiga tahun empat bulan. Dia memiliki
banyak teman. Dia bersekolah di PAUD Melati Kemanggisan, Jakarta Barat. Setiap pagi, ketika akan
berangkat ke sekolah, dia selalu diantar oleh ayah dan ibunya. Banyak sekali acara ulang tahun di
sekolahnya itu. Selama bersekolah, Wandasti sudah pergi piknik sebanyak dua kali. Yang pertama
mengunjungi Kolam Renang Marcopollo di Bogor, pada hari Rabu, 18 April 2012, dan yang kedua ke
Ancol, pada hari Rabu, 13 Juni 2012. Wandasti merupakan nama yang berupa akronim dari “wanita
dambaan setiap insan” dan Navely yang berasal dari bahasa Rusia yaitu nasha vechnaya lyubov yang
dalam bahasa Indonesia adalah “cinta abadi kami”. Ini sebagai tanda bahwa seorang anak
merupakan perlambang keabadian cinta kasih kedua orang tuanya. Sejak usia 18 bulan, Wandasti
sudah memiliki alamat e-mail dan facebook, yaitu wandasti_navely_2009@yahoo.co.id. Para orang
tua siswa di sekolah tersebut ternyata saling berkirim kabar melalui jejaring sosial tersebut.
WAP (Wireless Application Protocol) adalah aplikasi yang mewujudkan impian mengakses
dunia informasi dan layanan terkini langsung dari ponsel Anda layaknya akses internet. Dengan
Ericcson R320S, salah satu ponsel pertama yang dilengkapi dengan WAP, Anda dengan cepat dapat
mengakses ke pusat data informasi dan layanan melalui situs WAP. Semuanya dapat dilakukan dari
telapak tangan Anda. Dengan dilengkapi fitur-fitur inovatif, dapat dikatakan ponsel tipis yang
memiliki berat 95 gr ini adalah sebuah kantor di dalam kantong Anda.
Paragraf persuasi banyak dipakai dalam penulisan iklan, terutama advertorial yang dewasa
ini marak mengisi lembaran koran dan majalah. Paragraf argumentasi, deskripsi, dan eksposisi
umumnya digunakan dalam karangan ilmiah seperti buku, skripsi, disertasi, makalah, dan laporan.
Berita di dalam surat kabar sebagian besar memakai alinea ekpsosisi. Paragraf narasi sering dipakai
dalam karangan fiksi atau nonilmiah seperti novel dan cerpen, termasuk buku harian. Paragraf narasi
tidak dipantang digunakan dalam karangan ilmiah, misalnya, jika ada bagian karangan yang perlu
disajikan dengan gaya bercerita.
20
Zainal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa.
21
Lamuddin Finoza. Komposisi.
Kemudian, (2) kepaduan, bahwa paragraf bukanlah merupakan kumpulan kalimat yang satu
dengan yang lain tidak berhubungan. Paragraf dibangun oleh kalimat-kalimat yang saling
mendukung satu sama lain secara timbal balik. Agar hubungan tampak mesra dan kompak, kalimat-
22
Solihin, Hudori, K.A., dan Embay Sa’adah, Terampil Berbahasa.
23
Alek A dan Achmad H.P., Bahasa Indonesia, 214 – 215.
24
Widjono Hs, Bahasa Indonesia, 181
Banyak orang Wionogiri pergi ke Jakarta (karena) kota itu disangka orang tempat yang dengan
mudah menyediakan mata pencaharian. (Tetapi), kenyataannya tidak seperti yang diimpikan orang.
Kepaduan paragraf dapat terjalin jika menggunakan repetisi, kata ganti, dan kata transisi. 27
Berikut adalah contoh paragraf yang memiliki kepaduan dengan menggunakan repetisi;
Pada dasarnya, paru-paru membersihkan dirinya sendiri secara teratur untuk menjaga agar
pernafasan tetap berlangsung efisien. Dalam hal ini dinding paru-paru dilapisi oleh sel lendir yang
berfungsi menangkap zat-zat asing yang terhirup maupun virus, yang kemudian oleh bulu-bulu halus
zat-zat tersebut didorong keluar oleh paru-paru. Di sini batuk berperan membersihkan paru-paru
dari zat-zat tidak diperlukan tersebut, sehingga merupakan mekanisme perlindungan.
Berikutnya, (3) kelengkapan paragraf, bahwa paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-
kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Namun,
sebaliknya, suatu paragraf dikatakan tidak lengkap jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas
dengan pengulangan-pengulangan.
25
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia, 82.
26
Alek A dan Achmad H.P., Bahasa Indonesia, 218 – 219.
27
Solihin Hudori, Terampil Berbahasa, 78 – 79.
Kosakata memegang peranan dan merupakan unsur yang paling mendasar dalam
kemampuan berbahasa, khususnya dalam karang-mengarang. Jumlah kosakata yang dimiliki
seseorang akan menjadi petunjuk tentang pengetahuan seseorang. Di samping itu, jumlah kosakata
yang dikuasai seseorang, juga akan menjadi indikator bahwa orang itu mengetahui sekian banyak
konsep. Semakin banyak data yang dikuasai, semakin banyak pula pengetahuannya. Dengan
demikian seorang penulis akan mudah memilih kata-kata yang tepat/cocok untuk mengungkapkan
gagasan yang ada dalam pikirannya.
Paragraf induktif merupakan kebalikan dari paragraf deduktif. Paragraf dimulai dengan
kalimat-kalimat penjelas. Kemudian diikuti oleh kalimat utama. Paragraf ini biasanya bersifat
induktif, dari hal-hal yang bersifat khusus kepada yang bersifat umum, 30 contoh;
Pada waktu anak memasuki dunia pendidikan, pengajaran bahasa Indonesia secara
metodologis dan sistematis bukanlah merupakan halangan baginya untuk memperluas dan
memantapkan bahasa daerahnya. Setelah anak didik meninggalkan kelas, ia kembali
mempergunakan bahasa daerah, baik dalam pergaulan dengan teman-temannya atau dengan orang
tuanya. Ia merasa lebih intim dengan bahasa daerah. Jam sekolah hanya berlangsung beberapa jam.
Baik waktu istirahat atau pun di antara jam-jam pelajaran, unsur-unsur bahasa daerah tetap
menerobos. Ditambah lagi jika sekolah itu bersifat homogen dan gurunya pun penutur asli bahasa
daerah itu. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan pengetahuan si anak terhadap bahasa
daerahnya melaju terus dengan cepat.
Paragraf campuran merupakan paragraf yang letak kalimat utamanya berkombinasi dengan
bagian awal paragraf (deduksi) dengan bagian akhir paragraf (induksi). Ide pokok mula-mula
dituangkan pada awal paragraf kemudian ditegaskan kembali pada akhir paragraf. Kalimat utama
28
Solihin Hudori, Terampil Berbahasa, 82.
29
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia, 87 – 88 .
30
Nasucha, Bahasa Indonesia,47 – 48.
Paragraf deskriptif/naratif, yaitu paragraf yang juga sering disebut dengan paragraf tanpa
kalimat topik, yaitu paragraf yang terdiri dari beberapa kalimat yang kadang-kadang menyajikan
pikiran-pikiran yang setara, tidak ada pikiran yang lebih utama dari lainnya. Paragraf yang demikian
menyajikan kalimat-kalimat yang sama kedudukannya. Paragraf ini tidak memiliki pikiran utama dan
pikiran penjelas, juga tidak memiliki kalimat utama dan kalimat penjelas. Semua pikiran dan kalimat
sama kedudukannya,33 contoh;
Pukul 07.00 Wandasti Navely sudah berada di kampus. Ia duduk sejenak di taman kampus
sambil tetap menggendong tas kuliahnya. Tidak terdengar suaranya. Lima menit kemudian, tiga
31
Solihin Hudori, Terampil Berbahasa,83.
32
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia.
33
Widjono Hs, Bahasa Indonesia, 176.
Paragraf di atas tidak menunjukkan adanya kalimat topik. Namun, keberadaan gagasan
utama dapat dirasakan oleh pembaca, yaitu diskusi tugas kelompok mahasiswa. Paragraf yang tanpa
kalimat topik ini biasanya juga mengungkapkan proses yang disusun berdasarkan urutan waktu.
Paragraf ini jarang memiliki kalimat pokok atau kalimat utama yang bersifat umum, 34 contoh;
Ada saatnya orang menutup mata dan mencoba meraba-raba jalan dalam kamar hendak
mengetahui bagaimana rasanya menjadi orang buta. Tidak banyak orang yang sanggup
meneruskan eksperimen itu terlalu lama. Perasaan tidak enak muncul dengan tiba-tiba; dorongan
dan kebutuhan yang kuat untuk melihat kembali terasa sangat mendesak dan dengan membuka
matanya, sesuatu yang lebih dari penglihatan pulih kembali, ia berhubungan dengan dunia.
Paragraf yang tidak memiliki kalimat utama/kalimat topik, pada hakikatnya, kalimat
utama/kalimat topiknya menyebar di seluruh kalimat yang membangun paragraf tersebut.
Pikiran utama dari sebuah paragraf hanya akan jelas kalau diperinci dengan pikiran-pikiran
penjelas. Tiap pikiran penjelas dapat dituang ke dalam satu kalimat penjelas atau lebih. Malahan ada
juga kemungkinan, dua pikiran penjelas dituang ke dalam sebuah kalimat penjelas. Tetapi sebaliknya
sebuah pikiran penjelas dituang ke dalam sebuah kalimat penjelas. Jadi, dalam sebuah paragraf
terdapat satu pikiran utama dan beberapa pikiran penjelas. 35 Inilah yang dinamakan kerangka
paragraf. Kerangka paragraf dapat dikembangkan menjadi sebuah paragraf. Contoh kerangka
paragraf;
35
Nasucha, Bahasa Indonesia, 49 – 50 .
Pertentangan
Paragraf yang dikembangkan dengan pertentangan, biasanya kalimat-kalimat yang terdapat dalam
paragraf tersebut menggunakan ungkapan seperti; berbeda dari, bertentangan dari, sedangkan, lain
halnya dengan, akan tetapi, dan bertolak belakang dari. 37
Alamiah
Pengembangan paragraf secara alamiah didasarkan pada urutan ruang dan waktu (kronologis).
Urutan ruang merupakan urutan yang akan membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya
dalam satu ruang. Adapun urutan waktu adalah urutan yang menggambarkan urutan terjadinya
peristiwa, perbuatan, atau tindakan.38
Analogi
Pengembangan paragraf secara analogi lazimnya dimulai dari sesuatu yang sifatnya umum, sesuatu
yang banyak dikenal oleh publik, sesuatu yang banyak dipahami kebenarannya oleh orang dengan
sesuatu yang masih baru, sesuatu yang belum banyak dipahami publik. 39
Klasifikasi
36
Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia, 129.
37
Alek A dan Achmad H.P., Bahasa Indonesia, 224.
38
Widjono Hs, Bahasa Indonesia, 199 – 200 .
39
Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia,
Sebab-Akibat
Pengembangan paragraf dengan cara sebab akibat dilakukan jika menerangkan suatu kejadian, baik
dari segi penyebab maupun dari segi akibat. Ungkapan yang digunakan yaitul; padahal, akibatnya,
oleh karena itu, dan karena.41
Klimaks-Antiklimaks
Pengembangan paragraf dengan pola klimaks, yaitu gagasan utama mula-mula diperinci dengan
sebuah gagasan pengembang yang dianggap paling rendah kedudukannya. Kemudian berangsur-
angsur diikuti gagasan-gagasan lain sampai kepada gagasan yang paling tinggi kedudukannya atau
kepentingannya. Variasi dari pola klimaks adalah antiklimaks. Pada pola ini penulis mulai dari suatu
gagasan atau topik yang dianggap paling tinggi kedudukannya kemudian perlahan-lahan menurun
pada gagasan-gagasan yang lebih rendah sampai paling rendah. 42
Sebuah paragraf dalam karangan ilmiah juga dapat dikembangkan dengan cara diperbandingkan
dimensi-dimensi kesamaannya. Kesamaan itu bisa cirinya, karakternya, tujuannya, bentuknya, dan
seterusnya. Nah, pembandingan yang dilakukan dengan cara mencermati dimensi-dimensi
kesamaannya untuk mengembangkan paragraf yang demikian ini dapat disebut dengan model
pengembangan komparatif. Sebaliknya, perbandingan yang dilakukan dengan cara mencermati
dimensi-dimensi perbedaannya dapat disebut dengan perbandingan kontrastif. 43
Contoh-contoh
40
Nasucha, Bahasa Indonesia, 55 .
41
Alek A dan Achmad H.P., Bahasa Indonesia, 222 – 227.
42
Solihin Hudori, Terampil Berbahasa,84.
43
Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia, 130.
Definisi Luas
Definisi adalah uraian pengertian. Definisi dapat berupa sinonim kata, definisi formal berupa kalimat,
dan definisi luas yaitu uraian pengertian yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu paragraf. Artinya,
ada definisi yang lebih luas yang terdiri dari beberapa paragraf, bahkan lebih panjang lagi, misalnya,
satu bab.45
Proses
Sebuah paragraf dikatakan memakai metode proses apabila isi paragraf menguraikan suatu proses.
Proses merupakan suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan
sesuatu. Bila urutan atau tahap-tahap kejadian berlangsung dalam waktu yang berbeda, penulis
harus menyusunnya secara runtut (kronologis). Banyak sekali peristiwa atau kejadian yang prosesnya
berbeda satu sama lainnya. Proses kerja suatu mesin, misalnya, tentu berbeda sangat jauh dengan
proses peristiwa sejarah.46
Sudut Pandang
Yang dimaksud dengan sudut pandang adalah tempat dari mana seorang penulis melihat sesuatu.
Bagaimana seorang penulis mengambil suatu posisi tertentu. Bisa pula bagaimana tanggapan atau
tanggapan penulis terhadap subjek yang tengah ditulisnya. 47
9.10 Ringkasan
44
Lamuddin Finoza. Komposisi. 209 .
45
Widjono Hs, Bahasa Indonesia, 206.
46
Lamuddin Finoza. Komposisi 208.
47
Solihin Hudori, Terampil Berbahasa,85.
Macam paragraf menurut posisi kalimat topiknya, paragraf terdiri atas empat macam, yaitu;
paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf deduktif-induktif, dan paragraf penuh kalimat topik.
Menurut sifat isinya, paragraf dibedakan atas paragraf persuasi, paragraf argumentasi, paragraf
narasi, paragraf deskripsi, dan paragraf eskposisi, dan menurut fungsinya dalam sebuah karangan,
paragraf biasanya terbagi dalam tiga jenis atau tiga macam, yakni paragraf pembuka, paragraf
pengembang, dan paragraf penutup. Untuk dapat dikatakan sebagai sebuah paragraf yang baik
dibutuhkan kesatuan, kepaduan, termasuk kelengkaan paragraf. Sebuah paragraf berdasarkan letak
kalimat utamanya digolongkan menjadi (1) paragraf deduktif, (2) paragraf induktif, (3) paragraf
campuran, dan (4) paragraf deskriptif/naratif.
Pola pengembangan paragraf terdiri dari (1) pertentangan, (2) alamiah, (3) analogi, (4)
klasifikasi, (5) sebab-akibat, (6) klimaks-antiklimaks, (7) komparatif dan kontrastif, (8) contoh-
contoh, (9) definisi luas, dan (10) proses, serta (11) sudut pandang.
Daftar Pustaka
2012 TATA PARAGRAF
9 DRS. SRI SATATA, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
A, Alek dan Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:Kencana Prenada
Media Group
Arifin, E Zaenal dan S. Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi:Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta:Akapress
Hs, Widjono. 2007. Bahasa Indonesia:Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
Jakarta:Grasindo.
Nasucha, Yakub, Muhammad Rohmadi, dan Agus Budi Wahyudi. 2010. Bahasa Indonesia untuk
Penulisan Karya Tulis Ilmiah:Mata Kuliah Wajib Pengembangan Kepribadian.
Yogyakarta:Media Perkasa.
Jakarta:Erlangga.
Solihin, Hudori K.A., dan Embay Sa’adiah. 2003. Terampil Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta:Uhamka Press.