Anda di halaman 1dari 17

PARAGRAF

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Bahasa Indonesia

yang diampu oleh Cici Nurfauzianah Has, M.Pd.

OLEH :

PADLAN KURNIAWAN (2202760)


IMRON ZAINAL (2202746)

PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA

STAI H.M LUKMAN EDY

TAHUN AKADEMIK 2022/2023

PEKANBARU

RIAU
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Umumnya sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu kalimat
dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain yang
membentuk paragraf, paragraf merupaka sanian kecil sebuah karangan yang membangun
satuan pikiransebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangan.

Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi
paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti
seluruhkalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan (gagasan tunggal). Kepaduan
berarti seluruhkalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan
tunggal paragraf.
Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas
satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud
alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang
kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam
tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut
pandang komposisi,pembicaraan tentang paragraf sebenarnya sudah memasuki kawasan
wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu
paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang
mewujudkan sebuah karangan.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun pembahasan utama yang sangat penting disampakan pada makalah ini adalah:
1. Apa pengertian paragraf?
2. Apa saja fungsi paragraf?
3. Jenis paragraf?
4. Bagaimana syarat paragraf yang baik?
5. Letak kalimat topik?

C. TUJUAN
Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui mengenai paragraf atau alinea secara umum yang sering
digunakan dalamkegiatan karya tulis.

2. Untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan paragraf atau alinea itu sendiri,
mulai Darisyarat sebuah paragraf atau hingga berbagai macam bentuk paragraf atau
alinea berdasarkanjenis atau teknik pemaparannya.

D. MANFAAT

1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam membedakan paragraf


deduktif dan induktif.
2. Sebagai bahan masukan, sumbangan pikiran dan referensi ilmiah bagi mahasiswa dan
pihak lain yang membutuhkan.

BAB II
PEMBAHASAN

1) Pengertian

Menurut Arifin (2006:125), menyatakan bahwa paragraf adalah seperangkat kalimat


yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf
memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk
gagasan atau topik tersebut. Sebuah paragraf mungkin terdiri atas sebuah kalimat,
mungkin terdiri atas dua buah kalimat, mungkin juga lebih dari dua buah kalimat. Bahkan
sering kita temukan bahwa suatu paragraf berisi dari lima buah paragraf. Walaupun
paragraf itu mengandung beberapa kalimat, tidak satupun dari kalimat- kalimat itu yang
memperkatakan soal lain, seluruhnya memperbincangkan satu masalah atau sekurang-
kurangnya bertalian erat dengan masalah itu.
Menurut Rahardi (2009:101), mengatakan “paragraf merupakan sebuah karangan
mini karena sesungguhnya segala sesuatu yang lazim terdapat di dalam karangan atau
tulisan, sesuai dengan prinsip dan tata kerja karang- mengarang dan tulis menulis pula,
terdapat pula dalam sebuah paragraf’’.
Sedangkan Tantawi (2014:139), mengatakan “paragraf adalah bagian- bagian dari
tulisan yang berisi satu pokok pikiran, paragraf ditandai dengan cara penulisan yang agak
menjorok ke dalam atau dijarangkan dari baris bagian atas dan bagian bawah”.
Menurut Kosasih (2011:22), menyatakan:
“Paragraf merupakan bagian dari karangan (tertulis) atau bagian dari tuturan (kalau
lisan). Sebuah paragraf ditandai oleh suatu kesatuan gagasan yang lebih tinggi atau lebih
luas daripada kalimat. Oleh karena itu, paragraf umumnya terdiri dari sejumlah kalimat.
Kalimat- kalimat itu saling bertalian untuk mengungkapkan sebuah gagasan tertentu”.
Menurut Salliyanti (2013:108) menyatakan:
“Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam
paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam
paragraf tersebut, mulai kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik kalimat-
kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian
dalam satu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan”.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan pengertian paragraf adalah kalimat-kalimat yang
bergabung menjadi sebuah kelompok yang saling berhubungan ditandai dengan garis
baru sehingga mengungkapkan satu ide pokok/ buah pikiran. Sebuah paragraf itu harus
mengandung pertalian yang logis antar kalimatnya, tidak ada satupun kalimat di dalam
sebuah paragraf yang tidak bertautan, apalagi tidak bertautan dengan ide pokoknya.

2) Fungsi paragraf
Penulisan paragraf mempunyai beberapa fungsi. Menurut Wiyanto (2011:16-18), fungsi
paragraf dapat dilihat dari sudut penulis dan pembaca.
a. Dari sudut penulis
Paragraf menjadi wadah untuk mengungkapkan sebuah pikiran penulis. Pikiran
penulis disampaikan secara bertahap, yaitu setiap pokok pikiran ditukis dalam
sebuah paragraf. Bila berpindah ke pokok pikiran lain, penulis menyampaikan
melalui paragraf baru.Penulis dapat menyampaikan buah pikirannya secara teratur
dan runtut.dengan ‘Wadah’ berupa paragraf-paragraf itu, penulis dapat
memisahkan tiap-tiap unit pikirannya dan tidak akan campur aduk dengan unik
pikirannya yang lain.Penulis dapat berhenti sejenak pada akhir paragraf, lalu
dapat melanjutka menulis pokok pikiran selanjutnya.Dalam keseluruhan
tulisan/karangan, paragraf dapat dimanfaatkan sebagai pengantar, transisi, atau
kesimpulan.
b. Dari sudut pembaca
Pembaca dapat menangkap pokok pikiran penulis dengan mudah.Memudahkan
pembaca ‘menikmati’ tulisan. Lambat laun pembaca dapat menghabiskan tulisan
dalam satu buku.Pembaca dapat mengikuti alur pikiran penulis.

3) Jenis paragraf
Paragraf dapat digolongkan menjadi beberapa jenis penggolongan itu dapat
dilakukan dengan menggunakan alat tertentu. Paragraf ditandai dengan cara
penulisan yang agak menjorok ke dalam atau dijarangkan dari baris bagian atas
dan bagian bawah. (Tantawi, 2014:139).
Menurut Arifin (2006:132), menyatakan ada beberapa jenis paragraf yaitu:
Paragraf Pembuka ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada
segala pembicaraan yang akan menyusul kemudian. Oleh sebab itu, paragraf
pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup
menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan
selanjutnya, paragraf Pengembang yang terletak antara paragraf pembuka dan
paragraf yang terakhir sekali di dalam bab atau anak bab itu. Paragraf ini
mengembangkan pokok pembicaraan yang dirancang. Dengan kata lain, paragraf
pengembang mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan. Oleh sebab
itu, satu paragraf dan paragraf lain harus memperlihatkan hubungan yang serasi
dan logis dan paragraf penutup yang terdapat pada akhir karangan atau pada
akhir suatu kesatuan yang lebih kecil di dalam karangan itu. Paragraf penutup
berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian- bagian
sebelumnya.
Menurut Rahardi (2010:121), paragraf dalam sebuah karangan biasanya terbagi
dalam tiga jenis yakni :
1) Paragraf Pembuka dikatakan paragraf pembuka karena tugas pokoknya
memang adalah untuk membuka dan mengantarkan pembaca agar dapat
memasuki paragraf-paragraf pengembang yang akan dihadirkan kemudian.
Paragraf pembuka harus dibuat menarik atau memikat pembaca agar mereka
mau meneruskan masuk ke paragraf-paragraf selanjutnya.
2) Paragraf Pengembang
Paragraf pengembang atau paragraf isi sesungguhnya berisi inti atau esensi
pokok beserta seluruh jabatannya dari sebuah karya tulis itu sendiri. Dengan
paragraf pengantar, para pembaca budiman sesungguhnya dibawa dan
diarahkan untuk dapat masuk ke dalam paragraf- paragraf pengembang ini.
Ukuran dari paragraf pengembang tidak pernah ditentukan dalam sebuah
karya ilmiah.
3) Paragraf Penutup
Paragraf penutup bertugas mengakhiri sebuah tulisan atau karangan. Semua
karangan pasti diakhiri dengan paragraf penutup untuk menjamin bahwa
permasalahan yang dipampangkan pada awal paragraf karangan itu terjawab
secara jelas tegas dan tuntas didalam paragraf-paragraf pengembang, dan

disimpulkan atau ditegaskan kembali di dalam paragraf penutup.


Menurut Kosasih (2011:23), letak gagasan utamanya, paragraf terbagi
kedalam beberapa jenis, yakni berikut :
1. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak diawal
paragraf. Gagasan utama atau pokok persoalan paragraf itu dinyatakan
dalam kalimat pertama. Kemudian disusul oleh penjelasan- penjelasan
terperinci terhadap gagasan utama. Berdasarkan penjelasan di atas,
dijabarkan ciri- ciri paragraf deduktif yaitu kalimat utama terletak diawal
paragraf, paragraf disusun dari pernyataan umum dan diikuti pernyataan
khusus dan kalimat penjelas menjelaskan gagasan utama.

2. Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di akhir
paragraf. Mula-mula dikemukakan fakta-fakta ataupun uraian
uraian.Kemudian dari fakta-fakta itu penulis menggeneralisasikannya ke
dalam sebuah kalimat. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dijabarkan
ciri-ciri paragraf induktif yaitu menyebutkan peristiwa- peristiwa khusus
terlebih dahulu, kalimat penjelas merupakan rincian- rincian khusus dan
kesimpulan/kalimat utama terdapat di akhir paragraf. Penalaran induktif
terbagi menjadi tiga macam, yaitu generalisasi, analogi, dan hubungan
sebab- akibat yaitu:
a. Generalisasi adalah penalaran induktif dengan cara menarik
kesimpulan.
b. Analogi
Analogi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal
yang banyak persamaannya.
c. Hubungan sebab-akibat Ada tiga jenis hubungan sebab akibat, yakni
hubungan sebab akibat, hubungan akibat sebab dan hubungan sebab
akibat 1 akibat 2.
1) Hubungan sebab akibat
Hubungan sebab akibat dimulai dengan mengemukakan fakta yang
menjadi sebab dan sampai pada kesimpulan yang menjadi akibat.
2) Hubungan akibat sebab Penalaran
Hubungan akibat sebab dimulai dengan fakta yang menjadi akibat
kemudian fakta itu dianalisis untuk mencari sebabnya.
3) Hubungan sebab akibat 1 akibat 2
Dalam hubungan sebab akibat 1 akibat 2, suatu penyebab dapat
menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi
sebab yang menimbulkan akibat kedua, begitu selanjutnya hingga
timbul beberapa akibat.

3. Paragraf Campuran (Deduktif- Induktif)


Paragraf campuran adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak pada
kalimat pertama dan kalimat terakhir. Dalam paragraf ini terdapat dua
kalimat utama. Kalimat terakhir umumnya mengulangi gagasan yang
dinyatakan kalimat pertama dengan sedikit tekanan atau variasi.

4. Jenis paragraf berdasarkan sifat dan tujuan yakni :


a. Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang berjuan memberikan
kesan/impresi kepada pembaca terhadap objek, gagasan, tempat,
peristiwa, dan semacamnya yang ingin disampaikan penulis.
b. Narasi
Paragraf narasi bertujuan mengisahkan atau menceritakan. Paragraf
narasi kadang-kadang mirip dengan paragraf deskripsi. Bedanya,
narasi mementingkan urutan dan biasanya ada tokoh yang diceritakan.
Paragraf narasi tidak hanya terdapat dalam karya fiksi, tetapi sering
pulak terdapat dalam tulisan nonfiksi.
c. Eksposisi
Paragraf eksposisi bertujuan memaparkan, menjelaskan,
menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan sesuatu
tanpa disertai ajakan atau desakan agar pembaca menerima atau
mengikutinya. Paragraf eksposisi biasa digunakan untuk menyajikan
pengetahuan/ilmu, definisi pengertian, langkah- langkah suatu
kegiatan, metode, cara dan proses terjadinya sesuatu.
d. Argumentasi
Paragraf argumentasi bertujuan menyampaikan suatu pendapat,
konsepsi, atau opini tertulis kepada pembaca.
e. Persuasi
Paragraf persuasi merupakan kelanjutan atau pengembangan
argumentasi. Persuasi mula-mula memaparkan gagasan dengan alasan,

bukti, contoh, untuk meyakinkan pembaca. Kemudian diikuti


dengan ajakan, bujukan, rayuan, imbauan, atau saran kepada pembaca.

5. Jenis paragraf berdasarkan cara pengembangan yakni:


Paragraf menerangkan, paragraf merinci, paragraf contoh, paragraf bukti,
paragraf pertanyaan, paragraf perbandingan dan paragraf sebab-akibat.

6. Jenis paragraf berdasarkan fungsi


Dilihat dalam keseluruhan tulisan/ karangan, paragraf dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu paragraf pembuka, paragraf isi dan paragraf penutup.
Memahami paragraf dalam suatu karangan merupakan hal yang penting
agar pembaca dapat memahami isi bacaan dengan cepat. Dengan
melakukan kegiatan membaca secara intensif, bisa ditemukan perbedaan
paragraf deduktif dan induktif. Begitu pula dengan paragraf lainnya,
dengan membaca seseorang akan lebih mudah untuk menemukan
informasi yang ada di dalam sebuah paragraf.
4.Syarat-syarat paragraf

Di dalam menyusun paragraf ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Adapun
persyaratan itu adalah (1) kesatuan, (2) koherensi, dan (3) pengembangan. Untuk lebih
jelasnya, ketiga syarat tersebut dijelaskan satu per satu seperti di bawah ini.
a. Kesatuan
Sebuah paragraf hanya mengandung satu ide pokok atau tema. Ide pokok
ini dengan tegas dinyatakan melalui kalimat topik. Kehadiran kalimat
penjelas, sebagai pengembangan tema, harus senantiasa mendukung
kalimat topik. Oleh karena itu, maka dalam pengembangannya tidak boleh
terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan tema
atau ide meunculnya ide pokok baru. Jadi, sebuah paragraf hanya boleh
mengandung satu gagasan pokok atau tema.
Contoh:
Industri perkapalan siap memproduksi jenis kapal untuk mengatasi kapal
yang akan dibesituakan. Akan tetapi, kemampuan mereka terbatas. Kalau
dalam waktu singkat harus memperoduksi kapal sebanyak yang harus
dibesituakan, jelas industry dalam negeri tidak mampu. Untuk
meningkatkan kemampuan ini memerlukan waktu. Sebaiknya hal ini
dilaksanakan secara bertahap. Kalau untuk peremajaan ini
pemerintah sampai mengimpornya dari luar negeri, tentu peluang yang
begitu besar untuk industri dalam negeri, tidak termanfaatkan.
ide pokok : penggantian kapal yang akan dibesituakan.
ide penjelas : a. kesiapan industri perkapalan dalam negeri.
b.kemampuan terbatas
c. pelaksanaan secara bertahap
d. impor dapat menghilangkan kesempatan
b. Koherensi
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf adalah koherensi
atau kepaduan. Koherensi atau kepaduan dititik beratkan pada hubungan
antara kalimat dengan kalimat. Oleh karena satu paragraf bukanlah
merupakan kumpulan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri,
melainkan dibangun oleh kalimat yang mempunyai hubungan
timbal balik. Dalam membangun hubungan timbal balik ini perlu
memperhatikan unsur kebahasaan yang digambarkan dengan : (a) repetisi
atau pengulangan, (b) kata ganti, dan (c) kata transisi atau ungkapan
penghubung.
Contoh:
Bersikap manusiawi tidaklah berarti bersikap lemah, mengalah, pesimis,
dan membiarkan segalanya berjalan semaunya. Namun, dalam praktiknya,
sering tindakan yang sesuai dengan peraturan dan demi kepentingan
umum, serta-merta dicela sebagai tindakan yang tidak manusiawi oleh
pihak-pihak yang merasa dirugikan. Meskipun di lain pihak tidak jarang
pula kita saksikan tindakan yang sebenarnya legal-rasional dan
menguntungkan umum, tetapi pelaksanaannya menyakitkan hati dan
menimbulkan penderitaan fisik bagi orang yang terkena. Hal ini terjadi
karena dalam pelaksanaannya, sikap bertindak dan main kuasalah yang
menjadi menonjol.
repetisi : manusiawi
kataganti : ini
kata transisi/ungkapan penghubung : namun, meskipun, hal
ini.
Dalam hal ini ada beberapa jenis transisi, seperti: sementara itu, kemudian,
selanjutnya, lebih lanjut, sebaliknya, akibatnya, sebagai akibat, oleh
karena itu, jadi, di samping itu, sebagaimana, walaupun demikian, dengan
demikian, akan tetapi, hal ini, adapun, namun, selain itu, disisi lain, dalam
hal ini, sehubungan dengan, berkaitan dengan, dan sebagainya.
c. Pengembangan
Ide pokok sebuah paragraf akan jelas apabila dirinci dengan ide-ide penjelas. Jika
tidak demikian, maka paragraf itu hanya dibangun oleh satu buah kalimat. Hal ini
tentu tidak sesuai dengan pengertian paragraf di depan. Oleh karena itu, maka
kalimat topik harus didukung oleh sejumlah kalimat penjelas.
Menurut Thoir dkk. (1988:17-20) bahwa ada sepuluh cara atau urutan
pengembangan paragraf. Adapun urut-urutan pengembangan paragraf tersebut
adalah seperti di bawah ini.
1) Dalam hal ini sebuah paragraf disusun berdasarkan urutan waktu yang
logis atau kronologis yang menggambarkan urutan terjadinya peristiwa,
perbuatan, atau tindakan. Paragraf semacam ini umum digunakan dalam
tulisan yang berbentuk sejarah atau kisah. Dalam tulisan seperti ini setiap
peristiwa, perbuatan, atau tindakan harus dijelaskan berdasarkan patokan
waktu yang jelas. Di samping itu, diusahakan antara satu kejadian dengan
kejadian lainnya didukung oleh urutan waktu yang runut.
2) Urutan Ruang
Urutan ruang (spasial) ini lebih menonjolkan tempat suatu peristiwa
berlangsung. Pengembangan paragraf seperti ini membawa pembaca dari
satu titik ke titik berikutnya yang berdekatan dalam satu ruang. Oleh
karena itu, sebaliknya pengembangan paragraf dilakukan dengan
memberikan keterangan tentang keadaan tempat di sekitar, batas–
batasnya, atas-bawah, di samping, di depan, di muka, di belakang, di
sudut, dan sebagainya.
3) Urutan Umum ke Khusus
Pada model pengembangan paragraf dengan urutan umum ke khusus,
kalimat topik biasanya diletakkan di awal (paragraf). Dalam hal ini
kalimat topik pada awal paragraf masih bersifat umum, kemudian kalimat
kedua, ketiga, dan seterusnya berfungsi menjelaskan ide pokok tadi
sehingga lebih bersifat khusus. Pengembangan paragraf seperti ini sering
disebut mengikuti urutan deduktif-induktuf.
4) Urutan Khusus ke Umum
Pengembangan paragraf dengan urutan khusu ke umum, yakni
menempatkan kalimat topik pada akhir (paragraf). Di sini, kalimat
pertama, kedua, dan seterusnya dalam paragraf tersebut mengungkapkan
ciri-ciri khusus sebuah persoalan. Selanjutnya, pada bagian paragraf
disajikan kalimat yang memuat ciri persoalan tadi secara umum yang
merupakan simpulan uraian sebelumnya. Pengembangan paragraf
semacam ini dikatakan mengikuti pola induktif-deduktif.
5) Urutan Pertanyaan – Jawaban
Ide pokok dalam paragraf yang dikembangkan dengan model ini disajikan
dalam bentuk pertanyaan. Kemudian kalimat-kalimat berikutnya berfungsi
menjawab pertanyaan tadi sehingga paragraf tersebut tetap merupakan
satu kesatuan yang utuh. Cara pengembangan seperti ini dapat dianggap
logis apabila kalimat-kalimat penjelas dapat menjawab pertanyaan tadi
dengan tuntas.
6) Urutan Sebab–Akibat
Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berbentuk sebab–akibat.
Pengembangan paragraf yang mengikuti urutan sebab akibat biasanya
diawali oleh beberapa kalimat yang mengungkapkan sejumlah alternatif
sebagai sebab. Selanjutnya, pada akhir paragraf disajikan kalimat yang
mengungkapkan akibat. Dengan demikian, maka satu paragraf terkandung
satu ide pokok secara padu dan koheren.
7) Urutan Akibat–Sebab
Di samping itu, hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat pula
berbentuk akibat–sebab. Dalam hal ini akibat dapat berfungsi sebagai ide
pokok dan untuk memahami akibat ini dikemukakan sejumlah penyebab
sebagai rinciannya. Pengembangan paragraf seperti ini biasanya lebih
menekankan penonjolan akibat, kemudian baru menelusuri sebab–
sebabnya.
8) Urutan Pernyataan–Alasan, Contoh, dan Ilustrasi
Paragraf semacam ini diawali dengan ide pokok yang dinyatakan dalam
bentukpertanyaan. Dalam hal ini untuk memperjelas ide pokok tersebut,
maka perlu ditambahkan beberapa kalimat sebagai alasannya. Atau dapat
dilengkapi dengan menunjuk contoh, ilustrasi sehingga ide pokok yang
dinyatakan semakin jelas. Disamping itu, penyajian contoh yang memadai
dapat membantu pemahaman bagipembaca.
9) Urutan Paling Dikenal–Kurang Dikenal
Untuk menambah kejelasan suatu paparan, penyajian ide dalam bentuk
paragraf dapat dilakukan dengan memperkenalkan sesuatu yang sudah
dikenal umum terlebih dahulu. Cara seperti ini dapat mengugah minat
pembaca untuk mengikuti jalan pikiran penulis. Kemudian, perlahan–
lahan pembaca digiring ke persoalan yang sebenarnya, yang dianggap
kurang dikenal atau lebih sulit. Secara tidak sadar pembaca dapat
manangkap ide penulis dengan sempurna.
10) Urutan Definisi
Dalam hal ini sebuah paragraf diawali denagn penyajian sebuah definisi
tentang persoalan yang diungkapkan. Lebih lanjut, definisi tadi dijelaskan
dengan jalan memberikan uraian secukupnya, kadang-kadang penulis
terpaksa menguraikan dengan beberapa kalimat. Ketiga syarat penyusunan
paragraf di atas, seperti : kesatuan, koherensi, dan pengembangan
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam sebuah paragraf.
Ketiga unsur ini sudah tercermin dalam pengertian paragraf yang
dikemukan di depan. Dengan demikian, maka apabila terdapat paragraf
yang disusun tanpa ketiga unsur tersebut, yakni dapat dianggap sebagai

paragraf yang tidak baik.

5.Letak kalimat topik

Sebagaimana telah diungkapkan di depan bahwa sebuah paragraf dibangun oleh


beberapa kalimat yang saling berhubungan dan hanya mengandung satu ide pokok yang
tertuang pada sebuah kalimat yang disebut kalimat topik. Dalam hal ini penempatan
kalimat topik dapat dilakukan dengan berbagai cara , yakni (1) kalimat topik ditempatkan
di awal paragraf , (2) kalimat topik ditempatkan di akhir paragraf , (3) kalimat topik
ditempatkan di awal dan di akhir paragraf , (4) kalimat topik tersirat dalam keseluruhan
paragraf.
1. Topik di Awal Kalimat Paragraf
Paragraf ini diawali dengan menggunakan ide pokok sehingga kalimat pertama
merupakan kalimat topik. Kemudian, kalimat–kalimat berikutnya berfungsi
mejelaskan ide pokok. Paragraf ini biasanya bersifat deduktif, yakni dari yang umum
menuju kepada yang khusus.
2. Kalimat Topik di Akhir Paragraf
Sebuah paragraf yang menempatkan kalimat topik pada bagian akhir, biasanya
dimulai dengan mengemukakan ciri-ciri khusus terlebih dahulu. Rangkaian kalimat
pada awal paragraf merupakan penjelasan ide pokok. Selanjutnya, kalimat terakhir
yang merupakan kalimat topik merupakan simpulan dari penjelasan tadi sehingga
bersifat induktif, yakni dari yang khusus menuju kepada yang umum.
3. Kalimat Topik di Awal dan Akhir Paragraf
Kalimat topik dapat pula diletakkan pada awal dan akhir paragraf. Hal ini
berdasarkan anggapan bahwa seandainya ide pokok sudah diketahui pembaca, maka
ada kecenderungan untuk mengikuti semua rangkaian kalimat berikutnya. Dalam hal
ini penulis juga merasa perlu untuk menekankan kembali ide pokok tersebut pada
akhir paragraf, yakni dengan menuangkannya ke dalam sebuah kalimat topik yang
bervariasi.
4. Kalimat Topik Tersirat dalam Keseluruhan Paragraf
Paragraf ini tidak mempunyai kalimat topik. Hal ini berarti pikiran utama tersebar
pada seluruh kalimat yang membangun paragraf tersebut. Bentuk ini biasanya
digunakan dalam karangan yang berbentuk narasi (yang berbentuk cerita) atau
deskripsi (yang berbentuk lukisan). Dalam hal ini, ide pokok didukung oleh semua
kalimat.
Apabila diperhatikan contoh di atas, jelaslah bahwa keempat kalimat yang
membentuk paragraf tersebut semuanya mengungkapkan rangkaian perbuatan yang
dilakukan oleh Bagus sehari-hari. Jadi, yang menjadi topik dalam paragraf tersebut
adalah Bagus, yaitu ”kehidupan Bagus sehari – hari”
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
 Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau
topik.kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai
keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut dan di dalam sebuah
paragraf terdapat kalimat topik/kalimat pokok dan kalimat penjelas/pendukung.
 Fungsi paragraf yaitu : dari sudut penulis dan dari sudut pembaca.
 Syarat-.syarat paragraf yaitu : kesatuan, kepaduan, kelengkapan, urutan.
 Jenis-jenis paragraf :
Menurut posisi kalimat topik yaitu : paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf
deduktif-induktif, paragraf penuh kalimat topik.Menurut sifat isinya yaitu :
paragraf persuasif, paragraf argumentatif,paragraf naratif, paragraf deskriptif,
paragraf eksposisi.

2. Saran
Kepada Pembaca yang senantiasa menyempatkan waktu unttuk membaca
makalah ini, sangat diharapkan untuk mengambil apa yang bisa di pelajari dalam
makalah Paragraf ini. Kami sadar bahwa makalah ini penuh dengan kekurangan. Oleh
karena itu kami berpesan agar para pembaca mengambil pelajran positif yang dapat
menjadi wawasan yang sangat bermanfaat. Semoga dengan makalah ini kita dapat lebih
mengenal bahasa dan marilah kita terus berusaha untuk menggapai semua cita-cita.
DAFTAR PUSTAKA

https://istadiyantha.files.wordpress.com/2020/03/makalah-paragraf.pdf
https://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/
196306081988031-MEMEN_DURACHMAN/Paragrafx.pdf
https://mahasiswa.ung.ac.id/291413013/home/2014/1/30/makalah-bahasa-indonesia-
paragraf-yang-baik.html

Anda mungkin juga menyukai