Anda di halaman 1dari 27

Hakikat Paragraf, Unsur Pembentuk Paragraf, Jenis Paragraf,

Syarat Paragraf, Teknik dan Pola Pengembangan Paragraf

DISUSUN OLEH:

1. M. Irfan Adnan (062240111873)

2. Mitha Tri Wahyuni (062240111875)

3. Najwa Maylia Adilah (062240111879)

4. Sultan Garda Riyad (062240111889)

Dosen Pembimbing:

NOVRITIKA, S.Pd.,M.Pd

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan nafas kehidupan yang masih diberikan hingga saat ini kami dapat
menyelesaikan makalah Bahasa Indonesia kami ini dengan baik.

Kami telah berusaha semaksimal mungkin menyelesaikan tugas ini.Jika


masih terdapat kekurangan penulisan ataupun penyusunan kata-kata ,kami mohon
kritik dan sarannya yang bersifat membangun ,agar tugas kedepannya lebih baik
dari sekarang ini.

Kami berharap kiranya dengan dibuatnya makalah ini,dapat bermanfaat


bagi semua orang yang membacanya,khususnya bagi kami dan juga dapat
bermanfaat bagi semua kalangan umum.

Palembang, Maret 2023


Penulis

Kelompok 4

2
Daftar Isi

KATA PENGANTAR......................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................................................6
2.1 Hakikat Paragraf.......................................................................................................6
2.2 Unsur-Unsur Pembentuk Paragraf............................................................................7
2.3 Jenis-Jenis Paragraf................................................................................................11
2.4 Syarat Paragraf.......................................................................................................22
2.5 Teknik dan Pola Pengembangan Paragraf..............................................................23
BAB 3 PENUTUP...........................................................................................................26
3.1 Kesimpulan............................................................................................................26
3.2 Saran......................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................27

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keraf( 1980: 62) menerangkan bahwa paragraf merupakan kesatuan


pikiran yang terikat dengan suatu pikiran utama.Oshima serta Hogue( 2007:
38) menyatakan “A Paragraph is a group of related statements that the writer
develops a subject”. McCrimmon( 1984: 195 berpendapat,“A paragraph is a
set of related sentences that work together to ekpress or develop an idea”.
Tarigan( 2008: 35) berpendapat,“ Paragraf merupakan seperangkat kalimat
yang tersusun logis- sistematis yang menggambarkan satu kesatuan ekspresi
pikiran yang relevan serta menunjang pikiran pokok yang tersirat dalam
keseluruhan karangan”.
Walaupun diungkapkan pada redaksi yang berbeda, pengertian- pengertian
tersebut mempunyai persamaan substansi. Persamaan tersebut terletak pada
konsep kesatuan serta kehadiran ide pokok.Keraf serta Tarigan secara jelas
menerangkan adanya kesatuan. McCrimmon menerangkan kesatuan dengan
redaksi“a set of related sentences”. Seperangkat kalimat yang saling
berhubungan memiliki penafsiran jika beberapa kalimat yang mengandung
pikiran- pikiran itu menyatu dalam hubungannya. Oshima serta Hogue
mengemukakan kesatuan dengan redaksi“ a group of related statements”.
Sekelompok statment yang silih berhubungan secara jelas melaporkan kalau
pernyataan- pernyataan dalam tim yang bersangkutan menyatu dalam silih
keterkaitannya itu. Kedatangan ilham pokok oleh Keraf diungkapkan dengan
sebutan benak utama; oleh Tarigan diungkapkan dengan sebutan benak pokok;
oleh McCrimmon dengan sebutan“an idea”; oleh Oshima serta Hogue
dinyatakan dengan sebutan“a subject”.
Konsep kesatuan, guna perkara tertentu pada paragraf transisi dapat
berbentuk satu buah pikiran ataupun satu buah kalimat( Keraf, 1980: 63).
Tetapi selebihnya, kesatuan yang dimaksud dinyatakan oleh sebagian kalimat
ataupun sebagian pikiran.Secara universal, pikiran yang terdapat di dalamnya
terdiri atas satu pikiran utama dan satu ataupun sebagian pikiran penjelas.

4
Seluruh pikiran tersebut, secara kompak, memaparkan suatu pikiran. Pikiran
yang dipaparkan tersebut tidak lain merupakan pikiran utama. Bersumber pada
perihal tadi, dapat dikatakan kalau paragraf itu ialah sesuatu sistem, ialah
sistem pikiran yang dituangkan secara tertulis. Sebagai suatu sistem, paragraf
ini pastinya mempunyai seperangkat pikiran yang tertata sedemikian rupa
serta saling berhubungan membentuk suatu kesatuan( keseluruhan). Dalam
KBBI Daring( 2008) dinyatakan bahwa sistem merupakan perangkat unsur
yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu keseluruhan.
Perangkat unsur yang terdapat dalam paragraf itu, secara universal, terdiri atas
pikiran utama serta pikiran penjelas. Secara lebih khusus, komponen penjelas
ini terdiri atas sebagian pikiran lagi. Jumlah dan materi pikiran penjelas ini
relatif. Hal itu tergantung pada pikiran utama yang dijelaskannya.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa Hakikat Paragraf?
b. Apa Saja Unsur-Unsur Pembentuk Paragraf?
c. Apa Saja Jenis-Jenis Paragraf?
d. Apa Saja Syarat Paragraf?
e. Bagaimana Teknik dan Pola Pengembangan Paragraf?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Mengetahui Hakikat Paragraf
b. Mengetahui Unsur-Unsur Pembentuk Paragraf?
c. Mengetahui Jenis-Jenis Paragraf?
d. Mengerti Syarat Paragraf?
e. Memahami Teknik dan Pola Pengembangan Paragraf?

5
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Paragraf

Selaku suatu entitas, paragraf ini mempunyai hakikat. Pada paragraf


terdapat sesuatu yang menggambarkan penanda sebagai suatu paragraf.
Sesuatu yang bersangkutan ialah hal yang mengeksiskan satuan yang
bersangkutan selaku paragraf. Seperti itu hakikat paragraf. Deskripsi hakikat
paragraf ini terangkum pada penafsiran paragraf. Guna memperjelasnya, bisa
dipelajari unsur pembentuknya. Oleh karena itu, pada bagian ini disajikan
penafsiran serta unsur pembentuk paragraf.

A. Pengertian Paragraf

Paragraf atau alinea adalah suatu gagasan yang berbentuk serangkaian


kalimat yang saling berkaitan satu sama lain. Nama lain dari paragraf ialah
wacana mini. Kegunaan dari paragraf adalah untuk menjadi penanda
dimulainya topik baru dan memisahkan gagasan-gagasan utama yang berbeda.
Penggunaan paragraf memudahkan pembaca untuk memahami bacaan secara
menyeluruh. Panjang dari satu paragraf adalah beberapa kalimat. Jumlah
kalimat dalam paragraf ditentukan oleh cara pengembangan dan ketuntasan
uraian gagasan yang disampaikan. Jumlah kalimat di dalam paragraf dapat
menentukan kualitas dari bacaan. Paragraf tersusun dari gagasan utama yang
terletak dalam kalimat topik. Selain itu, terdapat kalimat penjelas yang
memperjelas kalimat topik. Paragraf juga berfungsi untuk mengungkapkan
pemikiran penulis secara sistematis sehingga mudah untuk dipahami oleh
pembaca. Kriteria sekumpulan kalimat yang dapat menjadi paragraf yaitu
adanya kesatuan, kepaduan, ketuntasan, keruntutan, dan sudut pandang yang
tidak berubah-ubah.

6
Definisi lain dari paragraf adalah seperti yang dikemukakan para ahli dalam
bidang kebahasaan dibawah ini:

 Paragraf adalah bagian dari suatu karangan yang terdiri atas sejumlah
kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok
sebagai pengendalinya (Ramlan).
 Paragraf adalah serangkaian kalimat yang saling bertalian untuk
membuat sebuah ide atau gagasan baru (Handayani dkk).
 Paragraf merupakan sekelompok kalimat yang saling berhubungan dan
bersama sama menjelaskan satu unit pokok pikiran (Wiyanto).

Dapat disimpulkan bahwa pengertian paragraf adalah kumpulan kalimat yang


saling berhubungan dan membentuk sebuah ide atau gagasan baru.

2.2 Unsur-Unsur Pembentuk Paragraf

Pendapat ahli dalam hal unsur pembentuk paragraf ini beragam.


Keragaman pendapat ini terletak pada variasi jumlah unsur. Tarigan mengatakan
empat unsur; Oshima dan Hogue mengatakan 3 unsur; Fitzpatrick mengatakan
dua unsur. Tarigan (2008:13) mengatakan bahwa unsur pembentuk paragraf itu
bisa terdiri atas elemen transisi, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat
penegas. Oshima dan Hogue (2007: 38) berkata, “A paragraph has three parts: a
topik sentence, several supporting sentences, and a concluding sentence”.
Fitzpatrick (2005:13) berpendapat, “The basic unit in writing is the paragraph,
which consists of two parts: the main point or topik sentence and the support”.

Tarigan mengatakan bahwa unsur-unsur pembentuk paragraf yang


dikemukakan tadi tidak semuanya selalu hadir pada paragraf. Unsur yang selalu
hadir hanya kalimat topik dan kalimat pengembang (Tarigan, 2008:15). Kehadiran
kedua unsur ini diakui oleh semua ahli di bidang menulis. Sehubungan dengan itu,
unsur paragraf yang akan dikaji pada bagian ini adalah kalimat utama dan kalimat
penjelas.

7
Tarigan (2008:18) mengatakan bahwa pada bahasa Indonesia terdapat
istilah pikiran utama dan kalimat utama. Kedua istilah ini merujuk pada hal yang
sama. Lebih lanjut, dikatakannya bahwa kalimat utama itu merupakan perwujudan
pikiran utama. Kemudian, dikatakannya bahwa pada bahasa Inggeris terdapat
istilah main idea dan topik sentence yang keduanya ini merujuk pada hal yang
sama juga (Tarigan, 2008:18). Keraf (1980:70) mengatakan bahwa pikiran utama
terdapat pada kalimat utama. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua
istilah, yakni kalimat utama dan pikiran utama, diakui bisa saling menggantikan.

Pengakuan akan bisa saling menggantikannya kedua istilah tadi perlu


ditinjau ulang. Dalam batas tertentu, keduanya memang bisa saling menggantikan.
Namun pada konteks tertentu, kedua hal tadi tidak bisa saling menggantikan.
Bahkan, pengakuan tadi mengandung kerancuan berpikir. Pada pengertian
paragraf diakui oleh semua ahli bahwa paragraf hanya memiliki satu pikiran
utama atau satu ide pokok. Kalau ide pokok atau pikiran utama identik dengan
kalimat utama, berarti paragraf itu hanya memiliki satu kalimat utama. Jika hal ini
diakui, maka akan ada ketidakkonsistenan berpikir pada saat menghadapi
kenyataan adanya paragraf yang memiliki sebuah pikiran utama yang diwujudkan
pada dua buah kalimat. McCrimmon (1984:1999) mengatakan hal berikut.

A topik sentence is a statement that summarizes the idea being developed in a


paragraph. It is often a single sentence, though sometimes you will need two
sentence to state the topik.

Dari pernyataan McCrimmon tadi diketahui bahwa rupanya sebuah pikiran utama
bisa jadi harus dituangkan pada dua buah kalimat. Dengan demikian, satu buah
pikiran utama tidak identik dengan satu buah kalimat utama. Dengan demikian
pula, paling tidak pada penelitian ini, istilah yang akan digunakan adalah pikiran
utama.

Kalau istilah kalimat utama diganti dengan istilah pikiran utama, maka
istilah pikiran penjelas akan diganti dengan istilah pikiran penjelas. Dengan
demikian unsur pembentuk paragraf yang dikupas pada bagian ini adalah pikiran
utama dan pikiran penjelas.

8
 Pikiran Utama

Sesuai dengan namanya, pikiran utama merupakan pikiran yang


diutamakan atau dipentingkan, yakni sesuatu yang dijadikan utama atau penting.
Alwasilah (2007:125) mengatakan bahwa kalimat topik menyatakan gagasan
terpenting dalam paragraf. Gagasan terpenting tersebut tidak lain adalah pikiran
utama. Oshima dan Hogue (2007:39) mengatakan “The topik sentence is the most
important sentence in a paragraph”. Kalimat yang paling penting dalam paragraf
tersebut tentunya mengandung pikiran yang paling penting.

Status utama atau penting tadi mengandung pengertian bahwa pikiran


utama merupakan hal yang dimaksudkan pada paragraf yang bersangkutan. Walau
di dalam paragraf tersebut terdapat banyak pikiran yang membangunnya, namun
yang dimaksudkan dengan uraian tersebut hanya satu, yakni pikiran utama itu.
Semua pikiran pembentuk paragraf mengarah kepada hal yang dimaksudkan tadi,
sesuatu yang diutamakan. Oleh karena itu, pikiran utama merupakan rangkuman
paragraf. McCrimmon (1984:199) mengatakan “A topik sentence is a statement
that summarizes the idea being developed in a paragraph.” Oleh karena itu,
pikiran utama itu bisa juga dikatakan sebagai pikiran yang menjiwai seluruh
pikiran dalam paragraf tersebut (Nafiah, 1981).

Karena pikiran utama itu menjiwai semua pikiran yang ada maka pikiran
utama itu bersifat umum. Fitzpatrick (2005:13) mengatakan “…is called a topik
sentence. It is the most general sentence in a paragraph”. Tarigan (2008:18)
mengatakan bahwa pikiran utama paragraf bersifat umum. Pikiran-pikiran
lainnya, yang berupa pikiran penjelas, bersifat khusus. Hal ini mengandung
pengertian bahwa pikiran utama itu memiliki muatan aspek pikiran yang
banyak/luas. Di situlah letak keumuman yang dimaksudkan. Sementara, pikiran-
pikiran penjelas tidak lain adalah aspek-aspek pikiran terkandung pada pikiran
umum tadi itu. Pada saat penulis menuangkan pikiran-pikiran khusus sebagai
penjelas, pada dasarnya penulis yang bersangkutan sedang menuangkan aspek-
aspek khusus yang melekat pada pikiran umum tadi.

9
 Pikiran Penjelas

Sesuai dengan namanya, pikiran penjelas adalah pikiran yang


menjelaskan pikiran utama. Oshima dan Hogue (2007:44) berkata, “Supporting
sentences explain the topik by giving more information about it.” Fitzpatrick
(2005:13) berpendapat, “The supporting sentences provide the details and
evidence the reader needs to understand the main point.” Dalam pikiran-pikiran
penjelas, disajikan informasi yang berupa rincian keterangan tentang pikiran
utama. Dengan informasi-informasi tersebut, pikiran utama menjadi jelas.

Hal tadi mengandung pengertian bahwa semua pikiran penjelas pada


paragraf yang bersangkutan harus berpusat pada pikiran utama yang sama.
McCrimmon (1984:195) berkata, “The paragraph as a whole should focus on that
idea”. Hal ini berkaitan dengan peran pikiran penjelas. Sebagaimana tergambar
pada pengertiannya, pikiran harus fungsional dalam menjelaskan pikiran utama.
Peran ini akan jalan bila pikiran penjelas menerangkan aspek kandungan pikiran
utama. Pikiran penjelas yang demikian dinamakan mengacu atau berpusat pada
pikiran utama.

Jumlah pikiran penjelas yang harus dihadirkan untuk menjelaskan pikiran


utama ini relatif. Hal ini tergantung pada topik yang dikandung pikiran utama.
Idealnya, penentuan jumlah pikiran penjelas ini dilakukan dengan memperhatikan
topik pikiran utama dan kebutuhan pembaca. McCrimmon (1984:201) berujar,
“How much explanation an idea requires depends on how much your reader
need.” Hanya saja, untuk mengidentifikasi kebutuhan pembaca itu relatif lebih
sulit daripada mengidentikasi aspek kandungan pikiran utama.

Pikiran utama itu memang memiliki aspek-aspek kandungan yang harus


diinformasikan pada pikiran penjelas. Oshima dan Hogue (2007:39) mengatakan
bahwa pikiran utama memiliki topik. Topik yang dimaksud adalah pokok masalah
paragraf yang bersangkutan. Topik tersebut adalah konsep. Sementara konsep
memiliki komprehensi (Rapar,1996:29). Adapun yang dimaksudkan dengan
komprehensi adalah segala hal yang terkandung di dalam konsep yang
bersangkutan (Poespoprojo, 1999:52).

10
2.3 Jenis-Jenis Paragraf

 Jenis-Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utamanya

Ada 4 macam-macam paragraf berdasarkan letak gagasan utamanya, yakni


paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf campuran serta paragraf ineratif.

1. Paragraf Deduktif

Paragraf deduktif adalah paragraf yang posisi gagasan pokok atau kalimat
utamanya berada di awal paragraf. Paragraf ini bersifat deduksi dan
dikembangkan dari pernyataan umum ke khusus.

Jenis paragraf deduktif diawali oleh kalimat utama yang berisi pokok pikiran
utama, kemudian dilanjutkan oleh kalimat-kalimat penjelasnya.

 Ciri-ciri paragraf deduktif

Dilansir dari buku Bahasa Indonesia Akademik (2020) oleh Moh. Siddik, berikut
ciri-ciri paragraf deduktif:

 Penulisan gagasan pokok atau utamanya ada di awal paragraf


 Kalimat dalam paragraf deduktif diawali dari yang paling umum,
kemudian dijabarkan dalam pola khusus
 Bentuk penjelasannya berfungsi sebagai akhir paragraf.

 Contoh Jenis Paragraf Deduktif:

Jika berbicara soal perpustakaan, elemen-elemen utama dalam hal ini adalah
pustakawan. Pustakawan atau orang yang bekerja dalam bidang perpustakaan
memiliki peran penting karena pustakawan adalah elemen utama yang berurusan
langsung dengan pemustaka. Ruang lingkup perpustakaan telah mengalami
perkembangan contohnya perubahan dari pemustaka digital immigrants ke
digital native, dari layanan berbasis koleksi ke layanan berbasis pemustaka, dari
kebutuhan informasi cetak ke kebutuhan informasi digital, dan sebagainya. Maka
sudah tidak asing lagi saat ini istilah-istilah yang berhubungan dengan

11
perkembangan teknologi internet, seperti perpustakaan intelligent, pertumbuhan
data yang masif, disruptif, big data, mobilitas pengetahuan dan sebagainya.

1. Paragraf Induktif

Paragraf induktif adalah paragraf yang posisi gagasan pokok atau kalimat
utamanya berada di akhir paragraf. Paragraf ini bersifat induksi dan
dikembangkan dari pernyataan khusus ke umum.

Jenis paragraf induktif diawali oleh kalimat-kalimat penjelas dan kemudian


diakhiri oleh kalimat utama yang berisi pokok pikiran utama paragraf.

 Ciri-Ciri Paragraf Induktif

Adapun ciri-ciri paragraf Induktif yaitu:

 Didepanya terdapat penjelasan-penjelasan khusus.


 Disimpulkan berdasarkan penjelasan-penjelasan khusus.
 Gagasan Utamanya yang merupakan kalimat utama terletak di akhir
paragraf.
 Kalimat penjelas merupakan kalimat yang mendukung gagasan utama
 Kesimpulan terdapat di akhir paragraf

Contoh Jenis Paragraf Induktif:

Nalar ala Socrates juga dapat menempatkan pola pikir untuk menjadi kritis dan
skeptis. Berpikir dengan metode Socrates menuntut masyarakat berpikir kritis
dan akhirnya juga bersikap kritis. Strategi ini juga menekankan dialog-dialog
pemikiran sebagai usaha mengungkapkan sesuatu objek pembahasan menuju
pada hakikat terdalamnya. Jadi, Metode ala Socrates ini disebut juga dengan
istilah metode kritis atau metode dialektika. Hal inilah yang mengantarkan
literasi tidak sesederhana membaca dan menulis saja. Tetapi, literasi menjadi
budaya lengkap disertai dengan proses memahami, meliputi, menggunakan,
menganalisis, dan mentransformasikan. Akibatnya orang akan bersikap luwes,
kaya pengetahuan, dan memiliki rasa empati tinggi pada suatu diluar dirinya
maka dia telah berhasil memaknai literasi.

12
2. Paragraf Campuran

Paragraf campuran adalah gabungan antara paragraf deduktif dan induktif. Jenis
paragraf ini diawali oleh kalimat utama, lalu kemudian diikuti oleh kalimat-
kalimat penjelasnya dan terakhir diakhiri oleh kalimat utama lagi.

Artinya terdapat dua kalimat utama yang terletak di awal paragraf dan ditegaskan
kembali di akhir paragraf. Sementara bagian tengah-tengahnya adalah kalimat-
kalimat penjelasnya.

 Ciri-Ciri Paragraf Campuran

Adapun ciri-ciri paragraf campuran yaitu:

 Memiliki pola pengembangan kalimat umum-khusus-khusus-


umum.
 Kalimat gagasan utama ide pokok terletak di awal dan di akhir
kalimat berupa pengulangan ide pokok.
 Kalimat gagasan utama di awal paragraf berupa informasi yang
bersifat umum.
 Kalimat gagasan utama di akhir paragraf berupa simpulan untuk
memperjelas informasi.
 Kalimat penjelas terletak di tengah paragraf

Contoh Jenis Paragraf Campuran:

Apabila kita jarang mengonsumsi sayuran hijau bisa berakibat tidak baik bagi
kesehatan. Pertama, kita rentan terkena penyakit. Kita bisa menderita anemia
atau kekurangan darah. Karena kurangnya serat, kita juga mudah mengalami
sembelit. Ternyata, jarang mengonsumsi sayuran hijau bisa berbahaya bagi
tubuh kita.

13
3. Paragraf Ineratif

Paragraf ineratif adalah kebalikan dari paragraf campuran. Jenis paragraf ini
diawali oleh kalimat-kalimat penjelas, kemudian diikuti oleh kalimat utama
paragraf dan kemudian dilanjutkan kembali dengan kalimat-kalimat penjelas.

Artinya letak kalimat utama yang mengandung pokok pikiran utama paragraf ini
terdapat di bagian tengah-tengah dari sebuah paragraf.

 Ciri-Ciri Paragraf Ineratif

Adapun ciri-ciri paragraf ineratif yaitu:

 Gagasan utama terletak di kalimat utama pada bagian tengah paragraf.


 Di awali dengan hal-hal khusus terlebih dahulu sebagai pengantar gagasan
utama.
 Diakhiri kembali dengan hal khusus sebagai penguat gagasan utama.

Contoh Jenis Paragraf Ineratif:

Telaga ini menjadi tempat wisata utama di Magetan, Jawa Timur. Tempat ini
sering dikunjungi orang-orang karena hawanya yang sejuk. Telaga ini berada di
lereng Gunung Lawu. Telaga ini dikenal dengan nama Telaga Sarangan. Di
sekitar telaga ini terdapat banyak hotel dan penginapan, dari yang sederhana
sampai yang mewah. Kita juga bisa mengelilingi telaga dengan kendaraan atau
berjalan kaki karena terdapat jalan mengelilingi seluruh area telaga.

B. Jenis-Jenis Paragraf Berdasarkan Isinya

1. Paragraf Narasi

Narasi merupakan paragraf yang memiliki cerita atau penjelasan tentang suatu
kejadian yang nampak seperti dialami oleh pembaca paragraf tersebut.

Ciri-Ciri Paragraf Narasi:

 Kalimat yang di sajikan bersifat kronologis


 Kalimat mengandung unsur tindakan dan perbuatan
 Memiliki alur yang jelas dengan akhir cerita penyelesaian yang klimaks

14
 Menceritakan sebuah kisah atau pengalaman hidup seseorang
 Memiliki alur dan plot
 Menjelaskan latar tempat, waktu dan suasana
 Berisi sesuai dengan sudut pandang penulis
 Tokoh yang disajikan dalam cerita adalah toko yang memiliki karakter dan
watak yang jelas

Jenis – Jenis Paragraf Narasi

 Paragraf narasi ekspositoris

Paragraf narasi ekspositoris adalah paragraf yang menceritakan tentang sebuah


cerita yang memiliki tujuan suatu informasi. Biasanya paragraf ini menceritakan
tentang sebuah kisah nyata seseorang yang di ceritakan secara terperinci, yang di
awali dari kelahiran sampai dengan kematiannya. Contoh paragraf ini biasanya
terdapat pada biografi, diary dan autobiografi.

Paragraf narasi sugestif

Paragraf narasi sugestif adalah paragraf yang berisi tentang cerita fiktif seorang
penulis untuk berimajinasi dalam pembuatan alur cerita. Biasanya paragraf ini
terdapat pada sebuah cerpen, novel, atau cerita non fiksi.

 Paragraf narasi informatif

Paragraf naratif informatif merupakan suatu paragraf yang berisi tentang tujuan
untuk memberikan suatu informasi. Dalam paragraf narasi indormatif ini, isi
paragraf harus jelas, detail dan terperinci. Paragraf narasi informatif bertujuan
memberikan pengetahuan dan juga wawasan bagi si pembaca.

 Paragraf narasi artistik

Paragraf narasi artistik merupakan suatu paragraf narasi dimana isinya


mengandung pesan dan nasehat dengan gagasan dari si penulis tetapi sesuai
dengan fakta yang ada.

15
Contohnya Paragraf Narasi:

Pada tanggal 11 Mei lalu, sekolahku libur selama tujuh hari dan akan berakhir
pada tanggal 17 Mei. Sekolahku mengadakan karyawisata ke bali selama tiga
hari untuk mengisi waktu liburan yang ada. Tentu saja yang menjadi tujuan kami
adalah pantai – pantai di Bali yang terkenal akan keindahannya.

Kami mengunjungi berbagai macam pantai mulai dari pantai Kuta, Tanah Lot
hingga Pantai yang paling baru di daerah Bedugul. Selain mengunjungi tempat
pariwisata, kami juga mengunjungi beberapa sentral industri di Bali untuk
menambah wawasan seputar industri dan bisnis.

Tidak lupa sebelum pulang kami mengunjungi pusat oleh-oleh yang cukup
terkenal di Bali seperti Joger, Krisna, hingga Pia susu. Liburan kali ini menjadi
liburan yang tidak akan pernah aku lupakan karna diisi dengan karyawisata
bersama teman-teman di sekolah.

1. Paragraf Deskripsi

Deskripsi adalah paragraf yang menjelaskan suatu objek secara detail sehingga
pembaca dapat turut merasakan, melihat, dan mendengar objek. Biasanya paragraf
deskripsi ditulis secara objektif dari apa yang dilihat dan dirasakan penulis, seperti
yang sudah dijelaskan pada artikel contoh paragraf deskripsi objektif.

Ciri-ciri paragraf deskripsi:

 Menceritakan atau menggambarkan sesuatu benda, contohnya seperti


tempat lokasi yang akan di ceritakan
 Alur yang sangat detail

Jenis – jenis paragraf deskripsi

 Paragraf Deskripsi Spasial

Paragraf Deskripsi Spasial adalah paragraf yang menceritakan atau menjelaskan


tentang suatu bidang atau tempat. Dalam pembuatan isi paragraf spasial ini

16
menceritakan tentang tempat yang sangat detail di mulai dari keadaan tempat, atau
suasana tempatnya.

 Paragraf Deskripsi Subjektif

Paragraf Deskripsi Subjektif adalah paragraf yang di dalamnya menceritakan


sesuai dengan pandangan si penulis.

 Paragraf Deskripsi Objektif

Paragraf Deskripsi Objektif merupakan suatu paragraf yang menceritakan tentang


suatu benda yang benar-benar di jelaskan dalam kenyataannya tanpa adanya
akibat oleh si penulis itu sendiri.

Contoh Paragraf Deskripsi:

Siapa yang tak kenal pantai Kuta bali? Objek wisata paling terkenal di pulau
Dewata ini hampir setiap harinya tak pernah sepi pengunjung. Pasir putihnya
yang halus membuat wisatawan betah berlama – lama di pantai ini.

Tidak hanya pasirnya yang indah, air lautnya juga terlihat jernih berwarna
kebiruan. Di pantai kuta ini pun sinar matahari juga terasa sangat hangat, jelas
saja banyak wisatawan asing yang gemar berjemur dipantai ini. Pantai kuta bali
juga memiliki ombak yang cukup aman apabila wisatawan ingin berenang
disekitarnya.

Semilir anginnya juga terasa lembut dan menyegarkan. Pantai kuta memang
tidak memiliki bebatuan karang, namun hal tersebut justru membuat pantai ini
cocok untuk dijadikan tempat bermain pasir untuk anak-anak.

2. Paragraf Eksposisi

Eksposisi merupakan paragraf yang berisi uraian tentang suatu topik dengan
tujuan menyampaikan informasi dan menambah wawasan kepada pembaca.
Sering kali paragraf eksposisi berisi tentang tata cara ataupun langkah-langkah
ataupun proses kerja.

Ciri – Ciri Paragraf Eksposisi:


17
 Paragraf berisi tentang pertanyaan apa, mengapa, bagaimana, dimana,
siapa, kapan.
 Menenerangkan suatu objek dengan sangat terperinci
 Isi paragraf yang sangat detail untuk menjelaskan suatu objek yang akan di
bahas, contohnya saja seperti bentuk, ukuran, dan juga ukurannya.
 Memiliki kata sifat di dalam paragraf

Jenis – Jenis Paragraf Eksposisi

 Paragraf eksposisi laporan

Paragraf eksposisi laporan adalah sebuah paragraf yang berisikan tentang


penjelasan suatu berita fakta atau penelitian yang sedang berlanjut.

 Paragraf eksposisi perbandingan

Paragraf eksposisi perbandingan merupakan paragraf yang menceritakan suatu


perbandingan baik itu suatu tempat, benda, atau semacamnya.

 Paragraf eksposisi pertentangan

Paragraf eksposisi pertentangan ini berisi tentang pertentangan antara hal yang
satu dengan yang lainnya. Paragraf ini sangat mirip sekali dengan paragraf
eksposisi perbandingan.

 Paragraf eksposisi ilustrasi

Paragraf eksposisi ilustrasi menceritakan sesuatu dengan mengilustrasikan hal


lainnya yang memiliki kesamaan yang ada gagasan utamanya.

 Paragraf eksposisi klasifikasi

Paragraf eksposisi klasifikiasi adalah paragraf dimana di dalam isi paragraf


tersebut memaparkan atau menjelaskan suatu klasifikasi menjadi kategori-kategori
tertentu.

 Paragraf eksposisi proses

18
Paragraf eksposisi proses adalah paragraf yang di dalamnya berisi tentang suatu
proses cara terjadinya membuat sesuatu.

 Paragraf eksposisi definisi

Paragraf eksposisi definisi adalah berisi tentang suatu pengertian yang sangat luas
menjadi lebih sempit untuk di jelaskan secara detail.

Contoh Paragraf Eksposisi:

Kuta adalah nama salah satu kecamatan di Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Di
kecamatan ini juga terdapat salah satu objek wisata yang paling terkenal di Bali,
yaitu pantai Kuta.

Pantai Kuta memiliki pasir putih yang cukup halus dan air laut yang berwarna
kebiruan. Selain indah hal yang membuat pantai ini cukup terkenal adalah
lokasinya yang dekat dengan pusat kota dan jalan besar sehingga memudahkan
untuk mengaksesnya.

Objek wisata ini juga telah dikelola oleh pihak pemerintah daerah dengan sangat
baik, fasilitas umum dan kebersihannya masih cukup terjaga meskipun
pengunjung membludak tiap tahunnya.

Bagi anda yang ingin mengunjungi pantai ini anda dapat menggunakan
transportasi umum baik roda dua maupun roda empat. Lebih baik mengunjungi
saat menjelang matahari terbenam karna pemandangannya akan terlihat jauh
lebih indah saat sore hari.

3. Paragraf Argumentasi

Argumentasi berisi tentang ide atau gagasan pemikiran (argumen) beserta alasan
dari penulis. Biasanya paragraf argumentasi didukung oleh data-data, bukti
ataupun contoh yang dapat menguatkan pendapat si penulis.

Ciri – Ciri Paragraf Argumentasi:

 Isi paragraf harus sesuai dengan fakta


 Memiliki referensi atau rujukan yang jelas yang berisi tentang data-data
yang real dan juga terpercaya

19
 isi paragraf sesuai dengan hasil penelitian oleh si penulis
 Isi paragraf biasanya memiliki makna kalimat ajakan

Jenis – Jenis Paragraf Argumentasi

 Paragraf argumentasi pola sebab akibat

Paragraf argumentasi pola sebab akibat merupakan sebuah paragraf yang


berisikan tentang sebab akibat dari permasalahan atau topik yang akan di bahas
oleh si penulis.

 Paragraf argumentasi pola akibat sebab

Paragraf argumentasi pola akibat sebab merupakan paragraf kebalikan dari sebab
akibat. Paragraf ini di awali dengan akibat dari suatu permasalahan baru kemudian
di bahas akan penyebabnya.

Contoh Paragraf Argumentasi:

Di bulan november ini sudah seharusnya memasuki musim penghujan di


Indonesia, namun di beberapa daerah di Indonesia masih mengalami musim
kemarau yang cukup panjang.

Hal ini tentu saja tidak lepas dari pengaruh pemanasan global dan menipisnya
ozon yang menyebabkan perubahan iklim secara ekstrim. Seharusnya masyarakat
lebih mawas terhadap perubahan iklim yang semakin ekstrem.

Kita sebagai masyarakat juga dapat mengurangi dampak pemansan global ini.
Bisa dimulai dari hal yang paling kecil seperti mengurangi penggunaan plastik,
menggunakan benda-benda yang dapat di daur ulang juga menerapkan sistem
hemat listrik.

4. Paragraf Persuasi

Persuasi berisi tentang ajakan yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca agar
pembaca dapat meyakini pendapat atau gagasan yang disampaikan penulis.
Biasanya paragraf persuasi mengajak pembaca untuk melakukan hal tertentu yang
diharapkan penulis.

20
Ciri – Ciri Paragraf Persuasi

 Isi paragraf fakta dan real dalam bentuk kalimat ajakan atau rayuan
 Memiliki unsur kalimat yang provoktif dan juga menarik agar si pembaca
yakin isi dari berita tersebut.
 Penjelasan yang menarik agak si pembaca lebih yakin.

Jenis – Jenis Paragraf Persuasi

 Paragraf persuasi politik

Paragraf persuasi politik adalah isi paragraf yang tentunya berisikan tentang
bujukan bagi seseorang yang ingin masuk ke dunia politik. Biasanya para politik
menggunakan jenis paragraf ini sebagai keperluan berpolitik.

 Paragraf persuasi pendidikan

Paragraf persuasi pendidikan merupakan paragraf yang berisi tentang tujuan


pendidikan yang biasanya digunakan oleh lembaga-lembaga pendidikan. Isi
paragrfa tersebut berisi tentang imbauan, panduan, motivasi, dan juga anjuran.

 Paragraf persuasi advertensi

Paragraf persuasi advertensi adalah paragraf yang berisi tentang suatu barang atau
jasa yang akan di tawarkan oleh konsumen. Paragraf ini biasanya juga disebut
dengan iklan.

 Paragraf persuasi propaganda

Paragraf persuasi propaganda adalah sebuah informasi yang memiliki tujuan agar
si pembaca dapat mempercayai apa yang telah di sampaikan oleh si penulis.
Paragrafi ini biasanya kita temukan di majalah ataupun surat kabar.

Contoh Paragraf Persuasi:

Banyak orang beranggapan menggunakan dompet digital atau cashless justru


membuat kita menjadi lebih tergoda untuk berbelanja dan boros. Padahal itu

21
semua kembali lagi pada masyarakat, dapat menggunakannya secara bijak atau
tidak.

Sebenarnya menggunakan akun dompet digital atau cashless ini sangat


membantu masyarakat dalam melakukan transaksi. Tentunya tidak hanya
promonya saja yang menguntungkan tapi juga fitur-fitur yang dihadirkan dapat
membantu mempermudah dalam mengatur keuangan dan berhemat.

Untuk itu diharapkan masyarakat dapat lebih Bijak dalam menggunakan akun
dompet digital agar tidak terjebak pada iming-iming diskon dan cashback.

2.4 Syarat Paragraf

Paragraf yang baik merupakan paragraf yang dapat menyampaikan pikiran dengan
baik kepada pembaca. Adapun syarat dari paragraf yakni harus mempunyai
syarat-syarat sebagai berikut :.

1. Kesatuan (Unity)

Yang dimaksud kesatuan yakni suatu paragraf harus dibangun dengan satu pikiran
yang jelas. Satu pikiran tersebut diuraikan ke dalam bentuk pikiran pokok dan
beberapa pikiran jelas. Hubungan pikiran yang satu dengan pikran lainnya
menandakan bahwa paragraf tersebut sudah mempunyai kesatuan

2. Kepaduan (Koherensi)

Kepaduan terwujud dari hubungan kompak antar kalimat pembentuk paragraf.


Kepaduan yang baik terjadi jika hubungan timbal balik antar kalimat wajar dan
mudah dipahami. Ada beberapa cara supaya paragraf mempunyai kepaduan yang
kompak, yakni dengan memakai kata ganti, kata penghubung, serta perincian dan
urutan pikiran.

3. Kelengkapan

Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup
untuk menunjang kalimat pokok,seperti:

 Gagasan utama

22
Pengertian gagasan utama adalah sebuah ide pokok atau tema yang ada di dalam
paragraf itu sendiri sebagai dasar dari berkembangnya sebuah paragraf.

 Kalimat utama

Sesudah kita menentukan ide atau tema apa yang ingin kita kembangkan menjadi
sebuah paragraf, tentu saja kita mengembangkan ide atau tema tersebut di dalam
kalimat utama. Biasanya kita bisa meletakkan kalimat utama itu di awal atau akhir
paragraf.

 Kalimat penjelas

Sebagaimana yang kita ketahui dari kata ‘kalimat penjelas’. Tentu saja di sini
fungsi dari kalimat itu sendiri ialah menjelaskan ide atau tema yang sudah kita
dapatkan.

Seperti pengertian dari paragraf itu sendiri, yaitu saling berhubungan dari kalimat
satu ke kalimat yang lainnya. Berhubungan di sini ialah kalimat lain harus
menguatkan ide atau tema yang sudah dibuat.

2.5 Teknik dan Pola Pengembangan Paragraf

Teknik pengembangan paragraf adalah suatu cara atau metode mengembangkan


kalimat utama atau ide pokok menjadi sebuah paragraf dengan menambahkan
kalimat-kalimat penjelas yang padu.

Pengembangan sebuah paragraf bisa dibedakan menjadi 2, yaitu berdasarkan


tekniknya dan berdasarkan isinya. Berikut merupakan penjelasan rinci mengenai
teknik pengembangan paragraf:

Pengembangan Paragraf Berdasarkan Tekniknya

1. Pengembangan Paragraf Secara Alamiah

23
Pengembangan paragraf secara alamiah yakni metode pengembangan paragraf
dengan mengembangkan pokok pikiran secara kronologis (urutan waktu) maupun
urutan ruang.

 Urutan waktu, yakni dengan menggambarkan urutan kejadian berdasarkan


waktu, baik dimulai dari awal hingga ke akhir maupun sebaliknya.
 Urutan ruang, yakni dengan menggambarkan peragraf berdasarkan ruang
atau tempat kejadian, baik dimulai dari tempat dekat ke jauh ataupun
sebaliknya.

2. Pengembangan Paragraf Klimaks dan Antiklimaks

Pengembangan paragraf ini adalah didasarkan pada tingkat kedudukan suatu tema
atau gagasan. Paragraf klimaks adalah paragraf yang dikembangkan dari gagasan
atau tema kurang penting dan berangsunr-angsur menuju tema atau gagasan yang
dianggap tinggi dan penting. Sedangkan paragraf antiklimaks dimulai dari
gagasan penting yang kemudian dijabarkan dengan gagasan-gagasan
pendukungnya.

3. Pengembangan Paragraf Umum ke Khusus dan Khusus ke Umum

Pola pengembangan paragraf jenis ini adalah yang paling banyak digunakan. Pola
pengembangannya adalah didasarkan pada letak gagasan utama dalam sebuah
paragraf.

Paragraf umum ke khusus atau deduksi/deduktif adalah jenis paragraf yang


dikembangkan dari gagasan umum yang setelahnya diikuti dengan gagasan-
gagasan penjelas. Pada paragraf jenis ini, letak kalimat utama adalah berada pada
awal paragraf

Sementara itu, paragraf umum ke khusus atau induksi/induktif adalah jenis


paragraf yang dikembangkan dari gagasan-gagasan penjelas yang kemudian
mengerucut di akhir berupa gagasan umum. Letak kalimat utama pada paragraf
jenis ini adalah di akhir paragraf.

 Pengembangan Paragraf Berdasarkan Isinya

24
1. Pengembangan Paragraf Perbandingan dan pertentangan

Pengembangan paragraf dengan perbandingan dan pertentangan merupakan teknik


pengembangan paragraf dengan cara membandingkan satu hal dengan hal lain
yang menjadi objek pembahasan dalam sebuah paragraf. Perbandingan tersebut
bisa berupa kesamaan-kesamaannya (komparatif), maupun perbedaan-
perbedaannya (kontrastif)

2. Pengembangan Paragraf Secara Analogi

Pengembangan paragraf secara analogi dilakukan dengan cara membandingkan


dua atau lebih objek yang dianggap memiliki kemiripan atau kesamaan untuk
kemudian diambil kesimpulannya.

3. Pengembangan Paragraf dengan Contoh-contoh

Pengembangan paragraf ini dilakukan dengan memaparkan sebuah ide pokok


melalui contoh-contoh konkret yang bisa memperjelas ide pokok tersebut.

4. Pengembangan Paragraf dengan Sebab-Akibat

Pola pengembangan paragraf sebab-akibat adalah dengan memposisikan gagasan


utama sebagai sebab dan kemudian dipaparkan akibat-akibat dari sebab tersebut
melalui gagasan-gagasan penjelas. Atau sebaliknya, dengan memposisikan
gagasan utama sebagai akibat dan kemudian diikuti pemaparan mengenai sebab-
sebab yang menimbulkan akibat tersebut.

5. Pengembangan Paragraf dengan Penambahan Definisi

Pola pengembangan paragraf definisi adalah dengan memaparkan arti atau makna
dari suatu hal. Paragraf jenis ini biasanya berupa kalimat definisi yang bercirikan
adanya kata: ialah, adalah, yaitu, dan semisalnya

6. Pengembangan Paragraf Klasifikasi

Paragraf klasifikasi merupakan sebuah paragraf yang dikembangkan dengan


mengelompokkan objek-objek yang memiliki kesamaan sifat, dari kelompok yang
umum menjadi kelompok-kelompok yang lebih khusus. Ciri dari pengembangan
paragraf jenis ini adalah adanya frasa : terbagi menjadi, dikelompokkan ke dalam,
dan semisalnya.

25
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Paragraf atau alinea adalah suatu gagasan yang berbentuk serangkaian


kalimat yang saling berkaitan satu sama lain. Nama lain dari paragraf ialah
wacana mini. Kegunaan dari paragraf adalah untuk menjadi penanda dimulainya
topik baru dan memisahkan gagasan-gagasan utama yang berbeda. Penggunaan
paragraf memudahkan pembaca untuk memahami bacaan secara menyeluruh.
Jenis paragraf dibagi menjadi 2 yaitu berdasarkan letak kalimat utamanya dan
berdasarkan isinya

Jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya diantaranya adalah paragraf


deduktif, paragraf induktif, paragraf campuran, paragraf ineratif. Sedangkan jenis
paragraf berdasarkan isi dinataranya adalah paragraf narasi, paragraf deskripsi,
paragraf eksposisi, paragraf argumentasi, paragraf persuasi

Pada jenis paragraf tersebut terdiri dari pikiran pokok, gagasan, atau ide dasar
yang kemudian dibantu dengan kalimat pendukung. Penggunaan paragraf tersebut
memiliki fungsi tersendiri dalam sebuah karangan. Jenis jenis paragraf pada
perkembangannya akan bergantung kepada penempatan kalimat topik, bentuk
kalimat topik, dan cara mengembangkan kalimat pada topik tersebut.

3.2 Saran

Diharapkan kita mampu memahami dan mengerti tentang paragraph.Seperti apa


saja syarat-syarat paragraph yang telah ditentukan berdasarkan jenis-jenis
paragraph masing-masing,agar paragraph yang kita buat menjadi paragraph yang
sempurna dengan aturan-aturan yang pada dasarnya sudah ditentukan.Kiranya kita
mengetahui jenis-jenis dari paragraph itu dan mengetahui bagaimana aturan

26
masing –masing paragraph dari contoh yang telah dipaparkan.Agar paragraph
yang telah kita buat dapat dimengerti dengan sempurna.

DAFTAR PUSTAKA
 Nurdjan, dkk. (2016). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Makassar:
Aksara Timur. ISBN 978-602-73433-6-8.
 Suaedi (2015). Penulisan Ilmiah (PDF). Bogor: PT Penerbit IPB
Press. ISBN 978-979-493-889-8.
 Suladi (2014). Paragraf (PDF). Jakarta: Pusat Pembinaan, Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa.
 Suyanto dan Jihad, A. (2009). Betapa Mudah Menulis Karya Ilmiah (PDF).
Yogyakarta: Penerbit Eduka. ISBN 978-979-18882-64.
 Wijayanti, dkk. (2015). Bahasa Indonesa: Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah.
Jakarta: Rajawali Pers. ISBN 978-979-769-782-2.
Akhadiah M.K., Sabarti dkk. 1991/1992.

 Bahasa Indonesia I. Jakarta: Ditjen Dikti Depdikbud. Brown, G. dan Yule, G.


1986.
 Buku Pegangan Kuliah Bahasa Indonesia. Yogyakarta: UPP IKIP Yogyakarta.
Keraf, Gorys. 1982.
 Komposisi. Ende, Flores: Nusa Indah Ramlan, M. 1993.
 Paragraf: Alur Pikiran dan Kepaduannya dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta:
Andi Offset. Sarwadi dkk. 192.
 Langkah Maju Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Lukman. Soeparno, Haryadi, dan
Suhardi. 2001. Bahasa Indonesia untuk Ekonomi. Yogyakarta: Ekonesia.

27

Anda mungkin juga menyukai