Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TENTANG :

HAKEKAT PARAGRAF, JENIS PARAGRAF, SYARAT


PENGEMBANGAN PARAGRAF DAN PENGEMBANGAN
PARAGRAF

NAMA :
NPM :
PRODI :
KELAS :

INSTITUT AGAMA ISLAM AN NUR LAMPUNG


TAHUN PELAJARAN 2020/2021
Kata Pengantar
            Puji syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan nafas kehidupan yang masih diberikan hingga saat ini kami dapat
menyelesaikan makalah  Bahasa Indonesia  kami ini dengan baik.
            Kami telah berusaha semaksimal mungkin menyelesaikan tugas ini.Jika
masih terdapat kekurangan penulisan  ataupun penyusunan kata-kata ,kami
mohon kritik dan sarannya yang bersifat membangun ,agar tugas kedepannya
lebih baik dari sekarang ini.
            Kami berharap kiranya dengan dibuatnya makalah ini,dapat bermanfaat
bagi semua orang yang membacanya,khususnya bagi kami dan juga dapat
bermanfaat bagi semua kalangan umum.
Pesawaran, 15 agustus 2020
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR         ……………………………………………………..i
DAFTAR ISI             ………………………………………………………..........ii           
BAB I                         PENDAHULUAN               
A.    LATAR BELAKANG   ……………………………………..1           
B.     RUMUSAN MASALAH                       ……………………………..2
C.    TUJUAN ……………………………………………………..2
BAB II            PEMBAHASAN
A.     HAKIKAT PARAGRAF         .............................................3
B.      JENIS PARAGRAF     ..........................................................6
C.    PENGEMBANGAN PARAGRAF      ……………………..9
D.    SYARAT PARAGRAF             ……………………………..12
BAB III          PENUTUP                
A.    KESIMPULAN ......................................................................15         
B.     SARAN    ..................................................................................15
C.    DAFTAR PUSTAKA    ..........................................................16
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Keraf (1980:62) menyatakan bahwa  paragraf adalah kesatuan pikiran yang terikat dengan sebuah
pikiran utama.  Oshima dan Hogue (2007:38) menyatakan  “A Paragraph is a group of related
statements that the writer develops a subject”.  McCrimmon (1984:195) berpendapat, “A paragraph
is a set of related sentences that work together to ekpress or develop an idea”. Tarigan (2008:35)
berpendapat, “Paragraf adalah seperangkat kalimat yang tersusun logis-sistematis yang merupakan
satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam
keseluruhan karangan”.

Walau diungkapkan pada redaksi yang berbeda, pengertian-pengertian tersebut memiliki persamaan
substansi. Persamaan tersebut terletak pada konsep kesatuan dan kehadiran ide pokok.  Keraf dan
Tarigan secara jelas menyatakan adanya kesatuan. McCrimmon menyatakan kesatuan dengan
redaksi “a set of related sentences”. Seperangkat kalimat yang saling berhubungan mengandung
pengertian bahwa sejumlah kalimat yang mengandung pikiran-pikiran itu menyatu dalam
hubungannya. Oshima dan Hogue mengemukakan kesatuan dengan redaksi “a group of  related
statements”. Sekelompok pernyataan yang saling berhubungan secara jelas menyatakan bahwa
pernyataan-pernyataan dalam grup yang bersangkutan menyatu dalam saling keterkaitannya itu.
Kehadiran ide pokok oleh Keraf diungkapkan dengan istilah pikiran utama; oleh Tarigan diungkapkan
dengan istilah pikiran pokok; oleh McCrimmon dengan istilah “an idea”; oleh Oshima dan Hogue 
dinyatakan dengan istilah “a subject”.

Konsep kesatuan, untuk kasus tertentu pada paragraf transisi bisa berupa satu buah pikiran atau
satu buah kalimat (Keraf, 1980:63). Namun selebihnya, kesatuan yang dimaksud dinyatakan oleh
beberapa kalimat atau beberapa pikiran.

Secara umum, pikiran yang ada di dalamnya terdiri atas satu pikiran utama dan satu atau beberapa
pikiran penjelas. Semua pikiran tersebut, secara kompak, menjelaskan suatu pikiran. Pikiran yang
dijelaskan tersebut tidak lain adalah pikiran utama.Berdasarkan hal tadi, dapat dikatakan bahwa
paragraf itu merupakan suatu sistem, yakni sistem pikiran yang dituangkan secara tertulis. Sebagai
suatu sistem, paragraf ini tentunya memiliki seperangkat pikiran yang tertata sedemikian rupa dan
saling berhubungan membentuk suatu kesatuan (totalitas). Dalam KBBI Daring (2008) dinyatakan
bahwa sistem adalah perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk
suatu totalitas. Perangkat unsur yang ada dalam paragraf itu, secara umum, terdiri atas pikiran
utama dan pikiran penjelas. Secara lebih khusus, komponen penjelas ini terdiri atas beberapa pikiran
lagi. Jumlah dan materi pikiran penjelas ini relatif. Hal itu tergantung pada pikiran utama yang
dijelaskannya.

1.2 Rumusan Masalah

1.      Apa Hakikat Paragraf?

2.      Apa saja jenis-jenis paragraf?

3.      Apa saja syarat paragraf ?

4.      Bagaimana pengembangan paragraf ?


1.3 Tujuan Penulisan

1.      Mengetahui Hakikat Paragraf

2.      Mengetahui Jenis-jenis paragraph

3.      Mengerti syarat paragraph

4.      Memahami Pengenbangan Paragraf

BAB II

PEMBAHASAN
A.    HAKIKAT PARAGRAF
Sebagai suatu entitas, paragraf ini memiliki hakikat. Pada paragraf terdapat sesuatu yang merupakan
penanda sebagai sebuah paragraf. Sesuatu yang bersangkutan merupakan hal yang mengeksiskan
satuan yang bersangkutan sebagai paragraf. Itulah hakikat paragraf.Deskripsi hakikat paragraf ini
terangkum pada pengertian paragraf. Untuk memperjelasnya, dapat dipelajari unsure
pembentuknya. Oleh karena itu, pada bagian ini disajikan pengertian dan unsure pembentuk
paragraf.

1.      Pengertian Paragraf

Keraf (1980:62) menyatakan bahwa  paragraf adalah kesatuan pikiran yang terikat dengan sebuah
pikiran utama.  Oshima dan Hogue (2007:38) menyatakan  “A Paragraph is a group of related
statements that the writer develops a subject”.  McCrimmon (1984:195) berpendapat, “A paragraph
is a set of related sentences that work together to ekpress or develop an idea”. Tarigan (2008:35)
berpendapat, “Paragraf adalah seperangkat kalimat yang tersusun logis-sistematis yang merupakan
satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam
keseluruhan karangan”.

Secara teknis, paragraf ini ditandai oleh teknik tertentu dalam penulisannya. Menurut konvensi
penulisan yang ditetapkan, penanda satuan yang bersangkutan sebagai paragraf ditandai oleh dua
alternatif penandaan, yakni takuk dan lurus (Bagus, 2010). Pertama, satuan paragraf ditandai oleh
penulisan awal paragraf dijorokkan ke dalam teks ke arah kanan antara 5 sampai dengan 7 karakter.
Bentuk paragraf demikain disebut bentuk takuk. Kedua, satuan paragraf ditandai oleh pemisahan
satuan yang bersangkutan dengan spasi yang lebih dari spasi baris di dalam paragraf yang
bersangkutan. Selisih spasi yang dimaksud antara 0.5 sampai dengan 1 spasi. Bentuk demikian
disebut bentuk lurus.

Sekaitan dengan teknis penulisan paragraf ini, Tarigan (2008) mengatakan bahwa penulisan paragraf
itu dimulai dengan baris baru yang yang dimajukan ke depan. Oshima dan Hogue (2007:3)
menunjukkan bahwa penulisan awal paragraf itu dilakukan dengan menginden kalimat awal paragraf
yang bersangkutan.

Untuk kepentingan menulis, karakteristik paragraf secara hakiki dan secara teknis perlu diperhatikan
penulis. Untuk menghasilkan paragraf yang baik, penulis harus memerhatikan karakteristik paragraf
secara hakiki. Untuk membantu pembaca dalam mengenali atau mengidentifikasi satuan-satuan
paragraf, penulis harus memerhatikan karakteristik paragraf secara teknis.

Untuk kepentingan membaca, karakteristik paragraf yang dipedomani pembaca adalah karakteristik
secara teknis. Jumlah kesatuan pikiran pada sebuah kesatuan fisik tulisan, pada fase awal
pembacaan, tidak dijadikan pedoman pembaca. Walaupun di dalam kesatuan fisik  tersebut terdapat
dua buah atau lebih kesatuan pikiran, dari kacamata pembaca, satuan yang bersangkutan dianggap
sebagai satu paragraf. Hanya saja, tentunya paragraf yang demikian itu tidak benar.

2. Unsur Pembentuk Paragraf

            Pendapat akhli dalam hal unsur pembentuk paragraf ini beragam. Keragaman pendapat ini
terletak pada variasi jumlah unsur. Tarigan mengatakan empat unsur; Oshima dan Hogue
mengatakan 3 unsur; Fitzpatrick mengatakan dua unsur. Tarigan (2008:13) mengatakan bahwa unsur
pembentuk paragraf itu bisa terdiri atas elemen transisi, kalimat topik, kalimat pengembang, dan
kalimat penegas.

           Tarigan mengatakan bahwa unsur-unsur pembentuk paragraf yang dikemukakan tadi tidak
semuanya selalu hadir pada paragraf. Unsur yang selalu hadir hanya kalimat topik dan kalimat
pengembang (Tarigan, 2008:15). Kehadiran kedua unsur ini diakui oleh semua ahli di bidang menulis.
Sehubungan dengan itu, unsur paragraf yang akan dikaji pada bagian ini adalah kalimat utama dan
kalimat penjelas.

            Tarigan (2008:18) mengatakan bahwa pada bahasa Indonesia terdapat istilah pikiran utama
dan kalimat utama. Kedua istilah ini merujuk pada hal yang sama. Lebih lanjut, dikatakannya bahwa
kalimat utama itu merupakan perwujudan pikiran utama. Kemudian, dikatakannya bahwa pada
bahasa Inggeris terdapat istilah main idea dan topik sentence yang keduanya ini merujuk pada hal
yang sama juga (Tarigan, 2008:18). Keraf (1980:70) mengatakan bahwa pikiran utama terdapat pada
kalimat utama. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua istilah, yakni kalimat utama dan
pikiran utama, diakui bisa saling menggantikan.

          Kalau istilah kalimat utama diganti dengan istilah pikiran utama, maka istilah  pikiran penjelas
akan diganti dengan istilah pikiran penjelas. Dengan demikian unsur pembentuk paragraf yang
dikupas pada bagian ini adalah pikiran utama dan pikiran penjelas.

a.       Pikiran Utama

Sesuai dengan namanya, pikiran utama merupakan  pikiran yang diutamakan atau dipentingkan,
yakni sesuatu yang dijadikan utama atau penting. Alwasilah (2007:125) mengatakan bahwa kalimat
topik menyatakan gagasan terpenting dalam paragraf. Gagasan terpenting tersebut tidak lain adalah
pikiran utama. Oshima dan Hogue (2007:39) mengatakan “The topik sentence is the most important
sentence in a paragraph”. Kalimat yang paling penting dalam paragraf tersebut tentunya
mengandung pikiran yang paling penting.

Status utama atau penting tadi mengandung pengertian bahwa  pikiran utama merupakan hal yang
dimaksudkan pada paragraf yang bersangkutan. Walau di dalam paragraf  tersebut terdapat banyak
pikiran yang membangunnya, namun yang dimaksudkan dengan uraian tersebut hanya satu, yakni
pikiran utama itu.  Semua pikiran pembentuk paragraf mengarah kepada hal yang dimaksudkan tadi,
sesuatu yang diutamakan. Oleh karena itu, pikiran utama merupakan rangkuman paragraf.
McCrimmon (1984:199) mengatakan “A topik sentence is a statement that summarizes the idea
being developed in a paragraph.”  Oleh karena itu, pikiran utama itu bisa juga dikatakan sebagai
pikiran yang menjiwai seluruh pikiran dalam paragraf tersebut (Nafiah, 1981).

Karena pikiran utama itu menjiwai semua pikiran yang ada maka pikiran utama itu bersifat umum.
Fitzpatrick (2005:13) mengatakan “…is called a topik sentence. It is the most general sentence in a
paragraph”. Tarigan (2008:18) mengatakan bahwa pikiran utama paragraf bersifat umum. Pikiran-
pikiran lainnya, yang berupa pikiran penjelas, bersifat khusus.  Hal ini mengandung pengertian
bahwa pikiran utama itu memiliki muatan aspek pikiran yang banyak/luas. Di situlah letak
keumuman yang dimaksudkan. Sementara, pikiran-pikiran penjelas tidak lain adalah aspek-aspek
pikiran terkandung pada pikiran umum tadi itu. Pada saat penulis menuangkan pikiran-pikiran
khusus sebagai penjelas, pada dasarnya penulis yang bersangkutan sedang menuangkan aspek-
aspek khusus yang melekat pada pikiran umum tadi.

b. Pikiran Penjelas

Sesuai dengan namanya, pikiran penjelas adalah pikiran yang menjelaskan pikiran utama. Oshima
dan Hogue (2007:44) berkata, “Supporting sentences explain the topik by giving more information
about it.”  Fitzpatrick (2005:13) berpendapat, “The supporting sentences provide the details and
evidence the reader needs to understand the main point.”  Dalam pikiran-pikiran penjelas, disajikan
informasi yang berupa rincian keterangan tentang pikiran utama. Dengan informasi-informasi
tersebut, pikiran utama menjadi jelas. 

Hal tadi mengandung pengertian bahwa semua pikiran penjelas pada paragraf yang bersangkutan
harus berpusat pada pikiran utama yang sama. McCrimmon (1984:195) berkata, “The paragraph as a
whole should focus on that idea”.  Hal ini berkaitan dengan peran pikiran penjelas. Sebagaimana
tergambar pada pengertiannya, pikiran harus fungsional dalam menjelaskan pikiran utama. Peran ini
akan jalan bila pikiran penjelas menerangkan aspek kandungan pikiran utama. Pikiran penjelas yang
demikian dinamakan mengacu atau berpusat pada pikiran utama.

Jumlah pikiran penjelas yang harus dihadirkan untuk menjelaskan pikiran utama ini relatif. Hal ini
tergantung pada topik yang dikandung pikiran utama. Idealnya, penentuan jumlah pikiran penjelas
ini dilakukan dengan memperhatikan topik pikiran utama dan kebutuhan pembaca. McCrimmon
(1984:201) berujar, “How much explanation an idea requires depends on how much your reader
need.” Hanya saja, untuk mengidentifikasi kebutuhan pembaca itu relatif lebih sulit daripada
mengidentikasi aspek kandungan pikiran utama.

Pikiran utama itu memang memiliki aspek-aspek kandungan yang harus diinformasikan pada pikiran
penjelas. Oshima dan Hogue (2007:39) mengatakan bahwa pikiran utama memiliki topik. Topik yang
dimaksud adalah pokok masalah paragraf yang bersangkutan. Topik tersebut adalah konsep.
Sementara konsep memiliki komprehensi (Rapar,1996:29). Adapun yang dimaksudkan dengan
komprehensi adalah segala hal yang terkandung di dalam konsep yang bersangkutan (Poespoprojo,
1999:52)
B. JENIS JENIS PARAGRAF
Jenis-jenis paragraf dalam dunia bahasa merupakan buah dari pikiran pokok sebuah karangan yang
kemudian dikembangkan menjadi satu karya tulis yang baik. Macam-macam paragraf yang kita
ketahui ada 5 jenis yaitu :
Paragraf argumentasi
Paragraf deskripsi
Paragraf eksposisi
Paragraf persuasi
Paragraf naratif
Pada jenis paragraf tersebut terdiri dari pikiran pokok, gagasan, atau ide dasar yang kemudian
dibantu dengan kalimat pendukung. Penggunaan paragraf tersebut memiliki fungsi tersendiri dalam
sebuah karangan. Berikut ini kita pelajari perbedaan kegunaan paragraf-paragraf tersebut.

Jenis jenis paragraf pada perkembangannya akan bergantung kepada penempatan kalimat topik,
bentuk kalimat topik, dan cara mengembangkan kalimat pada topik tersebut. Berdasarkan hal
tersebut, berikut ini macam-macam paragraf yang dipakai dalam karya tulis :
Paragraf Argumentasi
     merupakan paragraf yang berisi ide atau gagasan dengan diikuti alasan yang kuat untuk
menyakinkan pembaca dengan isinya yang mengemukakan suatu pendapat yang diyakini. Ciri ciri
paragraf argumentasi meliputi :
Untuk penulisan karya tulis yang bersifat nonfiksi atau ilmiah
Memberikan asumsi yang bertujuan untuk memberikan keyakinan kepada orang lain, bahwa apa
yang dikemukakan merupakan kebenaran
Menyertai bukti-bukti yang mendasari argumen tersebut berupa data, tabel, gambar dan sebagainya
Terdapat kesimpulan di akhir paragraf.
Paragraf Deskripsi   
  merupakan gagasan pokok yang menggambarkan suatu objek sehingga para pembaca seakan bisa
melihat, mendengar, atau merasa objek tersebut. Tujuannya adalah untuk merasakan sendiri dari
semua yang ditulis oleh penulis. Objek tersebut dapat berupa orang, benda, atau tempat. Ciri ciri
paragraf deskriptif yaitu :
Berisi bacaan yang melukiskan objek tertentu (orang, tempat, keindahan alam dll)
Pembaca bisa terbawa ke dalam alur cerita karya tulis tersebut
Paragraf Eksposisi     
    merupakan jenis paragraf yang tulisannya memberikan informasi mengenai sebuah teori, teknik,
kiat, atau petunjuk sehingga orang yang membacanya akan bertambah wawasan. Ciri-ciri paragraf
eksposisi meliputi :
Mengandung informasi di dalamnya
Karya tulis yang bersifat nonfiksi atau ilmiah
Bertujuan menjelaskan dan memaparkan
Berdasarkan fakta
Tidak bermaksud mempengaruhi
Paragraf persuasif 

Merupakan jenis paragraf yang bertujuan meyakinkan dan membujuk pembaca agar
melaksanakan atau menerima gagasan penulis terhadap suatu hal.

Terdapat bukti dan fakta yang mempengaruhi atau membujuk pembaca


Tulisan yang mendorong dan mempengaruhi dalam suatu hal
Bahasa yang digunakan dibuat menarik untuk memberikan kesan kepada pembaca

Paragraf narasi         

    merupakan bentuk paragraf yang menceritakan serangkaian kejadian atau peristiwa yang disusun
berdasarkan urutan waktu terjadinya kejadian tersebut. Ciri ciri paragraf narasi :

Terdapat tokoh, tempat, waktu, dan suasana dalam cerita


Mementingkan urutan waktu maupun urutan peristiwa
Digunakan dalam karya fiksi ( cerpen,novel,roman) maupun dalam tulisan nonfiksi (biografi, cerita
nyata dalam surat kabar,sejarah,riwayat perjalanan).

Contoh – contoh paragraf


1. Contoh paragraf argumentasi

“Polusi udara dan lingkungan hampir terjadi di seluruh dunia, bahkan di Indonesia yang terutama
terjadi pada kota-kota besar. Kendaraan bermotor yang semakin banyak, asap pabrik dan limbahnya
adalah contohnya, yang dapat mengakibatkan kerugian yang cukup besar, seperti udara menjadi
kotor dan tidak sehat…”

2. Contoh paragraf deskripsi

“Mahasiswi itu terlihat tinggi semampai dengan balutan kebaya berwarna merah yang membuat
kulit badannya yang kuning langsat tersebut nampak semakin cantik. Wajahnya dihiasi mata bulat
yang bersinar dan disertai bulu mata yang tebal…”

3. Contoh paragraf eksposisi

“Bantuan untuk para korban musibah gempa yang terjadi di Yogyakarta sampai saat ini belum
merata. Keadaan tersebut kemudian melibatkan beberapa wilayah mengalami kekurangan bahan
pangan dan alat-alat kebutuhan sehari-hari seperti pada wilayah Bantul dan Muntilan..”

4. Contoh paragraf persuasif

” Penggunaan sayuran organik dalam bahan makanan dirasakan lebih sehat , awet, dan lebih enak.
Selain itu, penjualan sayuran organik akan lebih menguntungkan daripada sayuran biasa..”

5. Contoh paragraf narasi

“Suatu siang yang terik terlihat gadis itu berjalan dengan mempercepat langkahnya untuk menuju
pintu rumahnya seperti ketakutan akan ada yang memergoki kedatangannya. Dengan susah payah
pintu rumah pun di buka namun, mukanya berganti dengan rasa terkejut karena lelaki tersebut yang
membukakan pintunya..”

Jenis paragraf mungkin berbeda dengan berbagai jenis pantun dari sisi penulisan dan makna, namun
secara umum karya sastra yang baik dan benar tentu menekankan penggunaan paragraf yang
sempurna.
C. PENGEMBANGAN PARAGRAF
Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara
penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea.
Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke
sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. 

Macam-macam Paragraf
a.     Berdasarkan sifat dan tujuannya paragraf dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1)    Paragraf pembuka
Paragraf pembuka merupakan paragraf yang berperan sebagai pengatur untuk sampai kepada
masalah yang akan diuraikan
2)    Paragraf penghubung
Paragraf penghubung ialah semua paragraf yang terdapat antara paragraf pembuka dan penutup
yang berisi uraian masalah yang dibahas.
3)    Paragraf penutup
Paragraf penutup ialah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian
karangan.

b. Berdasarkan kalimat utamanya, paragraf terbagi menjadi:


1)    Paragraf deduksi
Paragraf deduksi ialah paragraf yang kalimat utamanya terletak diawal.

2)    Paragraf Induksi
Paragraf induksi adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak diakhira paragraf

3)    Paragraf kombinasi (campuran)


Paragraf kombinasi ialah paragraf yang kalimat utamanya terletak diawal dan diakhir paragraf.

4)    Paragraf deskripsi

Paragraf Deskripsi adalah paragraf yang tidak memiliki 

c. Berdasarkan isi, paragraf terbagi menjadi:


1) Paragraf narasi
Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam
satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga
unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur
itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan
berdasarkan plot atau alur. Narasi dapat berisi fakta atau fiksi. Contoh narasi yang berisi fakta:
biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman. Contoh narasi yang berupa fiksi: novel, cerpen,
cerbung, ataupun cergam.

Paragraf deskripsi
Paragraf deskripsi ialah karangan yang berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga
pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
 
Paragraf eksposisi
Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi
atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan
grafik, gambar atau statistik.

Paragraf argumentasi

Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta
sebagai alasan/ bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari
pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.

Paragraf persuasi

Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Dalam persuasi pengarang
mengharapkan adanya sikap motorik berupa motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh
pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.

D.    SYARAT-SYARAT PENGEMBANGAN PARAGRAF


Sama halnya dengan kalimat yang baik, maka paragraf yang baik juga harus memenuhi syarat-syarat
tertentu. Syarat-syarat itu ialah:
a. Kesatuan

    Yang dimaksud dengan kesatuan ialah paragraf harus memperhatikan dengan jelas suatu maksud
atau sebuah tema tertentu. Sebuah paragraf dikatakan memiliki kesatuan bila unsur-unsurnya
bersama-sama bergerak menunjang sebuah maksud tunggal atau gagasan utamanya.

b. Koherensi

Sebuah paragraf bukanlah sebuah tumpukan kalimat-kalimat yang masing-masing bersdiri sendiri,
tetapi kalimat-kalimat itu dibangun oleh adanya hubungan timbal-balik. Dengan demikian diperlukan
urutan pikiran yang koheren (terpadu), sehinga tidak terdapat loncatan pikiran yang
membingungkan. Suatu paragraf dikatakan koheren jika kalimat-kalimat itu saling berhubungan
untuk mendukung pikiran utama.

    Pengembangan Paragraf
a.    Pengembangan alamiah
Pengembangan secara alamiah ini seorang penulis dapat menggunakan pola yang sudah ada pada
obyek atau kajian yang dibicarakan. Penulis dapat menggunakan dua pola. Pertama, pola spesial
atau urutan ruang, misalnya gambaran dari depan ke belakang, dari luar kedalam dan sebagainya.
Kedua, pola kronologis atau urutan waktu, misalnya gambaran urutan terjadinya peristiwa,
perbuatan atau tindakan, tadi sekarang, nanti, besok, dan sebagainya.

b.    Pengembangan klimaks dan antiklimaks

Pembuatan klimaks dilakukan dengan penampilan gagasan utama yang rinci dari persoalan yang
paling rendah kedudukannya. Sementara itu pengembangan antiklimaks merupakan kebalikan dari
klimaks.

c.    Pengembangan Perbandingan dan Pertentangan


Paragraf perbandingan dan pertenntangan ialah cara pengarang menunjukkan kesamaan atau
perbedaan antara dua orang , subjek atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu (Keraf
dalam Mudlofar 2002: 99).

Fanatisme dan semangat yang dua hari lalu sempat pudar, di pertandingan semi final hari Kamis
malam telah kembali. Dengan modal itu pula dan teknik permainan yang lumayan baik PSSI A maju
ke final turnamen sepak bola Piala Kemerdekaan V, setelah mendudukkan Malaysia 2-0 (1-0). Di final
hari Sabtu, PSSI A menghadapi Australia yang mengalahkan Thailand 2-0. (Sumber: Kompas)

d.    Pengembangan analogi
Pengembangan analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudah terkenal
umum dengan yang tidak dikenal umum.

e.    Pengembangan contoh-contoh
Gagasan yang terlalu umum sifatnya sulit dipahami. Agar pembaca menjadi jelas diperlukan ilustrasi-
ilustrasi konkret. Ilustrasi konkret inilah yang nantinya dikembangkan menjadi contoh-contoh.

f.    Pengembangan Akibat -Sebab akibat


Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berupa hubungan sebab akibat dan akibat sebab.
Sebab dapat bertindak sebagai kalimat utama, sedangkan akibat merupakan kalimat penjelas. Dapat
pula sebaliknya , akibat sebagai pikiran utama dan sebab sebagai pikiran penjelas.

g.    Pengembangan definisi luas


Yang dimaksud pengembangan definisi luas ialah pengarang bermaksud memberikan keterangan
atau arti terhadap sebuah istilah atau hal (keraf dalam Mudlofar 2002: 102).

h.    Pengembangan klasifikasi
Dalam pengembangan karangan kadang-kadang diperlukan pengelompokan hal-hal yang
mempunyai persamaan. Pengelompokan ini bekerja kedua arah yang berlawanan, yaitu pertama
mempersatukan satuan-satuan kedalam satu kelompok., dan kedua, memisahkan satuan-satuan tadi
dari kelompok yang lain (keraf dalam Mudlofar 2002: 103).

i.    Pengembangan umum khusus-khusus umum


Cara pengembangan paragraf umum khusus-khusus umum merupakan cara yang paling umum
dipakai. Paragraf umum khusus dikembangkan dengan meletakkan pikiran utama pada awal
paragraf kemudian rician-rincian berada pada kalimat-kalimat berikutnya. Sebaliknya paragraf
khusus umum, mula-mula dikembangkan rincian-rincian kemudian pada akhir paragraf disampaikan
generalisasinya. Jadi paragraf umum khusus bersifat deduktif, sedangkan paragraf induktif bersifat
khusus umum.
BAB III

PENUTUP
A.    Kesimpulan

            Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana
cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea.
Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke
sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi.
            Jenis-jenis paragraf dalam dunia bahasa merupakan buah dari pikiran pokok sebuah karangan
yang kemudian dikembangkan menjadi satu karya tulis yang baik. Macam-macam paragraf yang kita
ketahui ada 5 jenis yaitu :

Paragraf argumentasi
Paragraf deskripsi
Paragraf eksposisi
Paragraf persuasi
Paragraf naratif

Pada jenis paragraf tersebut terdiri dari pikiran pokok, gagasan, atau ide dasar yang kemudian
dibantu dengan kalimat pendukung. Penggunaan paragraf tersebut memiliki fungsi tersendiri dalam
sebuah karangan. Jenis jenis paragraf pada perkembangannya akan bergantung kepada penempatan
kalimat topik, bentuk kalimat topik, dan cara mengembangkan kalimat pada topik tersebut.

B.     Saran

Diharapkan kita mampu memahami dan mengerti tentang paragraph.Seperti apa saja syarat-syarat
paragraph yang telah ditentukan berdasarkan jenis-jenis paragraph masing-masing,agar paragraph
yang kita buat menjadi paragraph yang sempurna dengan aturan-aturan yang pada dasarnya sudah
ditentukan.Kiranya kita mengetahui jenis-jenis dari paragraph itu dan mengetahui bagaimana aturan
masing –masing paragraph dari contoh yang telah dipaparkan.Agar paragraph yang telah kita buat
dapat dimengerti dengan sempurna.

Daftar Pustaka

McCrimmon (1984:195)

Tarigan (2008:35)

KBBI Daring (2008)

http://erisoncs.student.ipb.ac.id

http://digilib.uinsby.ac.id

Anda mungkin juga menyukai