Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari kegiatan interaksi dengan orang lain.
Keahlian secara lisan merupakan salah satu hal penting disamping ahli secara tertulis. Seseorang
yang mempunyai keahlian dalam oralnya akan dapat lebih diterima oleh orang lain.
Oleh sebab itu, selain memiliki kemahiran dalam mengungkapkan pikiran secara lisan atau
dengan singkat penyajian lisan, juga harus memiliki penguasaan bahasa yang baik dan lancar
dengan mengetahui metode-metode dan hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam penyajian lisan
agar sanggup mengadakan reaksi yang cepat dan tepat dengan orang lain.

B.     Rumusan Masalah


1. Apa saja metode yang digunakan dalam penyajian oral?
2. Apa saja persiapan-persiapan yang harus dilakukan untuk penyajian lisan?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa saja metode yang digunakan dalam penyajian oral.
2.      Untuk mengetahui apa saja persiapan-persiapan yang harus dilakukan dalam penyajian lisan.

D.    Manfaat
1.      Sebagai bahan referensi pembaca untuk mempelajari lebih mendalam tentang metode-metode dan
persiapan-persiapan dalam penyajian lisan.
2.      Sebagai bahan ajar pembaca dalam melakukan penyajian lisan kepada suatu kelompok massa.
PEMBAHASAN

1. Peranan Pidato

Peranan pidato, ceramah, penyajian penjelasan lisan kepada suatu kelompok massa
merupakan suatu hal yang sangat penting, baik dalam waktu sekarang maupun waktu yang akan
datang. Mereka yang mahir berbicara dengan mudah dapat menguasai massa, dan berhasil
memasarkan gagasan mereka sehingga dapat diterima oleh orang-orang lain.

2.      Metode Penyajian Oral

Berhubungan dengan penyajian lisan ini, dikenal dengan empat macam metode penyajian
lisan, yaitu :
a.       Metode Impromptu (serta merta)
Adalah metode penyajian berdasarkan kebutuhan sesaat. Tidak ada persiapan sama sekali,
pembicara secara serta-merta berbicara berdasarkan pengetahuannya dan kemahirannya.
b.      Metode Menghafal
Metode ini merupakan lawan dari metode impromptu. Penyajian lisan yang dibawakan dengan
metode ini bukan saja direncanakan, tetapi ditulis secara lengkap kemudian dihafal kata demi kata.
c.       Metode Naskah
Metode ini jarang dipakai, kecuali dalam pidato resmi atau pidato-pidato radio. Mata pembicara
selalu ditujukan ke naskah, sehingga tak bebas menatap pendengarnya.
d.      Metode Ekstemporan (tanpa persiapan naskah)
Uraian yang akan dibawakan metode ini direncanakan dengan cermat dan dibuat catatan-catatan
yang penting, yang sekaligus menjadi urutan bagi uraian itu.
3.      Persiapan Penyajian Lisan

Persiapan-persiapan untuk penyajian lisan, dapat dilihat melalui ketujuh langkah berikut:
A.    Meneliti Masalah:
1. Menentukan maksud.
2. Menganalisa pendengar dan situasi.
3. Memilih dan menyempitkan topik.
B.     Menyusun Uraian:
4. Mengumpulkan bahan.
5. Membuat kerangka uraian.
6. Menguraikan secara mendetail.
C.       Mengadakan Latihan:
7. Melatih dengan suara nyaring.
Namun sesuai dengan sifatnya yang khusus beberapa hal akan diuraiakan lagi lebih lanjut,
yaitu: menentukan maksud dan topik, menganalisa pendengar dan situasi, menyusun uraian, dan
mengadakan latihan oral.

4. Menentukan Maksud dan Topik

a) Topik dan Judul


Untuk memilih sebuah topik yang baik, maka pembicara memperhatikan beberapa aspek
berikut:
1.      Topik yang dipilih hendaknya sudah diketahui serba sedikit, serta ada kemungkinan untuk
memperoleh lebih banyak keterangan atau informasi.
2.      Persoalan yang dibawakan hendaknya menarik perhatian pembicara sendiri.
3.      Persoalan yang dibicarakan hendaknya menarik pula perhatian pendengar.
4.      Persoalan yang dibahas tidak boleh melampaui daya tangkap pendengar, atau sebaliknya terlalu
mudah untuk daya intelektual pendengar.
5.      Persoalan yang dibawakan dalam penyajian, harus dapat diselesaikan dalam waktu yang
disediakan.
Hal kedua yang harus diperhatikan adalah judul komposisi lisan itu. Judul adalah etiket yang
diberikan kepada komposisi lisan itu, untuk menimbulkan rasa ingin tahu terhadap masalah yang
diuraikan.
b) Maksud dan Tujuan
Ø  Maksud Umum
1)      Mendorong
2)      Menyakinkan
3)      Bertindak atau berbuat
4)      Memberitahukan
5)      Menyenangkan
Ø  Maksud Khusus
Tujuan khusus dapat diartikan sebagai suatu tanggapan khusus yang diharapkan dari pendengar-
pendengar setelah pembicara menyelesaikan uraiannya.

5. Menganalisa Situasi dan Pendengar

a) Menganalisa Situasi
Sebelum memulai berbicara harus memperhatikan siapa pendengarnya, bagaimana latar
belakang kehidupan mereka, serta bagaimana situasi yang ada apa waktu presentasi oralnya
berlangsung.
b) Menganalisa pendengar
Ø  Data-data Umum
Data-data umum yang dapat dipakai untuk menganalisa para hadirin adalah: jumlah, kelamin, usia,
pekerjaan, pendidikan, dan keanggotan politik atau sosial.
Ø  Data-data Khusus
Data-data tersebut meliputi:
1)      Pengetahuan pendengar mengenai topik yang dibawakan.
2)      Minat dan keinginan pendengar.
3)      Sikap pendengar.
6.      Penyesuaian Diri

Pembicara harus menyiapkan dan mempelajari topik pembicaraannya dengan sebaik-baiknya


dan mengadakan konsentrasi sehingga informasinya tidak akan diragukan oleh pendengar.
Beberapa penyesuaian yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Penyesuaian terhadap sikap bermusuhan
b. Penyesuaian terhadap sikap angkuh
c. Penyesuaian terhadap beberapa sikap umum

7. Penyusunan Bahan

a) Teknik Penyusunan Bahan


Teknik susunan ini sebenarnya mencoba untuk memanfaatkan kecenderungan alamiah pada
manusia. Untuk memanfaatkan aspek psikologis tersebut pembicara dapat mempergunakan teknik
berikut untuk menyusun materinya:
1.      Dalam bagian pengantar uraiannya, ia menyampaikan suatu orientasi mengenai apa yang akan
diuraikannya, serta bagaimana usaha untuk menjelaskan tiap bagian itu,
2.      Sesudah memasuki materi uraian, tiap kali pembicara harus menonjolkan bagian-bagian yang
penting sebagai sudah dikemukakan pada awal orientasinya.
3.      Pada akhir uraian sekali lagi pembicara menyampaikan ikhtisar seluruh uraiannya tadi, agar
hadirin dapat memperoleh gambaran secara bulat mengenai seluruh masalah yang baru saja selesai
dibicarakan itu.
b) Menyiapkan Catatan
Mula-mula pembicara menyiapkan suatu catatan. Yang mendetail atau suatu uraian yang
lengkap, kemudian dipelajarinya lebih lanjut sehingga dapat menguasai materi pembicaraannya.
Bila materi sudah dikuasai , ia dapat membuat catatan-catatan baru yang lebih singkat sebagai
pemandu urutan materi pembicaraannya itu. Atau cara lain adalah tetap mempergunakan catatan
atau naskah yang lengkap dengan menggaris bawahi bagian-bagian kuncinya, yang akan digunakan
sebagai catatan dalam pembicaraannya itu.
8. Penyajian Lisan

Penyajian lisan merupakan puncak dari seluruh persiapan yang dilakukan melalui ketujuh
langkah diatas, khususnya latihan oral. Beberpa hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian lisan:
a). Penyajian pada kelompok kecil
Ø  Gerak-gerik
Ø  Teknik Bicara
Ø  Transisi
Ø  Alat Peraga
b). Penyajian pada kelompok besar
Ø  Pembukaan
Ø  Kecepatan Berbicara
Ø  Artikulasi

9. Cara Menganalisa

Sebagai penutup dari uraian mengenai presentasi lisan dari sebuah komposisi akan
diberikan sebuah contoh untuk mengkonkretkan teknik untuk menganalisa pendengar dan situasi
sehingga pembicara dapat menyusun bahan-bahannya lebih terarah.
Beberapa hal yang dianalisa yaitu: topik, judul, tujuan umum, tujuan khusus, pendengar,
kesempatan, analisa pendengar, dan penyesuaian yang dilakuakan terhadap pendengar.
PENUTUP

A. Simpulan

Dalam penyajian lisan ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya metode-
metode penyajian oral dan persiapan-persiapan penyajian lisan. Metode yang digunakan yaitu:
metode impromptu (serta merta), metode menghafal, metode naskah, dan metode ekstemporan
(tanpa persiapan naskah). Sedangkan persiapan penyajian lisan yaitu: menentukan maksud dan
topik, menganalisa situasi dan pendengar, menyusun uraian/bahan, dan mengadakan latihan oral.

B. Saran

Setelah mempelajari makalah ini diharapkan pembaca dapat melakukan penyajian lisan
secara baik dengan mengadakan latihan intensif sebelum menyampaikan pidatonya didepan massa
agar sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

Keraf, Gorys. 1979. Komposisi. Flores, NTT, Indonesia: Nusa Indah.

Anda mungkin juga menyukai