Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

AGAMA
“PROSES PENCIPTAAN MANUSIA”

DOSEN PENGAMPU : Gustrivoni, S.Th.I, M.Pd, P,Ag

Disusun Oleh:

SITI AISYAH
NIM. 2114201137

KELAS D
JURUSAN S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TUANKU PAHLAWAN TAMBUSAI
2021

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul: “PROSES PENCIPTAAN MANUSIA” ini dapat dibuat dengan sebaik-
baiknya. Adapun makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini , dan juga tentunya
kepada bapak Gustrivoni, S. Th.I.M. Pd, P . Ag. yang telah membimbing dan
membantu penulis dalam memberikan ilmu yang bermanfaat dan sangat berguna
dalam menyelesaikan tugas ini.
Adapun tujuan makalah ini dibuat untuk mengetahui proses penciptaan
manusia. Penulis berusaha menulis makalah ini dengan sebaik-baiknya dan berharap
makalah ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Sehingga dapat bermanfaat
bagi pembaca dan dapat menambah ilmu pengetahuan serta wawasan.
Dalam penulisan makalah ini, penulis tidak berniat untuk mengubah
materi yang sudah tersusun. Namun, hanya lebih pendekatan pada study banding
atau membandingkan beberapa materi yang sama dari berbagai referensi dan
sudut pandang. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu kritik dan saran yang konstruktif sangat diharapakan
dari para pembaca. Agar dikemudian hari penulis dapat memperbaiki segala
kekurangan. Akhirnya penulis berharap semoga karya kecil ini memberi manfaat
yang besar bagi kita semua, Aamiin

Bangkinang, 6 september 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3
A. Ayat-Ayat Mengenai Proses Penciptaan Manusia.............................................3
B. Proses Penciptaan Manusia Dalam Pandangan Islam Dan Sains................10
C. Proses Penciptaan Manusia.....................................................................................13
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................................21
A. Kesimpulan..................................................................................................................21
B. Saran........................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia selain diciptakan sebagai makhluk Allah yang paling mulia,
ia juga diciptakan sebagai khalifah di muka bumi dan berfungsi sebagai
makhluk paedagogik, yaitu makhluk Allah yang dilahirkan dengan membawa
potensi yang dapat dididik dan mendidik. Apabila potensi itu tidak
dikembangkan, niscaya ia kurang bermakna dalam kehidupan. Oleh karena
itu, perlu dikembangkan dan pengembangan itu senantiasa dilakukan dalam
usaha dan kegiatan pendidikan (proses pendidikan).
Mengingat sangat pentingnya pendidikan itu bagi kehidupan bangsa
dan negara, maka hampir seluruh negara di dunia ini menangani secara
langsung masalah-masalah yang berhubungan langsung dengan pendidikan.
Dalam hal ini masingmasing negara itu menentukan sendiri dasar dan tujuan
pendidikan di negaranya. Masing-masing bangsa mempunyai pandangan
hidup sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Demikian pula masing-masing orang mempunyai bermacam-macam
tujuan pendidikan yaitu melihat kepada cita-cita, kebutuhan dan keinginannya.
Jadi pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan
dan kebutuhan mendasar setiap manusia. Keberhasilan pendidikan akan
berpengaruh besar terhadap tatanan hidup dan taraf kehidupan masyarakat,
baik secara formal maupun nonformal.
Secara umum manusia itu seperti mahkluk-mahkluk lainnya seperti
malaikat, jin, hewan dan benda-benda angkasa semuanya itu adalah ciptaan
dari Allah SWT. Manusia diciptakan secara alamiah karena dalam penciptaan
nabi Adam itu Allah menjadikannya dari tanah yang bersifat materi yaitu dari
unsur-unsur sari pati tanah yang kemudian ditiupkan ruh oleh Allah sehingga
dapat hidup,berkembang, berfikir, bergerak, dilihat dan dirasakan. Dengan

1
demikian maka manusia secara harfiah dapat didefinisikan kepada “makhluk
yang secara potensial memiliki watak yang jinak serta.
Proses penciptaan manusia sudah diterangkan Allah dalam Al-Qur‟an.
Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari sari pati tanah, maksudnya proses
kejadian manusia itu berasal dari sari pati tanah yang menghasilkan berbagai
jenis makanan yang kemudian dikonsumsi oleh manusia. Hal ini diterangkan
dalam Al- Qur‟an.
Al-Quran, kitab suci yang sangat sempurna, telah memuat bagaimana
Allah Subhanahu wa Ta‟ala menjelaskan tentang proses penciptaan manusia
dengan begitu jelas, sejak dari bentuk nuthfah sampai menjadi manusia
sempurna. Demikian agung dan besar kekuasaan Allah, dan ilmu pengetahuan
modern telah membuktikan kebenaran Al-Quran yang diturunkan 15 abad
yang lalu tersebut. Ayat-ayat yang membahas mengenai proses penciptaan
manusia akan dibahas dalam makalah ini beserta dengan proses penciptaan
manusia dalam islam dan sains.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Ayat-ayat Al-Qur‟an yang menjelaskan mengenai proses
penciptaan manusia?
2. Bagaimanakah Proses penciptaan manusia dalam pandangan islam dan
sains?
3. Bagaimana proses penciptaan manusia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Ayat-ayat Al-Qur‟an yang menjelaskan mengenai
proses penciptaan manusia
2. Untuk mengetahui dan memahami Proses penciptaan manusia dalam
pandangan islam dan sains
3. Untuk mengetahui dan memahami Proses penciptaan manusia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ayat-Ayat Mengenai Proses Penciptaan Manusia


Sesungguhnya dalam penciptaan setiap makhluk yang hidup itu telah
dibekali dengan berbagai potensi yang memudahkan untuk berkembang
setelah masa kelahirannya, seperti halnya yang terjadi pada binatang ia juga
memiliki potensi yang berupa naluri, nampak begitu lahir ia langsung
mempunyai naluri yang mampu dengan cepat untuk menemukan cara
menyusu, berlindung pada induknya dan cara makan. Berbeda dengan
manusia, ia juga memiliki naluri semacam ini bahkan lebih kuat.
Apa yang dimiliki manusi tidak dimiliki oleh binatang. Manusia
diciptakan oleh Allah SWT dari sari pati tanah, maksudnya proses kejadian
manusia itu berasal dari sari pati tanah yang menghasilkan berbagai jenis
makanan yang kemudian dikonsumsi oleh manusia. Hal ini diterangkan dalam
Al- Qur‟an.
Al-Quran, kitab suci yang sangat sempurna, telah memuat bagaimana
Allah Subhanahu wa Ta‟ala menjelaskan tentang proses penciptaan manusia
dengan begitu jelas, sejak dari bentuk nuthfah sampai menjadi manusia
sempurna. Demikian agung dan besar kekuasaan Allah, dan ilmu pengetahuan
modern telah membuktikan kebenaran Al-Quran yang diturunkan 15 abad
yang lalu tersebut.
Beberapa ayat Al-Quran yang membahas tentang proses penciptaan
manusia:
1. Surah Al-Hajj Ayat 5

3
“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur),
Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah,
kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari
segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar
Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami
kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu
sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada
kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara
kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya Dia tidak mengetahui
lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. dan kamu Lihat bumi ini
kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu
dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang
indah”
Pada ayat ini Allah s.w.t menerangkan proses kejadian manusia di
dalam rahim ibunya dan kehidupan manusia setelah ia lahir sampai mati
sebagai berikut:
a. Allah telah menciptakan manusia pertama, yaitu Adam a.s, adalah dari
tanah. Kemudian dari Adam diciptakan istrinya Hawa, dari kedua jenis
ini berkembang biak manusia dalam proses yang banyak. Dan dapat
pula berarti bahwa manusia diciptakan Allah berasal dari sel mani,
yaitu perkawinan sperma laki-laki dengan ovum di dalam rahim
wanita. Kedua sel itu berasal dari darah, darah berasal dari makanan
yang dimakan manusia. Makanan manusia ada yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan dan ada yang berasal dari binatang ternak atau
hewan-hewan yang lain. Semuanya itu berasal dari tanah sekalipun
telah melalui beberapa proses. Karena itu tidaklah salah jika dikatakan
bahwa manusia itu berasal dari tanah.

4
b. Dalam ayat ini disebutkan bahwa manusia itu berasal dari “nuthfah”.
Yang dimaksud dengan “nuthfah” ialah setetes mani. Setetes mani
laki-laki itu mengandung beribu-ribu sperma yang tidak dapat dilihat
dengan mata, tanpa menggunakan alat pembesar. Salah satu dari
sperma ini bertemu dengan ovum dalam rahim wanita dengan
perantaraan persetubuhan yang dilakukan oleh kedua jenis manusia itu.
Pertemuan sperma dan ovum ini merupakan perkawinan yang
sebenarnya, dan pada waktu itulah terjadi proses pertama dari kejadian
manusia yang serupa terjadi pula pada binatang.
c. Sperma dan ovum yang telah menjadi satu itu bergantung pada dinding
rahim si ibu dan setelah beberapa lama berubah menjadi segumpal
darah.
d. Dari segumpal darah berubah menjadi segumpal daging.
e. Kemudian ada yang menjadi segumpal daging yang sempurna, tidak
ada cacad dan kekurangan pada permulaan kejadiannya, dan ada pula
yang menjadi segumpal daging yang tidak sempurna, terdapat cacat
dan kekurangan. Berdasarkan kejadian sempurna dan tidak sempurna
inilah menimbulkan perbedaan bentuk kejadian bentuk manusia,
perbedaan tinggi dan pendeknya manusia dan sebagainya. Proses
kejadian “nuthfah” menjadi “‟alaqah” adalah empat puluh hari, dari
“‟alaqah” menjadi “mudghah” (segumpal daging) juga empat puluh
hari. Kemudian setelah lewat empat puluh hari sesudah ini, Allah s.w.t
meniupkan ruh, menetapkan rezeki, amal, bahagia dan sengsara,
menetapkan ajal dan sebagainya, sebagaimana tersebut dalam hadits:
“Sesungguhnya awal kejadian seseorang kamu (yaitu sperma dan
ovum) berkumpul dalam perut ibunya selama 40 malam, kemudian
menjadi segumpal darah selama itu (pula) lalu menjadi segumpal
daging selama itu (pula) kemudian Allah mengutus malaikat, setelah
Allah meniupkan ruh ke dalamnya. maka malaikat itu diperintahkan-
Nya menulis empat kalimat, lalu malaikat itu menuliskan rezekinya,
ajalnya. amalnya, bahagia atau sengsara. (H.R. Bukhari dan Muslim)

5
f. Kemudian jika telah sampai waktunya, maka lahirlah bayi yang masih
kecil itu dari dalam rahim ibunya. Masa kandungan yang sempurna
ialah sembilan bulan, tetapi jika Allah menghendaki masa kandungan
itu dapat berkurang menjadi enam bulan atau lebih dan ada pula yang
lebih dari sembilan bulan. Pada permulaan masa lahir itu manusia
dalam keadaan lemah, baik jasmani maupun rohaninya, lalu Allah
menganugerahkan kekuatan kepadanya sedikit demi sedikit, bertambah
lama bertambah besar, hingga sampai masa kanak-kanak, kemudian
sampai masa dewasa. Pada masa manusia sempurna jasmani dan
rohaninya, badannya sedang kuat, pikirannya sedang berkembang,
kemampuannya untuk mencapai sesuatu yang diingininya sedang ada
pula. Kemudian manusia menjadi tua, bertambah lama bertambah
lemah, seakan-akan kembali lagi kepada masa kanak-kanak dan
menjadi pikun, akhirnya iapun meninggalkan dunia yang fana ini; ada
di antara manusia yang meninggal sebelum mencapai umur dewasa,
ada pula yang meninggal di waktu dewasa dan ada yang diberi Allah
umur yang lanjut, sampai tua bangka. Proses perkembangan manusia
sejak lahir, menjadi dewasa dan menjadi tua ini dilukiskan dalam
firman Allah s.w.t.:
Al-Quran, kitab suci yang sangat sempurna, telah memuat
bagaimana Allah Subhanahu wa Ta‟ala menjelaskan tentang proses
penciptaan manusia dengan begitu jelas, sejak dari bentuk nuthfah sampai
menjadi manusia sempurna. Demikian agung dan besar kekuasaan Allah,
dan ilmu pengetahuan modern telah membuktikan kebenaran Al-Quran
yang diturunkan 15 abad yang lalu tersebut

2. Surah An-Nahl ayat 4

6
“Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi
pembantah yang nyata.”
Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah menciptakan manusia dari
nuthfah yang terkenal dalam dunia kedokteran dengan istilah spermatozoon
yang terdapat pada dirinya dan ovum yang terdapat pada wanita.

3. Surah Al-Mu’minun ayat 14

“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging. kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.”
Pada ayat ini Allah s.w.t menjelaskan bahwa air mani itu Dia
kembangkan dalam beberapa minggu sehingga menjadi segumpal darah.
Dari darah dijadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu ada
bagian dalamnya yang Allah jadikan tulang belulang, dan ada bagian lain
unsur daging yang dijadikan daging. Kemudian tulang belulang itu Allah
bungkus dengan daging, laksana pakaian penutup tubuh, kemudian Allah
jadikan makhluk yang (berbentuk) lain. Setelah ditiupkan ruh kedalamnya,
maka jadilah manusia yang sempurna, dapat berbicara, melihat,
mendengar, berpikir yang tadinya hanya merupakan benda mati saja. Maka
Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik.

4. Surah Az-Zumar ayat 6:

7
“Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan
daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor
yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam
perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan, yang (berbuat)
demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai
kerajaan. tidak ada Tuhan selain dia, maka bagaimana kamu dapat
dipalingkan?”
Pada ayat ini Allah s.w.t menjelaskan bahwa Dia menciptakan
manusia pada mulanya seorang saja. Allah menciptakan manusia yang
beraneka ragam warna dan bahasanya dari diri Adam. Kemudian Allah
menciptakan pasangannya Hawa. Kemudian Allah menjelaskan bahwa Dia
pula yang menciptakan delapan ekor binatang ternak yang berpasang-
pasangan. Kambing sepasang, biri-biri sepasang, unta sepasang dan sapi
sepasang. Sesudah itu Allah menjelaskan lebih jauh tentang kejadian
manusia selanjutnya.
Manusia diciptakan dengan melalui proses kejadian demi kejadian.
Proses kejadiannya yang pertama ialah sebagai nutfah, sesudah itu
ditempuhnya proses demi proses sebagaimana darah kental kemudian
sebagai janin. Pada saat sempurna menjadi janin itulah Allah menciptakan
ruh di dalamnya sehingga menjadilah makhluk hidup. Tanda-tanda
kehidupannya dapat diketahui dari detak jantungnya dengan menempelkan
telinga ke perut sang ibu.

8
Di samping itu Allah s.w.t menjelaskan bahwa ketika bayi berada
dalam kandungan ia berada dalam tiga kegelapan, yaitu: 1) kegelapan
rahim, 2) kegelapan plasenta (ari-ari), 3)

5. Surah Al-Ghafir ayat 67

“Dialah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani,
sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai
seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai
kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai
tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (kami perbuat
demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya
kamu memahami(nya).”

Pada ayat ini Allah menjelaskan, bahwa Dia telah menjadikan


manusia dari tanah, kemudian menjadi setetes mani, dari setetes mani
menjadi sesuatu yang melekat, dan segumpal darah menjadi segumpal
daging, kemudian dilahirkan ke dunia dalam bentuk manusia. Para ahli
tafsir menerangkan bahwa yang dimaksudkan dengan Allah s.w.t
menjadikan manusia dari tanah, maksudnya ialah Allah s.w.t menjadikan
manusia dari saripati yang berasal dari tanah.
Seorang bapak dan seorang ibu memakan makanan yang berasal
dari tanah, dari binatang ternak dan dari tumbuh-tumbuhan. Binatang

9
ternak memakan tumbuh-tumbuhan dan berkembang dengan
menggunakan zat-zat yang berasal dari tanah. Sebagaimana makanan yang
dimakan ibu atau bapak itu menjadi mani. Telur mani ibu bertemu dengan
mani bapak dalam rahim ibu, sehingga menjadi segumpal darah dan
seterusnya. Sebagian ahli tafsir yang lain berpendapat bahwa yang
dimaksud dengan “Allah menciptakan manusia dari tanah, ialah bapak
manusia Adam diciptakan Allah s.w.t dari tanah.
Kemudian Allah s.w.t menerangkan bahwa manusia yang
diciptakan-Nya dari tanah itu mengalami hidup dalam tiga masa, yaitu:
1. Masa kanak-kanak
2. Masa dewasa.
3. Masa tua.
Di antara manusia ada yang diwafatkan-Nya pada masa kanak-
kanak, ada pula pada masa dewasa dan ada yang diwafatkan setelah
berusia lanjut. Ketentuan kapan seorang manusia meninggal itu berada di
tangan Allah semata.

B. Penciptaan Manusia Dalam Islam dan Sains


Manusia adalah makhluk-Nya yang paling sempurna dan sebaik-baik
ciptaan dibandingkan makhluk-makhluk-Nya yang lain. Manusia dilengkapi
akal untuk berfikir yang membedakannya dengan binatang. Al-Qur‟an telah
menegaskan bahwa manusia diciptakan secara khusus. Allah Swt berfirman:
“Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila
telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)-
Ku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya.” (QS
Shaad: 71-72)
Pada 1986, ketika para ahli arkeologi menemukan sebuah fosil kera di
Afrika, mereka menyimpulkan secara tegas tanpa ada keraguan, bahwa antara
kera dan manusia tidak ada hubungan sama sekali dalam asal penciptaannya.
Adapun Al-Quran sendiri, ketika menceritakan tentang penciptaan manusia,

10
petunjuk yang terkandung didalamnya mengandung kebenaran yang dapat
dibuktikan secara ilmiah.
Untuk dapat memahami petunjuk ilmiah yang ada dalam firman Allah
Swt: “Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina?” kita sebaiknya
memberikan penjelasan tentang kelompok binatang bersperma atau
spermatozoon.

Spermatozoon, sebagaimana tampak dalam gambar, terdiri dari bagian


kepala, bagian tengah dan bagian ekor. Dengan menggunakan ekornya ini,
binatang ini hidup dalam saluran air mani yang memberinya makanan. Dan
dikarenakan binatang ini merupakan makhluk hidup, maka tentunya ia juga
berasal dari air, sesuai firman-Nya: “Dan dari air kami jadikan segala sesuatu
yang hidup”.
Namun kekuatan yang dimiliki binatang ini sangat lemah, sehingga
kebanyakan dari spermatozoon ini mati ketika terjadi pembuahan (fertilisasi).
Akan tetapi, dengan kekuasaan Allah, seseorang ketika mengeluarkan air
maninya, jumlah yang ia keluarkan, bisa mencapai 300 sampai 500 juta
spermatozoon. Hal itu sebagai tanda ke Maha Tahuan Allah, karena dari
jutaan spermatozoon ini akan mati, saat terjadi pembuahan antara sperma
laki-laki dan sel telur perempuan.
Meskipun binatang ini lemah, namun binatang inilah yang menjadi
penentu jenis kelamin dari janin yang dikandung, apakah laki-laki atau
perempuan. Pengetahuan ilmiah ini, secara menakjubkan dijelaskan Al-

11
Qur‟an dalam kata-kata yang singkat namun padat, ketika Allah Swt
berfirman: “Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina?”
Janin pada pertama kalinya terbentuk dari sel yang dinamakan zygote
yang dihasilkan dari pembuahan antara sperma dan sel telur. Kandungan sifat
keturunan yang dimiliki oleh masing-masing orang tua, yang dibawa melalui
kromoson inilah yang mengarahkan pembentukan janin dan
perkembangannya. Peta kromoson ini, seperti buku panduan yang tidak
mungkin ditiru dan disalin seperti aslinya, meskipun dengan menggunakan
ilmu dan teknologi tinggi.
Namun sebelum proses pembentukan janin dan perkembangannya,
terjadi proses penentuan jenis kelaminnya dikarenakan adanya perbedaan
perkembangan antara janin laki-laki dan perempuan dan perbedaan anggota
tubuhnya. Yang berfungsi untuk menentukan jenis kelamin ini, adalah
Nuthfah. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Al-Qur‟an secara ringkas
dalam firman Allah: “Dan Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari
air mani (nuthfah).” (QS Al-Hijr: 26)
Setelah penentuan jenis kelamin janin dan proses pemindahan
kandungan sifat keturunan orang tua yang dibawa oleh kromoson, selanjutnya
adalah periode berikutnya yaitu periode „alaqah atau segumpal darah.

Al-alaqah dalam bahasa Arab berarti darah yang membeku. Dan


hal ini terbukti setelah dilakukan pengambilan gambar atas janin pada periode

12
ini dalam bentuk darah yang membeku, di mana anggota tubuh belum
terbentuk. Setelah dilakukan pengambilan gambar pada periode selanjutnya,
didapatkan bahwa janin telah berubah dalam bentuk segumpal daging
(mudhghoh) yang menampakkan bentuk tubuh yang sempurna dan yang belum
sempurna. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran: “kemudian dari
segumpal daging, yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna”.
Daging ini kemudian menempel di dinding rahim sampai waktu
yang ditentukan-Nya, yaitu waktu kelahiran. Rahim bagi janin adalah seperti
tempat tinggal dimana ia menetap di dalamnya selama beberapa waktu tertentu
sampai saatnya ia keluar ke alam dunia.

C. Proses Penciptaan Manusia

Al-Qur‟an menyatakan proses penciptaan manusia mempunyai dua


tahapan yang berbeda, yaitu: Pertama, disebut dengan tahapan primordial.
Manusia pertama, Adam a.s. diciptakan dari al-tin (tanah), al-turob (tanah
debu), min shal (tanah liat), min hamain masnun (tanah lumpur hitam yang
busuk) yang dibentuk Allah dengan seindah-indahnya, kemudian Allah
meniupkan ruh dari-Nya ke dalam diri (manusia) tersebut (Q.S, Al An‟aam
(6):2, Al Hijr (15):26,28,29, Al Mu‟minuun (23):12, Al Ruum (30):20, Ar
Rahman (55):4). Kedua, disebut dengan tahapan biologi. Penciptaan manusia

13
selanjutnya adalah melalui proses biologi yang dapat dipahami secara sains-
empirik.
Di dalam proses ini, manusia diciptakan dari inti sari tanah yang
dijadikan air mani (nuthfah) yang tersimpan dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian nuthfah itu dijadikan darah beku („alaqah) yang menggantung
dalam rahim. Darah beku tersebut kemudian dijadikan-Nya segumpal daging
(mudghah) dan kemudian dibalut dengan tulang belulang lalu kepadanya
ditiupkan ruh (Q.S, Al Mu‟minuun (23):12-14). Hadits yang diriwayatkan
Bukhari dan Muslim menyatakan bahwa ruh dihembuskan Allah swt. ke dalam
janin setelah ia mengalami perkembangan 40 hari nuthfah, 40 hari „alaqah dan
40 hari mudghah.
1. Setetes Mani

Sebelum proses pembuahan terjadi, 250 juta sperma terpancar dari


si laki-laki pada satu waktu dan menuju sel telur yang jumlahnya hanya
satu setiap siklusnya. Sperma-sperma melakukan perjalanan yang sulit di
tubuh si ibu sampai menuju sel telur karena saluran reproduksi wanita
yang berbelok-belok, kadar keasaman yang tidak sesuai dengan sperma,
gerakan „menyapu‟ dari dalam saluran reproduksi wanita, dan juga gaya
gravitasi yang berlawanan. Sel telur hanya akan membolehkan masuk satu
sperma saja.
Artinya, bahan manusia bukan mani seluruhnya, melainkan hanya
sebagian kecil darinya. Ini dijelaskan dalam Al-Qur‟an :

14
“Apakah manusia mengira akan dibiarkan tak terurus? Bukankah ia hanya
setitik mani yang dipancarkan?” (QS Al-Qiyamah:36-37).
Cairan yang disebut mani tidak mengandung sperma saja. Cairan
ini justru tersusun dari campuran berbagai cairan yang berlainan. Cairan-
cairan ini mempunyai fungsi-fungsi semisal mengandung gula yang
diperlukan untuk menyediakan energi bagi sperma, menetralkan asam di
pintu masuk rahim, dan melicinkan lingkungan agar memudahkan
pergerakan sperma.
Ketika mani disinggung di Al-Qur‟an, fakta yang ditemukan oleh
ilmu pengetahuan modern, juga menunjukkan bahwa mani itu ditetapkan
sebagai cairan campuran:
"Sungguh, Kami ciptakan manusia dari setetes mani yang
bercampur, lalu Kami beri dia (anugerah) pendengaran dan penglihatan."
(Al Qur'an, 76:2)
“Dialah Yang menciptakan segalanya dengan sebaik-baiknya, Dia
mulai menciptakan manusia dari tanah liat. Kemudian Ia menjadikan
keturunannya dari sari air yang hina.” (Al-Qur‟an, 32:7-8).
Kata Arab "sulala", yang diterjemahkan sebagai "sari", berarti bagian
yang mendasar atau terbaik dari sesuatu. Dengan kata lain, ini berarti
"bagian dari suatu kesatuan". Ini menunjukkan bahwa Al Qur'an
merupakan firman dari Yang Berkehendak Yang mengetahui penciptaan
manusia hingga serinci-rincinya.

2. Segumpal Darah Yang Melekat di Rahim

15
Setelah lewat 40 hari, dari air mani tersebut, Allah menjadikannya
segumpal darah yang disebut „alaqah. “Dia telah menciptakan manusia
dengan segumpal darah". (al „Alaq/96:2). Ketika sperma dari laki-laki
bergabung dengan sel telur wanita, terbentuk sebuah sel tunggal yang
dikenal sebagai “zigot” , zigot ini akan segera berkembang biak dengan
membelah diri hingga akhirnya menjadi “segumpal daging”. Tentu saja hal
ini hanya dapat dilihat oleh manusia dengan bantuan mikroskop.

Tapi, zigot tersebut tidak melewatkan tahap pertumbuhannya


begitu saja. Ia melekat pada dinding rahim seperti akar yang kokoh
menancap di bumi dengan carangnya. Melalui hubungan semacam ini,
zigot mampu mendapatkan zat-zat penting dari tubuh sang ibu bagi
pertumbuhannya. Pada bagian ini, satu keajaiban penting dari Al Qur‟an
terungkap. Saat merujuk pada zigot yang sedang tumbuh dalam rahim ibu,
Allah menggunakan kata “alaq” dalam Al Qur‟an. Arti kata “alaq” dalam
bahasa Arab adalah “sesuatu yang menempel pada suatu tempat”. Kata ini
secara harfiah digunakan untuk menggambarkan lintah yang menempel
pada tubuh untuk menghisap darah.
3. Pembungkusan Tulang oleh Otot
Disebutkan dalam ayat-ayat Al Qur‟an bahwa dalam rahim ibu,
mulanya tulang-tulang terbentuk, dan selanjutnya terbentuklah otot yang
membungkus tulang-tulang ini.

16
“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik” (QS Al Mu‟minun:14)
Para ahli embriologi beranggapan bahwa tulang dan otot dalam
embrio terbentuk secara bersamaan. Karenanya, sejak lama banyak orang
yang menyatakan bahwa ayat ini bertentangan dengan ilmu pengetahuan.
Namun, penelitian canggih dengan mikroskop yang dilakukan dengan
menggunakan perkembangan teknologi baru telah mengungkap bahwa
pernyataan Al-Qur‟an adalah benar kata demi katanya.
Penelitian di tingkat mikroskopis ini menunjukkan bahwa
perkembangan dalam rahim ibu terjadi dengan cara persis seperti yang
digambarkan dalam ayat tersebut. Pertama, jaringan tulang rawan embrio
mulai mengeras. Kemudian sel-sel otot yang terpilih dari jaringan di
sekitar tulang-tulang bergabung dan membungkus tulang-tulang ini.
Tahapan-tahapan perkembangan bayi dalam rahim ibu dipaparkan dalam
Al Qur‟an.
“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging
itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus
dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk)
lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik”
Sisi penting lain tentang informasi yang disebutkan dalam ayat-
ayat Al Qur'an adalah tahap-tahap pembentukan manusia dalam rahim ibu.
Disebutkan dalam ayat tersebut bahwa dalam rahim ibu, mulanya tulang-
tulang terbentuk, dan selanjutnya terbentuklah otot yang membungkus
tulang-tulang ini.
"Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan

17
daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik" (Al Mu‟minun/23:14)
Embriologi adalah cabang ilmu yang mempelajari perkembangan
embrio dalam rahim ibu. Hingga akhir-akhir ini, para ahli embriologi
beranggapan bahwa tulang dan otot dalam embrio terbentuk secara
bersamaan. Karenanya, sejak lama banyak orang yang menyatakan bahwa
ayat ini bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Namun, penelitian
canggih dengan mikroskop yang dilakukan dengan menggunakan
perkembangan teknologi baru telah mengungkap bahwa pernyataan Al
Qur'an adalah benar kata demi katanya.
Penelitian di tingkat mikroskopis ini menunjukkan bahwa
perkembangan dalam rahim ibu terjadi dengan cara persis seperti yang
digambarkan dalam ayat tersebut. Pertama, jaringan tulang rawan embrio
mulai mengeras. Kemudian sel-sel otot yang terpilih dari jaringan di
sekitar tulang-tulang bergabung dan membungkus tulang-tulang ini.
Peristiwa ini digambarkan dalam sebuah terbitan ilmiah dengan
kalimat berikut:
“Dalam minggu ketujuh, rangka mulai tersebar ke seluruh tubuh dan
tulang-tulang mencapai bentuknya yang kita kenal. Pada akhir minggu
ketujuh dan selama minggu kedelapan, otot-otot menempati posisinya di
sekeliling bentukan tulang”. (Moore, Developing Human, 6. edition,1998.)
Singkatnya, tahap-tahap pembentukan manusia sebagaimana
digambarkan dalam Al Qur'an, benar-benar sesuai dengan penemuan
embriologi modern. Sebagaimana yang telah diuraikan diatas tentang ayat
ke-14 surat Al-Mu'minun, bahwa “jaringan tulang rawan pada embrio di
dalam rahim ibu mulanya mengeras dan menjadi tulang keras. Lalu tulang-
tulang ini dibungkus oleh sel-sel otot”.yang dijelaskan dalam ayat: "…dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dengan daging".
4. Tahapan-Tahapan Dalam Rahim

18
Dalam Al Qur‟an dipaparkan bahwa manusia diciptakan melalui
tiga tahapan dalam rahim ibunya.
“… Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian
dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan
kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?” (Al
Qur‟an, 39:6)
Sebagaimana yang akan dipahami, dalam ayat ini ditunjukkan
bahwa seorang manusia diciptakan dalam tubuh ibunya dalam tiga tahapan
yang berbeda. Sungguh, biologi modern telah mengungkap bahwa
pembentukan embrio pada bayi terjadi dalam tiga tempat yang berbeda
dalam rahim ibu. Sekarang, di semua buku pelajaran embriologi yang
dipakai di berbagai fakultas kedokteran, hal ini dijadikan sebagai
pengetahuan dasar. Misalnya, dalam buku Basic Human Embryology,
sebuah buku referensi utama dalam bidang embriologi, fakta ini diuraikan
sebagai berikut:
“Kehidupan dalam rahim memiliki tiga tahapan: pre-embrionik;
dua setengah minggu pertama, embrionik; sampai akhir minggu ke
delapan, dan janin; dari minggu ke delapan sampai kelahiran.” (Williams
P., Basic Human Embryology, 3. edition, 1984, s. 64.)
Fase-fase ini mengacu pada tahap-tahap yang berbeda dari
perkembangan seorang bayi. Ringkasnya, ciri-ciri tahap perkembangan
bayi dalam rahim adalah sebagaimana berikut:
 Tahap Pre-embrionik
Pada tahap pertama, zigot tumbuh membesar melalui pembelahan sel, dan
terbentuklah segumpalan sel yang kemudian membenamkan diri pada
dinding rahim. Seiring pertumbuhan zigot yang semakin membesar, sel-sel
penyusunnya pun mengatur diri mereka sendiri guna membentuk tiga
lapisan (bahasa biologinya disebut lapisan lembaga ektoderm, mesoderm,
endoderm )
 Tahap Embrionik

19
Tahap kedua ini berlangsung selama lima setengah minggu. Pada masa ini
bayi disebut sebagai “embrio”. Pada tahap ini, organ dan sistem tubuh bayi
mulai terbentuk dari lapisan- lapisan sel tersebut. pada tahap ini juga
terjadi pembentukan organ2 tubuh. dan pengaturan posisi, sumbu tubuh,
dan pembentukan tubuh.
 Tahap fetus
Dimulai dari tahap ini dan seterusnya, bayi disebut sebagai “fetus”. Tahap
ini dimulai sejak kehamilan bulan kedelapan dan berakhir hingga masa
kelahiran. Ciri khusus tahapan ini adalah terlihatnya fetus menyerupai
manusia, dengan wajah, kedua tangan dan kakinya. Meskipun pada
awalnya memiliki panjang 3 cm, kesemua organnya telah nampak. Tahap
ini berlangsung selama kurang lebih 30 minggu, dan perkembangan
berlanjut hingga minggu kelahiran.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam Al-Qur‟an dan Hadits, banyak sekali ayat-ayat yang bercerita


mengenai manusia dan ini suatu hal yang tidak dapat dipungkiri, bahkan tidak ada
satu ayat pun atau Hadist, manusia itu menggunakan tiga istilah yaitu : Al-Insan,
Al- Bashar, Dan Bani Adam. Manusia adalah salah satu ciptaan Allah yang paling
sempurna karena manusia diciptakan dari saripati tanah yang kemudian menjadi
Nutfah, Alaqah, dan Mudgah hingga akhirnya menjadi wujud yang sekarang ini.
Dalam proses penciptaan manusia itu terdapat unsur jasmani dan unsur
rohani. Perbincangan Al-Qur‟an secara lebih jelas mengenai unsur badaniah
manusia tergambar dalam proses penciptaan-Nya, yaitu terdapat pada surat Al-
mu‟minun ayat 12-14 yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Konsep Al-
Qur‟an dalam pembahasan kurikulum Qur‟an Hadis, ayat-ayat yang menjelaskan
tentang penciptaan manusia hanya terdapat pada 4 :
1. Al-Qur‟an surat Al-Baqarah ayat 30.
2. Al-Qur‟an surat Al-Mukminun ayat 12-14.
3. Al-Qur‟an surat Az-Zariyat ayat 56.
4. Al-Qur‟an surat An-Nah ayat 78.
Kemudian Allah s.w.t menerangkan bahwa manusia yang diciptakan-Nya
dari tanah itu mengalami hidup dalam tiga masa, yaitu: Masa kanak-kanak, Masa
dewasa dan Masa tua

B. Saran
Bagi para pembaca yang telah membaca makalah ini sebaiknya diskusikan
dengan teman sejawat serta berusaha mencari literatur-literatur referensi lainnya.
Sehingga dapat menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa dalam
menjawab pertanyaan seputar dunia periklanan. Mengingat begitu luasnya
cakupan Agama, maka penulis berusaha sebaik mungkin dalam memaparkan dan

21
merinci pokok penting dalam makalah ini. Penulis menyadari minimnya ilmu
penulis dikarenakan sedikitnya referensi-referensi buku yan penulis temukan.
Tentunya dalam pembuatan makalah ini banyak terdapat kekeliruan
ataupun kekurangan baik dalam sistematika penulisan dan penyajian. Sebelumnya
penulis meminta maaf kepada pembaca karena mungkin belum bisa memuaskan
hasrat pembaca, dikarenkan dangkalnya ilmu penulis terhadap sumber ilmu yang
menjadi rujukan. Serta penulis mohon kepada pembaca untuk dapat memberikan
kritik dan saran yang konstruktif agar dikemudian hari penulis dapat mengetahui
apa yang menjadi kesalahan agar tidak akan terjadi lagi di masa mendatang.

22
DAFTAR PUSTAKA

Afzalur, Rahman, 1992. Al-Qur‟an Sumber Ilmu Pengetahuan. Jakarta: PT.


Rineka Cipta

Al-Hayy, Abd Al-Farmawi, 1996 Metode Tafsir Maudhu‟iy, Jakarta: Raja


Grafindo

Al-Qur‟an al-karim (Terjemahan Al-Qur‟an).


Arifin. 2003. Ilmu Pendidikan Islam, PT. Bumi Aksara: Jakarta.
Chalik, C. 2006. Ulum Al – Qur‟an. Jakarta: Diadit Media.
Fazlur, Rahman. 1996. Tema pokok Al – Qur‟an. Bandung : Pustaka Bandung.
Hamka, 1988. Tafsir Al-Azhar. Jakarta: Pustaka Panjimas.
Kadar, M. Yusuf, , 2007. Analisis Qur‟an terhadap Pemikiran Ibnu Sina Dan Al-
Ghazali (Mengenai Dimensi Rohani Dan Pembentukan Perilaku).
Pekanbaru: Suska Press.
……………….., 2007. Mengenali Al-Qur‟an . Pekanbaru: Suska Press
Katsir, Ibnu, 1971. Tafsir Al-Qur‟an Al-Adzim. Cairo: Dar Al-Fikr.
Lukman, Ali. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Martinis Yamin. 2007. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta: Gaung
Moore . 1998. Developing Human, 6. Edition
Praja, Juhaya S. 2000. Tafsir Hikmah (Seputar Ibadah, Muamalah, Jin, dan
Manusia), Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
.
23

Anda mungkin juga menyukai