direncanakan, hal tersebut akan menyebabkan efek yang sangat berbahaya seperti kulit dan mata
Anda bisa saja terbakar, paru-paru juga bisa menjadi rusak, kerusakan pada material yang menjadi
karat dan bisa terjadi kebakaran ataupun ledakan. Namun, jika memang terjadi tumpahan bahan
kimia, maka ada cara penanganan tumpahan bahan kimia seperti di bawah ini yang bisa coba Anda
lakukan.
Memang seperti yang kita ketahui bahwa bahan kimia ini sangat berbahaya apalagi jika terjadi
tumpahan dan mengenai Anda. Namun, waktu menghadapi tumpahan tersebut Anda seharusnya
bisa menangani jauh sebelumnya. Mengapa begitu? Karena sebelum Anda pergi ke lokasi atau
dimana tempat bahan kimia disimpan Anda harus mengecek atau mencari tau terlebih dahulu
mengenai bahan kimia tersebut. Setelah itu Anda bisa mencegah atau penanganannya dengan cara
menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan atau diperlukan sebagai upaya untuk perlindungan dan
juga pembersihannya.
Tak hanya itu saja cara selanjutnya, Anda juga harus melihat dan mengetahui seberapa bahayanya
bahan kimia tersebut, jika bahan kimia itu terpapar oleh oksigen, udara, air atau api? Kemudian
apakah bahan kimia tersebut bersifat korosi sehingga apabila terkena kulit manusia bisa
menyebabkan luka bakar atau jika masuk ke dalam pernafasan manusia, maka bisa merusak sistem
pernafasan sehingga menyebabkan Anda menjadi tidak sadar diri atau kematian? Nah, hal-hal
seperti itu wajib Anda ketahui karena itu sangat penting sekali, Anda bisa menemukan informasi-
informasi tersebut seperti Anda bisa menanyakan langsung kepada ketua pelatihan Anda, membaca
dari lembar data keselamatan material, atau sumber-sumber lainnya.
Sebelum kita membahas cara penanganan tumpahan bahan kimia, Anda harus mengetahui dahulu
apa penyebab terjadinya tumpahan atau kebocoran dari bahan kimia tersebut. Jika dilihat dari faktor
penyebab terjadinya dapat dibagi dua faktor yaitu intern dan ekstern.
1. Intern, merupakan sebuah faktor yang disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian pekerja
laboratorium itu sendiri seperti kecerobohan, kurangnya pemahaman bekerja dan
ketiak sengajaan.
2. Ekstern, adalah dimana faktor yang terjadi atau disebabkan dari luar, yang berupa alat-alat
laboratorium tidak dapat berfungsi dengan baik.
Nah, jika kita berbicara masalah faktor, maka faktor di ataslah yang dapat menjadi penyebabnya
terjadi tumpahan atau kebocoran terhadap bahan kimia tersebut. Namun bagaimana cara
penanganan tumpahan bahan kimia? Apakah itu sulit? Tentu saja tidak, penanganan yang paling
tepat untuk tumpahan bahan kimia adalah dengan cara mengikuti semua data atau petunjuk
mengenai bahan dalam MSDS atau disebut juga dengan Material Safety Data Sheet, dimana
penanganan tumpahan bahan kimia bisa dilakukan secara umum ataupun khusus.
1. Mengenali terlebih dahulu tumpahan mengenai bahan kimia tersebut serta mengetahui
bagaimana teknik aman penanganannya.
2. Anda harus memastikan semua penggunaan alat terhadap pengaman diri seperti sarung
tangan, pelindung untuk muka dan mata serta pelindung pernafasan apabila dibutuhkan juga.
3. Anda dapat mencegah tumpahan bahan kimia tersebut sehingga tidak meluas dan Anda
juga bisa menghentikan sumber tumpahan apabila hal tersebut memungkinkan dan aman
untuk dilakukan.
Hal yang pertama yang harus dilakukan adalah jangan panik, kemudian Anda bisa memakai alat
pelindung diri yang telah dianjurkan sesuai dengan MSDS, setelah itu mengisolasi tempat atau
daerah yang terkena tumpahan serta memberi tanda peringatan sehingga tidak terkena orang lain
lagi. Tak hanya itu saja, Anda juga bisa memberikan tali pembatas sehingga tidak ada orang yang
melintas ke area tersebut. lalu tutuo tumpahan bahan kimia dengan menggunakan penjerap jenis
matras atau Anda bisa sedot tumpahan bahan kimia dengan vakum khusus, apabila dibutuhkan
penetralan Anda juga bisa melakukannya.
Pada dasarnya cara penanganan tumpahan bahan kimia ini hampir sama dengan penanganan di
atas, tetapi di sini apabila tumpahannya jenis cairan, Anda bisa melakukannya dengan cara
menyerap tumpahan dengan menggunakan bahan penyerap yang inert. Tak hanya itu saja, jika
perlu Anda bisa menetralisasi dan cek derajat keasamannya dengan menggunakan pH indikator.
Setelah itu untuk membuangnya Anda harus memperlakukannya dengan benar seperti buangan
tumpahan B3 (bahan berbahaya beracun) sehingga nantinya Anda tidak membuat atau
menimbulkan masalah lainnya. Nah, perlu di ingat dalam membuang cobalah jangan membuang
langsung ke lingkungan.
Cara penanganannya Anda bisa melakukannya dengan cara disapu dan disikat serta dimasukkan
ke dalam sebuah wadah yang sesuai.
Panduan APD Saat Menangani Bahan Kimia
Pemilihan APD yang sesuai didasarkan pada penilaian risiko bahan kimia berbahaya yang
digunakan atau operasi bahan kimia yang dilakukan. Proses pemilihan harus dimulai dengan
mempertimbangkan kategori APD yang diperlukan. Bagaimana bahan kimia berbahaya bisa
masuk ke dalam tubuh (dalam arti jalan masuknya) adalah pertimbangan utama dalam
menentukan kategori APD.
Di seluruh area kerja, dimana operasi bahan kimia dilakukan atau dimana lingkungan
kemungkinan terkontaminasi oleh bahan kimia berbahaya, maka standar K3LH yang tinggi
harus diberlakukan. Satu yang terpenting, yakni kewajiban menggunakan APD. Berikut
panduan pemilihan APD berdasarkan jalan masuk bahan kimia ke dalam tubuh:
Jalan Masuk Bentuk Bahan Kimia Kategori APD
Gas, uap, asap, aerosol, Pakaian pelindung
Kontak kulit debu, partikel di udara, Pelindung tangan
cairan Pelindung kaki
Pelindung mata dan
Gas, uap, asap, aerosol, wajah
Inhalasi (pernapasan)
debu, partikel di udara Pelindung
pernapasan
Setelah menentukan kategori APD yang diperlukan, berikut panduan memilih APD yang
tepat sesuai dengan potensi bahaya dan tingkat perlindungan yang diperlukan:
Pakaian Pelindung
Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi tubuh atau pakaian pekerja saat terjadi
kontak dengan bahan kimia berbahaya dan mencegah penyebaran kontaminasi. Pemilihan
pakaian pelindung saat menangani bahan kimia tergantung pada risiko dan tingkat
perlindungan yang diperlukan.
Berikut beberapa pakaian pelindung yang dapat Anda gunakan saat menangani bahan
kimia, antara lain:
a. Jas laboratorium
Jas laboratorium dapat digunakan untuk penggunaan skala kecil dan penanganan bahan
kimia dengan risiko rendah. Pakaian pelindung ini berfungsi untuk mencegah kontaminasi
bahan ke dalam tubuh, melindungi tubuh dan pakaian pekerja dari percikan, cipratan, atau
tumpahan bahan kimia.
Jas laboratorium dapat diaplikasikan untuk pemakaian umum, perlindungan dari bahan
kimia, biologi, radiasi, dan bahaya fisik. Jas laboratorium harus terbuat dari bahan katun
dan sintetik seperti nilon atau terylene dengan water repellent (pori-pori kain tidak dapat
ditembus oleh air). Jas laboratorium tidak boleh dipakai di luar daerah laboratorium.
b. Apron
Apron biasanya diaplikasikan untuk penggunaan bahan kimia dalam jumlah besar dan
berisiko tinggi. Apron digunakan untuk melindungi pekerja dari bahan yang bersifat korosif
dan mengiritasi, cairan berbahaya, zat pelarut yang kuat, minyak dan pelumas padat/
gemuk (grease).
Pakaian pelindung berbentuk seperti celemek ini biasanya terbuat dari
bahan neoprene atau polyurethane dilapisi bahan nilon, terylene, atau karet alami. Ada juga
yang terbuat dari bahan plastik, dengan rekomendasi tidak boleh dikenakan di area yang
mengandung bahan kimia mudah terbakar karena bisa dapat menimbulkan kebakaran yang
dipicu listrik statis.
c. Jumpsuits atau coverall
Pakaian pelindung ini direkomendasikan untuk dipakai pada kondisi berisiko tinggi seperti
menangani bahan kimia yang bersifat karsinogenik dalam jumlah
banyak. Jumpsuit atau coverall berfungsi untuk melindungi pekerja dari percikan, cipratan,
atau tumpahan zat berbahaya berisiko tinggi.
Sumber: 3m.com
Jumpsuit atau coverall biasanya terbuat dari bahan karet, neoprene, viton, vinyl dan
material lain yang mampu memberikan perlindungan tingkat tinggi kepada pekerja dari
percikan bahan kimia yang bersifat karsinogen dan bahan kimia berisiko tinggi lainnya.
Pakaian pelindung ini tersedia dalam dua jenis, yakni disposable coverall (sekali pakai)
danreusable coverall.
Catatan: Untuk penggunaan bahan kimia dalam jumlah besar dan berisiko tinggi, pekerja
tidak diperkenankan menggunakan pakaian pelindung yang dijahit atau berpori (tidak tahan
terhadap permeasi). Penggunaan apron danjumpsuit/ coverall sangat direkomendasikan.
Pelindung Tangan
Fungsi utama pelindung tangan adalah melindungi tangan dari cedera akibat terkena bahan
kimia atau terkena peralatan laboratorium yang pecah atau rusak serta melindungi tangan
dari permukaan benda yang kasar atau tajam dan material panas atau dingin.
Bahan kimia biasanya dapat dengan cepat merusak material sarung tangan jika material
yang dipilih tidak sesuai dengan sifat bahan kimia yang ditangani. Maka, material dan
ketebalan menjadi pertimbangan utama saat memilih sarung tangan. Bahan sarung tangan
yang dipilih harus sesuai dengan sifat bahan kimia yang ditangani.
Sarung tangan yang digunakan saat menangani bahan kimia biasanya terbuat
dari neoprene, polyvinyl chloride (PVC),polyvinyl alcohol (PVA), karet butil atau alam, karet
sintetis, dan nitril.
Panduan umum pemilihan material sarung tangan berdasarkan jenis bahan kimia :
Keterangan:
S Suitable
F Fair (menawarkan perlindungan minimum namun tetap memadai, tidak direkomendasikan
untuk penggunaan jangka panjang)
NR Not recommended
S* Not suitable (tidak cocok digunakan untuk asam nitrat atau asam sulfat pada
konsentrasi tinggi)
Catatan: Konsultasikan dengan produsen saat Anda memilih sarung tangan untuk
penanganan bahan kimia.
Pelindung Kaki
Pelindung kaki (sepatu safety) digunakan untuk melindungi kaki dari kemungkinan
tumpahan bahan kimia beracun dan berbahaya serta mencegah penyebaran kontaminasi.
Pemilihan sepatu safety yang aman untuk penanganan bahan kimia didasarkan pada
bahaya dan kondisi lingkungan kerja.
Berikut beberapa poin yang harus diperhatikan dalam memilih sepatu safety untuk area
dengan potensi bahaya bahan kimia:
Pelindung Pernapasan
Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam tubuh manusia adalah melalui
pernapasan. Banyak partikel di udara, debu, uap dan gas yang dapat membahayakan
sistem pernapasan. Pelindung pernapasan yang tepat harus digunakan untuk meminimalkan
sumber-sumber bahaya tadi. Berikut jenis pelindung pernapasan yang dapat digunakan saat
menangani bahan kimia:
Air-Purifying Respirator (Respirator pemurni udara)
a. Particulate Respirator
Respirator ini hanya digunakan untuk melindungi pekerja dari bahaya paparan tingkat
rendah (seperti debu, kabut, dan asap). Tidak cocok digunakan untuk melindungi pekerja
dari paparan gas dan uap. Pada respirator jenis ini, filter menangkap partikel dari udara
dengan metode penyaringan, sehingga udara yang melewati respirator menjadi bersih.
Contoh dari particulate respirator adalah disposable dust masks dan respirator
dengan disposable filter.
b. Chemical Cartridge/ Gas Mask Respirator
Jenis respirator ini menggunakan cartridge atau canister untuk menyerap gas dan uap di
udara. Catridge dan canistermemiliki kemamp uan serap yang tinggi pada awal penggunaan
dan akan mengalami penurunan hingga akhir masa pakai (masa jenuh).
Lama masa jenuh sangat tergantung dari konsentrasi uap atau gas di udara dan perawatan
terhadap respirator tersebut. Cartridge atau canister harus diganti sebelum jenuh karena
bisa berdampak pada kemampuan daya serap terhadap kontaminan.
1. Jenis padatan
2. Jenis cairan
Bahan Penjerap Tumpahan
Segitiga Api
Ditinjau dari jenis api, dapat dikategorikan menjadi jenis api jinak dan liar.
Jenis api jinak artinya api yang masih dapat dikuasai oleh manusia, sedang
jenis api liar tidak dapat dikuasai. Inilah yang dinamakan kebakaran.
Proses kebakaran atau terjadinya api sebenarnya bisa kita baca dari teori
segitiga api yang meliputi elemen bahan, panas dan oksigen. Tanpa salah
satu dari ketiga unsur tersebut, api tidak akan muncul. Oksigen sendiri harus
membutuhkan diatas 10% kandungan oksigen di udara yang diperlukan untuk
memungkinkan terjadinya proses pembakaran.
Sedang mengenai sumber panas bisa bisa muncul dari beberapa sebab antara
lain :
1. Sumber api terbuka yaitu penggunaan api yang langsung dalam beraktifitas
seperti : masak, las, dll.
2. Listrik Dinamis yaitu panas yang berlebihan dari sistem peralatan/rangkaian
listrik seperti : setrika, atau karena adanya korsleting.
3. Listrik Statis yaitu panas yang ditimbulkan akibat loncatan ion negatif dengan
ion positif seperti : peti.
4. Mekanis yaitu panas yang ditimbulkan akibat gesekan/benturan benda seperti :
gerinda, memaku, dll.
Tetrahidral Api
5. Kimia yaitu panas yang timbul akibat reaksi kimia seperti : karbit dengan air
Bisa terjadi juga kecenderungan terjadi reaksi kimia akibat adanya elemen
ke empat. Inilah yang biasa dinamakan tetrahidral api seperti gambar
disamping.
Kelas A : Benda padat seperti kertas, kayu, plastik, karet, kain, dsb.
Kelas B : Benda cair seperti mInyak tanah, bensin, solar, tinner, gas
elpiji, dsb.
Kelas C : Kebakaran listrik, travo, kabel/konsleting arus listriknya.
Kelas D : Kebakaran khusus seperti Besi, aluminium, konstruksi baja.
Tipe Kebakaran :
2. Drychemical Powder
Jenis bubuk kering digunakan untuk kelas A,B, C dan D, sedang sifat
pemadaman jenis bubuk kering antara lain :
Alat ini biasanya terinstal didalam gedung dan bersifat mengandung Hg.
Mekanisme kerja sprinkler yaitusecara otomatis akan mengeluarkan air bila
kepala sprinkler terkena panas.
Prinsip dasar alat ini adalah mampu menyerap kalor yang dihasilkan dari
bahan yang terbakar.
8. Hydrant
Digunakan untuk jenis api kelas A dan B.
APAR
Tangga darurat
Ada sistem alarm seperti Heat detector, Smoke detector dan Flame
detector (lidah api)
Hydrant (Box hydrant)
Baju tahan panas pelindung kerja lengkap tahan api
Pintu tahan Api
Jumping sheet
Penangkal petir
Perhatikan juga jika masuk ke laboratorium atau gedung manapun, cobalah
lihat dan cari tanda arah evakuasi ataupun pintu darurat. Biasanya
ditunjukkan dengan papan nama 'pintu darurat' atau "exit" seperi gambar
ini :