i
KATA PENGANTAR
Pertama kami mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala kebesaran dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Crude Palm Oil“.
Dalam penulisan makalah ini, berbagai hambatan telah kami alami. Oleh karena
itu, terselesaikannya makalah ini tentu saja bukan karena kemampuan kami semata-mata. Namun
karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait. Sehubungan dengan hal
tersebut, perlu kiranya penulis dengan ketulusan hati mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Pengajar Mata kuliah Proses Industri Kimia yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu
persatu, yang telah membantu menyelesaikanmakalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari pengetahuan dan pengalaman kami
masih sangat terbatas. Oleh karena itu, kami mohon maaf jika ada kesalahan yang sengaja
maupun tidak sengaja telah kami lakukan. Dan kami juga sangat mengharapkan adanya kritik
dan saran dari berbagai pihak agar makalah ini lebih baik dan bermanfaaat. Terima kasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah...........................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................................3
2.1 Definisi CPO.....................................................................................................................................3
2.2 Proses Pembentukan CPO.............................................................................................................3
2.2.1 Tandan Buah Segar Sawit...........................................................................................................3
2.2.2 Jembatan Timbang......................................................................................................................4
2.2.3 Penyortiran.................................................................................................................................4
2.2.4 Perebusan....................................................................................................................................5
2.2.5 Perontokan Buah dari Tandan / Threser......................................................................................6
2.2.6 Pengolahan Minyak dari Daging Buah.......................................................................................6
2.3 Manfaat CPO...................................................................................................................................8
2.3.1 Minyak Kelapa Sawit Sebagai Bahan Makanan.........................................................................8
2.3.2 Minyak Kelapa Sawit Sebagai Bahan Adiktif.............................................................................8
2.3.3 Minyak Kelapa Sawit Sebagai Kosmetik....................................................................................9
2.3.4 Minyak Kelapa Sawit Sebagai Obat...........................................................................................9
2.3.5 Minyak Kelapa Sawit Sebagai Industri.......................................................................................9
2.4 Sampling CPO.................................................................................................................................9
2.4.1 In Bulk : contoh dari tangki timbun (storage tank), dan atau dalam palka kapal.......9
2.4.2 Contoh dari mobil tangki ( road tanker )..............................................................................10
2.5 Preparasi CPO...............................................................................................................................11
2.6 Analisa Mutu CPO.......................................................................................................................11
BAB IV PENUTUP..................................................................................................................................17
4.1 Kesimpulan....................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
tahun 2005. Tetapi disayangkan pertambahan luas areal tidak dibarengi dengan
peningkatan produktifitas yang optimal dan masih jauh dibawah standar.
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas andalan $ndonesia dimana saat ini
indonesia menjadi negara penghasil kelapa sawit terbesar kedua setelah malaysia.
Dengan melihat usaha 4usaha yang dilakukan baik pemerintah maupun perusahaan
swasta yangmelakukan ekstensifikasi pertanian. indonesia diprediksi menjadi negara
penghasil CPO utama dunia tahun 2010 . habitat aslinya adalah daerah semak belukar.
Sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis. Tanaman ini tumbuh sempurna di
ketinggian 0 - 500m dari permukaan laut dengan kelembaban 80%-90%. Tingginya
dapat mencapai 38 meter. Sawit membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil. 2000-
2500 mm setahun, yaitu daerah yang tidak tergenang air saat hujan dan tidak kekeringan
saat kemarau. pola curah hujan tahunan
Mempengaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah sawit. minyak kelapa
sawit dapat diolah menjadi berbagai macam produk turunannya yang memiliki nilai
tambah yang jauhl ebih tinggi. Guna mendukung pengembangan industri kelapa sawit
dan produk4produk turunannya, diperlukan integritas yang tinggi terutama antara daerah
penghasil bahan baku, industri pengolah dan daerah pemasaran. industri minyak kelapa
sawil merupakan industriyang terpadu, dimana beberapa pemegang kepentingan saling
berkait. Keterkaitan dibagidalam dua kelompok yaitu kelompok daerah penghasil bahan
baku TBS dan daerah produsenatau pemasar produk turunan minyak kelapa sawit.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.2.2 Jembatan Timbang
Hal ini sangat sederhana, sebagian besar jenis jembatan timbang sekarang
menggunakan sel-sel beban, dimana tekanan beban menyebabkan variasi pada sistem
listrik yang diukur. Pabrik Kelapa Sawit sekarang ini pada umum nya sudah
menggunakan jembatan timbang yang terintegrasi langsung dengan sistem computer.
Prinsip kerja dari jembatan timbang yaitu truk yang melewati jembatan timbang
berhenti 5 menit, kemudian dicatat berat truk awal sebelum TBS dibongkar dan sortir,
kemudian setelah dibongkar truk kembali ditimbang, selisih berat awal dan akhir
adalah berat TBS yang diterima dipabrik.
TBS yang telah ditimbang kemudian diterima oleh bagian Loading ramp, untuk
dilakukan penyortiran. Hal ini dilakukan untuk memisahkan antara TBS yang layak
diolah atau tidak.
2.2.3 Penyortiran
Kualitas buah / TBS yang diterima pabrik harus diperiksa tingkat kematangan
nya. Jenis buah yang masuk ke PKS pada umumnya jenis Tenera dan jenis Dura. Kriteria
matang panen merupakan faktor penting dalam pemeriksaan kualitas buah pada stasiun
penerimaan TBS (Loading Ramp / penampungan TBS).
4
Catatan : Kadar Rendemen yang diperoleh dan besaran persentase ALB tergantung pada
jenis TBS yang diolah dan juga bergantung pada berapa lama TBS masuk ke tahap
pengolahan sejak dipanen dari kebun. Setelah TBS di panen, semakin lama waktu jeda
untuk diolah, semakin tinggi kadar ALB yang akan dihasilkan.
2.2.4 Perebusan
Setelah disortir, TBS yang layak olah lalu dimasukkan ke dalam lori rebusan yang
terbuat dari plat besi / baja berlubang-lubang (cage) dan langsung dimasukkan ke dalam
Sterilizer yaitu bejana perebusan yang menggunakan uap air yang bertekanan antara 2.6
sampai 3.0 Kg/cm2.
Sterilizer memiliki bentuk panjang 26 m dan diameter pintu 2,1 m (hal ini
tergantung dari design yang dipakai oleh pabrik). Dalam sterilizer dilapisi Wearing Plat
setebal 10 mm yang berfungsi untuk menahan uap / steam yang berasal dari Boiler.
Dibawah sterilizer terdapat lubang yang gunanya untuk pembuangan air condesat agar
pemanasan didalam sterilizer tetap seimbang.
5
Tandan buah yang sudah selesai direbus dimasukan ke dalam Threser, yang
berfungsi untuk memisahkan antara berondolan sawit dengan janjangan / tandan nya,
dengan menggunakan Hoisting Crane atau Fruit Elevator (hal ini tergantung pada design
yang digunakan oleh Pabrik).
Tujuan mesin Threser adalah untuk memisahkan brondolan dari tangkai tandan.
Alat yang digunakan pada mesin ini adalah drum berputar (rotari drum thresher). Hasil
stripping (perontokan) tidak selalu 100%, artinya masih ada brondolan yang melekat pada
tangkai tandan, ini yang disebut dengan USB (Unstripped Bunch). Untuk mengatasi hal
ini, maka dipakai sistem “Double Threshing”.
Sistem 'Double Thresing' bekerja dengan cara janjang kosong / EFB (Empty Fruit
Bunch) dan USB yang keluar dari thresher pertama, tidak langsung dibuang, tetapi masuk
ke threser kedua, supaya sisa berondolan yang masih tertinggal dari proses thresing
pertama dapat terambil.
6
Fungsi Digester :
1. Melumatkan daging buah.
2. Memisahkan daging buah dengan biji.
3. Mempersiapkan Feeding Press.
4. Mempermudah proses di Press.
5. Membantu menaikkan Temperatur pada Screw Press.
Didalam digester tersebut buah atau berondolan yang sudah terisi penuh diputar
atau diaduk dengan menggunakan pisau pengaduk yang terpasang pada bagian poros,
sedangkan pisau bagian dasar sebagai pelempar atau mengeluarkan buah dari digester ke
screw press.
Daging buah dari Digester yang telah diaduk secara bertahap dengan bantuan
pisau–pisau pelempar dimasukkan kedalam feed screw conveyor dan mendorongnya
masuk kedalam mesin pengempa (twin screw press) kemudian dimasukkan ke dalam alat
pengepresan (Screw Press) untuk memisahkan minyak keluar dari biji dan Serat (fibre).
Untuk memudahkan proses pengepresan ini perlu tambahan air panas (+ air
Condensat dari hasil perebusan) sekitar 10% s/d 15% terhadap kapasitas pengepresan.
Dari pengepresan tersebut akan diperoleh minyak kasar dan ampas / serat fiber serta biji.
Minyak kasar tersebut ditampung pada Crude Oil Tank, untuk dilakukan
pemisahan kandungan pasirnya pada Sand Trap yang kemudian dilakukan penyaringan
menggunakan Vibrating Screen. Sedangkan ampas dan biji yang masih mengandung
minyak (oil sludge) dikirim ke pemisahan ampas dan biji (Depericarper).
7
Dalam proses penyaringan minyak kasar perlu ditambahkan air panas untuk
melancarkan penyaringan minyak. Minyak kasar (Crude Oil) kemudian dipompakan ke
dalam mesin Decanter guna memisahkan Solid (kotoran padat) dan Effluent (kotoran
cair).
Pada Effluent masih terkandung unsur minyak, air dan masa jenis ringan lain nya,
kemudian ditampung pada Continious Settling Tank. Minyak dialirkan ke Oil Tank dan
pada fase berat (sludge) yang terdiri dari air dan padatan yang terlarut ditampung ke
dalam Sludge Tank yang kemudian dialirkan ke Sludge Separator untuk memisahkan
(mengutip) minyak yang masih terkandung didalam nya.
Minyak dari oil tank kemudian dialirkan ke dalam Oil Purifier untuk memisahkan
kotoran / solid yang mengandung kadar air. Selanjutnya dialirkan ke Vacuum Drier untuk
memisahkan air sampai pada batas standard. Kemudian melalui Sarvo Balance, minyak
sawit dipompakan ke tangki timbun (Oil Storage Tank).
8
2.3.3 Minyak Kelapa Sawit Sebagai Kosmetik
Kandungan vitamin dan mineral yang tinggi di dalam minyak kelapa sawit
mendorong produsen kosmetik mengembangkan produk-produk yang terbuat dari bahan
ini. Perlu diketahui bahwa minyak dari kelapa sawit ini merupakan bahan yang
mengandung vitamin E berupa tocopherol dan tocotrienol yang terbilang tinggi.
Beberapa contoh produk yang umumnya menggunakan minyak kelapa sawit sebagai
bahan baku ialah cream, lotion, shampo, dan pomade.
9
ke dalam tabung. Sesudah penuh, tali penghubung dikendorkan dan tabung diangkat.
Pengambilan contoh dilakukan pada tempat yang berbeda-beda ( atas, tengah dan
bawah ), kecuali bila isinya pada posisi kurang atau sama dengan ¼ dari ketinggian
tangki maka pengambilan contoh dapat diambil bagian atas dan bawah saja. Contoh-
contoh tersebut dicampur dan diaduk rata, kemudian diambil minimum 1 kg untuk
analisa.
b. Pipa dicelupkan dengan diameter ±1 inci yang dilengkapi katup bagian bawahnya.
Celupkan pipa kebagian bawah mobil tangki, tekan agar katup terbuka dan
minyak masuk ke dalam pipa, kemudian diangkat.
Pengambilan contoh pada bagian atas diambil secara langsung dengan
menggunakan botol contoh.
c. Tabung silinder yang dilengkapi penutup dan tali penghubung.
Celupkan tabung silinder pada bagian/level minyak yang akan diambil contohnya.
Tarik tali penghubung penutup sehingga minyak masuk kedalam tabung. Sesudah
penuh, kendorkan tali penghubung dan tabung diangkat
Semua contoh tersebut dilakukan pada bagian atas dan bawah. Contoh-contoh ini
kemudian dicampur dan diaduk rata kemudian diambil minimum 1 kg untuk
dianalisa.
10
2.5 Preparasi CPO
Preparasi CPO dapat dilakukan dengan cara Apabila sampel CPO yang
diinginkan adalah sampel cairannya dan masih terdapat padatannya maka dilakukan cara
desintrifuge terlebih dahulu agar dapat terpisah dengan fase padatnya
Alat-alat :
1. Timbangan elektronik cap. 200 gr
2. Water Bath
3. Piring kristal
4. Oven
5. Desikator
6. Kertas saring GF/B
7. Gooch crucible
8. Batang pengaduk
9. Pompa vacuum
10. Automatic burrete cap. 25 ml
11. Erlenmeyer
12. Pipet
13. Plat Pemanas (Hot Plate)
11
Bahan pereaksi :
• Hexane
• Larutan Penolphthalein AR (analitical reagent) 1%. Cara membuat : timbang 1 gram
dari penolpthalein dan campurkan dengan 100 ml ethanol.
• Sodium hydroxide AR 0,1 N lihat bagian lain-lain (seksi 7.4) mengenai standarisasi dari
sodium hydroxide.
• Iso propil alkohol (IPA) yang telah dinetralkan lebih dahulu dengan menggunakan
indikator pp dan larutan NaOH.
Catatan :
Pengambilan sampel dilakukan dengan mempergunakan alat pengambil sampel
kapasitas 200 cc.
Satu sampel harus diambil dari bagian atas, satu dari tengah dan satu lagi dari dasar
tangki (menyentuh plat).
12
REPORT THIS AD
Kalkulasi :
% FFA sebagai palmitic acid = (25,6 x t x N) / W
dimana :
t = Larutan NaOh dalam ml.
N = Normalitas Hydroxida
W = Berat minyak yang dipakai (gram)
Prosedur :
1. Keringkan piring kristal yang bersih dalam oven selama 15 menit pada 105ºC.
2. Biarkan menjadi dinginkan dalam desikator ± ½ jam
3. Timbang piring yang kering ini sampai 0,0001 gram terdekat. (W1)
4. Timbang sampel minyak kira-kira 20 gr ± 0,1 gr (W2)
5. Keringkan minyak dalam oven selama 6 jam pada temperatur 105ºC.
6. Dinginkan sampel tersebut didesikator selama ½ jam sebelum ditimbang kembali.
(W3)
Kalkulasi :
% Kadar air = ((W2 – W1) – (W3-W1) / (W2 – W1)) x 100
13
4. Sebuah piring kristal yang telah dikeringkan dan dingin ditimbang sampai 0,0001 gram
terdekat. (W2)
5. Ambil ± 20 gr sampel kedalam piring kristal. (W3)
6. Tambah 100 ml hexana dan aduk hingga homogen
7. Biarkan selama 5 menit sampai benda-benda yang tidak dapat larut mulai tenang.
8. Tuangkan cairan ini dengan hati-hati kedalam gooch crucible dengan dihisap oleh
vacum pump.
9. Pergunakan hexana baru untuk memindahkan minyak dan benda yang tidak larut
kedalam wadah gooch dan cuci gelas erlemeyer tersebut hingga bersih sampai tidak
ada minyak.
10. Bilamana semua pencucian telah selesai melewati filter, lepaskan vacuum.
11. Angkat wadah dan usap bagian luarnya dengan kertas tissue yang bersih.
12. Keringkan didalam oven pada 105ºC selama ½ jam.
13. Dinginkan dalam desikator selama ½ jam & timbang kembali wadah gooch dengan
isinya sampai 0,0001 gram terdekat. (W4)
Kalkulasi :
% Kotoran = ((W4 – W1) / (W3 – W2)) x 100
Catatan : Hasilnya harus dinyatakan dalam 3 desimal.
14
Bahan-bahan :
• Pelarut asam cuka : khloroform 3:2 (AR-grade)
• Larutan Kalium Iodida jenuh
• Natrium Tiosulfat standard N/500 atau N/100
• Indikator kanji
Persiapan :
Sediakan larutan Kalium Iodida jenuh dengan menambahkan Kalium Iodida (AR)
dengan 25 ml air suling yang barusan dididihkan, sampai tidak ada lagi kristal Kalium
Iodida yang melarut.
Indikator kanji baru dibuat, yaitu timbanglah ± 0,5 gram pasta kanji kedalam
gelas piala 100 ml. Tambahkan 50 ml air suling. Tempatkan gelas piala dan isinya diatas
hot-plate, didihkan sambil diaduk. Kanji akan larut segera setelah pendidihan yang
singkat. Angkat dari hot-plate.
Prosedur :
1. Tempatkan contoh minyak dalam oven yang suhu sekitar 45 – 50ºC sampai jernih
seluruhnya.
2. Timbanglah dengan seksama 5 gr minyak kedalam labu.
3. Tambahkan 30 ml pelarut asam cuka-khloroform dan goyang-goyang hingga semua
minyak tadi larut.
4. Tambahkan 0,5 ml larutan kalium iodida jenuh dengan mempergunakan pipet berskala
dan goyang sampai semua ikut tercampur. Diamkan larutan selama 1 menit ditempat
gelap dan selama detik-detik ini labu dapat digoyang-goyang, lalu setelah satu menit
berlalu tambahkan 30 ml air suling.
5. Tambahkan 0,5 ml larutan kanji dan selanjutnya titrasi dengan larutan natrium
tiosulfat, sambil titrasi sambil digoyang. Titik akhir dari titrasi ialah saat warna biru
kehitam-hitaman (dibentuk oleh complex kanji iodida) hilang. (ivanemmoy, 2013)
15
Kalkulasi :
PV meq = (t x N x 1000) / B
dimana :
t : Volume titrasi (ml)ml.
N : Normalitas dari Natrium Thiosulphate
B : Berat contoh minyak (gr)
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit adalah minyak nabati edibel
yang didapatkan dari mesocarp buah pohon kelapa sawit, umumnya dari spesies
Elaeis guineensis dan sedikit dari spesies Elaeis oleifera dan Attalea maripa.
Proses produksi CPO yaitu : Tandan buah segarjembatan tiangpernyortiran
TBSPerebusanPerontokan buah dari tandanDigesterScrew Press
Analisa mutu CPO :
Penentuan kandungan asam lemak bebas (FFA)
Penentuan Bilangan Peroksida
Penentuan Bilangan Penyabunan
Penentuan Bilangan Iod
17
DAFTAR PUSTAKA
abidin, z. (2015, agustus 28). Manfaat dan Kegunaan Minyak Kelapa Sawit. Retrieved from
kelapa sawit blogspot: http://klpswt.blogspot.com/2015/08/ini-dia-manfaat-dan-
kegunaan-minyak.html
ivanemmoy. (2013, juni 18). analisa laboratorium untuk analisa mutu cpo pada palm oil.
Retrieved from epc: https://ivanemmoy.wordpress.com/2013/06/18/analisa-
laboratorium-untuk-menentukan-kualitas-mutu-cpo-pada-palm-oil-mill/
p, i. e. (2017, september 28). cpo untuk pembangkit listrik. Retrieved from cpo untuk pembangkit
listrik: https://www.kompasiana.com/emmaindahp/59cce57ecd3bce35dd77de22/cpo-
untuk-pembangkit-listrik
saputri, o. (2017, agustus 19). Retrieved agustus 17, 2019, from https://www.academia.edu.com
18